F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

Showing posts with label Siapakah Yesus Kristus. Show all posts
Showing posts with label Siapakah Yesus Kristus. Show all posts

1 Katakanlah Kepada Kami Dengan Kuasa Manakah Engkau Melakukan Hal-Hal Itu?

 

Apakah Ia Datang Dari Sorga: Sang Kristus & Kuasanya

Oleh: Blogger Martin Simamora


Apakah yang paling menarik perhatian para imam-imam, ahli-ahli Taurat dan tua-tua Yahudi terhadap diri Yesus Kristus? Apakah moralitasnya, karakternya dan kesuciannya? Pada faktanya tidak, bahkan kalau kita mengamati pada injil, secara umum hampir begitu sukar kita menemukan dialog-dialog atau pengajaran-pengajaran Yesus baik bersifat hanya bagi para murid dan atau bagi masyarakat umum yang berisikan materi ajar yang bersifat bagaimana memiliki hidup yang suci berdasarkan pembangunan hidup taat terhadap kebenaran-kebenaran kitab suci. Apa yang ditemukan justru mengenai siapakah dirinya, kuasanya, tujuan kedatangannya dan bagaimana ia dan kuasanya adalah hal yang tak terpisahkan sebab merupakan sabda ilahi dalam wujud yang akan menyingkapkan jati diri dan kemuliaan diri Sang Mesias. Jadi memang pada akhirnya, oleh sebab kesentralan diri Yesus juga turut menampilkan kuasa dirinya sebagai bagian tak terpisahkan dari eksistensinya, maka pertanyaan perihal ini memang harus dikemukakan oleh orang-orang yang paling berotoritas:

 

Lukas 20:1-2 Pada suatu hari ketika Yesus mengajar orang banyak di Bait Allah dan memberitakan Injil, datanglah imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat serta tua-tua ke situ, dan mereka berkata kepada Yesus: "Katakanlah kepada kami dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu, dan siapa yang memberikan kuasa itu kepada-Mu!"

Sementara Yesus mengajar orang banyak di Bait Allah, pertanyaan yang dikemukakan mengenai dengan kuasa manakah? Nampak jelas bahwa kehidupan Yesus begitu diamati dan begitu diukur dan hasilnya mengejutkan mereka sebab manusia satu ini begitu kental dan begitu mudah dalam memperagakan kuasa-kuasa yang tak terpahami dan terselami bahkan Bait Allah tak dapat menolaknya untuk ia dapat mengajar orang banyak.

1 Hai Kristus, Hukum Manakah Yang Paling Utama?

 Pada Waktu Itu Orang Akan Melihat Anak Manusia Datang Dalam Awan-Awan Dengan Segala Kekuasaan dan Kemuliaan-Nya

Oleh: Blogger Martin Simamora

A.Pertanyaan Teologis Teragung Bagi Sang Kristus

Yesus Sang Kristus dalam proses interaksinya dengan berbagai individu, kelompok masyarakat dan kalangan para pemimpin agama tak terelakan akan memberkaskan dalam benak dan jiwa mereka terkait siapakah sebenarnya Yesus. Pertanyaan ini bukan sekedar asal-usul, kuasa, spiritualitas dan kemurnian atau ketakbercelaannya, sebab secara natural Kristus dalam kemanusiaannya tak terelakan melahirkan semacam ekspektasi mesianik yang “terlampau” divinitas sehingga menimbulkan kekuatiran semacam penduaan Tuhan. Mari kita pertama-tama memperhatikan sebuah pertanyaan teologis yang teragung bagi Sang Kristus, dikatakan teragung karena keagungan pertanyaan itu sendiri adalah eksistensi Sang Mesias itu sendiri sementara para penanyanya dapat dipastikan tidak dapat sama sekali menerima kebenaran hukum yang paling utama ini. Perhatikan ini:

 

Markus 12:28 Lalu seorang ahli Taurat, yang mendengar Yesus dan orang-orang Saduki bersoal jawab dan tahu, bahwa Yesus memberi jawab yang tepat kepada orang-orang itu, datang kepada-Nya dan bertanya: "Hukum manakah yang paling utama?"

 

Markus 12:29 Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.

Ini adalah jantung spiritualitas dan pondasi iman bangsa Israel dalam mengenal Dia Yang Maha Tinggi. Ini bukan kredo ciptaan bangsa ini sebab pada dasarnya mereka tidak mengenal Dia oleh karena mencari tahu siapakah pencipta mereka sesungguhnya.

 

Sementara Yesus menjawab pertanyaan ahli Taurat tersebut secara jitu dan tak meleset sama sekali. Ahli Taurat tersebut sebenarnya sedang mendekati Yesus dalam sebuah paradigma yang menunjukan bahwa ia mengenal kebenaran tetapi tidak mengenal siapakah Yesus Kristus:

Markus 12:32 Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: "Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia.

