F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

Showing posts with label Deception. Show all posts
Showing posts with label Deception. Show all posts

0 Peringatan Menghadapi Para Penyesat


Waspadalah Terhadap Mereka
Oleh: Blogger Martin Simamora


A.Peringatan Penting Dalam Penggembalaan Jemaat
Ada pandangan yang sedang digadang-gadang oleh hamba tuhan tenar bahwa doktrin bukan hal penting atau pokok karena lebih sering menimbulkan masalah atau perpecahan daripada persatuan. Apakah benar doktrin atau pengajaran bukan hal penting daripada persatuan atau kasih itu sendiri. Ada yang dilupakan atau sedang mengangkat diri mengatasi kitab suci sehingga sama sekali tak lagi peduli bahwa dalam kitab sucinya ada tertulis demikian:

Roma 16:17 Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, supaya kamu waspada terhadap mereka, yang bertentangan dengan pengajaran yang telah kamu terima, menimbulkan perpecahan dan godaan. Sebab itu hindarilah mereka!

Doktrin atau pengajaran adalah penting dan teramat penting pada tingkatan yang tak mudah namun mutlak harus dilakukan dan ditaati: supaya waspada  terhadap mereka yang bertentangan dengan pengajaran yang telah kamu terima. Perhatikan, telah diinstruksikan jika jemaat Tuhan berjumpa dengan kelompok atau seseorang dengan pengajaran yang berbeda dengan apa yang menjadi pengakuan iman bersama umat Tuhan, maka hindarilah mereka. Jika instruksinya hindarilah mereka maka pada prakteknya di level jemaat jika anda percaya pada instruksi dalam kitab suci ini maka: keluarlah atau tinggalkanlah agar jangan lagi hidup dalam pengajaran yang bertentangan dengan kitab suci. Jelas sekali bahwa disini  kesatuan dan kasih tak boleh membutakan keobyektifan dan kebenaran firman Tuhan.

1 Kata-Kata Indah yang Memperdaya



Ketika Penyesatan Bekerja Dalam Kamuflase Tersenyap & Hampir Tak Mungkin Untuk Ditolak Sebab Tak Ada yang Mampu Melihat Itu Terang Palsu
Oleh: Blogger Martin Simamora
 
Ilustrasi: "we think therefore we are"-credit: humanities blog
A.Terlalu Indah Untuk Dikatakan Sebagai Penyesatan
Pernahkah anda bertanya-tanya mengapa penyesatan bisa bertumbuh begitu hebat? Apakah begitu gampangnya orang diperdaya bahkan untuk mereka yang terlihat memiliki pengetahuan dan pengenalan yang mendalam akan Kristus? Kalau kita memperhatikan sejumlah surat atau epistel yang dituliskan oleh rasul Paulus, ia memberikan indikator yang seharusnya menjadi perhatian oleh setiap jemaat Kristus bahwa faktanya penyesatan tampil dengan pesona-pesona yang sanggup memikat hati dan pikiran secara sangat mendalam pada jiwa dan utamanya aspek spiritual seorang manusia yang kala memandang kehadirannya sangat putih sebagai sebuah selubung yang akan menggeser sentralitas iman orang percaya  sehingga jiwa menjauh dan meninggalkan Kristus sebagaimana begitu kontras diperlihatkan rasul Paulus:

Kolose 2:2-4  supaya hati mereka terhibur dan mereka bersatu dalam kasih, sehingga mereka memperoleh segala kekayaan dan keyakinan pengertian, dan mengenal rahasia Allah, yaitu Kristus, sebab di dalam Dialah tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan. Hal ini kukatakan, supaya jangan ada yang memperdayakan kamu dengan kata-kata yang indah.

Kata-kata indah di sini bukan maksudnya berupa  bahasa dalam langgam-langgam puitis atau belaka retorika. Sebaliknya didalamnya terkandung kata-kata yang sanggup memberikan makanan pada pikiran sehingga jiwa pendengarnya tersemai oleh benih-benih (gagasan/pemikiran/konsepsi) asing terhadap apa yang dikatakan Paulus sebagai segala harta hikmat dan pengetahuan yang terkandung didalam Kristus. Secara lugas saya ingin mengatakan bahwa panggung kognitif yang dibangunkan via instrument “kata-kata indah” tersebut akan secara sistematik memperdaya jiwa-jiwa untuk menjauh dari sentralitas absolut yaitu Kristus. Sehingga memperdayakan dengan kata-kata indah memang dibangun melalui ragam pengajaran yang secara desain nyaris tak ada bedanya dengan kebenaran berdasarkan Kristus. Ada panggung-panggung pikiran yang ditegakan secara apik dan teratur sehingga untuk memandangnya sebagai jahat menjadi sukar kala dilatih untuk menggunakan serangkaian alternatif yaitu serangkaian perspektif. Jika perspektif-perspektif berhasil ditegakan sebagai alternatif yang juga mengadopsi sejumlah kemuliaan dan atau kebenaran yang mirip atau sejenis dengan apa yang dapat ditarik keluar dari kebenaran dalam Kristus, maka kebenaran dalam Kristus menjadi bersifat alternatif juga sebab telah menjadi salah satu perspektif (sehingga menjadi sebuah kebenaran yang dirancang didalam konsepsi berpikir). Pada tatar ini, siapapun tidak akan melihat ini sebagai sebuah kriminal yang bagaimanapun.

