Oleh: Martin Simamora
Pikiran-Ku Bukan Pikiranmu (10): Lebih Besar
Daripada Hidup Walau Mati
credit: Gislain and Marie David de Lossy- zaventern, Belgium |
Bacalah
lebih dulu bagian 9
Salah satu pilar yang tak dapat dipisahkan dari Yesus Kristus kala membicarakannya adalah, bahwa dirinya adalah hidup atau dia adalah sumber hidup. Dan ini bukan sebuah hidup yang dapat dikalahkan atau ditaklukan atau memiliki sebuah titik-titik kematian dalam durasinya. Rasul Yohanes dalam Injilnya memberikan sebuah penggambaran yang luar biasa terkait hal ini, begini dia melukiskannya :
Yohanes 1:4-5 “(4) Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.(5) Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.
Tahukah anda, bahwa apa yang dituliskan Yohanes sekalipun
indah namun sangat sukar untuk dipahami, bagaimana bisa di dalam diri manusia Yesus
ada sebuah hidup yang sedemikian kuat atau dahsyat. Yohanes menautkan
hidup yang ada di dalam Yesus dengan terang dan bercahaya di dalam
kegelapan. Bahkan kegelapan itu tidak menguasainya. Tak ada yang dapat
melukiskan hal indah ini sebab otak manusia akan gagal untuk melangkah maju.
Ini adalah bagian terbaik dari keindahan yang tak ada satu gambarpun dapat
mengekspresikannya (ungkapan ini, saya
kutip dari Francis Bacon “The Best Part of Beauty is That Which No Picture Can Express”).
Siapakah Yesus bagimu? Ini
hal terutama untuk memahami hal ini. Jika Yesus bukan siapa-siapa bagimu selain
manusia berkualitas atau selain seorang nabi hanya bagi bangsa Yahudi atau
seorang manusia dengan super ego
yang ekstrim, maka perihal semacam ini adalah omong kosong saja. Namun,
terlepas dari siapakah dia bagimu, kita akan melihat bahwa hal ini tidak bertali sama sekali dengan super ego Yesus, NOL BESAR hubungannya!
Ada Hidup
Dalam Dia, Telah Hadir Dalam Dunia Yang
Gelap. Bukan Gagasan Tetapi Kongkrit
Mengenai hal ini, Yohanes
menuliskannya begini: “Dalam Dia ada Hidup.” Hidup dalam teks ini adalah sebuah
hidup yang tak hanya saat ini tetapi utamanya hidup atau eksistensi yang akan datang, ζωὴ zōē.
Dengan kata lain di dalam
diri Yesus ada kekekalan, sebab yang dimaksudkan oleh Yohanes bukan hidup yang
singkat di dunia ini atau selama hayat dikandung badan. Jika demikian maka pertanyaannya bagaimana mungkin seorang
manusia bernama Yesus dapat memiliki kekekalan. Ini bukan sekedar sebuah
kontradiksi, bahkan untuk mencoba memikirkannya hanya akan memicu sebuah kesinisan
tersendiri dan tudingan bahwa Yesus tak lebih seorang
sinting. Manusia fana namun di dalamnya ada hidup kekal?
Rasul Yohanes, si penulis
Injil, tentu saja bukan seorang yang
sinting dengan menuliskan demikian atau setidak-tidaknya dia sama sekali tak
ada niatan sedikitpun untuk menjadikan Yesus terlihat sebagai seorang yang
sinting. Sejak semula dalam menuliskan injilnya, Yohanes terlebih dahulu
menjelaskan siapakah Yesus. Beginilah, Yohanes menuliskan mengenai Yesus:
Yohanes 1: 1-3 “(1)Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.(2) Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.(3) Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.
Apakah tepatnya yang dimaksudkan oleh dengan “pada mulanya?” Permulaan yang bagaimana
dan permulaan yang terjadi dimanakah? Pada teks ini, jelas “pada
mulanya” menyangkut eksistensi
atau keberadaan yang bersama-sama dengan Allah, atau dengan kata lain sebuah
keberadaan yang telah ada sebelum keberadaan segala ciptaan.
Yohanes secara megah ingin
mengatakan bahwa Yesus bukan sekedar manusia
walau dia manusia dan apalagi hanya seorang malaikat.
Memastikan hal ini, Yohanes
memberikan sebuah penerangan istimewa terkait apa yang DIKERJAKAN oleh Firman
atau Logos. Yohanes berkata inilah yang dikerjakan oleh: Logos: “Segala sesuatu dijadikan oleh Dia.” Logos menjadikan atau mewujudkan
apapun yang sebelumnya tidak ada (ἐγένετοegeneto) atas segala sesuatu atau atas total semua yang diciptakan (πάντα panta).
Apa yang jauh lebih istimewa
adalah, tidak cukup bagi Yohanes untuk hanya mengidentifikasikan manusia Yesus pada eksistensinya ada sejak kekekalan (pada
mulanya), pada kesempurnaan divinitasnya
ada pada kekekalan bersama-sama dengan Allah, pada kesempurnaan kuasa
divinitasnya ada pada segala sesuatu dijadikan oleh Logos. Yohanes bergerak
lebih tinggi lagi untuk menyingkapkan kemuliaan
Yesus dalam derajat yang akan
menjadi sumber sengketa tak hanya di eranya tetapi hingga kini bahwa terkait segala sesuatu dijadikan oleh Dia adalah
sebuah sentralitas yang absolut atau sebuah sentralitas sumber lahirnya segala
ciptaan dan segala kehidupan, dengan mengatakan “tanpa
Dia.” Penciptaan segala sesuatu dengan demikian tidak dapat
terjadi atau tidak dapat berlangsung bilamana tanpa atau terlepas dari atau terpisah dari (χωρὶς chōris ) diri Logos itu
sendiri.
Begitulah pada 3 ayat
pertama, Yohanes menyingkapkan eksistensi Yesus sebelum keberadaan segala sesuatu yang dapat disebut
sebagai ciptaan dan eksistensi Yesus
dalam penciptaan sebagai yang sentral atau sumber lahirnya ciptaan-ciptaan atau sumber hidup
atas segala ciptaan-ciptaan yang hidup.
Ketika Logos itu datang masuk ke dalam dunia ini atau menjadi
manusia, maka sebetulnya Yohanes hendak menyatakan bahwa manusia Yesus pada
sejati adalah sang pencipta bumi atau alam semesta ini:
Yohanes 1:10 “Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya “
Logos telah menjadi manusia,
dan sekali lagi penting bagi Yohanes untuk mengingatkan pembacanya untuk tidak
melupakan siapakah manusia Yesus itu.
Bahwa Logos yang telah menjadikan
manusia yang disebut Yesus Kristus itu bukanlah manusia fana atau manusia
belaka dan bukan juga semacam tuhan yang lebih rendah dalam kuasa dan
martabatnya.
Beginilah Yohanes
menggambarkan Logos yang telah menjadi manusia yang berdiam diantara
manusia-manusia lainnya :
Yohanes 1:14 Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
Yohanes kala menyatakan
bahwa Logos telah menjadi manusia, secara ketat menautkannya dengan kemuliaan
yang tak berasal dari dunia atau alam semesta ini namun yang berasal dari sorga
atau dari Allah sebagai satu-satunya yang berasal atau satu-satunya yang datang
dari sorga. Satu-satunya yang datang dari
Bapa sebagai Anak.
Ketika
Yohanes menuliskan kemuliaan pada diri
Yesus sebagai yang diberikan, ini tak hendak menyatakan bahwa kemuliaan Yesus
adalah sesuatu yang diberikan atau ditambahkan sebab sejatinya dia tidak pernah
memiliki kemuliaan pada dirinya sendiri. Yesus sendiri, terkait hal ini
menegaskannya bagi kita:
Yohanes 17:5 Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada.
Pada Logos ada kemuliaannya
yang memang
telah dimilikinya pada dirinya
sendiri di hadirat Allah, sebelum dunia ada atau sebelum Logos
menciptakan segala sesuatunya.
Menjadi manusia adalah
sebuah perendahan yang tak main-main, itu membuatnya menjadi terlampau sukar
atau bahkan lebih tepat dikatakan mustahil untuk mengenali dia sebagaimana dia
ada. Dan Yohanes menggambarkan situasi mustahil ini:
Yohanes 1:10 “..... tetapi dunia tidak mengenal-Nya.”
Yesus bukan dilahirkan dari
keluarga bangsawan atau setidak-tidaknya
anak seorang tokoh agama setempat. Allah menghadirkan Logos bukan saja
dalam rupa seorang manusia, tetapi lebih jauh lagi manusia biasa-biasa saja.
Kedatangannya sebagai manusia di tempat
terpencil dan tempat yang jauh dari layak untuk melahirkan, telah membuatnya
tak mendapat sorotan publik dan perhatian para tokoh-tokoh agama setempat TEPAT PADA SAAT KELAHIRANNYA, kecuali para gembala ternak di padang. Namun demikian sambutan termulia datang dari malaikat bala tentara sorga, ya...
hanya malaikat-malaikat bala tentara
sorga yang merayakan kelahiran Yesus Kristus secara mulia. Ini lebih dari sekedar pengakuan
akan siapakah Yesus tetapi ini sebuah pengenalan siapakah Yesus sebelumnya saat
masih bersama-sama dengan Allah di Sorga. Mari kita perhatikan bagaimana para
malaikat meninggalkan sorga untuk memuliakan kelahiran Yesus Kristus atau Logos
yang telah menjadi manusia itu:
Lukas 2:4-15 “(4) Demikian juga Yusuf pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem, --karena ia berasal dari keluarga dan keturunan Daud—(5) supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria, tunangannya, yang sedang mengandung.(6) Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin,(7) dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan.(8) Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam.(9)Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan.(10) Lalu kata malaikat itu kepada mereka: "Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa (11) Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.(12) Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan."(13) Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya(14) "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya."(15) Setelah malaikat-malaikat itu meninggalkan mereka dan kembali ke sorga, gembala-gembala itu berkata seorang kepada yang lain: "Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana, seperti yang diberitahukan Tuhan kepada kita."
Apa pentingnya
menunjukan hal ini. Hanya jika Yesus adalah Logos yang ada
di sorga bersama-sama dengan Allah maka tak bisa tidak sejumlah besar bala
tentara sorga harus meninggalkan sorga untuk mengunjungi bumi dan
mendeklarasikan Logos yang menjadi manusia dalam sebuah peristiwa kelahiran
yang ajaib. Jikalau Yesus BUKAN Logos yang tanpanya segala sesuatu tidak dapat
diciptakan maka mustahil sejumlah besar bala tentara sorga
meninggalkan sorga untuk mengunjungi bumi untuk melakukan sebuah selebrasi yang
mulia; Jikalau Yesus BUKAN Logos yang tanpanya segala sesuatu tidak dapat diciptakan
maka mustahil seorang malaikat Tuhan berkata Kesukaan Besar untuk SELURUH
BANGSA. Yesus adalah Pencipta segenap alam semesta dan seluruh manusia dari segala bangsa dan kini
Dia datang mengunjungi seluruh bangsa, dan Dia memilih sebuah titik sunyi di
bola bumi sebagai titik awal untuk menggenapi
janji-janji keselamatan yang telah di terima dunia melalui sebuah
bangsa, bangsa Yahudi.