0 Memandang Yesus Kristus Dalam Alkitab : Nabi Mikha, Nabi Zakharia & Nabi Yesaya (3)


Benarkah Mesias Memiliki Kesehakekatan Dengan Bapa: Memahami Sang Firman Turun Menjadi Manusia
Sebuah refleksi yang disusun untuk menuntun mereka keluar dari konsepsi Corpus Delicti & Yesus adalah Allah yang dilantik

Oleh: Martin Simamora


Sebelumnya: Bagian 2
Kemuliaan Mesias ini bahkan ketika diasosiasikan dengan menambahkan ‘Sang” pada kata Mesias atau Kristus untuk menunjukan keilahian atau ketuhanan pada Anak Manusia, pun sebenarnya memiliki keterbatasan yang sangat krusial sebab walau secara linguistik akan cukup membantu,namun kala menjelaskan dan memahami kehakeatannya, problemnya tak terselesaikan begitu saja oleh karena komplikasinya begitu keras dan begitu meruntuhkan sistematikan kemonoteisme-an yang berdiri begitu rapi dan permanen dalam tatanan religiositas yang sama sekali tak mengenal dan mengakui kesehakekatan atau kese-Dzat-an  antara Anak Manusia dengan Bapa. Karena memang begitu sukar dan begitu jauh dari jangkauan manusia untuk menyelami hakekat Allah yang bersemayam penuh dalam diri Kristus itu (Kolose1:16-17), itu sebabnya Yesus tidak pernah berkutat dengan teks-teks Kitab Suci untuk menjelaskan relasi dirinya terhadap Bapa, selain satu ini saja: “pekerjaan-pekerjaannya” akan bersaksi siapakah Ia:

Yohanes 5:36 Tetapi Aku mempunyai suatu kesaksian yang lebih penting dari pada kesaksian Yohanes, yaitu segala pekerjaan yang diserahkan Bapa kepada-Ku, supaya Aku melaksanakannya. Pekerjaan itu juga yang Kukerjakan sekarang, dan itulah yang memberi kesaksian tentang Aku, bahwa Bapa yang mengutus Aku.

Ada semacam kesia-siaan dalam diri manusia untuk dapat dan mungkin melahirkan kesaksian yang benar mengenai Anak Manusia ketika kitab suci dipegang berdasarkan kekuatan pikiran dan jiwa manusia: tetapi Aku tidak memerlukan kesaksian dari manusia, namun Aku mengatakan hal ini, supaya kamu diselamatkan. (Yohanes 5:34).

0 Memandang Yesus Kristus Dalam Alkitab : Nabi Mikha, Nabi Zakharia & Nabi Yesaya (2)


Benarkah Mesias Memiliki Kesehakekatan Dengan Bapa: Memahami Sang Firman Turun Menjadi Manusia
Sebuah refleksi yang disusun untuk menuntun mereka keluar dari konsepsi Corpus Delicti & Yesus adalah Allah yang dilantik

Oleh: Martin Simamora

Sebelumnya: Bagian1

Pernyataan- pernyataan Yesus Kristus yang bersifat sabda telah menjangkau kesudahan tatanan dunia dan segenap isinya yang berada dibawah perbudakan dosa dalam sebuah ketetapan bahwa Ia begitu mahakuasa. Sementara menunjukan bahwa kemanusiaannya bukan sekedar memiliki kedivinitasan atau  keilahian, juga sekaligus menunjukan bahwa Ia memiliki pemerintahan  yang hanya mungkin dimiliki oleh Allah saja. Yesus Kristus sementara dapat dikategorikan sebagai  manusia yang memiliki kedivinitasan pada faktanya menimbulkan problem lebih dari sekedar  ia memang divinitas. Ia walau manusia namun ia sendiri menunjukan dirinya seorang yang memiliki pemerintahan yang berkuasa atas segenap malaikat dan berkuasa penuh untuk menghakimi semua manusia dari segala bangsa. Perhatikanlah pernyataan-pernyataannya ini:

B.Yesus Kristus mendeklarasikan Kemuliaan dirinya pada Hari Akhir, Ia akan:
-datang dalam kemuliaan dirinya sendiri, dalam kemuliaan takhtanya sendiri dan disertai semua malaikat-malaikat:
Matius 25:31-32  Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya

Kemuliaan dirinya sendiri dan kemuliaan takhta-Nya sendiri, ini bukan semacam kemuliaan yang sedikit lebih rendah daripada Bapa kala ia mengatakan “Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya” sebab terkait kemuliaan dirinya, Ia menegaskan bukan semacam yang lebih rendah atau kelas dua, atau semacam kemuliaan malaikat yang paling mulia diantara semua malaikat. Perhatikan bagaimana injil Matius dan Markus menunjukan kemuliaan Yesus, apakah kemuliaan dirinya sendiri adalah kemuliaan yang berbeda dalam cara bagaimanapun terhadap Bapa:

0 Memandang Yesus Kristus Dalam Alkitab : Nabi Mikha, Nabi Zakharia & Nabi Yesaya (1)


Benarkah Mesias Memiliki Kesehakekatan Dengan Bapa: Memahami Sang Firman Turun Menjadi Manusia

Sebuah refleksi yang disusun untuk menuntun mereka keluar dari konsepsi Corpus Delicti & Yesus adalah Allah yang dilantik
Oleh: Martin Simamora



1.Fundamental Iman Kristen Adalah Sang Firman  Turun Menjadi Manusia
Orang Kristen percaya Yesus Kristus adalah Sang Firman yang  berinkarnasi atau turun kedalam dunia menjadi manusia sehingga dalam hal inilah Yesus adalah Allah. Menunjukan bahwa saat Sang Firman menjadi manusia, Sang Firman itu sendiri tetap Ia adalah Ia yang kekal dan berdaulat penuh sebagai sang Firman dalam Ia mengambil rupa manusia bagi diri-Nya sendiri. Dalam hal inilah orang Kristen menyatakan bahwa Yesus adalah Allah ketimbang Yesus adalah bagian dari Bapa atau Yesus semacam kepingan dari Bapa. Namun ini karena begitu janggalnya, maka siapapun diluar kebenaran iman Kristen ini akan berpikir bahwa Yesus adalah bagian atau semacam kepingan lebih kecil daripada Bapa sehingga bisa berpikir jika Sang Firman turun ke dalam dunia, Siapakah yang memerintah Alam semesta dan segenap isinya secara sempurna? Lebih jauh lagi, jika demikian, siapakah yang akan mendengarkan doa-doa dalam sebuah kesempurnaan; kepada siapakah Yesus berdoa dan kepada siapakah ia mentaati? Menjawab ini, siapapun harus mengetahui bahwa  Allah Bapa masih memenuhi alam semesta dan masih memerintah secara total seluruh ciptaan, dan Ia sedang menyingkapkan hakekat moral-Nya kepada umat manusia dalam rupa manusia dengan cara mengakibatkan Sang Firman berinkarnasi menjadi Yesus Sang Kristus. Dalam Alkitab pada Perjanjian Baru kita akan menjumpai firman yang menyatakan hal demikian, perhatikan ini:

Ibrani 1:1-3Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta. Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan.

Lukas 1:26,31-32 Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi.

Ibrani 1:6 Dan ketika Ia membawa pula Anak-Nya yang sulung ke dunia, Ia berkata: "Semua malaikat Allah harus menyembah Dia."

Ibrani 10:5Karena itu ketika Ia masuk ke dunia, Ia berkata: "Korban dan persembahan tidak Engkau kehendaki--tetapi Engkau telah menyediakan tubuh bagiku--.


Yesus adalah Sang Firman yang menjadi manusia. Tetapi apakah artinya, bagimu? 

0 Yesus Kristus Dalam Observasi Publik


Oleh: Martin Simamora

“Bukankah Ia Adalah…, Bagaimana Mungkin Ia Berkata…”
1.Yesus Kristus Adalah…
Jati diri Yesus dalam masyarakat dan kehidupan sosial pada eranya sangat jelas dan baik dalam pandangan publik di eranya bahkan anak siapakah ia dan siapa saja keluarganya, termasuk silsilah keluarga besarnya telah menjadi semacam pengetahuan umum yang identik melekat pada dirinya, sebagaimana cuplikan-cuplikan berikut ini menyingkapkan bagi kita dalam injil:

Matius 13:55  Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon?

Lukas 3:23- Ketika Yesus memulai pekerjaan-Nya, Ia berumur kira-kira tiga puluh tahun dan menurut anggapan orang, Ia adalah anak Yusuf, anak Eli, anak Matat, anak Lewi, anak Malkhi, anak Yanai, anak Yusuf, anak Matica, anak Amos, anak Nahum, anak Hesli, anak Nagai, anak Maat, anak Matica, anak Simei, anak Yosekh, anak Yoda, anak Yohanan, anak Resa, anak Zerubabel, anak Sealtiel, anak Neri, anak Malkhi, anak Adi, anak Kosam, anak Elmadam, anak Er, anak Yesua, anak Eliezer, anak Yorim, anak Matat, anak Lewi, anak Simeon, anak Yehuda, anak Yusuf, anak Yonam, anak Elyakim, anak Melea, anak Mina, anak Matata, anak Natan, anak Daud, anak Isai, anak Obed, anak Boas, anak Salmon, anak Nahason, anak Aminadab, anak Admin, anak Arni, anak Hezron, anak Peres, anak Yehuda, anak Yakub, anak Ishak, anak Abraham, anak Terah, anak Nahor, anak Serug, anak Rehu, anak Peleg, anak Eber, anak Salmon, anak Kenan, anak Arpakhsad, anak Sem, anak Nuh, anak Lamekh, anak Metusalah, anak Henokh, anak Yared, anak Mahalaleel, anak Kenan, anak Enos, anak Set, anak Adam, anak Allah.

Matius 16:13-14
Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: "Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?" Jawab mereka: "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi."

Sekalipun demikian, jati diri dalam observasi publik ataupun dalam Ia memang anggota keluarga dari sebuah keluarga yang memiliki catatan silsilah yang dapat ditelusuri ternyata bukan merupakan bagian signifikan kebenaran terdasar yang harus ditampilkan oleh Yesus dalam Ia tampil pada pelayanan publiknya. Matius 13:55 misalnya, adalah respon negatif publik  terkait jati diri Yesus yang disampaikan Yesus, bertentangan dengan pengetahuan umum publik. Itu sebabnya menyebutkan siapakah Yesus sebagaimana masyarakat setempat mengenali dan mengakui Yesus, menjadi begitu penting dilontarkan oleh mulut masyarakat setempat. Bahwa memang Yesus memang memiliki pergaulan sosial yang sangat baik, tetapi, respon tersebut merupakan sebuah ekspresi ketercengangan yang begitu sukar untuk direkonsiliasikan dengan kebenaran publik yang melekat pada Yesus sebagaimana masyarakat setempat mengenalnya, bahkan di kampungnya sendiri:


Maka takjublah mereka dan berkata: "Dari mana diperoleh-Nya hikmat itu dan kuasa untuk mengadakan mujizat-mujizat itu?-Matius 13:54

0 Siapakah Yesus Kristus Bagimu?



Gagasan Salah Mengenai Yesus Kristus (2)
Oleh: Wayne Jackson
Christian Courier
Mosaik Yesus Kristus di Gereja tua Hagia Sophia di Istanbul-Turki

Pribadi yang Sama Sebagai Bapa
Mereka yang terafiliasi dengan gereja United Pentecostal Church berpendapat bahwa “Yesus pada dasarnya nama dunia Allah, Bapa. Mereka menyatakan hanya ada satu pribadi Allah, tetapi “Allah” tersebut dihadirkan dalam tiga manifestasi-Bapa,Anak dan Roh Kudus. Namun Kitab suci menyatakan sebuah pembedaan yang jernih antara Bapa dan Anak, dan antara Anak dan Roh Kudus.

