F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

0 Peristiwa-Peristiwa Mulia Ketika Sang Mesias Telah Bangkit:

Oleh: Martin Simamora

“Aku” Diantara Kemuliaan  Sorga & Kegelapan Dunia,
Akankah Aku Memeluk dan Menyembah-Nya?
Kisah Mulia Lainnya Setelah Hari Pertama Pada Minggu Itu (5b)
[Refleksi]




Adakah satu saja diantara para murid itu berdasarkan apa yang telah disaksikannya dapat menyibakan kelambu-kelambu hitam pekat yang menyelubungi otaknya, sehingga kala mata memandang semua penampakan Sang Mesias yang telah bangkit dari kematian dan kala telinga mendengar suaranya, untuk segera saat itu juga berbulat hati dan bersorak sukacita percaya dengan segenap sabdanya ini: “Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga- Matius 16:21?” Tidak! Seperti pada episode ini: “Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu- Matius 28:17”.

Bukankah mata kita sekalian telah berulang membaca betapa Petrus sangat keras menolak dengan pengajaran itu-sekalipun melihat dan mendengar- sehingga begitu emosional “menjambak” tangan Sang Mesias: “Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau- Matius 16:22." Bukankah mata dan telinga kita sekalian kerap membaca kitab suci  dan mendengarkan khotbah atau pembacaan kitab suci mengenai mulut  Sang Mesias yang berkata, percaya kepada-Nya adalah sebuah hal yang begitu mustahil untuk dilakukan, sebagaimana episode penuh ketegangan ini menunjukannya:

▓Lukas 22:66-71 Dan setelah hari siang berkumpullah sidang para tua-tua bangsa Yahudi dan imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu mereka menghadapkan Dia ke Mahkamah Agama mereka, katanya: "Jikalau Engkau adalah Mesias, katakanlah kepada kami." Jawab Yesus: "Sekalipun Aku mengatakannya kepada kamu, namun kamu tidak akan percaya; dan sekalipun Aku bertanya sesuatu kepada kamu, namun kamu tidak akan menjawab. Mulai sekarang Anak Manusia sudah duduk di sebelah kanan Allah Yang Mahakuasa." Kata mereka semua: "Kalau begitu, Engkau ini Anak Allah?" Jawab Yesus: "Kamu sendiri mengatakan, bahwa Akulah Anak Allah." Lalu kata mereka: "Untuk apa kita perlu kesaksian lagi? Kita ini telah mendengarnya dari mulut-Nya sendiri."

Ini, peristiwa yang tercatat pada Lukas 22:66-71 tersebut merupakan momen termahal bagi segenap tua-tua bangsa Yahudi dan imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat untuk melakukan semacam persidangan yang bernilai tinggi terkait apakah yang sedang terjadi pada segenap janji-janji Mesianik yang begitu mustahil untuk diimani sedang terjadi saat itu juga dihadapan mereka. Momen ini sebaliknya telah untuk selama-lamanya menempatkan mereka semua sebagai yang tak mungkin untuk menyatakan pikiran Allah yang telah berlangsung dan telah genap perwujudannya dalam Yesus Sang Mesias.

Pengutusan para rasul tidak cukup dengan membuka pikiran mereka untuk mengerti pikiran Allah sebagaimana seharusnya (Lukas 24:44-45), sehingga kegagalan mereka sebagaimana pada segenap tua-tua bangsa Yahudi dan imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat dapat diluputkan oleh Yesus, tetapi  oleh Yesus dicamkan sebagaimana mereka didampingi oleh Yesus maka kelak mereka akan didampingi oleh Roh Kudus.untuk menjamin pemberitaan mereka tetap merupakan pikiran Allah dan para pendengarnya berdasarkan karya Roh Kudus dapat menjadi percaya (Yohanes 16:7-11,13-14).

0 Peristiwa-Peristiwa Mulia Ketika Sang Mesias Telah Bangkit:

Oleh: Martin Simamora

“Aku” Diantara Kemuliaan  Sorga & Kegelapan Dunia,
Akankah Aku Memeluk dan Menyembah-Nya?

