Oleh: Martin Simamora
“Aku”
Diantara Kemuliaan Sorga & Kegelapan
Dunia,
Akankah
Aku Memeluk dan Menyembah-Nya?
Kisah Mulia Lainnya
Setelah Hari Pertama Pada Minggu Itu (3)
[Refleksi]
Bacalah lebih
dulu: “Kisah Mulia Lainnya Setelah Hari Pertama Pada Minggu Itu (2)”
Injil Yohanes
memberikan catatan penting terkait penampakan Yesus terhadap para murid-Nya sebagai sebuah grup atau tampil
bagi semua murid sekaligus: Itulah ketiga
kalinya Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya sesudah Ia bangkit dari
antara orang mati- Yohanes 21:14. Pertemuan pertama dengan sebelas
murid tanpa Tomas (Yohanes 20:19,24),
pertemuan kedua ketika Tomas hadir (Yohanes 20:26,27), dan pertemuan ketiga ada
pada bagian yang telah saya sajikan pada bagian sebelum ini, yang terjadi di
pantai Tiberias dimana Yesus telah menjamu mereka dengan roti dan ikan bakar. Jelas
dapat dikatakan secara meyakinkan, kesebelas murid ini secara utuh telah
melihat Yesus lebih dari satu
kali. Tidak senantiasa mereka
bersama dengan Yesus dan melihatnya secara jasmaniah, tetapi jelas semua telah melihat dan mengalami interaksi yang sangat
istimewa dan penuh berkat dari-Nya. Penampilan Yesus berikut ini,yang menjadi
rujukan inti refleksi kali ini, terjadi dalam rentang waktu setelah 3 kali
perjumpaan besar sebelumnya dan juga merupakan tindakan para murid untuk melakukan
apa yang dipesankan oleh Yesus untuk dilakukan.
Perhatikan penampilan Kristus berikut ini:
Matius
28:9-10 Tiba-tiba Yesus berjumpa dengan mereka dan berkata: "Salam
bagimu." Mereka mendekati-Nya dan memeluk kaki-Nya serta menyembah-Nya. Maka
kata Yesus kepada mereka: "Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea,
dan di sanalah mereka akan melihat Aku."
▄Matius
28:16-17 Dan kesebelas murid itu berangkat ke
Galilea,
ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka. Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa
orang ragu-ragu.
Mengenai “keraguan”, ini telah menjadi
sebuah warna yang begitu kental di antara para murid-Nya, sekalipun telah lebih dari satu kali dijumpai oleh-Nya
dalam sebuah cara yang menakjubkan, seperti: tiba-tiba hadir di antara mereka dan menunjukan bagian-bagian tubuhnya yang memperlihatkan bekas-bekas luka yang begitu nyata merekam secara
sempurna kehebatan penderitaan yang mendera tubuhnya sebelum kematian. Apa yang begitu berkemilau
dalam pertemuan kali ini, Yesus menunjukan hakikat kematian-Nya bukanlah semata
kematian seorang manusia yang kemudian bangkit. Sebaliknya, Ia sedang
menyatakan bagaimana pengajaran-pengajarannya mengenai kematian dan
kebangkitannya telah digenapinya sehingga Ia dapat berkata: “Kepada-Ku
telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi- Matius 28:18”
Bagaimana bisa sebuah
kematian dan kebangkitan seorang manusia telah menjadikannya memiliki kuasa di
sorga dan di bumi?
Siapakah atau apakah Yesus ini sesungguhnya dalam kematian dan
kebangkitannya?
Yesus pasca
kebangkitan dari kematian memang dapat
dikenali namun juga senantiasa memerlukan sebuah tindakan khusus dari Sang Mesias untuk memungkinkan sebuah
pengenalan yang berkuasa mengusir keraguan dan ketidaksanggupan untuk mengenali
Sang Mesias, yang senantiasa mememenjarakan mereka, bahkan di bawah terang
matahari tak menjadi jaminan bagi mata untuk dapat mengenalinya:
▄Yohanes
21:4 Ketika hari
mulai siang, Yesus berdiri di pantai; akan tetapi murid-murid itu tidak
tahu, bahwa itu adalah Yesus.
Bahkan berpikir bahwa Ia adalah
hantu?