Orang-orang Yahudi tidak pernah melihat atau tidak mendengar suaranya (Yohanes 1:18;5:37), tetapi mereka telah melihat dan juga telah mendengar suara Kristus. Karena itu, Kristus bukan pribadi yang sama sebagai Bapa. Orang yang tinggal didalam ajaran Tuhan memiliki baik Bapa dan Anak:

Barangsiapa tinggal di dalam ajaran itu, ia memiliki Bapa maupun Anak.-2Yohanes 9

Keduanya mengimplikasikan sebuah pluralitas. Orang dapat berdosa terhadap Kristus dan diampuni, tetapi tidak terhadap Roh:

Apabila seorang mengucapkan sesuatu menentang Anak Manusia, ia akan diampuni, tetapi jika ia menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, di dunia ini tidak, dan di dunia yang akan datangpun tidak.- Matius 12:32

Karena itu, Kristus dan Roh Kudus adalah dua Pribadi yang berbeda. Topik ini telah didiskusikan secara lebih lengkap dalam The Biblical Doctrine Of The Godhead (1994) yang telah ditulis oleh penulis sendiri.

0 Siapakah Yesus Kristus Bagimu?



Gagasan-Gagasan Salah Mengenai Yesus Kristus (1)
Oleh: Wayne Jackson
Christian Courier

Tanpa perlu dipertanyakan, Yesus dari Nazaret adalah tokoh yang paling mendominasi dalam sejarah manusia. Siapakah dia Atau dalam kata-kata Sang Rabi itu sendiri saat mengajukan pertanyaan kepada para pemimpin komunitas Yahudi, ”Apakah pendapatmu mengenai Sang Kristus?”

"Apakah pendapatmu tentang Mesias? Anak siapakah Dia?"- Matius 22:42

Setiap refleksi intelektualitas yang dilakukan setiap orang pasti akan berurusan dengan pertanyaan ini.

Data yang tersedia terkait dengan identitas Yesus adalah definitif. Ia adalah sang Kristus, Anak Allah:

Memang masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di depan mata murid-murid-Nya, yang tidak tercatat dalam kitab ini, tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya.- Yohanes 20:30-31

Namun sayangnya, ada sejumlah opini salah mengenai dirinya dalam dunia pemikiran relegius.


Yesus Tidak Pernah Ada

0 Yesus si Tukang Kayu, Pengajar Kitab Suci Datang dari Sorga?



Oleh: Martin Simamora


Yesus Kristus di Antara Realitas Dirinya di Tengah-Tengah Masyarakat dan Diri-Nya Sebagai Sang Firman yang Menjadi Manusia di Antara Manusia

Jesus Son of Mary
Satu hal yang menarik pada diri Yesus Kristus, bukan soal menjadi begitu berbeda dengan dunia ini pada realitasnya dan pada jati dirinya. Ia sebetulnya tidak dapat anda dekati pada ranah “berani memilih berbeda dengan dunia ini dengan segala keinginan dan kebenaran-kebenaran versinya.” Yesus Kristus dalam Ia sebagai manusia sudah terlampau keras untuk dikenali oleh siapapun pada apakah realitasnya. Secara umum masyarakat pada eranya beranggapan bahwa Yesus terjebak dalam problem kejiwaan yang begitu berat hingga ia tidak mampu membedakan antara fantasi dan realita sosial sesungguhnya. Mari segera kita lihat problem ini, memang di sini kita perlu untuk membaca secara lebih cermat dan teliti sehingga kita dapat menangkap sebuah kegelisahan dan kebingungan yang berkecamuk di antara para pendengarnya atau para pengelunya, mari kita membaca situasi-situasi berikut ini:

►Markus 6:3 Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?" Lalu mereka kecewa dan menolak Dia.

►Matius 13:55 Bukankah Ia ini anak tukang kayu? Bukankah ibu-Nya bernama Maria dan saudara-saudara-Nya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas? Dan bukankah saudara-saudara-Nya perempuan semuanya ada bersama kita? Jadi dari mana diperoleh-Nya semuanya itu?"

►Yohanes 6:42 Kata mereka: "Bukankah Ia ini Yesus, anak Yusuf, yang ibu bapanya kita kenal? Bagaimana Ia dapat berkata: Aku telah turun dari sorga?"

Bagi masyarakat ada problem jati diri dan terutama akal sehat pada diri Yesus. Ada satu perilaku dan pengidentitasan diri yang melampaui siapakah ia sebagaimana masyarakat mengenalnya.  Ini terungkap jelas dari kegusaran semacam ini: 

●Bukankah ia ini tukang kayu?
●Bukankah ibunya: Maria?
●Bukankah  saudara-saudaranya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas?
●Bukankah ia ini Yesus, anak Yusuf, yang ibu bapanya kita kenal?
●Bukankah saudara-saudaranya perempuan semuanya ada bersama kita?

