F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

0 KEMATIAN YANG MENGERIKAN




Oleh: Pdt.Budi Asali

KEMATIAN YANG MENGERIKAN
(16 Mei 2014)



LUKAS 13:1-9
Luk 13:2 Yesus menjawab mereka: "Sangkamu orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya dari pada dosa semua orang Galilea yang lain, karena mereka mengalami nasib itu?
Luk 13:3 Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian.
Luk 13:4 Atau sangkamu kedelapan belas orang, yang mati ditimpa menara dekat Siloam, lebih besar kesalahannya dari pada kesalahan semua orang lain yang diam di Yerusalem?
Luk 13:5 Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian."
Luk 13:6 Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini: "Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia datang untuk mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya.
Luk 13:7 Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma!
Luk 13:8 Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya,
Luk 13:9 mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!"


Pendahuluan:
Kalau kita mendengar berita tentang kematian yang mengerikan yang di alami seseorang, maka kita sering menganggap bahwa orang itu mengalami hal itu sebagai hukuman dari Tuhan, karena ia sangat berdosa di hadapan Tuhan, atau lebih berdosa dibandingkan dengan orang lain.Pandangan seperti ini sudah ada pada jaman dulu.

0 Ketika Tuhan Yang Panjang Sabar Berjalan Dalam Puting Beliung



Oleh: Martin Simamora

Ketika Tuhan Yang Panjang Sabar  Berjalan  Dalam Puting Beliung

TUHAN itu panjang sabar dan besar kuasa, tetapi Ia tidak sekali-kali membebaskan dari hukuman orang yang bersalah. Ia berjalan dalam puting beliung dan badai, dan awan adalah debu kaki-Nya. Nahum 1:3





Teks (1:3)bagi renungan kita kali ini adalah bagian yang luar biasa, yang dapat kita jumpai dalam kitab Nahum, yang sedang mengambarkan siapakah TUHAN? Bahwa dalam murkaNya yang meluap-luap, Dia adalah TUHAN yang panjang sabar. Ya! Dalam realita 1:2, Dia adalah TUHAN yang panjang sabar!

TUHAN itu Allah yang cemburu dan pembalas, TUHAN itu pembalas dan penuh kehangatan amarah. TUHAN itu pembalas kepada para lawan-Nya dan pendendam kepada para musuh-Nya.  Nahum 1:2

Tak seperti anda kebanyakan, sebagai orang Kristen, Nahum bahkan pada saat yang sama dapat menggambarkan TUHAN itu panjang sabar bahkan dalam sebuah murka berkualitas kudus  yang tak setitik pun menoleri sebuah pengingkaran atas ketetapan-ketetapanNya yang kudus nan mulia. Nahum berkata, bahwa TUHAN yang sedang murka dahsyat itu adalah TUHAN yang panjang sabar. Jika TUHAN yang panjang sabar itu pada akhirnya tidak sekali-kali membebaskan dari hukuman orang yang  bersalah, bahkan berjalan dalam puting beliung- berjalan dalam kemurkaan yang siap melahap habis setiap kesalahan dihadapannya, maka hanya satu penjelasan atas murkaNya, bahwa Dia adalah Kudus dan tidak pernah dosa adalah masalah yang ringan! Apalagi bila tanpa sebuah solusi, pasti merupakan masalah yang mendatangkan maut  pada akhirnya tanpa ampun dalam level sekecil apapun!

0 Lecture Outline (6) : DOCTRINE OF THE WORD OF GOD





By: Dr. John Frame


DOCTRINE OF THE WORD OF GOD
Lecture Outline (6)

These are Dr. Frame's systematic theology lecture outlines for the doctrine of the Word of God. Though only in outline format, they are highly detailed and hopefully useful to all.



Previous: Lecture Outline (5) “VI.The  Power Of The Word

VIII.The Clarity of the Word  ("Perspicuity")

A.Clarity and the Divine Presence

1.Connection with covenantal blessing and curse: Deut. 30: 11-20.
a.Israel's problem: not understanding, but choosing.
b.The reward and curse are also near (v. 15)--God's covenantal presence.

2.Presence of Christ in the word preached: Rom. 10:4-11.
3.Since God is near, word is near. "Direct revelation in history," vs. much modern theology.