▄Lukas
24:36-37 Dan sementara mereka bercakap-cakap tentang hal-hal itu, Yesus
tiba-tiba berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata kepada mereka:
"Damai sejahtera bagi kamu!" Mereka terkejut dan takut dan menyangka bahwa mereka melihat hantu.
Pengalaman intensif
bergaul dengan Yesus selama pelayanan penuh kuasa, sebelum ia ditangkap, disiksa dan disalibkan, dalam jangka
waktu panjang, tidak memadai sama sekali untuk menjaga ingatan akannya untuk
tetap brilian selama ia mati dan berada dan di dalam kuburan. Kenyataannya para
murid ketika berjumpa dengan Yesus yang menampakan diri kepada mereka, tepat seperti
dua sahabat yang terpisah berpuluh tahun lamanya tanap pernah berkomunikasi
sama sekali sehingga durasi panjang telah menyurutkan kekuatan memori untuk
dapat mengenali wajah atau sosok Yesus.
Ini adalah situasi yang nyata dan dikenali baik oleh Yesus:
Lukas
24:38 Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu terkejut dan apa
sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hati
kamu?
“Keragu-raguan!” Ini adalah
problem para murid Yesus kala berinteraksi dengan Yesus yang telah bangkit dari kematian. Ini bukan
berarti mereka tak pernah sama sekali memiliki momentum jiwa yang berbahagia,
mereka berbahagia sekali dengan kebangkitan Yesus:
Lukas
24:41 Dan ketika mereka belum percaya karena
girangnya dan masih heran, berkatalah Ia kepada mereka: "Adakah
padamu makanan di sini?"
Jangan lupa, rangkaian
respon pertama dan terkuat dari para murid ketika mendengar dan
mengetahui Yesus sudah bangkit, adalah: Tidak
percaya. Ini adalah tidak percaya yang secara sempurna menunjukan
kehampaan pengharapan yang merefleksikan
keyakinan hati para murid bahwa kebangkitan Yesus merupakan omong kosong yang
sangat menyakitkan untuk diperbincangkan:
Markus
16:11 Tetapi ketika mereka mendengar, bahwa Yesus hidup dan telah dilihat
olehnya, mereka
tidak percaya.
Namun
ada satu hal yang menunjukan bahwa disamping natur pengharapan para murid yang
tidak sama sekali berharap akan kebangkitannya, Yesus pun menampilkan dirinya
dalam sebuah cara yang sukar untuk dikenali begitu saja:
▄Markus
16:12 Sesudah itu Ia menampakkan diri dalam
rupa yang lain kepada dua orang dari mereka, ketika keduanya
dalam perjalanan ke luar kota.
Sehingga
mempercayai Yesus yang telah bangkit dari kematian, telah menjadi sebuah kemungkinan yang hanya ada di dalam genggaman
tangan Sang Mesias. Karena bagaimanapun percaya bahwa itu adalah Yesus
sebagaimana yang dikenali tak mungkin datang dari kekuatan dan kemauan mereka
sementara Ia menampilkan dirinya dalam
rupa yang lain:
Markus
16:13 Lalu kembalilah mereka dan memberitahukannya
kepada teman-teman yang lain, tetapi kepada merekapun teman-teman itu tidak percaya.
Apa yang dikehendaki
Sang Mesias pasca kebangkitannya adalah percaya oleh pemberitaan murid-murid lain.
Keberimanan semacam ini-karena pemberitaan kabar baik ini-telah menjadi
pertimbangan yang begitu tinggi di mata
Yesus:
Markus
16:14 Akhirnya Ia menampakkan
diri kepada kesebelas orang itu ketika mereka sedang makan, dan Ia mencela
ketidakpercayaan
dan kedegilan
hati mereka, oleh karena mereka tidak percaya kepada orang-orang yang telah
melihat Dia sesudah kebangkitan-Nya.
Percaya
atau beriman karena pemberitaan injil atau kabar baik sekalipun tidak melihat,
telah menjadi sebuah pola yang dipancangkan oleh Sang Mesias dalam sebuah
maksud yang penuh. Pengecaman lahir dari dirinya: “Ia
mencela ketidakpercayaan dan kedegilan
hati mereka, oleh karena mereka tidak percaya kepada orang-orang yang telah
melihat Dia sesudah kebangkitan-Nya.”
