Oleh Martin Simamora
Yesus
Kristus: “Hati-hatilah kamu! Aku sudah terlebih dahulu mengatakan semuanya ini
kepada kamu."
Tidak Ada yang Kebal,
Semua Harus Berhati-Hati
Penyimpangan
hingga terjadi apa yang disebut sebagai penyesatan harus dipandang sebagai
keadaan yang tak terelakan dan merupakan kekinian di setiap waktu. Kepada
setiap murid-murid-Nya, Yesus Sang Kristus telah memberikan peringatan yang
menunjukan keadaan penyesatan tidak terjadi untuk sesaat pada sebuah kala
tertentu tetapi sebuah problem yang akan tumbuh silih berganti di sepanjang
waktu, dan karena itu perintah-Nya kepada kita semua adalah: HATI-HATI.
Ini
adalah perintah yang disertai “early warning” atau “peringatan dini” lengkap
dengan indikator-indikatornya dan setiap murid diminta untuk memperhatikannya
di setiap waktu dengan sikap penuh perhatian dan ketaatan terhadap instruksi
ini:
Markus
13:22-23 Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka
akan mengadakan tanda-tanda dan
mujizat-mujizat dengan
maksud, sekiranya
mungkin, menyesatkan
orang-orang pilihan. Hati-hatilah
kamu! Aku sudah terlebih dahulu
mengatakan semuanya ini kepada kamu."
Penyesatan
dengan penyesatannya jangan pernah dipandang sebagai hal ringan seolah hanya
akan mampu memperdaya orang-orang Kristen yang lemah sebab tak memiliki
kehidupan berjemaat yang sehat untuk mampu memiliki pertumbuhan dan pengenalan
dengan Kristus pada keseharian hidupnya dalam sebuah pernaungan jemaat lokal.
Peringatan
Sang Kristus bahkan secara definitif memperlihatkan pada kita bahwa kuasa
penyesat dan penyesatan melalui ajaran dan praktik-praktik hidup dan
spiritualnya mampu bahkan
memperdaya –jika mampu- orang-orang
pilihan. “Sekiranya mungkin” adalah sebuah keadaan yang begitu genting namun
tak satupun juga yang menyadari bahayanya sekalipun sudah dinasehati, sudah
ditunjukan penyimpangannya melalui firman, kecuali intervensi Allah untuk menjaga keamanan orang-orang pilihan. Bagaimanapun
jemaat tak akan lebih kuat daripada penyesat dan
penyesatan jika bukan Allah yang menolong mereka.
Bisakah
anda membayangkan pesona apakah yang dimiliki para penyesat sehingga bahkan
orang-orang pilihan dalam derajat tertentu tak kebal juga dari pengaruh
penyesat dengan penyesatannya.
Sehingga
harus dikatakan bahwa penyesat bisa menampilkan dirinya jauh lebih berkemilau
dan berkehidupan lebih layak untuk diteladani dalam keseharian dan kehidupan
rohaninya dari pada orang-orang pilihan itu sendiri. Dikatakan oleh Sang Mesias
bahwa penyesat mampu menampilkan pesona
kemilau semacam itu: mereka akan mengadakan tanda-tanda dan
mujizat-mujizat dengan
maksud, sekiranya mungkin, menyesatkan orang-orang pilihan. Mereka
ada diantara orang percaya dengan sebuah wibawa dan kharisma, sehingga jika
kita berpikir bahwa cara mengindentifikasi mereka adalah dengan melihat
buah-buah rohani dan kehidupannya sehari-hari dalam spiritualitas dan moralitas
hidup sebagaimana yang kita bayangkan dan asumsikan selama ini, bisa
dipastikan anda dan saya akan masuk dalam jerat ajarannya yang sukar untuk
dikatakan sesat, sebab kehidupan rohaninya dan moralitasnya sangat baik.
Problem
kita yang membuat kita bisa menjadi target empuk penyesatan adalah kita suka membuat dikotomi yang membuat kita
kehilangan atau gagal untuk berhati-hati sebab kerap berpikir dalam dikotomi semacam ini: walau ajarannya dikatakan dan divonis menyimpang
tetapi ia tetap bisa menjadi teladan dalam kehidupan sehari-harI: ayah yang
kebapaan, suami yang setia dan kudus bagi isterinya, kepala rumah tangga yang
bertanggungjawab dalam penghidupan keluarga…apalagi jika memiliki kuasa
mengajar dan mengadakan mujizat.
Sementara
kita cenderung dapat berpikir demikian, Sang Mesias tidak demikian, ia bahkan
memasukan indikator yang berkuasa memperdaya orang-orang pilihan sehingga bisa
masuk ke dalam jerat si penyesat: mengadakan
tanda-tanda dan mujizat-mujizat. Nah ini
tidak untuk mengatakan bahwa kalau pada seorang hamba Tuhan
terjadi tanda-tanda dan mujizat-mujizat maka pasti itu nabi-nabi palsu atau
pengajar-pengajar yang menyesatkan. Tetapi menunjukan ada sebuah
kompleksitas, karena itu hati-hatilah karena siapapun tak kebal.
Besarnya
daya dan kuasa deception atau tipu muslihat kebenaran ini, memang harus menjadi
rambu yang harus selalu dikenakan dan membuat kita sejak awal harus
mempersiapkan diri, karena Sang Mesias terkait ini berkata: Aku sudah terlebih dahulu mengatakan
semuanya ini kepada kamu."Jadi jangan bebal dan anggap tak berbahaya
karena aku sanggup dan aku memiliki persekutuan yang intim dengan Bapa, Putera
dan Roh Kudus. Hati-hati atau anda dan saya akan dapat sama sekali
melampaui pagar “sekiranya mungkin”, artinya anda terjerembab sepenuhnya.
Yesus
Sang Mesias memang telah mengindikasikan
hal ini sebagai salah satu resiko alamiah atau tak terelakan yang
melingkupi orang-orang percaya. Dalam salah satu doa pra paskah-Nya, Yesus pada
salah satu baris doanya berdoa begini kepada Bapa mengenai murid-murid-Nya dan
bagi murid-murid-Nya yang akan datang di sepanjang segala zaman:
▬Aku
tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau
melindungi mereka dari pada yang jahat.-Yohanes
17:15
▬Dan
bukan untuk mereka ini saja Aku
berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan
mereka;-Yohanes 17:20
Penyesat
dan penyesatan adalah kondisi alamiah
di dunia yang jahat, tempat di mana saya dan anda hidup.
Apa
yang menarik adalah, apakah yang Sang Kristus persiapkan bagi murid-murid-Nya
untuk mampu secara bertanggungjawab bagi imannya sendiri dan bertahan dalam dunia yang jahat ini untuk setia, dan
bertahan dalam imannya sementara Sang Mesias sudah tidak lagi secara fisik
menyertai mereka:
▬Pertama: mempersiapkan dengan pengajaran
firman mengenai kebenaran dari Bapa
Sebab
segala firman yang Engkau
sampaikan kepada-Ku telah Kusampaikan kepada mereka dan mereka telah
menerimanya. Mereka tahu benar-benar, bahwa Aku datang dari pada-Mu, dan mereka
percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.-Yohanes 17:8
Aku telah memberikan
firman-Mu kepada mereka- Yohanes 17:14
▬Kedua: Mempersiapkan dengan mengududkan
dalam firman
Kuduskanlah
mereka dalam kebenaran; firman-Mu
adalah kebenaran.-Yohanes 17:17
▬Ketiga: Yesus Kristus memberikan dirinya
sebagai sumber pengudusan dan adalah kekudusan itu sendiri bagi setiap pribadi
jemaat Tuhan
dan
Aku menguduskan diri-Ku bagi
mereka, supaya merekapun dikuduskan
dalam kebenaran- Yohanes 17:-19
Disertai Roh
Kudus hingga Kesudahan Zaman
|
|||
Dilindungi
Bapa dari yang Jahat
|
|||
Dikuduskan
dalam Firman
|
Orang-Orang
Percaya
|
Dikuduskan
dalam Yesus Kristus
|
|
Diajarkan
firman yang digenapi oleh Yesus Kristus
|
Natur
kehidupan saya dan anda adalah berada dalam perlindungan Bapa dalam Yesus
Kristus sementara masih hidup dalam dunia yang jahat sebagai domba gembalaan
Yesus yang tak lagi menyertai kita secara jasmani, tetapi sekarang kita
disertai oleh Roh Kudus sebagai Dia yang menyertai kita sebagaimana Yesus
melakukannya:
Yohanes
14:16-18 Aku akan minta kepada Bapa,
dan Ia akan memberikan kepadamu seorang
Penolong yang lain, supaya Ia
menyertai kamu selama-lamanya,
yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat
Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu
dan akan diam di dalam kamu. Aku
tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu
Natur
Yesus Sang Mesias terhadap orang-orang percaya dan jemaat atau domba-domba adalah relasi Gembala yang senantiasa menjaga
kehidupan para domba dan melindungi mereka daripada yang jahat dalam sebuah
cara yang menunjukan bahwa Ia adalah sumber kehidupan dan keamanan hidup para
domba-Nya:
Yohanes
10:7-9 Maka kata Yesus sekali lagi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Akulah pintu ke domba-domba itu. Semua
orang yang datang sebelum Aku, adalah pencuri dan perampok, dan domba-domba itu
tidak mendengarkan mereka. Akulah pintu;
barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan
menemukan padang rumput.
Bisakah
para pengikut Yesus disesatkan oleh para penyesat yang memiliki pengetahuan
firman dan kebenaran yang mumpuni?Bisa! Tetapi kita harus tahu bahwa sebetulnya
bagi sang Mesias mereka adalah nabi-nabi palsu sebab mengajarkan kebenaran yang
tak berasal dari ajaran Kristus sehingga bertentangan dengan Roh Kudus! Kita
semua bisa dan tak kebal terhadap resiko ini, daya tipunya yang begitu
mempesona. Kehidupan domba-domba itu rapuh untuk diperdaya oleh gembala-gembala
yang dihormati dalam keteladanan dan kewibaan seorang gembala. Coba perhatikan
situasi dalam Kitab Yehezkiel ini:
Yehezkiel
34:10-12 Beginilah firman Tuhan ALLAH: Aku sendiri akan menjadi lawan
gembala-gembala itu dan Aku akan menuntut kembali domba-domba-Ku dari mereka
dan akan memberhentikan mereka menggembalakan domba-domba-Ku. Gembala-gembala
itu tidak akan terus lagi menggembalakan dirinya sendiri; Aku akan melepaskan
domba-domba-Ku dari mulut mereka, sehingga tidak terus lagi menjadi makanannya.
Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH: Dengan sesungguhnya Aku sendiri akan
memperhatikan domba-domba-Ku dan akan mencarinya. Seperti seorang gembala
mencari dombanya pada waktu domba itu tercerai dari kawanan dombanya, begitulah
Aku akan mencari domba-domba-Ku
dan Aku akan menyelamatkan mereka
dari segala tempat, ke mana
mereka diserahkan pada hari berkabut dan hari kegelapan.
Yehezkiel
34:16 Yang hilang akan Kucari, yang tersesat akan Kubawa pulang,
yang luka akan Kubalut, yang sakit akan Kukuatkan, serta yang gemuk dan yang
kuat akan Kulindungi; Aku akan menggembalakan mereka sebagaimana seharusnya.