Ketika Yohanes menyatakan
bahwa Yesus adalah Logos yang menjadi manusia maka Yohanes sedang menuliskan
sebuah SEJARAH Yesus yang mulia SEJAK DALAM KEKEKALANNYA, bahwa dia sejak
mulanya adalah Pencipta segala sesuatu dan bahwa Dia datang mengunjungi SELURUH
BANGSA. Ini tak hendak menyingkirkan kesejarahan Yesus di bumi bahwa dia terlahir sebagai
seorang Yahudi dan datang kepada bangsa Yahudi, namun dalam hal ini kesejarahan
Yesus di bumi tunduk kepada kesejarahan pra eksistensinya di SORGA yaitu Logos yang berdiam di sorga bersama-sama
dengan Allah yang hendak menyatakan
kesukaan besar bagi SELURUH BANGSA.
Sejak
semula, Yohanes telah mengaitkan Yesus dengan hidup yang tak hanya sebatas
hidup saat ini (di dunia) namun juga hidup setelah hidup di bumi ini atau hidup
setelah kematian manusia di bumi ini. Yohanes sejak semula telah mengaitkan
Yesus dengan kekekalan yang berdiam dalam diri manusia. Kalau saja Yesus
bukanlah Yohanes 1:1-3 atau Yesus bukanlah Logos yang berdiam bersama-sama
dengan Allah di sorga maka memang sukar memahami bagaimana kekekalan berdiam di
dalam manusia.
Hanya karena Yesus pada
dasarnya adalah Logos atau Firman yang menjadi manusia maka adalah hal yang sangat
alami hidup kekal ada berdiam dalam
tubuh manusia Yesus.
Hidup itu Terang Bagi Manusia
Mengapa Hidup yang ada di
dalam Yesus dikaitkan dengan terang manusia?
Ada apa dengan umat manusia – anthrōpōn sehingga membutuhkan terang
yang berdiam di dalam Yesus?
Ini hendak menyatakan bahwa
Yesus adalah sumber terang bagi manusia, dan jelas bahwa terang di sini
berkaitan dengan hidup yang dimiliki Yesus dan tidak dimiliki oleh manusia.
Hidup yang dimiliki oleh Yesus adalah terang bagi manusia.
Terkait
keadaan manusia beginilah Yesus
menjelaskannya:
(1)Yohanes 8:12
Maka
Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam
kegelapan, melainkan ia akan mempunyai
terang hidup."
Terang dan hidup menjadi tak
terpisahkan kala mengikut Yesus. Phōs dan zōēs adalah integral satu sama lain
kala itu adalah Yesus : “Akulah terang.” Ada sebuah kondisi umat manusia yang sedang disingkapkan oleh
Allah, bahwa SEMUA MANUSIA BERJALAN DALAM KEGELAPAN! Hanya dengan mengikut
Yesus saja maka setiap manusia YANG mengikutnya TIDAK AKAN berjalan dalam
KEGELAPAN.
Dengan kata lain Allah melihat SEMUA manusia ada di dalam kegelapan tanpa kecuali dan dibalik kegelapan dunia itu sebuah fakta mengerikan dan tanpa harapan membelenggu manusia : tak memiliki hidup atau mati meski bernafas, meski bergerak dan meski berpikir. Yesus sedang menunjukan apakah kesejatian hidup yang berasal dari Bapa!
Dengan kata lain Allah melihat SEMUA manusia ada di dalam kegelapan tanpa kecuali dan dibalik kegelapan dunia itu sebuah fakta mengerikan dan tanpa harapan membelenggu manusia : tak memiliki hidup atau mati meski bernafas, meski bergerak dan meski berpikir. Yesus sedang menunjukan apakah kesejatian hidup yang berasal dari Bapa!
(2)Yohanes 9:5 Selama Aku di dalam
dunia, Akulah terang dunia
Sebagaimana matahari
menerangi dunia ini, demikianlah Yesus. Selama hari masih siang maka dunia ini
terang, maka demikian juga dengan Yesus. Tanpa Yesus maka tidak pernah ada
siang bagi manusia, selama-lamanya
kegelapan meliputi dunia beserta seisinya! Yesus menyatakan dirinya sebagai
terang yang lebih penting daripada terang yang diterima dunia ini dari sinar
matahari. Ini seperti Yesus berkata
akulah Roti yang turun dari sorga (Yohanes 6:41), makanan pokok atau kebutuhan pokok yang jauh lebih penting
daripada beras, sandang dan rumah.
Selama Aku di dalam dunia,
Akulah terang dunia adalah sebuah keadaan
yang hendak menyatakan bahwa
dunia ini pada dasarnya diliputi sebuah kegelapan rohani yang total dan tanpa Logos yang menjadi manusia dan telah datang
ke dunia ini maka keadaan demikian adalah sebuah kepermanenan yang paling
menakutkan. Gelap yang telah membuat umat manusia sama sekali tak lagi
mengetahui sama sekali bahwa mereka
memerlukan terang; Gelap yang telah membuat umat manusia nyaman dengan “terang-terang” yang dihasilkan oleh berbagai hikmat dan berbagai pencerahan
yang datang dari kegelapan dunia ini. Yesus sedang menyorot semua terang atau
semua hikmat atau semua keyakinan sebagai kegelapan. Perhatikan bagaimana Injil
Yohanes menyatakan hal ini:
Yohanes 1:5 Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.
Yesus adalah terang
SESUNGGUHNYA yang dibutuhkan dunia ini:
Yohanes 1:9 Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia.
(3)Yohanes 12:46 Aku telah datang ke dalam dunia sebagai terang, supaya
setiap orang yang percaya kepada-Ku, jangan
tinggal di dalam kegelapan
Yesus tegas menyatakan bahwa dunia ini memang dalam gelap. Dimana ada
gelap di situ memang dibutuhkan penerangan. Namun jangan pernah berpikir bahwa
Yesus adalah terang yang menggantung di angkasa raya di mana setiap orang dapat
menikmatinya dengan merdeka dan percaya, entah dia menghargai matahari itu
atau tidak menghargai matahari itu; entah dia percaya bahwa matahari itu
penting bagi kehidupan makhluk hidup atau tidak.
Terang yang ada pada Yesus
ADA DI DALAM YESUS, BUKAN DI BAGIAN LUAR TUBUH YESUS. Terang Yesus tidak dapat
dinikmati dan tidak akan berdampak seperti terang pada matahari yang menerangi
permukaan bumi secara kuat sehingga semua tanpa kecuali akan mendapatkan
penerangannya. Pada Yesus, oleh karena
terang itu berdiam di dalam dirinya maka Yesus memberikan sebuah syarat agar
setiap orang dapat menikmatinya dan menerima dampak divinitas atau ilahi dari
terang itu, yaitu: PERCAYA KEPADA YESUS.
Tanpa percaya, sekalipun Yesus telah datang maka manusia tetap berada dalam kegelapan dan tidak menerima
benefit atau keuntungan yang bagaimanapun terkait keberadaannya yang berada
dalam kegelapan.
Dengan percaya kepadanya
maka orang tersebut dapat menikmati
kerja terang itu pada diri manusia :“jangan tinggal dalam kegelapan.” Ini maksudnya kegelapan spiritual ( skotia).
Ini adalah KUNCI bagi orang percaya bahwa Yesus yang tinggal didalam dirimu itu bukan
sekedar meluputkanmu dari neraka, tetapi Dia memiliki kepentingan yang mulia
atas dirimu yaitu MEMAMPUKAN DIRIMU UNTUK TIDAK TINGGAL DALAM KEGELAPAN.
Umat manusia yang tinggal
dalam kegelapan rohani adalah manusia-manusia
yang di dalam hati dan pikirannya memiliki perbendaharaan motif-motif atau
niat-niat atau rancangan-rancangan yang jahat, menunggu momen-momen untuk lahir
ke dalam perwujudan. Bandingkan dengan:
Yohanes 3: 19 “...Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat.”
Sebuah
perjalanan meninggalkan kegelapan dapat
terjadi oleh sebab
terang itu tinggal didalammu. Dalam hal ini kita semakin dapat memahami
perkataan Yesus bahwa diluar dirinya kamu tidak
dapat berbuat apa-apa (Yohanes 15:5) termasuk dalam
pertumbuhan rohanimu atau dalam kedewasaan rohanimu atau dalam lebatnya engkau
berbuah bagi Yesus.
(4)Yohanes 11:25 Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup;
barangsiapa percaya
kepada-Ku, ia akan hidup walaupun
ia sudah
mati,
Hidup yang ada di dalam
Yesus merupakan hidup yang kekal ternyatakan oleh Yesus sendiri dengan berkata
bahwa :
(1)Akulah Kebangkitan (bahwa dia adalah ἀνάστασις anastasis atau kebangkitan tubuh dari kematian) dan hidup. “dan hidup” menjadi penting di sini sebab dengan demikian kebangikitan tubuh di sini adalah untuk mengalami hidup kekal yang berasal dari Yesus Kristus atau Logos yang menjadi manusia.(2)Akan hidup walau sudah mati atau apothanē atau mati atau membusuk.
Namun perhatikan bahwa ini pun sama seperti halnya pada terang yang ada dalam Yesus, untuk hidup walau sudah mati tidak bekerja dalam cara seperti halnya terang pada matahari yang dapat efektif tanpa perlu memiliki relasi dengan "matahari" itu. Dalam hal hidup walau mati, pun Yesus mensyaratkan BARANGSIAPA PERCAYA. Ini mensyaratkan sebuah kondisi dalam kekalan sebagai tanpa pengharapan atau berakhir terpisah dari Tuhan, JIKA SESEORANG TIDAK PERCAYA KEPADA YESUS. Tidak mungkin untuk berada didalam sorga atau tempat Allah bersemayam di sorga. Akhir hidupnya bukan saja tak memiliki hidup walau mati tetapi berakhir di luar sorga!
Kini kita tahu ketika anda
berbicara beriman kepada Yesus, ini bukan sebuah keselamatan yang teramat
dangkal dan tanpa sebuah kedalaman dan keluasan sorga yang mengisinya. Sadarilah bahwa apa yang telah dilakukan Yesus bagimu adalah hal yang teramat
mulia sebab pada dasarnya saya dan anda adalah manusia-manusia yang teramat
malang. Hanya karena Yesus saja maka
anda berarti dan untuk berarti, lihatlah pada dirimu, apakah anda memang
memiliki sebuah persekutuan dengan Yesus? Ini bukan berbicara aktifitas rohani
eksternal tetapi bagaimana dengan jiwamu? Bagaimana dengan pikiranmu? Apakah
anda masih tersandera oleh dunia yang gelap ini ataukah anda telah menjalani sebuah alur yang benar yaitu
melakukan perjalanan yang semakin lama semakin meninggalkan dunia yang gelap ini untuk semakin dewasa atau
bertumbuh atau semakin mendekat kepada apa yang Bapa kehendaki?
Selamat membaca dan
merenungkannya.
Kolose
1:9-13 (9) Sebab itu sejak waktu kami mendengarnya, kami tiada berhenti-henti berdoa untuk kamu. Kami meminta, supaya kamu menerima segala hikmat dan pengertian yang
benar, untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna,(10) sehingga
hidupmu layak di hadapan-Nya serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal, dan kamu memberi buah
dalam segala
pekerjaan yang baik dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah,(11) dan dikuatkan dengan segala kekuatan oleh kuasa kemuliaan-Nya untuk menanggung segala sesuatu dengan
tekun dan sabar,(12)
dan mengucap syukur dengan sukacita
kepada Bapa, yang melayakkan kamu untuk mendapat bagian dalam apa yang
ditentukan untuk orang-orang kudus di dalam kerajaan terang.(13)Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang kekasih;
No comments:
Post a Comment