1 Pendeta Kemarin Sore Adalah Karbitan?



Orang Muda Perlu Bangkit Melawan Ragam Penyesatan Sementara Ia Masih Muda Dan Memerlukan Bimbingan
Oleh: Blogger Martin Simamora

A. Introduksi
Dalam sebuah program tayang langsung atau live di media sosial  yang dipandu oleh pendeta Gilbert L dengan bintang tamunya pendeta Erastus Sabdono, dalam video yang dapat dinikmati di facebook termasuk versi yang sudah dilengkapi dengan tanggapan langsung, seperti oleh pendeta Esra Soru,dikatakan oleh pendeta Gilbert sebagai prolognya dalam tayangan youtube tersebut... yang saya rangkumkan dalam sejumlah poin berikut ini:
            -pendeta baru tahun lalu
            -pendeta karbitan
            -baru tahun lalu/kemarin sore
            -aktif di youtube
Lalu segera ia memperkenalkan pendeta Erastus sebagai sosok yang istimewa dalam relasi yang sangat personal dan empatik:
            -kakak kelas
            -mentor
            -dosen pembimbing di seminari dimana pendeta Gilbert juga belajar
Secara lugas dan gamblang, tujuan pendeta Gilbert hendak mengatakan bahwa pendeta Erastus bukanlah seorang pendeta baru atau baru menyeruak ke permukaan tahun lalu dan apalagi karbitan. Introduksi ini walau  semula terlihat hendak melakukan komparasi atau tinjauan, dan saya berharap akan muncul semacam tanggapan atau jawaban terhadap pihak yang dianggap sebagai pendeta karbitan, atau kemarin sore, ternyata tidak karena kemudian pendeta Gilbert segera memoderasi perbincangan ini sebatas apa yang dianggapnya “sama” atau memiliki “kesamaan saja”. Dengan kata lain, terhadap mereka yang ditudingnya sebagai pendeta baru tahun lalu atau pendeta karbitan dengan pemikiran teologisnya yang kemudian secara tak langsung diklasifikasikan sebagai “karbitan”, menjadi tak muncul atau dikandaskan begitu saja dengan menegakan terlebih dahulu bahwa semua pendeta karbitan yang muncul di medsos tak layak untuk masuk dipanggung acara tersebut.Ini sangat disayangkan sebab menjadi tak “both side coverage” sementara terlanjur mengemukakan “perbedaan” dan “kesamaan”. Artikel ini tidak akan menyentuh apa yang dibicarakan setelah ini. Sebab menarik untuk memperkirakan siapakan mereka yang dikategorikan oleh pendeta Gilbert Lumoindong sebagai pendeta karbitan yang secara langsung dikomparasikannya dengan pendeta Erastus Sabdono yang memang seorang pendeta senior yang sangat dihormati oleh pendeta Gilbert.

Tetapi berbicara pelayan-pelayan firman yang lebih muda atau baru muncul dan berhubungan dengan menghadapi perbedaan teologi yang masuk ke wilayah begitu berbeda dengan injil Kristus sebagaimana diajarkan para rasul, kita perlu merujuk rasul Paulus,sebagai referensi bagaimana seharusnya bersikap, pernah menuliskan dalam sebuah surat kepada Timotius, begini:

1 Timotius 4:6-Dengan selalu mengingatkan hal-hal itu kepada saudara-saudara kita, engkau akan menjadi seorang pelayan Kristus Yesus yang baik, terdidik dalam soal-soal pokok iman kita dan dalam ajaran sehat yang telah kauikuti selama ini.

1 Timotius 4:10  Itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang, karena kita menaruh pengharapan kita kepada Allah yang hidup, Juruselamat semua manusia, terutama mereka yang percaya.

1 Timotius 4:11-12Beritakanlah dan ajarkanlah semuanya itu. Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.

1 Timotius 4:16 Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau.

0 Pelajaran Hidup Yang Sukar (2)



Integritas Vs Jiwa Terpecah:
Andaikata Pendetamu
Keturunan Ular?
Hal itu tidak usah mengherankan, sebab Iblispun menyamar sebagai malaikat Terang- 2Korintus 11:15

Oleh: Martin Simamora


Lebih Besar Dari Sekedar Keselarasan
Integritas, mengacu pada KKBI, adalah mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan; kejujuran. Dengan kata lain integritas adalah keseluruhan karakter seorang pribadi, bukan parsialnya sehingga tidak ada fraksi-fraksinya atau pecahan-pecahannya. Ketika  Yesus Kristus  mengangkat isu integritas, ia tidak secara khusus menyebutkan kata tersebut namun langsung pada jantungnya atau natur alami yang seharusnya dimiliki oleh seorang manusia. Perhatikan ini:

Matius 23:2-3 Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya.

Pada teks di atas, kita menemukan sebuah fraksi atau pecahan pada karakter para ahli Taurat dan orang-orang farisi yaitu fraksi atau pecahan karakter yang terpecah antara apa yang mereka ajarkan atau perkatakan versus apa yang mereka perbuatan. Satu sisi mereka mengajarkan jangan begitu, jangan begini dan harus begitu sebagaimana juga harus begitu tetapi perbuatan pada diri mereka sendiri menunjukan sebuah keterpecahan karakter yang dijumpai pada perkataan dan perbuatan mereka, yang  oleh Yesus dikatakan: turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya.