Sesudah
kebangkitan-Nya, dirinya yang telah bangkit itu, bagi Yesus adalah sentral
termulia dari peristiwa kebangkitan itu sendiri yang pertama-tama harus
diberitakan dan dipercayai. Pemberitaan oleh saksi-saksi pertama atas
kebangkitan diri Sang Mesias merupakan hal yang begitu tinggi ditempatkan oleh
Yesus. Ketakpercayaan karena pemberitaan oleh pihak lain akan mendatangkan
kecaman darinya. Bukan sekedar kecaman, tetapi sebuah kecaman yang
menunjukan betapa pentingnya para murid untuk percaya kepada dirinya yang telah
bangkit: “Akhirnya Ia menampakan diri kepada kesebelas orang itu.”
Peristiwa Matius 18:16-17
yang
menjadi rujukan inti refelksi ini, pun tetap memperlihatkan corak yang
demikian, sekalipun jelas mereka pada mulanya menunjukan tindakan mempercayai [dengan pergi ke Galilea] perkataan Yesus
yang disampaikan oleh para pembawa dan penyampai pesan, bukan Yesus sendiri!
Mereka berangkat ke Galilea berdasarkan kehendak Yesus yang telah disampaikan
oleh para perempuan (Matius 28:1) tepat pada hari pertama di minggu itu
(Matius 28:1; Markus 16:2; Yohanes 20:1), hari kebangkitannya. Pergi ke Galilea
berdasarkan pesan Yesus yang disampaikan kepada para murid oleh para perempuan
tadi, dan inilah yang terjadi ketika memandang Yesus di sana: “Ketika
melihat Dia beberapa orang menyembah-Nya,
tetapi beberapa orang ragu-ragu.”
Fenomena ini tidak
perlu ditakar sebagai sebuah kejanggalan dengan berpikir: “bagaimana mungkin telah beberapa
kali melihat dan berjumpa dan meraba bekas luka pada tubuh Yesus” masih juga
memiliki keraguan yang sedemikian? Di atas telah ditunjukan, selain faktor
ketidakpercayaan
para murid, ada sebuah faktor lain yang begitu mustahil untuk
ditanggulangi sendiri oleh setiap manusia: ”tampil dalam rupa yang lain
(Markus 16:12),” ini senilai dengan:
▄Lukas
24:15-16 Ketika mereka sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran, datanglah
Yesus sendiri mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama dengan mereka. Tetapi
ada sesuatu
yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenal
Dia.
mendampingi
sebuah faktor pada diri manusia itu sendiri sebagaimana dikemukakan oleh Yesus:
Lukas
24:25 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu,
sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi!
Para
murid Yesus pada hakikatnya memang
benar-benar terdampar di sebuah benua ketakberdayaan, benua yang begitu
terpencil untuk dapat mengenali siapakah Mesias yang telah bangkit itu, yaitu
Yesus yang telah mereka kenali. Sekalipun mereka memiliki Kitab Suci yang
begitu akrab dengan mereka tak kuasa untuk memahami dan mengenali Sang Mesias
itu, kecuali
Yesus yang menyingkapkannya:
Lukas
24:27 Lalu Ia menjelaskan kepada
mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai
dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi.
Realita kebangkitan diri Yesus
itu, pada hakikatnya telah memancarkan kemuliaan yang jauh lebih mulia daripada
pengajaran itu sendiri atau ketetapan itu sendiri. Mendengarkan pengajaran
kematian dan kebangkitan itu sendiri telah merupakan kemuliaan yang tak dapat
dilihat atau dikenali manusia-para murid Sang Mesias sebagai sebuah jati diri
maksud kedatangannya ke dunia ini.
Mari
kita lihat kembali:
▓Yohanes
2:18:21Orang-orang Yahudi menantang Yesus, katanya: "Tanda apakah dapat
Engkau tunjukkan kepada kami, bahwa Engkau berhak bertindak demikian?"
Jawab
Yesus kepada mereka: "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari
Aku akan mendirikannya kembali." Lalu kata
orang Yahudi kepada-Nya: "Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait
Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?" Tetapi
yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri.
