Oleh: Pdt. Budi Asali, M.Div
pembahasan I PETRUS 3:18-20 (3)
Bacalah lebih dulu bagian 2
Calvin
menjelaskan mengapa hal itu dilakukan dalam Kitab Suci dengan berkata sebagai
berikut:
“And they (Scriptures) so earnestly express
this union of the two natures that is in Christ as sometimes to interchange
them” [= Dan mereka (Kitab-kitab Suci) begitu
sungguh-sungguh mewujudkan kesatuan dari dua hakekat yang ada di dalam Kristus
sehingga kadang-kadang menukar / membolak-balik mereka] - ‘Institutes of the Christian Religion’,
Book II, Chapter XIV, 1.
“Because the selfsame one was both God and
man, for the sake of the union of both natures he gave to the one what belonged
to the other” (=
Karena orang yang sama adalah Allah dan manusia, demi kesatuan dari kedua
hakekat, ia memberikan kepada yang satu apa yang termasuk pada yang lain) - ‘Institutes of the Christian Religion’,
Book II, Chapter XIV, 2.
Dua pandangan ini, sekalipun berbeda dalam penafsiran,
tetapi sebetulnya tidak terlalu berbeda dalam substansi, karena sekalipun Allah
Anak dan Roh Kudus adalah 2 Pribadi yang berbeda, tetapi Mereka tetap adalah
satu (karena adanya kesatuan hakekat).
b)Siapa yang diinjili?
Dengan kata lain, siapa ‘roh-roh dalam
penjara’ itu?
Barnes’ Notes: “Who are referred to by ‘spirits’? The specification in the next verse
determines this. They were those ‘who were sometimes disobedient, when once the
long-suffering of God waited in the days of Noah.’ No others are specified; and
if it should be maintained that this means that he went down to hell, or
to sheol, and preached to those who are confined there, it could be inferred
from this passage only that he preached to that portion of the lost spirits
confined there which belonged to the particular generation in which Noah lived.
Why he should do this; or how there should be such a separation made in hades
that it could be done; or what was the nature of the message which he delivered
to that portion, are questions which it is impossible for any man who holds the
opinion that Christ went down to hell after his death to preach, to answer”
(= Siapa yang dimaksud dengan ‘roh-roh’? Penggambaran terperinci dalam ayat
selanjutnya menentukan hal ini. Mereka adalah orang-orang yang ‘dahulu tidak
taat, pada waktu kesabaran Allah menunggu pada jaman Nuh’. Tidak ada
orang-orang lain yang disebutkan; dan seandainya harus
dipertahankan bahwa Ia turun ke neraka, atau ke SHEOL, dan berkhotbah kepada
mereka yang terkurung di sana, maka bisa disimpulkan dari text ini, hanya bahwa
Ia berkhotbah kepada bagian dari roh-roh yang terkurung di sana, yang termasuk
dalam generasi tertentu dalam mana Nuh hidup. Mengapa Ia melakukan hal ini;
atau bagaimana bisa dibuat pemisahan seperti itu di Hades sehingga hal ini bisa
dilakukan; atau apa sifat dari berita yang Ia sampaikan kepada bagian itu,
merupakan pertanyaan-pertanyaan yang tidak mungkin dijawab oleh orang yang
memegang pandangan bahwa setelah kematianNya Kristus turun ke neraka untuk
berkhotbah) - hal 1423.
Barnes’ Notes: “the question will be asked why are they called ‘spirits?’ Were they
spirits then, or were they men like others? To this the answer is easy. Peter
speaks of them as they were when he wrote; not as they had been, or were at the
time when the message was preached to them” (= akan ditanyakan mengapa
mereka disebut ‘roh-roh’? Apakah pada saat itu mereka adalah roh-roh, atau
apakah mereka adalah orang-orang seperti yang lain? Pertanyaan ini jawabannya
mudah. Petrus berbicara tentang mereka sebagaimana mereka ada pada saat ia
menulis; bukan sebagaimana mereka ada dahulu pada saat berita itu diberitakan
kepada mereka) - hal 1423.
Jadi, sekalipun orang-orang ini masih hidup pada waktu
Roh Kudus / Roh ilahi Yesus memberitakan Injil kepada mereka, tetapi mereka
disebut sebagai ‘roh-roh yang di dalam
penjara’, karena pada waktu Petrus menuliskan suratnya, mereka memang sudah
mati dan ada dalam penjara / neraka.
Menceritakan suatu peristiwa pada masa lalu, dengan
menggunakan istilah yang berlaku pada jaman si penulis menuliskan peristiwa
itu, merupakan sesuatu yang sering terjadi dalam Kitab Suci, misalnya:
Dalam Mat 10:4 Yudas
Iskariot disebutkan sebagai ‘yang
mengkhianati Dia’.
Kata Yunani yang diterjemahkan ‘mengkhianati’ adalah PARADOUS, yang merupakan sebuah ‘aorist participle’ (= participle bentuk lampau).
Mengapa digunakan bentuk lampau padahal pada saat itu ia belum
mengkhianati Yesus? Memang pada saat itu ia belum mengkhianati Yesus, tetapi
pada waktu Matius menuliskan bagian ini, ia sudah mengkhianati Yesus, dan
karena itu dituliskan demikian.
Nama ‘Betel’ sudah digunakan dalam Kej 12:8 dan Kej 13:3, padahal
penamaan Betel baru terjadi dalam Kej 28:19 - “Ia menamai tempat itu Betel; dahulu nama kota itu Lus”. Kalau
memang tempat itu baru dinamai Betel dalam Kej 28:19 mengapa dalam Kej 12:8 dan
Kej 13:3 sudah disebut Betel? Karena pada waktu penulis kitab Kejadian
(Musa) menuliskan cerita tentang Abraham dalam Kej 12 dan Kej 13 ini,
tempat itu sudah dinamakan Betel.
Nama ‘Eben-Haezer’ baru
diberikan dalam 1Sam 7:12, tetapi dalam 1Sam 4:1 dan 1Sam 5:1
nama itu sudah digunakan.
Kalau saudara ingin tahu tentang arti kata ‘penjara’ maka perhatikan kata-kata
Alexander Nisbet di bawah ini.
AlexanderNisbet: “Hell is a place of safe custody,
as the name of it here imports, ... out of which there is no possibility of
escaping, for by this prison can be meant nothing else but Hell” (= Neraka
merupakan suatu tempat tahanan yang aman, seperti yang ditunjukkan secara tak
langsung oleh namanya di sini, ... dari mana tidak ada kemungkinan untuk lolos,
karena yang dimaksud dengan ‘penjara’ ini tidak lain adalah ‘Neraka’) - hal
146.
Barnes’ Notes: “then no argument can be based on it in proof that he went to preach to
them after their death, and while his body was lying in the grave. ... No
argument, therefore, can be derived from this language to prove that Christ
went and personally preached to those who were confined in hades or in prison”
(= maka tidak ada argumentasi bisa didasarkan pada ayat ini untuk membuktikan
bahwa Ia pergi untuk memberitakan kepada mereka setelah kematian mereka, dan
sementara tubuhNya sedang berbaring dalam kuburan. ... Karena itu tidak ada
argumentasi yang bisa didapatkan dari kata-kata ini untuk membuktikan bahwa
Kristus pergi dan secara pribadi memberitakan / berkhotbah kepada mereka yang
dikurung dalam Hades atau dalam penjara) - hal 1423.
Keberatan
terhadap penafsiran ke 8 ini:
Penafsiran yang dianggap tidak sesuai dengan kontext /
arah pemikiran dari kontext, karena mengapa tahu-tahu berbicara tentang apa
yang dilakukan oleh Roh Kudus / Allah Anak pada 3000 tahun yang lalu (Pulpit
Commentary, hal 158).
Jawaban
terhadap keberatan ini:
Penafsiran ini bukannya tidak sesuai dengan kontext.
Penekanan dari pasal ini (1Pet 3) adalah supaya orang Kristen tetap taat
kepada Injil sekalipun ada penderitaan yang berat. Orang-orang pada jaman Nuh
itu mendengar pemberitaan dari Roh Kudus / Yesus melalui Nuh, tetapi mereka
tidak mentaatinya, sehingga sekarang mereka ada dalam penjara / neraka. Tetapi
Nuh dan keluarganya tetap taat sekalipun menderita, sehingga mereka selamat
dari air bah. Ini memberikan motivasi / dorongan bagi pembaca surat Petrus ini untuk mau taat
kepada Injil sekalipun mereka harus menderita karenanya pada saat ini
(Alexander Nisbet, hal 145).
Kesimpulan.
Adanya 8
penafsiran, dan tidak ada di antaranya yang tidak mempunyai problem,
menunjukkan betapa sukarnya ayat ini. Karena itu adalah sesuatu yang sangat
bodoh kalau kita mendasarkan suatu doktrin yang begitu penting tentang
penginjilan terhadap orang mati hanya pada ayat seperti ini.
Dahulu saya
mengambil pandangan ke 8, golongan pertama (Roh Kudus yang memberitakan Injil),
tetapi setelah saya mempelajari semua ini, sekarang saya paling condong pada
pandangan ke 8, golongan ke 2 (Roh ilahi Yesus yang memberitakan Injil).
Karena ini
merupakan penginjilan terhadap orang hidup, maka secara theologis ini
bukanlah sesuatu yang sangat besar. Dan ini mempunyai dukungan banyak ayat
Kitab Suci lain.
-o0o-
No comments:
Post a Comment