Oleh: Martin Simamora
“Aku”
Diantara Kemuliaan Sorga & Kegelapan
Dunia,
Akankah
Aku Memeluk dan Menyembah-Nya?
Kisah Mulia Lainnya Setelah
Hari Pertama Pada Minggu Itu (1)
[Refleksi]
Bacalah lebih
dahulu: Kisah Mulia Keempat Di Hari Itu
Seperti telah saya
kemukakan sebelumnya, Sang Mesias Yang Telah bangkit dari kematian itu, tak senantiasa ada bersama mereka
sebagaimana sebelumnya. Tak seperti saat pertama kali Yesus mendatangi dan memilih
setiap dari mereka menjadi muridnya yang disertai dengan perintah: “Mari, ikutlah Aku” (misal: Matius
4:18-21), pada kunjungan-kunjungan pasca kebangkitannya itu tak dilakukannya.
Sebaliknya, Ia meninggalkan mereka begitu saja setelah ia menunjukan bukti terultimat kebangkitannya: menunjukan tubuhnya dan memerintahkan mereka untuk
merabanya. Tidak juga,
setelah itu, Ia mengajak mereka berkeliling untuk memberitakan kebangkitannya,
sebuah tindakan yang dilakukan kala pertama kali Ia menampilkan dirinya
dihadapan para murid pilihannya: “Yesuspun
berkeliling di seluruh Galilea; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan
memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan
kelemahan di antara bangsa itu- Matius 4:23.” Ia bahkan tidak melakukan hal
yang seharusnya akan melejitkan popularitasnya di dunia ini, kembali
[sebagaimana pernah terjadi dalam Matius 4:24-25]. Pada puncaknya, kehidupan percaya
bukan berdasarkan melihat atau bukti dan pembuktian benar-benar hal
yang sedang dipancangkan oleh Yesus. Tak ada agenda apapun untuk
berkeliling di seluruh Galilea dan berseru secara langsung: “aku telah bangkit.”
Tugas itu kelak dipundakan kepada para murid-Nya, bahkan yang lebih sukar lagi,
perintah-Nya untuk memberitakan kebangkitannya dari kematian sebagaimana maksud
Allah kepada orang-orang dari berbagai bangsa
yang jauh dari wilayah pelayanan Yesus dan bahkan tidak pernah berjumpa
dengan Yesus, pada dasarnya tidak memiliki dan mengakui Kitab
Suci Yahudi sama sekali, untuk percaya walau
tak melihat; percaya walau belum pernah berjumpa sama sekali dan percaya walau
belum pernah mendengarkannya sama sekali. Inilah ketetapan Sang Mesias yang
telah bangkit dari kematian, ketetapan bagi dunia dan juga ketetapan Yesus bagaimana
keselamatan dapat sampai kepada semua bangsa dan berjumpa dengan dirinya Sang Jalan,
Sang Kebenaran dan Sang Hidup yaitu dirinya sendiri. Yesus berkata, mengenai
kehidupan iman seperti ini, sebagai “orang-orang
berbahagia.”
Sebuah perjumpaan
monumental pada hari kedelapan, sebab pada perjumpaan itulah Yesus membicarakan
orang-orang yang dapat percaya sekalipun tidak melihatnya. Itu adalah saya dan (berangkali) anda.
Tak Dibiarkan-Nya
Tetap Dalam Kesedihan & Pelukan Maut, Tetapi Dengan Tubuh dan Darah-Nya
Diakhiri-Nya!
Betapa sedihnya, tak
turut menyaksikan Yesus yang telah bangkit itu, itu sebuah kesedihan yang
sungguh-sungguh memfrustrasikan sebab Sang Mesias yang telah bangkit itu tak
memberikan alamat yang dapat didatangi untuk melepas rasa rindu atau kangen. Yesus begitu sukar untuk mereka
jangkau pasca kebangkitannya, sebab memang Ia tak mengajak para murid-murid-Nya
untuk mengikut dia, sebaliknya ditinggalkan sendiri. Situasi yang dialami ini
telah dikemukakan Yesus sebelum segala peristiwa tragedi itu menyentuh
tubuhnya, beginilah ia berkata:
Yohanes
14:25 Semuanya itu Kukatakan kepadamu, selagi Aku berada bersama-sama
dengan kamu;
Yohanes
14:28 Kamu telah mendengar, bahwa Aku telah berkata kepadamu: Aku
pergi, tetapi Aku datang kembali kepadamu. Sekiranya kamu mengasihi
Aku, kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku,
sebab Bapa lebih besar dari pada Aku.
Bapa memang lebih
besar daripada Sang Mesias, karena memang dia sendiri
telah dibuat lebih rendah oleh Bapa,
untuk waktu yang singkat! Injil Yohanes menggambarkan perendahan itu seperti ini:
Yohanes
1:1,14 Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Firman itu telah menjadi manusia
Epsitel
Ibrani memberikan gambaran yang lebih tajam dan dikaitkan langsung dengan
apakah tujuan perendahan itu, serendah apakah, dan apakah yang hendak
dihasilkan dengan perendahan itu. Juga yang sangat penting, siapakah yang
melakukan perendahan itu dan durasi perendahannya. Perhatikanlah hal ini:
Ibrani
2:7 Namun Engkau telah membuatnya untuk
waktu yang singkat sedikit lebih rendah dari pada
malaikat-malaikat, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat,
Ibrani
2:9 Tetapi Dia, yang untuk waktu yang
singkat dibuat sedikit lebih rendah dari pada
malaikat-malaikat, yaitu Yesus, kita lihat, yang oleh karena penderitaan maut,
dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat, supaya oleh kasih karunia Allah Ia mengalami
maut bagi semua manusia.
Ibrani
2:14 Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama
dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh
kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas
maut;
Epistel
Ibrani, sebagaimana Injil Yohanes, juga menyatakan keberasalan Yesus dari
Sorga sementara ia menjadi manusia Yahudi. Sebuah penekanan mahapenting
untuk memahami mengapa Yesus memiliki agenda dan perilaku yang terikat di sorga
sekalipun ia menjadi sama dengan kita. Bagaimana Ia menjadi sama dengan kita
dan mengapa harus dari darah dan daging?;
mengapa Ia menjadi kurban tunggal yang mengakhiri
semua kurban, semua perjuang manusia untuk mengalami hidup
kekal yang berbahagia?; semua kebenaran dunia ini yang diperjuangkan untuk
dicapai agar mengalami pelayakan menerima kehidupan baru dari Allah! Cukup datang beriman kepada Yesus! Perhatikan
hal ini:
Ibrani
10:5-Karena itu ketika Ia masuk ke dunia, Ia
berkata: "Korban dan persembahan tidak Engkau kehendaki--tetapi Engkau
telah menyediakan tubuh bagiku--.
Sekalipun
tubuh Sang Mesias sama saja dengan manusia-manusia
lainnya, namun tubuh itu bukan datang dari kehendak daging atau hasrat
manusia, tetapi dari dan dipersiapkan sendiri oleh Bapa. Ini bukan jenis
perendahan yang mengakibatkan tubuh Yesus didalam penjara dosa atau maut;
tubuhnya memang mengalami pengalaman-pengalaman sebagaimana saya anda, tetapi
tubuhnya yang datang dari dan dibentuk sendiri oleh Bapa-- [karena tubuh ini disediakan sendiri –secara langsung
oleh Bapa dalam peristiwa pengandungan di dalam kandungan seorang perawan bernama
Maria, bukan oleh manusia sementara ia memiliki kedagingan yang sama dengan ibu
biologisnya, Maria]-- telah merupakan garansi
bagi Yesus -sementara tubuhnya
pun mengalami dan merasakan kelemahan-kelemahan manusia- untuk berkata: “Aku datang bukan untuk meniadakan tetapi untuk
menggenapkan Taurat dan Kitab Para Nabi (Matius 5:17),” dan untuk berkata “ Aku
datang bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi khendak Dia yang mengutus-Ku
(Yohanes 6:38).”
Itu sebabnya
Manusia Yesus Kristus ini dikatakan seperti ini, terkait hal ini,:
Ibrani
4:15 Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat
turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita,
Ia telah
dicobai, hanya tidak berbuat dosa.
Tubuhnya
bukan asesoris belaka, itu tubuh memang tempat berjumpanya atau tempat dimana
terjadinya penggenapan segala maksud Allah. Itu adalah tubuh yang membuat Allah
dapat berkata “korban
dan persembahan tidak Engkau kehendaki!” Ini adalah sebuah penebusan
dosa yang melahirkan pelenyapan segala bentuk korban dan persembahan dari
manusia dalam rangka mengejar dan mendapatkan keselamatannya di hadapan Allah.
Mengapa
Yesus begitu berani menyatakan dirinya sebagai penggenap hukum Taurat , karena
memang tak ada manusia yang dapat melenyapkan semua kurban-kurban binatang itu
dengan dirinya sendiri dihadapan Allah. Jika ada manusia yang dapat
mengkompensasikan segenap dosanya dihadapan Allah sehingga Ia menjadi bersih
dan suci, maka itu hanya Yesus. Pada Yesus saja, pola penghapusan dosa
manusia dalam substitusional hewan atau
binatang diakhiri; pada
Yesus, manusia dalam pengudusannya tidak lagi diwakili oleh seekor
atau beberapa binatang dan darah binatang untuk mendapatkan pengampunan via
pengantaraan para imam yang kenajisannya juga harus dihapuskan oleh darah
kurban binatang setiap kali harus menghadap Allah. Perhatikan hal ini:
Ibrani
10:8-9 Di atas Ia berkata: "Korban dan persembahan, korban bakaran dan
korban penghapus dosa tidak Engkau kehendaki dan Engkau tidak berkenan
kepadanya" --meskipun dipersembahkan menurut hukum Taurat--.Dan kemudian
kata-Nya: "Sungguh, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu." Yang pertama Ia hapuskan, supaya menegakkan yang
kedua.
Inilah yang
ditiadakan atau diakhiri Bapa dan bagaimana
Bapa melakukanya di dalam Yesus Kristus:
▬Ibrani
9:18-28 Itulah sebabnya, maka perjanjian yang pertama tidak disahkan tanpa
darah. Sebab sesudah Musa memberitahukan semua perintah hukum Taurat kepada
seluruh umat, ia mengambil darah anak lembu dan darah domba jantan serta air,
dan bulu merah dan hisop, lalu memerciki kitab itu sendiri dan seluruh umat, sambil
berkata: "Inilah darah perjanjian yang ditetapkan Allah bagi kamu." Dan
juga kemah dan semua alat untuk ibadah dipercikinya secara demikian dengan
darah. Dan hampir segala sesuatu disucikan menurut hukum Taurat dengan darah,
dan tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan. Jadi segala sesuatu yang
melambangkan apa yang ada di sorga haruslah ditahirkan secara demikian, tetapi
benda-benda sorgawi sendiri oleh persembahan-persembahan yang lebih baik dari
pada itu. Sebab Kristus bukan masuk ke dalam tempat kudus buatan tangan manusia
yang hanya merupakan gambaran saja dari yang sebenarnya, tetapi ke dalam sorga
sendiri untuk menghadap hadirat Allah guna kepentingan kita. Dan Ia bukan masuk
untuk berulang-ulang mempersembahkan diri-Nya sendiri, sebagaimana Imam Besar
setiap tahun masuk ke dalam tempat kudus dengan darah yang bukan darahnya
sendiri. Sebab jika demikian Ia harus berulang-ulang menderita sejak dunia ini
dijadikan. Tetapi sekarang Ia hanya satu kali saja menyatakan diri-Nya, pada
zaman akhir untuk menghapuskan dosa oleh korban-Nya. Dan sama seperti manusia
ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi, demikian
pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa
banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diri-Nya sekali lagi tanpa
menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang
menantikan Dia.
▬Ibrani
10:11-12 Selanjutnya setiap imam
melakukan tiap-tiap hari pelayanannya dan berulang-ulang mempersembahkan korban
yang sama, yang sama sekali tidak dapat menghapuskan dosa. Tetapi
Ia, setelah mempersembahkan hanya satu korban saja karena dosa, Ia duduk untuk
selama-lamanya di sebelah kanan Allah,
Apa
yang diakhiri oleh Bapa adalah ketakberdayaan manusia atas dosa yang ditunjukan oleh kurban
binatang tadi! Kurban-kurban itu sendiri bukanlah sarana keselamatan
itu sendiri, tak ada kepermanenan, sebab
harus dilakukan berulang kali sebagai kewajiban [tidak ada cara lain sebab merupakan ketetapan Allah bagi manusia untuk mempersembahkan Qorban (Ibrani), misal pada Imamat 3:1,6,9 ; Imamat 4:1-5:13!- tak ada cara lain untuk menghapus dosa, manusia diwajibkan atau diikat atau dibawah penetapan Tuhan bagaimana dosa ditanggulangi- tak ada satupun upaya manusia yang dapat ditawarkan kepada Allah] Ini menunjukan tak
ada satupun bagian dari manusia yang pantas untuk dipersembahkan kepada Allah
sebagai penghapus dosa dirinya, bahkan bagi
para imam yang paling berkenan dihadapan Allah-- [kita harus tahu seorang imam memiliki resiko masuk dalam keadaan hidup
dan tidak keluar karena mati didalam pelayanannya manakala didapati Allah tidak
layak,:” Haruslah
kaubuat gamis baju efod dari kain ungu tua seluruhnya. Lehernya haruslah di
tengah-tengahnya; lehernya itu harus mempunyai pinggir sekelilingnya, buatan
tukang tenun, seperti leher baju zirah haruslah lehernya itu, supaya jangan
koyak. Pada ujung gamis itu haruslah kaubuat buah delima dari kain ungu tua,
kain ungu muda dan kain kirmizi, pada sekeliling ujung gamis itu, dan di
antaranya berselang-seling giring-giring emas, sehingga satu giring-giring emas
dan satu buah delima selalu berselang-seling, pada ujung gamis itu. Haruslah
gamis itu dipakai Harun, apabila ia menyelenggarakan
kebaktian, dan bunyinya harus kedengaran, apabila ia masuk ke dalam tempat kudus di hadapan TUHAN
dan apabila ia keluar pula, supaya ia
jangan mati”- Kel 28:31-35].-- Para imam sendiri
tak memiliki kepastian sukses dalam pelayanannya. Sementara itu, pada Yesus ada
kepastian sukses sebab tubuhnya sendiri dipersiapkan oleh Allah untuk
dipersembahkan kepada Allah tanpa disubstitusikan oleh tubuh binatang dan darah binatang.
Tubuh Yesus dengan demikian merupakan penebusan dosa dan pemulihan kodrati
manusia dihadapan Allah. Apakah itu?
Semenjak itu Keimamatan dihadapan Allah tak lagi memerlukan kurban-kurban dan
darah binatang baik untuk menguduskan diri sang Imam dan umat yang diwakilinya.
Substitusi darah binatang sebagai pengudusan dirinya dan juga umat yang
diwakilinya, itupun tidak pernah
menguduskan selama-lamanya dan bahkan setiap kali dilakukan hanya memperingatkan manusia akan adanya dosa!