▓Matius
12:38-40 Pada waktu itu berkatalah beberapa ahli Taurat dan orang Farisi kepada
Yesus: "Guru, kami ingin melihat suatu tanda dari pada-Mu." Tetapi
jawab-Nya kepada mereka: "Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut
suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi
Yunus. Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam,
demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga
malam.
▓Matius
16:21 Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia
harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua,
imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari
ketiga.
▓Yohanes10:17-18
Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya
kembali. Tidak seorangpun mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku
memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan
berkuasa mengambilnya kembali. Inilah
tugas yang Kuterima dari Bapa-Ku."
▓Matius
20:17-19 Ketika Yesus akan pergi ke Yerusalem, Ia memanggil kedua belas
murid-Nya tersendiri dan berkata kepada mereka di tengah jalan: Sekarang kita
pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan
ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati. Dan mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang
tidak mengenal Allah, supaya Ia diolok-olokkan, disesah dan disalibkan, dan
pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan."
▓Markus
10:32-34 Yesus dan murid-murid-Nya sedang dalam perjalanan ke Yerusalem dan
Yesus berjalan di depan. Murid-murid merasa cemas dan juga orang-orang yang
mengikuti Dia dari belakang merasa takut. Sekali lagi Yesus memanggil kedua
belas murid-Nya dan Ia mulai mengatakan kepada mereka apa yang akan terjadi
atas diri-Nya, kata-Nya: "Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak
Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan
mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati. Dan mereka akan menyerahkan Dia kepada
bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, dan Ia akan
diolok-olokkan, diludahi, disesah dan dibunuh, dan sesudah tiga hari Ia akan
bangkit."
▓Matius
16:21-23 Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia
harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua,
imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari
ketiga. Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya:
"Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali
takkan menimpa Engkau." Maka Yesus
berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan
bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah,
melainkan apa yang dipikirkan manusia."
▓Matius
27:62-64 Keesokan harinya, yaitu sesudah hari persiapan, datanglah imam-imam
kepala dan orang-orang Farisi bersama-sama menghadap Pilatus, dan mereka
berkata: "Tuan, kami ingat, bahwa
si penyesat itu sewaktu hidup-Nya berkata: Sesudah tiga hari Aku akan
bangkit. Karena itu perintahkanlah untuk
menjaga kubur itu sampai hari yang ketiga; jikalau tidak, murid-murid-Nya
mungkin datang untuk mencuri Dia, lalu mengatakan kepada rakyat: Ia telah
bangkit dari antara orang mati, sehingga penyesatan yang terakhir akan lebih
buruk akibatnya dari pada yang pertama."
Pengajaran Yesus mengenai
kematian dan kebangkitannya sendiri memiliki kemuliaannya tersendiri.
Setidaknya berikut ini merupakan
karakterisktik kemuliaan ilahi pada pengajarannya tersebut, dengan kata lain
inilah kemuliaan yang memendar di dalam pengajaran Yesus terkait kematian dan
kebangkitannya:
▓Kematian dirinya adalah perombakan bait Allah, ini bukan
belaka penyetaraan dirinya dengan bait
Allah itu sendiri tetapi dirinya sendiri adalah bait Allah yang lebih mulia
daripada bait Allah fisik sebab dengan menyatakan:” Rombak Bait Allah ini, dan dalam
tiga hari Aku akan mendirikannya kembali ,” Ia sedang menyatakan
dirinya adalah satu-satunya tempat dan jalan perjumpaan dengan Allah itu
sendiri
▓Kematian dirinya bukan sekedar
kematian belaka, tetapi sebuah penaklukan
dunia kematian secara universal- tidak terbatas dalam keyahudian spiritualisme.
Pada poin ini, sekalipun Yesus merujukan peristiwa kematian dan apa yang
terjadi saat kematiannya berlangsung dengan perbandingan seperti Yunus namun tak
terbangdingkan pada kuasa yang dimiliki oleh Yesus dan pada apa yang ditaklukan
Yesus: Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam,
demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam
rahim bumi tiga hari tiga malam. “Tinggal dalam rahim bumi”
telah menjadikan urusan Yesus bukan lagi sebatas dunia Yahudi atau judaisme,
karena manusia tinggal di dalam rahim bumi menunjukan sebuah penguasaan, bukan
ditaklukan, sebab berlangsung sebagaimana dikehendaki-Nya: 3hari.
