Perintah-Nya Tak
Dapat Ditolak Bahkan Oleh Kerajaan Maut
Oleh:Martin Simamora
A.Yang Kudus Dari Allah
Bagi
Sang Kristus, tujuan kedatangannya kedalam dunia ini atau dalam bahasa injil
Yohanes: pada mulanya adalah Firman;
Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah…. Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di
antara kita (Yohanes 1:1,4) secara pasti dan mutlak tidak akan pernah
terpisah dari dirinya..sampai kapanpun. Harus dikatakan dengan demikian, oleh
sebab siapakah ia akan senantiasa adalah siapakah dia sejak sebelum permulaan
dan sejak apa yang disebut sebagai permulaan memiliki apa yang disebut dengan
eksistensi. Itu sebabnya permulaan injil Yohanes serba agung dalam
menggambarkan siapakah Yesus…bukan dikarenakan sebuah upaya mengkonstruksikan
keilahian Kristus hingga pada level tak bedanya dengan Allah. Menyatakan pada
mulanya adalah Firman yang bertautan secara agung dengan Firman itu
bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah….ini adalah hakekat Sang
Firman itu sendiri, jadi jika dipertanyakan sekudus apakah Kristus…? Maka tidak
ada semacam relativitas yang bagaimanapun, tidak juga bisa dikatakan bahwa
ketuhanan atau kedivinitasan Kristus adalah divinitas termulia yang sanggup
mendekati Allah…Yohanes 1:1 menyatakannya demikian. Lalu apakah keotentikan “Firman
itu telah menjadi manusia” bukan sama sekali semacam indikasi kemerosotan
kehakekatan Sang Firman kala menjadi
manusia?
Menjawab
ini, siapapun wajib memperhatikan mahkota injil Yohanes, yaitu “pada mulanya
adalah Firman…Firman itu telah menjadi manusia.” Kristus memiliki identitas
yang cenderung membuat dirinya walau menjadi manusia otentik…sekaligus Firman
yang otentik. Maksudnya, ini pasti lebih besar dari sekedar julukan, ini
haruslah sebuah hakekat-Nya sendiri yang begitu berotoritas secara absolut
semacam ini:
Oleh
firman TUHAN langit telah dijadikan (Mazmur 33:6)
Sebab
Dia berfirman, maka semuanya jadi; Dia memberi perintah, maka semuanya ada.
(Mazmur 33:9)
Ia
menyampaikan firman-Nya, lalu mencairkan semuanya (Mazmur 147:18)
Baiklah
semuanya memuji nama TUHAN, sebab Dia memberi perintah, maka semuanya tercipta.
(Mazmur 148:5)
Karena
ini adalah hakekat firman maka demikian jugalah dengan Firman….bahkan karena
ini adalah hakekat kekal yang menjadi sumber segala hal yang dikatakan ada,
maka ketika dikatakan Firman itu telah menjadi manusia…maka mustahil hakekat
kekal menjadi mengalami kemerosotan yang bagaimanapun juga. Bahwa Firman itu
telah menjadi manusia dan mengalami fase-fase biologis pertumbuhan seorang anak
manusia sejak dalam kandungan, dilahirkan dan mengalami pertumbuhan seutuhnya
manusia…dalam hal ini, Ia tidak kehilangan dan disurutkan bahwa Ia adalah
Firman…ketidakmungkinannya begitu absolut sebab Firman itu sendiri tidak
diciptakan dan sumber penciptaan itu sendiri. Ini adalah hal substantif yang
harus dipegang secara konstan dalam menjelaskan apapun yang terjadi dalam dan
disekitar Kristus. Satu-satunya untuk penjelasan yang pasti akan menimbulkan
banyak sekali komplikasi bagi pemahaman spiritual dan eksistensi manusia…hanya
dengan memperhatikan bahwa Firman itu sendiri tidak diciptakan dan adalah
sumber penciptaan sementara Ia menjadi manusia dan mengalami pembentukan
biologis dalam janin Ibu-Nya dan mengalami pertumbuhan yang begitu alami dan
utuh, kita dapat memiliki pemahaman yang kokoh untuk menjelaskan kehakekatan divinitas Kristus yang tak surut pada Ia
adalah Firman dalam insiden-insiden semacam ini:
Di
dalam rumah ibadat itu ada seorang yang kerasukan setan dan ia berteriak dengan
suara keras: "Hai Engkau, Yesus orang Nazaret, apa urusan-Mu
dengan kami? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau:
Yang Kudus dari Allah."Tetapi Yesus menghardiknya, kata-Nya: "Diam,
keluarlah dari padanya!" Dan setan itupun menghempaskan orang itu ke
tengah-tengah orang banyak, lalu keluar dari padanya dan sama sekali tidak
menyakitinya. Dan semua orang takjub, lalu berkata seorang kepada yang lain,
katanya: "Alangkah hebatnya perkataan ini! Sebab dengan penuh wibawa dan
kuasa Ia memberi perintah kepada roh-roh jahat dan merekapun keluar."