Kalau saya buatkan data kependudukan sederhana pada diri Yesus, sederhananya ini:

0 Ketika Manusia Memanipulasi Tuhan dan Sesamanya



Oleh: Martin Simamora

Tidak Ada Sesuatupun yang Tersembunyi  yang Tidak Akan Diketahui
Membasuh tangan- rd.com

Apa yang paling menakjubkan pada diri manusia adalah kemampuannya yang luar biasa untuk menutupi sebuah kebercelaan demi sebuah sinaran kesuciannya tetap memendar di hadapan manusia. Bahwa manusia memang begitu luar biasa hebatnya menjaga kemuliaan dirinya dari kemungkinan cela-cela yang bisa membuat orang lain mengetahui  berbagai motif abu-abu atau bahkan hitamnya diri, hingga rahasia-rahasia yang  harus dilindungi sedemikian rupa demi pencitraan diri dan jati dirinya dihadapan publik, bahkan menjadi salah satu konfrontasi yang paling keras antara Yesus Kristus terhadap manusia-manusia yang dikenal suci di dalam masyarakat. Saya ingin mengajak para pembacaku yang budiman untuk membaca  apa yang dicatatkan oleh injil ini bagi kita:

Lukas 12:1 Sementara itu beribu-ribu orang banyak telah berkerumun, sehingga mereka berdesak-desakan. Lalu Yesus mulai mengajar, pertama-tama kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: "Waspadalah terhadap ragi, yaitu kemunafikan orang Farisi.

Yesus Kristus bahkan dihadapan beribu-ribu orang banyak mengajar sebuah pokok bahasan yang menunjukan satu aspek pada diri manusia: kemampuan manusia yang luar biasa untuk menutupi sebuah kebercelaan demi sebuah sinaran kesuciannya tetap memendar. Tidak pernah ada satu manusia yang akan berani berkata dihadapan beribu-ribu orang banyak: bahwa mereka semua harus waspada terhadap kemunafikan orang farisi.. Kita tahu bahwa orang-orang Farisi terbilang pemuka-pemuka yang terpandang dalam mahkamah agama Yahudi, coba kita memperhatikan ini untuk sekedar mendapatkan wawasan-sebab saya tidak akan mengulas “siapakah mereka farisi” secara khusus-:


Kisah Para Rasul 23:1,6-9 Sambil menatap anggota-anggota Mahkamah Agama, Paulus berkata: "Hai saudara-saudaraku, sampai kepada hari ini aku tetap hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah."… Dan karena ia tahu, bahwa sebagian dari mereka itu termasuk golongan orang Saduki dan sebagian termasuk golongan orang Farisi, ia berseru dalam Mahkamah Agama itu, katanya: "Hai saudara-saudaraku, aku adalah orang Farisi, keturunan orang Farisi; aku dihadapkan ke Mahkamah ini, karena aku mengharap akan kebangkitan orang mati." Ketika ia berkata demikian, timbullah perpecahan antara orang-orang Farisi dan orang-orang Saduki dan terbagi-bagilah orang banyak itu. Sebab orang-orang Saduki mengatakan, bahwa tidak ada kebangkitan dan tidak ada malaikat atau roh, tetapi orang-orang Farisi mengakui kedua-duanya. Maka terjadilah keributan besar. Beberapa ahli Taurat dari golongan Farisi tampil ke depan dan membantah dengan keras, katanya: "Kami sama sekali tidak menemukan sesuatu yang salah pada orang ini! Barangkali ada roh atau malaikat yang telah berbicara kepadanya."

0 Ia Berkuasa Mengampuni Dosa:



Oleh: Martin Simamora
"Siapakah orang yang menghujat Allah ini?”

Perjumpaan-perjumpaan dengan Yesus tidak akan pernah menjadi hal yang biasa dan apalagi wajar-wajar saja, bahkan dapat sangat membingungkan dan mengguncangkan bagi dunia atau zaman kapanpun juga. Entah bagaimana caranya, manusia-manusia bisa menuturkan begitu saja keberdosaannya kepada Yesus, seperti sedang berjumpa dengan Yang Mahakudus dan Yang Berkuasa untuk menghakimi dan memberikan pegampunan, pendamaian dan pengudusan? Bagaimanapun perjumpaan-perjumpaan Yesus dengan sejumlah manusia telah menyingkapkan sisi diri Yesus yang tak mungkin dilihat begitu saja, kecuali Ia menyatakannya, sambil tentu saja, menyisakan bagi banyak orang, penjelasan yang tak dapat ditemukan, sebab Ia  didapati sebagai manusia ketika ia menyatakan kemahakudusannya  yang tanpa kemegahan dan tanpa suara menggelagar. Seperti relasi-relasi semacam ini:

Ketika Simon Petrus melihat hal itu iapun tersungkur di depan Yesus dan berkata: "Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa."-, Lukas 5:8

Kalau kita mengabaikan konteks Simon Petrus yang terpotret sedang:
-tersungkur di depan Yesus
-berkata:…, pergilah dari padaku
-aku ini orang berdosa

Apakah pentingnya dan dimanakah titik nalarnya untuk menghakimi diri sendiri “aku ini orang berdosa” dan berkata “pergilah dari padaku?”  Apakah Yesus se-mahakudus itu diantara para manusia? Apakah yang dialami Petrus sehingga  mulutnya harus berkata “aku ini orang berdosa?” Ia seorang nelayan dan seorang pekerja keras, paling tidak ia manusia pekerja keras bukan pencuri dan apalagi penipu. Coba lihat bagaimana Petrus bekerja sungguh-sungguh dalam hidupnya: “Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa- Lukas 5:5.” 

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (3P-1)


“Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya”
Oleh: Martin Simamora

Yohanes 20:7  sedang kain peluh yang tadinya ada di kepala Yesus tidak terletak dekat kain kapan itu, tetapi agak di samping di tempat yang lain dan sudah tergulung

Bacalah lebih dulu bagian 3”O”

Menyangkali realita kemanusiaan semua manusia yang pada hakikatnya berada di dalam belenggu maut, dengan kata lain, berada didalam murka Allah, maka, pengajaran-pengajaran keselamatan ada di luar Kristus, atau, Kristus bukanlah jalan, kebenaran dan hidup yang tunggal [Yohanes 14:6], memang dapat dilahirkan oleh manusia. Yesus menyatakan bahwa 3 realita ada sekaligus didalam dirinya. Ia bukan sekedar jalan namun juga kebenaran, bukan juga, hanya hidup kekal namun sebuah kebenaran, dan bukan sekedar kebenaran tanpa memberikan jalan dan hidup kekal.

Bagaimanakah dengan pengajaran pendeta Dr.Erastus Sabdono pada paragraf 21 “Keselamatan Di Luar Kristen-03.”
Walaupun mereka tidak menerima Yesus tetapi memperlakukan sesamanya secara benar. Mereka akan diperkenan masuk dunia yang akan datang. Ironisnya tidak sedikit orang Kristen yang mestinya mengerti bagaimana mempraktekkan kasih tetapi ternyata tidak memperlakukan sesamanya dengan baik. Orang percaya bukan saja dipanggil untuk berbuat baik tetapi melakukan kehendak Bapa atau menjadi “berkenan kepada Bapa”.

Apakah “Walaupun tidak menerima Yesus tetapi memperlakukan sesamanya secara benar, akan diperkenan masuk ke dunia yang akan datang, merupakan kebenaran dan kehendak Bapa?” Istilah “masuk ke dunia yang akan datang” adalah konsepsi pendeta Erastus untuk menunjukan orang-orang tak beriman sangat mungkin untuk mengalami kehidupan kekal dan tidak turut dihukum. Sekalipun terlepas dari Kristus. Tetapi apakah itu sebuah jalan?; apakah  ini sebuah kebenaran? Apakah  benar memberikan sebuah hidup kekal yang dikehendaki Bapa?

Apakah Yesus sendiri pernah bersabda: di luar diri-Nya; di luar kebenaran-Nya, di luar hidup-Nya, manusia dapat memiliki sabdanya sendiri; kebenarannya sendiri, hidup kekalnya sendiri. Bahwa,dengan demikian, pada dasarnya manusia memiliki hidupnya sendiri; pada dasarnya manusia memiliki kebenarannya sendiri; dan pada dasarnya manusia memiliki jalannya sendiri, caranya sendiri, wahyunya sendiri, keilahian kebenarannya sendiri?!

1 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (3”O”)


“Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya”

Oleh: Martin Simamora


Bacalah lebih dulu bagian 3N

Perkenanan  seorang manusia dihadapan Allah, bermakna, bahwa ia mendapatkan penerimaan atau mendapatkan pengampunan atau mendapatkan pendamaian dari Allah, tak pernah bermakna pemenuhan oleh manusia itu terhadap  tututan-tuntutan hukum atau sabda Allah secara telak, utuh tanpa sebuah penyimpangan selain kesempurnaan saja, sehingga diterima, bukan ditolak Allah. Ini, bahkan, sejak perjanjian lama. Hal demikian juga ditunjukan Yesus kala Ia  mengajarkan bagaimana seseorang pada akhirnya hidup dalam kekekalan Allah pada Matius 25:31-46, tidak sebagaimana diajarkan oleh pendeta Dr. Erastus, pada paragraf  20 dalam tautan  utama di sini  atau cadanganKeselamatan Di Luar Kristen 03”:

Bagi orang yang tidak mengenal Injil atau tidak mendengar Injil dengan benar, perbuatan baik adalah ciri atau tanda seseorang memberi diri untuk diperkenan masuk dunia yang akan datang (Mat 25:31-46). Ini berarti mereka mendengar hati nurani mereka dan melakukan apa yang tertulis dalam hati nurani mereka, yaitu Torat Tuhan (Rom 2:12-15).

pun sama sekali tidak  merupakan perintah Yesus Kristus bahwa itulah hal-hal yang harus dilakukan oleh siapapun juga jika ingin mendapatkan perkenanan dari Allah.Sebaliknya, merupakan:a.penggambaran Yesus akan apakah yang terjadi dengan manusia-manusia yang memiliki relasi atau beriman dengan dirinya, yaitu para domba dan manusia-manusia yang tak memiliki atau tak beriman dengan dirinya, dan b.bagaimanakah kehidupan yang berlangsung sebagai hasil kehidupan beriman atau berelasi dengan Yesus Kristus: memiliki kasih-Nya. Jika pendeta Dr. Erastus Sabdono  mengajarkan “perbuatan baik adalah ciri atau tanda seseorang memberi diri untuk diperkenan masuk dunia yang akan datang,”maka, jelas ia mengabaikan apakah yang terutama dan satu-satunya: sumber berlangsungnya relasi beriman antara manusia dengan Allah, yang merupakan sumber kehidupan yang berkenan kepada-Nya. Tak ada manusia yang berdaya pada dirinya sendiri dapat mencapai berbagai nilai atau standard atau kesesuaian-kesuaian yang ilahi [karena datang dari kehendak Allah], sehingga dapat berkenan dihadapan Allah dalam derajat  yang bagaimanapun.