Perhatikanlah
ini:
Ibrani
10:1-3 Di dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang
akan datang, dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri. Karena itu dengan
korban yang sama, yang setiap tahun terus-menerus dipersembahkan,
hukum Taurat tidak mungkin menyempurnakan mereka yang datang mengambil bagian
di dalamnya. Sebab jika hal itu mungkin, pasti orang tidak mempersembahkan
korban lagi, sebab mereka yang melakukan ibadah itu tidak sadar lagi akan dosa
setelah disucikan sekali untuk selama-lamanya. Tetapi justru oleh korban-korban itu setiap tahun orang diperingatkan
akan adanya dosa.
Kurban-kurban itu binatang,
sementara binatang itu sendiri tak ada kesalahan sebagaimana kesalahan manusia.
Tidak ada satupun kelayakan pada manusia; tak ada satu saja kelayakan manusia
untuk maju menghadap Allah dan menunjukan atau mempersembahkan dirinya di
hadapan Allah. Seperti tak lebih baik daripada binatang karena dosa dan kejahatan manusia itu sendiri:
Habakuk
1:13-14,17 Mata-Mu terlalu suci untuk
melihat kejahatan dan Engkau tidak dapat memandang kelaliman. Mengapa Engkau
memandangi orang-orang yang berbuat khianat itu dan Engkau berdiam diri,
apabila orang fasik menelan orang yang lebih benar dari dia? Engkau menjadikan
manusia itu seperti ikan di laut, seperti binatang-binatang melata yang tidak
ada pemerintahnya?... (17) Sebab itukah ia selalu menghunus
pedangnya dan membunuh bangsa-bangsa dengan tidak kenal belas kasihan?
Yesus datang untuk
menggenapi maksud Allah yang belum rampung sebagaimana digambarkan dalam
perjanjian yang lama, Yesus adalah perampungnya sebab mana ada manusia yang
dapat lolos dari “Mata Allah terlalu suci untuk melihat kejahatan.”
Siapa manusia yang dapat mengacungkan jarinya tinggi ke udara ke takhta Allah
dan berkata:” Aku begitu suci dan sukses mencapai standar kesucian di mata-Mu,
sehingga aku akan luput dari murkanya yang membinasakan?”
Adakah satu saja
manusia yang berdaya untuk melakukannya dan berani berdiri di hadapan mata
Allah yang suci tanpa sedikit saja kejahatan menodai jiwamu, sementara tak
pernah ada satu mekanismepun, bahkan dari Allah bagi manusia untuk menyucikan
dirimu sendiri dihadapan Allah. Apa yang ada justru mekanisme Allah untuk
menunjukan bahwa semua manusia pada dasarnya berdosa: Tetapi justru oleh korban-korban itu setiap tahun orang diperingatkan
akan adanya dosa.
Pengurbanan Yesus
oleh Bapa sendiri, juga menunjukan bahwa semua manusia berdosa dan tak ada
satupun dalam pandangan mata Allah, didapati suci, selain hanya diburu
murka-Nya yang membinasakan. Tetapi apa
yang istimewa bagi Yesus dalam mempersembahkan dirinya adalah ini:
Ibrani
10:14,17 Sebab oleh satu korban saja Ia
telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka
yang Ia kuduskan. dan Aku tidak lagi mengingat
dosa-dosa dan kesalahan mereka."
Kurban tubuh Yesus
itu bukan untuk mengingatkan manusia akan dosa, pada ujungnya. Tetapi Yesus
saja menjadi dasar bagi Allah untuk tidak lagi mengingat dosa-dosa dan
kesalahan manusia beriman, karena tak ada satupun manusia yang suci dihadapan
Allah. Ini begitu berbeda dengan apa yang dihasilkan oleh tubuh binatang dan
darah binatang sebagai substitusi kurban untuk menghapus dosa atau menahirkan manusia berdosa, sebab tanpa darah binatang
tak ada satupun yang bisa menerima penahiran dari Allah!
Mengapa saya begitu menekankan hal ini sementara membicarakan penampakan Yesus kepada Tomas?