0 Lecture Outline (5) : DOCTRINE OF THE WORD OF GOD



DOCTRINE OF THE WORD OF GOD
Lecture Outline (5)

These are Dr. Frame's systematic theology lecture outlines for the doctrine of the Word of God. Though only in outline format, they are highly detailed and hopefully useful to all.




Previous : Lecture Outline (4) “IV.The Message Of The  Word


VI.The Power of the Word
Sections VI through VIII deal with perfections of the word which derive from the attributes of Lordship. If the function of the word is to express God's lordship, then it will express his control, authority and presence. This fact is the basis of its power, authority, clarity. Although the control of God is particularly associated with the word as decree, his authority with the word as address, and his presence with the word as presence, the power, authority and clarity of the word pertain to all forms, all utterances of the word.


A.The Greatness of the Power: The word is not just an intellectual object, but a great power, indeed the divine omnipotence itself. It has this power because of its union with God. We tend to ignore its power because we are insufficiently aware of the presence of God in the word. With such power, with such a God, we dare not trifle.

0 Lecture Outline (4) : DOCTRINE OF THE WORD OF GOD



By: Dr. John Frame

DOCTRINE OF THE WORD OF GOD
Lecture Outline (4)

These are Dr. Frame's systematic theology lecture outlines for the doctrine of the Word of God. Though only in outline format, they are highly detailed and hopefully useful to all.


Previous : Lecture Outline (3) “The Fuctions of The Word In And For Creation

IV.The Message of the Word: 
In the broadest sense, the Word utters a declaration of God's Lordship (cf. II, above). It expresses that Lordship in a great many ways as it directs all things to the fulfillment of God's purposes. The unity and diversity of the message must both be guarded.


A.The Content of Covenant Revelation: Meredith Kline (StructureOf Biblical Authority) argues that the Decalogue and the book of Deuteronomy are examples of an ancient near eastern literary genre known as the "suzerainty treaty," of which extra-biblical examples (from the Hittite culture) have keen discovered. In Kline's view, the decalogue and deuteronomic "treaties" are the origin of the biblical canon, and the rest of the Bible is but an expansion of these "treaties," both in its character and content. Whether or not we endorse this analysis in detail, Kline's outline of the elements or the treaty form provides a useful tool for organizing the aspects of God's revelation as a whole. Note references to the decalogue.

1.Declaration of Lordship: "I am the Lord thy God..."
a. Revelation as exposition of God's name--cf. above I, C, 3.
b.Includes all aspects of his character and works--cf. references just noted, also Prologue.
c.Declares God's relation to his covenant people: "Lord" (relational term) "thy" God. Cf. "book of life", above, III, C, 2, c, (2), (b).

0 Lecture Outline (3) : DOCTRINE OF THE WORD OF GOD



By: Dr. John Frame

DOCTRINE OF THE WORD OF GOD
Lecture Outline (3)

These are Dr. Frame's systematic theology lecture outlines for the doctrine of the Word of God. Though only in outline format, they are highly detailed and hopefully useful to all.




Previous : Lecture Outline (2) “ I.TheConcept Of The Word Of God

II. The Functions of the Word in and for Creation

In I, above, we have been talking about God's speech as such, whether uttered purely in reference to himself (ad intra, necessary speech) or having some reference to the creation (ad extra, free speech). Now we focus particularly on the latter category and ask about the various works which God's word performs in creation ant for creation. The three creation-functions will correspond roughly to the triad "meaning, power, self-expression" which we considered under I. Since the word is the powerful, meaningful self-expression of God, and since God is related to creation as Lord (cf. Introductory lectures), the word functions in and for creation as the self-expression of God's lordship. The threefold function outlined below, therefore, parallels the "lordship attributes."

A. The Word as God’s Decree
As Lord, God controls all things, and controls them by his speech. As we have seen (I, C, 2, c ), all of God s actions are performed by his word, his speech. His "decretive will," therefore, by which he controls the whole course of nature and history , is a function of his word. Everything happens because God has ordered it to happen by his word (Eph. 1: 11 ).

0 Lecture Outline (2) : DOCTRINE OF THE WORD OF GOD



By: Dr. John Frame

DOCTRINE OF THE WORD OF GOD
Lecture Outline (2)

These are Dr. Frame's systematic theology lecture outlines for the doctrine of the Word of God. Though only in outline format, they are highly detailed and hopefully useful to all.


