Oleh: Martin Simamora
“Aku” Diantara Kemuliaan Sorga & Kegelapan
Dunia, Akankah Aku Memeluk dan Menyembah-Nya?
Kisah Mulia Pertama Di
Hari Itu
[Refleksi]
Para murid tak dapat melihat kemuliaan sorga yang sedang berlangsung di dunia, tepatnya di
kuburan. Sebuah kemuliaan Allah yang
begitu sukar dan begitu janggal untuk menjadi kebahagiaan sebab begitu dekat
dengan kematian yang begitu mencemaskan
para murid-Nya:
Lukas 24:22-23 Tetapi beberapa perempuan dari kalangan kami telah mengejutkan kami: Pagi-pagi buta mereka telah pergi ke
kubur, dan tidak menemukan mayat-Nya. Lalu mereka datang
dengan berita, bahwa telah kelihatan kepada mereka malaikat-malaikat, yang
mengatakan, bahwa Ia hidup.
Para perempuan itu mendatangi kubur bukan karena percaya bahwa ia akan bangkit sebagaimana pernah
diajarkannya, misalkan saja seperti yang pernah diajarkan olehnya kala masih
hidup: “Ketika Yesus akan pergi ke
Yerusalem, Ia memanggil kedua belas murid-Nya tersendiri dan berkata kepada
mereka di tengah jalan: Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia akan
diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan
menjatuhi Dia hukuman mati. Dan mereka akan menyerahkan Dia kepada
bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya Ia diolok-olokkan, disesah dan
disalibkan, dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan-Matius 20:17-19."
Tidak sama sekali, sebab inilah sebenarnya yang hendak dilakukan oleh para
perempuan tersebut: “tetapi pagi-pagi
benar pada hari pertama minggu itu mereka pergi ke kubur membawa rempah-rempah
yang telah disediakan mereka- Lukas 24:1.” Rempah-rempah itu dimaksudkan
untuk mayat Yesus, untuk meminyaki mayat
Yesus, itulah sesungguhnya motif Maria Magdalena, Maria ibu Yakobus dan Salome pada kunjungan yang
dilakukan pagi-pagi pada hari pertama minggu itu [Markus 16:1-2]. Sangat jelas
betapa kerasnya peristiwa penangkapan, penghinaan, penyiksaan,penyaliban dan
kesengsaraan yang menyelimutinya, hingga kematiannya telah benar-benar secara
sempurna menghancurkan pada jiwa mereka iman kepada Yesus. Tak kuasa untuk
mempertahankannya, selain menerima fakta bahwa kematiannya adalah final seorang
tokoh besar yang pernah ada.
Tetapi iman mereka yang telah pupus sirna tak bersisa itu, memang
bukanlah domain atau wilayah kekuasaan mereka untuk mempertahankannya apalagi
dalam menghadapi realita maut di dalam kedaulatan Allah. Sehingga, Allah sendirilah yang
akan memulihkannya tepat dijantung kubur itu, tepat dimana mayat Yesus terletak
dan hendak dirempahi:
Matius 28:1-5 Setelah hari Sabat lewat, menjelang
menyingsingnya fajar pada hari pertama minggu itu, pergilah Maria Magdalena dan
Maria yang lain, menengok kubur itu. Maka terjadilah gempa bumi yang hebat
sebab seorang malaikat Tuhan turun dari langit dan datang ke batu itu dan
menggulingkannya lalu duduk di atasnya Wajahnya bagaikan kilat dan pakaiannya putih
bagaikan salju. Dan
penjaga-penjaga itu gentar ketakutan dan menjadi seperti orang-orang mati. Akan
tetapi malaikat itu berkata kepada perempuan-perempuan itu: "Janganlah
kamu takut; sebab aku tahu kamu mencari Yesus yang disalibkan itu.
Pagi yang sunyi dan masih diliputi dengan duka mendalam yang merundung
jiwa mereka dalam langkah-langkah duka para perempuan yang sungguh mengasihinya
dan sungguh kehilangan akan dirinya, yang hendak memberikan hal terbaik yang
dapat mereka lakukan, sekalipun mereka, untuk melaksanakan itu, belum tentu
sukses sebab harus terlebih dahulu berhadapan dengan para penjaga yang penuh
kewaspadaan dan kesigapan menjaga kubur Yesus berdasarkan perintah Pilatus dan
para imam kepala dan orang Farisi: “Keesokan
harinya, yaitu sesudah hari persiapan, datanglah imam-imam kepala dan
orang-orang Farisi bersama-sama menghadap Pilatus, dan mereka berkata:
"Tuan, kami ingat, bahwa si penyesat itu sewaktu hidup-Nya berkata:
Sesudah tiga hari Aku akan bangkit. Karena itu perintahkanlah untuk menjaga
kubur itu sampai hari yang ketiga; jikalau tidak, murid-murid-Nya mungkin
datang untuk mencuri Dia, lalu mengatakan kepada rakyat: Ia telah bangkit dari
antara orang mati, sehingga penyesatan yang terakhir akan lebih buruk akibatnya
dari pada yang pertama." Kata
Pilatus kepada mereka: "Ini penjaga-penjaga bagimu, pergi dan jagalah
kubur itu sebaik-baiknya." Maka pergilah mereka dan dengan bantuan
penjaga-penjaga itu mereka memeterai kubur itu dan menjaganya- Matius 27:62-66, pun demikian mereka terus
melangkah walau tak tahu pasti apakah akan diijinkan, apalagi batu kubur itu
disegel (Matius 27:66) oleh penguasa Roma. Sebuah cinta yang penuh risiko
mereka jalani atas seseorang yang dicap sebagai penyesat dan telah menjadi
mayat di dalam kubur itu. Dan, dalam momen yang demikianlah, apa yang telah
menjadi iman dalam jiwa mereka, iman rempah-rempah
untuk merempahi mayat Yesus, seketika dan sekonyong-konyong oleh tangan Allah sendiri dibongkar dari
kematiannya untuk datang kepada berita yang memberikan kehidupan kepada jiwa
mereka yang disandera kematian:
“Maka terjadilah gempa bumi yang hebat sebab
seorang malaikat Tuhan turun dari langit dan datang ke batu itu dan
menggulingkannya lalu duduk di atasnya.”
Mendekati kubur Yesus, itulah yang terjadi. Malaikat Tuhan turun dari
langit dan datang ke batu itu untuk menggulingkan bagi para perempuan itu,
sebab tenaga mereka tak akan cukup untuk melakukannya. Tetapi, malaikat Tuhan itu turun dan melakukan itu,
bukan untuk mempermudahkan pekerjaan perempuan-perempuan itu untuk merempahi
mayat Yesus. Bukan itu sama sekali! Sebab inilah maksud malaikat yang wajahnya bagaikan kilat dan pakaiannya putih
bagaikan salju (Mat 28:3) tersebut:
Matius 28:5-6 Akan tetapi malaikat itu berkata
kepada perempuan-perempuan itu: "Janganlah kamu takut; sebab aku tahu kamu
mencari Yesus yang disalibkan itu. Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit, sama seperti yang telah
dikatakan-Nya. Mari, lihatlah tempat Ia berbaring.
Malaikat yang wajahnya bagaikan
kilat dan pakaiannya putih bagaikan salju itu bukan bermaksud untuk membantu para perempuan itu
untuk mengusir para penjaga pilihan Pilatus yang dikhususkan mencegah apapun
yang dapat membuat jasad Yesus lenyap, sekalipun memang peristiwa itu membuat
para penjaga sedemikian ketakutan: “Dan
penjaga-penjaga itu gentar ketakutan dan menjadi seperti orang-orang mati”-Mat
28:4.
Malaikat yang wajahnya bagaikan
kilat dan pakaiannya putih bagaikan
salju itu, juga, bukan bermaksud untuk menolong Yesus keluar dari kurungan
kubur itu seolah ia terlalu letih dan terlampau lemah untuk melaksanakan misi
atau karya keselamatan sebagaimana yang secara gagah perkasa telah dikemukakannya
dihadapan orang-orang Yahudi: “Orang-orang
Yahudi menantang Yesus, katanya: "Tanda apakah dapat Engkau tunjukkan
kepada kami, bahwa Engkau berhak bertindak demikian?" Jawab Yesus kepada mereka: "Rombak Bait Allah
ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali."… Tetapi yang
dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri”- Yohanes 2:18-19,21. Bukan sama sekali, sebab
faktanya saat malaikat Tuhan itu menggulingkan kubur itu, inilah yang
dikatakannya: “Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit”- Matius 28:6.
Pembukaan batu kubur itu yang saat itu
masih berada di dalam penjagaan para penjaga itu, hendak menunjukan: “Ia tidak
ada di sini, Ia telah bangkit,” sementara para penjaga masih berjaga! Malaikat
itu memberikan jawaban dengan apa yang telah dilakukan oleh Kristus, sebuah hal
dahsyat yang tak diketahui dunia beserta para penjaganya, namun diketahui sorga
sehingga perlu bagi sorga untuk mengirimkan seorang malaikatnya untuk
menyatakan pada para perempuan yang
sungguh mengasihi Yesus itu bahwa: “Ia,
Yesus, yang telah disalibkan itu tidak ada di sini sebab sudah bangkit! (Matius
28:5-6). Yesus sudah tidak ada di dalam kubur yang ditutup dengan batu kubur yang
disegel sementara masih dijaga dan sementara para perempuan itu pada pagi-pagi
itu mendekati kubur itu: “Ia telah
bangkit dari antara orang mati. Ia mendahului kamu ke Galilea- Matius 28:7.
Pagi itu di hari pertama minggu itu, kedukaan atas kematian telah
berubah secara dramatis menjadi suka cita atas kebangkitan Sang Mesias dari antara orang mati, sebuah
penggenapan atas setiap ucapan Sang Mesias: “sama seperti yang telah
dikatakannya- Mat 28:6.” Apa yang menakjubkan bagi saya dalam kisah
ini, adalah bagaimana malaikat tersebut dalam cara yang empatik menunjukan hal
yang akan secara luar biasa membangkitkan kematian iman yang sesaat lamanya
telah melanda mereka, dengan memberikan perintah yang sungguh dahsyat: Mari,
lihatlah tempat Ia berbaring- Mat 28:6. Malaikat itu menggulingkan batu
kubur itu bukan jauh sebelum ketibaan para perempuan itu, namun saat para
perempuan itu berada dekat dengan kubur Yesus, saat mata mereka dapat memandang
bagaimana kubur yang tertutup dengan batu kubur bersegel itu digulingkan dan
bagaimana para penjaga sedemikian takut dan dibiarkan tetap dalam ketakutan
sementara kepada perempuan itu dikatakan: “Akan
tetapi malaikat itu berkata kepada perempuan-perempuan itu: "Janganlah
kamu takut; sebab aku tahu kamu mencari Yesus yang disalibkan itu- Mat 28:5.”
Dan para perempuan itu tak boleh stop dan terhanyut oleh peristiwa
menakjubkan itu, tetapi harus meninggalkan
kubur itu dengan membawa berita sukacita. Rempah-rempah yang telah dipersiapkan itu memang menjadi sia-sia, namun
kini mereka membawa berita sukacita menakjubkan dari kubur itu, di kubur itulah
berita sukacita itu dikumandangkan dari sorga di bumi oleh malaikat, sebuah penggenapan yang ilahi
atas perkataan Yesus sendiri: “pada hari yang ketiga aku akan bangkit!”
Iman yang mati oleh kematian Yesus yang penuh penistaan dan penuh
kesengsaraan yang menakutkan, kini bangkit-hidup oleh kebangkitan Sang Mesias!
Dan betapa indahnya ketika Sang Mesias menjumpai para perempuan tersebut:
Matius 28:7-9 Dan segeralah pergi dan katakanlah
kepada murid-murid-Nya bahwa Ia telah bangkit dari antara orang mati. Ia
mendahului kamu ke Galilea; di sana kamu akan melihat Dia. Sesungguhnya aku
telah mengatakannya kepadamu." Mereka segera pergi dari kubur itu, dengan takut dan dengan sukacita
yang besar dan berlari cepat-cepat untuk memberitahukannya kepada murid-murid
Yesus. Tiba-tiba Yesus berjumpa dengan mereka dan berkata:
"Salam bagimu." Mereka mendekati-Nya dan memeluk
kaki-Nya serta menyembah-Nya.
Sekarang
para perempuan itu berlari cepat-cepat, ah…berangkali itu sebuah lari dengan kecepatan yang tak pernah mereka
lakukan, berlari karena telah melihat
penggenapan yang begitu mulia akan apa yang telah disabdakan Sang Mesias: “Aku akan bangkit pada hari yang ketiga,”
hal yang sulit untuk dipercaya sekalipun itu diajarkan oleh Sang Mesias,
sehingga mereka datang dengan sebuah keyakinan bahwa Yesus tetap mati dan
mayatnya harus dirempahi. Mereka tak bisa menahan lebih lama lagi untuk
menyampaikan apa yang telah mereka saksikan, lihat dan menyampaikan pesan
penting dari malaikat tersebut.Dan, ditengah-tengah
mereka sedang berlari kencang, Yesus mendapatkan mereka, dan itu adalah sebuah
momen yang menghancurkan jiwa mereka
yang begitu penuh kerinduan dan kedukaan akan kehilangannya; sebuah kehancuran
yang mengubah secara total cara pandang mereka terhadap Sang Mesias, bahwa Ia
lebih besar, lebih mulia dan lebih megah daripada apa yang selama ini mereka
bayangkan.
sehingga, inilah potret yang
menggambarkan betapa indahnya mereka yang menerima kabar keselamatan dan sukacita dari Allah itu
yang adalah Sang Mesias itu sendiri:
Matius 28:9 Tiba-tiba Yesus berjumpa dengan mereka
dan berkata: "Salam bagimu." Mereka mendekati-Nya dan memeluk
kaki-Nya serta menyembah-Nya.
Injil Matius melukiskannya begitu tajam
luapan-luapan kerinduan dan perubahan total
cara pandang para perempuan itu terhadap siapakah Sang Mesias itu.
Untuk
sesaat mereka terpana, langkah lari mereka yang cepat terhenti dalam takjub
hebat dan dengan pandangan yang tak kuasa untuk menerima dan mengalami
perjumpaan yang begitu penuh kuasa: mereka perlahan-lahan mendatanginya, tak
ada satu patah katapun yang dapat mereka katakan… tak ada, yang ada hanya
memeluk kaki-Nya serta menyembah-Nya. Apalagi yang dapat kukatakan sebab jiwaku
kini tahu, tahu sekali akan siapakah dia
yang sekarang berdiri dihadapanku. Salam Yesus kepada mereka, terlampau
mulia untuk sekedar ditanggap dengan kata-kata; Salam Yesus kepada mereka,
terlampau akbar untuk dibalas dengan perbendaharaan kata manusia-manusia bumi
ini; Salam Yesus kepada mereka terlampau mulia untuk dipuji-puji dengan
lidah-lidah yang sebelumnya membawa rempah-rempah untuk merempahi mayatnya.
Tubuh dan jiwa memeluknya, tubuh dan jiwa memuji Sang Penakluk kuasa kubur,
Sang Penguasa hidup atas maut. Memeluknya dan menyembah-Nya bukan dengan kata-kata,
bukan dengan lagu puji dan penyembahan tetapi dengan tubuh dan jiwa yang
tersita total masuk ke dalam relasi yang dibangun oleh Yesus melalui
kunjungannya dan salamnya kepada mereka.
Bagaimana dengan diriku, anda pada saat ini? Sudahkah saya dan anda memeluknya dan menyembahnya secara total, bukan
dengan kata-kata indah, puitis, motivasional dan mimik muka dan suara
mendayu-dayu. Tak salah untuk memuji dalam ekspresi-ekspresi demikian, asalkan
hanya Yesus saja yang memesona duniamu dan asalkan perbuatan keselamatannya saja
sumber kehidupanmu dan penghidupanmu yang memuliakan-Nya selama saya dan anda di
dunia ini masih dikehendaki-Nya ada. Memeluknya dan menyembahnya di tengah-tengah dunia yang terbuai dengan kenikmatan-kenikmatan kehendak diri, kenikmatan untuk tak menggubris firman yang disabdakan Sang Mesias, kenikmatan untuk mengeksplorasi dosa-dosa atas nama kebebasan diri atau kebebasan berekspresi, melakukan apapun juga berdasarkan kebenaran-kebenarannya sendiri, bergerak dalam asumsi-asumsinya sendiri dan kemuliaan-kemuliaan diri yang begitu mengasingkannya untuk dapat memeluk dan menyembah Yesus yang telah bangkit dan sekarang duduk disebalah kanan Allah Yang Mahabesar di tempat yang mahatinggi (Ibrani 1:3-4).
Renungkanlah, periksalah diri ini dihadapan firman kudus-Nya dan bagi anda yang sama sekali ingin mengetahui kebenaran ini dan belum pernah mengetahuinya namun kini ingin mengenali kebenaran ini, cari dan temukan sebuah Alkitab dan mintalah agar Allah mengirimkan Roh Kudus kepadamu sehingga kebenaran ini nyata dihadapanmu.
Bersambung ke: Kisah Mulia Kedua Di Hari Itu
Segala Puji Hanya Bagi Tuhan
No comments:
Post a Comment