Oleh: Pdt. Budi Asali, M.Div
YUNUS 1:4-7
Bacalah lebih dulu bagian 1
Yunus 1:4-7 - “(4)
Tetapi TUHAN menurunkan angin ribut ke laut, lalu terjadilah badai besar,
sehingga kapal itu hampir-hampir terpukul hancur. (5) Awak kapal menjadi takut,
masing-masing berteriak-teriak kepada allahnya, dan mereka membuang ke dalam
laut segala muatan kapal itu untuk meringankannya. Tetapi Yunus telah turun ke
dalam ruang kapal yang paling bawah dan berbaring di situ, lalu tertidur dengan
nyenyak. (6) Datanglah nakhoda mendapatkannya sambil berkata: ‘Bagaimana
mungkin engkau tidur begitu nyenyak? Bangunlah, berserulah kepada Allahmu,
barangkali Allah itu akan mengindahkan kita, sehingga kita tidak binasa.’ (7)
Lalu berkatalah mereka satu sama lain: ‘Marilah kita buang undi, supaya kita
mengetahui, karena siapa kita ditimpa oleh malapetaka ini.’ Mereka membuang
undi dan Yunuslah yang kena undi”.
Kalau dalam pelajaran yang
lalu kita melihat bagaimana Yunus mendapat perintah Allah dan lalu menolaknya,
maka dalam pelajaran ini kita melihat bagaimana dan dengan cara apa Allah
mengejar Yunus.
I)Badai (ay 4).
1)Badai ini tidak datang
atau terjadi secara kebetulan.
Ay 4
mengatakan: ‘Tetapi TUHAN menurunkan
angin ribut ke laut, lalu terjadilah badai besar’.
Calvin: “He then says that a tempest arose in the
sea; but he at the same time tells us, that this tempest did not arise by
chance, as ungodly men are wont to say, who ascribe everything that happens
to fortune. God, he says, sent a strong wind on the sea” (= Ia lalu
mengatakan bahwa badai muncul di laut; tetapi pada saat yang sama ia
menceritakan kepada kita bahwa badai ini tidak muncul secara kebetulan,
seperti yang biasa dikatakan oleh orang-orang yang tak beriman, yang menganggap
bahwa segala sesuatu yang terjadi sebagai kebetulan. Allah, ia berkata,
mengirimkan angin yang kuat ke laut) - hal 32.
Calvin
lalu menambahkan: “Though indeed the
Prophet speaks here only of one tempest, we may yet hence generally gather that
no storms, nor any changes in the air, which produce rain or stir up tempests
on the sea, happen by chance, but that heaven and earth are so regulated by a
Divine power, that nothing takes place without being foreseen and decreed”
(= Sekalipun memang sang nabi di sini hanya berbicara tentang satu badai,
tetapi kita boleh menyimpulkan secara umum bahwa tidak ada badai, ataupun
perubahan apapun di udara, yang menghasilkan hujan atau menimbulkan badai di
laut, terjadi secara kebetulan, tetapi bahwa langit / surga dan bumi begitu
diatur oleh kuasa Ilahi, sehingga tidak ada suatu apapun yang terjadi tanpa
dilihat lebih dulu dan ditentukan) - hal 33.
Calvin: “... it is certain that not one drop of rain
falls without God’s sure command” (= ... adalah pasti bahwa tidak satu
titik hujanpun yang jatuh tanpa perintah yang pasti dari Allah) - ‘Institutes
of the Christian Religion’, Book I, Chapter XVI, No 5.
Bdk.
Yer 14:22 - “Adakah yang dapat menurunkan hujan di antara dewa kesia-siaan
bangsa-bangsa itu? Atau dapatkah langit sendiri memberi hujan lebat? Bukankah
hanya Engkau saja, ya TUHAN Allah kami, Pengharapan kami, yang membuat semuanya
itu?”. Bandingkan juga dengan Ayub 28:25-26
37:6,10-13 Maz 68:10 Maz 147:8
Amos 4:7 Amos 9:5a,6b.
Penerapan: kalau saudara sedang lari dari Tuhan,
dan saudara lalu mengalami kesialan / bencana / hal yang tidak menyenangkan
apapun, atau sekedar mengalami ‘badai’ di dalam hati saudara, jangan
menganggapnya sebagai ‘kebetulan’, tetapi anggaplah itu sebagai tangan Tuhan
yang memanggil saudara untuk kembali pada jalan yang benar! Juga kalau pada
saat seperti itu tahu-tahu saudara mendapatkan bacaan Saat Teduh atau pemberitaan
khotbah yang menegur saudara, jangan menganggap itu sebagai ‘kebetulan’, tetapi
anggaplah sebagai panggilan Tuhan bagi saudara untuk bertobat!
Barnes’
Notes: “Tell me, Fleest thou the Lord? Wait then a little, and
thou shalt learn from the event, that thou canst not escape the hands of His
servant, the sea” (= Katakan kepadaku, apakah engkau lari dari Tuhan? Tunggulah
sebentar, dan engkau akan belajar dari kejadian / peristiwa ini, bahwa engkau
tidak bisa lolos dari tangan pelayanNya, yaitu laut) - hal 399.
Barnes’
Notes: “He had let him have his way, as He often deals with
those who rebel against Him. He lets them have their way up to a certain point.
He waits, in the tranquility of His Almightiness, until they have completed
their preparations; and then, when man has ended, He begins, that man may see
the more that it is His doing” (= Ia telah membiarkan Yunus melakukan apa yang
diinginkannya, seperti yang sering Ia lakukan terhadap mereka yang memberontak
terhadapNya. Ia membiarkan mereka melakukan apa yang diinginkannya sampai pada
titik tertentu. Ia menunggu, dalam ketenangan dari kemahakuasaanNya, sampai
mereka telah menyelesaikan persiapan-persiapan mereka; dan lalu, pada saat
manusia sudah selesai, Ia mulai, supaya manusia bisa lebih melihat bahwa itu
adalah perbuatanNya) - hal 399.
2)Badai itu bukan hanya mengenai Yunus, tetapi juga semua orang
yang ada dalam kapal tersebut (ay 4-5a).
a)Ini
menyebabkan kita harus berpikir 2 x sebelum menentang perintah / panggilan
Tuhan.
J.C.
Metcalfe: “It is frightening to realize that our
disobedience never affects ourselves alone, but also always brings trouble to
those about us” (= Merupakan sesuatu yang menakutkan bahwa ketidak-taatan kita
tidak pernah mempengaruhi diri kita sendiri saja, tetapi juga selalu membawa
problem bagi mereka di sekitar kita) - ‘The Angry Prophet’, hal 7.
Pulpit Commentary: “The prophet, so far from getting out of
trouble himself, got others into it” (= Sang nabi, bukannya menjauhkan
dirinya dari kesukaran tetapi menyebabkan orang-orang lain masuk ke dalam
kesukaran) - hal 14.
Karena
itu pikirkanlah keluarga saudara / orang-orang yang saudara cintai, yang akan
terkena bencana tersebut, kalau saudara ingin lari dari perintah Tuhan.
b)Adilkah
Allah pada waktu ia menimpakan badai itu kepada seluruh orang di kapal, padahal
Ia hanya mengejar satu orang, yaitu Yunus?
Calvin
menjawab pertanyaan ini sebagai berikut: “though
God had a regard only, in a special manner, to the case of Jonah, yet there
were hidden reasons why he might justly involve others in the same danger. ...
though the Lord may involve many men in the same punishment, when he especially
intends to pursue only one man, yet there is never wanting a reason why he
might not call before his tribunal any one of us, even such as appear the most
innocent. ... God can punish one man, as to humble some others at the same
time, and to chastise others for their various sins, and also to try their
patience” (= sekalipun Allah hanya memperhatikan, dengan cara yang khusus,
kepada kasus Yunus, tetapi di sana ada alasan-alasan tersembunyi mengapa Ia
bisa secara benar / adil melibatkan orang-orang lain dalam bahaya yang sama.
... sekalipun Tuhan bisa melibatkan banyak orang dalam hukuman yang sama, pada
waktu Ia secara khusus bermaksud mengejar satu orang saja, tetapi Ia tidak
pernah kekurangan alasan mengapa Ia tidak memanggil ke depan pengadilanNya
setiap orang di antara kita, bahkan yang kelihatannya paling tidak bersalah.