Secara cepat kita dapat mengatakan bahwa Yesus menghendaki sebuah kesatuan karakter dalam sebuah totalitas jiwa seorang manusia: apa yang terdapat dalam diri seseorang akan Nampak pada luar diri seseorang, itulah integritas. Jika sebaliknya, maka integritas seseorang dalam bahaya yang sangat serius dan menghancurkan dirinya sendiri sehingga sangat mungkin perkataan-perkataannya sangat bernilai untuk dituruti, tetapi tidak pada perbuatannya: turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya. Ini bukan sebuah situasi yang baik pada sisi apapun juga sebab tanpa teladan, kebenaran yang diajarkan tidak dapat memberikan perubahan karakter yang sesungguhnya. Tak heran salah satu kecaman  terhadap para pemimpin agama ini sangat mencengangkan:

0 Sihir Moderen (1)


Itu Mungkin Tidak Seperti yang Anda Sangkakan

Oleh: Pendeta Prof. Emeritus Richard G. Howe Ph.D


ulster.ac.uk:

SINOPSIS
Terminologi witchcraft atau sihir memunculkan bermacam-macam citra pada berbagai orang. Banyak orang dari dunia Barat akan dikagetkan mengetahui bahwa semakin dan semakin mereka lebih kontemporer, mereka sedang menganut sihir sebagai sebuah ekspresi yang tersedia bagi spiritualitas diri mereka sendiri. Namun demikian, pada sisi marginal atau terjauhnya sihir adalah seperti telah diketahui pada dunia masa lampau, adalah jelas bahwa sihir sedang menjadi lebih mainstream atau lebih diterima sebagai normal secara progresif di seluruh dunia.

Para penyihir adalah orang yang menghormati Tuhan atau dewa-dewa. Mereka mengupayakan sebuah hubungan yang lebih bersahabat dengan lingkungan alami mereka, mengejar seoptimal mungkin untuk mengenali kesakralan semua alam. Penyihir, lebih lanjut, berupaya mendayagunakan kekuatan-kekuatan kosmik dan psikik untuk melakukan perintahnya. Pada akhirnya, praktik sihir melibatkan pengetahuan dan keahlian dalam melaksanakan keyakinan-keyakinan yang dimilikinya melalui ritual-ritual yang dipercayai untuk mengikat sehingga dalam kendalinya dan memfokuskan energi-energi tersebut. Memandang mereka dalam sebuah kontras tajam dengan agama-agama okultik lainnya seperti Satanisme, para penyihir berupaya untuk mengelola kekuatan-kekuatan tersebut dengan tujuan untuk meningkatkan pengalaman hidup mereka dan untuk mempromosikan kesembuhan dan komunitas.

Apakah ritual-ritual ini bekerja? Apakah ini bahkan pertanyaan penting untuk ditanyakan? Apakah yang mungkin  salah dengan semacam agama ini yang menampilkan kebaikan-kebaikan dalam perbuatan-perbuatannya? Sihir memiliki sesuatu untuk dikatakan mengenai siapakah kita sebagai manusia-manusia, mengenai apakah hubungan kita dengan sesama kita manusia dan dengan alam semesta seharusnya, dan tentang bagaimana kita seharusnya berelasi dengan Yang Ilahi. Beberapa orang Kristen mungkin dikejutkan mendapati perbandingan-perbandingan dan kontras-kontras yang dapat ditarik dari sihir dalam Kekristenan mereka sendiri.

0 Tantangan Gereja Dalam Menghadapi Ajaran-Ajaran Menyimpang (4)


Oleh Martin Simamora

Yesus Kristus: “Hati-hatilah kamu! Aku sudah terlebih dahulu mengatakan semuanya ini kepada kamu."


Tidak Ada yang Kebal, Semua Harus Berhati-Hati
Penyimpangan hingga terjadi apa yang disebut sebagai penyesatan harus dipandang sebagai keadaan yang tak terelakan dan merupakan kekinian di setiap waktu. Kepada setiap murid-murid-Nya, Yesus Sang Kristus telah memberikan peringatan yang menunjukan keadaan penyesatan tidak terjadi untuk sesaat pada sebuah kala tertentu tetapi sebuah problem yang akan tumbuh silih berganti di sepanjang waktu, dan karena itu perintah-Nya kepada kita semua adalah: HATI-HATI.

Ini adalah perintah yang disertai “early warning” atau “peringatan dini” lengkap dengan indikator-indikatornya dan setiap murid diminta untuk memperhatikannya di setiap waktu dengan sikap penuh perhatian dan ketaatan terhadap instruksi ini:

Markus 13:22-23 Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda dan mujizat-mujizat dengan maksud, sekiranya mungkin, menyesatkan orang-orang pilihan. Hati-hatilah kamu! Aku sudah terlebih dahulu mengatakan semuanya ini kepada kamu."

Penyesatan dengan penyesatannya jangan pernah dipandang sebagai hal ringan seolah hanya akan mampu memperdaya orang-orang Kristen yang lemah sebab tak memiliki kehidupan berjemaat yang sehat untuk mampu memiliki pertumbuhan dan pengenalan dengan Kristus pada keseharian hidupnya dalam sebuah pernaungan jemaat lokal.

Peringatan Sang Kristus bahkan secara definitif memperlihatkan pada kita bahwa kuasa penyesat dan penyesatan melalui ajaran dan praktik-praktik hidup dan spiritualnya mampu bahkan memperdaya –jika mampu- orang-orang pilihan. “Sekiranya mungkin” adalah sebuah keadaan yang begitu genting namun tak satupun juga yang menyadari bahayanya sekalipun sudah dinasehati, sudah ditunjukan penyimpangannya melalui firman, kecuali intervensi Allah untuk menjaga keamanan orang-orang pilihan. Bagaimanapun  jemaat  tak akan lebih kuat daripada penyesat dan penyesatan jika bukan Allah yang menolong mereka.

Bisakah anda membayangkan pesona apakah yang dimiliki para penyesat sehingga bahkan orang-orang pilihan dalam derajat tertentu tak kebal juga dari pengaruh penyesat dengan penyesatannya.

0 Tantangan Gereja Dalam Menghadapi Ajaran-Ajaran Menyimpang (3)


Oleh Martin Simamora
Yesus Kristus:”lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut”


Penyesat Dan penyesatan Dalam Pandangan Yesus
Apakah Yesus Kristus pernah mengajarkan secara khusus mengenai bahaya atau resiko yang dipaparkan oleh penyesat beserta penyesatan ajaran dan kebenaran-Nya, sebagai satu pokok yang mutlak diperhatikan oleh para murid-murid-Nya? Jawaban untuk ini adalah ya. Tetapi jawaban ya ini, bukan sekedar sebuah jawaban normatif dan datar, karena jawaban Yesus sangat tegas dan tanpa ruang kompromi. Tidak akan anda dapatkan satu bentuk kebersahajaan pada diri Yesus ketika menjumpai penyimpangan. Mari kita melihat terlebih dahulu melihat reaksi Yesus terhadap penyimpangan baik dalam praktik kehidupan ibadah dan beriman serta ajaran-ajaran:

Yohanes 2:13-18Ketika hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat, Yesus berangkat ke Yerusalem. Dalam Bait Suci didapati-Nya pedagang-pedagang lembu, kambing domba dan merpati, dan penukar-penukar uang duduk di situ. Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; uang penukar-penukar dihamburkan-Nya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya. Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata: "Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan." Maka teringatlah murid-murid-Nya, bahwa ada tertulis: "Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku." Orang-orang Yahudi menantang Yesus, katanya: "Tanda apakah dapat Engkau tunjukkan kepada kami, bahwa Engkau berhak bertindak demikian?"

Teks diatas menunjukan reaksi Yesus terhadap salah satu bentuk penyimpangan yang kali ini tidak berkaitan secara langsung dengan doktrin atau ajaran, tetapi praktik-praktik kehidupan beribadah (rohani) yang dihidupi oleh para pemimpin dan jemaat Tuhan.  Sangat tegas dan tanpa ruang kompromi, bahkan ini adalah catatan tersendiri yang menunjukan betapa kerasnya Yesus menyikapi penyimpangan: Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua. Tentunya ini menimbulkan penentangan keras dengan mempertanyakan dasar penghakiman Yesus atas mereka:tunjukan kepada kami, bahwa Engkau berhak bertindak demikian? Jawaban Yesus akan menunjukan lebih dari sekedar bahwa Ia berkuasa dan berotoritas untuk melakukannya tetapi menunjukan bahwa satu-satunya dasar penghakiman adalah segala sesuatu yang dinyatakannya sebagai kebenaran yang akan menghakimi atau menyelamatkan umat manusia: Jawab Yesus kepada mereka: "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali." (Yohanes 2:19).

0 Tantangan Gereja Dalam Menghadapi Ajaran-Ajaran Menyimpang (2)


Oleh: Martin Simamora

Rasul Paulus: “Aku tahu, bahwa sesudah aku pergi, serigala-serigala yang ganas akan masuk ke tengah-tengah kamu dan tidak akan menyayangkan kawanan itu” (Kisah Para Rasul 20:28)
Embed from Getty Images

Serigala-Serigala Ganas Namun Tidak Mudah Dikenali
Penyesat dan penyesatan itu sendiri tidak pernah dianggap sebagai problem ringan dalam pandangan gereja mula-mula, aplagi  dipandang semacam demokrasi dalam pluralisme ajaran-ajaran dalam dunia Kristen. sejak era gereja purba. Para rasul pada pertumbuhan dan perkembangan Kristen perdana memiliki tanggungjawab penggembalaan yang tak main-main dalam menjaga kesehatan dan kemurnian iman jemaat Tuhan dengan bukan saja teladan hidup dan praktik iman yang benar dan kudus tetapi memberikan pondasi yang kudus yaitu ajaran-ajaran Kristen yang membawa mereka kepada pengenalan Kristus sebagai satu-satunya sumber keselamatan dari Allah bagi manusia. Mengajar mereka agar semakin bertumbuh dan dewasa. Pertumbuhan dan kedewasaan dalam iman di sini bukan saja soal karakter yang memuliakan Tuhan, namun juga mutlak bertumbuh dan makin dewasa dalam soal ajaran, perhatikan misal nasihat ini: Tentang hal itu banyak yang harus kami katakan, tetapi yang sukar untuk dijelaskan, karena kamu telah lamban dalam hal mendengarkan. Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras. Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil. Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat. (Ibrani 5:11-14).