▓Kematian dirinya, bukanlah sebuah kematian sebagai sebuah urusan bumi pada umumnya
yang mana kematian adalah natur semua manusia. Kerja pengalaman kematian pada
diri Yesus digambarkannya sebagai: “Tidak
seorangpun mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut
kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya
kembali,” dalam hal ini, Yesus menyatakan sebagai tugas dari Allah atau
pekerjaan Allah yang harus dikerjakannya.
▓Kematian dirinya, oleh Yesus, disebut
sebagai pikiran Allah. Sebuah
penentangan akan hal ini karena ketidakmengertiannya adalah karya iblis di dalam diri manusia. Ini telah
didemonstrasikan oleh Yesus pada kasus penentangan Petrus yang begitu tajam. "Pikiran Allah," siapakah Yesus sehingga Ia bisa bukan hanya mengetahui pikiran Allah, menyelami pikiran Allah [bandingkan dengan Yesaya 40:13; Roma 11:34; IKor 2:16] yang mulia kompleksitasnya dan kudus dalam motif-motif pemikirannya dan kemudian secara jitu didalam pikiran Manusia Yesus secara mulia kesempurnaannya ditangkap dan secara mulia kejituannya diwujudkannya?
▓Kematiannya sendiri sebagai berita telah mendatangkan sebuah kegemparan pada
jiwa-jiwa manusia yang menentangnya. Sebuah kuasa perlawanan yang begitu
bulat bahkan semakin memuncak kala Anak Manusia itu berada di dalam rahim bumi,
berupaya mencegah sekuat tenaga penggenapan pengajarannya: bangkit pada hari
ketiga atau penggenapan "Yesus membangun kembali bait Allah [tubuhnya sendiri] dalam waktu 3 hari".
Ketika pengajaran itu digenapi,
ketika Anak Manusia berhasil menepati janjinya: membangun kembali bait Allah
dalam waktu 3 hari maka penggenapannya akan tampil dalam sebuah realita
yang tak kuasa untuk dipeluk oleh kemampuan manusia untuk meyakininya. Ini, atau
“tinggal
di dalam rahim bumi selama 3 hari” bukanlah urusan spiritualitas
judaisme atau identik Israel, sebab tak
akan pernah dapat didekati sama sekali oleh sebuah pengalaman yang juga tak
pernah ada satupun manusia Israel yang dapat lebih besar dalam pengalaman
mendekati kematian dan kemudian lolos selain nabi Yunus! Sementara itu, nabi Yunus sendiri tak akan pernah memiliki
kuasa dan kehendak untuk tinggal dalam rahim bumi atau masuk ke dalam dunia
kematian sebagai yang berkuasa atasnya, yang oleh Yesus dinyatakannya dalam
sebuah ekspresi yang mustahil untuk dipahami dan mustahil untuk disebut sebagai
kematian lazimnya manusia: “Tidak
seorangpun mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut
kehendak-Ku sendiri.”
Kebangkitan Yesus
dari kematian bukan semata kisah Yesus tidak dapat dikuasai oleh maut, pada dirinya
sendiri. Bukan! Ini kisah Anak Manusia yang tinggal di dalam rahim bumi
selama 3 hari, sebuah hasil yang mencengangkan terjadi di dunia “rahim bumi” [ini
jelas melampaui atau melompati
kekhususan Yesus bagi dunia Yahudi secara jasmaniah, sebab Yesus datang bagi
sebuah penaklukan kuasa yang memperbudak
semua umat manusia: dunia maut di dalam rahim bumi; Ia benar-benar turun ke
dalam dunia maut sebagai Sang Penakluk sebab Ia memiliki hidup yang menaklukan
maut- bandingkan dengan: Ibrani 2:14].
Kebangkitan Yesus dari kematian
berasal dari kuasa dan peristiwa penaklukan kuasa muat yang membelenggu semua manusia,
sebab jelas, bukan hanya bangsa Yahudi saja yang memiliki masalah abadi ini.
