Oleh: Martin Simamora
“...kamu
senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu...Filpi
2:12”
Mari kita membaca
selengkapnya ayat tersebut:
Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir,
Dan sekedar pembanding
berguna, mari kita melihat versi NIV
Therefore, my dear friends, as you have always obeyed--not only in my presence, but now much more in my absence--continue to work out your salvation with fear and trembling,
Apa yang istimewa di
sini adalah karakter jemaat ini yang
terpuji, digambarkan oleh Paulus jemaat yang senantiasa atau sepanjang waktu (pantote) taat. Ini adalah jemaat yang mematuhi apa yang didengar (upēkousate)atau
taat, bukan jemaat yang keras kepala. Pujian semacam ini sebenarnya telah terlihat
dalam pembukaan epistel ini. Sebuah doa yang juga menyingkapkan
kehidupan rohani jemaat yang membuat Paulus bersukacita.
Mari
kita membacanya:
Filipi 1:3-11 (3) Aku mengucap syukur kepada Allahku setiap kali aku mengingat kamu.(4) Dan setiap kali aku berdoa untuk kamu semua, aku selalu berdoa dengan sukacita.(5) Aku mengucap syukur kepada Allahku karena persekutuanmu dalam Berita Injil mulai dari hari pertama sampai sekarang ini.(6) Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus.(7) Memang sudahlah sepatutnya aku berpikir demikian akan kamu semua, sebab kamu ada di dalam hatiku, oleh karena kamu semua turut mendapat bagian dalam kasih karunia yang diberikan kepadaku, baik pada waktu aku dipenjarakan, maupun pada waktu aku membela dan meneguhkan Berita Injil.(8) Sebab Allah adalah saksiku betapa aku dengan kasih mesra Kristus Yesus merindukan kamu sekalian.(9) Dan inilah doaku, semoga kasihmu makin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian,(10) sehingga kamu dapat memilih apa yang baik, supaya kamu suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus,(11) penuh dengan buah kebenaran yang dikerjakan oleh Yesus Kristus untuk memuliakan dan memuji Allah.
Apa
yang dapat anda dan saya katakan setelah
membacanya?
Setidak-tidaknya ada 2 hal
besar yang disaksikan oleh Paulus dalam memandang jemaat ini:
(1)Paulus memiliki sukacita besar,
mengucap syukur, jemaat ini ada didalam hatinya dan merindukan setiap anggota jemaat. Ini semua adalah
ekspresi Paulus yang personal akibat sebuah relasi yang sangat istimewa:
- Persekutuan jemaat ini dengan dirinya dalam berita injil SEJAK HARI PERTAMA HINGGA KINI
- Persekutuan jemaat ini dengan dirinya dalam dalam penderitaan (penjara) dan saat membela dan meneguhkan berita injil.
(2) Paulus menjelaskan mengapa jemaat
ini memiliki tempat istimewa dalam hatinya dan begitu lekat dalam
pelayanannya untuk memberitakan injil:
- Bahwa Yesuslah yang memulai pekerjaan yang baik itu didalam jemaat
- Memiliki pengetahuan yang benar dalam segala macam pengertian
- Yesus Kristus yang mengerjakan didalam diri mereka sehingga mereka menghasilkan kualitas yang dipuji oleh Paulus
Sehingga kita dapat
memahami, ketika Paulus menuliskan mereka SENANTIASA TAAT bukanlah sebuah
kualitas kemanusiaan belaka yang bekerja didalam diri setiap jemaat. Sebab
tidak ada manusia yang memiliki sebuah kualitas tanpa jedah atau tanpa
kelengahan apalagi dalam hal TAAT yang SENANTIASA. Bukan itu yang Paulus
maksudkan, namun sebagaimana Paulus kala
memuji jemaat ini, maka kitapun wajib mempertimbangkan penjelasan Paulus
mengapa jemaat ini dalam pandangannya terpuji, bahwa Krituslah yang
mengerjakan dalam diri mereka sehingga mereka penuh dengan buah kebenaran
–sebuah buah yang bersifat ilahi (dikaiosunēs).
Mengerjakan
Keselamatan Yang Tidak Bergantung Pada
Kehadiran Manusia
Namun pertanyaannya yang
bernilai untuk dicuatkan, adalah: mengapa ketika Paulus menasehatkan atau
mendorong jemaat tersebut untuk mengerjakan keselamatan mengaitkan dengan
apakah dirinya hadir atau tidak hadir? Apakah yang menjadi maksud
Paulus yang sesungguhnya di sini? Atau, dengan kata lain, keteladanan siapakah
kemudian yang sedang dibicarakan jika kehadiran dirinya bukanlah faktor kunci
yang menentukan ketekunan jemaat dalam
mengerjakan keselamatan mereka.
Perhatikan, bahwa Paulus
sebelumnya memuji mereka sebagai jemaat yang SENANTIASA TAAT. Ini adalah sebuah
hal yang amat rasional untuk dipahami, sebab jika mereka SENANTIASA Taat maka
memang tidak menjadi penting apakah dirinya ada
atau tidak.
Mengapa? Sebab seperti telah
kita ulas, bahwa SENANTIASA taat harus
dipahami sebagai Yesus yang mengerjakan dalam diri mereka sebagaimana
diungkapkan Paulus dalam pujian yang
dinyatakan dalam doanya.
Taat adalah sebuah aksi atau tindakan, bukan
kepasifan, maka demikian juga ketika Paulus memerintahkan kerjakanlah
keselamatan maka itupun adalah sebuah aksi atau tindakan yang harus nyata dalam
diri mereka.
Apa yang begitu istimewa
dengan jemaat ini sehingga Paulus berani
memberi perintah untuk mengerjakan
keselamatan dan percaya bahwa mereka tetap akan melakukannya walau dirinya
tidak ada? Apakah keistimewaan itu terletak pada diri jemaat tersebut?
Jawabannya bukan pada pada
jemaat tersebut, sebagaimana Paulus langsung menjelaskannya:
Filipi 2:13 karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.
Perhatikan bahwa kemampuan
mereka untuk mengerjakan keselamatan entah pada saat diri Paulus ada ataupun
tidak, ada terletak pada Allah yang mengerjakan :kemauan dan pekerjaan
dalam diri mereka. Ini persis sama dengan
apa yang menyebabkan jemaat itu menjadi terpuji dalam pandangan Paulus dalam
pembukaan epistel ini.
Sekarang permasalahannya,
siapa yang dilihat oleh jemaat jika bukan Paulus sebagai teladan? Paulus
sebetulnya sedang mengarahkan jemaat untuk tidak melihat pada dirinya sebagai
sumber teladan atau sumber kekuatan untuk senantiasa taat dan mengerjakan
keselamatan. Paulus menyadari bahwa kunci kesuksesan orang percaya untuk
senantiasa taat dan mengerjakan keselamatan bukan sama sekali hal yang bersifat
manusiawi atau bersumber pada determinasi diri, pertama-tama! Manakala Paulus menyingkapkan sumber sejati bagi diri
jemaat, sebuah sumber teladan yang lebih agung dan divinitas:
Filipi 2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
Ketika Paulus memerintahkan
kerjakanlah keselamatanmu (Filipi 2:12), itu sama sekali tidak bermaksud
anda belum selamat atau anda belum
sempurna dalam keselamatan yang anda imani dalam Kristus dan karya
keselamatannya di salib. Kerjakanlah atau katergazesthe lebih
merupakan perintah agar anda menghasilkan apa yang anda miliki (keselamatan)
sehingga ternyatakan atau teruwujudkan dalam kehidupanmu bahwa anda memang
benar orang yang telah diselamatkan. Ini akan lebih mudah dipahami jika anda
menimbang serius Filipi 1:11. Ini dapat juga dipahami sebagai senantiasa menaati apa yang didengar atau diajarkan.
Anda mendengar dan melakukan apa yang telah anda dengarkan. Seperti itulah
mengerjakan keselamatan yang sedang
dimaksudkan. (bandingkan dengan Yohanes 10:27,
Yohanes 10:4 terkait mendengar dan mematuhi sebagai karakter alami domba sejati/milik
Kristus).
Itu sebabnya Paulus pada
Filipi 2:8 menekankan Yesus dalam keadaan sebagai manusia
dengan sebuah tujuan maha penting bahwa teladan utama ketaatan dan
senantiasa mengerjakan keselamatan adalah Yesus Kristus yang merupakan Logos (Yohanes 1:1)yang menjadi
manusia (Yohanes 1:14); bahwa dalam keadaan manusia, dia memiliki ketaatan sampai mati sampai di kayu salib. Yesus tidak
memberontak dan tidak membantah. Yesus
adalah teladan terutama dan satu-satunya bagi kita sebab dia pun mengalami beratnya dalam menjalani ketaatan
sampai mati di kayu salib; kesuksesannya mengatasi
kelemahan-kelemahan adalah sumber pengharapan pasti bagi kita untuk sukses
mengarungi dan mengatasi kelemahan kita untuk senantiasa taat dan mengerjakan
keselamatan (bandingkan dengan Ibrani 2:18, Ibrani 4:15)
Yesus dalam keadaannya
sebagai manusia memang teladan sempurna
dan kudus oleh sebab Yesus telah mendemonstrasikan dirinya taat mengerjakan
karya keselamatan hingga mati di kayu salib. Yesus mengerjakan keselamatan
dalam arti yang sesungguhnya, yaitu dia menghadirkan keselamatan yang
sebelumnya tak ada menjadi ada. Sehingga Paulus tidak sedang berbicara hal
mengerjakan keselamatan seolah masih harus diusahakan sebab belum dimiliki atau
sempurna.
Paulus mengajak pembacanya
atau mendorong jemaat untuk memiliki
sebuah daya dorong untuk mengerjakan
keselamatan dengan sebuah kesungguhan yang tak main-main dan jemaat memiliki
sumber daya dorong ilahi yaitu Yesus Kristus yang memiliki ketaatan dalam
mengerjakan karya keselamatan bagi manusia.
Sehingga dapat dipahami bahwa mengerjakan KESELAMATAN disini bukan sebuah hasil yang diproduksi oleh pihak manusia tetapi diproduksi oleh pihak Allah dalam Kristus Yesus. Mengerjakan keselamatan di sini adalah menyatakan kualitas keselamatan yang mereka miliki oleh karena Kristus; setara dengan pernyataan Paulus dalam Filipi 1:6 “Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus.”
Apa yang Paulus sedang tunjukan kepada kita adalah kehidupan
orang-orang yang diselamatkan tak lepas dari Kristus yang bekerja di dalam
mereka atau saya dan anda.
Sebagai manusia, jemaat yang telah menerima keselamatan tetap perlu mengerjakan kehidupan mereka yang telah diselamatkan untuk membuahkan hasil dari penyelamatan (Soteria) itu menjadi nyata hadir sebagai sebuah hal yang harus dilakukan dalam sebuah ketaatan hingga akhir hayat mereka. SAMA SEPERTI dengan Yesus dalam keadaannya sebagai manusia TAAT SAMPAI MATI mengerjakan keselamatan yang TELAH KITA TERIMA. Hidup keselamatan kita memiliki kesenilaian dengan sang Juru selamat dalam hal ketaatan mengerjakannya, yang membedakan kita dengan Kristus adalah: kita mengerjakan apa yang telah kita terima, yaitu apa yang telah dihasilkan oleh Kristus agar terwujud dalam keseharian hidup setiap dari kita. Sang Juru selamat taat dalam mengerjakan karya keselamatan bagi kita-setiap orang yang percaya, hingga mati atau genap, maka demikian juga kita mengerjakan keselamatan yang telah dimiliki - untuk senantiasa taat dalam mengerjakan kehidupan yang TELAH DISELAMATKAN hingga mati atau hingga akhir hayat kita.
Ini adalah perintah yang valid atau layak untuk diperintahkan kepada jemaat sebab jemaat yang memang benar-benar diselamatkan akan memiliki dorongan-dorongan dalam dirinya untuk meneladani Kristus Yesus yang taat sampai mati, atau kehidupan yang berbuah. Dalam nilai kekekalan yang telah dikerjakan oleh Yesus inilah kita mengerjakan keselamatan atau menghasilkan atau menyatakan kehidupan yang telah diselamatkan itu. Dinyatakan dalam perbuatan atau karya-karya yang memuliakan Allah. Bandingkan dengan Filipi 1: 11 : penuh dengan buah kebenaran yang dikerjakan oleh Yesus Kristus untuk memuliakan dan memuji Allah.
Kita baru saja melihat
bagaimana orang-orang yang telah diselamatkan, termasuk saya dan anda memiliki fokus di dalam Kristus, untuk mengerjakan atau menyatakan kehidupannya dalam karya-karya
yang memuliakan dan memuji Allah.
Baca dan renungkanlah dan
bersemangatlah dalam ketaatan yang
dimiliki oleh Kristus Yesus yang berdiam di dalam dirimu ( 2Korintus 13:5, Yohanes 15:4, 1 Yohanes 3:24)!
Amin
Kredit Gambar: Berlin Marathon 2012
No comments:
Post a Comment