... Allah bisa menghukum seseorang, dengan maksud merendahkan beberapa orang lain
pada saat yang sama, dan menghajar yang lain untuk bermacam-macam dosa mereka,
dan juga untuk menguji kesabaran mereka) - hal 33.
3)Awak kapal sangat ketakutan, mereka berdoa kepada allahnya
masing-masing, dan mereka membuang muatan kapal ke laut untuk meringankan kapal
supaya tidak tenggelam.
Ay 5a:
“Awak kapal menjadi takut, masing-masing berteriak-teriak kepada allahnya, dan
mereka membuang ke dalam laut segala muatan kapal itu untuk meringankannya”.
Ada beberapa hal yang
ingin saya bahas dalam persoalan ini:
a)Ini menunjukkan bahwa
badai itu adalah badai yang luar biasa hebatnya.
Pelaut
adalah orang yang sudah biasa menghadapi badai dan karena itu seharusnya
tidaklah terlalu takut terhadap badai. Bahwa pada saat itu pelaut-pelaut itu
sampai ketakutan, berdoa kepada allah mereka masing-masing, membuangi muatan
kapal ke laut, menunjukkan bahwa itu merupakan badai yang sangat hebat!
b)Dalam problem yang hebat, orang yang paling
brengsekpun akan berdoa / mencari Allah.
Pulpit
Commentary: “‘No man,’ it has been said, ‘was ever an atheist in a shipwreck.’”
(= Dikatakan bahwa tidak seorangpun adalah seorang ateis dalam suatu kecelakaan
kapal) - hal 26.
Henry
More: “In
agony or danger, no nature is atheist. The mind that knows not what to fly to,
flies to God” (= Dalam penderitaan yang hebat atau bahaya, tidak ada
manusia yang atheis. Pikiran yang tidak tahu harus lari kemana, akan lari
kepada Allah) - ‘The Encyclopedia of
Religious Quotations’, hal 25.
Seorang
lagi berkata: “An atheist is one who
prays when he can think of no other way out of his trouble” (= Seorang
atheis adalah orang yang berdoa pada waktu ia tidak bisa memikirkan jalan
keluar dari problemnya) - ‘The
Encyclopedia of Religious Quotations’, hal 26.
Banyak
orang yang baru sungguh-sungguh mencari Allah / datang kepada Yesus / berdoa
kalau ada problem yang luar biasa hebat. Kalau saudara adalah orang seperti itu
maka renungkan Maz 32:9 yang berbunyi:
“Janganlah
seperti kuda atau bagal yang tidak berakal, yang kegarangannya harus dikendalikan
dengan tali les dan kekang, kalau tidak, ia tidak akan mendekati engkau”.
Karena itu, sekalipun saudara tidak mengalami problem
yang terlalu berarti, tetap datanglah kepada Tuhan!
c)Karena kebutaan rohani
mereka, maka mereka mencari Allah secara salah.
Dalam
komentarnya tentang bagian ini Calvin mengatakan bahwa dalam hati setiap orang
ada perasaan akan adanya Tuhan / Allah, dan dalam keadaan bahaya / takut,
perasaan itu dibangkitkan. Tetapi mereka buta secara rohani sehingga mereka
mencari allah yang salah, karena dalam ay 5a dikatakan mereka
masing-masing berteriak kepada allahnya, yang jelas bukan allah yang benar,
tetapi mungkin sekali berhala / dewa.
Calvin: “As, then, this passage teaches, that men
are constrained by necessity to seek God, so also, on the other hand, it shows,
that men go astray in seeking God, except they are directed by celestial truth,
and also by the Spirit of God” (= Sebagaimana text ini mengajarkan bahwa
manusia didesak oleh kebutuhan yang hebat untuk mencari Allah, demikian juga di
sisi yang lain text ini menunjukkan bahwa manusia tersesat dalam mencari Allah
kecuali mereka dipimpin oleh kebenaran surgawi, dan juga oleh Roh Allah) - hal
36.
Bagian
terakhir kata-kata Calvin itu menunjukkan bahwa manusia bisa menemukan Allah /
kebenaran dari Kitab Suci dan pimpinan Roh Kudus. Karena itu banyaklah berdoa untuk
pimpinan Roh Kudus tersebut, dan banyaklah belajar Kitab Suci / Firman Tuhan,
dan tunduklah pada Kitab Suci / Firman Tuhan.
4)Di
tengah-tengah apa yang dilakukan orang-orang dalam kapal itu, Yunus terus tidur.
Ay
5b: “Tetapi Yunus telah turun ke dalam ruang kapal yang paling bawah dan
berbaring di situ, lalu tertidur dengan nyenyak”.
a) Dalam ay 5b dikatakan bahwa Yunus telah turun
ke dalam ruang kapal yang paling bawah, dan lalu tidur dengan nyenyak. Ini
terjadi lebih dulu dari pada ay 4-5a, sehingga kalau ay 5b
diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, maka seharusnya diterjemahkan ke dalam
bentuk past perfect, seperti
terjemahan NIV: ‘But Jonah had gone below deck’ (= Tetapi Yunus telah pergi
/ turun ke bawah geladak).
b) Dalam Septuaginta (Perjanjian Lama yang
berbahasa Yunani), ay 5 ini diterjemahkan ‘tidur dan mendengkur’.
Barnes (hal 378) mengatakan bahwa Yunus tidur karena:
Barnes (hal 378) mengatakan bahwa Yunus tidur karena:
1. Ia
lelah setelah melakukan perjalanan ke Yafo.
2. Merupakan sesuatu yang biasa bagi orang yang melakukan sesuatu yang bertentangan dengan Firman Tuhan untuk berusaha melupakan dirinya.
Penerapan: untuk melupakan suatu tindakan yang bertentangan dengan Firman Tuhan kita bisa tidur, jalan-jalan, bekerja, olah raga, mencari hiburan, dsb, tetapi itu tidak akan bisa melepaskan kita dari kejaran Allah!
2. Merupakan sesuatu yang biasa bagi orang yang melakukan sesuatu yang bertentangan dengan Firman Tuhan untuk berusaha melupakan dirinya.
Penerapan: untuk melupakan suatu tindakan yang bertentangan dengan Firman Tuhan kita bisa tidur, jalan-jalan, bekerja, olah raga, mencari hiburan, dsb, tetapi itu tidak akan bisa melepaskan kita dari kejaran Allah!
c) Tidurnya Yunus di sini menyebabkan ada orang
yang menafsirkan bahwa seluruh cerita Yunus mulai saat ini adalah mimpi dari
Yunus.
Adam
Clarke: “Others have thought that the whole of the account of Jonah’s being
swallowed by a great fish, his praying in its belly, and being cast on dry
land, was a dream which he had while fast asleep in the ship” (=
Orang-orang lain menganggap bahwa seluruh cerita tentang Yunus yang ditelan
ikan besar, doanya dalam perut ikan, dan dimuntahkannya Yunus ke darat,
merupakan mimpi dari Yunus pada waktu ia tertidur dalam kapal) - hal 698.
Ada 3 hal yang menunjukkan
bahwa tafsiran / pandangan ini sangat tidak masuk akal, yaitu:
1. Perhatikan
bahwa badai diceritakan lebih dulu (ay 4) dari cerita tentang tidurnya
Yunus dalam kapal (ay 5b). Sekalipun di atas telah saya katakan bahwa
sebetulnya ay 5b terjadi lebih dulu dari ay 4-5a, tetapi kalau semua itu
adalah mimpi Yunus, maka adalah aneh kalau mimpinya diceritakan lebih dulu dari
tidurnya.
2. Perhatikan
juga bahwa dalam ay 6 diceritakan kalau nakhoda membangunkan dia, dan baru
setelah itu ada cerita tentang ikan yang menelan Yunus (ay 17). Apakah
peristiwa nakhoda membangunkan Yunus itu juga merupakan mimpi Yunus?
3. Dalam Mat 12:40-42 Yesus berkata: “(40) Sebab
seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga
Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam. (41) Pada
waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan
menghukumnya juga. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat setelah mendengar
pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Yunus! (42)
Pada waktu penghakiman, ratu dari Selatan itu akan bangkit bersama angkatan ini
dan ia akan menghukumnya juga. Sebab ratu ini datang dari ujung bumi untuk
mendengar hikmat Salomo, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada
Salomo!”.
Cara Yesus menggunakan cerita Yunus dan Niniwe ini jelas
menunjukkan bahwa ini merupakan cerita sejarah, bukan sekedar perumpamaan,
ilustrasi atau mimpi.
Memang banyak orang, termasuk Martin Luther, yang tidak
mau menganggap cerita Yunus sebagai cerita sejarah.
Leslie C. Allen (NICOT): “Luther
viewed the story as nonhistorical” (= Luther memandang cerita ini sebagai
tidak bersifat sejarah) - hal 178.
Saya berpendapat ini salah satu blunder dari Luther.
Cerita Yunus harus dianggap sebagai cerita sejarah.
‘Unger’s Bible Dictionary’: “This book is certainly designed to be
viewed as historical. There is nothing in it to suggest otherwise” (= Kitab
ini pasti direncanakan untuk dipandang sebagai kitab yang bersifat sejarah.
Tidak ada apapun di dalamnya yang menunjuk pada sesuatu yang lain) - hal 601.
d) Tidurnya Yunus ini kontras / bertentangan
dengan tidurnya Kristus dalam kapal (Mat 8:24 Mark 4:38).
Pulpit
Commentary: “Contrast this sleep in the storm with that of Christ (Mark 4:38)”
[= Bandingkan / kontraskan tidur dalam badai ini dengan tidurnya Kristus (Mark
4:38)] - hal 3.
Jadi, bahwa seseorang bisa tidur pada waktu ada dalam
problem yang hebat, belum tentu menunjukkan bahwa ia orang yang beriman.
e) Di sini terlihat betapa tidak pekanya Yunus,
sehingga bisa tidur dalam badai tersebut.
Orang yang bisa tidur tidak selalu lebih
baik dari orang yang tidak bisa tidur! Kalau ada 2 orang yang sama-sama
berkeras dalam dosa / meninggalkan Tuhan, dan yang pertama tidak bisa tidur,
tetapi yang kedua bisa tidur, maka mungkin sekali orang yang pertama masih
lebih baik dari orang yang kedua. Mengapa? Karena kasus kedua itu menunjukkan
orangnya keras hati, dan acuh tak acuh terhadap dosanya.
Pulpit
Commentary: “The iron that has been heated soft, and cooled again in water, is
harder than ever. The process has simply tempered it. So the man who has been
softened in the fires of grace, and plunged again into the waters of sin, is a
harder man that he was at first (Heb. 6:4)” [= Besi yang telah dipanaskan
sehingga lunak, dan didinginkan lagi dalam air, lebih keras dari sebelumnya.
Proses itu hanya mengeraskannya. Demikian juga dengan orang yang telah
dilunakkan dalam api kasih karunia, dan mencebur lagi ke dalam air dosa,
menjadi orang yang lebih keras dari ia semula (Ibr 6:4)] - hal 15.
Catatan:
Saya kira Ibr 6:4 itu harus dibaca terus sampai dengan Ibr 6:6.
Ibr 6:4-6 - “(4) Sebab mereka yang pernah diterangi
hatinya, yang pernah mengecap karunia sorgawi, dan yang pernah mendapat bagian
dalam Roh Kudus, (5) dan yang mengecap firman yang baik dari Allah dan
karunia-karunia dunia yang akan datang, (6) namun yang murtad lagi, tidak
mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian, hingga mereka bertobat, sebab mereka
menyalibkan lagi Anak Allah bagi diri mereka dan menghinaNya di muka umum”.
Penerapan: karena itu kalau saudara memang sudah pernah mengenal
Allah, jangan bermain-main dengan dosa / tindakan yang melawan Allah /
meninggalkan Allah! Itu bisa membuat saudara menjadi keras seperti Yunus!
II)Nakhoda (ay 6).
Ay 6:“Datanglah
nakhoda mendapatkannya sambil berkata: ‘Bagaimana mungkin engkau tidur begitu
nyenyak? Bangunlah, berserulah kepada Allahmu, barangkali Allah itu akan
mengindahkan kita, sehingga kita tidak binasa.’”.
Andaikata nakhoda tidak turun ke bawah, melihat Yunus
yang tidur, dan membangunkan dia, maka tidak akan ada cerita tentang Yunus yang
ditelan ikan dan sebagainya, dan juga tidak akan ada pemberitaan Firman Tuhan
dan pertobatan di Niniwe. Jadi jelas bahwa turunnya nakhoda ke bawah, dan juga
tindakannya membangunkan Yunus dan menyuruhnya berdoa (ay 6), merupakan
pekerjaan Allah, yang mengejar Yunus.
1)Baik ‘kata-kata nakhoda’ (ay 6a) maupun ‘doa yang sungguh-sungguh dari
para awak kapal’ (ay 5a) merupakan suatu teguran terhadap Yunus yang tidak
berdoa.
Pulpit
Commentary: “Prayerless Jonah (how can the backslider pray?) is reproved by those
praying sailors. ... And how the heathen’s passionate cries to his god rebuke
our restraint of and coldness in prayer! How the full-hearted earnestness of
(it may be) the illiterate Christian reproves our heartless accuracies and
formal worship!” [= Yunus yang tidak berdoa (bagaimana seseorang yang
mundur dari Tuhan bisa berdoa?) ditegur oleh pelaut-pelaut yang berdoa. ... Dan betapa teriakan yang
sungguh-sungguh dari orang kafir kepada Allahnya, menegur sikap kita yang tidak
berdoa atau sikap kita yang dingin dalam doa! Betapa kesungguhan yang sepenuh
hati dari orang Kristen yang buta huruf menegur ibadah kita yang cermat dan
formil tetapi tanpa hati!] - hal 34.
Penerapan: bagaimana kehidupan doa / saat teduh saudara? Kalau
orang beragama lain, orang kristen dari gereja-gereja yang tidak karuan, para
penganut sekte, dan bahkan para penganut gereja setan, bisa berdoa dengan
serius, sedangkan saudara tidak, tidakkah saudara merasakan itu sebagai sesuatu
yang memalukan?
2)Nakhoda itu mengakui bahwa hidup
tergantung Tuhan.
Ay 6b: ‘berserulah kepada Allahmu, barangkali Allah itu
akan mengindahkan kita, sehingga kita tidak binasa’.
Calvin: “Here the pilot clearly owns, that he thought the life
of man to be in the power of God; for he concluded, that they must perish,
unless the Lord brought aid. ... Now what excuse can we have, if we think our
safety to be in our own hands, if we depend not wholly on God, and if we
neglect him in prosperity, as though we could be safe without his help?” (= Di
sini sang nakhoda dengan jelas mengakui bahwa ia beranggapan bahwa hidup
manusia ada dalam kuasa Allah; karena ia menyimpulkan, bahwa mereka pasti
binasa, kecuali Allah memberi pertolongan. ... Sekarang, alasan apa yang kita
punyai, jika kita beranggapan bahwa keamanan / keselamatan kita ada dalam tangan
kita sendiri, jika kita tidak bergantung sepenuhnya kepada Allah, dan jika kita
mengabaikan Dia dalam kemakmuran, seakan-akan kita bisa aman / selamat tanpa
pertolonganNya?) - hal 43.
Penerapan: banyaklah berdoa untuk perlindungan dan berkat Tuhan,
khususnya pada saat ini dimana hidup itu begitu berbahaya. Dan kalau saudara
makmur janganlah lalu mengabaikan Dia, karena tanpa Dia jangan kata makmur,
sekedar hiduppun saudara tidak akan bisa.
Bandingkan dengan Kis 17:28 - “Sebab di dalam Dia kita
hidup, kita bergerak, kita ada, seperti yang telah juga dikatakan oleh
pujangga-pujanggamu: Sebab kita ini dari keturunan Allah juga”.
III) Undian.
Ay 7: “Lalu berkatalah mereka satu sama lain: ‘Marilah
kita buang undi, supaya kita mengetahui, karena siapa kita ditimpa oleh
malapetaka ini." Mereka membuang undi dan Yunuslah yang kena undi”.
1)Pembuangan undi dilakukan karena doa
mereka tidak berguna dan mereka kehabisan akal.
Tadi masing-masing berdoa kepada allahnya. Ini seperti
doa bersama yang dilakukan di Indonesia, dimana setiap orang doa menurut
kepercayaannya masing-masing. Tetapi ternyata tidak ada hasilnya, sehingga
sekarang mereka memutuskan untuk membuang undi untuk menentukan siapa yang
salah. Jadi, bahwa mereka membuang undi, itu disebabkan karena mereka sudah
kehabisan akal.
