Oleh: Pdt. Budi Asali, M.Div
YUNUS 1:1-3
Yunus 1:1-3 - “(1) Datanglah firman TUHAN kepada Yunus
bin Amitai, demikian: (2) ‘Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu,
berserulah terhadap mereka, karena kejahatannya telah sampai kepadaKu.’ (3)
Tetapi Yunus bersiap untuk melarikan diri ke Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN;
ia pergi ke Yafo dan mendapat di sana sebuah kapal, yang akan berangkat ke
Tarsis. Ia membayar biaya perjalanannya, lalu naik kapal itu untuk berlayar
bersama-sama dengan mereka ke Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN”.
I) Perintah Allah kepada Yunus.
1)Yunus.
Sebelum
disuruh ke Niniwe, Yunus sudahlah seorang nabi Tuhan.
2Raja 14:25 - “Ia mengembalikan daerah Israel, dari jalan masuk ke Hamat sampai ke
Laut Araba sesuai dengan firman TUHAN, Allah Israel, yang telah diucapkanNya
dengan perantaraan hambaNya, nabi Yunus bin Amitai dari Gat-Hefer”.
Jadi Yunus menubuatkan bahwa daerah Israel
akan kembali sampai pada batas tertentu, dan raja Yerobeam II menggenapi nubuat
tersebut.
Tetapi
Clarke (hal 698) mengatakan bahwa tidak bisa diketahui apakah nubuat ini
terjadi sebelum atau sesudah cerita dalam kitab Yunus ini.
2) Niniwe.
a)Niniwe adalah ibukota Asyur, dan didirikan
oleh Nimrod (Kej 10:9-11).
b)Dalam ay 2 dikatakan bahwa Niniwe adalah ‘kota yang besar’.
Calvin mengatakan bahwa penulis-penulis
kafir mengatakan bahwa keliling kota ini adalah 400 stadia (1 stadia = 1/8
mil). Tetapi Editor dari Calvin’s Commentary mengatakan:
1. Keliling Niniwe adalah 480 stadia atau 60
mil. Ini berarti bahwa kalau kota itu berbentuk lingkaran, maka kota itu
mempunyai garis tengah 30 km! Tidak heran bahwa Keil & Delitzsch mengatakan
(hal 390) bahwa penulis-penulis klasik mengatakan bahwa pada saat itu Niniwe
merupakan kota terbesar di dunia!
2. Niniwe mempunyai tembok yang tingginya 100
kaki (30 meter), dan begitu tebalnya tembok itu sehingga bisa dilalui 3 kereta
secara berjejer.
3. Bahwa dari 4:11 yang mengatakan 120.000
penduduknya tak bisa membedakan tangan kanan dan kiri, yang dianggap sebagai
bayi, maka diperkirakan penduduk Niniwe adalah lebih dari 2 juta orang.
c)Kota
ini adalah kota yang jahat.
Ay
2: ‘karena kejahatannya telah sampai
kepadaKu’.
Calvin: “he
reminds us, that though the Ninevites felicitated themselves, and also gained
the plaudits of the whole world on account of their power, yet all this was of
no moment, because their wickedness and iniquity had ascended into heaven”
(= Ia mengingatkan kita, bahwa sekalipun Niniwe memberi selamat kepada dirinya
sendiri / memuji dirinya sendiri, dan juga mendapatkan pujian dari seluruh
dunia karena kekuasaan mereka, tetapi semua ini tidak penting / berarti, karena
kejahatan mereka telah naik ke surga) - hal 25.
Karena
itu Calvin berkata: kalau kita ditegur oleh Tuhan, jangan melihat ke kanan atau
ke kiri kepada sesama manusia kita. Kita harus melihat kepada Tuhan.
Barnes’ Notes: “every iniquity has its own voice at the
hidden judgment seat of God” (= setiap kejahatan mempunyai suaranya sendiri
pada kursi penghakiman Allah yang tersembunyi) - hal 397.
Bandingkan dengan:
1. Kej 4:10 - “FirmanNya: ‘Apakah yang telah kauperbuat ini? Darah adikmu itu
berteriak kepadaKu dari tanah.”.
2. Kej 18:20-21 - “(20) Sesudah itu berfirmanlah TUHAN: ‘Sesungguhnya banyak keluh kesah
orang tentang Sodom dan Gomora dan sesungguhnya sangat berat dosanya. (21) Baiklah
Aku turun untuk melihat, apakah benar-benar mereka telah berkelakuan seperti
keluh kesah orang yang telah sampai kepadaKu atau tidak; Aku hendak
mengetahuinya.’”.
3. Yak 5:4 - “Sesungguhnya telah terdengar teriakan besar, karena upah yang kamu
tahan dari buruh yang telah menuai hasil ladangmu, dan telah sampai ke telinga
Tuhan semesta alam keluhan mereka yang menyabit panenmu”.
Penerapan: karena
itu jangan merasa aman pada waktu saudara berbuat dosa, hanya karena tidak ada
orang yang tahu akan dosa saudara. Tuhan selalu tahu, dan bahkan mencatat
dosa-dosa saudara!
3) Tuhan mengutus Yunus ke Niniwe.
Ay 1-2: “(1)
Datanglah firman TUHAN kepada Yunus bin Amitai, demikian: (2) ‘Bangunlah,
pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, berserulah terhadap mereka, karena
kejahatannya telah sampai kepadaKu.’”.
a)Mengapa Tuhan mengutus
Yunus ke Niniwe?
1. Untuk mempertobatkan orang Niniwe.
2. Untuk memberi petunjuk bahwa Ia bukan mau
menyelamatkan hanya orang Israel saja.
Pulpit Commentary: “In its
history there is, indeed, concealed prophecy of the highest importance which
our eyes are open to discern. To the Jews, perhaps, the chief lesson which it
was meant to teach was the capacity of the Gentiles for salvation and that God
designed to make them partakers thereof” (= Dalam sejarah Yunus memang ada
nubuat tersembunyi yang sangat penting terhadap mana mata kita terbuka untuk
melihat. Bagi orang-orang Yahudi, mungkin pelajaran utama yang dimaksudkan
untuk diajarkan adalah kapasitas dari orang-orang non Yahudi untuk keselamatan,
dan bahwa Allah merencanakan untuk membuat mereka ikut ambil bagian dalam
keselamatan tersebut) - ‘Introduction’,
hal ii.
Memang
dalam Perjanjian Lama sangat sedikit orang non Israel yang diselamatkan, tetapi
dalam Perjanjian Baru tidak demikian. Adanya orang-orang non Israel yang
bertobat, seperti Rahab, Rut, janda di Sarfat (1Raja 17), Naaman (2Raja
5), orang-orang di kapal yang ditumpangi Yunus (ay 16), dan orang-orang
Niniwe, memberikan petunjuk bahwa nanti dalam Perjanjian Baru gereja akan
terdiri bukan hanya dari orang Israel / Yahudi, tetapi juga dari bangsa-bangsa
lain.
3. Supaya Niniwe bisa menjadi ‘pembanding’ bagi
orang Israel / Yahudi.
Calvin
berkata bahwa Yunus dikirim oleh Tuhan ke Niniwe, karena Tuhan bosan / jengkel
dengan sikap tegar tengkuk dari Israel, yang selalu meremehkan Firman Tuhan
yang diberitakan oleh nabi-nabi Tuhan. Dengan mengirim Yunus ke Niniwe dan
mempertobatkan mereka dalam 3 hari, maka kesalahan Israel menjadi makin
menyolok. Dengan kata lain, Tuhan mengutus Yunus ke Niniwe supaya Niniwe bisa
menjadi pembanding terhadap Israel. Dalam pada jaman Yesus melayani di dunia
ini, Ia juga menggunakan Niniwe sebagai pembanding terhadap orang-orang Yahudi
saat itu.
Mat 12:40-41
- “(40) Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga
hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi
tiga hari tiga malam. (41) Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan
bangkit bersama angkatan ini dan menghukumnya juga. Sebab orang-orang Niniwe
itu bertobat setelah mendengar pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada di
sini lebih dari pada Yunus!”.
Penerapan: kalau
saudara banyak mendapat dan mengerti Firman Tuhan, tetapi tidak
melaksanakannya, atau tidak punya semangat dalam doa / melayani Tuhan /
memberitakan Injil, maka cobalah lihat kepada ‘pembanding-pembanding’ di
sekitar saudara, yaitu orang-orang yang dengar dan mengerti sedikit tentang
Firman Tuhan, tetapi bersemangat dalam doa / melayani Tuhan / memberitakan
Injil!
b)Apa
yang harus Yunus lakukan terhadap Niniwe?
Ay
2: ‘berserulah terhadap mereka’.
KJV: ‘cry
against it’ (= berteriaklah terhadap / menentangnya).
Keil& Delitzsch: “‘against’,
indicating the threatening nature of the preaching” (= ‘terhadap /
menentang’, menunjukkan sifat mengancam dari khotbah / pemberitaan) - hal
389.
Niniwe
merupakan pusat dari suatu kerajaan besar yaitu Asyur, dan Yunus bukan saja
tidak dikenal oleh mereka, tetapi juga berasal dari bangsa yang bermusuhan
dengan mereka. Sekarang Yunus disuruh oleh Tuhan untuk berteriak menentang
mereka. Jelas ini menunjukkan bahwa Yunus bukannya disuruh menyatakan kasih
Allah, tetapi sebaliknya disuruh menyatakan dosa mereka dan ancaman hukuman
Tuhan terhadap mereka. Dari sudut pandang manusia / logika, ini merupakan
sesuatu yang tidak masuk akal.
Calvin: “it
was an unpleasant undertaking to cry out against her immediately at the
beginning” (= merupakan sesuatu usaha yang tidak menyenangkan untuk
berteriak menentangnya langsung pada permulaan) - hal 25.
Penerapan:
dalam memberitakan Injil kita harus mengikuti pimpinan Tuhan, dan melakukan
apapun yang Ia kehendaki. Jangan terpancang pada caranya Evangelism Explosion
atau cara penginjilan yang manapun, yang biasanya menekankan kasih Allah di
awal penginjilan. Juga pada waktu saudara sudah mempunyai langkah-langkah
penginjilan dengan sistim tertentu, jangan selalu mengikuti langkah-langkah itu
seperti mesin. Saudara harus peka terhadap pimpinan Tuhan, dan mengikutinya.
II) Penolakan Yunus.
1)Yunus menolak perintah Tuhan.
a)Yunus melarikan diri ke
Yafo lalu ke Tarsis.
Ay 3:
“Tetapi Yunus bersiap untuk melarikan
diri ke Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN; ia pergi ke Yafo dan mendapat di sana
sebuah kapal, yang akan berangkat ke Tarsis. Ia membayar biaya perjalanannya,
lalu naik kapal itu untuk berlayar bersama-sama dengan mereka ke Tarsis, jauh
dari hadapan TUHAN”.
Ini
menunjukkan bahwa Yunus lari sejauh mungkin dari tempat dimana ia bisa
melaksanakan perintah Allah itu.
Barnes’ Notes: “He set about removing himself as far as
possible from being under the influence of God, and from the place where he
could fulfill them. God bid him to go to Nineveh, which lay North-East from his
home; and he instantly set himself to flee to the then furthermost West” (=
Ia mulai menyingkirkan dirinya sendiri sejauh mungkin dari keberadaan di bawah
pengaruh Allah, dan dari tempat dimana ia bisa menggenapi perintah Allah. Allah
memintanya pergi ke Niniwe, yang terletak di sebelah Timur Laut dari rumahnya;
dan ia segera menyiapkan dirinya untuk lari ke tempat yang pada saat itu
merupakan bagian Barat yang paling jauh) - hal 397.
Pulpit Commentary: “He went, too, in a direction exactly the
opposite of the one in which he had been sent. God had said, ‘Go north-east,’
and he went south-west.” (= Ia juga pergi ke arah yang persis bertentangan
dengan tempat kemana ia telah diutus. Allah telah berkata: ‘Pergilah ke Timur
Laut’, dan ia pergi ke Barat Daya) - hal 12.
b)Yunus lari ‘jauh dari hadapan Tuhan’.
Ada beberapa penafsiran tentang ungkapan
ini:
1. Menolak pemerintahan Tuhan atas dirinya, atau
menolak untuk melayani Allah.
Barnes’ Notes: “Jonah fled, not from God’s presence, but
from standing before him, as His servant and minister” (= Yunus lari, bukan
dari kehadiran Allah, tetapi dari keberadaannya di hadapanNya sebagai
pelayanNya) - hal 397.
Calvin
mengatakan bahwa Yunus tidak begitu salah pikirannya sehingga mengira bahwa ia
bisa lari dari hadapan Tuhan yang maha ada. Bandingkan dengan Maz 139:7-12
- “(7) Ke mana aku dapat pergi menjauhi rohMu, ke mana aku
dapat lari dari hadapanMu? (8) Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika
aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, di situpun Engkau. (9) Jika aku
terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut, (10) juga di
sana tanganMu akan menuntun aku, dan tangan kananMu memegang aku. (11) Jika aku
berkata: ‘Biarlah kegelapan saja melingkupi aku, dan terang sekelilingku menjadi
malam,’ (12) maka kegelapanpun tidak menggelapkan bagiMu, dan malam menjadi
terang seperti siang; kegelapan sama seperti terang”.
Perlu dipertanyakan: Apakah Yunus tahu
tentang Maz 139 ini? Kelihatannya ya, karena kalau dilihat dari Yunus 2,
maka terlihat dengan jelas bahwa ia sangat mengenal kitab Mazmur (Pulpit, hal
11).
Jadi
Calvin beranggapan bahwa yang dimaksud adalah: ia menolak pemerintahan Tuhan
atas dirinya.
Tetapi Pulpit Commentary berkata: “The
sinner is seldom logical. If he were, he would be a sinner no longer” (=
Orang berdosa biasanya tidak logis. Seandainya ia logis, ia tidak lagi
merupakan orang berdosa) - hal 15.
2.Meninggalkan
Israel.
Keil & Delitzsch: “away from the presence of the Lord, out of
the land of Israel, where Jehovah dwelt in the temple, and manifested His
presence” (= jauh dari kehadiran Tuhan, di luar tanah Israel, dimana
Yehovah tinggal di Bait Allah, dan menyatakan kehadiranNya) - hal 391.
Calvin
menambahkan bahwa kata-kata ‘jauh dari
hadapan TUHAN’ ditulis sampai 2 x (ay 3a,3b) untuk menunjukkan
bahwa ini bukan merupakan suatu dosa yang remeh.
2)Yunus bisa mendapatkan jalan yang
terbuka untuk lari dari Tuhan (ay 3).
a)Ia pergi ke Yafo (ay
3b).
KJV: ‘and
he went down to Joppa’ (= dan ia turun ke Yafo).
Barnes’ Notes: “He went down, as the man who fell
among the thieves, is said to have gone down from Jerusalem to Jericho.
He went down from the place which God honored by His presence and
protection. ... He goes down to Joppa. Wherever thou turnest, if thou depart
from the Will of God, thou goest down. Whatever glory, riches, power, honors,
thou gainest, thou risest not a whit; the more thou advances, while turned from
God, the deeper and deeper thou goest down” (= Ia turun, seperti
orang yang jatuh ke tangan pencuri / perampok, dikatakan turun dari
Yerusalem ke Yerikho. Ia turun dari tempat dimana Allah dihormati
oleh kehadiran dan perlindunganNya. ... Ia turun ke Yafo. Kemanapun
engkau berbelok, jika engkau meninggalkan Kehendak Allah, engkau turun.
Berapapun kemuliaan, kekayaan, kuasa, kehormatan yang engkau dapatkan, engkau
tidak naik sedikitpun; makin engkau maju, sementara berbalik dari Allah, makin
lama makin dalam engkau turun) - hal 399.
Catatan: kata-kata
Albert Barnes ini mengandung sesuatu yang indah dan benar, dan perlu
direnungkan / dihayati. Tetapi bagaimanapun kebenaran tersebut ia dapatkan
melalui penyalah-tafsiran suatu ayat. Mengapa? Karena ia mengalegorikan /
merohanikan ayat tersebut padahal ayat tersebut merupakan suatu bagian yang
bersifat cerita sejarah, dan suatu cerita sejarah tidak boleh dialegorikan /
dirohanikan / diartikan sebagai lambang!
Jadi,
dikatakan ‘Yunus turun ke Yafo’ karena Yafo memang terletak di sebelah selatan
/ barat daya dari keberadaan Yunus pada saat itu. Mengapa ia harus pergi ke
Yafo? Karena menurut Albert Barnes (hal 378) Yafo merupakan satu-satunya pelabuhan
bagi Yudea pada saat itu (2Taw 2:16) dan ini berlaku sampai saat sesudah
pembuangan (Ezra 3:7).
b)Ia bukan hanya bisa mendapatkan sebuah kapal,
tetapi juga masih ada tempat baginya, dan ia mempunyai uang untuk membayar
tiket kapal itu (ay 3b). Ini semua merupakan ‘jalan / pintu yang terbuka’
baginya!
Perhatikan
bahwa sekalipun ‘jalan / pintu yang terbuka’ bisa datang / diberikan oleh
Tuhan, seperti misalnya dalam 2Kor 2:12, tetapi tidak setiap ‘jalan / pintu
yang terbuka’ merupakan jalan yang benar / dari Tuhan, seperti dalam kasus
Yunus ini.
Beberapa komentar tentang pintu / jalan
yang terbuka ini:
1.Editor dari Calvin’s Commentary memberikan
2 kutipan:
a. Kata-kata
Marckius: “God sometimes not only suffers the wicked to advance prosperously in
their sins, but does not immediately restore the godly in their declensions;
nay, he gives them every facility for a time in their downward course, in order
that they may know themselves more, and that the glory of God may become
thereby more manifest. Foolish then is the sinner, who, having begun life
prosperously, concludes that the end will be equally happy” (= Allah
kadang-kadang bukan hanya membiarkan orang jahat untuk menjadi makmur dalam
dosa mereka, tetapi juga tidak segera memulihkan orang saleh dalam kejatuhan
mereka; tidak, ia memberi mereka semua fasilitas untuk sementara dalam jalan
mereka yang turun ke bawah, supaya mereka bisa lebih mengenal diri mereka, dan
supaya dengan demikian kemuliaan Allah bisa lebih dinyatakan. Jadi, bodohlah
orang berdosa, yang memulai hidupnya dengan makmur, dan lalu menyimpulkan bahwa
akhirnya juga akan sama bahagianya) - hal 30.
b. Kata-kata
Matthew Henry: “Providence seemed to favour his design, and gave him an opportunity to
escape: we may be out of the way of duty, and yet may meet with a favourable
gale. The ready way is not always the right way” (= Providensia
kelihatannya baik terhadap rencananya, dan memberinya suatu kesempatan untuk
lari / lolos: kita bisa ada di luar jalan kewajiban, tetapi mendapat angin yang
menyenangkan. Jalan yang siap / mudah tidak selalu merupakan jalan yang benar)
- hal 30.
Catatan: ‘providensia’ bisa diartikan sebagai ‘semua
pekerjaan Allah untuk melaksanakan rencanaNya’.
2. Pulpit Commentary: “Jonah’s
effort to escape from God’s presence seemed successful - ‘he found a ship going
to Tarshish.’ Providence seemed to favour him; but this was a narrow view -
providence must be interpreted widely. ... ‘So he paid the fare thereof.’ He
had the money ready - another apparently favourable providence, and he paid it
at once” (= Usaha Yunus untuk lari dari kehadiran Allah kelihatannya
berhasil - ‘ia mendapat di sana sebuah kapal, yang akan berangkat ke Tarsis’.
Providensia kelihatannya baik kepadanya / mendukungnya; tetapi ini merupakan
suatu pandangan yang sempit - providensia harus ditafsirkan secara luas. ...
‘Ia membayar biaya perjalanannya’. Ia mempunyai uang - lagi-lagi kelihatan
sebagai providensia yang baik / menguntungkan, dan ia langsung membayarnya)
- hal 25.
Penerapan: ‘pintu
terbuka’ pada waktu kita melakukan hal-hal yang bertentangan dengan kehendak
Tuhan ini merupakan sesuatu yang membahayakan! Yunus masuk melaluinya, dan
menyangka semua akan baik-baik saja, tetapi apa yang lalu terjadi dengan dia?
Karena itu kalau saudara melakukan sesuatu
yang salah, seperti bekerja pada hari Minggu, dusta / ketidak-jujuran, pacaran
dengan orang yang tidak seiman, berselingkuh, meninggalkan pelayanan demi
kesenangan pribadi, atau dosa-dosa pasif seperti tidak berdoa, tidak belajar
Firman Tuhan / tidak ikut Pemahaman Alkitab, tidak melayani, tidak memberi
persembahan persepuluhan, dsb., maka hati-hatilah dengan setiap ‘pintu yang
terbuka’ dan dengan setiap ‘berkat Tuhan’ yang saudara dapatkan dalam pelarian
dari Tuhan tersebut! Jangan menjadi seperti Yunus!
c)Yunus
membayar biaya perjalanannya / tiket kapal (ay 3b).
Pulpit Commentary: “... men do not grudge expense to carry out
their own will, however reluctant often to spend it to carry out God’s. See the
costliness of sin - yet the devil’s taxes are usually paid cheerfully” (=
... manusia biasanya tidak segan mengeluarkan uang untuk melaksanakan kehendak
mereka sendiri, betapapun seringnya ia segan menggunakan uangnya untuk
melaksanakan kehendak Allah. Lihatlah harga / biaya dari dosa - tetapi pajak
dari setan biasanya dibayar dengan senang hati) - hal 25.
Penerapan:
1.
Ada banyak
orang yang kalau tidak ada kendaraan, lalu tidak pergi ke gereja. Mereka
keberatan untuk mengeluarkan ongkos taxi, padahal mereka termasuk orang yang
mampu. Tetapi anehnya, kalau mereka ingin pergi ke toko atau ke pesta (pokoknya
sesuatu yang menyenangkan diri mereka sendiri) dan tidak ada kendaraan, mereka
mau mengeluarkan ongkos taxi tersebut.
2.
Banyak
orang yang pelit sekali kalau memberi untuk Tuhan, apalagi kalau harus memberi
persembahan persepuluhan. Tetapi mereka dengan senang hati mengeluarkan uang
untuk sesuatu yang bersifat dosa atau yang menyenangkan diri sendiri, seperti
rokok, foya-foya, jalan-jalan ke luar negeri, atau bahkan perzinahan, berapapun
banyaknya uang yang harus dikeluarkan!
d) Kapal yang ditumpangi Yunus itu menuju ke
Tarsis (ay 3).
Dimanakah
Tarsis itu? Tidak mudah untuk menjawab pertanyaan ini, dan para penafsir juga
mempunyai banyak perbedaan pendapat.
Calvin: “With
regard to the word Tharsis, or Tharsisa, I doubt not but that it means Cilicia.
There are those who think that it is the city Tharsus; but they are mistaken,
for it is the name of a country. They are also mistaken who translate it, Sea;
for Jonah intended not only to go to sea, but also to pass over into Cilicia,
which is opposite to the Syrian Sea” (= Berkenaan dengan kata Tarsis, atau
Tarsisa, saya tidak meragukan bahwa itu berarti Kilikia. Ada yang menganggap
bahwa itu adalah kota Tarsus; tetapi mereka salah, karena itu adalah nama suatu
negara. Mereka yang menterjemahkan ‘Laut’ juga salah; karena Yunus bermaksud
tidak hanya pergi ke laut, tetapi juga menyeberang ke Kilikia, yang berlawanan
/ berseberangan dengan Laut Syria) - hal 29.
Bandingkan dengan Kis 21:39 - “Paulus menjawab: ‘Aku
adalah orang Yahudi, dari Tarsus, warga dari kota yang terkenal di
Kilikia; aku minta, supaya aku diperbolehkan berbicara kepada orang banyak
itu.’”.
Rasanya
pandangan Calvin ini tidak terlalu masuk akal, karena kota yang ia maksudkan
ada di Utara. Agak aneh kalau ia turun ke Yafo, lalu naik kapal menuju ke Utara
(naik lagi).
MatthewPoole: “others say it was Tunis or
Carthage in Africa” (= orang-orang lain mengatakan itu adalah Tunis atau
Carthage di Afrika) - hal 926.
Barnes’ Notes: “Tarshish, ... an ancient merchant-city of
Spain” (= Tarsis, ... suatu kota perdagangan kuno dari Spanyol) - hal
398.
Leslie
C. Allen (NICOT): “Tarshish was at the other end of the world from Niniveh” (= Tarsis
berada di sisi yang lain dari dunia dibanding Niniwe) - hal 204.
Ia menambahkan bahwa ini adalah kota yang
sama dengan yang dibicarakan dalam Yes 66:19 - “Aku akan menaruh tanda di tengah-tengah mereka dan akan mengutus dari
antara mereka orang-orang yang terluput kepada bangsa-bangsa, yakni Tarsis,
Pul dan Lud, ke Mesekh dan Rosh, ke Tubal dan Yawan, ke pulau-pulau yang jauh yang
belum pernah mendengar kabar tentang Aku dan yang belum pernah melihat
kemuliaanKu, supaya mereka memberitakan kemuliaanKu di antara
bangsa-bangsa”.
e) Apakah Allah membiarkan Yunus menolak
panggilan / perintahNya?
Seorang
penafsir / pengkhotbah dari Pulpit Commentary menyusun sebuah khotbah
berdasarkan Yunus 1:1-3, dan ia lalu memberi komentar sebagai berikut: “God did not coerce Jonah, did not drive him
to Nineveh. He merely commanded him to go, and Jonah resisted the Divine
command. Man has the power to resist God ... ‘Ye do always resist the Spirit of
God.’” (= Allah tidak memaksa Yunus, tidak memaksanya ke Niniwe. Ia hanya
memerintahkan dia untuk pergi, dan Yunus menentang / menolak perintah ilahi.
Manusia mempunyai kuasa / kekuatan untuk menentang / menolak Allah ... ‘Kamu
selalu menentang Roh Kudus’) - hal 41.
Catatan: kutipan ayat dari Kis 7:51 - “Hai orang-orang yang keras kepala dan yang tidak bersunat hati dan
telinga, kamu selalu menentang Roh Kudus, sama seperti nenek moyangmu,
demikian juga kamu”.
Tanggapan saya
atas kata-kata Pulpit Commentary di atas:
Ini
merupakan kebodohan, karena sekalipun sampai ay 3 ini Allah masih ‘membiarkan’
Yunus, tetapi kalau saudara membaca Yun 1:4-17, lebih-lebih sampai akhir
kitab Yunus ini, maka saudara akan melihat dengan jelas bahwa Tuhan tidak
membiarkan, tetapi sebaliknya memaksa Yunus untuk pergi ke Niniwe, dan Yunus
tidak bisa menolak paksaan Tuhan! Kalau sampai saat ini (ay 3) Tuhan tidak
memaksa Yunus, maka itu disebabkan karena Ia mempunyai rencana tertentu dengan
dosa Yunus tersebut.
Barnes’ Notes: “Tell me, Fleest thou the Lord? Wait then a
little, and thou shalt learn from the event, that thou canst not escape the
hands of His servant, the sea” (= Katakan kepadaku, apakah engkau lari dari
Tuhan? Tunggulah sebentar, dan engkau akan belajar dari kejadian / peristiwa
ini, bahwa engkau tidak bisa lolos dari tangan pelayanNya, yaitu laut) -
hal 399.
3)Mengapa Yunus menolak
perintah Tuhan?
Ada
banyak kemungkinan alasan, seperti:
a) Merupakan sesuatu yang sangat tidak umum bagi
seorang nabi Israel untuk ditarik dari bangsa pilihan tersebut (Israel) dan
lalu dikirim ke bangsa kafir.