(Lukas 4:33-36)
Ini
akan sangat membantu kita untuk memahami kudus dan kekudusan pada Yesus untuk
tidak terjebak pada substansi kudus yang terjebak dalam theisme yang
politeistik.
Catatan
Injil semacam ini :dari banyak orang
keluar juga setan-setan sambil berteriak: "Engkau adalah Anak Allah."
(Lukas 4:41) walau terlihat megah, justru menjadi pangkal utama problem manusia
dalam memandang Kristus.
Catatan
terpentingnya adalah: yang kudus dari Allah memiliki kebakuan atau sama sekali
bukan keabstrakan yang melayang-layang tak memiliki kekongkritannya, pada
siapakah dirinya…apakah allah yang lain disamping Allah? Hal itu tidak mungkin
sebab Kitab Suci memberikan petunjuk mengenai firman: Sebab Dia berfirman, maka semuanya jadi; Dia memberi perintah, maka
semuanya ada (Mazmur 33:9), dan itulah yang dilakukan oleh Sang Firman yang
telah menjadi manusia:
Tetapi
Yesus menghardiknya, kata-Nya: "Diam, keluarlah dari padanya!" Dan
setan itupun menghempaskan orang itu ke tengah-tengah orang banyak, lalu keluar
dari padanya dan sama sekali tidak menyakitinya. (Lukas 4:35)
Satu-satunya
penjelasan mengapa hal ini terjadi bukan karena sang mesias telah mencapai level
kekudusan tertentu yang diperjuangkannya. Apa yang tersingkap adalah sang
mesias memiliki otoritas dan pemerintahan yang bahkan dunia atau kerajaan
kegelapan tak sanggup menolaknya! Siapa yang sanggup menolak firman yang
bekerja untuk melakukan kehendak Dia yang berfirman/Sang Firman? Tidak ada!
Sehingga inilah yang disaksikan orang banyak: kata-Nya: "Diam, keluarlah dari padanya!" Dan
setan itupun menghempaskan orang itu ke tengah-tengah orang banyak, lalu keluar
dari padanya dan sama sekali tidak menyakitinya.
Yang
Kudus dari Allah dengan demikian harus dijelaskan berdasarkan diri Yesus
sendiri baik dalam perkataan dan perbuatannya yang berdimensi otoritas dan
pemerintahan kerajaan-Nya. Bukankah itu adalah tujuan kedatangan Sang Firman
kedalam dunia dengan menjadi manusia? Perhatikan ini: Tetapi Ia berkata kepada
mereka: "Juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan Injil Kerajaan
Allah sebab untuk itulah Aku diutus." (Lukas 4:43).
B. Perintah atau Sabda Tak
Dapat Ditolak: Sebab
Dia berfirman, maka semuanya jadi (Mazmur 33:9)
Ketika
anda membaca ini:
Ketika
matahari terbenam, semua orang membawa kepada-Nya orang-orang sakitnya, yang
menderita bermacam-macam penyakit. Iapun meletakkan tangan-Nya atas mereka
masing-masing dan menyembuhkan mereka. Dari banyak orang keluar juga
setan-setan sambil berteriak: "Engkau adalah Anak Allah." (Lukas
4:40-41)
Ini
harus dilihat sebagai sebuah perjumpaan pemerintahan Kristus yang berdaulat
mengatasi pemerintahan maut. Benturan-benturan semacam ini yang memperlihatkan
Kerajaan Allah secara otentik adalah bukti yang hidup bahwa pemerintahan
Kerajaan Allah berdiri tegak dan berdaulat dalam apapun yang dimaui-Nya. Ketika
injil menyajikan: dari banyak orang keluar setan-setan sambil berteriak:”Engkau
adalah Anak Allah” harus dipandang bahwa Kerajaan Maut bertekuk letut terhadap
pemerintahan Allah yang bersemayam didalam Kristus sementara di bumi ini. Jadi
ketika kita membicarakan kesehakekatan Kristus dengan Allah…injil menunjukan
kepada kita pondasi untuk berkata demikian.