 
Previous : Lecture Outline (1) “Introduction

I.The Concept of the Word of God: The Word is God's powerful, meaningful, self-expression.


A. Powerful: Ps. 33:3-6, 46:6, 148:5-8, 29:3-9; Rom. 1: 16; cr. VIII below.
1.The power of the word is the omnipotence of God himself, Isa. 55: 11, Gen. 18: 14 (Luke 1:37). It is therefore never void, never weak.
2.To study the word (in seminary or anywhere else) is to encounter something explosive, something that inevitably changes you--either for the better or the worse. (Isa. 6:9-10, NT parallels).

0 Lecture Outline (1) : DOCTRINE OF THE WORD OF GOD



By: Dr. John Frame

DOCTRINE OF THE WORD OF GOD
Lecture Outline (1)

These are Dr. Frame's systematic theology lecture outlines for the doctrine of the Word of God. Though only in outline format, they are highly detailed and hopefully useful to all.
 
 
Introduction
I.The Comprehensiveness of God’s covenant Lordship.
A. Centrality of Lordship in Scripture: "Lord," (Yahweh. Adonai, Kurios) is the basic    covenant name of God, Ex. 3:13-15,6:1-8; cf. John 8:59, Rom. 14:9.

  1. Use in confessions of faith: Deut. 6:4ff; cf. Rom. 10:9, I Cor. 12:3, Phil. 2:11. 
  2. God performs his might acts "that they might know that I am the Lord," Ex. 14: 18, I Kings 8:43, Ps. 9: 10, etc. 
  3. "I am Lord, I am he," Isa. 41:4,43:10-13, etc.



B.Lordship is a covenantal concept.

  1. "Covenant": relation between the Lord and a people whom he has sovereignly consecrated to himself. He rules over them by the sanctions of his law and fulfills in and through them the purposes of his grace. 
  2. Lordship is a relation. Where you have a Lord, you have servants, i.e. a people over whom the Lord rules. "Lord" names God as head of the covenant relationship. The centrality of lordship implies the centrality of covenant, and vice versa.

0 PENGECUALIAN TERHADAP HUKUM KE 6: ‘JANGAN MEMBUNUH’



Oleh : Pdt. Budi Asali, M.Div

PENGECUALIAN TERHADAP HUKUM KE 6: ‘JANGAN MEMBUNUH’


John Murray: “The Commandment is not in the general term of prohibiting the putting to death of another, as our word ‘kill’ might suggest. The term used in the commandment is the specific one to denote what we call ‘murder.’” [= Hukum ini bukanlah dalam istilah umum melarang membunuh orang lain, seperti kata ‘kill’ dalam bahasa kita. Istilah yang digunakan dalam hukum ini adalah istilah spesifik yang menunjuk pada apa yang kita sebut ‘murder’] - ‘Principles of Conduct’, hal 113.

John Stott: “The commandment ‘You shall not kill’ would be better expressed ‘Do not commit murder’ (NEB), for it is not a prohibition against taking all human life in any and every circumstance, but in particular against homicide or murder” [= Hukum ‘Jangan membunuh (kill)’ akan dinyatakan dengan lebih baik ‘Jangan melakukan murder’ (NEB), karena itu bukan merupakan suatu larangan terhadap pembunuhan / pengambilan semua nyawa manusia dalam seadanya dan setiap keadaan, tetapi secara khusus terhadap pembunuhan atau ‘murder’] - ‘The Message of the Sermon on the Mount’, hal 82.


Catatan: dalam bahasa Inggris dibedakan antara ‘to kill’ dan ‘to murder’, dan John Murray maupun John Stott mengatakan bahwa yang dilarang adalah ‘to murder’, bukan ‘to kill’. Tetapi dalam bahasa Indonesia tidak ada pembedaan seperti itu. Jamieson, Fausset & Brown juga melakukan pembedaan seperti ini.

0 LUKAS 9:1-6 (1)



Oleh : Pdt. Budi Asali M.Div

LUKAS 9:1-6 (1)
Minggu, tgl 18 Januari 2015, pk 17.00

Luk 9:1-6 - “(1) Maka Yesus memanggil kedua belas muridNya, lalu memberikan tenaga dan kuasa kepada mereka untuk menguasai setan-setan dan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit. (2) Dan Ia mengutus mereka untuk memberitakan Kerajaan Allah dan untuk menyembuhkan orang, (3) kataNya kepada mereka: ‘Jangan membawa apa-apa dalam perjalanan, jangan membawa tongkat atau bekal, roti atau uang, atau dua helai baju. (4) Dan apabila kamu sudah diterima dalam suatu rumah, tinggallah di situ sampai kamu berangkat dari situ. (5) Dan kalau ada orang yang tidak mau menerima kamu, keluarlah dari kota mereka dan kebaskanlah debunya dari kakimu sebagai peringatan terhadap mereka.’ (6) Lalu pergilah mereka dan mereka mengelilingi segala desa sambil memberitakan Injil dan menyembuhkan orang sakit di segala tempat.”.


I)Yesus memanggil dan mengutus 12 murid.
Ay 1-2: “(1) Maka Yesus memanggil kedua belas muridNya, lalu memberikan tenaga dan kuasa kepada mereka untuk menguasai setan-setan dan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit. (2) Dan Ia mengutus mereka untuk memberitakan Kerajaan Allah dan untuk menyembuhkan orang,”.

1)Yang memanggil dan mengutus adalah Yesus sendiri.
Bandingkan dengan ayat-ayat ini:


Mat 10:1,5 - “(1) Yesus memanggil kedua belas muridNya dan memberi kuasa kepada mereka untuk mengusir roh-roh jahat dan untuk melenyapkan segala penyakit dan segala kelemahan. ... (5) Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada mereka: ‘Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria,”.

0 Yunus 4:1-11



Oleh: Pdt. Budi Asali, M.Div

Yunus 4:1-11


Bacalah lebih dulu bagian 5


Yunus 4:1-11 - “(1) Tetapi hal itu sangat mengesalkan hati Yunus, lalu marahlah ia. (2) Dan berdoalah ia kepada TUHAN, katanya: ‘Ya TUHAN, bukankah telah kukatakan itu, ketika aku masih di negeriku? Itulah sebabnya, maka aku dahulu melarikan diri ke Tarsis, sebab aku tahu, bahwa Engkaulah Allah yang pengasih dan penyayang, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia serta yang menyesal karena malapetaka yang hendak didatangkanNya. (3) Jadi sekarang, ya TUHAN, cabutlah kiranya nyawaku, karena lebih baik aku mati dari pada hidup.’ (4) Tetapi firman TUHAN: ‘Layakkah engkau marah?’ (5) Yunus telah keluar meninggalkan kota itu dan tinggal di sebelah timurnya. Ia mendirikan di situ sebuah pondok dan ia duduk di bawah naungannya menantikan apa yang akan terjadi atas kota itu. (6) Lalu atas penentuan TUHAN Allah tumbuhlah sebatang pohon jarak melampaui kepala Yunus untuk menaunginya, agar ia terhibur dari pada kekesalan hatinya. Yunus sangat bersukacita karena pohon jarak itu. (7) Tetapi keesokan harinya, ketika fajar menyingsing, atas penentuan Allah datanglah seekor ulat, yang menggerek pohon jarak itu, sehingga layu. (8) Segera sesudah matahari terbit, maka atas penentuan Allah bertiuplah angin timur yang panas terik, sehingga sinar matahari menyakiti kepala Yunus, lalu rebahlah ia lesu dan berharap supaya mati, katanya: ‘Lebih baiklah aku mati dari pada hidup.’ (9) Tetapi berfirmanlah Allah kepada Yunus: ‘Layakkah engkau marah karena pohon jarak itu?’ Jawabnya: ‘Selayaknyalah aku marah sampai mati.’ (10) Lalu Allah berfirman: ‘Engkau sayang kepada pohon jarak itu, yang untuknya sedikitpun engkau tidak berjerih payah dan yang tidak engkau tumbuhkan, yang tumbuh dalam satu malam dan binasa dalam satu malam pula. (11) Bagaimana tidak Aku akan sayang kepada Niniwe, kota yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang, yang semuanya tak tahu membedakan tangan kanan dari tangan kiri, dengan ternaknya yang banyak?’”.

I) Kemarahan Yunus.


1)Yunus marah (ay 1).
a)Kemarahan belum tentu merupakan suatu dosa.
Pulpit Commentary: “Anger is in itself an emotion which may be either good or evil. ... a righteous anger or indignation with wrong-doers is now and again in the Scripture narrative mentioned with approval. Indeed, a nature to which anger is foreign cannot but be lacking in moral fibre. On the other hand, into how many sins have men been led by giving way to foolish anger? ... An angry man can seldom decide with justice or act with consideration” (= Kemarahan itu sendiri merupakan suatu perasaan yang bisa baik atau jahat. ... kemarahan yang benar terhadap orang-orang yang berbuat jahat berulang kali disebutkan dalam cerita Kitab Suci dan direstui. Memang, seseorang bagi siapa kemarahan merupakan sesuatu yang asing adalah orang yang tidak mempunyai kwalitet moral yang baik. Di sisi yang lain, orang-orang telah dibawa ke dalam banyak dosa karena menyerah pada kemarahan yang bodoh. ... Seorang yang marah jarang bisa memutuskan dengan keadilan atau bertindak dengan pertimbangan) - hal 82-83.

0 YUNUS 3:1-10



Oleh: Pdt. Budi Asali, M.Div

YUNUS 3:1-10





Bacalah lebih dulu bagian 4


Yunus 3:1-10 - “(1) Datanglah firman TUHAN kepada Yunus untuk kedua kalinya, demikian: (2) ‘Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, dan sampaikanlah kepadanya seruan yang Kufirmankan kepadamu.’ (3) Bersiaplah Yunus, lalu pergi ke Niniwe, sesuai dengan firman Allah. Niniwe adalah sebuah kota yang mengagumkan besarnya, tiga hari perjalanan luasnya. (4) Mulailah Yunus masuk ke dalam kota itu sehari perjalanan jauhnya, lalu berseru: ‘Empat puluh hari lagi, maka Niniwe akan ditunggangbalikkan.’ (5) Orang Niniwe percaya kepada Allah, lalu mereka mengumumkan puasa dan mereka, baik orang dewasa maupun anak-anak, mengenakan kain kabung. (6) Setelah sampai kabar itu kepada raja kota Niniwe, turunlah ia dari singgasananya, ditanggalkannya jubahnya, diselubungkannya kain kabung, lalu duduklah ia di abu. (7) Lalu atas perintah raja dan para pembesarnya orang memaklumkan dan mengatakan di Niniwe demikian: ‘Manusia dan ternak, lembu sapi dan kambing domba tidak boleh makan apa-apa, tidak boleh makan rumput dan tidak boleh minum air. (8) Haruslah semuanya, manusia dan ternak, berselubung kain kabung dan berseru dengan keras kepada Allah serta haruslah masing-masing berbalik dari tingkah lakunya yang jahat dan dari kekerasan yang dilakukannya. (9) Siapa tahu, mungkin Allah akan berbalik dan menyesal serta berpaling dari murkaNya yang bernyala-nyala itu, sehingga kita tidak binasa.’ (10) Ketika Allah melihat perbuatan mereka itu, yakni bagaimana mereka berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, maka menyesallah Allah karena malapetaka yang telah dirancangkanNya terhadap mereka, dan Iapun tidak jadi melakukannya”.

 

I) Pengutusan kedua terhadap Yunus (ay 1-2).


Ay 1-2: “(1) Datanglah firman TUHAN kepada Yunus untuk kedua kalinya, demikian: (2) ‘Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, dan sampaikanlah kepadanya seruan yang Kufirmankan kepadamu.’”.

1)   Dimana Yunus berada pada saat itu?
Barnes menganggap bahwa kata-kata dalam ay 2 - ‘Bangunlah, pergilah ke Niniwe’ - tidak mungkin diberikan kepada Yunus yang sedang dalam perjalanan ke Niniwe. Ia mengatakan bahwa Yunus pergi ke Yerusalem untuk membayar nazarnya dan bersyukur kepada Allah di sana, dan lalu pulang ke rumahnya. Setelah beberapa saat maka datanglah Firman Tuhan kepadanya yang menyuruhnya pergi ke Niniwe (ay 1-2). Dengan demikian ada suatu jangka waktu yang memungkinkan kabar tentang dirinya yang ditelan ikan dsb untuk bisa tersebar dan sampai ke telinga orang-orang Niniwe.

0 YUNUS 1:17-2:10



Oleh: Pdt. Budi Asali, M.Div

YUNUS 1:17-2:10




Bacalah lebih dulu bagian 3


Yunus 1:17-2:10 - “(1:17) Maka atas penentuan TUHAN datanglah seekor ikan besar yang menelan Yunus; dan Yunus tinggal di dalam perut ikan itu tiga hari tiga malam lamanya. (2:1) Berdoalah Yunus kepada TUHAN, Allahnya, dari dalam perut ikan itu, (2:2) katanya: ‘Dalam kesusahanku aku berseru kepada TUHAN, dan Ia menjawab aku, dari tengah-tengah dunia orang mati aku berteriak, dan Kaudengarkan suaraku. (2:3) Telah Kaulemparkan aku ke tempat yang dalam, ke pusat lautan, lalu aku terangkum oleh arus air; segala gelora dan gelombangMu melingkupi aku. (2:4) Dan aku berkata: telah terusir aku dari hadapan mataMu. Mungkinkah aku memandang lagi baitMu yang kudus? (2:5) Segala air telah mengepung aku, mengancam nyawaku; samudera raya merangkum aku; lumut lautan membelit kepalaku (2:6) di dasar gunung-gunung. Aku tenggelam ke dasar bumi; pintunya terpalang di belakangku untuk selama-lamanya. Ketika itulah Engkau naikkan nyawaku dari dalam liang kubur, ya TUHAN, Allahku. (2:7) Ketika jiwaku letih lesu di dalam aku, teringatlah aku kepada TUHAN, dan sampailah doaku kepadaMu, ke dalam baitMu yang kudus. (2:8) Mereka yang berpegang teguh pada berhala kesia-siaan, merekalah yang meninggalkan Dia, yang mengasihi mereka dengan setia. (2:9) Tetapi aku, dengan ucapan syukur akan kupersembahkan korban kepadaMu; apa yang kunazarkan akan kubayar. Keselamatan adalah dari TUHAN!’ (2:10) Lalu berfirmanlah TUHAN kepada ikan itu, dan ikan itupun memuntahkan Yunus ke darat”.

I) Penjelasan tentang ay 2-9.


Kalau dilihat sepintas lalu, maka ay 2-9 itu kelihatannya adalah doa Yunus di dalam perut ikan itu:
1)   Ay 1 mengatakan bahwa Yunus berdoa dari dalam perut ikan.
2)   Ay 2-9 terletak sebelum ay 10, dimana ikan itu memuntahkan Yunus.

Tetapi kalau kita mempelajari dengan lebih teliti, maka kesimpulannya akan lain:
a)   Ay 2-9 berbentuk puisi. Apakah dalam perut ikan Yunus masih bisa membuat puisi?
b)   Kata-kata kerja yang ada dalam bentuk lampau (past tense), seperti:
1.  Ay 2: Ia menjawab aku dan Kaudengarkan suaraku’. Kata kerja yang saya garis bawahi itu ada dalam past tense (= bentuk lampau).
2.  Ay 6: Engkau naikkan nyawaku dari dalam liang kubur’. Kata ‘Engkau naikkan’ juga ada dalam past tense (= bentuk lampau).

Catatan: dalam bahasa Ibrani subyek dan kata kerja pada umumnya tergabung menjadi satu kata.

c)   Seluruh bagian ini tidak berbentuk permintaan, tetapi syukur atas pertolongan Tuhan.

Karena itu, kesimpulannya adalah: ay 2-9 sebetulnya adalah doa syukur Yunus setelah ia keluar dari dalam perut ikan, tetapi di dalam doa itu dimasukkan juga pikiran-pikiran / doa Yunus ketika ia ada di dalam perut ikan. Karena itu, dari doa syukur ini kita bisa mempelajari pengalaman Yunus ketika ia berada di dalam perut ikan.

