Oleh: Pdt. Budi Asali, M.Div
YESUS ADALAH MALAIKAT MIKHAEL?
1Tes 4:16 dan Yudas 9.
1Tes 4:16 - “Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu
pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan
sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih
dahulu bangkit;”.
Yudas 9 - “Tetapi penghulu malaikat, Mikhael,
ketika dalam suatu perselisihan bertengkar dengan Iblis mengenai mayat Musa,
tidak berani menghakimi Iblis itu dengan kata-kata hujatan, tetapi berkata: ‘Kiranya
Tuhan menghardik engkau!’”.
Kedua ayat ini,
dan beberapa ayat lain, dipakai oleh Saksi-Saksi
Yehuwa untuk mengajarkan bahwa Yesus adalah malaikat Mikhael.
Saksi-Saksi Yehuwa berkata:
“Mikhael berarti ‘Siapa Seperti Allah?’ Nama itu jelas menyatakan
Mikhael sebagai pribadi yang mengambil pimpinan dalam menjunjung tinggi
kedaulatan Yehuwa dan membinasakan musuh-musuh Allah.
Di 1Tesalonika 4:16, perintah Yesus Kristus berkenaan mulainya
kebangkitan digambarkan sebagai ‘seruan penghulu malaikat,’ dan Yudas 9
mengatakan bahwa penghulu malaikat ialah Mikhael. Apakah patut untuk
menyamakan perintah Yesus dengan seruan seorang pribadi yang lebih rendah
kekuasaannya? Jadi, masuk akal bahwa penghulu malaikat Mikhael ialah
Yesus Kristus. (Menarik sekali, ungkapan ‘penghulu malaikat’ tidak pernah
dalam bentuk jamak dalam Alkitab, sehingga menunjukkan bahwa hanya ada satu.)
Wahyu 12:7-12 mengatakan bahwa Mikhael dan malaikat-malaikatnya akan berperang
melawan Setan dan mencampakkan dia beserta malaikat-malaikatnya yang jahat dari
surga sehubungan dengan pemindahan kekuasaan sebagai raja kepada Kristus. Yesus
belakangan digambarkan memimpin bala tentara surgawi dalam peperangan melawan
bangsa-bangsa di dunia. (Why. 19:11-16) Tidakkah masuk akal bahwa Yesus juga pribadi
yang akan mengambil tindakan melawan oknum yang ia gambarkan sebagai ‘penguasa
dunia ini,’ Setan si Iblis? (Yoh. 12:31)
Daniel 12:1 menghubungkan ‘munculnya Mikhael’ yang akan bertindak dengan penuh
kuasa, dengan ‘suatu waktu kesesakan yang besar, seperti yang belum pernah
terjadi sejak ada bangsa-bangsa sampai pada waktu itu.’ Hal itu tentu cocok
dengan pengalaman bangsa-bangsa ketika Kristus sebagai pelaksana surgawi
mengambil tindakan terhadap mereka. Jadi bukti menunjukkan bahwa Putra Allah
dikenal sebagai Mikhael sebelum datang ke bumi dan juga dikenal dengan nama itu
sejak ia kembali ke surga tempat ia tinggal sebagai Putra rohani Allah yang
dimuliakan” - ‘Bertukar Pikiran Mengenai Ayat-Ayat Alkitab’,
hal 436-437.
Bantahan:
a)Ajaran ini berasal dari ajaran-ajaran sesat pada abad-abad
awal, seperti:
1.Sekte
bernama Elkasaites (abad ke 2 M.), yang ajarannya tentang Kristus digambarkan
oleh Louis Berkhof sebagai berikut: “they
also spoke of Him as a higher spirit or angel. ... and also called Him the
highest archangel” (= mereka juga berbicara tentang Dia sebagai suatu roh
yang lebih tinggi atau malaikat. ... dan juga menyebutNya penghulu malaikat
yang tertinggi) - ‘The History of Christian Doctrines’, hal 44.
2.Arianisme
(abad ke 4 M.).
Encyclopedia
Britannica 2000 tentang ‘Christianity: Attempts to define the Trinity’: “Here
Arius joined an older tradition of Christology, which had already played a role
in Rome in the early 2nd century - namely, the so-called angel-Christology. The
descent of the Son to Earth was understood as the descent to Earth of the
highest prince of the angels, who became man in Jesus Christ; he is to some
extent identified with the angel prince Michael. In the old angel-Christology
the concern is already expressed to preserve the oneness of God, the inviolable
distinguishing mark of the Jewish and Christian faiths over against all
paganism. The Son is not himself God, but as the highest of the created
spiritual beings he is moved as close as possible to God. Arius joined this
tradition with the same aim - i.e., defending the idea of the oneness of the
Christian concept of God against all reproaches that Christianity introduces a
new, more sublime form of polytheism” (= Di sini Arius bergabung dengan tradisi Kristologi yang lebih kuno,
yang telah memainkan peranan di Roma pada awal abad kedua - yaitu, apa yang
disebut Kristologi-malaikat. Turunnya Anak ke Bumi dimengerti sebagai turun ke
Buminya pangeran tertinggi dari para malaikat, yang menjadi manusia dalam Yesus
Kristus; Ia sampai pada tingkat tertentu diperkenalkan sebagai pangeran
malaikat Mikhael. Dalam Kristologi-malaikat kuno perhatiannya sudah dinyatakan
untuk memelihara / melindungi keesaan dari Allah, tanda khusus yang tidak bisa
diganggu gugat dari iman Yahudi dan Kristen terhadap semua kekafiran. Anak
sendiri bukanlah Allah, tetapi sebagai makhluk rohani ciptaan yang tertinggi,
Ia bergerak sedekat mungkin menuju Allah. Arius bergabung dengan tradisi ini
dengan tujuan yang sama - yaitu mempertahankan gagasan dari keesaan dari konsep
Kristen tentang Allah terhadap semua celaan bahwa kekristenan memperkenalkan
suatu bentuk polytheisme baru yang lebih agung).