Hanya satu tujuannya, yaitu memahami betapa pentingya tubuh kebangkitan Yesus
itu ditunjukan oleh-Nya kepada para murid dan menjelaskan bahwa itu kehendak Allah sebagaimana telah dituliskan dalam Kitab Suci. Itu tubuh bukan sekedar menunjukan bahwa Ia adalah
Yesus yang sama, tetapi menunjukan penggenapan pada Kitab Musa dan Kitab Para Nabi
pada mahkota termulianya: setiap manusia yang
sebelumnya menerima pengampunan dosa dari Allah dengan melakukan
tuntutan-tuntutan hukum-hukum terutama mempersembahkan kurban-kurban dan darah
binatang sebagai penyucian baginya, yang menunjukan tak pernah manusia bisa menebus
dirinya sendiri berdasarkan nilai dirinya dihadapan Allah, telah diakhiri. Pelibatan
tubuh dan darah binatang menunjukan kebergantungan manusia pada keselamatan
yang datang dari ketentuan Allah, sebab penahiran oleh darah merupakan
ketetapan Allah. Juga menunjukan sejak semula, Allah tak pernah berkenan dengan
segala upaya manusia yang tak pernah sempurna, sesempurna maksud-Nya sendiri.
Ketika Yesus datang pada hari kedelapan, menjumpai Tomas
maka kita akan melihat bagaimana Yesus menekankan betapa pentingnya apa yang
telah dilakukannya dan betapa pentingnya bagi manusia-manusia lain [diluar Israel] dan manusia-manusia di masa mendatang untuk percaya dengan apa yang
telah mereka saksikan, untuk juga dipercayai:
Yohanes
20:26-27 Delapan
hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu dan
Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara
pintu-pintu terkunci, Yesus datang dan Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan
berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!" Kemudian Ia berkata
kepada Tomas: "Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku,
ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam
lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya
lagi, melainkan percayalah."
Yesus tiba-tiba datang
dan perhatiannya tertuju kepada Tomas, untuk menjawab keraguan Tomas-kita harus
memahami bahwa pada dasarnya para murid tidak memiliki pengalaman percaya tanpa
melihat, bersama Yesus secara intensif mereka percaya dan melihat. Itu secara
sempurna direfleksikan oleh jiwa Tomas:
Yohanes
20:25 "Kami telah melihat Tuhan!" Tetapi Tomas berkata kepada mereka:
"Sebelum
aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan
jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku
tidak akan percaya."
Saya
sudah katakan, pun demikian dengan Petrus dan pada umumnya para murid Yesus
saat mendapatkan kabar dari para perempuan yang telah melihat kubur kosong dan
berjumpa dengan Yesus yang telah bangkit dan hidup!
Sebagaimana Israel
percaya akan penyucian berdasarkan kurban binatang dan darah binatang yang diatur
Taurat, maka sebetulnya itu adalah
tindakan berdasarkan iman atau percaya, bahwa sekalipun binatang lebih rendah
daripada manusia namun sebagaimana ditetapkan Allah, maka darahnya berdasarkan
kehendak Allah menguduskan manusia. Sebab, bagaimana mungkin menjadi logis
darah binatang menguduskan manusia? Bagaimana mungkin untuk logis kesalahan manusia
dihadapan Allah harus mengurbankan binatang agar manusia-manusia mendapatkan
pendamaian untuk sesaat, dan berulang demikian setiap tahunnya?
Apakah kelayakan dan kesetaraan
antara binatang dan manusia, dalam hal substitusionalis semacam ini? Jelas tidak ada.