0 YUNUS 1:8-17


 

Oleh: Pdt. Budi Asali M.Div

 

YUNUS 1:8-17




Bacalah  lebih dulu bagian 2

Yunus 1:8-17 - “(8) Berkatalah mereka kepadanya: ‘Beritahukan kepada kami, karena siapa kita ditimpa oleh malapetaka ini. Apa pekerjaanmu dan dari mana engkau datang, apa negerimu dan dari bangsa manakah engkau?’ (9) Sahutnya kepada mereka: ‘Aku seorang Ibrani; aku takut akan TUHAN, Allah yang empunya langit, yang telah menjadikan lautan dan daratan.’ (10) Orang-orang itu menjadi sangat takut, lalu berkata kepadanya: ‘Apa yang telah kauperbuat?’ - sebab orang-orang itu mengetahui, bahwa ia melarikan diri, jauh dari hadapan TUHAN. Hal itu telah diberitahukannya kepada mereka. (11) Bertanyalah mereka: ‘Akan kami apakan engkau, supaya laut menjadi reda dan tidak menyerang kami lagi, sebab laut semakin bergelora.’ (12) Sahutnya kepada mereka: ‘Angkatlah aku, campakkanlah aku ke dalam laut, maka laut akan menjadi reda dan tidak menyerang kamu lagi. Sebab aku tahu, bahwa karena akulah badai besar ini menyerang kamu.’ (13) Lalu berdayunglah orang-orang itu dengan sekuat tenaga untuk membawa kapal itu kembali ke darat, tetapi mereka tidak sanggup, sebab laut semakin bergelora menyerang mereka. (14) Lalu berserulah mereka kepada TUHAN, katanya: ‘Ya TUHAN, janganlah kiranya Engkau biarkan kami binasa karena nyawa orang ini dan janganlah Engkau tanggungkan kepada kami darah orang yang tidak bersalah, sebab Engkau, TUHAN, telah berbuat seperti yang Kaukehendaki.’ (15) Kemudian mereka mengangkat Yunus, lalu mencampakkannya ke dalam laut, dan laut berhenti mengamuk. (16) Orang-orang itu menjadi sangat takut kepada TUHAN, lalu mempersembahkan korban sembelihan bagi TUHAN serta mengikrarkan nazar. (17) Maka atas penentuan TUHAN datanglah seekor ikan besar yang menelan Yunus; dan Yunus tinggal di dalam perut ikan itu tiga hari tiga malam lamanya”.

 

I)Pengaturan Tuhan sehingga Yunus dilempar ke laut.


1)Percakapan antara Yunus dengan para awak kapal (ay 8-12).

a)Orang-orang di kapal menanyai Yunus.
Ay 8: Berkatalah mereka kepadanya: ‘Beritahukan kepada kami, karena siapa kita ditimpa oleh malapetaka ini. Apa pekerjaanmu dan  dari mana engkau datang, apa negerimu dan dari bangsa manakah engkau?’”.

0 YUNUS 1:4-7



Oleh: Pdt. Budi Asali, M.Div

YUNUS 1:4-7






Bacalah lebih dulu bagian 1
Yunus 1:4-7 - “(4) Tetapi TUHAN menurunkan angin ribut ke laut, lalu terjadilah badai besar, sehingga kapal itu hampir-hampir terpukul hancur. (5) Awak kapal menjadi takut, masing-masing berteriak-teriak kepada allahnya, dan mereka membuang ke dalam laut segala muatan kapal itu untuk meringankannya. Tetapi Yunus telah turun ke dalam ruang kapal yang paling bawah dan berbaring di situ, lalu tertidur dengan nyenyak. (6) Datanglah nakhoda mendapatkannya sambil berkata: ‘Bagaimana mungkin engkau tidur begitu nyenyak? Bangunlah, berserulah kepada Allahmu, barangkali Allah itu akan mengindahkan kita, sehingga kita tidak binasa.’ (7) Lalu berkatalah mereka satu sama lain: ‘Marilah kita buang undi, supaya kita mengetahui, karena siapa kita ditimpa oleh malapetaka ini.’ Mereka membuang undi dan Yunuslah yang kena undi”.


Kalau dalam pelajaran yang lalu kita melihat bagaimana Yunus mendapat perintah Allah dan lalu menolaknya, maka dalam pelajaran ini kita melihat bagaimana dan dengan cara apa Allah mengejar Yunus.

