Benarkah
Mesias Memiliki Kesehakekatan Dengan Bapa: Memahami Sang Firman Turun Menjadi
Manusia
Sebuah refleksi yang disusun untuk menuntun mereka keluar dari
konsepsi Corpus Delicti & Yesus adalah Allah yang dilantik
Oleh:
Martin Simamora
Sebelumnya: Bagian1
Pernyataan-
pernyataan Yesus Kristus yang bersifat sabda telah menjangkau kesudahan tatanan
dunia dan segenap isinya yang berada dibawah perbudakan dosa dalam sebuah ketetapan bahwa Ia
begitu mahakuasa. Sementara menunjukan bahwa kemanusiaannya bukan sekedar
memiliki kedivinitasan atau keilahian, juga sekaligus
menunjukan bahwa Ia memiliki pemerintahan
yang hanya mungkin dimiliki oleh Allah saja. Yesus Kristus sementara
dapat dikategorikan sebagai manusia yang
memiliki kedivinitasan pada faktanya menimbulkan problem lebih dari
sekedar ia memang divinitas. Ia walau
manusia namun ia sendiri menunjukan dirinya seorang yang memiliki pemerintahan
yang berkuasa atas segenap malaikat dan berkuasa penuh untuk menghakimi semua
manusia dari segala bangsa. Perhatikanlah pernyataan-pernyataannya ini:
B.Yesus Kristus mendeklarasikan
Kemuliaan dirinya pada Hari Akhir, Ia akan:
-datang dalam
kemuliaan dirinya sendiri, dalam kemuliaan takhtanya sendiri dan disertai semua
malaikat-malaikat:
Matius
25:31-32 Apabila Anak Manusia datang
dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan
bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. Lalu semua bangsa
akan dikumpulkan di hadapan-Nya
Kemuliaan
dirinya sendiri dan kemuliaan takhta-Nya sendiri, ini bukan semacam kemuliaan
yang sedikit lebih rendah daripada Bapa kala ia mengatakan “Anak Manusia datang
dalam kemuliaan-Nya” sebab terkait kemuliaan dirinya, Ia menegaskan bukan
semacam yang lebih rendah atau kelas dua, atau semacam kemuliaan malaikat yang
paling mulia diantara semua malaikat. Perhatikan bagaimana injil Matius dan
Markus menunjukan kemuliaan Yesus, apakah kemuliaan dirinya sendiri adalah
kemuliaan yang berbeda dalam cara bagaimanapun terhadap Bapa: