Oleh: Martin Simamora
Perkataan–Ku
Menghakimimu Di Sini Dan Setelah Ini-6
Bacalah lebih
dulu: “Bagian 9”
Apa yang telah
diperbuat Yesus, sehingga baik perkataan dan tindakannya tidak pernah berharmoni
dengan dia adalah manusia sebagaimana semua manusia adalah manusia
saja. Atau “Firman itu telah menjadi
manusia”(Yohanes 1:14), ternyatakan pada kehidupan Yesus yang melembaga dalam perkataan dan tindakannya, dan pada momen-momen itulah kemanusiaan manusianya mengalami konflik
yang begitu keras di hadapan manusia. Bukan saja pada makna semantik yang terkandung dalam kata
“manusia”, tetapi juga pada eksistensi manusianya dihadapan
manusia dan dalam hubungannya kepada sesama manusia dan kepada Tuhan-dalam pandangan manusia. Coba, misalkan, perhatikan bagaimana Alkitab menggambarkan eksistensi
Yesus Kristus di hadapan manusia di dunia ini dan dihadapan Allah:
Matius
10:29-32 “Bukankah burung pipit dijual
dua ekor seduit? Namun seekorpun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di luar
kehendak Bapamu. Dan kamu, rambut kepalamupun
terhitung semuanya. Sebab itu janganlah kamu takut, karena kamu lebih berharga
dari pada banyak burung pipit. Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan
Bapa-Ku yang di sorga. Tetapi barangsiapa
menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan
Bapa-Ku yang di sorga."
Jika anda ingin
mengetahui kemanusiaan Yesus Sang Mesias di dunia ini dalam relasinya terhadap manusia atau sesamanya manusia
sekaligus di hadapan Bapa, maka satu kali pun, kita tidak akan menemukan
kemanusiaan Yesus akan berposisi sama dengan kemanusiaan semua manusia.
Sebaliknya Ia Sang Mesias menempatkan dirinya sebagai dasar penghakiman
yang kekal bagi sesamanya manusia
berdasarkan pada dirinya sendiri.
Bagaimanakah kedudukan Yesus di hadapan sesama manusia
akan seperti ini: