Oleh: Martin Simamora
Pikiran-Ku Bukan Pikiranmu (8): Kasih Yesus Bukan Kasih Duniawi
Bacalah lebih dulu bagian 7
Sekalipun Yesus memiliki klaim yang absolut, namun Yesus bukanlah penguasa besar dan apalagi memiliki bala tentara yang menggentarkan para lawan. Dia bahkan, dalam hal semacam ini, tak dapat dibandingkan dengan Alexander the Great, Caesar, atau Charlemagne yang menjadi inspirasi bagi Napoleon Bonaparte.
Bahkan, mengenai Yesus
Kristus, beginilah Napoleon menuturkannya:
“I know men and I tell you that Jesus Christ is no mere man. Between Him and every other person in the world there is no possible term of comparison. Alexander, Caesar, Charlemagne, and I have founded empires. But on what did we rest the creation of our genius? Upon force. Jesus Christ founded His empire upon love; and at this hour millions of men would die for Him.”- I Fail To Miss Your Point, p.413, Jim O’Bryon“Saya mengenal orang-orang dan saya katakan padamu bahwa Yesus Kristus bukan orang-orang kebanyakan. Antara Dia dan setiap orang lain di dalam dunia ini tidak ada ukuran pembandingan yang mungkin. Aleksander, Caesar, Charlemagne, dan saya telah mendirikan imperium-imperium. Tetapi pada apa kami telah melandaskan ciptaan kami yang jenius? Pada kekerasan. Yesus Kristus telah mendirikan kerajaan-Nya pada kasih; dan pada jam ini ada jutaan orang rela mati bagiNya.”
Kita tidak akan melakukan
tinjauan pada Napoloen atau Aleksander untuk kemudian kita bandingkan dengan
Yesus. Namun dari titik pandang semacam ini
kita akan melihat cara pandang Yesus yang sangat bertolak belakang dengan
ekspektasi kebanyakan orang terhadapnya.
Namun apakah Napoleon benar-benar memahami kasih yang dimiliki Kristus?
Apakah juga anda? Mari kita melihat
kasih Yesus!
Kasih Yesus
Yang Kudus
Apa yang membedakan kasih yang dimiliki oleh Yesus dan yang pada umumnya dimiliki dan dikenal oleh dunia adalah : kasih pada Yesus sesungguhnya asing bagi dan tak dikenal oleh dunia ini, kasih yang dimiliki Allah yang Kudus. Hal ini menjadikan kasih Yesus teramat “distinct” atau teramat beda dalam hal natur dibandingkan dengan kasih yang ada dalam benak anda. Dalam poin tunggal ini saja, setiap pembaca Alkitab dan terutama para pengikut Kristus paham bahwa ketika anda berbicara atau mengkhotbahkan kasih Tuhan maka harus diketahui bahwa kasihnya adalah sebuah divinitas yang tak dapat anda setarakan dengan apa yang anda pikirkan dan dengan muatan kasih yang ada didalam jiwamu.
Sejenak
kita perhatikan bagaimana Allah yang kudus itu digambarkan oleh Alkitab:
- 1 Samuel 2:2 Tidak ada yang kudus seperti TUHAN, sebab tidak ada yang lain kecuali Engkau
- Keluaran 15:11 Siapakah yang seperti Engkau, di antara para allah, ya TUHAN; siapakah seperti Engkau, mulia karena kekudusan-Mu,
- Yesaya 57:15-16 Sebab beginilah firman Yang Mahatinggi dan Yang Mahamulia, yang bersemayam untuk selamanya dan Yang Mahakudus nama-Nya: "Aku bersemayam di tempat tinggi dan di tempat kudus tetapi juga bersama-sama orang yang remuk dan rendah hati, untuk menghidupkan semangat orang-orang yang rendah hati dan untuk menghidupkan hati orang-orang yang remuk.
- Wahyu 4:8 Dan keempat makhluk itu masing-masing bersayap enam, sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata, dan dengan tidak berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam: "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang."
- Yesaya 6:2-3 Para Serafim berdiri di sebelah atas-Nya, masing-masing mempunyai enam sayap; dua sayap dipakai untuk menutupi muka mereka, dua sayap dipakai untuk menutupi kaki mereka dan dua sayap dipakai untuk melayang-layang. Dan mereka berseru seorang kepada seorang, katanya: "Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!"
Melalui kaca mata ayat-ayat ini, secara
jelas kita melihat hal yang tak terbantahkan bahwa Allah memang kudus adanya ,
dan ketika Dia mengasihi manusia maka Dia tetaplah Allah Kudus yang mengasihi.