0 YUNUS 1:1-3



Oleh: Pdt. Budi Asali, M.Div

YUNUS 1:1-3



Yunus 1:1-3 - “(1) Datanglah firman TUHAN kepada Yunus bin Amitai, demikian: (2) ‘Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, berserulah terhadap mereka, karena kejahatannya telah sampai kepadaKu.’ (3) Tetapi Yunus bersiap untuk melarikan diri ke Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN; ia pergi ke Yafo dan mendapat di sana sebuah kapal, yang akan berangkat ke Tarsis. Ia membayar biaya perjalanannya, lalu naik kapal itu untuk berlayar bersama-sama dengan mereka ke Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN”.

I) Perintah Allah kepada Yunus.


1)Yunus.
Sebelum disuruh ke Niniwe, Yunus sudahlah seorang nabi Tuhan.
2Raja 14:25 - “Ia mengembalikan daerah Israel, dari jalan masuk ke Hamat sampai ke Laut Araba sesuai dengan firman TUHAN, Allah Israel, yang telah diucapkanNya dengan perantaraan hambaNya, nabi Yunus bin Amitai dari Gat-Hefer”.


Jadi Yunus menubuatkan bahwa daerah Israel akan kembali sampai pada batas tertentu, dan raja Yerobeam II menggenapi nubuat tersebut.


Tetapi Clarke (hal 698) mengatakan bahwa tidak bisa diketahui apakah nubuat ini terjadi sebelum atau sesudah cerita dalam kitab Yunus ini.

0 Pembahasan I PETRUS 3:18-20 (3)



Oleh: Pdt. Budi Asali, M.Div

pembahasan I PETRUS 3:18-20 (3)


Bacalah lebih dulu bagian 2

Calvin menjelaskan mengapa hal itu dilakukan dalam Kitab Suci dengan berkata sebagai berikut:
“And they (Scriptures) so earnestly express this union of the two natures that is in Christ as sometimes to inter­change them”  [= Dan mereka (Kitab-kitab Suci) begitu sungguh-sungguh mewujudkan kesatuan dari dua hakekat yang ada di dalam Kristus sehingga kadang-kadang menukar / membolak-balik mereka] - ‘Institutes of the Christian Religion’, Book II, Chapter XIV, 1.

“Because the selfsame one was both God and man, for the sake of the union of both natures he gave to the one what belonged to the other” (= Karena orang yang sama adalah Allah dan manusia, demi kesatuan dari kedua hakekat, ia memberikan kepada yang satu apa yang termasuk pada yang lain) - ‘Institutes of the Christian Religion’, Book II, Chapter XIV, 2.

Dua pandangan ini, sekalipun berbeda dalam penafsiran, tetapi sebetulnya tidak terlalu berbeda dalam substansi, karena sekalipun Allah Anak dan Roh Kudus adalah 2 Pribadi yang berbeda, tetapi Mereka tetap adalah satu (karena adanya kesatuan hakekat).


b)Siapa yang diinjili? Dengan kata lain, siapa ‘roh-roh dalam penjara’ itu?

0 Pembahasan I PETRUS 3:18-20 (2)



Oleh: Pdt. Budi Asali, M.Div


pembahasan I PETRUS 3:18-20 (2)


Bacalah lebih dulu bagian 1

5) Yesus, melalui Roh Kudus, melakukan pemberitaan kepada roh-roh yang dalam penjara setelah kebangkitanNya, atau pada waktu kenaikanNya ke surga.


Louis Berkhof: “Bavinck considers this untenable and interprets the passage as referring to the ascension, which he regards as a rich, triumphant, and powerful preaching to the spirits in prison” (= Bavinck menganggap ini tidak bisa dipertahankan dan menafsirkan bahwa teks ini menunjuk pada kenaikan, yang ia anggap sebagai suatu pemberitaan / khotbah yang kaya, menang dan berkuasa kepada roh-roh dalam penjara) - ‘Systematic Theology’, hal 341.


Catatan:
yang dimaksud dengan ‘this’ / ‘ini’ dalam kutipan di atas adalah penafsiran Berkhof tentang 1Pet 3:18-20. Tetapi dari buku Bavinck yang lain, yang saya kutipkan di bawah ini, kelihatannya Bavinck mempunyai 2 kemungkinan pandangan, dan ia tidak menganggap pandangan Berkhof sebagai tidak dapat dipertahankan. Sebaliknya ia tetap menganggapnya sebagai suatu kemungkinan.
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9