F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

Showing posts with label Kasih Tuhan. Show all posts
Showing posts with label Kasih Tuhan. Show all posts

0 Ayub Dalam Upayanya Mencari Tuhan Namun Tak Ditemukannya, Berkata:



Karena Ia Tahu Hidupku

“kalau aku berjalan ke timur, Ia tidak di sana; atau ke barat, tidak kudapati Dia; di utara kucari Dia, Ia tidak tampak, aku berpaling ke selatan, aku tidak melihat Dia.”
 Oleh: Martin Simamora


Rahasia Berkat Kehidupan Ayub Dalam Kemakmuran dan Dalam Kesengsaraan
Ayub dalam penderitaanya yang begitu panjang dan maha kompleks menunjukan posisi kehidupan rohaninya yang kokoh:

Kakiku tetap mengikuti jejak-Nya, aku menuruti jalan-Nya dan tidak menyimpang. Perintah dari bibir-Nya tidak kulanggar, dalam sanubariku kusimpan ucapan mulut-Nya.- Ayub 23:11-12

Apa yang memampukan Ayub bertahan dan tetap terpelihara secara baik imannya kepada Tuhan adalah ia telah dipandu atau dituntun oleh firman-Nya: perintah bibir-Nya tidak kulanggar, dalam sanubariku kusimpan ucapan mulut-Nya. Surat Yakobus mengenai Ayub menuliskan begini bagi kita semua:

Yakobus 5:11 Sesungguhnya kami menyebut mereka berbahagia, yaitu mereka yang telah bertekun; kamu telah mendengar tentang ketekunan Ayub dan kamu telah tahu apa yang pada akhirnya disediakan Tuhan baginya, karena Tuhan maha penyayang dan penuh belas kasihan.

Sumber kekuatan Ayub untuk bertekun bukan terletak pada kekuatan jiwanya tetapi adalah ini, sebagaimana dinyatakan dalam Kitab Ayub:

Ayub 23:8-10 Sesungguhnya, kalau aku berjalan ke timur, Ia tidak di sana; atau ke barat, tidak kudapati Dia; di utara kucari Dia, Ia tidak tampak, aku berpaling ke selatan, aku tidak melihat Dia. Karena Ia tahu jalan hidupku.

0 Pahlawan Besar & Kegagalannya


Oleh: Martin Simamora

Musa
Embed from Getty Images
Tongkat Di Tangannya
Apakah yang dapat kita katakan mengenai Musa? Apakah ia seorang pahlawan ataukah seorang manusia yang gagal? Apapun jawaban anda baik jika anda menjawabnya pahlawan ataukah menjawabnya manusia gagal, adalah jawaban yang benar. Kalau anda mengatakan bahwa ia adalah seorang pahlawan, ini adalah kebenaran sebab ia  boleh dikatakan sebagai seorang jenderal yang menaklukan  bala tentara superpower pertama di dunia dengan cara menghempaskannya di dasar  Laut Merah (Keluaran 14:28), tetapi bukan saja ia adalah pahlawan dalam cara demikian, sebab Surat Ibrani memasukan Musa ke dalam daftar pahlawan iman (Ibrani 11:23-26). Iapun adalah manusia gagal dalam cara yang teramat tragis dan sangat menyedihkan karena dua hal yaitu pada bagaimana atau mengapa ia gagal dan pada bagaimana atau mengapa ia dipanggil dihadapan dan  oleh Allah:

0 Sekalipun Dunia Hanya Mencintai Untuk Membuangku Tetapi Aku Percaya Kepada Cinta Tuhanku Bagiku



Oleh: Martin Simamora

Memiliki Cinta Tuhan Yang Mencintai Dari Generasi Ke Generasi Bahkan Memberikan Kehidupan  yang Tak Mungkin Dimiliki

(Ketika Cinta Tuhan Tak Bertara Sedikitpun dengan Apapun yang Dapat Dilakukan Jiwaku)


Seberapa dalam cinta dan seberapa kuatkah  yang diperlukan untuk mencintai sepenuhnya dan seabadinya? Takkah itu begitu aneh ketika mencintai dan cinta adalah pekerjaan  dan perjuangan otot dan stamina jiwa, bukankan jiwa ini sendiri memerlukan cinta? Aku tak tahu apakah memang adalah cinta jika cinta berpaut dengan berkekuatan otot dan jiwa berstamina untuk terus mencintai sementara jiwa itu sendiri belum pernah mengenal dicintai semulia-mulianya? Apakah asupan dan suplemen pengganti cinta sehingga tanpa pernah jiwa ini dikecup dan dipeluk cinta mulia Tuhan dapat menjadi berstamina dan bergizi? Aku bertanya-tanya jika saja ada cinta virtual menggawangi jiwa untuk mengejar cinta yang dari Tuhan?

Begitu sukar, sejujurnya, untuk membicarakan memeluk, mendekap dan mengecup cinta jika cinta adalah pekerjaan  jiwa yang tak pernah memiliki cinta. Ah… betapa mengerikannya  delusi jiwa manusia yang tak pernah dikecup oleh cinta Tuhan namun membusungkan dadanya  dan berkata “aku mengejar dan memperjuangkan cinta Tuhan setiap waktunya!”

Cinta dan mencintai bukan definisi jiwa manusia dan bukan formulasi pikiran dan usaha yang dibangun dari hari ke hari. Sebab mencintai memang adalah kebutuhan jiwa yang tak dapat diasup sendiri oleh siapapun manusia. Manusia begitu gampang untuk merasa sendiri, terkucil, terbuang, terhina, memerlukan kekuatan otot untuk dihormati bahkan dicintai, bahkan membangun konsepsi Allah dan kasih karunia menurut kontemplasi jiwa dan pikiran yang tumpul akan cinta dan kesetiaan dalam kemurnian kudusnya cinta Allah.

0 Menyambut Malam Peralihan 2016-2017

Oleh: Martin Simamora

Berjalan Penuh Sukacita Dalam Waktu Demi Waktu Ciptaan-Nya


Bagaimana kita memandang diri ini dalam apa yang kita sebut pergantian tahun, dari yang telah berlalu, yang sedang kita jalani dan menuju yang akan datang, 2017? Sendiriankah, sudah berencanakah, atau sudah menetapkan berbagai resolusi yang hendak ditetapkan untuk dilaksanakan? Apakah sudah dinyatakan didalam doa ataukah  sudah disampaikan sebagai pengharapan kepada Tuhan, didalam hatimu sementara meninjau kehidupan yang telah dilalui dengan segala dinamikanya. Ada kegagalan tetapi juga keberhasilan; ada kekecewaan tetapi juga ada kebahagiaan; ada kepedihan tetapi juga ada penghiburan; ada keletihan tetapi juga ada saat beristirahat untuk pulih sediakala; ada kebencian tetapi juga memahami dan menerimanya; ada kemarahan tetapi juga ada senyuman. Tetapi ada juga kegagalan demi kegagalan; ada juga kekecewaan demi kekecewaan; kepedihan demi kepedihan; keletihan demi keletihan; kebencian demi kebencian, semua semakin menumpuk, membumbung tinggi sehingga dapat menimbulkan kekerasan, permusuhan, penjatuhan, penipuan demi mengobati itu semua, pikir manusia itu. Itulah dinamika dunia ini, dinamika semua manusia baik pada diri kita sendiri atau pada manusia sekitar kita- sekitarmu dan sekitar saya, bahkan pada para pemimpin pemerintahanmu- pemimpin negaramu. 


Lalu, bagaimana aku harus memandang diri ini dan memandang perjalanan-perjalanan hidup yang belum yang sudah ditapaki dan terutama yang juga belum ditapaki?  Daud dalam sebuah mazmurnya memberikan sebuah kebenaran tentang diri manusia dalam perjalanan hidupnya waktu demi waktu:

TUHAN, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; Engkau mengetahui, kalau aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh. Engkau memeriksa aku, kalau aku berjalan dan berbaring, segala jalanku Kaumaklumi. Sebab sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, sesungguhnya, semuanya telah Kauketahui, ya TUHAN. Dari belakang dan dari depan Engkau mengurung aku, dan Engkau menaruh tangan-Mu ke atasku.- Mazmur 139:1-6


Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu? Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, di situpun Engkau. Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut, juga di sana tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu memegang aku. Jika aku berkata: "Biarlah kegelapan saja melingkupi aku, dan terang sekelilingku menjadi malam," maka kegelapanpun tidak menggelapkan bagi-Mu, dan malam menjadi terang seperti siang; kegelapan sama seperti terang.- Mazmur 139;7-12

0 Ketika Mencintai-Nya Bukan Soal Perasaan Belaka:

Oleh: Martin Simamora


Tetapi Allah Yang Bersabda: “Ikutlah Aku.”
(Refleksi)



Pernahkan anda menanyakan (bukan mempertanyakan) perasaan cintanya kepada dirimu bagaikan saat anda belum menikahinya, menjadi isterimu? Mencintai diriku atau dirimu oleh pasanganmu-isterimu seharusnyalah memiliki daya magnet yang sehangat dan secemburu saat anda belum memilikinya sebagai milikmu. Namun, bagi Yesus, mencintai dirinya sedemikian, hanya bisa terjadi dalam sebuah cara yang sungguh berbeda, sebab harus dimulai dengan sebuah relasi yang diciptakan Sang Kristus: “ikutlah Aku.” Mencintai memang begitu identik dengan perasaan yang begitu spesial dan begitu tercurahnya kepada seseorang. Tetapi Yesus memperlihatkan sebuah mencintai dirinya yang sama sekali tak akan terkerjakan oleh perasaan dan kekuatan jiwaku semata. Setidaknya Ia telah memperlihatkannya pada Petrus:

Yohanes 21:15-17 Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku." Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku." Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku.

Yesus menanyakan kasih Petrus kepada dirinya, namun mengapakah Petrus bersedih? Ini sebetulnya bukan soal apakah Yesus sedang meragukan kasihnya, bukan! Tetapi soal masa depan diri Petrus yang harus berlangsung sebagaimana Yesus memandangnya dan diungkapkannya kepada Petrus; ini bukan hal yang gampang lagi menyenangkan sebab ini adalah mengasihi Tuhan sekalipun harus mati pada akhirnya. Petrus tak memahami mengapa demikian caranya Sang Kristus menanyakannya, seolah meragukannyakah?

0 Ketika Kristus Menjanjikan Cintanya:

Oleh: Martin Simamora

Mencintaiku Hingga Ke Keabadian Sebab Ia “Matahari Cintaku”
(Refleksi)


Mencintai bukan sekedar berkata “I love you,” atau “aku cinta kamu” namun itu menantikan pewujudannya. Anak-anak muda memadu kasihnya,  tentu saja bukan sekedar untuk saling mengasihi namun untuk saling memiliki bukan untuk sesaat namun untuk hingga akhir hayat di dalam sebuah pernikahan yang suci. Terlepas dari apapun hal yang dapat memisahkannya, namun tak ada satu pun yang ingin dicintai sesaat  saja untuk kemudian dikecewakan, dilukai dan tidak lagi terlalu dicintai karena mungkin tidak lagi cantik atau ganteng dan tidak lagi seksi atau tegap, itulah dunia manusia yang begitu lemah dalam mewujudkan dan mempertahankannya dalam sebuah kelanggengan yang melampaui kematian dirinya sendiri.


Bagaimana dengan Yesus Sang Kristus itu?

Dengan satu pernyataan paling singkat, saya dapat mengatakan bahwa cintanya adalah “Matahari Cinta,” sebab cintanya senantiasa hangat, senantiasa menggelora, senantiasa memberikan kehidupan. Tanpanya, pada hakikatnya kematian yang ada. Lagian siapakah yang dapat hidup tanpa Allah mengasihinya? Yesus  menyabdakan  pewujudan kasih Allah yang begitu besar itu, begini: “Aku telah datang ke dalam dunia sebagai terang, supaya setiap orang yang percaya kepada-Ku, jangan tinggal di dalam kegelapan- Yoh 12:46.” Ingatlah baik-baik, semua ini terjadi karena cinta, bukan sembarang cinta dan bukan apapun jenisnya yang dapat dipahami dunia ini, sebab datangnya dari Allah yang menyatakan dan mewujudkannya di dalam Sang Kristus (Yohanes 3:16). Itulah  perwujudan Cinta yang dijanjikan Yesus untuk digenapinya sendiri!

0 Potret Kehidupan Yang Mencintai Yesus:

Oleh: Martin Simamora

Cintailah Daku  &  Tinggalah Bersama-Ku
                                         (Refleksi)

Tak ada satupun yang ingin dicintai dengan sekedar rangkaian kalimat indah, dengan romantisme belaka tanpa sebuah kehidupan yang begitu lekat, hangat, penuh kesetiaan atau dedikasi yang kudus dalam perkataan dan perbuatan dalam segenap kehidupan. “Cintailah Daku dan Tinggalah Bersama-Ku” adalah potret mencintai Yesus yang lahir dari sabda mencintai dirinya, yang berbunyi: “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku- Yoh 14:15.” Ini luar biasa, karena ini adalah sebuah penurutan penuh hasrat yang lahir dari mencintai Yesus; mencintai Yesus menjadi begitu istimewa atau begitu penuh kuasa, karena dikatakan  kamu akan menuruti segala perintah-Ku.” Tentu saja ini sukar atau bahkan mustahil ditemukan didalam dunia manusia. Hanya manusia Yesus saja yang pada hakikatnya memiliki kemampuan mengasihi atau mencintai semacam ini pada relasi dengan Bapa-Nya: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya – Yoh 4:34,” yang sesungguhnya menggambarkan mengasihi Allah.  Makanan Yesus adalah mengasihi Allah yang perwujudannya adalah melakukan dan menyelesaikan apapun yang menjadi kehendak Allah.

0 Mencintai Dia Yang Sangat Mencintaimu:

Oleh: Martin Simamora


Dicintai-Nya, Tak Ada Bunga Terakhir
(Refleksi)

(Kredit: “tak ada bunga terakhir” terinspirasi oleh lagu karya Bebi Romeo berjudul “bunga terakhir”)

Siapakah yang dapat membayangkan bahwa Allah sungguh dapat begitu dicintai dan dikangeni hingga mau mati rasanya? Tentulah ini bukanlah puisiku, bukanlah pengalaman romantisku  dengan siapapun yang  begitu spesial dihatiku…J. Tidak, tidak sama sekali, sebab Yesuslah yang menyatakan ini, dan perhatikan seksama, ini tak main-main sebab bahkan anda tak akan pernah membayangkan atau bahkan mempercakapkan cinta atau kasih-dikasihi atau mengasihi dalam rangkaian  melati putih kata-kata yang tak hanya indah tetapi menghujam hingga ke kedalaman jiwa manusia, dan mempermalukan kemuliaan cinta para manusia yang mulia:

Lukas 10:25-28  Pada suatu kali berdirilah seorang ahli Taurat untuk mencobai Yesus, katanya: "Guru, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?" Jawab orang itu: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." Kata Yesus kepadanya: "Jawabmu itu benar; perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup."

Ini tentang cinta, dan kala Allah sedang membicarakan cinta dan menyatakan kemesraan, keromantisannya, kehangatannya dan gelora cinta-Nya untuk dicintaimu, dikasihimu, dikangenimu…siapakah yang kuat, siapakah yang sanggup! Siapakah yang sanggup mencintai tanpa sebuah kekecewaan yang dapat mematahkan, meremukan dan menguapkan, sekalipun dikecewakan-sekalipun dihina? Bukankah dikecewakan Tuhan adalah kosa kata yang kian lazim untuk disenandungkan? Ah.. biarlah kita sekali-kali tak lagi menuturkannya.

0 Dalam Pelukan Kasih Allah

Oleh: Martin Simamora

Kala Allah Menguntaikan Cinta-Nya Kepadamu, Takkan Terputus dan Tak ada Yang Dapat Memutuskannya. Percayakah?
(Refleksi)

Harus dikatakan  bahwa berbicara tentang cinta adalah hal tersukar bagi manusia untuk memahaminya bukan sekedar kehidupan puitis belaka, tetapi faktual. Tak sukar untuk menemukan pandangan-pandangan  yang menyangsikan akan keabadian cinta, bahkan termasuk pernikahan. Akan begitu mudah untuk mengatakan bahwa berharap kehangatan cinta itu, pada suami isteri adalah sebuah kehidupan mengawang-awang. Tak kecuali orang Kristen, pendeta? Bahkan menjadi begitu diperbudak dengan dunia ini beserta segala hasratnya. Mengatakan mencintai dalam kesetiaan dan keabadian dan kesucian jelas bukan hasrat dunia ini, walau didambakan. Sungguh kehidupan yang menggenaskan, gelap dan membuat manusia dalam kesendirian, gelisah, sendirian walau berdua-bertiga-berempat dalam canda, tawa, cengkrama penuh gelak tawa, sebab.... sejenak kemudian... lenyap, bagaikan hantu pergi melesat meninggalkan  ceruk yang begitu dalam dan hampa didalam jiwa manusia. Apakah yang dikatakan Yesus sebagai pemberian tersucinya bagi para murid-murid yang dikasihi-Nya? Dengarkanlah dikedalam sanubari anda, dan semoga ketika anda membacanya ada getar-getar nada cinta membelai jiwamu yang terdalam, saya berdoa sungguh. Ya…Bapa, saya berdoa agar kiranya kasih cintamu yang kekal dan kudus menjamah  siapapun yang Kaucintai:

Yohanes 15:9 Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu

Saya, anda dan siapapun anda tak akan memiliki perbendaharaan cinta atau pengalaman mencintai dan dicintai bahkan pendambaan untuk dicintai yang bagaimanapun untuk melanda dirimu dan memelukmu erat-erat….erat sehingga jiwamu tak gersang dan damai jiwamu kala Yesus mulai berbicara tentang cinta.

0 Khotbah Menyambut Tahun Baru 2016: “Masa Depan”

Oleh: Martin Simamora


"Matahari terbit di Hawaii"
Di dunia ini apa yang paling berharga bagi manusia adalah “masa depan.” Orang dapat berkata “tamat sudah masa depanku” atau “habis sudah karirku” atau “aku sudah tidak punya nilai lagi” sekalipun ia bertubuh sehat, tak dijangkiti  penyakit - penyakit tak tersembuhkan.

Problem manusia terkait  masa depan adalah: “tak ada manusia yang tak terkurung oleh ruang dan waktu.” Ini sungguh berbeda dengan  Yesus yang berjalan di dalam ruang dan waktu dan sekaligus di atas ruang dan waktu, dengan kata lain masa depan dalam spektrumnya yang begitu kompleks, berada di dalam genggamannya:

0 KASIH .



Oleh : Martin Simamora & Pdt.Steidy Suwuh

KASIH .


Baiklah. Problemnya adalah kebanyakan orang Kristen ketika membaca kasih maka dimaknai sebagai bentuk terlemah dari ekspresi atau perwujudan iman Kristen. Bahkan hingga yang paling negatif : hanya kasih maka tak memperhatikan mana yang salah dan mana yang  benar. Dengan kata lain, kalau saya memuliakan kasih atau mengasihi Tuhan  sebagai sentral keberimanan saya kepada Tuhan Yesus, maka akan dimaknai bahwa saya tak menggubris larangan dan aturan/menyampahkannya. Benarkah? Jawabnya: Salah sama sekali! Kita  BUKAN memandangnya sebagai sampah, namun bukan merupakan dasar atau fondasi  hubungan saya atau anda dengan Kristus! 


Perhatikan hal ini, yang dikemukakann  pendeta Steidy Suwuh dalam sebuah grup di facebook dimana saya  berkesempatan berinteraksi di dalamnya:
Kekristenan tidak didasarkan  pada  larangan-larangan  dan peraturan-peraturan. Sesungguhnya, Kekristenan didasarkan kepada suatu hubungan kasih dengan seseorang, yaitu Yesus Kristus. Dasar-dasar fundamental dari kehidupan Kristen yang sejati adalah diringkaskan dalam dua perintah agung yang diberikan oleh Kristus dalam Matius 22:37:
"Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.


Bagaimana anda menanggapi perintah Yesus ini? Setinggi apakah anda mengapresiasinya? Apakah  ini bermakna bahwa dengan demikian Yesus anti terhadap hukum atau aturan atau larangan? Yesus penganut amoralitas dan penganjur anti hukum negara dengan demikian? Tidak sama sekali.

0 KEMATIAN YANG MENGERIKAN




Oleh: Pdt.Budi Asali

KEMATIAN YANG MENGERIKAN
(16 Mei 2014)



LUKAS 13:1-9
Luk 13:2 Yesus menjawab mereka: "Sangkamu orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya dari pada dosa semua orang Galilea yang lain, karena mereka mengalami nasib itu?
Luk 13:3 Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian.
Luk 13:4 Atau sangkamu kedelapan belas orang, yang mati ditimpa menara dekat Siloam, lebih besar kesalahannya dari pada kesalahan semua orang lain yang diam di Yerusalem?
Luk 13:5 Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian."
Luk 13:6 Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini: "Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia datang untuk mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya.
Luk 13:7 Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma!
Luk 13:8 Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya,
Luk 13:9 mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!"


Pendahuluan:
Kalau kita mendengar berita tentang kematian yang mengerikan yang di alami seseorang, maka kita sering menganggap bahwa orang itu mengalami hal itu sebagai hukuman dari Tuhan, karena ia sangat berdosa di hadapan Tuhan, atau lebih berdosa dibandingkan dengan orang lain.Pandangan seperti ini sudah ada pada jaman dulu.

0 Ketika Tuhan Yang Panjang Sabar Berjalan Dalam Puting Beliung



Oleh: Martin Simamora

Ketika Tuhan Yang Panjang Sabar  Berjalan  Dalam Puting Beliung

TUHAN itu panjang sabar dan besar kuasa, tetapi Ia tidak sekali-kali membebaskan dari hukuman orang yang bersalah. Ia berjalan dalam puting beliung dan badai, dan awan adalah debu kaki-Nya. Nahum 1:3





Teks (1:3)bagi renungan kita kali ini adalah bagian yang luar biasa, yang dapat kita jumpai dalam kitab Nahum, yang sedang mengambarkan siapakah TUHAN? Bahwa dalam murkaNya yang meluap-luap, Dia adalah TUHAN yang panjang sabar. Ya! Dalam realita 1:2, Dia adalah TUHAN yang panjang sabar!

TUHAN itu Allah yang cemburu dan pembalas, TUHAN itu pembalas dan penuh kehangatan amarah. TUHAN itu pembalas kepada para lawan-Nya dan pendendam kepada para musuh-Nya.  Nahum 1:2

Tak seperti anda kebanyakan, sebagai orang Kristen, Nahum bahkan pada saat yang sama dapat menggambarkan TUHAN itu panjang sabar bahkan dalam sebuah murka berkualitas kudus  yang tak setitik pun menoleri sebuah pengingkaran atas ketetapan-ketetapanNya yang kudus nan mulia. Nahum berkata, bahwa TUHAN yang sedang murka dahsyat itu adalah TUHAN yang panjang sabar. Jika TUHAN yang panjang sabar itu pada akhirnya tidak sekali-kali membebaskan dari hukuman orang yang  bersalah, bahkan berjalan dalam puting beliung- berjalan dalam kemurkaan yang siap melahap habis setiap kesalahan dihadapannya, maka hanya satu penjelasan atas murkaNya, bahwa Dia adalah Kudus dan tidak pernah dosa adalah masalah yang ringan! Apalagi bila tanpa sebuah solusi, pasti merupakan masalah yang mendatangkan maut  pada akhirnya tanpa ampun dalam level sekecil apapun!

0 Karena Kuasa IlahiNya Telah Menganugerahkan (2)



Oleh: Martin Simamora


Karena Kuasa IlahiNya Telah Menganugerahkan (2)



Bacalah lebih dulu bagian 1

Sementara Petrus sangat menekankan kemegahan dan kemuliaan kasih karunia dan kebergantungan total  setiap orang percaya kepada kasih karunia, tak berarti dia memandang persoalan  pertumbuhan  atau kedewasaan orang percaya untuk merefleksikan kebenaran kasih karunia  yang bekerja di dalam diri orang percaya sebagai sebuah persoalan yang selesai dengan sendirinya atau dengan kata lain: sama sekali Petrus tidak pernah mengatakan bahwa kasih karunia membuat seorang Kristen tidak akan lagi mengalami masalah-masalah kedagingan yang masih mendera setiap diri orang percaya dimana orang percaya sekalipun telah mengambil bagian dalam kodrat ilahi tetap harus berjuang menaklukan masalah yang masih tersisa itu. Pada titik inilah kerap dipersengketakan: (1)apakah orang percaya itu melakukan perjuangan olehnya sendiri? dan (2)apakah efektifitas dan konsistensi perjuangannya turut menentukan efektifitas, kepastian dan bahkan kelanggengan keselamatannya hingga ke sorga? Dengan kata lain  grafik gagal sukses perjuangan melawan kedagingan mencerminkan fluktuasi kepastian keselamatanmu sendiri, telah menjadi pandangan  yang menggugat kemuliaan dan kekuatan kasih karunia keselamatan yang datang dari Tuhan. 


Kita, pada bagian ini, dalam cara yang pokok, akan melihat bahwa  kebergantungan total pada kasih karunia justru membuat setiap orang percaya memiliki 2 hal yang sekaligus menyanggah 2 pandangan diatas tadi, yaitu pada faktanya: (1)sumber daya atau kekuatan orang percaya bersumber dari Tuhan dan dengan demikian andal, dan (2) karena itu memberikan penjaminan yang kokoh, andal dan ilahi baginya untuk penuh keyakinan menaklukan kedagingan-kedagingannya  waktu demi waktu, hari demi hari dan dalam setiap momen tanpa perlu berputus asa atau frustrasi akan kegagalan-kegagalan dalam kehidupan di dunia  yang penuh dengan tantangan, kesukaran dan godaan sekaligus di dalam keterbatasan orang percaya di dalam tubuh dagingnya (bandingkan dengan 1 Korintus 10:13, 2 Petrus 2:9). 


Dan Petrus menyatakan  hal ini dalam sebuah statement yang teramat kokoh:

0 Karena Kuasa IlahiNya Telah Menganugerahkan (1)



Oleh: Martin Simamora


Karena Kuasa IlahiNya Telah Menganugerahkan (1)



Bacalah lebih dulu : "Tak Terkatakan"

Pengajaran-pengajaran yang melencengkan makna mulia dan penuh kuasa dari kasih karunia Allah yang begitu besar(Yohanes 3:16), nampak nyata semakin benderang sekaligus memperdaya, dan tanpa malu-malu tak memedulikan bagaimana sebetulnya kasih karunia Allah yang begitu besar tersebut diberitakan oleh para rasul yang sungguh setia kepada kebenaran sejati. Saya kuatir pendeta atau pengajar atau gembala atau penginjil tersebut sudah tidak lagi mengerti,  apa makna kasih karunia Allah yang begitu besar; kelihatannya bagi  mereka kasih karunia Allah tidaklah begitu besar. Dan yang paling mengerikan adalah ketakpercayaan pada kuasa Roh Kudus untuk menjadi sentral atau sumber tak terputus kekuatan, kebenaran,pengharapan dan kasih Tuhan (bacalah: Yohanes 14:16-17, Yohanes 14:26, Yohanes 16:7-15, Kisah Para Rasul 2:1-47, Roma 5:3-5, Roma 8:26, 1 Kor 3:16-17,1 Kor 6:19, 2 Kor 3:6 Yohanes 14:15-17, Yohanes 16:12-15, 1 Kor 2:13, Roma 15:13, Efesus 1:13, Roma 5:5, Roma 8:9, Efesus 4:30, 2 Korintus 5:5) di dalam  diri setiap orang percaya  sebagai orang-orang yang telah dikuduskan oleh darah Yesus (Ibrani 9:12, 9:14, 10:10,13:12, 1 Korintus 1:2, 1:30, 6:11), di dunia yang jahat dan beranak-pinakan dosa.Sungguh, para pengkhotbah yang menekankan sentralitas perjuangan daging untuk memastikan atau menyegel keselamatan itu, berbeda dengan kesaksian para rasul dalam epistel-epistel yang mereka tuliskan kepada jemaat-jemaat, seperti Petrus:

2 Petrus 1:3
Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib.

0 “Tak Terkatakan”



Oleh: Martin Simamora

“Tak Terkatakan”


Tahukah anda, sangatlah sukar bagi manusia untuk pada akhirnya mengatakan “Tak terkatakan!” Terhadap kasih karunia. Ini adalah sebuah ekspresi yang hendak menunjukan sesuatu yang begitu agung atau terlampau megah sehingga sangat dikuatirkan kekayaan bahasa manusia gagal untuk sanggup memotret  kemegahan kasih karunia yang bekerja total dalam diri manusia milik Kristus. Maka memang ketika berjumpa dengan hal yang tak terselami oleh pikiran dan tak dapat diraba keluasannya dan kemegahannya maka ekspresi tak terkatakan  memiliki sebuah bobot jiwa bahasa yang seharusnya membuat  para pembaca untuk berhenti dan mengamati keindahan atau kemegahan apakah yang sedang diekspersikannya:

2Korintus 9:15 Syukur kepada Allah karena karunia-Nya yang tak terkatakan itu!
Alkitab Batak: 2Korint  9:15 Alai mauliate ma tu Debata  ala ni silehonlehonma, na so tarhatahon i!

NIV: Thanks be to God for his indescribable gift! 
 
Jika saja anda mau membaca lebih utuh  ayat-ayat sebelumnya maka dapat dipastikan bahwa ini adalah ungkapan yang sedang memuji-mujikan, sedang memulia-muliakan Tuhan dalam sebuah cara  terpuncak kemampuan manusia untuk menyatakan kemegahan yang terlampau agung: “tak terkatakan.” Sebab memang hanya bisa dinikmati, dialami dan dihidupi sehingga melahirkan sebuah pengalaman atau kesaksian yang tak kuasa untuk berlebar panjang diutarakan selain sebuah kagum, tertegun, terpana dan semua kata-kata termegah dan terpuitis pun kadang sudah tak kuasa untuk menguap dihadapan  tindakan Tuhan yang tak terkatakan itu. Tetapi saya kuatir bagi sebagian orang Kristen ini seperti omong kosong sebab kini  cukup banyak  orang Kristen melihat dirinya sebagai sumber  pemenuhan diri dalam segenap aspeknya dan bukan Tuhan. Bahkan manusia menjadi tuhan bagi dirinya sendiri sehingga tak lagi keluar pujian bagi kasih karunia Tuhan yang  menjangkau realita sorga.

0 Selamat Menyambut dan Memasuki Tahun 2015



Oleh : Martin Simamora

Selamat Menyambut dan Memasuki Tahun 2015
"Ketika Kristus Berdoa Bagi Masa Depanmu"



Sebentar lagi, dalam hitungan jam, jika Tuhan berkenan maka saya dan anda akan memasuki tahun baru  entah dalam keadaan sehat atau sakit dan entah apapun juga keadaanmu. Saya katakan demikian sebab juga ada mereka yang  memasuki tahun baru dalam keadaan perang, dalam pelarian atau pengungsian akibat perang atau kelaparan, atau dalam kesedihan dan duka yang mendalam. Pada kesempatan ini saya  ingin menyatakan turut bersimpati dan berduka  kepada setiap keluarga yang berduka karena anggota keluarganya mengalami musibah dalam jatuhnya pesawat AirAsia, penerbangan Surabaya-Singapura, biarlah kasih Tuhan kiranya mendekap setiap hati yang berduka. Dan bagi setiap orang Kristen atau keluarga Kristen hendaklah setiap dari kita memandang ke belakang- apa yang telah terjadi untuk  tetap mengucap syukur dalam segala hal, ya dalam segala hal termasuk keadaan yang menyedihkan bukan saja menggembirakan dan termasuk keadaan sukar bukan saja keadaan mudah atau menyenangkan (renungkanlah 1 Tesalonika 5:18, Efesus 5:20), dan juga hendaklah setiap kita memandang masa depan dengan senantiasa melibatkan Tuhan dalam segala yang direncanakan sebab kita tak tahu sama sekali apa yang akan terjadi pada esok hari dan pada diri kita sendiri; kita sama sekali tak berkuasa atau tak memiliki kendali apapun akan masa depan bahkan pada hidup diri sendiri (bandingkan dengan Yakobus 4:13-15, Amsal 20:24, Amsal 37:23, Yeremia 10:23).


Masa lalu dan masa depan, dalam kedua hal tersebut kita tidak memiliki kuasa dan kendali apapun itu sebabnya  kepada masa lalu yang telah dilalui atas apapun juga kita diperintahkan untuk mengucap syukur dan kepada masa depan yang belum dilalui kita diperintahkan untuk melibatkan Tuhan. Jika kita tidak melibatkan Tuhan  dalam setiap hal yang hendak kita lakukan maka kita adalah manusia-manusia sombong atau congkak (Yakobus 4:16, Amsal 27:1), dan itu adalah sebuah dosa (Yakobus 4:17).

0 Yesus, Sang Kristus: Anak Daud, Anak Abraham (2)



Oleh: Pastor Dr. J. Ligon Duncan

Yesus, Sang Kristus: Anak Daud, Anak Abraham (2)
Teks: Matius 1:1-17



Bacalah terlebih dahulu bagian 1


V. Yesus adalah (secara manusia dikatakan) keturunan dari Daud: Dia adalah seorang anak  yang telah dilahirkan sah dari keturunan Daud
Ketiga, kita mencatat dalam nas ini  kita diberitahu bahwa Yesus  adalah sepenuhnya manusia. Dia tidak hanya sang Mesias. Dia tak hanya ilahi, tetapi dia sepenuhnya manusia. Yesus secara manusia dikatakan keturunan Daud. Dia adalah anak yang dilahirkan sah dari keturunan Daud. Dan ini ditekankakan secara keseluruhan pada keseluruhan silsilah. Hal signifikan apa yang mungkin dapat ada di sini? Baiklah, ini memiliki nilai penting yang sangat nyata di era Matius, karena dalam era Matius, baik orang-orang Yahudi dan Roma telah menuding Kristus sebagai anak haram dari seorang prajurit Roma dan  seorang  gadis Yahudi. Ada banyak kisah-kisah sejenis yang dicoba untuk menghancurkan reputasi karakter Yesus Kristus dan untuk memicu pertanyaan asal-usulnya. Anda ingat dalam Yohanes 8 dimana orang-orang Yahudi mengatakan beragam hal mengenai Kristus. Mereka pertama-tama mengatakan bahwa Dia berasal dari Galilea. Mereka mengatakan, yang kedua, bahwa dia adalah orang Samaria. Dan hal ketiga, bahwa dia sebetulnya dikandung di luar pernikahan atau anak haram. Dan Matius menanggapi semua tudingan-tudingan ini dengan mengatakan mari saya  buatkan catatan yang meluruskan semua hal ini mengenai Tuhan Yesus Kristus. Silsilahnya adalah sebuah silsilah yang sah dari kaum Daud dan Dia telah dilahirkan dari seorang perawan. Dan demikianlah Matius membela legitimasi kelahiran Kristus, dan situasi-situasi kelahiran-Nya melawan serangan-serangan dari musuh-musuh utama Kekristenan.

0 Yesus, Sang Kristus: Anak Daud, Anak Abraham



Oleh: Pastor Dr. J.Ligon Duncan III

Yesus, Sang Kristus: Anak Daud, Anak Abraham
Teks: Matius 1:1-17




Mari bersama saya, kita membaca, pada Alkitabmu, Matius bab 1. Mari kita mendengarkan firman dari Tuhan yang hidup mulai dari ayat 1:

Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham. Abraham memperanakkan Ishak, Ishak memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan Yehuda dan saudara-saudaranya, Yehuda memperanakkan Peres dan Zerah dari Tamar, Peres memperanakkan Hezron, Hezron memperanakkan Ram, Ram memperanakkan Aminadab, Aminadab memperanakkan Nahason, Nahason memperanakkan Salmon, Salmon memperanakkan Boas dari Rahab, Boas memperanakkan Obed dari Rut, Obed memperanakkan Isai, Isai memperanakkan raja Daud. Daud memperanakkan Salomo dari isteri Uria, Salomo memperanakkan Rehabeam, Rehabeam memperanakkan Abia, Abia memperanakkan Asa, Asa memperanakkan Yosafat, Yosafat memperanakkan Yoram, Yoram memperanakkan Uzia, Uzia memperanakkan Yotam, Yotam memperanakkan Ahas, Ahas memperanakkan Hizkia, Hizkia memperanakkan Manasye, Manasye memperanakkan Amon, Amon memperanakkan Yosia, Yosia memperanakkan Yekhonya dan saudara-saudaranya pada waktu pembuangan ke Babel. Sesudah pembuangan ke Babel, Yekhonya memperanakkan Sealtiel, Sealtiel memperanakkan Zerubabel, Zerubabel memperanakkan Abihud, Abihud memperanakkan Elyakim, Elyakim memperanakkan Azor, Azor memperanakkan Zadok, Zadok memperanakkan Akhim, Akhim memperanakkan Eliud, Eliud memperanakkan Eleazar, Eleazar memperanakkan Matan, Matan memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus. Jadi seluruhnya ada: empat belas keturunan dari Abraham sampai Daud, empat belas keturunan dari Daud sampai pembuangan ke Babel, dan empat belas keturunan dari pembuangan ke Babel sampai Kristus.


Demikianlah akhir pembacaan firman Tuhan yang kudus dan diinspirasikan. Semoga Dia menambahkan berkatnya pada pembacaan ini. Mari kembali kita  kembali memandang Dia dalam doa.

0 Hai Kamu, Orang Kristen! Akankah Menjadi Agen Belas Kasihan Tuhan atau Agen Kejahatan Dunia?



Oleh: Dr. John Frame


Hai Kamu, Orang Kristen! Akankah Menjadi Agen Belas Kasihan Tuhan atau Agen Kejahatan Dunia?



Sekilas pandang terlihat  janggal bahwa sebuah konferensi tentang pelayanan-pelayanan belas kasihan harus mencakup pembicaraan aborsi, tetapi dipikir-pikir kemudian, itu merupakan kombinasi yang luar biasa  tepat. Belas kasihan dalam kitab suci diarahkan utamanya pada mereka seperti para janda dan anak-anak yatim piatu yang tak dapat menolong diri mereka sendiri, yang tidak memiliki kekuatan efektif dalam masyarakat untuk membela urusan mereka sendiri. Siapa, kemudian, yang  merupakan obyek-obyek yang  lebih  pantas daripada bayi-bayi yang masih berada di dalam kandungan? Bayi-bayi ini tidak berdosa (berdosa didalam Adam, tetapi secara legal  tanpa kesalahan) yang secara literal memang tak berdaya, yang tidak dapat  berbicara atau bertindak  membela dirinya sendiri. Namun banyak dari bayi-bayi dalam kandungan ini mengalami serangan ganas pada hari ini oleh kekuatan-kekuatan masyarakat dominan: diajarkan dalam sistem pendidikan, media, pemerintah termasuk pengadilan-pengadilan yang seharusnya dapat dituntut untuk adil. Bahkan  pemikiran paling etis dalam masyarakat moderen pun melawan bayi-bayi yang belum dilahirkan ini.

Dan bagian yang paling mengerikan  pada perihal ini adalah, bahwa anak-anak ini mengalami serangan dari para ibu kandungnya sendiri. Ibu adalah garis pertahanan terakhir si anak. Jika ibu meninggalkan anaknya, siapa yang akan menolong? Siapa yang sungguh-sungguh menolong? Mazmur 27:10 memberikan jawaban: “Sekalipun ayahku dan ibuku meninggalkan aku, namun TUHAN menyambut aku.” Yesaya mengatakan dalam horor mengenai kemungkinan bahwa seorang ibu mungkin melupakan anaknya. Tetapi melalui Yesaya, Tuhan berkata, “Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau.” Tuhan adalah penolong bagi orang miskin, suami bagi para janda, Ayah bagi yang tak berayah. Dia peduli pada mereka yang  tidak dipedulikan dunia. Dan Tuhan memanggil umatnya menjadi agen-agen-Nya: ”belajarlah berbuat baik; usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang kejam; belalah hak anak-anak yatim, perjuangkanlah perkara janda-janda!” (Yesaya 1:17). Bayi yang masih di dalam kandungan ibu mewakili kemanusiaan dalam wujudnya  yang paling tak berdaya. Dalam ancaman serangan yang tak berbelas kasihan. Mereka  memiliki, dengan demikian,  sebuah klaim unik pada belas kasihan umat Tuhan.
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9