Calvin
membandingkan dengan Petrus yang juga ragu-ragu waktu disuruh pergi ke
Kornelius (Kis 10:17-dst. Perhatikan kata-kata ‘jangan bimbang’ dalam Kis 10:20).
b) Ia ragu-ragu apakah ia akan mempunyai
pengaruh terhadap bangsa kafir yang terkenal akan kejahatannya itu. Terhadap
bangsanya sendiri ia sudah mendapatkan pengalaman betapa tegar tengkuknya
bangsa tersebut, dan betapa sedikitnya hasil yang ia dapatkan. Apalagi dengan
bangsa kafir ini, hasil apa yang bisa ia harapkan?
c) Ia adalah orang yang fanatik terhadap
bangsanya sendiri (Israel), dan karena itu ia acuh tak acuh terhadap bangsa
asing (Asyur / Niniwe), dan tidak mau berkorban untuk melakukan pelayanan di
sana (Pulpit, hal 11).
Barnes’ Notes: “Zeal for the people and, as he doubtless
thought, for the glory of God, narrowed love in him” (= Semangat untuk
bangsanya, yang tak diragukan lagi ia anggap untuk kemuliaan Allah,
menyempitkan kasih dalam dia) - hal 396.
Penerapan:
kita juga bisa seperti itu, pada waktu kita hanya berjuang untuk gereja kita
sendiri. Ingat bahwa kita harus berjuang untuk Kerajaan Allah di bumi ini, dan
bukan hanya untuk gereja sendiri. Apa gunanya mengucapkan kata-kata ‘Gereja yang kudus dan am’ pada waktu
Pengakuan Iman, tetapi dalam prakteknya kita hanya mementingkan gereja sendiri?
Ini sama seperti Yunus yang mempunyai pengakuan iman yang bagus (ay 9b),
tetapi melarikan diri dari Tuhan dan tidak mau mentaati perintahNya.
d) Ia menginginkan kehancuran Niniwe, yang
adalah musuh Israel, sedangkan ia tahu bahwa kalau ia berkhotbah di sana dan
mereka bertobat, Allah pasti akan mengampuni mereka. Ia tidak menghendaki hal
ini.
Barnes’ Notes: “Jonah fled, not from God’s presence, but
from standing before him, as His servant and minister. He refused God’s
service, because, as he himself tells God afterward, he knew what it would end
in, and he misliked it” (= Yunus lari, bukan dari kehadiran Allah, tetapi
dari keberadaannya di hadapanNya sebagai pelayanNya. Ia menolak pelayanan
Allah, karena, seperti belakangan ia sendiri ceritakan kepada Allah, ia tahu
bagaimana itu akan berakhir dan ia tidak menyenanginya) - hal 397.
Bdk. Yunus 4:2 - “Dan berdoalah ia
kepada TUHAN, katanya: ‘Ya TUHAN, bukankah telah kukatakan itu, ketika aku
masih di negeriku? Itulah sebabnya, maka aku dahulu melarikan diri ke Tarsis,
sebab aku tahu, bahwa Engkaulah Allah yang pengasih dan penyayang, yang panjang
sabar dan berlimpah kasih setia serta yang menyesal karena malapetaka yang
hendak didatangkanNya”.
Saya
ingin memberikan 2 komentar tentang Yun 4:2 ini:
1. J. C. Metcalfe: “Even in his moments of stark rebellion
Jonah’s view of his God was a right one. How different it was, for instance, to
the expressed thoughts of the slothful servant of Matthew 25:24-30, who said:
‘I knew thee that thou art an hard man’” (= Bahkan pada saat-saat
pemberontakannya yang keras pandangan Yunus tentang Allahnya adalah pandangan
yang benar. Alangkah berbedanya pandangannya, misalnya dengan pemikiran dari
hamba yang malas dari Matius 25:24-30, yang berkata: ‘Aku tahu bahwa tuan
adalah manusia yang kejam’) - ‘The
Angry Prophet’, hal 7.
2. Barnes’ Notes: “He feared not the fierceness of
their lion-nature, but God’s tenderness, and lest that tenderness should be the
destruction of his own people ” (= Ia takut bukan terhadap keganasan dari
orang Niniwe yang seperti singa, tetapi pada kelembutan Allah, dan bahwa
kelembutan itu akan menjadi kehancuran bagi bangsanya sendiri) - hal 396.
Catatan: ini dihubungkan dengan kata-kata Nahum tentang orang-orang Niniwe dalam Nah 2:11-12 - “(11) Di mana gerangan persembunyian singa dan gua singa-singa muda, tempat singa pulang pergi, tempat anak singa, di mana tidak ada yang mengganggunya? (12) Biasanya singa itu menerkam supaya cukup makan anak-anaknya, mencekik mangsa bagi betina-betinanya, dan memenuhi liangnya dengan mangsa dan persembunyiannya dengan terkaman”.
Bahwa Nahum memang berbicara tentang orang
Niniwe, terlihat dari Nah 1:1 - “Ucapan
ilahi tentang Niniwe. Kitab penglihatan Nahum, orang Elkosh”
.
Tetapi
juga perlu diketahui bahwa Nahum hidup / melayani lebih dari 120 tahun setelah
Yunus. Jadi, itu adalah orang-orang Niniwe dari generasi yang berbeda.