Apakah pentingnya jemaat atau orang-orang Kristen memiliki ajaran-ajaran yang mendewasakan, sehingga mereka semakin kokoh dalam iman terkait ajaran? Karena salah satu problem yang paling menghancurkan kesehatan  dan kekudusan iman adalah ajaran-ajaran yang cemar. Ajaran-ajaran yang nampaknya spiritual, nampaknya kudus, nampaknya membawa ketaatan kepada perintah-perintah kudus, tetapi pada faktanya bukan ajaran yang diteruskan oleh para rasul Yesus Kristus. Seperti pada bagian sebelumnya, saya sudah tunjukan mengapa segala ajaran harus diujikan pada apa yang telah diajarkan dan diteruskan oleh para rasul dalam terang Roh Kudus.

0 Tantangan Gereja Dalam Menghadapi Ajaran-Ajaran Menyimpang


Oleh: Martin Simamora

Bukan Berkompromi Tetapi Nyatakanlah Kebenaran-Nya Walau Itu Memahitkan Bagi Mereka yang Menolak
 Embed from Getty Images
Tidak Ada Vaksinnya
Saya berpendapat bahwa problem-problem ajaran menyimpang tidak dapat diatasi dengan sebuah formula tertentu yang jika diaplikasikan oleh setiap orang Kristen maka niscaya dia akan kebal begitu saja. Sejarah sejak gereja purba telah menunjukan bahwa ajaran-ajaran sesat dan problemnya senantiasa menjadi perhatian yang serius untuk diatasi dan disolusikan dengan segala resikonya.Gereja purba memang memperlihatkan sikap yang tegas dan tak main-main ketika ajaran-ajaran sesat berupaya secara laten dan sistematis menyimpangkan dasar-dasar iman Kristen yang teguh, perhatikan kasus-kasus berikut ini:

Belajar Kebenaran pada Konsili Yerusalem

0 Penjelasan Yesus Mengenai Kebangkitan & Adakah Kehidupan Perkawinan Setelah Kebangkitan


Oleh: Martin Simamora


“Apabila Orang Bangkit Dari Antara Orang Mati, Orang Tidak Kawin Dan Tidak Dikawinkan Melainkan Hidup Seperti Malaikat Di Sorga”

Apakah Ada Kebangkitan?

Dilemma Saduki Soal Kebangkitan  : Ikatan Perkawinan & Keluarga Setelah Kebangkitan, Bagaimana?
Ketika  Yesus Kristus menjelaskan kebangkitan atau kehidupan setelah kematian, maka Ia secara tegas menautkannya dengan  siapakah Allah terhadap maut, apakah Ia berdaulat penuh ataukah tidak. Yesus menegaskan bahwa Allah berkuasa atas maut sehingga maut bahkan tak dapat menahan pemerintahan-Nya atas semua manusia di sepanjang masa. Dalam percakapannya dengan salah satu kelompok Yahudi, Saduki yang tak mempercayai atau menolak kebangkitan orang mati, Yesus menegaskan dengan sebuah ungkapan yang menunjukan bahwa maut tak berkuasa menahan Allah untuk membangkitkan siapapun yang ingin dibangkitkannya untuk menerima kehidupan kekal-Nya: Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup. Mari kita melihat dialog penting dan sangat rasional untuk diperhadapkan dengan Yesus yang dalam pengajarannya sendiri mengajarkan kebangkitan pada  dirinya sendiri dan kepada semua manusia  pada kedatangannya yang kedua kali:

Markus 12:18-22 Datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang berpendapat, bahwa tidak ada kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya: Guru, Musa menuliskan perintah ini untuk kita: Jika seorang, yang mempunyai saudara laki-laki, mati dengan meninggalkan seorang isteri tetapi tidak meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan isterinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya itu. Adalah tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin dengan seorang perempuan dan mati dengan tidak meninggalkan keturunan. Lalu yang kedua juga mengawini dia dan mati dengan tidak meninggalkan keturunan. Demikian juga dengan yang ketiga. Dan begitulah seterusnya, ketujuhnya tidak meninggalkan keturunan. Dan akhirnya, sesudah mereka semua, perempuan itupun mati.

Orang Saduki tidak saja bertanya, tetapi juga mengajukan dilemma kepada Yesus yang mengajarkan kebangkitan manusia ada dan pasti akan terjadi. Perhatikan bagaimana orang Saduki tersebut mengajukan dilemma kebangkitan orang mati:

Guru, Musa menuliskan perintah ini untuk kita: Jika seorang, yang mempunyai saudara laki-laki, mati dengan meninggalkan seorang isteri tetapi tidak meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan isterinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya itu. Adalah tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin dengan seorang perempuan dan mati dengan tidak meninggalkan keturunan. Lalu yang kedua juga mengawini dia dan mati dengan tidak meninggalkan keturunan. Demikian juga dengan yang ketiga. Dan begitulah seterusnya, ketujuhnya tidak meninggalkan keturunan. Dan akhirnya, sesudah mereka semua, perempuan itupun mati.