Kristus
sendiri secara utuh menunjukan bahwa Ia
adalah Firman dalam realitas-realitas yang terkuat dan paling mungkin untuk
dapat dijangkau oleh indrawi manusia baik ia bersikap menolak ataupun bersikap
menerimanya. Perhatikan ini:
Kepada-Nya
diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana
ada tertulis: "Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku,
untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus
Aku untuk memberitakan pembebasan
kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk
membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan
telah datang." Kemudian Ia menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada
pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju
kepada-Nya. Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: "Pada hari ini
genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya." (Lukas 4:17-21)
Ini
adalah semacam khotbah tersukar di sepanjang abad bumi ini ada, bahkan dalam
bahasa-bahasa bukan saja asli tetapi otentik merupakan bahasa ibu yang sangat
dipahami. Bukan saja tersukar, tetapi bagi pandangan kebanyakan orang…Kristus
sedang melintasi kepatutan termulia yang boleh dilakukan manusia. Itu sebabnya
ketika Ia berkata pada hari ini genaplah
nas ini sewaktu kamu mendengarnya, tanggapannya bukan sama sekali penolakan
kognitif tetapi semacam kepatutan bagi makhluk manusia untuk mengambil
kedudukan Ia hakekat Allah sebagai satu-satunya yang berhak bersabda dan
berkuasa menggenapinya. Penolakannya kemudian adalah penolakan yang bersifat
spiritual..kegelapan spiritual yang bukan saja membutakan tetapi bahkan tak
sanggup mengenali bahwa Ia adalah Firman…itu sebabnya terhadap pernyataan
Kristus…mereka menjawab: "Bukankah Ia ini anak Yusuf?" (Lukas 4:22).
Penguasaan
kerajaan maut terhadap umat manusia, karenanya tidak pernah menjadi
kemustahilan bagi Kristus. Gerak Kristus adalah gerak Kerajaan yang bertitah
dan berpemerintahan yang entah bagaimana dalam cara yang tak kasat mata
kebesarannya dan keperkasaannya..memang benar-benar berkuasa dan berkehendak
baik pada kehendak dan perkataannya. Mari kita ambil satu cuplikan ini:
Pada
suatu kali Yesus berada dalam sebuah kota. Di situ ada seorang yang penuh
kusta. Ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah ia dan memohon: "Tuan, jika
Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku."
Lalu
Yesus mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu, dan berkata: "Aku mau,
jadilah engkau tahir." Seketika itu juga lenyaplah penyakit kustanya.
(Lukas 5:12-13)
Pada
Kristus, harus dilihat bahwa sentralitas kinerja kuasa dirinya bukanlah semacam
dunia penyembuhan atau mujizat spektakular…spektrumnya bukan sesederhana ini.
Ia adalah Ia sebagaimana Ia ada..dan siapakah Ia sementara Ia menjadi manusia
tetap harus terpancar walau memang terlihat Ia membatasinya berdasarkan maksud
dan tujuannya…yang walaupun demikian tetap tak mampu menyembunyikan
kehakekatannya yang satu dengan Allah:
Karena
mereka tidak dapat membawanya masuk berhubung dengan banyaknya orang di situ,
naiklah mereka ke atap rumah, lalu membongkar atap itu, dan menurunkan orang
itu dengan tempat tidurnya ke tengah-tengah orang banyak tepat di depan Yesus. Ketika
Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia: "Hai saudara, dosamu sudah
diampuni."Tetapi ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi berpikir dalam
hatinya: "Siapakah orang yang menghujat Allah ini? Siapa yang dapat
mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?" (Lukas 5:19-21)
Apa
yang menjadi “bisnis terbesar”Kristus bukan pada penyembuhan dan mujizat,
tetapi pada siapakah Ia seharusnya dikenal dan apakah yang menjadi tujuan
kedatangannya…dan itu berjangkar pada satu isu sentral bagi manusia: siapa yang
dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?”
Untuk
komplikasi hebat ini yang terletak pada kemanusiaan Kristus yang dipahami
belaka sebagai tak mungkin bagi Firman berdiam, Kristus mempertajam berita
besar bagi manusia…kabar baik bagi manusia yang berkenan padanya:
Tetapi
supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni
dosa" --berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu--:"Kepadamu Kukatakan,
bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!" (Lukas
5:24)
Berita
inilah yang bersemayam secara kokoh dalam kedatangan Juruselamat dalam
peristiwa kelahiran-Nya!
Soli
Deo Gloria
No comments:
Post a Comment