Teks Yehezkiel di atas tersebut adalah
natur Allah yaitu kasih setianya dalam menggembelakan dan kuat kuasa perlindungannya
atas setiap domba kepunyaan-Nya. Kepada yang benar-benar kepunyaan-Nya
demikianlah ia bertindak.
Natur Allah
semacam inilah yang datang ke dalam dunia ini dalam diri Yesus Kristus:
▬Matius
18:12-14 Bagaimana pendapatmu? Jika seorang mempunyai seratus ekor domba, dan
seekor di antaranya sesat, tidakkah ia akan meninggalkan yang sembilan puluh
sembilan ekor di pegunungan dan pergi mencari yang sesat itu? Dan Aku berkata
kepadamu: Sesungguhnya jika ia berhasil menemukannya, lebih besar
kegembiraannya atas yang seekor itu dari pada atas yang kesembilan puluh
sembilan ekor yang tidak sesat. Demikian juga Bapamu
yang di sorga tidak menghendaki supaya seorangpun dari anak-anak ini
hilang."
Penyesat
dan Penyesatan Tidak Muncul Dalam Satu Malam, Sebagaimana Pohon Tidak Berbuah
dalam Waktu Semalam
Penyesat
dan penyesatan bukan terjadi dalam
semalam tepat seperti pohon tidak berbuah dalam semalam, buah yang pasti
mata siapapun tidak akan mengatakan ada kejahatan pada mujizat-mujizat dan
tanda-tanda. Siapa yang akan mengatakan karunia-karunia rohani dan karakternya yang mulia dan patut diteladani yang demikian
adalah buah-buah yang buruk? Tidak akan ada, sekaligus ini menunjukan mengapa
dalam sabda-sabda Tuhan di atas, Allah sendiri yang menyelamatkan sebab sangat
mungkin bahkan pendeta anda atau gembala sidang anda bahkan sinode anda tak
berdaya untuk melepaskan anda dari cengkraman penyesatan, selain mungkin cara melepaskan
jemaat lebih luas dari penyesatan dengan
melepaskan sebagian kecil lagi jemaat untuk membangun denominasi lain atas nama
menghindari konflik yang tak perlu. Sejarah gereja menunjukan sejak permulaan
gereja telah menunjukan bahwa penyesatan biasanya menyeret sebagian jemaat
dalam jumlah-jumlah tertentu, bahkan kadang dalam jumlah yang sangat besar.
Ketika
tantangannya begitu besar dan begitu laten, maka memang Yesus sendiri telah
mempersiapkan kita juga untuk menghadapi lingkungan “berkabut dan dalam
kegelapan”, sebuah keadaan yang tetap saja kita terheran-heran dan bergumam masak iya sih seperti itu. Yesus mempersiapkan
kita dengan meminta kita memperhatikan indikator-indikator yang sebetulnya tak
seorang pun berkuasa secara ahli dan berkuasa mendayakannya untuk melakukannya jika
terlepas dari penggembalaan dan pengajaran ajaran-ajaran yang benar dan kudus:
Matius
7:15-20 Waspadalah
terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas. Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.
Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput
duri? Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang
pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik. Tidak mungkin pohon
yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik
itu menghasilkan buah yang baik. Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah
yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. Jadi dari buahnyalah kamu akan
mengenal mereka.