Manusia Yesus sebagai kurban yang
dipersiapkan Allah lebih memiliki kesetaraan dan kelayakan untuk membuat
manusia memiliki nilai sepatutnya dari Allah. Ketika Allah memandang manusia
dengan dosa-dosanya, maka bukan binatang lagi yang dipandang oleh Allah, tetapi
Manusia Kristus dan Imam Besar Kristus. Jadi ini bukan soal, Taurat tak ada
mengatur adanya kurban manusia. Apa yang diatur Taurat tekait kurban binatang
semata menunjukan ketakberdayaan manusia untuk membebaskan diri dari kuasa dosa;
segala perintah Taurat dalam ketekunan luar biasa tak pernah menyingkirkan
kebutuhan manusia akan Imam dan kurban binatang dan darahnya untuk pengudusan
dan penebusan! Manusia tak berdaya, secara dramatis ditunjukan Allah, dengan
menggunakan binatang dan darahnya untuk menahirkan manusia!
Pola penampakan Yesus
pada pertama kali setelah kebangkitannya begitu menekankan tubuhnya dan membukakan
pengertian para murid bahwa ia harus menderita untuk menggenapi apa yang
dikehendaki Allah dalam Taurat, kitab nabi-nabi dan Mazmur:
Lukas
24:44-46 Ia berkata kepada mereka: "Inilah perkataan-Ku, yang telah
Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus
digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab
nabi-nabi dan kitab Mazmur." Lalu Ia membuka
pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci. Kata-Nya kepada mereka:
"Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara
orang mati pada hari yang ketiga,
Di
sinilah kesempurnaan Yesus. Inilah letaknya! Melakukan
dalam sebuah penggenapan apa yang dikehendaki Allah sejak semula,
waktu Bapa untuk sementara waktu merendahkanya dengan mengenakan
padanya tubuh manusia yang diciptakan oleh Bapa sebagai wujud perendahan yang
memungkinkannya melakukan pengurbanan yang jauh lebih sempurna. Ia
tak seperti binatang-binatang itu yang binasa dalam pengurbananya,
tetapi ia keluar dari tempat suci di sorga, sebagai Imam yang kemudian menunjukan dirinya bukan
saja hidup tetapi menyatakan bahwa apa yang kulakukan sempurna dan dengan
demikian segala
bentuk kurban dan upaya hidup kudus apapun juga untuk berkenan pada Allah dalam
arti mendapatkan kehidupan kekal [dengan demikian ini tak bermakna setelah Allah tak mengingat lagi
dosa-dosa kita, lantas berbuat dosa adalah keistimewaan orang-orang Kristen,
bukan itu sama sekali. Karena terkait pengurbanan ini, rasul Petrus berkata:” Sebab itu siapkanlah
akal budimu, waspadalah dan letakkanlah pengharapanmu seluruhnya atas kasih
karunia yang dianugerahkan kepadamu pada waktu penyataan Yesus Kristus. Hiduplah
sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu
pada waktu kebodohanmu, tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh
hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada
tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus. Dan jika kamu menyebut-Nya Bapa,
yaitu Dia yang tanpa memandang muka menghakimi semua orang menurut
perbuatannya, maka hendaklah kamu hidup dalam ketakutan selama kamu menumpang
di dunia ini. Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang
sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana,
bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu
darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak
bercacat- 1Pet1:13-19] telah
disudahinya.
Orang Kristen, karena Yesus,
sekarang dapat melakukan hal yang begitu mulia yang dahulu mustahil. yaitu:
hidup kudus, sebab sudah dikuduskan dalam Kristus. Sekarang orang Kristen
memiliki perbuatan-perbuatan baik yang dalam pandangan Allah: kudus! Ini
keajaiban untuk dapat menghasilkan kekudusan didalam hidup ini di dalam
pandangan Allah.Sebelumnya: tidak ada yang bisa suci! Semua itu mungkin terjadi karena Yesus. Bagaimana dengan
anda, tidakkah ini sebuah kemuliaan yang begitu sayang untuk disia-siakan
selama di dunia ini. Ya… tak akan bisa dilakukan jika anda terlepas dari
Kristus, sebab kudusnya Allah ada pada Allah, bukan pada saya dan anda.