Kasih-Nya tidak membuat Kudus-Nya menjadi redup seolah jika kedua ini sama
terangnya maka kasih-Nya tidak akan memancar dalam kilauan yang megah Dengan
kasih yang kudus (Yesaya 57:15-16). Dia mengasihi manusia dalam kekudusan-Nya.
Saya dikasihinya dengan kasih yang kudus. Kudus itu lebih dari sekedar tak
bercela, kudus itu lebih dari sekedar putih berkemilauan, kudus itu lebih dari
sebuah tempat kudus yang tak boleh dimasuki secara sembarangan. Kudus adalah
Allah itu sendiri sebab tidak ada yang dapat dikatakan Kudus selain TUHAN (1
Samuel 2:2)!
Ketika Kasih yang Kudus ini
datang ke dunia maka kita
kadang kala menjumpai Yesus yang kasih berlaku sangat keras
seolah-olah dia tidak memiliki kasih atau kasihnya ternyata tidak
sebesar kasih yang dimiliki oleh Bapa (Yohanes 3:16)?
Mari
perhatikan sejumlah peristiwa berikut ini, dan bagaimana menurutmu?
Yesus
bersikap keras terhadap orang-orang Farisi:
Markus 3:1-6 (1) Kemudian Yesus masuk lagi ke rumah ibadat. Di situ ada seorang yang mati sebelah tangannya.(2) Mereka mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang itu pada hari Sabat, supaya mereka dapat mempersalahkan Dia.(3) Kata Yesus kepada orang yang mati sebelah tangannya itu: "Mari, berdirilah di tengah!"(4) Kemudian kata-Nya kepada mereka: "Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?" Tetapi mereka itu diam saja. (5) Ia berdukacita karena kedegilan mereka dan dengan marah Ia memandang sekeliling-Nya kepada mereka lalu Ia berkata kepada orang itu: "Ulurkanlah tanganmu!" Dan ia mengulurkannya, maka sembuhlah tangannya itu.(6) Lalu keluarlah orang-orang Farisi dan segera bersekongkol dengan orang-orang Herodian untuk membunuh Dia.
Ini memang bukan sebuah marah yang meledak-ledak, sebuah marah yang terkendali. Tetapi jelas bukan sebuah marah yang biasa-biasa sebab kemarahannya menjamah sekelilingnya dan menghasilkan sebuah persekongkolan hebat untuk membunuhnya.Sebuah kecaman keras terhadap sikap orang-orang Farisi terkait penegakan hari Sabat yang tanpa Kasih. Oleh Yesus tindakan pada kasus ini, jika menuruti ketentuan hari Sabat, dinyatakan Yesus sebagai sama saja dengan membunuh. Inilah “mata air” kemurkaan Yesus ketika hari Sabat yang ditetapkan Tuhan bagi bangsa Yahudi telah dijadikan dasar untuk melakukan tindakan kejam yang miskin dengan nilai kemanusiaan. Demi penegakan hari Sabat mereka rela membunuh.
Allah
memang kudus tetapi kasih; Allah menegakan hukum-Nya dengan tidak main-main
namun Allah sangat membenci kemunafikan atau kepatuhan yang bersumber dari hati
yang hitam dan jahat. Bagaimana bisa orang-orang yang begitu setia menegakan
Hukum, menegakan hari Sabat namun juga begitu hebat
dalam bersekongkol untuk membunuh Mesiasnya? Yesus mendemonstrasikan Kasihnya
yang kudus yang lahir dari Allah yang suci dan tak mungkin lahir dari manusia
yang pada dasarnya gelap dan jahat. Yesus menyembuhkan sekalipun marah, Yesus peduli pada penderitaan si sakit dan
menyembuhkannya pada hari Sabat.
Sebuah kasih yang akbar
lahir pada hari Sabat. Bagaimana dengan
anda? Apakah kasih Tuhan mengalir deras
kala anda semakin setia dan dekat kepada Tuhan, kala anda semakin aktif dalam
pelayanan, kala telinga anda semakin peka mendengarkan suaranya? Atau anda
semakin egois terhadap sesamamu manusia?
Yesus
murka di bait Allah
Markus 11:15 -17 (15) Lalu tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerusalem. Sesudah Yesus masuk ke Bait Allah, mulailah Ia mengusir orang-orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati dibalikkan-Nya, (16) dan Ia tidak memperbolehkan orang membawa barang-barang melintasi halaman Bait Allah.(17) Lalu Ia mengajar mereka, kata-Nya: "Bukankah ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa? Tetapi kamu ini telah menjadikannya sarang penyamun!" (bandingkan dengan Yohanes 2:15-17)
Bait Allah menjadi sarang
penyamun?Ini adalah tindakan Yesus yang
sangat keras sebab Yesus bukan sekedar marah apalagi hanya mengecam. Yesus masuk ke bait Allah untuk
apa? Jelas bukan untuk mengajar seperti biasa yang
dilakukannya ( misal Lukas 19:47,
Markus 14:49 atau Lukas 2:37), namun
MENGUSIR dan MENGOBRAK-ABRIK BANGKU DAN MEJA. Apakah Yesus sedang gila dan
kehilangan kendali emosi dan amarahnya?