Kisah Mulia Lainnya Setelah Hari Pertama Pada Minggu Itu (5a)
[Refleksi]




Sekaranglah saatnya bagi para murid untuk menerima apa yang tak pernah terbayangkan akan mereka jalani, menjadi penjala manusia dan menggembalakan domba-domba Kristus, sementara Yesus tak lagi bersama atau beserta dengan mereka sebagaimana sebelumnya. Tak ada sebuah kesediakalaan pada dasarnya, namun yang ada merupakan baru sama sekali. Permulaan baru telah bertunas dari Sang Mesias yang telah bangkit dari kematian; permulaan baru telah tumbuh dari tubuh Sang Mesias yang menuliskan segala penggenapan yang dituliskan dalam Taurat, Kitab para nabi dan Mazmur (Lukas 24:44) bukan dengan tinta dan di atas kertas, tetapi dengan tubuh dan darahnya, dituliskan-Nya pada setiap diri rasul-rasul-Nya dengan tangannya sendiri (tindakan Sang Mesias) sehingga mereka saja menjadi alas-alas hidup yang di atasnya tertoreh bagaimana kabar baik keselamatan yang datang dari Allah genap sempurna pada Yesus Sang Mesias yang telah bangkit dari kematian. Pada diri mereka saja dapat dibaca atau tersimpan kebenaran pikiran Allah ini. Mereka memberitakannya. Ini bukan keajaiban dalam alam pikir manusia, tetapi kemuliaan yang tak dapat dibayangkan dalam benak manusia sebelumnya, bahwa penggenapan pikiran Allah di dunia ini  datang dari Anak Manusia yang secara utuh/sempurna menggenapi segala sesuatu yang tak dapat dipahami oleh para ahli Taurat, orang-orang Farisi dan para imam Yahudi. Yesus tidak melakukan sebuah konsili atau sebuah persidangan untuk melakukan rekonsiliasi antara dirinya dengan pihak pimpinan agama Yahudi terkait apakah yang telah terjadi dengan Kitab Suci; terkait dengan penantian akbar akan Mesias yang dijanjikan di dalam Kitab Suci dan telah disampaikan oleh para nabi kudus Tuhan, tidak! Tetapi Ia Sang Mesias yang telah bangkit dari kematian sebagaimana yang telah dituliskan Kitab Suci, telah menunjukan penggenapan pikiran dan kehendak  dengan bukan saja menampilkan dirinya dihadapan mereka, tetapi menyingkapkan apakah yang menjadi pengertian pada diri Bapa terkait penggenapan janji keselamatan yang dibawa oleh Mesias-Nya:


Lukas 24:45 Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci.


Mengerti  akan apakah?  Refleksi kali ini bersumber dari momentum Sang Mesias yang telah bangkit itu menunjukan pada pikiran  para rasul-Nya, bagaimanakah sesungguhnya pengertian Allah atas penggenapan pikiran Allah terkait Mesias sebagaimana dinyatakan  kitab suci:

0 Peristiwa-Peristiwa Mulia Ketika Sang Mesias Telah Bangkit:

Oleh: Martin Simamora

Aku” Diantara Kemuliaan  Sorga & Kegelapan Dunia,
Akankah Aku Memeluk dan Menyembah-Nya?

Kisah Mulia Lainnya Setelah Hari Pertama Pada Minggu Itu (4)
[Refleksi]



Penampakan Anak Manusia-[istilah ini hanya untuk Yesus oleh karena siapa dan apa yang terjadi hanya terjadi padanya dan merupakan kemustahilan untuk terjadi pada manusia umumnya, semua peristiwa yang harus terjadi pada Anak Manusia itu, perhatikanlah pernyataan Yesus sendiri: Markus 14:62; Matius 26:24; Markus 13:26]- yang telah bangkit dari kematian, bukanlah sebuah unjuk diri yang berbau egoisme atau pengunjukan dirinya seolah hendak mengatakan: “benarkan semua yang telah kukatakan pada kalian?!” Lalu, jika tidak, mengenai apakah atau untuk tujuan apakah? Untuk menunjukan bahwa apa yang dikatakan oleh Kitab Suci telah terjadi dan hanya terjadi pada dan dalam dirinya. Perhatikanlah ini:“Lalu Ia berkata kepada mereka:"Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi! Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?" Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi”-Lukas 24:25-27.

Sekarang ini penting sekali untuk diperhatikan sepenuh jiwa dan kekuatan saya dan anda. Mesias yang datang dari Allah itu, kemudian harus mengalami penangkapan, penghinaan, penyiksaan, kesengsaraan di atas salib hingga kematiannya, Itu semua bukanlah sebuah penyimpangan  pada dirinya sehingga ia gagal memenuhi syarat akan seorang Mesias yang sedang dinantikan. Segala sesuatu yang telah dikatakan para nabi telah menjadi sebuah rujukan suci bagi Anak Manusia kepada manusia-manusia yang memiliki Kitab Suci, dan berdasarkan itu, menjawab anggapan atau pandangan negatif pada Yesus yang diyakini mereka mengenai Mesias: “dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku." Ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana caranya Ia akan mati. Lalu jawab orang banyak itu: "Kami telah mendengar dari hukum Taurat, bahwa Mesias tetap hidup selama-lamanya; bagaimana mungkin Engkau mengatakan, bahwa Anak Manusia harus ditinggikan? Siapakah Anak Manusia itu?- Yohanes 12:32-34." Inilah problem mendasar keotentikan Mesias yang dinantikan itu.


Ini pun merupakan problem mendasar bagi para muridnya:” Kata-Nya kepada mereka: "Apakah itu?" Jawab mereka: "Apa yang terjadi dengan Yesus orang Nazaret. Dia adalah seorang nabi, yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di depan seluruh bangsa kami. Tetapi imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin kami telah menyerahkan Dia untuk dihukum mati dan mereka telah menyalibkan-Nya. Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel. Tetapi sementara itu telah lewat tiga hari, sejak semuanya itu terjadi- Lukas 24:19-21.Pandangan dan keyakinan umum masyarakat Yahudi yang menentang kemesiasan dan ke-Tuhan-an Yesus di segala strata dapat dikatakan,salah satunya, bersumber dari keyakinan bahwa: Mesias itu seharusnya  tidak mengalami kematian semacam itu,sebaliknya harus menjadi raja penerus Trah Raja Daud secara langsung. Ini adalah sebuah persilangan yang begitu runcingnya hingga siapapun manusia yang berupaya menyentuh ujungnya dengan maksud memahaminya akan mengalami kekecewaan yang tak terobati oleh dirinya sendiri. Sementara Yesus berkata: “memang demikianlah yang dituliskan oleh para nabi.”

Kali ini, pada refleksi ini, saya hendak memandang atau melihat situasi dalam sebuah cara yang menakjubkan, melalui lebih dari 500 murid Yesus yang secara istimewa dicatat oleh seorang rasul, mantan penganiaya dan pembinasa umat Tuhan, Saulus. Mari, bersama saya, luangkan sejenak waktu untuk membaca, mempelajari dan merenungkannya.

0 Peristiwa-Peristiwa Mulia Ketika Sang Mesias Telah Bangkit:

Oleh: Martin Simamora

“Aku” Diantara Kemuliaan  Sorga & Kegelapan Dunia,
Akankah Aku Memeluk dan Menyembah-Nya?

Kisah Mulia Lainnya Setelah Hari Pertama Pada Minggu Itu (3)
                                                                      [Refleksi]



Injil Yohanes memberikan catatan penting terkait penampakan Yesus terhadap para murid-Nya sebagai sebuah grup atau tampil bagi semua murid sekaligus: Itulah ketiga kalinya Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya sesudah Ia bangkit dari antara orang mati- Yohanes 21:14. Pertemuan pertama dengan sebelas murid  tanpa Tomas (Yohanes 20:19,24), pertemuan kedua ketika Tomas hadir (Yohanes 20:26,27), dan pertemuan ketiga ada pada bagian yang telah saya sajikan pada bagian sebelum ini, yang terjadi di pantai Tiberias dimana Yesus telah menjamu mereka dengan roti dan ikan bakar. Jelas dapat dikatakan secara meyakinkan, kesebelas murid ini secara utuh telah melihat Yesus lebih dari satu kali. Tidak senantiasa mereka bersama dengan Yesus dan melihatnya secara jasmaniah, tetapi jelas semua telah melihat dan mengalami interaksi yang sangat istimewa dan penuh berkat dari-Nya. Penampilan Yesus berikut ini,yang menjadi rujukan inti refleksi kali ini, terjadi dalam rentang waktu setelah 3 kali perjumpaan besar sebelumnya dan juga  merupakan tindakan para murid untuk melakukan apa yang dipesankan oleh Yesus untuk dilakukan.

Perhatikan penampilan Kristus berikut ini:
Matius 28:9-10 Tiba-tiba Yesus berjumpa dengan mereka dan berkata: "Salam bagimu." Mereka mendekati-Nya dan memeluk kaki-Nya serta menyembah-Nya. Maka kata Yesus kepada mereka: "Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan melihat Aku."

Matius 28:16-17 Dan kesebelas murid itu berangkat ke Galilea, ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka. Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu.

Mengenai “keraguan”, ini telah menjadi sebuah warna yang begitu kental di antara para murid-Nya, sekalipun telah lebih dari satu kali dijumpai oleh-Nya dalam sebuah cara yang menakjubkan, seperti: tiba-tiba hadir di antara mereka dan menunjukan bagian-bagian tubuhnya yang memperlihatkan bekas-bekas luka yang begitu nyata merekam secara sempurna kehebatan penderitaan yang mendera tubuhnya sebelum kematian. Apa yang begitu berkemilau dalam pertemuan kali ini, Yesus menunjukan hakikat kematian-Nya bukanlah semata kematian seorang manusia yang kemudian bangkit. Sebaliknya, Ia sedang menyatakan bagaimana pengajaran-pengajarannya mengenai kematian dan kebangkitannya telah digenapinya sehingga Ia dapat berkata: “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi- Matius 28:18


Bagaimana bisa sebuah kematian dan kebangkitan seorang manusia telah menjadikannya memiliki kuasa di sorga dan di bumi? 


Siapakah atau apakah Yesus ini sesungguhnya dalam kematian dan kebangkitannya?

0 Peristiwa-Peristiwa Mulia Ketika Sang Mesias Telah Bangkit:

Oleh: Martin Simamora

“Aku” Diantara Kemuliaan  Sorga & Kegelapan Dunia,
Akankah Aku Memeluk dan Menyembah-Nya?
Kisah Mulia Lainnya Setelah Hari Pertama Pada Minggu Itu (2)
[Refleksi]





Penampakan Yesus kali ini akan memulihkan kehancuran atau kegagalan iman yang mematikan, sebuah kemelesetan atau keluncasan iman yang hanya Allah dapat memperbaikinya sebagai Sang Pemelihara atas kehidupan mereka. Yesus  tampil saat matahari mulai meninggi setelah semalaman mereka menjala ikan, Ia bahkan menjamu mereka dengan sebuah jamuan ikan dan roti bakar yang telah dipersiapkannya terlebih dahulu, sebuah momen untuk makan siang yang pas, karena para muridnya pasti letih dan lapar setelah semalaman mencari  ikan di pantai Tiberias. Namun kunjungan Sang Mesias yang telah bangkit dari kematian kepada mereka untuk berbincang-bincang dengan mereka, adalah peristiwa yang begitu jauh dari antisipasi hati dan pengharapan para murid. Kehidupan mereka pada dasarnya adalah kehidupan sediakala sebelum Yesus memanggil mereka (inilah substansi kemelesatan dan keluncasan dari sasaran yang sudah ditargetkan Yesus bagi mereka), kini mereka sedang melakukan pekerjaan lama mereka sebagai nelayan. Mereka jelas-jelas telah kehilangan arah yang semula begitu jelas bagi mereka kala sebelumnya bersama dengan Yesus, kemanapun Yesus pergi mereka ikut dan tak perlu pusing berpikir mau apa dan harus kemana pergi. Yesus senantiasa menjadi penentu agenda utama kehidupan mereka. Namun sejak peristiwa kematiannya, kebangkitannya dan kehadiran atau penampakan dirinya yang tidak senantiasa bersama-sama dengannya, telah membuat mereka berpikir dan yakin bahwa inilah saatnya untuk kembali bekerja di dunia ini, mengejar nafkah penghidupan. Era melayani Tuhan sudah selesai, kini saatnya untuk bekerja demi kehidupan dan demi diri sendiri. Pernahkah anda berpikir bahwa melayani Tuhan itu tidak mungkin hingga kesudahan hidupmu, hingga momen kematianmu? Renungkanlah sementara Yesus memberikan sebuah  pengajaran akbar terkait hal ini, kepada Petrus dan kepada semua muridnya!


Beginilah peristiwa itu dicatat untuk menjadi refleksi saya dan anda:

0 Peristiwa-Peristiwa Mulia Ketika Sang Mesias Telah Bangkit:

Oleh: Martin Simamora

“Aku” Diantara Kemuliaan  Sorga & Kegelapan Dunia,
Akankah Aku Memeluk dan Menyembah-Nya?

Kisah Mulia Lainnya Setelah Hari Pertama Pada Minggu Itu (1)
[Refleksi]


Bacalah lebih dahulu: Kisah Mulia Keempat Di Hari Itu

Seperti telah saya kemukakan sebelumnya, Sang Mesias Yang Telah bangkit dari kematian itu, tak senantiasa ada bersama mereka sebagaimana sebelumnya. Tak seperti saat pertama kali Yesus mendatangi dan memilih setiap dari mereka menjadi muridnya yang disertai dengan perintah: “Mari, ikutlah Aku” (misal: Matius 4:18-21), pada kunjungan-kunjungan pasca kebangkitannya itu tak dilakukannya. Sebaliknya, Ia meninggalkan mereka begitu saja setelah ia menunjukan bukti terultimat kebangkitannya: menunjukan tubuhnya dan memerintahkan mereka untuk merabanya. Tidak juga, setelah itu, Ia mengajak mereka berkeliling untuk memberitakan kebangkitannya, sebuah tindakan yang dilakukan kala pertama kali Ia menampilkan dirinya dihadapan para murid pilihannya: “Yesuspun berkeliling di seluruh Galilea; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan di antara bangsa itu- Matius 4:23.” Ia bahkan tidak melakukan hal yang seharusnya akan melejitkan popularitasnya di dunia ini, kembali [sebagaimana pernah terjadi dalam Matius 4:24-25]. Pada puncaknya, kehidupan percaya bukan berdasarkan melihat atau bukti dan pembuktian benar-benar hal yang sedang dipancangkan oleh Yesus. Tak ada agenda apapun untuk berkeliling di seluruh Galilea dan berseru secara langsung: “aku telah bangkit.” Tugas itu kelak dipundakan kepada para murid-Nya, bahkan yang lebih sukar lagi, perintah-Nya untuk memberitakan kebangkitannya dari kematian sebagaimana maksud Allah kepada orang-orang dari  berbagai bangsa yang jauh dari wilayah pelayanan Yesus dan bahkan tidak pernah berjumpa dengan Yesus, pada dasarnya tidak memiliki dan mengakui Kitab Suci  Yahudi sama sekali, untuk percaya walau tak melihat; percaya walau belum pernah berjumpa sama sekali dan percaya walau belum pernah mendengarkannya sama sekali. Inilah ketetapan Sang Mesias yang telah bangkit dari kematian, ketetapan bagi dunia dan juga ketetapan Yesus bagaimana keselamatan dapat sampai kepada semua bangsa dan berjumpa dengan dirinya Sang Jalan, Sang Kebenaran dan Sang Hidup yaitu dirinya sendiri. Yesus berkata, mengenai kehidupan iman seperti ini, sebagai “orang-orang berbahagia.”


Sebuah perjumpaan monumental pada hari kedelapan, sebab pada perjumpaan itulah Yesus membicarakan orang-orang yang dapat percaya sekalipun tidak melihatnya. Itu adalah saya dan (berangkali) anda.

0 Peristiwa-Peristiwa Mulia Ketika Sang Mesias Telah Bangkit:

Oleh: Martin Simamora

“Aku” Diantara Kemuliaan  Sorga & Kegelapan Dunia,
Akankah Aku Memeluk dan Menyembah-Nya?

Kisah Mulia Keempat Di Hari Itu
[Refleksi]


Bacalah lebih dulu: Kisah Mulia Ketiga Di Hari Itu

Bukan sekedar kedukaan karena ditinggal pergi oleh seseorang yang begitu dikasihi dan begitu berharganya untuk hilang lenyap begitu saja apalagi diremukan dan dibinasakan dalam sebuah cara yang begitu kusam, begitu memburamkan kemilau harapan didalam batin ini, bukan sekedar itu. Tetapi juga betapa keburaman itu kian menjadi sebuah kejahatan dihadapan penguasa  bila berita sukacita itu ditampilkan secara terbuka, sebab sudah kita ketahui bahwa sebuah peristiwa yang dirancang untuk membungkam kebenaran ini dengan kekuatan kekuasaan dan politik dengan efek samping mematikan, yaitu: para murid  telah mengalami kriminalisasi yang akan membuat mereka di sepanjang hidup mereka dan di sepanjang sejarah akan juga dipandang sebagai penipu: “Ketika mereka di tengah jalan, datanglah beberapa orang dari penjaga itu ke kota dan memberitahukan segala yang terjadi itu kepada imam-imam kepala. Dan sesudah berunding dengan tua-tua, mereka mengambil keputusan lalu memberikan sejumlah besar uang kepada serdadu-serdadu itu  dan berkata: "Kamu harus mengatakan, bahwa murid-murid-Nya datang malam-malam dan mencuri-Nya ketika kamu sedang tidur. Dan apabila hal ini kedengaran oleh wali negeri, kami akan berbicara dengan dia, sehingga kamu tidak beroleh kesulitan apa-apa." Mereka menerima uang itu dan berbuat seperti yang dipesankan kepada mereka. Dan ceritera ini tersiar di antara orang Yahudi sampai sekarang ini” - Mat 28:11-15.

Di sepanjang hari pertama minggu itu, Yesus Sang Mesias yang telah bangkit dari kematian mengunjungi, menjumpai dan mendapati  para muridnya dalam situasi yang teramat sukar. Kita telah melihat bahwa Yesus memulihkan hal terpenting yang  termustahil untuk terjadi  begitu saja: mengenalinya kembali sementara jiwa mereka dipenjara oleh ketakberdayaan untuk menerima kebangkitannya pada hari pertama minggu itu.


Inilah kisah di malam hari pada hari pertama minggu itu, sebuah kisah yang menyingkapkan bagaimana Sang Terang Manusia menghampiri kekasihnya sementara masih berada di dalam cengkraman kegelapan, tak sanggup mendatangi Dia yang telah bangkit dari kematian itu, sebuah kisah yang semenjak itu menjadi dasar tunggal kehidupan dan praktik iman para pengikut Sang Kristus yang hidup itu:

0 Peristiwa-Peristiwa Mulia Ketika Sang Mesias Telah Bangkit:

Oleh: Martin Simamora

“Aku” Diantara Kemuliaan          Sorga & Kegelapan Dunia, Akankah Aku Memeluk dan Menyembah-Nya?
Kisah Mulia Ketiga Di Hari Itu
[Refleksi]



Bacalah lebih dulu: Kisah Mulia Kedua Di  Hari Itu

Dan demikianlah Yesus meninggalkan mereka begitu saja tanpa dapat diikuti oleh mata kemana perginya: “tetapi Ia lenyap dari tengah-tengah mereka-Lukas 24:31,” hanya saja kepergian Yesus dari tengah-tengah mereka tidak lagi meninggalkan kemuraman dan kegusaran yang bagaimanapun, sebab kini mereka dipenuhi oleh sebuah sukacita kala tiba di Yerusalem dan berjumpa dengan 11 murid utama Kristus: “Lalu bangunlah mereka dan terus kembali ke Yerusalem. Di situ mereka mendapati kesebelas murid itu. Mereka sedang berkumpul bersama-sama dengan teman-teman mereka. Kata mereka itu: "Sesungguhnya Tuhan telah bangkit dan telah menampakkan diri kepada Simon." Lalu kedua orang itupun menceriterakan apa yang terjadi di tengah jalan dan bagaimana mereka mengenal Dia pada waktu Ia memecah-mecahkan roti- Lukas 24:33-35.” Kini mereka melupakan:“Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel. Tetapi sementara itu telah lewat tiga hari, sejak semuanya itu terjadi”- ayat 21, kematian iman semacam ini telah diakhiri oleh Yesus dengan menampakan dirinya kepada beberapa murid. Tak hanya 2 murid itu saja, tetapi 11 murid itu memiliki cerita yang sama  berdasarkan apa yang dialami Petrus seorang diri, peristiwa yang jelas terjadi setelah apa yang dialami oleh para perempuan, namun bukan saat Petrus pergi ke kubur untuk membuktikan kabar gembira para perempuan, namun pasti telah dialami oleh Petrus, sebelum ketibaan 2 murid tersebut. Sehingga memang hingga saat itu, masih merupakan peristiwa yang  dialami secara sporadis.  Kelompok 2 murid ini, tak meneruskan perjalanan ke kampung Emaus, namun kembali ke Yerusalem, untuk menceritakan kabar sukacita itu, dan di Yerusalem mereka disambut juga dengan kabar sukacita!


Pertama,di sini untuk pertama kalinya dalam derajat tertentu, sebagian murid mengalami percaya karena melihat tanpa senantiasa bersama-sama dengannya, dan pada sebagian lagi bahkan percaya bukan karena telah melihat secara langsung, namun percaya karena mendengarkan pemberitaan kabar baik itu. Inilah untuk pertama kali percaya walau tak melihat mulai menjadi karakteristik yang melingkupi kehidupan para murid. Kedua, yang sama pentingnya, sangat jelas bahwa fondasi kabar baik ini adalah Yesus yang bangkit dari antara orang mati, dan penampakan dirinya kepada para murid dengan sebuah berita tunggal saja: aku telah bangkit! 

0 Peristiwa-Peristiwa Mulia Ketika Sang Mesias Telah Bangkit:

Oleh: Martin Simamora

“Aku” Diantara Kemuliaan Sorga & Kegelapan Dunia, Akankah Aku Memeluk dan Menyembah-Nya?
Kisah Mulia Kedua Di Hari Itu
[Refleksi]



Bacalah lebih dulu: Kisah Mulia Pertama Di Hari Itu

Para perempuan itu pada akhirnya memberitahukan kepada para murid-Nya sebagaimana yang diperintahkan oleh malaikat dan juga Yesus Kristus yang telah bangkit, namun sebagaimana para perempuan itu sebelumnya yang datang dengan membawa rempah-rempah untuk merempahi mayat Yesus, datang dalam kepupusan iman hingga tak berdaya, pun demikian respon mereka pada kabar  yang seharusnya menyukakan itu sebab, jika mereka ingat dan mereka memahaminya pada saat itu, mereka niscaya mengantisipasi janji Sang Mesias bahwa ia akan bangkit pada  hari ketiga. Maka beginilah situasinya:

Lukas 24:9,11 Dan setelah mereka kembali dari kubur, mereka menceriterakan semuanya itu kepada kesebelas murid dan kepada semua saudara yang lain. Tetapi bagi mereka perkataan-perkataan itu seakan-akan omong kosong dan mereka tidak percaya kepada perempuan-perempuan itu.


Tidak tersimpan sama sekali di dalam benak mereka, pengajaran Yesus bahwa ia pada akhirnya akan bangkit pada hari yang ketiga (Matius 20:17-19;Markus 10:32-34; Lukas 18:31-34). Apapun juga dan bagaimanapun juga, pengajaran ini bahkan ketika disampaikan oleh Yesus sendiri bukanlah sebuah konsumsi yang dapat dimakan penuh kenikmatan oleh kekuatan jiwa-jiwa manusia, dan inilah yang terjadi sekalipun diajarkan: Akan tetapi mereka sama sekali tidak mengerti semuanya itu; arti perkataan itu tersembunyi bagi mereka dan mereka tidak tahu apa yang dimaksudkan- Lukas 18:34. Sehingga bagi mereka, kabar suka dari para perempuan itu seakan-akan omong kosong, mereka  tak percaya kepada perempuan-perempuan itu, sebab memang fakta kebangkitan Yesus adalah sebuah peristiwa tersembunyi bagi jiwa mereka. Walau demikian, kabar itu tetaplah magnet yang begitu besar bagi Petrus dan bergegas pergi ke kubur Yesus untuk membuktikan kebenarannya, dan  yang dilihatnya hanya kain kapan saja. Ia kemudian meninggalkan kubur dalam kebingungan. Tak ada malaikat yang menampakan diri dan tak ada Yesus yang menampakan diri kepadanya, dan tak juga ia tahu kemanakah harus mencari Yesus, sebab memang Yesus setelah kebangkitannya tak segera bersama-sama dengan mereka seperti sebelumnya. Hingga  pada malam di hari itu, yang akan kita lihat setelah kisah mulia kedua ini:   

0 Peristiwa-Peristiwa Mulia Ketika Sang Mesias Telah Bangkit:

Oleh: Martin Simamora


“Aku” Diantara Kemuliaan Sorga & Kegelapan Dunia, Akankah Aku Memeluk dan Menyembah-Nya?
Kisah Mulia Pertama Di Hari Itu
[Refleksi]


Para murid tak dapat melihat kemuliaan sorga  yang sedang berlangsung di dunia, tepatnya di kuburan. Sebuah  kemuliaan Allah yang begitu sukar dan begitu janggal untuk menjadi kebahagiaan sebab begitu dekat dengan kematian yang  begitu mencemaskan para murid-Nya:

Lukas 24:22-23 Tetapi beberapa perempuan dari kalangan kami telah mengejutkan kami: Pagi-pagi buta mereka telah pergi ke kubur, dan tidak menemukan mayat-Nya. Lalu mereka datang dengan berita, bahwa telah kelihatan kepada mereka malaikat-malaikat, yang mengatakan, bahwa Ia hidup.