Jelas sekali, Yesus lebih besar daripada Nabi Yunus itu sendiri, sebab Yesus
menaklukan kuasa cengkram maut untuk menahannya selama-lamanya di dalam rahim
bumi. Itu sebabnya Yesus berkata:” dan sesungguhnya yang ada di
sini lebih dari pada Yunus!- Mat 12:41. Yesus tidak dikungkung dalam
spiritualisme Yahudi sekalipun ia datang ke dunia ini mengambil wujud manusia
Yahudi. Ketuhanannya bukanlah berdasarkan keistimewaan bangsa Yahudi di hadapan
Allah sebagai Ia adalah seorang Yahudi, sebaliknya berdasarkan kesehakikatannya
dengan Allah sekalipun Ia telah datang ke dunia ini menjadi manusia.
Memandang Yesus
setelah kebangkitan-Nya tak akan pernah lebih mudah dan lebih sederhana dibandingkan
dengan saat Ia belum bangkit dan masih menampilkan kematian-kebangkitannya
sebagai sebuah pengajaran. Kebangkitan Yesus, sekali lagi, tidak pernah hanya sebuah kebangkitan tubuh yang
sebelumnya mati, tetapi seperti kata Yesus: bait Allah yang telah dirubuhkan dan
dibangunnya kembali. Ini sebuah kemuliaan yang sebetulnya tak akan
pernah dapat diakomodasikan jika semata kematian tubuh dan
kebangkitan tubuh seorang manusia. Jadi benar kata Yesus, harus merupakan sebuah pewujudan pikiran Allah dalam peristiwa
kematian dan kebangkitannya.
Sebuah kebesaran yang
bahkan tak hanya akbar tetapi hanya malaikat yang dapat bersorak penuh
kegirangan sementara para murid senantiasa dirundung ketakutan dan kegamangan
jiwa atau hati untuk mempercayainya secara bulat.
Ini sebuah problem
yang hanya dapat diselesaikan oleh pihak Allah. Mari sekali lagi, saya ajak
anda dan segenap pembaca budiman untuk menengok dalam catatan injil ini, apakah yang terjadi dengan para
murid kala memandang Sang
Pewujud dan Sang Pewujudan pikiran Allah dan apakah yang dilakukannya:
Matius
28:17-18 Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu. Yesus mendekati mereka dan
berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.
Sang Mesias yang
telah bangkit dari kematian itu menghampirinya dan menyatakan hakikat
kematiannya. Apakah hakikat kematiannya? Bukan kematian tubuh dan kebangkitan
tubuh manusia belaka, ini bukan semata kisah seseorang mati lalu bangkit dari
kematian. Bukan, itu sama sekali. Tetapi hakikatnya adalah sebuah penguasaan
SEGALA KUASA di sorga dan di bumi. Kini sorga memiliki sebuah dasar penuh kuasa
untuk memperhitungkan keselamatan berdasarkan kasih karunia yang dapat membungkam
maut untuk menuntut siapapun yang dikehendaki-Nya selamat. Ini adalah kematian
dan kebangkitan yang membuat Yesus
sebagai Anak Manusia memiliki kuasa atas segenap manusia di bumi di
sepanjang perjalanan dunia ini untuk menyatakan kepada siapapun kasih
karunia-Nya sehingga keselamatan dari Allah sampai kepada manusia berdasarkan
kasih Allah yang begitu besar kepada siapa yang dikehendaki Bapa.
Kematiannya adalah peristiwa
Ia yang membangun bait Allah yang telah diruntuhkan, dalam 3 hari.
Juga, tinggal di dalam rahim bumi selama 3 hari. Ini bukan kematian
dan kebangkitan yang dapat diperbandingkan dengan manusia siapapun jika kelak
di hari mendatang, berangkali berkat teknologi mendatang, manusia dapat
membangkitkan manusia dari kematiannya, sekalipun telah berada di dalam kubur.
Tidak akan pernah sama! Kematian yang
demikian-pada Yesus- telah mendatangkan kebangkitan Anak Manusia yang
memberikan kepadanya tampuk kuasa di bumi dan di sorga. Siapakah manusia yang
memiliki tampuk kuasa di bumi dan di
sorga?
Bersambung ke bagian 4
Segala
Pujian Hanya Bagi Tuhan
No comments:
Post a Comment