Pada dasarnya dalam
pandangan Yesus Kristus, saat itu bait Allah bukan lagi bait Allah, tetapi sarang penyamun. Yesus memang lebih dari pantas murka namun
lebih tepat untuk dikatakan sebagai kekudusan-Nya sedang membakar kenajisan
dalam kadar yang sangat lemah sebab diredam oleh Kasih-Nya (Bandingkan dengan Yohanes 5:42-45 dan Yohanes 8:15-16) Dan pada kasus ini
kemarahan ini adalah sebuah Murka Allah sendiri BUKAN MURKA MANUSIA YESUS oleh sebab hal yang sangat prinsip dalam
hubungannya dengan rencana-Nya yang telah ditetapkan dalam sorga:
Yesaya 56:7 mereka akan Kubawa ke gunung-Ku yang kudus dan akan Kuberi kesukaan di rumah doa-Ku. Aku akan berkenan kepada korban-korban bakaran dan korban-korban sembelihan mereka yang dipersembahkan di atas mezbah-Ku, sebab rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa.
Yesus yang datang bagi orang
Yahudi bukan hanya Tuhan bagi orang Yahudi, namun Dia adalah Tuhan bagi SEGALA
BANGSA. Bait Allah secara kurang ajar telah berubah menjadi
tempat yang brengsek. Yesus menyatakan tempat itu adalah sebuah sarang
penyamun. Ini bukan lagi sebuah kontras yang tajam tetapi Yesus hendak
menunjukan betapa bejatnya mereka dalam mencemarkan tempat yang Tuhan kuduskan
itu!
Adakah yang bisa melihat kasih dalam murkanya yang hebat ini? Perhatikanlah kasih Yesus yang teramat dahsyat dalam murkanya; perhatikanlah kasih Yesus yang teramat dahsyat dalam pengobrak-abrikan yang dilakukannya dengan berkata : “Rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa? “
Bukankah Yesus adalah Mesias yang
khusus bagi orang-orang Yahudi (bandingkan dengan Matius 1:1, Matius 2:2,Matius 21:9,
Lukas 2:25, Lukas 2:32)? Mengapa dia
berkata bagi SEGALA BANGSA? Ini adalah kasih yang jauh lebih besar sebab
melampaui batasan suku dan regional; ini adalah sebuah janji yang digaungkan
kembali oleh Yesus dalam amarah dan
murkanya.
Yesus murka sebab
ketika bait Allah menjadi sarang
penyamun berarti mereka menjadi lawan bagi Yesus, mereka menjadi bandit-bandit berjubah panjang dengan
ornamen dan simbol-simbol kudus, bermulut bagaikan pembela kekudusan Tuhan namun
sesungguhnya menyerongkan kebenaran yang semestinya dinyatakan. Yesus
murka sebab kehendak-Nya agar rumah-Nya menjadi
rumah doa bagi segala bangsa sedang dihalang-halangi oleh para pelayan-pelayan berhati jahat dan licik.
Semua pasti setuju, bahwa
tidak akan ada yang bermanis-manis dengan perampok-perampok yang terang
benderang tanpa malu sedang melakukan
kejahatan di tempat yang disebut rumah Allah, tempat ibadah? Bagaimana dengan
gereja kini? Andaikan Yesus datang saat ini akankah dia akan mengatakan
gerejamu sebagai sarang penyamun?
Tidak
ada yang
kudus seperti Engkau (1 Samuel 2:2), inilah faktor utama yang membuat
Kasihnya tidak dapat berkompromi dengan kejahatan; inilah faktor utama yang
membuat perjumpaan Yesus dengan
manusia-manusia justru menyingkapkan atau mengeluarkan hal terbusuk dan
terbejat dalam hati manusia. Kekudusan-Nya terlampau hebat untuk tetap membuat
kebusukan tetap bisa tampil manis-manis saja kala kekudusan TUHAN hadir
memenuhi kehidupan seorang Kristen.