Dilemma: Tujuh suami tersebut  Pada hari kebangkitan, bilamana mereka bangkit, siapakah yang menjadi suami perempuan itu? Sebab ketujuhnya telah beristerikan dia." (Markus 12:23)

Apakah jawaban Yesus?

0 Penjelasan Yesus Mengenai Mengasihi Dirinya


Oleh: Martin Simamora

“Barangsiapa Mengasihi Anaknya Laki-Laki Atau Perempuan Lebih Dari Pada-Ku, Ia Tidak Layak Bagi-Ku.”
Mengasihi Yesus Akan Mengubah Tatanan Kasih Dalam Keluarga
Sebagaimana Alkitab berulang kali menyajikan, bahwa sentral pengajaran Kristus adalah dirinya sendiri bagi manusia, bukan manusia baginya. Namun Yesus dalam sejumlah pengajarannya, tak pernah sekalipun menyatakan dirinya “aku adalah Allah” secara vulgar,sebagaimana menjadi ekspektasi banyak orang untuk menjadi sumber bukti verbal dari mulut Yesus sendiri, sehingga berdasar bagi orang Kristen menyebutnya Tuhan. Akan tetapi, Alkitab mengandung banyak sekali pernyataan Yesus yang mendudukan dirinya adalah Tuhan bagi  manusia. Mengasihinya, dengan demikian, akan menjadi sebuah mengasihi yang bukan saja divinitas tetapi memisahkan mencintai-Nya sebagai tak tertandingkan kemuliannya dibandingkan mengasihi siapapun juga yang anda kasihi. Bukan itu saja, dalam mengasihi-Nya, manusia  harus belajar di seumur hidupnya untuk mampu mengasihi-Nya dengan segenap jiwa, segenap pikiran dan dengan segenap kekuatan. Perhatikan pernyataan Yesus berikut ini:

►Matius 10:37 Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku.

Ketika Yesus hadir dalam kehidupan keluarga-keluarga, maka Ia haruslah dalam relasi yang unik didalam keluarga tersebut. Ia harus menjadi yang terutama dalam setiap hati anggota keluarga. Ayat di atas tersebut, bukan soal rivalitas cinta atau kasih tetapi bagaimana seorang yang mengasihi Yesus akan masuk kedalam sebuah kehidupan yang memisahkannya dari nilai, norma dan budaya yang berlaku di dalam keluarga dan di dalam dunia ini. Mengapa demikian? Karena permulaan mengasihi Yesus akan menuntunmu dan keluargamu-jika semua menerima-Nya- untuk berjalan mengikut Yesus dalam mengasihinya yang memuliakannya dalam kehidupan. Itu sebabnya ia berkata: barangsiapa mengasihi bapa  atau ibunya lebih daripada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku. Sampai dua kali Ia menekankan hal ini, menunjukan betapa pentingnya memiliki relasi dengan diri-Nya dibandingkan dengan apapun dan siapapun juga. Ini sendiri akan menjadi dasar terpenting bagi kekuatan dan kesetiaan seorang Kristen untuk setia dan taat untuk hidup bagi Kristus dalam dunia yang penuh dengan tantangan. Saya akan menunjukannya bagi anda.

0 Galatia 3:15-29, Sebuah Dialog Tradisi, Taurat Vs Anugerah



Oleh: Dr. John Frame

Galatia 3:15-29, Sebuah Dialog Tradisi, Taurat Vs Anugerah


Galatia 3:15-17 Saudara-saudara, baiklah kupergunakan suatu contoh dari hidup sehari-hari. Suatu wasiat yang telah disahkan, sekalipun ia dari manusia, tidak dapat dibatalkan atau ditambahi oleh seorangpun. Adapun kepada Abraham diucapkan segala janji itu dan kepada keturunannya. Tidak dikatakan "kepada keturunan-keturunannya" seolah-olah dimaksud banyak orang, tetapi hanya satu orang: "dan kepada keturunanmu", yaitu Kristus. Maksudku ialah: Janji yang sebelumnya telah disahkan Allah, tidak dapat dibatalkan oleh hukum Taurat, yang baru terbit empat ratus tiga puluh tahun kemudian, sehingga janji itu hilang kekuatannya.

Ada banyak pengajaran baik dalam teks ini, tetapi memang sulit untuk mengkomunikasikannya kepada orang lain. Sebagaimana dilakukan para teolog, kami secara luar biasa tergoda untuk masuk ke dalam banyak bahasa teknis. Tetapi  biarkan saya  untuk  sedikit menjauh dari hal semacam itu  dengan menggunakan sarana sebuah  konstruksi imajinatif, jika anda bersedia untuk mengikuti saya.

Katakanlah bahwa anda seorang Yunani yang hidup di abad pertama (saya akan memanggilmu Jason), dan anda  mendengar seorang pengkhotbah bernama Paulus sedang membicarakan seorang lain bernama Yesus. Yesus ini, ujarnya, telah melakukan  mujizat-mujizat, telah mati sebagai seorang korban penebus dosa, dan telah bangkit kembali. Dan Paulus berkata bahwa jika kamu percaya pada Yesus, Tuhan akan mengampuni seluruh dosa-dosamu, setiap dari mereka. Sesuatu mencengkram  hatimu, dan anda berlari kepada Paulus:

0 Kasih Karunia Mendidik Kita Meninggalkan Kefasikan dan Keduniawian



Oleh: Martin Simamora


Kasih Karunia Mendidik Kita Meninggalkan Kefasikan dan Keduniawian



Paulus sangat dikenal sebagai rasul yang kental pengajaran kasih karunia, bahwa kita selamat oleh kasih karunia, bukan karena kemampuAn manusia untuk melakukan atau memenuhi tuntutan hukum taurat (Roma 3:24, Roma 3:26, Roma 3:28-30, Roma 4:3, Roma 4:5, Roma 4:11, Roma 4:16, Roma 5:1, Roma 5:9, Roma 9:33, Roma 10:4, Roma 10:9-10, Roma 11:6, Galatia 2:16, Galatia 2:21, Galatia 3:5-6, Galatia 3:8, Galatia 3:14, Galatia 3:22, Galatia 3:24, Efesus 1:13, Efesus 2:8, Filipi 3:9, 1 Timotius 1:16). Juga didalam kasih karunia itu, Paulus secara kental mengajarkan sebuah kehidupan keselamatan yang bertanggungjawab pada diri orang Kristen (Filipi 2:12-13, Galatia 6:1-8, 2 Korintus 5:6-10, 1 Korintus 13:11, 2 Tesalonika 3:11-18, Roma 12:9-21, Kolose 3:23-25, Roma 6:1-23, Efesus 5:8-11).


Saya berharap anda berkenan untuk membuka Alkitab dan membaca  teks-teks itu. Namun, kita dapat menyederhanakannya melalui pernyataan Paulus sendiri:
Titus 2:11-12 Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata. Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini.

Ini adalah poin tertinggi  yang dikerjakan oleh kasih karunia Allah dalam diri orang percaya namun terlihat  mulai atau telah diabaikan oleh sejumlah  gereja. Epsitel Paulus ketika berbicara kasih karunia  yang menyelamatkan semua manusia (semua disini adalah umat kepunyaan Allah yang telah dikuduskan-Nya Titus 2:14) . Seolah tak lagi penting untuk mendidik atau mengajarkan tentang kesoponan atau kesantunan dan kekudusan seorang perempuan dalam berbusana misalnya, sebab berdasarkan ayat-ayat kasih karunia dipelintirkan bahwa  mengejar  hal itu sama saja merendahkan kasih karunia, sebagaimana diindikasikan juga melalui pengajaran  pastor Joseph Prince.  

1 Awas Nabi-Nabi Palsu Di Gerejamu!



Oleh: Pdt. Budi Asali, M.Div
Awas Nabi-Nabi Palsu Di Gerejamu!



Mat 7:15-23 - “(15) ‘Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas. (16) Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri? (17) Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik. (18) Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik. (19) Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. (20) Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. (21) Bukan setiap orang yang berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak BapaKu yang di sorga. (22) Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi namaMu, dan mengusir setan demi namaMu, dan mengadakan banyak mujizat demi namaMu juga? (23) Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari padaKu, kamu sekalian pembuat kejahatan!’”.

1) Nabi-nabi palsu itu berbahaya!
Ay 15: “‘Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas”.
Bahwa mereka berbahaya bisa terlihat dari:

0 Ketika Yesus Diberitakan Oleh Penyesat



Oleh : Martin Simamora

Ketika Yesus Diberitakan Oleh Penyesat
 

2 Korintus 11:3-4 “(3) Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya.(4) Sebab kamu sabar saja, jika ada seorang datang memberitakan Yesus yang lain dari pada yang telah kami beritakan, atau memberikan kepada kamu roh yang lain dari pada yang telah kamu terima atau Injil yang lain dari pada yang telah kamu terima.”

Penyesatan pasti terjadi, demikianlah  Yesus menegaskannya (Lukas 17:1-2, Matius 18:6-7, Markus 9:42) dan jika Yesus memperingatkan dan sekaligus mengecamnya  lebih baik mati, maka memang  eksistensinya sangat berbahaya.

Sebahaya apakah? Paulus memberikan sebuah deskripsi yang tak main-main, mengapa  penyesat bekerja dalam sebuah level bahaya yang kebanyakan orang Kristen tidak menyadarinya :“disesatkan sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular.” Sebuah level kelicikan yang tidak boleh dipandang remeh. Jika anda berkenan, bacalah “Menguji Pengajaran Joseph Prince– Bagian 5,” sehingga anda dapat mendapatkan gambaran yang lebih baik mengapa  Yesus Kristus, dan juga Rasul Paulus memberikan sebuah peringatan yang luar biasa kerasnya dan mengapa penyesat dan penyesatan ini dapat memperdaya orang-orang Kristen. Sikap waspada yang sama juga patut ditujukan kepada Joel Osteen yang menyatakan “God ‘Absolutely’ Accepts Homosexuals,”sesuatu yang bertolak belakang dengan Alkitab, bacalah artikel ini  yang terkait dengan homoseksualitas untuk memahaminya.