Tetapi ‘sampah’ Arianisme yang
sudah dikecam / dikutuk sebagai ajaran sesat pada abad ke 4 itu, ternyata
diambil oleh Saksi-Saksi Yehuwa!
b)Mereka mengambil kesimpulan seenaknya sendiri dari nama ‘Mikhael’.
Dari nama ‘Mikhael’, yang artinya ‘Siapa seperti Allah?’, mereka
meloncat pada kesimpulan (entah dari mana) bahwa Mikhael adalah pribadi yang
mengambil pimpinan dalam menjunjung tinggi kedaulatan Yehuwa dan membinasakan
musuh-musuh Allah.
Untuk jelasnya
saya kutip ulang bagian itu. Mereka berkata: “Mikhael berarti ‘Siapa Seperti Allah?’ Nama itu jelas menyatakan
Mikhael sebagai pribadi yang mengambil pimpinan dalam menjunjung tinggi
kedaulatan Yehuwa dan membinasakan musuh-musuh Allah”.
Coba perhatikan,
apakah kesimpulan itu masuk akal? Saya sendiri sama sekali tidak bisa melihat
bagaimana dari nama ‘Mikhael’ bisa
disimpulkan seperti itu. Dan kalau cara menyimpulkannya seperti itu, hal yang
sama bisa didapatkan dari nama malaikat yang lain yaitu ‘Gabriel’, yang artinya ‘God is
powerful’ (=
Allah itu kuat) atau ‘man / hero of God’ (= manusia / pahlawan dari Allah).
c)1Tes 4:16 - “Sebab pada waktu tanda diberi(1), yaitu pada waktu penghulu
malaikat berseru(2) dan sangkakala Allah berbunyi(3),
maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga(4) dan mereka
yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit(5)”.
Sekarang nilailah
sendiri apakah kata-kata Saksi-Saksi Yehuwa di atas benar atau tidak. Untuk
mudahnya kata-kata itu saya kutip lagi. Mereka berkata: “Di 1Tesalonika 4:16, perintah Yesus Kristus
berkenaan mulainya kebangkitan digambarkan sebagai ‘seruan penghulu
malaikat,’ ... Apakah patut untuk menyamakan perintah Yesus dengan
seruan seorang pribadi yang lebih rendah kekuasaannya? Jadi, masuk akal bahwa
penghulu malaikat Mikhael ialah Yesus Kristus”.
Dari mana mereka
bisa mengatakan bahwa dalam 1Tes 4:16 itu, ‘perintah Yesus Kristus berkenaan dengan mulainya kebangkitan’ digambarkan
sebagai ‘seruan penghulu
malaikat’? Dari mana mereka bisa mengatakan bahwa ‘perintah Yesus’ itu disamakan
dengan ‘seruan penghulu
malaikat’ itu?
Dalam 1Tes 4:16
itu, Paulus hanya mengatakan bahwa pada saat itu terjadi 5 hal, yaitu:
1. Pemberian tanda.
2. Penghulu malaikat berseru.
3. Sangkakala Allah berbunyi.
4. Tuhan sendiri akan turun dari sorga.
5. Mereka yang mati dalam Kristus akan
lebih dahulu bangkit.
Tetapi dalam
1Tes 4:16 itu, Paulus tidak menyamakan / mengidentikkan yang manapun dari
ke 5 hal tersebut, dan juga tidak menggambarkan hal yang satu dengan hal yang
lainnya dari kelima hal tersebut.
Sebaliknya,
1Tes 4:16 itu justru membedakan antara ‘seruan penghulu malaikat (Mikhael)’ (no 2) dengan ‘turunnya Tuhan (Yesus) dari surga’ (no 4), dan dengan demikian secara implicit juga
membedakan penghulu malaikat Mikhael dengan Yesus. Perbedaan ini terlihat
dengan lebih jelas dalam terjemahan NIV yang saya berikan di bawah ini.
NIV: ‘For the Lord himself
will come down from heaven, with a loud command, with the voice of the
archangel and with the trumpet call of God, and the dead in Christ will rise
first’ (= Karena Tuhan sendiri akan turun dari surga,
dengan perintah yang keras, dengan suara dari penghulu malaikat dan
dengan panggilan sangkakala dari Allah, dan orang-orang mati dalam Kristus akan
bangkit lebih dulu).
Jadi, hal terutama
yang dibicarakan oleh ayat ini adalah turunnya Tuhan Yesus dari surga, dan hal
ini disertai dengan beberapa hal lain, yaitu:
-perintah
yang keras.
-suara
dari penghulu malaikat.
-panggilan
sangkakala dari Allah.
-kebangkitan
orang-orang yang mati dalam Kristus.
Betul-betul lucu kalau dari satu ayat yang menunjukkan adanya 2 hal yang
terjadi pada satu saat, mereka lalu mengidentikkan kedua hal tersebut, tetapi
dari banyak sekali ayat-ayat yang menunjukkan secara explicit bahwa Yesus
adalah Allah dan Tuhan, mereka tetap berkelit dengan segala macam cara, dan
tidak mau mengakui Yesus sebagai Tuhan / Allah.
Juga, kalau dari
1Tes 4:16 itu Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan bahwa Yesus identik dengan
malaikat Mikhael, mengapa mereka tidak dengan cara yang sama mengidentikkan
malaikat Mikhael dengan Allah? Karena bukankah dalam ayat itu juga disebutkan
adanya ‘sangkakala Allah’ / ‘panggilan sangkakala dari Allah’ (NIV),
yang juga terjadi pada saat yang sama? Mengapa mereka tidak berkata: “Di 1Tes 4:16, panggilan sangkakala Allah
digambarkan sebagai ‘seruan penghulu malaikat,’ ... Apakah patut untuk
menyamakan panggilan sangkakala Allah dengan seruan seorang pribadi yang lebih
rendah kekuasaannya? Jadi, masuk akal bahwa penghulu malaikat Mikhael ialah
Allah / Yehuwa”.
d)Saksi-Saksi Yehuwa mengidentikkan 2 pemimpin dari 2 peperangan
yang berbeda.
Perhatikan
kata-kata mereka sebagai berikut: “Wahyu 12:7-12
mengatakan bahwa Mikhael dan malaikat-malaikatnya akan berperang melawan
Setan dan mencampakkan dia beserta malaikat-malaikatnya yang jahat
dari surga sehubungan dengan pemindahan kekuasaan sebagai raja kepada Kristus.
Yesus belakangan digambarkan memimpin bala tentara surgawi dalam peperangan melawan
bangsa-bangsa di dunia. (Why. 19:11-16) Tidakkah masuk akal bahwa Yesus
juga pribadi yang akan mengambil tindakan melawan oknum yang ia gambarkan
sebagai ‘penguasa dunia ini,’ Setan si Iblis? (Yoh. 12:31)” -
‘Bertukar Pikiran Mengenai Ayat-Ayat Alkitab’, hal 437.
Bukankah ini
merupakan suatu kelucuan? Hanya karena ada 2 peperangan / pertempuran, dimana
yang satu dipimpin Mikhael dan yang satunya dipimpin oleh Yesus, mereka lalu
mengidentikkan Yesus dengan Mikhael. Padahal kalau kita melihat kedua
peperangan ini, jelas ini adalah dua peperangan yang berbeda. Mikhael memimpin
dalam berperang melawan setan (Wah 12:7-12), sedangkan Yesus
memimpin dalam perang melawan manusia / bangsa-bangsa di dunia
(Wah 19:11-16). Perhatikan bagian-bagian yang saya saya garis bawahi dari
kutipan di atas maupun dari kedua teks di bawah ini.
Wah 12:7-12 - “(7) Maka timbullah peperangan di sorga. Mikhael
dan malaikat-malaikatnya berperang melawan naga itu, dan naga itu dibantu oleh
malaikat-malaikatnya, (8) tetapi mereka tidak dapat bertahan; mereka tidak
mendapat tempat lagi di sorga. (9) Dan naga besar itu, si ular tua, yang
disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke
bawah; ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya. (10)
Dan aku mendengar suara yang nyaring di sorga berkata: ‘Sekarang telah tiba
keselamatan dan kuasa dan pemerintahan Allah kita, dan kekuasaan Dia yang
diurapiNya, karena telah dilemparkan ke bawah pendakwa saudara-saudara kita,
yang mendakwa mereka siang dan malam di hadapan Allah kita. (11) Dan mereka
mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka.
Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut. (12) Karena
itu bersukacitalah, hai sorga dan hai kamu sekalian yang diam di dalamnya,
celakalah kamu, hai bumi dan laut! karena Iblis telah turun kepadamu, dalam geramnya
yang dahsyat, karena ia tahu, bahwa waktunya sudah singkat.’”.
Wah 19:11-16 - “(11) Lalu aku melihat sorga terbuka:
sesungguhnya, ada seekor kuda putih; dan Ia yang menungganginya bernama: ‘Yang
Setia dan Yang Benar’, Ia menghakimi dan berperang dengan adil. (12) Dan
mataNya bagaikan nyala api dan di atas kepalaNya terdapat banyak mahkota dan
padaNya ada tertulis suatu nama yang tidak diketahui seorangpun, kecuali Ia
sendiri. (13) Dan Ia memakai jubah yang telah dicelup dalam darah dan
namaNya ialah: ‘Firman Allah.’ (14) Dan semua pasukan yang di sorga
mengikuti Dia; mereka menunggang kuda putih dan memakai lenan halus yang putih
bersih. (15) Dan dari mulutNya keluarlah sebilah pedang tajam yang akan memukul
segala bangsa. Dan Ia akan menggembalakan mereka dengan gada besi dan Ia
akan memeras anggur dalam kilangan anggur, yaitu kegeraman murka Allah, Yang
Mahakuasa. (16) Dan pada jubahNya dan pahaNya tertulis suatu nama, yaitu: ‘Raja
segala raja dan Tuan di atas segala tuan.’”.
Mikhael memang
mungkin adalah pemimpin para malaikat dan pertempuran melawan setan dan anak
buahnya, tetapi Mikhael tetap adalah bawahan dari Yesus. Kalau mau dianalogikan
dengan suatu negara, maka ia adalah panglima tentara, sedangkan Yesus adalah
presidennya / rajanya!
Juga, kalau mau
mengidentikkan dengan serampangan seperti itu, mengapa Saksi-Saksi Yehuwa tidak
membandingkan kedua teks di atas dengan Zakh 14:3-5 di bawah ini, dan lalu
mengatakan bahwa malaikat Mikhael adalah Yehuwa, atau bahwa Yesus adalah
Yehuwa?
Zakh 14:3-5 - “(3) Kemudian TUHAN (YAHWEH) akan maju berperang melawan
bangsa-bangsa itu seperti Ia berperang pada hari pertempuran. (4) Pada
waktu itu kakiNya akan berjejak di bukit Zaitun yang terletak di depan
Yerusalem di sebelah timur. Bukit Zaitun itu akan terbelah dua dari timur ke
barat, sehingga terjadi suatu lembah yang sangat besar; setengah dari bukit itu
akan bergeser ke utara dan setengah lagi ke selatan. (5) Maka tertutuplah
lembah gunung-gunungKu, sebab lembah gunung itu akan menyentuh sisinya; dan
kamu akan melarikan diri seperti kamu pernah melarikan diri oleh karena gempa
bumi pada zaman Uzia, raja Yehuda. Lalu TUHAN, Allahku, akan datang, dan semua
orang kudus bersama-sama Dia”.
e)Sekarang tentang kata-kata mereka sebagai berikut: “Daniel 12:1 menghubungkan ‘munculnya
Mikhael’ yang akan bertindak dengan penuh kuasa, dengan ‘suatu waktu kesesakan
yang besar, seperti yang belum pernah terjadi sejak ada bangsa-bangsa sampai
pada waktu itu.’ Hal itu tentu cocok dengan pengalaman bangsa-bangsa ketika
Kristus sebagai pelaksana surgawi mengambil tindakan terhadap mereka. Jadi
bukti menunjukkan bahwa Putra Allah dikenal sebagai Mikhael sebelum datang ke
bumi dan juga dikenal dengan nama itu sejak ia kembali ke surga tempat ia
tinggal sebagai Putra rohani Allah yang dimuliakan” -
‘Bertukar Pikiran Mengenai Ayat-Ayat Alkitab’, hal 437.
Dan 12:1 - “‘Pada waktu itu juga akan muncul Mikhael,
pemimpin besar itu, yang akan mendampingi anak-anak bangsamu; dan akan ada
suatu waktu kesesakan yang besar, seperti yang belum pernah terjadi sejak ada
bangsa-bangsa sampai pada waktu itu. Tetapi pada waktu itu bangsamu akan
terluput, yakni barangsiapa yang didapati namanya tertulis dalam Kitab itu”.
Ini juga sangat
menggelikan. Kalau munculnya Mikhael terjadi pada saat yang sama dengan
tindakan Yesus Kristus terhadap bangsa-bangsa, itu tidak berarti bahwa Mikhael
adalah Yesus.
Dari pembahasan dalam point b, c, dan d, ini
terlihat bahwa hanya karena dua peristiwa terjadi bersamaan, yang satu
dilakukan oleh Yesus dan yang lain oleh Mikhael, maka Saksi-Saksi Yehuwa
mengatakan bahwa Yesus adalah malaikat Mikhael. Ini jelas merupakan suatu
kesimpulan yang tidak berdasar.
Dengan cara yang sama saya bisa mengatakan
bahwa Allah adalah setan, karena setan menyerang / mencobai Ayub, dan Allah
menguji Ayub, pada saat yang sama!
Dari sini terlihat bahwa kalau Saksi-Saksi
Yehuwa memang mau mempercayai suatu ajaran, maka dengan mudahnya mereka
menyimpulkan ayat-ayat sehingga mendukung ajaran mereka. Sebaliknya kalau
mereka memang tidak mau mempercayai suatu ajaran, misalnya tentang keilahian
Yesus, maka tidak peduli betapapun banyaknya ayat-ayat yang mendukung hal itu,
mereka tetap menolaknya / berkelit dengan segala macam cara. Memang, seperti
dikatakan seseorang: ‘Tidak ada yang lebih buta dari orang yang tidak mau
melihat’!
f)Malaikat Mikhael bukan ‘Allah’ ataupun ‘suatu
allah’!
Ini merupakan
ajaran yang kacau balau dari Saksi Yehuwa. Mereka percaya bahwa Yesus adalah ‘suatu allah’, tetapi juga
bahwa Yesus adalah malaikat Mikhael. Bagaimana mungkin mereka menyamakan
malaikat dengan ‘suatu allah’?
g)Kitab Suci tidak pernah mengatakan bahwa malaikat bisa
mencipta, baik Mikhael ataupun malaikat yang lain. Tetapi Yesus digambarkan
sebagai Pencipta segala sesuatu (Yoh 1:3,10
Kol 1:15-17 Ibr 1:10).
h)Malaikat Mikhael itu harus mempunyai sifat maha ada untuk bisa
menggenapi janji-janji Yesus di bawah ini:
- Mat 18:20 - “Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam NamaKu, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka.’”.
- Mat 28:20 - “dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.’”.
- Yoh 14:23 - “Jawab Yesus: ‘Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firmanKu dan BapaKu akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia”.
i)Kalau Yesus adalah malaikat Mikhael, maka itu berarti nanti
pada akhir jaman, yang akan menjadi Hakim adalah seorang malaikat! Ini
sangat tidak alkitabiah dan tidak masuk akal, karena:
- untuk bisa menjadi Hakim pada akhir jaman, maka orang itu harus maha tahu, maha adil, dan sebagainya, dan karena itu Hakim itu harus adalah Allah.
- Kitab Suci berbicara tentang takhta pengadilan Allah dan takhta pengadilan Kristus (Ro 14:10 2Kor 5:10). Mengapa Kitab Suci tidak pernah berbicara tentang takhta pengadilan malaikat / Mikhael?
- dengan demikian, nanti kita akan dihakimi oleh seorang malaikat, padahal dalam 1Kor 6:3 dikatakan bahwa kita (orang-orang percaya) yang akan menghakimi malaikat-malaikat, dan bukan malaikat yang akan menghakimi kita.
1Kor 6:3 - “Tidak tahukah
kamu, bahwa kita akan menghakimi malaikat-malaikat?”.
j)Ada banyak ayat-ayat Kitab Suci yang membedakan, dan bahkan
mengkontraskan, Yesus dengan para malaikat.
1.Mat 24:36 - “Tetapi tentang hari dan saat itu tidak
seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun
tidak, hanya Bapa sendiri.’”.
Ada 2 hal yang
perlu diperhatikan tentang ayat ini:
Kalau ‘Anak’ / ‘Yesus’ adalah malaikat, maka setelah Yesus mengatakan kata-kata ‘malaikat-malaikat di sorga tidak’, Ia tidak perlu menambahkan kata-kata ‘dan Anakpun tidak’. Bahwa Ia menambahkan kata-kata itu, membuktikan bahwa Ia bukan malaikat!
2.Ibr 1:3b-14 jelas
mengkontraskan Yesus dengan malaikat-malaikat. Mari
kita perhatikan ayat-ayatnya satu per satu.
a.Ibr 1:3b-4 - “(3b) Dan setelah Ia selesai mengadakan
penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang
tinggi, (4) jauh lebih tinggi dari pada malaikat-malaikat, sama seperti nama
yang dikaruniakan kepadaNya jauh lebih indah dari pada nama mereka”.
Teks
ini secara jelas mengkontraskan Yesus dengan para malaikat, dan meninggikan
Yesus jauh di atas para malaikat.
b.Ibr 1:5 - “Karena kepada siapakah di antara
malaikat-malaikat itu pernah Ia katakan: ‘AnakKu Engkau! Engkau telah
Kuperanakkan pada hari ini?’ dan ‘Aku akan menjadi BapaNya, dan Ia akan menjadi
AnakKu?’”.
Ayat ini
menyatakan secara jelas bahwa dari antara para malaikat, tidak ada yang pernah
disebut sebagai ‘AnakKu’ oleh
Allah. Padahal sebutan itu digunakan oleh Bapa terhadap Yesus. Jadi jelas bahwa
Yesus bukan malaikat!
Memang dalam
Ayub 1:6 dan Ayub 2:1 malaikat-malaikat disebut ‘anak-anak Allah’,
tetapi berdasarkan Ibr 1:5 ini, kita harus menafsirkan bahwa kata ‘anak’ digunakan dalam
arti yang berbeda, pada waktu diterapkan kepada Yesus dan pada waktu diterapkan
kepada malaikat-malaikat (demikian juga kalau kata itu diterapkan kepada kita).
Karena itu untuk Yesus sering ditambahkan kata ‘Tunggal’ (Anak Allah yang Tunggal).
c.Ibr 1:6 - “Dan ketika Ia membawa pula AnakNya yang
sulung ke dunia, Ia berkata: ‘Semua malaikat Allah harus menyembah
Dia.’”.
Ayat ini memerintahkan semua malaikat untuk menyembah Yesus. Kalau Yesus sendiri adalah malaikat, bahkan kalau Ia adalah penghulu malaikat, bagaimana mungkin Allah menyuruh malaikat-malaikat yang lain menyembah Dia? Apakah para malaikat harus menyembah penghulu malaikat? Disamping itu, kata ‘semua’ menunjukkan bahwa malaikat Mikhael juga ikut diperintahkan untuk menyembah. Kalau Yesus adalah malaikat Mikhael, itu berarti Ia harus menyembah diriNya sendiri.
d.Ibr 1:7-12 -
“(7) Dan tentang
malaikat-malaikat Ia berkata: ‘Yang membuat malaikat-malaikatNya menjadi badai
dan pelayan-pelayanNya menjadi nyala api.’ (8) Tetapi tentang Anak Ia berkata:
‘TakhtaMu, ya Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat kerajaanMu
adalah tongkat kebenaran. (9) Engkau mencintai keadilan dan membenci kefasikan;
sebab itu Allah, AllahMu telah mengurapi Engkau dengan minyak sebagai tanda
kesukaan, melebihi teman-teman sekutuMu.’ (10) Dan: ‘Pada mulanya, ya Tuhan,
Engkau telah meletakkan dasar bumi, dan langit adalah buatan tanganMu. (11)
Semuanya itu akan binasa, tetapi Engkau tetap ada, dan semuanya itu akan
menjadi usang seperti pakaian; (12) seperti jubah akan Engkau gulungkan mereka,
dan seperti persalinan mereka akan diubah, tetapi Engkau tetap sama, dan
tahun-tahunMu tidak berkesudahan.’”.
Dalam
teks ini lagi-lagi Yesus dikontraskan dengan para malaikat. Para malaikat
disebut sebagai ‘pelayan-pelayan’
dalam ay 7, tetapi Yesus disebut ‘Anak’, ‘Allah’, dan dikatakan mempunyai ‘takhta’, dan mempunyai ‘tongkat kerajaan’ (ay 8), dan juga disebut sebagai ‘Tuhan’ (ay 10), yang menciptakan segala sesuatu
(ay 10), yang bersifat kekal (ay 11,12), dan yang akan menghancurkan
segala sesuatu (ay 12). Dengan adanya pengontrasan yang begitu menyolok
antara Yesus dan para malaikat, hanya orang yang memang mau membutakan dirinya
sendiri yang bisa mengatakan bahwa Yesus adalah malaikat Mikhael.
e.Ibr 1:13 - “Dan kepada siapakah di antara malaikat itu
pernah Ia berkata: ‘Duduklah di sebelah kananKu, sampai Kubuat musuh-musuhMu
menjadi tumpuan kakiMu?’”.
Bandingkan
Ibr 1:13 itu dengan Maz 110:1,
Mat 22:41-46, dan Ibr 10:13 yang menunjukkan bahwa kata-kata yang
tidak pernah diucapkan kepada malaikat-malaikat itu, ternyata diucapkan kepada
Yesus.
- Maz 110:1 - “Demikianlah firman TUHAN kepada tuanku: ‘Duduklah di sebelah kananKu, sampai Kubuat musuh-musuhmu menjadi tumpuan kakimu.’”.
Bahwa yang disebut
‘tuanku’ dalam
Maz 110:1 ini adalah Yesus terlihat dari Mat 22:41-46 di bawah ini.
- Mat 22:41-46 - “(41) Ketika orang-orang Farisi sedang berkumpul, Yesus bertanya kepada mereka, kataNya: (42) ‘Apakah pendapatmu tentang Mesias? Anak siapakah Dia?’ Kata mereka kepadaNya: ‘Anak Daud.’ (43) KataNya kepada mereka: ‘Jika demikian, bagaimanakah Daud oleh pimpinan Roh dapat menyebut Dia Tuannya, ketika ia berkata: (44) Tuhan telah berfirman kepada Tuanku: duduklah di sebelah kananKu, sampai musuh-musuhMu Kutaruh di bawah kakiMu. (45) Jadi jika Daud menyebut Dia Tuannya, bagaimana mungkin Ia anaknya pula?’ (46) Tidak ada seorangpun yang dapat menjawabNya, dan sejak hari itu tidak ada seorangpun juga yang berani menanyakan sesuatu kepadaNya”.
- Ibr 10:12-13 - “(12) Tetapi Ia, setelah mempersembahkan hanya satu korban saja karena dosa, Ia duduk untuk selama-lamanya di sebelah kanan Allah, (13) dan sekarang Ia hanya menantikan saatnya, di mana musuh-musuhNya akan dijadikan tumpuan kakiNya”.
Semua ini jelas
menunjukkan bahwa Yesus bukanlah malaikat.
f.Ibr 1:14 -
“Bukankah mereka semua
adalah roh-roh yang melayani, yang diutus untuk melayani mereka yang harus
memperoleh keselamatan?”.
Dalam Ibr 1:14 lagi-lagi ada kata ‘semua’. Jadi, kata-kata ini pasti juga berlaku untuk malaikat Mikhael. Dan mirip dengan dalam Ibr 1:7, di sini malaikat-malaikat lagi-lagi disebut sebagai pelayan. Tetapi kalau dalam Ibr 1:7 itu malaikat-malaikat disebut sebagai pelayan-pelayanNya (Tuhan), maka di sini malaikat-malaikat disebut sebagai pelayan-pelayan dari orang-orang yang harus memperoleh keselamatan.Ayat ini lagi menunjukkan bahwa malaikat Mikhael tidak sama dengan Yesus.
3.Ibr 2:5,8-9 - “(5) Sebab bukan kepada malaikat-malaikat
telah Ia taklukkan dunia yang akan datang, yang kita bicarakan ini. ... (8)
segala sesuatu telah Engkau taklukkan di bawah kakiNya.’ Sebab dalam
menaklukkan segala sesuatu kepadaNya, tidak ada suatupun yang Ia kecualikan,
yang tidak takluk kepadaNya. Tetapi sekarang ini belum kita lihat, bahwa segala
sesuatu telah ditaklukkan kepadaNya. (9) Tetapi Dia, yang untuk waktu yang
singkat dibuat sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat, yaitu Yesus,
kita lihat, yang oleh karena penderitaan maut, dimahkotai dengan kemuliaan dan
hormat, supaya oleh kasih karunia Allah Ia mengalami maut bagi semua manusia”.
Konteks (ay 8b-9) jelas menunjukkan bahwa kata ‘Nya’ yang saya garis bawahi itu menunjuk kepada Yesus. Jadi, kalau dalam ay 5nya dikatakan bahwa Allah tidak menaklukkan dunia yang akan datang kepada malaikat-malaikat, maka dalam ay 8a-nya dikatakan bahwa segala sesuatu ditaklukkan di bawah kaki Yesus. Ini jelas menunjukkan Yesus bukanlah malaikat, tetapi lebih tinggi dari malaikat-malaikat.
4.1Pet 3:21b-22 - “(21b)
... Yesus Kristus, (22) yang duduk di sebelah kanan Allah, setelah Ia
naik ke sorga sesudah segala malaikat, kuasa dan kekuatan ditaklukkan
kepadaNya”.
Kalau Yesus adalah malaikat, bagaimana ayat ini bisa mengatakan bahwa malaikat-malaikat ditaklukkan kepada Yesus?
Semua ayat-ayat di
atas ini menunjukkan secara jelas bahwa Yesus bukan malaikat, dan bahwa Yesus
lebih tinggi dari malaikat, bahkan jauh lebih tinggi dari malaikat / penghulu
malaikat.
k)1Pet 1:12b - “... yang oleh Roh Kudus, yang diutus dari sorga, menyampaikan berita
Injil kepada kamu, yaitu hal-hal yang ingin diketahui oleh
malaikat-malaikat”.
Perhatikan bahwa ayat ini mengatakan bahwa malaikat-malaikat ingin mengetahui berita Injil! Kita semua tahu bahwa inti dari Injil adalah Yesus Kristus! Kalau Yesus adalah malaikat Mikhael, itu berarti Ia sendiri tidak tahu, dan ingin tahu, apa berita Injil itu! Itu berarti bahwa Yesus tidak tahu tentang diriNya sendiri!
l)Dalam Ibr 2:14-17 dikatakan: “(14) Karena anak-anak itu adalah anak-anak
dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat
bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematianNya Ia memusnahkan dia, yaitu
Iblis, yang berkuasa atas maut; (15) dan supaya dengan jalan demikian Ia
membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena
takutnya kepada maut. (16) Sebab sesungguhnya, bukan malaikat-malaikat yang
Ia kasihani, tetapi keturunan Abraham yang Ia kasihani. (17) Itulah
sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudaraNya,
supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada
Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa”.
Kata-kata yang saya garis bawahi itu tidak memungkinkan bahwa Yesus adalah malaikat. Karena apa? Karena arti dari teks ini adalah sebagai berikut: seandainya Yesus mau menebus dosa malaikat-malaikat, maka Ia harus menjadi malaikat. Tetapi karena Yesus mau menebus dosa manusia, maka Ia harus menjadi manusia, yang sama seperti kita (kecuali dalam hal dosa).
m)Dalam Dan 10:13b dikatakan bahwa ‘Mikhael, salah seorang dari
pemimpin-pemimpin terkemuka, ...’.
Mikhael cuma
dikatakan sebagai ‘salah
seorang dari pemimpin-pemimpin terkemuka’, dan karena itu,
kalau ia adalah Yesus, itu berarti bahwa ada banyak pemimpin-pemimpin malaikat
yang lain, yang sederajat dengan Yesus! Ini bertentangan dengan ajaran Saksi
Yehuwa sendiri yang mengatakan bahwa Yesus adalah:
- “nomor dua dalam hal waktu, kuasa, dan pengetahuan” - ‘Haruskah anda percaya kepada Tritunggal?’, hal 14.
- “pribadi terbesar kedua di alam semesta ini, di samping Allah sendiri” - ‘Bertukar Pikiran Mengenai Ayat-Ayat Alkitab’, hal 124.
n)Kalau Yesus adalah malaikat Mikhael, maka Ia
mempunyai kekuatan yang setara, atau setidaknya tidak berbeda jauh dengan
setan, karena setan juga eks malaikat!