Kasih Yesus tanpa kekudusan bukanlah kasih Yesus. TUHAN yang kasih tanpa kudus bukanlah TUHAN sebab mahkota kemuliaan TUHAN adalah KUDUS-NYA. Siapa yang dapat sembarangan mendekat kepada Dia yang kudus? Tidak ada (baca Keluaran 3:2-5 atau Keluaran 19:19-21, bandingkan dengan Lukas 20:37, Markus 12:26)!
Memahami
hal ini maka kita dapat memahami mengapa penulis Ibrani menuliskan hal yang
sama namun dalam sebuah deskripsi yang sangat indah dan penuh dengan kasih
karunia TUHAN:
Ibrani 4:16 Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.
Menghampiri atau προσερχώμεθα proserchōmetha
memiliki makna mendaki atau datang mendekat karena telah mendapatkan
penerimaan/persetujuan
Kasih Karunia atau χάριτος charitos yang memiliki
makna anugerah atau berkat-berkat yang
dibawa oleh Yesus Kristus kepada manusia
Sekarang, mengapa penulis
Ibrani mengajak pembacanya dengan sebuah dorongan penuh keberanian?
Penuh keberanian atau παρρησίας parrēsias yang bermakna kemerdekaan atau keterbukaan atau kebebasan untuk berbicara atau keberanian yang amat penuh percaya diri tanpa sebuah ketakutan sedikitpun.
Kita akan memahaminya dengan
mengetahui bahwa Allah yang kudus memang tak bisa didekati dengan sembarangan,
SEKALIPUN ALLAH SENDIRI MENGHENDAKINYA. Yesus adalah faktor tunggal yang divine sekaligus satu-satunya yang
diperkenan oleh Bapa yang dapat melenyapkan penghalangnya.
Penghalangnya
bukan kekudusan Allah,
penghalangnya bukan kemuliaan
Allah itu sendiri tetapi manusia
yang tak kudus, najis, bejat dan busuk total di mata Allah
Manusia harus senantisa mengalami PENGUDUSAN agar ketakkudusannya dilenyapkan oleh Yesus:
Ibrani 9:11-15 (11)Tetapi Kristus telah datang sebagai Imam Besar untuk hal-hal yang baik yang akan datang: Ia telah melintasi kemah yang lebih besar dan yang lebih sempurna, yang bukan dibuat oleh tangan manusia, --artinya yang tidak termasuk ciptaan ini, --(12) dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal. (13) Sebab, jika darah domba jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu lembu muda menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah,(14) betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup.(15) Karena itu Ia adalah Pengantara dari suatu perjanjian yang baru, supaya mereka yang telah terpanggil dapat menerima bagian kekal yang dijanjikan, sebab Ia telah mati untuk menebus pelanggaran-pelanggaran yang telah dilakukan selama perjanjian yang pertama.
Sekali
lagi, BACALAH Keluaran 19:19-21 agar
anda dapat memahaminya dengan baik. INGAT bukan hanya orang Yahudi yang najis
tetapi juga anda dan saya tak peduli
apapun suku atau kebangsaanmu sangat jelas anda tak lebih baik daripada
orang Yahudi di mata Yesus. Anda ingin
bukti? Tanyakan dirimu, apa pentingnya Yesus itu bagimu atau mengapa anda
beriman kepada Yesus.
Ketika Yesus datang dan
menyatakan kasih Allah yang besar, dia bukan sedang mereduksi kekudusan Allah.
Ketika surat Ibrani mengatakan marilah
datang dengan penuh keberanian, bukan sama sekali kekudusan Allah telah disingkirkan
demi manusia dapat bebas berkomunikasi dengan Bapa. TIDAK SAMA SEKALI.
Sebaliknya dalam hal ini 2 keagungan Allah terdemonstrasi dengan sangat megah: yaitu kekudusan-Nya dan kasih-Nya. Kekudusan Allah menjulang tinggi berkemilauan dalam anda mendatangi-Nya dengan merdeka sebab itu hanya boleh terjadi dengan penumpahan darah Kristus. Penumpahan darah Kristus disalib jelas adalah sebuah pewujudan Kasih Bapa yang teramat besar itu bagi mereka yang terpanggil untuk menerima bagian yang kekal itu.
Kasih Yesus bukan kasih duniawi oleh
sebab Allah
Kudus.
Anda akan menjumpai kedahsyatan
Kekudusan Allah yang Kasih dalam mengasihi manusia dalam Keluaran 19:19-21 dan
anda akan menjumpai kedahsyatan Kasih Allah dalam kekudusannya yang mengasihi dan menguduskan
manusia bagi diri-Nya sendiri dalam Ibrani 9:11-15.
Selamat membaca dan
merenungkan
Allah Kudus yang mengasihimu
dahsyat dalam Yesus Kristus
Amin
Bersambung ke bagian 9
No comments:
Post a Comment