F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

0 Menjelang 2020, Berkat Tuhan Bagi Kita


Apa yang Paling Kita Butuhkan Dalam Perjalanan Hidup Di Bumi Ini?
Oleh: Blogger Martin Simamora

A. Berkat Terbesar Sepanjang Masa Dari Tuhan Bagi Umat-Nya
Dalam kehidupan manusia secara global, kehidupan ini akan diukur dengan dua hal saja: pertama dengan berkat dan kedua dengan kesialan atau kerugian atau malapetaka dan seterusnya. Ini adalah dua hal alami yang senantiasa terjadi di muka bumi dan karenanya dalam segala upaya yang dilakukan manusia akan mengejar yang pertama untuk meluputkan diri dari yang kedua. Dalam kitab Suci bahkan hal ini diungkapkan bahkan dalam cara yang melampaui pengetahuan manusia…manusia tak dapat menyelami apa sebetulnya yang ada dan sedang berlangsung di dunia ini, serta siapakah sumber segala berkat dan sumber segala kuasa atas apapun yang telah, kini dan boleh terjadi di muka bumi ini. Mari kita membaca ini:
           
Ayub 1:5-10 Setiap kali, apabila hari-hari pesta telah berlalu, Ayub memanggil mereka, dan menguduskan mereka; keesokan harinya, pagi-pagi, bangunlah Ayub, lalu mempersembahkan korban bakaran sebanyak jumlah mereka sekalian, sebab pikirnya: "Mungkin anak-anakku sudah berbuat dosa dan telah mengutuki Allah di dalam hati." Demikianlah dilakukan Ayub senantiasa. Pada suatu hari datanglah anak-anak Allah menghadap TUHAN dan di antara mereka datanglah juga Iblis.Maka bertanyalah TUHAN kepada Iblis: "Dari mana engkau?" Lalu jawab Iblis kepada TUHAN: "Dari perjalanan mengelilingi dan menjelajah bumi."Lalu bertanyalah TUHAN kepada Iblis: "Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub? Sebab tiada seorangpun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan."         
Lalu jawab Iblis kepada TUHAN: "Apakah dengan tidak mendapat apa-apa Ayub takut akan Allah?Bukankah Engkau yang membuat pagar sekeliling dia dan rumahnya serta segala yang dimilikinya? Apa yang dikerjakannya telah Kauberkati dan apa yang dimilikinya makin bertambah di negeri itu.

Tidakkah ketika kita membaca teks ini, kita melihat Ayub begitu menyadari semacam bahaya dan resiko-resiko yang tak boleh dianggapnya sepi??Ia melakukan yang terbaik dan dalam penuh hormat bahwa dosa bukanlah hal yang boleh dianggap remeh…ia berpikir dan yakin jika dosa  memiliki korelasi ketat terhadap berkat atau kutuk.  Walau faktanya, ia akan mengalami serangkaian kontradiksi-kontradiksi yang menyakitkan dalam hidupnya berupa semacam ilusi takut akan Tuhan mendatangkan kutuk sehingga isterinya pun mengalami frustrasi sebagai akibat kegilaan situasi hidup yang mengurung kehidupan mereka tanpa sebuah kejelasan:"Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah!" (Ayub 2:9). Apakah anda sedang berada dalam situasi ini?

0 Tahun Berganti Tahun: Ia Senantiasa Gembala yang Baik


 “Mempunyai Seratus Ekor Domba, dan Jikalau Ia Kehilangan Seekor Di Antaranya…”
Oleh: Blogger Martin Simamora


A.Mazmur 23 Kebaikan dan Kasih Setia Tuhan Yang Maha Agung
Bagaimana Allah dapat digambarkan keagungan kebaikan dan kasih setia-Nya, merupakan hal yang tak mudah untuk dilukiskan, namun dalam Mazmur 23 kita akan sangat dibantu dan dipandu untuk masuk kedalam keagungan-Nya. Marilah kita membacanya:

Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya. Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku. Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah. Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.

Penggembalaan-Nya adalah pemeliharaan-Nya yang berlangsung dalam kedaulatan pemerintahan-Nya untuk mendatangkan sebuah maksud tertentu bagi setiap gembalaan-Nya. Karena itulah, sebetulnya, setiap kali kita membicarakan kebaikan dan kasih setia Tuhan terhadap anak-anak-Nya, tidak akan pernah menjadi semacam kemanjaan sebagaimana yang akan dibayangkan oleh seorang manusia. Penggembalaan yang luar biasa semacam ini:
-takkan kekurangan aku
-membaringkan aku di padang yang berumput hijau
-membimbing aku ke air yang tenang
-menyegarkan jiwaku

0 Tinjauan Ringkas Natal Yang Nyeleneh: Corpus Delicti & Yesus Yang Kehilangan Kesadarannya Dengan Allah


Dia Yang Telah Menyatakan Diri Dalam Rupa Manusia Adalah Keagungan Rahasia Ibadah Kita
Oleh: Blogger Martin Simamora

A.Natal
Natal sebagai perayaan yang kudus dan mulia, bukan sebuah selebrasi atas sebuah momentum mahapenting yang telah terjadi dan telah berlalu dalam sejarah manusia. Kalau kita memperhatikan sebuah catatan kecil namun begitu penting dalam sebuah epistel, ini begitu nyata jika natal bukan sama sekali sebuah perayaan yang kudus dan mulia yang hanya memerlukan pengenangan dan refleksi spiritual belaka. Kenyataannya adalah: natalnya Sang Kristus adalah jantung hidup iman Kristen, perhatikan ini: Dan sesungguhnya agunglah rahasia ibadah kita: "Dia, yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia, dibenarkan dalam Roh; yang menampakkan diri-Nya kepada malaikat-malaikat, diberitakan di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah; yang dipercayai di dalam dunia, diangkat dalam kemuliaan." (1Tim 3:16). Dikatakan agunglah rahasia ibadah kita, dikatakan demikian, sangat berkaitan erat dengan  salah satu pribadi Tritunggal Kudus: Dia, yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia. Epsitel ini berbicara tentang kehidupan dan penyelenggaraan kehidupan persekutuan  jemaat Tuhan dalam sebuah tatanan yang sama sekali kehidupannya tak bersumber dari kecakapan keorganisasian dan individual-individual pemimpinnya,melainkan pada siapakah yang menjadi sentral dan pelembaganya, yaitu Dia yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia. Natalnya Kristus, dengan demikian, tidak dirayakan sebagai sebuah titik momentum dalam sebuah sejarah tetapi dihidupi bahkan dalam setiap aspek kehidupan Kristen mulai dari kehidupan pribadi, keluarga, bermasyarakat hingga didalam gereja baik sebagai organisasi dan tubuh Kristus universal.

Injil Yohanes  menunjukan bahwa Natal, bukan semacam perayaan yang bersifat festival yang meriah pada momennya dan perlahan meredup disepanjang waktu kedepan hingga datang lagi saat semacam ini. Coba kita membaca injil ini:

0 MENJAWAB MITOS-MITOS ANTI-X'MAS


ET’PATAH ISCS
              Jum’at, 18 Januari 2019


DIALOG IMAJINER
RAHIB DIONYSIUS EXIGUUS DAN KYAI TUNGGUL WULUNG:
BINTANG BETLEHEM DAN THE MAGI CODE 
(Tulisan Terakhir dari Dua Tulisan)
 

Oleh Dr. Bambang Noorsena





1. 25 DESEMBER ATAU 7 JANUARI?

    :  “Kalau begitu, wahai Rahib. Mengapa gereja-gereja Timur merayakan Natal 7 Januari, berbeda dengan Barat yang merayakan 25 Desember?”, tanya Kyai Tunggul Wulung melanjutkan diskusi minggu lalu.

    :  “Itu hanya beda sistem kalender, tidak ada perbedaan ajaran teologinya”, jawab rahib Dionysius.

    :  “Maksudnya, Rahib?”.

    :  “Mula-mula”, kisah Rahib Dionysius, “Barat dan Timur merayakan Natal 25 Desember, sampai tahun 1582 ketika Paus Gregorius XIII memodifikasinya, akhirnya dikenal kalender Gregorian yang kini diakui secara internasional”.