Bahwa
malaikat-malaikat memang mempunyai kekuatan yang seimbang dengan setan,
terlihat dari:
- Dan 10:12-14 - “(12) Lalu katanya kepadaku: ‘Janganlah takut, Daniel, sebab telah didengarkan perkataanmu sejak hari pertama engkau berniat untuk mendapat pengertian dan untuk merendahkan dirimu di hadapan Allahmu, dan aku datang oleh karena perkataanmu itu. (13) Pemimpin kerajaan orang Persia berdiri dua puluh satu hari lamanya menentang aku; tetapi kemudian Mikhael, salah seorang dari pemimpin-pemimpin terkemuka, datang menolong aku, dan aku meninggalkan dia di sana berhadapan dengan raja-raja orang Persia. (14) Lalu aku datang untuk membuat engkau mengerti apa yang akan terjadi pada bangsamu pada hari-hari yang terakhir; sebab penglihatan ini juga mengenai hari-hari itu.’”.
Beberapa penafsir
menganggap bahwa yang disebut sebagai ‘pemimpin kerajaan orang Persia’ atau ‘raja-raja orang Persia’ adalah
setan, dan saya setuju dengan penafsiran ini. Ini menunjukkan bahwa setan
mempunyai kekuatan yang seimbang dengan malaikat, karena pada saat malaikat
yang akan menjawab doa Daniel itu dihadang oleh setan, ia tidak bisa
melaksanakan tugasnya. Baru setelah Mikhael datang, Mikhael menghadapi ‘pemimpin kerajaan orang Persia’ itu,
dan barulah malaikat tadi bisa melanjutkan misinya untuk menjawab doa Daniel.
Bahkan Mikhael juga tak terlihat jauh lebih kuat dari pada setan tersebut,
karena kalau memang demikian, pasti setan itu kabur secepatnya.
- Yudas 9 - “Tetapi penghulu malaikat, Mikhael, ketika dalam suatu perselisihan bertengkar dengan Iblis mengenai mayat Musa, tidak berani menghakimi Iblis itu dengan kata-kata hujatan, tetapi berkata: ‘Kiranya Tuhan menghardik engkau!’”.
NIV/NASB: ‘The Lord rebuke you’ (= Tuhan memarahi /
menegur engkau).
Ayat ini juga
tidak menunjukkan bahwa malaikat Mikhael jauh lebih hebat / kuat dari pada
setan, karena setan berani bertengkar dengannya. Dan Mikhael hanya berani
berkata (bukan mengusir / menengking): ‘Tuhan menegur engkau!’. Mengapa bukan ia sendiri yang menghardik?
Mengapa ia menggunakan nama Tuhan? Yesus tidak pernah melakukan ‘hal selemah ini’!
- Wah 12:7-9 - “(7) Maka timbullah peperangan di sorga. Mikhael dan malaikat-malaikatnya berperang melawan naga itu, dan naga itu dibantu oleh malaikat-malaikatnya, (8) tetapi mereka tidak dapat bertahan; mereka tidak mendapat tempat lagi di sorga. (9) Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya”.
Memang di sini
dikatakan bahwa Mikhael dan malaikat-malaikatnya mengalahkan setan-setan,
tetapi perhatikan kata ‘berperang’ yang
saya garis bawahi itu. Seandainya kekuatan kedua pihak memang berbeda jauh,
maka tidak akan ada peperangan! Kalau Mike Tyson bertanding dengan seorang anak
berusia 3 tahun, maka yang ada bukanlah suatu pertandingan tinju / perkelahian.
Yang ada adalah ‘no contest’ (=
tidak ada pertandingan)! Karena alasan yang sama saya tidak bisa percaya pada
ajaran yang berkata bahwa dalam Kej 1:1 Allah sebetulnya sudah mencipta
semua dengan baik, tetapi lalu antara Kej 1:1 dan Kej 1:2 terjadi
pemberontakan dari setan, yang akhirnya menghancurkan seluruh ciptaan Allah
tersebut, dan lalu dalam Kej 1:3-dst, Allah melakukan penciptaan ulang.
Saya menolak teori ini, karena kalau Allah berperang melawan setan, yang ada
adalah ‘no contest’,
sehingga tidak akan menghancurkan alam semesta!
Alangkah berbedanya sikap setan, pada saat
berhadapan dengan Yesus! Perhatikan ayat-ayat di bawah ini:
- Mark 5:6-13 - “(6) Ketika ia melihat Yesus dari jauh, berlarilah ia mendapatkanNya lalu menyembahNya, (7) dan dengan keras ia berteriak: ‘Apa urusanMu dengan aku, hai Yesus, Anak Allah Yang Mahatinggi? Demi Allah, jangan siksa aku!’ (8) Karena sebelumnya Yesus mengatakan kepadanya: ‘Hai engkau roh jahat! Keluar dari orang ini!’ (9) Kemudian Ia bertanya kepada orang itu: ‘Siapa namamu?’ Jawabnya: ‘Namaku Legion, karena kami banyak.’ (10) Ia memohon dengan sangat supaya Yesus jangan mengusir roh-roh itu keluar dari daerah itu. (11) Adalah di sana di lereng bukit sejumlah besar babi sedang mencari makan, (12) lalu roh-roh itu meminta kepadaNya, katanya: ‘Suruhlah kami pindah ke dalam babi-babi itu, biarkanlah kami memasukinya!’ (13) Yesus mengabulkan permintaan mereka. Lalu keluarlah roh-roh jahat itu dan memasuki babi-babi itu. Kawanan babi yang kira-kira dua ribu jumlahnya itu terjun dari tepi jurang ke dalam danau dan mati lemas di dalamnya”.
Perhatikan bahwa
sekalipun setan-setan itu jumlahnya sangat banyak (1 Legion = 6.000 orang),
tetapi mereka sangat ketakutan pada saat berhadapan dengan Yesus! Mereka
memohon dengan sangat, dan mereka terpaksa menuruti kata-kata Yesus. Yesus
tidak membutuhkan waktu lama untuk menghadapi mereka!
- Mark 1:23-27 - “(23) Pada waktu itu di dalam rumah ibadat itu ada seorang yang kerasukan roh jahat. Orang itu berteriak: (24) ‘Apa urusanMu dengan kami, hai Yesus orang Nazaret? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah.’ (25) Tetapi Yesus menghardiknya, kataNya: ‘Diam, keluarlah dari padanya!’ (26) Roh jahat itu menggoncang-goncang orang itu, dan sambil menjerit dengan suara nyaring ia keluar dari padanya. (27) Mereka semua takjub, sehingga mereka memperbincangkannya, katanya: ‘Apa ini? Suatu ajaran baru. Ia berkata-kata dengan kuasa. Roh-roh jahatpun diperintahNya dan mereka taat kepadaNya.’”.
Perhatikan
pertanyaan dari setan-setan itu. ‘Engkau
datang hendak membinasakan kami?’. Mereka tahu mereka bukan tandingan Yesus.
- Mark 1:32-34 - “(32) Menjelang malam, sesudah matahari terbenam, dibawalah kepada Yesus semua orang yang menderita sakit dan yang kerasukan setan. (33) Maka berkerumunlah seluruh penduduk kota itu di depan pintu. (34) Ia menyembuhkan banyak orang yang menderita bermacam-macam penyakit dan mengusir banyak setan; Ia tidak memperbolehkan setan-setan itu berbicara, sebab mereka mengenal Dia”.
Setan bukan hanya
tidak bisa melawan, bahkan berbicarapun ia tidak bisa, pada waktu Yesus
melarangnya!
- Mat 8:16 - “Menjelang malam dibawalah kepada Yesus banyak orang yang kerasukan setan dan dengan sepatah kata Yesus mengusir roh-roh itu dan menyembuhkan orang-orang yang menderita sakit”.
Apakah Yesus
bersusah payah dalam mengusir setan? Tidak, Ia hanya menggunakan sepatah kata!
Mikhael tidak akan bisa melakukan hal itu!.
- Mark 3:11-12 - “(11) Bilamana roh-roh jahat melihat Dia, mereka jatuh tersungkur di hadapanNya dan berteriak: ‘Engkaulah Anak Allah.’ (12) Tetapi Ia dengan keras melarang mereka memberitahukan siapa Dia”.
Semua
ketakutan dan ketundukan setan terhadap Yesus ini sama dengan sikap mereka
kepada Allah sebagaimana yang digambarkan dalam Yak 2:19 - “Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah
saja? Itu baik! Tetapi setan-setanpun juga percaya akan hal itu dan mereka
gemetar”.
Bukan
merupakan sesuatu yang aneh kalau setan mempunyai sikap yang sama terhadap
Yesus dan terhadap Allah, karena Yesus memang adalah Allah sendiri!
Memang ada ayat
yang seolah-olah menunjukkan bahwa Yesus mempunyai kekuatan yang tidak berbeda
jauh dengan setan, yaitu Kej 3:15 - “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara
keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan
engkau akan meremukkan tumitnya.’”.
Keturunan
perempuan itu jelas adalah Yesus. Jadi dalam pertempuran Yesus melawan setan,
Yesus remuk tumitNya, tetapi setan remuk kepalanya. Yesus memang menang, tetapi
kekuatan mereka tidak terlalu berbeda jauh, dan ini terbukti dari fakta bahwa
Yesus harus remuk tumitNya. Benarkah demikian? Sama sekali tidak! Remuknya
tumit Yesus terjadi pada saat Yesus menderita dan mati di kayu salib, sedangkan
remuknya kepala setan terjadi pada saat Yesus bangkit dari antara orang mati.
Jadi Yesus remuk tumitNya, bukan karena setan memang cukup kuat untuk melakukan
hal itu. Tetapi karena Yesus memang harus menderita dan mati untuk menebus
dosa-dosa kita!
o)Penggunaan nama Yesus, bukan nama Mikhael.
1.Setan-setan
bukan hanya takut kepada Yesus; mereka bahkan juga takut dan terpaksa
tunduk kepada murid-murid Yesus, yang menggunakan NAMA Yesus!
Luk 10:17 - “Kemudian ketujuh puluh murid itu kembali dengan gembira dan berkata: ‘Tuhan, juga setan-setan takluk kepada kami demi namaMu.’”.
Murid-murid itu bisa mengusir setan, hanya dengan menggunakan nama
Yesus! Aneh, mengapa tidak pernah ada nabi atau rasul, atau orang kristen
manapun yang mengusir setan dengan nama Mikhael? Bukankah itu seharusnya
ada, kalau Yesus memang adalah malaikat Mikhael?
Kalau saudara
berdebat dengan Saksi-Saksi Yehuwa, tanyakan pertanyaan ini: Apakah kamu pernah
berdoa menengking setan? Dengan menggunakan nama siapa kamu mengusir setan?
Apakah menggunakan nama Yesus atau Mikhael?
2.Juga
dalam doa, mengapa Saksi-Saksi Yehuwa menggunakan kata-kata ‘dalam nama Yesus’, dan bukannya ‘dalam nama Mikhael’?
p)Kalau Yesus adalah seorang malaikat, yang lalu
menjadi manusia, maka pada waktu Allah menimpakan hukuman umat manusia
kepadaNya, Allah bertindak tidak adil. Kita yang berdosa, Yesus yang dihukum.
Itu jelas tidak adil.
Berbeda dengan
dalam kekristenan, dimana Yesus adalah Allah sendiri yang lalu menjadi manusia
(tetapi tetap tidak kehilangan keilahianNya). Pada waktu hukuman kita
dijatuhkan kepada Yesus, Allah yang menjatuhkan hukuman itu, dan Allah sendiri
yang menerima hukuman itu, sehingga tidak ada yang bisa menuduh Dia sebagai
tidak adil!
Catatan: saya menganggap bahwa ajaran Saksi-Saksi
Yehuwa yang menyamakan Yesus dengan malaikat Mikhael ini merupakan salah satu
titik lemah mereka. Karena itu kalau saudara berdiskusi / berdebat dengan
Saksi-Saksi Yehuwa tentang diri Yesus, maka sebaiknya saudara mengarahkan
pembicaraan ke bagian ini!
***
No comments:
Post a Comment