Sekarang Kristus memberikan pengudusan dari Allah pada saya dan anda, sebuah
natur Allah yang menjadi dasar kehidupan saya dan anda untuk hidup kudus
sementara di dunia ini. Itu seharusnya sebuah keindahan hidup yang
menggairahkan jiwa, karena Ia begitu dekat denganmu, dan
disitulah kita akan mengerti apakah artinya hidup dalam kehendak
Allah; hidup yang dibentuk Allah; hidup yang dipanggil untuk
menyelaraskan diri; hidup yang menanggalkan manusia lama dan mengenakan manusia
baru. Semua itu karena Yesus
adalah Sang Firman yang direndahkan oleh Allah untuk beberapa saat, agar saya
dan anda dapat hidup kudus dan menguduskan nama
Tuhan selama di dunia ini.
Jangan sia-siakan
waktumu dengan kedagingan dan ambisi-ambisi duniamu sehingga anda kehilangan
kesempatan terindah: dapat hidup kudus yang dahulu mustahil untuk
dimiliki dan mustahil dilakukan dan tak ada kekayaan yang dapat membelinya!
Jangan buang ke tong sampah masa hidupmu! Perhatikan hidup ini bukan ditentukan
oleh dunia dan apa yang anda buru saat ini! Bergeraklah dan bangunlah dari
kebodohanmu, sebab sekalipun tahu, masih juga tak berlari untuk memproduksinya!
Jadi, Tomas bukan yang terbodoh dan terlemah
dari semuanya, ia memang tak mungkin beriman tanpa melihat, Namun Yesus berkata
itulah kelak dasar untuk percaya
kepadanya: tak melihat namun percaya:
▬Yohanes
20:29 Kata Yesus kepadanya: "Karena
engkau telah melihat Aku, maka
engkau percaya. Berbahagialah mereka yang
tidak melihat, namun percaya."
Era baru dimulai: percaya walau tak melihat! Sebuah terminologi yang melawan
kerja otak dan persepsi segenap indera manusia.
Bukankah bagian
penutup Injil Yohanes telah mengindikasikan pola perkabaran injil yang
berdasarkan percayalah walau tak melihat kepada semua orang, sebagai pola
yang diperkenalkan dan didirikan oleh Yesus? Perhatikan ini:
Yohanes
20:30-31 Memang masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di depan mata
murid-murid-Nya, yang tidak tercatat dalam kitab ini, tetapi semua yang
tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah
Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam
nama-Nya.
Percaya
karena apa? Melihat? Bukan!
Percaya
karena apa? Berjumpa dengan Yesus? Bukan!
Percaya
karena apa? Dapat meraba Yesus seperti Tomas? Bukan!
Inilah pola
pemberitaan injil yang harus dilaksanakan oleh para murid dan generasi-generasi
selanjutnya. (Hal ini akan kita temukan
pada bagian selanjutnya dari serial ini.)
Lalu, percaya karena apa? Mendengarkan atau
membaca pemberitaan Yesus dan karya pengurbanannya yang tak dapat lagi dijumpai dan tak dapat lagi dilihat
sebab tak ada lagi di dunia ini, agar percayalah
walau kamu tidak melihat, ini ditujukan kepada siapapun manusia yang
sama sekali tak berdaya- tak satupun- membuat dirinya suci dalam pandangan mata
Allah-BUKAN pandangan mata MANUSIA- sehingga tidak dibinasakan Allah! Tentu
saja untuk mengalami percayalah walau tidak melihat, sumbernya bukan pada otak
manusia, tetapi kasih Allah kepadanya harus menjangkaunya terlebih dahulu!
Sekalipun
kamu belum
pernah melihat Dia, namun kamu
mengasihi-Nya. Kamu percaya
kepada Dia, sekalipun kamu sekarang
tidak melihat-Nya. Kamu bergembira
karena sukacita yang mulia dan yang tidak terkatakan, karena
kamu telah mencapai tujuan imanmu, yaitu keselamatan jiwamu.- 1 Petrus 1:8-9
Segala
Pujian Hanya Bagi Tuhan
No comments:
Post a Comment