Apapun alasan Yunus untuk menolak panggilan / perintah Tuhan, ia
tetap salah, bahkan sangat salah.
Calvin: “But
he doubtless grievously transgressed: for the first rule, as to all our actions,
is to follow the call of God. ... The call of God then, as I have said, holds
the first place as to the conduct of men; ... Disordered then will be the whole
course of our life, except God presides over and guides us, raises up over us,
as it were, his own banners” (= Tetapi tak diragukan lagi ia melanggar
secara menyedihkan: karena peraturan pertama berkenaan dengan semua tindakan
kita adalah mengikuti panggilan Allah. ... Jadi panggilan Allah seperti telah
saya katakan menempati tempat pertama berkenaan dengan tingkah laku manusia;
... Maka akan kacaulah seluruh jalan kehidupan kita, kecuali Allah memimpin dan
membimbing kita, dan seakan-akan mengangkat benderaNya sendiri di atas kita)
- hal 28.
Calvin: “it
is a genuine proof of obedience when we simply obey God, however numerous the
obstacles which may meet us and may be suggested to our minds, and though no
escape may appear to us; yea, when we follow God, as it were with closed eyes,
wherever he may lead us, and doubt not but that he will add strength to us, and
stretch forth also his hand, whenever need may require, to remove all
difficulties” (= merupakan bukti yang asli dari ketaatan, pada waktu kita
mentaati Allah betapapun banyaknya halangan yang bisa kita jumpai dan bisa
dipikirkan oleh pikiran kita, dan sekalipun kelihatannya tidak ada jalan keluar
bagi kita; ya, pada waktu kita mengikuti Allah seakan-akan dengan mata tertutup
kemanapun Ia memimpin kita, dan tidak meragukan bahwa Ia akan menambah kekuatan
kita dan mengulurkan tanganNya, kapanpun itu dibutuhkan, untuk menyingkirkan
semua kesukaran) - hal 24.
Catatan:
a.Bandingkan
dengan Musa yang dalam Kel 3-4 mengajukan bermacam-macam keberatan yang
menurutnya tidak memungkinkannya untuk memenuhi panggilan / perintah Tuhan.
b.Demikian
juga waktu Yeremia dipanggil Tuhan, dikatakan dalam Yer 1:6 - “Maka aku menjawab: ‘Ah, Tuhan ALLAH! Sesungguhnya aku tidak pandai
berbicara, sebab aku ini masih muda.’”.
Calvin: “Whenever
then God demands any service from us, and we at the same time see that what the
discharge of our duty demands is either difficult or apparently impossible, let
this come to our minds, - that there is not anything in the whole world which
ought not to give way to God’s command: we shall then gather courage and
confidence, nor will anything be able to call us away from our duty and a right
course, though the whole world were fighting against God” (= Maka kapanpun
Allah menuntut pelayanan apapun dari kita, dan pada saat yang sama kita melihat
bahwa pelaksanaan kewajiban kita itu menuntut sesuatu yang sukar atau
kelihatannya mustahil, biarlah kita memikirkan hal ini, - bahwa tidak ada
apapun dalam seluruh dunia ini yang tidak harus memberi jalan pada perintah
Allah: maka kita akan mendapatkan keberanian dan keyakinan, dan tidak ada
apapun yang bisa menyimpangkan kita dari kewajiban kita dan jalan yang benar,
andaikatapun seluruh dunia berperang melawan Allah) - hal 24-25.
Penerapan:
kemanapun dan kepada siapapun Tuhan mengutus kita untuk melayani / memberitakan
Injil, kita harus tunduk.
Penutup.
Yunus diberi tanggung jawab
/ kewajiban; kita juga demikian.
Pulpit Commentary (hal 11):
“I slept, and dreamed that life was beauty.
I woke, and found that life was duty”
(=
Saya tidur, dan bermimpi bahwa hidup itu indah.
Saya
bangun, dan mendapati bahwa hidup merupakan kewajiban).
Yunus mula-mula menolak
melaksanakan tanggung jawab / kewajibannya. Bagaimana dengan saudara? Setiap
saudara yang adalah orang kristen sejati mempunyai tanggung jawab untuk
memberitakan Injil (Mat 28:19), dan Tuhan Yesus berkata: “Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak mengumpulkan
bersama Aku, ia mencerai-beraikan” (Mat 12:30).
Untuk
bisa melaksanakan kewajiban saudara dalam hal penginjilan, belajarlah cara-cara
memberitakan Injil, baik melalui buku, kaderisasi, dan sebagainya, dan lalu
mulailah memberitakan Injil.
-AMIN-
Kredit foto: Delivered "Editions Gründ, Fucikova Renata - Images de l'Ancien Testament 1996 -Pragues-Paris-Editions de qualité à prix Maxilivre"
No comments:
Post a Comment