Dalam
injil Markus kita diminta hati-hatilah karena jika mungkin menyesatkan
orang-orang pilihan juga. Jika anda membaca “dari buahnyakah kamu akan
mengenal mereka”, camkanlah bahwa Yesus tidak meminta anda untuk memahami secara
gegabah tanpa memperhatikan peringatan sebelumnya: WASPADA terhadap nabi-nabi
palsu… MENYAMAR SEPERTI domba… MEREKA ADALAH SERIGALA BUAS. Ingatlah ini:
dengan demikian BUKAN pohon MANGGA BERBUAH MANGGA atau BATANG PADI BERBUAH
BULIR-BULIR PADI, tetapi POHON PALSU
ANGGUR KW 1 BERBUAHKAN BUAH ANGGUR KW1
dimana anda hampir-hampir tak dapat mengenalinya bahwa itu adalah KW1,
bahwa untuk mengenal itu adalah serigala hampir mustahil karena penyesat mampu
berkarakteristik sangat kudus, mengenal
Tuhan, memiliki corak hubungan intim dengan Tuhan sebagaimana para domba Tuhan
DALAM PANDANGAN SAYA DENGAN ANDA. Jika ia mampu mengadakan mujizat, beranikah
secara serampangan anda mengatakan ia adalah penyesat atau nabi palsu?
Ini
adalah problem mahasukar buat siapapun. Inilah menjelaskan mengapa orang walau
dekat dengan Tuhan, belajar dan berintimasi sungguh dengan Tuhan tapi bisa
terjerembab? Mengapa cenderung kita menemukan bahwa orang bisa begitu sukar
lepas dari cengkraman penyesatan dan seolah tak bisa melihat sedikitpun melihat
penyesatan? Itu karena buah-buah si penyesat tidak tumbuh dalam semalam dan
buah-buahnya bukanlah yang jahat atau buruk sebagaimana kita sangkakan, sebab
tetap saja dalam pandangan kita ia adalah domba, bukan serigala!
Karena
ia tak memberikan buahnya dalam satu malam, sebagaimana pohon buah pada
umumnya, maka biasanya semua sudah terlampau terlambat dan sudah terlampau
besar, sehingga tak heran proses PENYESATAN HINGGA BUAHNYA TERLIHAT berlangsung secara gradual dalam relasi sesama
domba atau sesama anak-anak Tuhan dalam patron hubungan yang dibangunkan para
penyesat. APAKAH yang terjadi dalam relasi bertahun-tahun hingga berpuluh-puluh
tahun itu sebelum si penyesat menghasilkan buah-buahnya? Jawabnya, si penyesat
MENGAJAR atau memberikan ajaran-ajaran sebagai seorang yang sangat dihormati
dan mampu memberikan teladan hidup yang jempolan. Kombinasi kompleks semacam
ini membuat siapapun tak boleh mengabaikan early
warning atau peringatan dini Sang Mesias setiap saat, sementara saya dan
anda duduk mendengar khotbah menerima ajaran-ajaran dan mulai membangun relasi
jangka panjang dengan pendeta atau gembala sidang anda.
Para
Pemimpin atau Gembala Jemaat Tuhan Harus
Memperhatikan Ajaran dan Kehidupannya: Mempersiapkan Jemaat Untuk Bertumbuh
Dewasa dalam Pengenalan Firman dan Tuhan
Para
pemimpin jemaat karena itu memiliki tanggungjawab yang besar. Sejak para
penyesat itu bisa masuk menyusup ke dalam tubuh Kristus dalam jangka waktu yang
lama hingga ia sukses mencemari secara bertahap atau secara gradual, sementara
ia mungkin duduk bersama anda dengan Alkitab dan berdoa bagi anda, atau bahkan
mulai berdiri dan mengajar firman? Sehingga para pemimpin jemaat harus benar-benar
awas dengan medan ajaran atau doktrin, karena bahkan mereka hampir-hampir tak
mampu dibedakan sebab buah-buah pengajaran dan buah-buah hidupnya berkualitas
KW1. Jadi penyesat ini bisa memiliki kekudusan atau teladan hidup yang jempolan
(sebab inilah bajunya sebagaimana serigala berjubah domba), bisa memiliki
pengajaran yang dimulutnya memuliakan Tuhan dan menguduskan nama-Nya. Kita
semua bisa ditipu sedemikian tetapi Allah tidak bisa:
Matius
7:20-23 Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Bukan setiap orang yang
berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan
dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. Pada hari terakhir banyak
orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi
nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi
nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan
berkata: Aku
tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian
pembuat kejahatan!"
Perhatikan,
sebagaimana tadi di Kitab Yehezkiel, Allah saja yang akan menjadi lawan
gembala-gembala yang jahat tersebut, maka Yesus pun menunjukan bahwa hanya
Allah saja yang akan menjadi lawan bagi para nabi-nabi palsu tersebut.
Buah-buah mereka adalah mulia dan kudus dalam mata kita:bagaimana mungkin menyerukan nama Tuhan, mengadakan mujizat penyembuhan,
mengajarkan firman Tuhan bagi jemaat, menjadi teladan dan berkarakter kudus
dalam pandangan jemaat, di hari terakhir ternyata adalah pelaku kejahatan? Ini,
karenanya, bukan problem berpusat pada moralitas dan hidup kudus-sekalipun
inipun merupakan indikator pentiing pada kasus-kasus tertentu- dalam anggapan
manusia pada umumnya, ketika Yesus menyatakan bahwa para nabi palsu atau guru
palsu atau para pengajar firman itu ternyata pada hakikatnya adalah: SERIGALA
YANG MENYAMAR SEBAGAI DOMBA! Ia bisa sangat berwibawa, begitu hebat menjadi
teladan dan begitu mumpuni mengajarkan firman, tetapi hakikat diri pengajar itu
adalah SERIGALA YANG MENYAMAR SEBAGAI DOMBA. Tak heran Bapa tak mengenalinya karena ia pada hakikatnya BUKAN DOMBA
kepunyaan-Nya.
Kalau
benar ia pada dasarnya adalah domba, pasti Allah akan menyelamatkannya dari
kesesatan itu sendiri; kalau ia pada hakikatnya adalah SERIGALA maka ia tetap
serigala dan pasti bukan gembalaan Yesus. Mana
mungkin makhluk SERIGALA berubah menjadi
makluk DOMBA; mana mungkin pohon Mangga adalah pohon Beringin; mana mungkin
pohong ANGGUR adalah SEMAK BELUKAR. Tetapi di dunia inikan laki-laki sudah bisa menjadi perempuan walau hakikatnya pada organ
dalamnya adalah laki-laki, celakanya lagi sekalipun-katakanlah-anda
menelanjanginya sangat sukar untuk menemukan tanda-tanda biologis untuk
menentukan hakikat sejatinya, begitu saja seketika itu. Kira-kira semacam inilah latensi dan
kesukaran menghadapi penyesatan dalam gereja.
Rasul
Paulus, karena itu, menekankan agar para pemimpin jemaat memperhatikan bukan saja jemaat akan apa yang
diterima mereka, tetapi juga
memperhatikan ajaran yang disampaikan mereka sebagai para pemimpin dan pengajar
jemaat yang bertanggungjawab untuk memberikan makanan-makanan rohani yang
bermutu dan membuat otot-otot rohaninya bertumbuh untuk kuat bukan saja bagi
hidup sehari –hari tetapi mencerdaskan spiritualitasnya untuk sanggup menguji
pengajaran para pendeta atau gembalanya:
Kisah
Para Rasul 20:28-32 Karena itu jagalah dirimu dan jagalah
seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk
menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri. Aku
tahu, bahwa sesudah aku pergi, serigala-serigala yang ganas akan masuk ke
tengah-tengah kamu dan tidak akan menyayangkan kawanan itu. Bahkan dari antara
kamu sendiri akan muncul beberapa orang, yang dengan ajaran palsu mereka
berusaha menarik murid-murid dari jalan yang benar dan supaya mengikut mereka. Sebab
itu berjaga-jagalah dan ingatlah, bahwa aku tiga tahun lamanya, siang malam,
dengan tiada berhenti-hentinya menasihati kamu masing-masing dengan mencucurkan
air mata. Dan sekarang aku menyerahkan kamu kepada Tuhan dan kepada firman
kasih karunia-Nya, yang berkuasa membangun kamu dan menganugerahkan kepada kamu
bagian yang ditentukan bagi semua orang yang telah dikuduskan-Nya.