Tahukah anda bahwa, pada dasarnya, sejak perjanjian lama hingga perjanjian baru, manusia tak dapat membenarkan atau melayakan dirinya pada dirinya sendiri?

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (3N)


“Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya”
Oleh: Martin Simamora


Bacalah lebih dulu bagian 3M

Perbuatan-perbuatan baik atau luhur atau penjunjungan relasi dan  persaudaran yang bermoral mulia sesama manusia, memang sebuah hal yang masih tetap dimiliki oleh manusia-manusia. Hati nurani yang masih bekerja didalam keberdosaan manusia, itulah menjadi pandu moralitas, sehingga di dalam dunia yang kian lama semakin pekat dengan kejahatan, hati nurani berjuang keras menahan laju  gerak berbagai hasrat jahat di dalam diri setiap manusia sehingga setiap manusia dan setiap masyarakat masih memiliki penghargaan, pengharapan dan kemauan untuk mempraktikan nilai-nilai luhur di dalam kehidupan mereka. Perhatikan hal berikut ini:

Roma 2:14-15 Apabila bangsa-bangsa lain yang tidak memiliki hukum Taurat oleh dorongan diri sendiri melakukan apa yang dituntut hukum Taurat, maka, walaupun mereka tidak memiliki hukum Taurat, mereka menjadi hukum Taurat bagi diri mereka sendiri. Sebab dengan itu mereka menunjukkan, bahwa isi hukum Taurat ada tertulis di dalam hati mereka dan suara hati mereka turut bersaksi dan pikiran mereka saling menuduh atau saling membela

Sehingga di dunia ini, pada orang-orang lain yang bahkan tak beriman kepada Yesus Kristus, tak pernah mendengarkan atau mengimani keutamaan-keutamaan iman dan kebenaran Kristen,tak perlu menjadi heran dan menjadi ditakjubkan, terdapat orang-orang yang  sangat berbudi pekerti luhur dan memiliki standard-standard dan praktik-praktik moral yang begitu hidup dan begitu menyejukan bagi manusia-manusia yang membutuhkan kasih sayang dan kemanusiaan yang menaungi, melindungi dan bahkan membentengi dari diskriminasi dan intimidasi yang mengancam eksistensi dan jiwa mereka. Hal ini terjadi oleh sebab: hukum Taurat – isinya- ada tertulis di dalam hati  dan  suara hati mereka. Realita semacam ini sangat mungkin  terjadi dan sudah menjadi kenyataan bahwa orang-orang yang mengaku Kristen, mengaku murid Kristus, mengaku telah diselamatkan dan mengaku pasti masuk sorga  bahkan berperilaku bukan saja lebih buruk namun brengsek. [Poin inilah yang menjadi sudut tajam bagi pendeta Dr. Erastus Sabdono untuk mengajarkan bahwa dengan demikian bahkan orang-orang  Kristen yang demikian-brengsek atau bahkan menjadi teladan bagi lingkungan sendiri gagal- tak kan pernah masuk sorga, apalagi sekedar dunia baru]

Namun demikian, disaat yang sama, harus diperhatikan bahwa hukum Taurat –isinya- yang tertulis didalam hati dan suara hati  pada orang-orang  dari bangsa lain yang tak beriman kepada Yesus Kristus, tidaklah memerintah dan berkuasa penuh didalam diri mereka, sebagai manusia-manusia yang murni atau steril dari hasrat-hasrat dosa. Itulah sebabnya digambarkan bahwa isi hukum Taurat yang bekerja didalam diri mereka bekerja didalam sebuah pertarungan pada internal dirinya sendiri:

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (3M)


“Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya”