2)Kesalahan mereka dalam pembuangan undi
ini adalah: mereka ingin mencari kambing hitam.
Calvin mengatakan bahwa pembuangan undi ini menunjukkan
bahwa mereka beranggapan bahwa hanya satu orang saja yang salah. Dengan kata
lain mereka ingin melemparkan kesalahan hanya kepada satu orang, seakan-akan
semua yang lain tidak salah.
Calvin: “But it must at the same time be observed, that
through error they cast lots; for they did not know, that if God intended to
punish each of them, they were worthy even of heavier punishment. They would
not indeed have thrown the blame on one man, if each had well considered what
he deserved before God. When a calamity happens, it is the duty of every one to
examine himself and his whole life before God: then every one, from first to
the last, must confess that he bears a just judgment.” (= Tetapi pada saat yang
sama harus diperhatikan bahwa mereka membuang undi melalui suatu kesalahan,
karena mereka tidak tahu bahwa jika Allah bermaksud menghukum setiap orang dari
mereka, mereka bahkan layak mendapatkan hukuman yang lebih berat. Mereka tidak
akan melemparkan kesalahan pada satu orang, seandainya setiap orang dari mereka
merenungkan apa yang layak ia dapatkan di hadapan Allah. Pada waktu terjadi
suatu bencana, merupakan kewajiban dari setiap orang untuk memeriksa dirinya
sendiri dan seluruh kehidupannya di hadapan Allah: lalu setiap orang, dari yang
pertama sampai yang terakhir, harus mengaku bahwa ia memikul hukuman yang adil)
- hal 45.
Penerapan: pada saat negara kacau, keluarga / rumah
tangga kacau, perusahaan kacau, atau gereja kacau, jangan mencari kambing hitam
kepada siapa saudara bisa melemparkan kesalahan / tanggung jawab, seakan-akan
saudara sendiri tidak salah. Ini sudah dilakukan manusia sejak jaman Adam,
dimana Adam melemparkan kesalahan kepada Hawa, dan Hawa melemparkan kepada
setan (Kej 3:12-13). Jangan mengikuti teladan mereka dalam hal itu. Setiap
orang harus mengintrospeksi dirinya sendiri, dan bertobat!
Sekarang mari kita soroti satu hal, yaitu gereja kita
yang kacau / tidak maju. Salah siapa? Salah pendeta? Mungkin. Tetapi apakah
hanya salah pendeta? Mustahil. Setiap saudara ambil bagian dalam hal ini.
Mungkin gereja tidak maju karena saudara kurang atau tidak berdoa. Mungkin
gereja tidak maju karena saudara kurang / tidak memberikan persembahan. Mungkin
gereja tidak maju karena saudara tidak mau bersekutu dengan sesama saudara
seiman, tetapi sebaliknya ada sentimen, ada penyebaran gosip, dan sebagainya.
Mungkin gereja tidak maju karena saudara tidak melayani Tuhan atau kurang punya
beban / komitmen dalam melayani Tuhan. Mungkin gereja tidak maju karena saudara
kurang atau tidak memberitakan Injil. Karena itu banyaklah berdoa, layanilah
Tuhan dan beritakanlah Injil dengan sungguh-sungguh!
3)Undi mengenai Yunus (ay 7b).
a)Ini tidak
berarti bahwa pada jaman Perjanjian Baru ini undi boleh digunakan secara
sembarangan.
Calvin: “when lots are cast, the event is not by chance but by
God’s providence. ... But we must yet remember that lots are not to be used
indiscriminately. ... when any one adopts the lot without any reason, he is no
doubt superstitious, and differs not much from the magician or the enchanter.
... Were we continually to imitate such examples, such a liberty would not
certainly be pleasing to God, nor consistent with his word. We must therefore
bear in mind, that there were some peculiar influences whenever God’s servants
used the lot in doubtful and extreme cases” (= pada waktu undi dibuang,
peristiwa itu terjadi bukan karena kebetulan, tetapi karena Providensia Allah.
... Tetapi kita harus ingat bahwa undi tidak boleh digunakan secara
sembarangan. ... ketika seseorang
menggunakan undi tanpa alasan / akal, tak diragukan ia mempercayai tahyul, dan
tidak terlalu berbeda dengan tukang sulap atau tukang sihir. ... Jika kita
terus menerus meniru contoh tersebut, kebebasan seperti itu pasti tidak akan
menyenangkan bagi Allah, dan tidak konsisten dengan FirmanNya. Karena itu kita
harus ingat bahwa ada pengaruh-pengaruh yang khusus kapanpun hamba-hamba Allah
menggunakan undi dalam kasus-kasus yang meragukan dan extrim) - hal 47-48.
Saya berpendapat bahwa sejak Kitab Suci lengkap (akhir
abad pertama), maka mencari kehendak Tuhan melalui pengundian ini sudah tidak
boleh lagi dilakukan.
b)Tetapi dalam
kasus ini, dan juga dalam kasus-kasus lain seperti kasus Akhan (Yos 7), kasus
Yonatan (1Sam 14:40-43), kasus Matias (Kis 1:26), jelas bahwa hasil pengundian
tersebut merupakan pekerjaan Tuhan.
Amsal 16:33 - “Undi dibuang di pangkuan, tetapi setiap
keputusannya berasal dari pada TUHAN”.
Kesimpulan / penutup.
Hasil undian ini menunjukkan kepada Yunus bahwa ia tidak
bisa lari / bersembunyi dari Tuhan! Tadi dalam ay 5b dikatakan bahwa Yunus
turun ke dalam ruang kapal yang paling bawah, dan lalu tidur dengan nyenyak.
Tetapi tempat yang tersembunyi ini tidaklah menyembunyikan Yunus dari Tuhan
yang maha tahu.
Pulpit Commentary: “No hiding from God (Jer. 23:24; Rev. 6:16). Only
hiding-place in God (Ps. 32:7)” [= Tidak ada persembunyian dari Allah (Yer
23:24 Wah 6:16). Yang ada hanya tempat
bersembunyi di dalam Allah (Maz 32:7)] - hal 25.
Maz 139:7-12 -
“(7) Ke mana aku dapat pergi menjauhi rohMu, ke mana aku dapat lari dari
hadapanMu? (8) Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh
tempat tidurku di dunia orang mati, di situpun Engkau. (9) Jika aku terbang
dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut, (10) juga di sana
tanganMu akan menuntun aku, dan tangan kananMu memegang aku. (11) Jika aku
berkata: ‘Biarlah kegelapan saja melingkupi aku, dan terang sekelilingku
menjadi malam,’ (12) maka kegelapanpun tidak menggelapkan bagiMu, dan malam
menjadi terang seperti siang; kegelapan sama seperti terang”.
Yer 23:24 -
“Sekiranya ada seseorang menyembunyikan diri dalam tempat persembunyian,
masakan Aku tidak melihat dia? demikianlah firman TUHAN. Tidakkah Aku memenuhi
langit dan bumi? demikianlah firman TUHAN”.
Wah 6:16 -
“Dan mereka berkata kepada gunung-gunung dan kepada batu-batu karang itu:
‘Runtuhlah menimpa kami dan sembunyikanlah kami terhadap Dia, yang duduk di
atas takhta dan terhadap murka Anak Domba itu.’”.
Maz 32:7 - “Engkaulah persembunyian bagiku, terhadap kesesakan Engkau menjaga aku, Engkau mengelilingi aku, sehingga aku luput dan bersorak. Sela”.
Apakah
ada saudara yang sedang lari dari Tuhan? Tidak ada kemungkinan untuk lari /
bersembunyi dari Tuhan. Saudara hanya bisa bersembunyi di dalam Tuhan. Karena
itu bertobatlah dan kembalilah kepada Tuhan.
Dan
kalau ini mau diterapkan pada penginjilan, maka terlihat bahwa penolakan Yunus
dalam memberitakan Injil tidak dianggap remeh ataupun dibiarkan oleh Tuhan.
Karena itu janganlah tidak memberitakan Injil, tetapi sebaliknya aktiflah dalam
menunaikan Amanat Agung Tuhan Yesus.
-AMIN-
No comments:
Post a Comment