1Timotius
4:13-16 Sementara
itu, sampai aku datang bertekunlah dalam membaca Kitab-kitab Suci, dalam
membangun dan dalam mengajar. Jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada
padamu, yang telah diberikan kepadamu oleh nubuat dan dengan penumpangan tangan
sidang penatua. Perhatikanlah semuanya itu, hiduplah di dalamnya supaya
kemajuanmu nyata kepada semua orang. Awasilah dirimu sendiri dan awasilah
ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau
akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau.
Tetapi juga harus memiliki
teladan hidup, sementara ia harus bertekun dalam membaca kitab-kitab suci
(saat itu baru ada apa yang kita sebut sebagai PL) SEBAGAI DASAR
MEMBANGUN DAN DALAM MENGAJAR. Para pemimpin jemaat tak akan kuat memanggul
tanggungjawab penggembalaan ini jika TANPA KARUNIA DAN APALAGI TAK
MENGGUNAKANNYA. Ini harus menjadi perenungan bagi para pemimpin jemaat, karena setiap pemimpin jemaat adalah para penjaga dan penuntun jemaat untuk berjalan dan kebenaran dan untuk bertumbuh dalam pengenalan dan ketaatan terhadap firman yang menguduskan, pun harus mampu mendeteksi serigala diantara jemaat anda, harus mampu
mendeteksi ajaran-ajaran palsu dalam balutan kekudusan dan mujizat.
Tanpa
karunia dan tanpa menggunakannya,tanpa mengawasi diri sendiri dan mengawasi ajarannya sendiri, itu mustahil. Jika pemimpin itu sendiri dalam mengajar dan membangun ajaran untuk membangun jemaat dalam kebenaran dan Kristus, tak mampu mengawasi dirinya sendiri dengan menguji setiap ajarannya dengan kitab suci, bagiamana ia dapat menjaga jemaat gembalaannya dan bagaimana ia bisa menasehati jemaat serta berdoa bagi mereka satu-persatu dalam kasih, kebenaran dan doa yang tak jemu-jemu. Kehidupan penggembalaan dan memimpin jemaat menjadi hal yang harus mencurahkan jiwa dan hidup bagi jemaat-memberikan hidup bagi domba-domba-Nya agar mereka berada dalam jalan yang benar dan kudus bagi Kristus yang telah menebus mereka. Menjadi seorang pemimpin jemaat atau gembala sidang, karenanya memang benar-benar sebuah kehormatan dan kemuliaan mengingat otoritas dan siapakah yang sedang dilindunginya dan diberinya makan makanan rohani, yaitu domba-domba Bapa yang telah ditebus dari kegelapan dunia ini dengan darah Kristus pada salib.
Karena itu, pastilah karunia yang menonjol
bagi para pemimpin jemaat adalah karunia mengajar dan karunia mengenali
atau membedakan ajaran-ajaran yang sebetulnya menyimpang-sedini mungkin. Tanpa karunia seperti itu, bagaimana mungkin tongkat penggembalaan dapat diayunkan untuk menghalaui serigala-serigala ganas disamping dengan tongkat penggembalaan yang sama menggembalakan mereka dengan kuasa pengajaran yang sanggup menelanjangi latensi penyesatan (harus diperhatikan, bahwa berdasarkan ilmu
theologia bahkan bisa terlewatkan jika hanya andalkan otak, perlu diterangi Roh
Kudus. Sehingga gembala jemaat pun harus membangun dan memiliki persekutuan
dengan Roh Kudus, selain membina diri agar bisa jadi teladan yang kudus dan
benar bagi jemaat):
Awasilah dirimu sendiri
dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan
berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang
mendengar engkau.
Soli Deo Gloria
No comments:
Post a Comment