    :  “Jadi, secara liturgis gereja-gereja Timur masih memakai hitungan Kalender Yulian, sedangkan di Barat memakai kalender baru Gregorian?”, tanya Sang Kyai.

    :  “Betul, betul Kyai!”

    :  “Lalu mengapa kalender Yulian berubah menjadi 7 Januari, Rahib?”.

    :  “Justru yang berubah itu kalender yang baru, karena tanggalnya maju 13 hari. Jadi, 25 Desember itu mestinya masih 12 Desember, Kyai”.

    :  “Lha iya, yang saya tanyakan kenapa kok maju 13 hari, Rahib. Maaf...”, Kyai Tunggul Wulung terus mengejar.

    :  “Selisih 13 hari itu mula-mula disebabkan perbedaan dalam menghitung jatuhnya Paskah”, jelas Rahib Dionysius. “Gereja Barat menetapkan jatuhnya perayaan Paskah tepat pada bulan purnama musim semi. Ini mengikuti kebiasaan Paskah Yahudi. Padahal Yahudi memakai kalender bulan yang setahunnya hanya 354 hari. Itu berarti selisihnya dengan kalender matahari 10 hari. Paskah Yahudi, yang mengenang keluarnya Israel dari Tanah Mesir, memang selalu jatuh pada bulan purnama, 15 Nisan”.

0 MENJAWAB MITOS-MITOS ANTI-X'MAS


ET’PATAH ISCS
             Jum’at, 11 Januari 2019


DIALOG IMAJINER
RAHIB DIONYSIUS EXIGUUS DAN KYAI TUNGGUL WULUNG:
KONTROVERSI PERAYAAN TAHUN BARU
(Tulisan Pertama dari Dua Tulisan)


Oleh Dr. Bambang Noorsena


1. KILAS BALIK

Pada tahun 533 M, St. Dionysius Exiguus Sang Rahib dari Roma (470-544), seorang teolog, matematikawan, dan ahli astonomi, menciptakan Kalender Masehi yang kini menjadi kalender internasional. Tahun ini dikenal sebagai ANNO DOMINI/AD (Tahun Tuhan), karena dihitung setelah kelahiran Yesus, sedangkan tahun-tahun sebelumnya lebih dikenal BEFORE CHRIST/BC (Sebelum Kristus).

Kyai Ibrahim Tunggal Wulung (1800-1885) dilahirkan dengan nama muda Raden Tandakusuma. Sebagai “trahing kusuma” (keturunan priyayi) ternyata Sang Kyai masih cicit KGPAA. Mangkunegara I. Ketika menjabat demang di wilayah Kediri, sang Kyai lebih dikenal dengan nama Demang Padmadirdja. Pada tahun 1855 dalam pengejaran Belanda karena keterlibatannya dalam Perang Diponegoro (1825-1830), Kyai Tunggul Wulung memutuskan menjadi pengikut Kristus berdasarkan wangsit yang diterimanya ketika bertapa di gunung Kelud. Karena itu, Kyai yang juga diduga penulis Serat Darmogandhul ini, dikenal sebagai Ki Ajar Kelud.

0 MENJAWAB MITOS-MITOS ANTI-X'MAS


ET’PATAH ISCS
Jum’at, 4 Januari 2019


DIALOG IMAJINER
KABAR DARI EFESUS: SEJAK DULU DAJJAL NGGAK SUKA NATALAN
(Tulisan Terakhir dari Dua Tulisan)

Oleh Dr. Bambang Noorsena

1. PRAWACANA

Dari Yerusalem sampai ujung-ujung bumi, gemerlap kembang-kembang api menyambut pergantian tahun di bumi, cahayanya tampak dari ketinggian הַר צִיּוֹן Har Tsion”, Yerusalem Surgawi:

     : Eda brika u-risheh d'shata brikta” (ܥܐܕܐ ܒܪܝܟܐ ܘܪܝܫܗ ܕܫܝܬܐ ܒܪܝܟܬܐ “Selamat Natal dan Tahun Baru”), ucap St. Nicolas dalam bahasa Aramaik.

     : “Selamat Natal dan Tahun Baru juga, ya Baba Noel”, jawab Sang Patriarkh.

Setelah saling bertukar khabar suka, dialog kedua santo ini mulai memecah sunyi.


2. DAJJAL, GNOSTIK DAN NATAL

     :“Sebenarnya penolakan natal itu sejak kapan dan dasarnya apa, Ya Qadasah Albaba”, tanya St. Nicolas melanjutkan diskusi minggu lalu.

    : Tidak ada dasar, mula-mula asal beda dengan Katolik saja”, ujar Paus Alexandria. “25 Desember baru dimasalahkan tahun 1743, Ernest Jablonsky yang pertama menolaknya. Tapi tanpa sadar, akar penolakan itu spiritnya bisa dilacak dari zaman rasuli sendiri”.

     :“Sejak zaman rasuli?”

     :“Ya, itulah yang harus dihadapi Rasul Yohanes pada hari-hari tuanya di Efesus. Bidat Gnostik. Masih ingat mereka, ya Baba Noel?”, tanya Patriarkh Dimitri Al-Awwal lugas.

    :“Tentu semua orang ingat itu, Ya Patriarkh. Itulah Anti Kristus. Saudara-saudara seiman kita di gereja-gereja Syria menyebutnya ܡܫܝܚܐ ܕܓܠܐ “Mshīḥa Dagalā”, yang akhirnya diterjemahkan dalam bahasa Arab المسيح الدجّالAl-Masīḥ ad-Dajjāl...”, jawab St. Nicolas.

0 MENJAWAB MITOS-MITOS ANTI-X'MAS


ET’PATAH ISCS
               Jum’at, 28 Desember 2018

DIALOG IMAJINER
ST. NICOLAS DARI MYRA DAN PATRIARKH DEMETRIUS I DARI ALEXANDRIA:
25 DESEMBER KELAHIRAN DEWA MATAHARI? 
(Tulisan Pertama dari Dua Tulisan)

Oleh Dr. Bambang Noorsena
1. KILAS BALIK

St. Demetrius I (Arab: البابا ديمتري الأولAlbaba Dimitri al-Awwal), adalah Patriarkh Gereja Alexandria dan penerus yang ke-12 dari takhta suci Rasul Markus, wafat pada tahun 232. Sedangkan St. Nikolas dari Myra (yang lebih populer dikenal Santo Nikolas) adalah seorang Uskup yang terkenal dermawan, dan salah satu dari 318 peserta konsili ekumenis di Nikea tahun 325. Konsili ekumenis (المجمع المسكونيهal-Majma' al-Maskuniyyah”) pertama ini, selain dengan tegas merumuskan posisi Kristus sebagai Putra (Firman) Allah “dilahirkan tidak diciptakan” (genitum non factum), juga mengakhiri kontroversi mengenai perayaan Paskah.

Karena perjuangan imannya, St. Nicolas pernah dipenjarakan di bawah pemerintahan Kaisar Dioklesianus. Sebagai seorang peserta Konsili, St Nicolas tentunya sangat paham pemikiran-pemikiran Paus Demetrius I, yang akhirnya diterima oleh konsili, khususnya penyeragaman perayaan Paskah “kebangkitan Kristus”, sebab sebelum itu sebagian gereja masih mengikuti Paskah “exodus dari tanah Mesir” yang jatuh setiap 15 Nisan, warisan kalender Yahudi.


2. SINTERKLAS

Dari Yerusalem surgawi, dialog imajiner ini dimulai, ketika kedua pahlawan iman itu saling bertemu:

0 MENJAWAB MITOS-MITOS ANTI-X'MAS


ET’PATAH ISCS
               Jum’at, 21 Desember 2018


ANSWERING THE ANTI-X'MAS MYTHS:
MIGDAL EDER, NATAL DAN MITOS BETLEHEM BERSALJU 
(Tulisan Terakhir dari Dua Tulisan)
Oleh Dr. Bambang Noorsena


1. MUNGKINLAH DOMBA-DOMBA DIGEMBALAKAN DI PADANG BULAN DESEMBER?

Catatan Injil ini sering dipertanyakan dalam kaitan dengan perayaan Natal: “Di daerah-daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam” (Luk. 2:8). Kalau kalender liturgis gereja diterima, Yesus lahir pada 25 Desember (kalender Gregorian yang dipakai gereja Katolik dan Protestan) atau pada 7 Januari (kalender Yulian yang digunakan gereja-gereja Timur), mungkinkah ada kawanan domba yang digembalakan di padang pada waktu malam di musim dingin?

Padahal seperti yang diteguhkan oleh catatan-catan sejarah gereja kuno maupun literatur rabbinik Yahudi, yang dimaksud “padang gembala” ternyata bukan padang gembala biasa. Menurut sejarawan Eusebius dari Kaisaria (265-340), tempat itu berkaitan dengan מִגְדַּל־עֵ֗דֶר Migdal Eder (Menara Kawanan Domba), yang terletak seribu kaki dari Betlehem. Inilah tempat para gembala menerima berita kelahiran Yesus. Migdal Eder (Menara Kawanan Domba) dalam Taurat dan kitab Nabi-nabi (Kej. 35:21; Mikha 4:8), yang dalam tafsir para rabbi Yahudi juga dikaitkan dengan pengharapan akan datangnya Sang Raja Mesiah.

Dalam Kej. 35:16-22 dikisahkan tentang kematian Rahel pada waktu melahirkan Benyamin, yang kemudian dikuburkan di jalan ke Efrata, yaitu di Betlehem. Kuburan Rahel ini ada di Betlehem hingga sekarang, sebuah bangunan dengan kubah putih dengan menorah di atasnya dan tertulis dalam bahasa Ibrani קבר רחל ”Qever Raḥel” (kubur Rahel). Targum Yonathan menerjemahkan frasa וְאַתָּ֣ה מִגְדַּל־עֵ֗דֶר ”We attah Migdal ‘Eder” (Hai engkau Menara Kawanan Domba) dalam Mikh. 4:8 sebagai personifikasi Mesias: ואַת מְשִׁיחָא דְיִשׁרָאֵלW’at Meshîhâ d'Yisra’el”. “Hai Mesias Israel” (Sperber, 1992:445). Sedangkan Targum Pseudo-Yonathan menyebut Miqdal Eder, tempat Yakub memasang kemahnya, sebagai tempat Raja Mesiah akan menyatakan diri-Nya pada hari-hari akhir (M. Tsuq'er, Vol. I, 2014: 864).

0 MENJAWAB MITOS-MITOS ANTI-X'MAS


ET’PATAH ISCS
               Jum’at, 14 Desember 2018


ANSWERING THE ANTI-X’MAS MYTHS :
SEJARAH PERAYAAN NATAL 25 DESEMBER
(Tulisan Pertama dari Dua Tulisan)

Oleh Dr. Bambang Noorsena


1. CATATAN AWAL

Tahun ini, seperti tahun-tahun sebelumnya, bertebaran berita seputar haramnya mengucapkan selamat Natal. Selain didasarkan atas penilaian teologis sepihak yang sama sekali tidak mencerminkan keyakinan Kristiani tentang Yesus, mulai keilahian-Nya sebagai Kalimatullah (Firman Allah) dan kaitannya dengan keTritunggalan Allah yang Esa (Yohanes 1:1, Matius 28:19; Markus 12:29), kini dibumbui dengan mitos-mitos anti-Natal yang ironisnya justru mula-mula dikembangkan oleh orang Kristen sendiri di Eropa sejak abad-abad modern.

Faktanya, Natal baru dipersoalkan oleh teolog Protestan Jerman, Ernst Jablonsky permulaan abad 19 M, bahwa perayaan Natal diambil alih dari perayaan kelahiran Dewa Matahari Tak Terkalahkan (Natalis Sol Invicti). Pendapat yang jelas-jelas salah ini tanpa “check and recheck” berdasarkan sumber-sumber primer sejarah gereja kuno, langsung diikuti oleh Encyclopedia Britania dan Encyclopedia Americana.

Padahal penulis entry “Christmas” dari kedua encyclopedia ini sama sekali tidak memahami sejarah gereja kuno, khususnya sejarah liturgi dan penetapan perayaan-perayaan gerejawi. Kesalahan ini disebabkan antara lain karena para penulis itu hanya mendasarkan pada sumber-sumber sejarah gereja Barat abad belakangan, yang mengatakan bahwa perayaan Natal untuk pertama kali ditetapkan oleh Paus Yulius di Roma pada abad IV.

0 Divinitas Christmas Adalah

Relasi Eksklusif & Divinitas Antara Nabi Musa dan Yesus Sang Nabi Yang Akan Datang
Oleh: Martin Simamora


A.Kesaksian Kitab Musa Mengenai Christmas atau Kelahiran Kristus
Yesus Sang Kristus sendiri mengenai dirinya dan Nabi Musa kala ia bersaksi mengenai dirinya atau siapakah dirinya berkata begini:   Sebab jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga kepada-Ku, sebab ia telah menulis tentang Aku. Tetapi jikalau kamu tidak percaya akan apa yang ditulisnya, bagaimanakah kamu akan percaya akan apa yang Kukatakan?" (Yohanes 5:46-47), Nabi Musa menjadi sebuah pondasi utama dalam kitab suci yang secara langsung membicarakan sosok mesias yang dinanti-nantikan. Sang Kristus bahkan menegaskannya dalam bahasa yang menutup satu kemungkinan bahwa ada keraguan dalam kebenaran yang sedang dikatakannya dengan berujar: Sebab jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga kepada-Ku, sebab ia telah menulis tentang Aku. Musa dikemukakan Kristus menuliskan kedatangan dirinya dalam cara yang sangat khusus dan menjadi jantung kehidupan kitab suci yang dituliskannya. Jika demikian mari kita memperhatikan sejumlah cuplikan dari Kitab Musa:

Ulangan 18:15 Seorang nabi dari tengah-tengahmu, dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku, akan dibangkitkan bagimu oleh TUHAN, Allahmu; dialah yang harus kamu dengarkan.

Nubuat diatas begitu personal dalam sebuah ekspresi yang begitu eksklusif pada jati diri mesias yaitu: sama seperti aku. Ini bukan saja bahwa nabi yang akan datang itu seorang yang juga seharusnya Yahudi tetapi juga memiliki relasi divinitas yang dibangunkan oleh TUHAN antara Musa dan nabi yang akan datang. Nubuat ini begitu personal karena TUHAN sendiri mengadakannya dalam sebuah cara meletakan satu elemen yang begitu spesifik dan begitu absolut yaitu dari antara saudara-saudaramu dan sama seperti diri Musa. Itu sebabnya juga Kristus, kemudian, menggenapkan relasi elementer yang absolut itu bahkan dalam bagaimana Ia menggenapi maksud Bapa didalam dan melalui dirinya saja. Perhatikan ini:

Yohanes 3:14 Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan,

0 INJIL BARNABAS DALAM DIALOG TEOLOGIS KRISTEN-ISLAM


ET’PATAH ISCS
Jum’at, 13 Desember 2019


INJIL BARNABAS DALAM DIALOG TEOLOGIS KRISTEN-ISLAM
(Tulisan Pertama dari Dua Tulisan +)



Oleh Dr. Bambang Noorsena

+) Makalah ini yang dipresentasikan dalam Seminar Nasional “Problematika Injil Barnabas” yang diselenggarakan
Yayasan “Hidayah Bangsa” dan IAIN Salatiga, 28 Nopember 2019.

1. CATATAN PENGANTAR

Minat sebagian orang terhadap Injil Barnabas, menarik untuk dikaji. Cukup besar minat itu, sampai Prof. Anwar Musaddad menggolongkannya mendekati hadits, sekalipun dalam kategori daif. Untungnya, tidak semua orang silau terhadap kehadiran buku ini. Prof. Drs. K.H. Hasbullah Bakry, misalnya, memustahilkan buku ini berasal dari murid-murid Isa Al-Masih, sebab “Injil” ini ditulis dalam bahasa Italia, sedangkan pada zaman Yesus bahasa-bahasa yang dipakai adalah Ibrani, Aramaik, Yunani atau minimal bahasa Latin sebagai bahasa adminstrasi kekaisaran Roma saat itu.

Bahasa Italia adalah bentuk moderen dari bahasa Latin, yang baru menjadi bahasa tulis sejak abad XV, karena itu tidak mungkin berasal dari zaman Yesus. Pada abad pertama bahasa Yunani Koine adalah bahasa internasional, sehingga keempat Injil kanonik, yaitu Matius, Markus, Lukas dan Yohanes, semua telah ditulis pada abad pertama. Pemakaian publikasi palsu ini dalam dialog teologis Kristen-Islam, merusak semangat dialog yang jujur. Karena itu, Abbas Mahmoud Al Aqqad, sastrawan Mesir yang terkenal, dalam bukunya “ayāt al-Masīh fī al-Tārīkh wa al-Kusyûf al-’ashr al-adīts” (1954), menyarankan agar umat Islam di dunia membuang jauh-jauh publikasi palsu ini.

0 Kristus dan Christmas

Karena Dialah yang Akan Menyelamatkan Umat-Nya dari Dosa Mereka

Oleh: Martin Simamora
 
Lukisan Master Bertram abad ke-14
A. Kelahiran Sang Kristus & Dosa
Sementara perayaan kelahiran Sang Kristus  dalam segala kekhikmatannya dan dalam refleksi iman bahwa Allah  begitu mengasihi manusia sehingga Ia mengirimkan satu-satunya Juruselamat dunia, harus dicamkan bahwa kelahiran Sang Mesias ini sangat terkait erat dengan problem maha besar bagi manusia di dunia ini. Kelahiran Kristus bukan saja diasosiasikan dengan problem manusia yang tak terpecahkan oleh manusia itu sendiri, tetapi memang Ia dilahirkan kedalam dunia ini untuk satu tujuan besar yang datang dari Allah bagi manusia: karena Dialah yang akan menyelamatkan Umat-Nya dari Dosa mereka. Mari perhatikan injil ini:
           
Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka."- (Matius 1:20-21)

Jikalau kita mau memperhatikan secara cermat dan penuh dengan pengakuan keberadaan diri terhadap problem dosa, maka kita melihat satu pesan kuat bahwa dosa pada problemnya setidaknya mengandung 2 elemen kuasa yang mencengkram manusia:

Pertama: dosa memiliki kuasa yang bekerja pada eksistensi umat manusia dalam sebuah cara sedemikian rupa sehingga bukan saja memperbudak namun memegang destinasi akhir umat manusia tanpa dapat dicegahnya untuk terwujud.

Kedua: dosa memiliki kuasa yang bekerja dan memerintah secara supra-kemanusiaan umat manusia sehingga bukan saja melampaui atau mengatasi dunia moralitas atau karakter dan keluhuran/ kemuliaan seorang makhluk manusia, namun menjadikan segala aspek akal budi dan keagungan budi pekerti manusia tidak mampu bahkan untuk sekedar melemahkan dan apalagi menekuk kuasa dosa melalui kinerja-kinerja keluhuran manusia yang dapat dibangun dan dikembangkannya pada tingkat keoptimalannya secara konsisten. Itu sebabnya berbagai upaya membangun moralitas dan keluhuran makhluk manusia menjadi tidak relevan untuk dikontradiksikan atau dioposisikan terhadap kasih karunia Allah, seolah kasih karunia Allah merendahkan atau mengakibatkan pembangunan karakter mulia menjadi tak penting atau bukan hal mulia untuk dibiakan, atau sebaliknya: dengan membangun kemuliaan manusia dalam keoptimalan menjadi salah satu cara mendapatkan perkenanan Allah, walau tanpa Kristus dan tanpa sama sekali mendengarkan injil.

0 Percakapan Suci Di Dekat Sumur Yakub

Sang Mesias Berkuasa Memberikan Kepadamu Air Hidup
Oleh: Martin Simamora


A.Adakah Engkau Lebih Besar dari pada bapa kami Yakub
Siapakah Kristus menjadi sentral dalam injil bukan  dalam konteks yang dapat dipahami oleh dunia pikir manusia walau Ia sendiri telah datang dalam konteks manusia yang seutuhnya. Dalam satu kasus yang sangat signifikan di dekat sumur Yakub dalam sebuah momen yang sangat biasa..begitu normalnya bagi seorang manusia yang haus dan membutuhkan tegukan air sejuk, siapakah Yesus Kristus menjadi topik  yang penting. Kita harus memahami bahwa komplikasi ini muncul karena Yesus dalam kemesiasannya senantiasa menghadirkan kemesiasan yang melampaui pemahaman judaisme di eranya terutama pada makna mesias dan anak Allah. Kita tahu bahwa terminologi anak Allah dan mesias bukanlah hal yang asing dalam judaisme, sebagaimana kitab suci menunjukannya:

Mengenai raja Salomo:
Aku akan menjadi Bapanya, dan ia akan menjadi anak-Ku (2Sam 7:14)

Mengenai Israel
Ketika Israel masih muda, Kukasihi dia, dan dari Mesir Kupanggil anak-Ku itu (Hosea 11;1)

Mengenai Daud
Telah Kutaruh mahkota di atas kepala seorang pahlawan (Mazmur 89:19)

Sehingga berdasarkan teks-teks diatas tersebut,ketika kita membaca catatan injil mengenai Kristus:
          
Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah (Markus 1:1)

Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!" (Matius 16:16)

   
tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya. (Yohanes 20:31)

Maka gelar yang diurapi dan Anak Allah secara konsepsi bukanlah hal yang unik dan satu-satunya bagi Yesus.Bahkan dalam pemahaman judaisme, dengan demikian, pada mesias sama sekali tidak mengandung keilahian atau kedivinitasan dan demikian juga terminologi anak Allah pun tidak, sampai Yesus menampilkan dirinya sebagai divinitas baik kemesiasannya dan ke-anakAllahan-nya dalam perkataan dan perbuatannya di bumi ini. 

Dengan kata lain, jika Yesus adalah mesias dan raja selanjutnya yang datang sebagai yang diurapi untuk membawa pembebasan dan kemerdekaan dalam pemahaman judaisme, seharusnyalah ia tidak dan bukan yang ilahi dalam cara yang bagaimanapun. Kita juga harus mencamkan bahwa Yahudi begitu ketat dalam memelihara monoteisme.

0 Yang Kudus Dari Allah Telah Menjadi Manusia


Perintah-Nya Tak  Dapat Ditolak Bahkan Oleh Kerajaan Maut

Oleh:Martin Simamora

A.Yang Kudus Dari Allah
Bagi Sang Kristus, tujuan kedatangannya kedalam dunia ini atau dalam bahasa injil Yohanes: pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah….  Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita (Yohanes 1:1,4) secara pasti dan mutlak tidak akan pernah terpisah dari dirinya..sampai kapanpun. Harus dikatakan dengan demikian, oleh sebab siapakah ia akan senantiasa adalah siapakah dia sejak sebelum permulaan dan sejak apa yang disebut sebagai permulaan memiliki apa yang disebut dengan eksistensi. Itu sebabnya permulaan injil Yohanes serba agung dalam menggambarkan siapakah Yesus…bukan dikarenakan sebuah upaya mengkonstruksikan keilahian Kristus hingga pada level tak bedanya dengan Allah. Menyatakan pada mulanya adalah Firman yang bertautan secara agung dengan Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah….ini adalah hakekat Sang Firman itu sendiri, jadi jika dipertanyakan sekudus apakah Kristus…? Maka tidak ada semacam relativitas yang bagaimanapun, tidak juga bisa dikatakan bahwa ketuhanan atau kedivinitasan Kristus adalah divinitas termulia yang sanggup mendekati Allah…Yohanes 1:1 menyatakannya demikian. Lalu apakah keotentikan “Firman itu telah menjadi manusia” bukan sama sekali semacam indikasi kemerosotan kehakekatan  Sang Firman kala menjadi manusia?

Menjawab ini, siapapun wajib memperhatikan mahkota injil Yohanes, yaitu “pada mulanya adalah Firman…Firman itu telah menjadi manusia.” Kristus memiliki identitas yang cenderung membuat dirinya walau menjadi manusia otentik…sekaligus Firman yang otentik. Maksudnya, ini pasti lebih besar dari sekedar julukan, ini haruslah sebuah hakekat-Nya sendiri yang begitu berotoritas secara absolut semacam ini:

         
Oleh firman TUHAN langit telah dijadikan (Mazmur 33:6)

Sebab Dia berfirman, maka semuanya jadi; Dia memberi perintah, maka semuanya ada. (Mazmur 33:9)
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9