Perhatikan, bahwa sikap sabar terhadap penyesat  dapat menjadi titik awal penyesatan yang mematikan.

0 Jangan Sia-Siakan Masa Mudamu : Apakah Hanya HIV Penyakit Seksual Yang Tidak Dapat Disembuhkan?



Oleh : Martin Simamora

Jangan Sia-Siakan Masa Mudamu : Apakah Hanya HIV Penyakit Seksual Yang Tidak Dapat Disembuhkan?

 
Credit : voxxi



Jangan Sia-Siakan Masa Mudamu


Pengkhotbah 11:7-10-12:1 “(7) Terang itu menyenangkan dan melihat matahari itu baik bagi mata;(8) oleh sebab itu jikalau orang panjang umurnya, biarlah ia bersukacita di dalamnya, tetapi hendaklah ia ingat akan hari-hari yang gelap, karena banyak jumlahnya. Segala sesuatu yang datang adalah kesia-siaan.(9)Bersukarialah, hai pemuda, dalam kemudaanmu, biarlah hatimu bersuka pada masa mudamu, dan turutilah keinginan hatimu dan pandangan matamu,tetapi ketahuilah bahwa karena segala hal ini Allah akan membawa engkau ke pengadilan! (10)Buanglah kesedihan dari hatimu dan jauhkanlah penderitaan dari tubuhmu, karena kemudaan dan fajar hidup adalah kesia-siaan.... (12:1) Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu, sebelum tiba hari-hari yang malang dan mendekat tahun-tahun yang kaukatakan: "Tak ada kesenangan bagiku di dalamnya!", “


Artikel ini saya tulis sebagai sebuah  peringatan dan perenungan bagi diri saya sendiri sebagai orang tua dan juga bagi para pembaca  baik kepada keluarga, anak-anak remaja baik putera dan puteri dan anak-anak muda agar tidak membiarkan dirinya larut dan terjebak dalam kemajuan zaman yang lebih mendewakan kebebasan individual untuk menikmati dan mengeksplorasi seksualitas dalam cara-cara yang tidak kudus dan di luar pernikahan yang kudus didalam Tuhan.


Pagi tadi, saya menerima sebuah telepon dengan kabar yang sangat menyedihkan baik baginya dan juga bagi saya sebagai seorang sahabat. Orang yang dikasihinya menderita penyakit akibat hubungan seksual, apa yang paling menyedihkan dan memukul  bahwa dirinyalah sebagai “carrier” yang menjadi penular. Belum cukup  sampai disitu kesedihan itu, akibatnya bisa jadi akan sangat  fatal bagi kekasihnya sebab  kemungkinan tidak dapat disembuhkan dan kematian sangat dekat dan mungkin tidak dapat dielakan secara medis. Ini yang mendorong saya menuliskan artikel ini. Semoga menjadi refleksi bagi  para remaja putera/puteri, anak-anak muda dan juga keluarga agar bijaksana dalam menikmati masa muda, dan bagi  kita sebagai orang tua untuk menimbang kembali bagaimana kita selama ini mengarahkan putera-puteri kita dalam menjalani kehidupan dan mengejar cita dan impian mereka.

0 N E R A K A


Oleh : pdt. Budi Asali, M.Div

N e r a k a


Ro 6:23 - “Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.”.

Ini bukan hanya merupakan akibat / hukuman terhadap dosa Adam saja, tetapi dosa setiap orang, karena Ro 6:23a berbunyi: “Sebab upah dosa ialah maut. ‘Maut’ dalam Ro 6:23 ini tidak hanya menunjuk pada kematian biasa, tetapi menunjuk pada kematian kedua / penghukuman kekal di neraka.

Wah 21:8 - “Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua.’”.

Hal-hal yang perlu diketahui tentang neraka.

0 Menguji Pengajaran Joseph Prince “Pengakuan Dosa—Apakah Bagi Orang Percaya?” (5- Selesai)



Oleh : Martin Simamora

Menguji  Pengajaran Joseph Prince
“Pengakuan Dosa—Apakah Bagi Orang Percaya?” (5- Selesai)
Galatia 1:15 "Tetapi waktu Ia, yang telah memilih aku sejak kandungan ibuku
dan memanggil aku oleh kasih karunia-Nya,

Bacalah lebih dulu bagian 4
Pada bagian  sebelumnya kita telah meninjau sebuah pernyataan Joseph Prince yang mendiskreditkan baik Rasul Yohanes dan tulisan yang diilhamkan oleh Allah dengan mengungkapkan bahwa baginya  epistel 1 Yohanes 1:8-10 merupakan kontroversial bagi kasih karunia. Prince  berupaya memosisikan dirinya sebagai pemilik kebenaran yang lebih baik daripada Yohanes, ini terlihat nyata, terutama kala dia mendiskreditkan kebenaran yang terkandung didalam ayat 9 “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan. “ Apa pentingnya memperhatikan hal  menyimpang dan menyesatkan seperti ini? Apakah ini hal yang terlampau dibesar-besarkan atau bagi Yesus ini bukan perkara besar? Kita akan meninjau hal ini sejenak , sebelum kita memasuki ulasan untuk menit-menit yang baru pada video khotbah. Mari kita  memperhatikan pernyataan Yesus Kristus terkait penyesatan dan penyesat :
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9