Para perempuan itu mendatangi kubur bukan karena percaya bahwa ia akan bangkit sebagaimana pernah diajarkannya, misalkan saja seperti yang pernah diajarkan olehnya kala masih hidup: “Ketika Yesus akan pergi ke Yerusalem, Ia memanggil kedua belas murid-Nya tersendiri dan berkata kepada mereka di tengah jalan: Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati. Dan mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya Ia diolok-olokkan, disesah dan disalibkan, dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan-Matius 20:17-19." Tidak sama sekali, sebab inilah sebenarnya yang hendak dilakukan oleh para perempuan tersebut: “tetapi pagi-pagi benar pada hari pertama minggu itu mereka pergi ke kubur membawa rempah-rempah yang telah disediakan mereka- Lukas 24:1.” Rempah-rempah itu dimaksudkan untuk  mayat Yesus, untuk meminyaki mayat Yesus, itulah sesungguhnya motif Maria Magdalena, Maria  ibu Yakobus dan Salome pada kunjungan yang dilakukan pagi-pagi pada hari pertama minggu itu [Markus 16:1-2]. Sangat jelas betapa kerasnya peristiwa penangkapan, penghinaan, penyiksaan,penyaliban dan kesengsaraan yang menyelimutinya, hingga kematiannya telah benar-benar secara sempurna menghancurkan pada jiwa mereka iman kepada Yesus. Tak kuasa untuk mempertahankannya, selain menerima fakta bahwa kematiannya adalah final seorang tokoh besar yang pernah ada.

Tetapi iman mereka yang telah pupus sirna tak bersisa itu, memang bukanlah domain atau wilayah kekuasaan mereka untuk mempertahankannya apalagi dalam menghadapi realita maut di dalam kedaulatan Allah. Sehingga, Allah sendirilah yang akan memulihkannya tepat dijantung kubur itu, tepat dimana mayat Yesus terletak dan hendak dirempahi:

0 Kebenaran Pada Sang Mesias Yang Telah Bangkit:

Oleh: Martin Simamora

Keabsolutan Kebenaran-Nya dan Berita Pertobatan-Nya Bagi Dunia
[Refleksi]

Apakah Yesus sebelum kematian dan setelah kebangkitannya mengalami perubahan? Misalkan saja, tidak akan terlampau menekankan kesentralan dirinya sebagi satu-satunya keselamatan, belajar dari tragedi yang dihasilkan oleh kekerasannya kepada bangsa Yahudi bahwa Ia adalah satu-satunya penggenap Taurat dan kitab Nabi-Nabi–Matius5:17? Yesus sendiri didalam kekerasannya menyatakan dirinya sebagai satu-satunya jalan menuju Allah Pencipta langit dan bumi (Yohanes 14:6), juga menekankan perbuatan  baik dalam sebuah penekanan memberi kepada sesama manusia bagaikan seorang bapak yang secara alamiah kala memberi kepada anak, pastilah memberikan yang terbaik dari dirinya, sekalipun ia bapak di dunia ini yang dikuasai kegelapan. Perlu diperhatikan,sebagaimana Yesus menekankan keselamatan hanya bersumber pada dirinya, maka demikian juga dengan perbuatan baik yang begitu menekankan memberi kepada orang, bersumber dari pola tindakan Allah kala memberi, sebagaimana direfleksikan  nas ini:“Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi”- Matius 7:12. Jika ini: “Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabiadalah perbuatan baik, maka ini bukanlah perbuatan baik yang nilainya akan dapat dijumpai dimanapun juga di dunia ini, sebab pada hakikatnya perbuatan baik yang sedang dibicarakan di sini adalah: “itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.” Bagaimana bisa perbuatan baik di sini adalah seluruh bukan saja hukum Taurat tetapi kitab para nabi? Bagaimana mungkin ada kesempurnaan divinitas [karena dikatakan: itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi] yang totalitas pada perbuatan baik? Apakah semua manusia mengakui kitab-kitab yang Yesus maksudkan? Sehingga memang 2 hal yang mencuat ketika Yesus berbicara mengenai perbuatan baik:(a.) perbuatan baik itu harus  berakar atau tumbuh dari kebenaran Kitab suci, dan b.Kitab Suci yang sedang dibicarakan Yesus itu, telah digenapinya sempurna tanpa cela. Itu sebabnya ia menyatakan dirinya sebagai Penggenap kitab suci. Ini semakin menempatkan perbuatan baik hanya diakui Yesus dalam definisi Kitab Suci yang menuliskan tentang dirinya.


Sekarang,Apakah Yesus pasca kebangkitannya masih berbicara hal yang sama, bahwa segala sesuatunya harus bertaut pada dirinya dan kehendaknya, ataukah telah menjadi lebih lunak?
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9