Oleh: Martin Simamora
Bacalah lebih dulu bagian 3L

Menjadi orang percaya atau beriman kepada Yesus Kristus bukanlah sebuah peran atau posisi yang dapat diupayakan untuk dimiliki dan dilakoni oleh diri manusia. Apalagi dalam sebuah peran penuh dusta, sebab, tak ada  orang-orang percaya pilihan Allah dapat menjalani kehidupan di dunia tanpa sebuah relasi dengan Kristus. Saya sebelumya sudah menyajikan bahwa orang percaya sejati adalah dia yang hidup di dalam penggembalaan Yesus Kristus selama di dunia ini [ “tinjauan bagian 3K”]; ia adalah domba-Nya dan Kristus adalah Gembalanya yang begitu mengasihi, menuntunnya dan menjagainya sebab domba-domba-Nya mendengar dan mengikut kala Gembala memanggil atau memerintahnya. Sehingga, kehidupannya sebagai seorang pilihan, tidak pernah sebuah kesendirian dan keterisolasian dari  pimpinan Allah yang penuh maksud padanya. Siapakah yang dimaksud sebagai orang pilihan memang harus dipahami sebagaimana Yesus telah menyatakannya, sehingga pemahaman yang benar dibangun berdasarkan sabda atau pengajaran atau pandangan Kristus bukan berdasarkan “realita” untuk menjelaskan atau mengajarkan kebenaran mengenai siapakah murid-murid atau orang-orang beriman yang sejati itu; mengapa pada realitanya dapat dijumpai orang-orang Kristen yang munafik karena kejahatan-kejahatan yang dilahirkanya. Bagaimana bisa hal itu terjadi sementara Yesus berkata bahwa orang beriman karena  Bapa telah menyerahkan kepadanya sehingga datang dan diterima-Nya. Bicara realita, faktanya Yesus pun berjumpa dengan pengikut-pengikut bahkan disebut murid-murid yang bahkan menolak sama sekali perintah-perintah dan ketetapan-ketetapan-Nya. Siapapun harus memperhatikan bagaimana Yesus menjelaskan fakta keristenan yang memiliki perwajahan hitam itu, apa sebabnya. Sehingga kekeliruan fatal sebagaimana pada paragraf16 “Keselamatan Di Luar Kristen -03” tidak perlu terjadi:

Dalam injil kita menemukan kenyataan orang-orang yang mestinya terhisap sebagai “umat Tuhan” ternyata mereka ditolak oleh Allah. Dalam Matius 24:44-51 dikemukakan suatu perumpamaan yang jelas sekali menunjukkan bahwa ada orang-orang yang disebut hamba-hamba Tuhan tetapi dibuang sebab tidak melakukan tugasnya dengan baik. Mereka yang tertolak tersebut adalah hamba-hamba seorang tuan yang adalah gambaran dari Tuhan. Mereka disamakan dengan orang-orang munafik. Kata munafik dalam teks bahasa Yunani artinya hipokrites yang artinya orang yang memainkan peranan. Orang-orang yang munafik artinya orang-orang yang bersandiwara, berperan sebagai umat pilihan padahal kualitas batiniahnya tidaklah demikian.

Disebut hamba-hamba Tuhan tetapi dibuang,” benarkah yang dibuang itu adalah hamba-hamba Tuhan yang memang para pengikut Yesus karena Bapa menyerahkannya? Mungkinkah ada pengikut-pengikut, bahkan disebut murid-murid Yesus atau hamba-hamba Tuhan, namun bukan datang dari Bapa?

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (3L)


“Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya”
Oleh: Martin Simamora

kredit ilustrasi: mitre10.co.nz
Bacalah lebih dulu bagian 3K


Ketika Paulus menuliskan   fasal 5 ayat 19:19-21 pada epistel Galatianya, apakah yang sedang hendak ditunjukannya? Pada dasarnya sebuah pengontrasan yang begitu tajam dan gemilang  pada realita orang-orang percaya sejati yang semata-mata hidup berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan oleh Allah terhadap orang-orang yang tak ditebus Kristus sehingga tak dapat memberi dan memiliki kehidupannya yang dipimpin oleh Roh. Teks firman tersebut bukan sama sekali dapat dijadikan dasar penghakiman berdasarkan perbuatan baik dihadapan Allah ,dan mengajarkan  agar orang-orang beriman harus menjaga kepastian keselamatannya melalui perjuangan gigih untuk menjadi sempurna didalam segala perilakunya. Mari kita melihat pengajaran pendeta Dr.Erastus Sabdono  pada paragraf 15 “Keselamatan Di Luar Kristen -03”:

Paulus juga mengatakan bahwa mereka yang menghasilkan buah-buah daging tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah (Gal 5:19-21). Jadi, walaupun seorang Kristen bahkan pendeta bila masih menghasilkan buah-buah daging dan tidak bertobat, maka berarti tidak selamat. Jangankan dikembalikan pada rancangan Allah semula, masuk dunia yang akan datang saja tidak. Masuk dunia yang akan datang artinya menjadi anggota masyarakat dalam Kerajaan Sorga.

Siapakah  sesungguhnya orang-orang yang menghasilkan buah-buah daging tersebut? Mari kita membuka Alkitab kita dan membaca Galatia 5:19-21:
(19) Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu,(20) penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah,(21)kedengkian, kemabukan,pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu--seperti yang telah kubuat dahulu--bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.

Bagian ini  adalah sebuah peringatan yang ditujukan kepada orang-orang tebusan Allah, agar jangan  hidup sebagai manusia-manusia yang dikuasai kehidupan daging selayaknya orang-orang bukan tebusan Allah, yang tak memiliki kehidupan yang dipimpin oleh Roh Kudus. Bagian ini, bukan sama sekali mengajarkan bahwa siapapun yang dapat melakukan atau memenuhi larangan ini dapat mendapatkan bagian dalam  Kerajaan Allah. Bagian ini tidak mengatakan, dengan demikian, Yesus Kristus bukan sebuah kemutlakan  atau satu-satunya keselamatan, sebab faktanya rasul Paulus,dalam hal ini, tidak sedang bermaksud untuk  mengajarkan perihal perbuatan-perbuatan mulia yang dapat membawa orang ke dalam Kerajaan Allah, apalagi dalam definisi yang lebih luas hingga dapat terlepas dari Kristus beserta karyanya. Tidak sama sekali demikian.
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9