Oleh: Martin Simamora
Bukan
Berkompromi Tetapi Nyatakanlah Kebenaran-Nya Walau Itu Memahitkan Bagi Mereka
yang Menolak
Tidak Ada Vaksinnya
Saya
berpendapat bahwa problem-problem ajaran menyimpang tidak dapat diatasi dengan
sebuah formula tertentu yang jika diaplikasikan oleh setiap orang Kristen maka
niscaya dia akan kebal begitu saja. Sejarah sejak gereja purba telah menunjukan
bahwa ajaran-ajaran sesat dan problemnya senantiasa menjadi perhatian yang
serius untuk diatasi dan disolusikan dengan segala resikonya.Gereja purba
memang memperlihatkan sikap yang tegas dan tak main-main ketika ajaran-ajaran
sesat berupaya secara laten dan
sistematis menyimpangkan dasar-dasar iman Kristen yang teguh, perhatikan
kasus-kasus berikut ini:
Belajar
Kebenaran pada Konsili Yerusalem
Beberapa
orang datang dari Yudea ke Antiokhia dan mengajarkan kepada saudara-saudara di
situ: "Jikalau kamu tidak disunat menurut adat istiadat yang diwariskan
oleh Musa, kamu tidak dapat diselamatkan." Tetapi Paulus dan Barnabas dengan keras melawan dan membantah
pendapat mereka itu. Akhirnya ditetapkan, supaya Paulus dan Barnabas serta
beberapa orang lain dari jemaat itu pergi kepada rasul-rasul dan
penatua-penatua di Yerusalem untuk membicarakan soal itu. Mereka diantarkan
oleh jemaat sampai ke luar kota, lalu mereka berjalan melalui Fenisia dan
Samaria, dan di tempat-tempat itu mereka menceriterakan tentang pertobatan
orang-orang yang tidak mengenal Allah. Hal itu sangat menggembirakan hati
saudara-saudara di situ.
Setibanya
di Yerusalem mereka disambut oleh jemaat dan oleh rasul-rasul dan
penatua-penatua, lalu mereka menceriterakan segala sesuatu yang Allah lakukan
dengan perantaraan mereka. Tetapi beberapa orang dari golongan Farisi, yang
telah menjadi percaya, datang dan berkata: "Orang-orang bukan Yahudi harus
disunat dan diwajibkan untuk menuruti hukum Musa." Maka bersidanglah
rasul-rasul dan penatua-penatua untuk membicarakan soal itu.- Kisah Para rasul
15:1-6
Ada
pengajar-pengajar yang masuk ke gereja di Antiokhia yang mengajarkan jikalau kamu tidak disunat menurut adat
istiadat yang diwariskan oleh Musa, kamu tidak dapat diselamatkan, dan
ajaran ini telah dinilai sebagai menyimpang dari ajaran-ajaran pokok Kristen
yang berlandaskan pada Yesus Kristus. Terhadap ajaraan yang menyentralkan
keselamatan pada sunat dan istiadat Musa, Paulus dan Barnabas tampil
menentangnya. Ini adalah sebuah penentangan yang tegas dan ketat sebab ajaran
menyimpang ini telah mendapat tempat di dalam jemaat yaitu beberapa orang dari golongan Farisi. Menyikapi
masuknya ajaran menyimpang ini, maka inilah tindakan yang diambil oleh gereja:
maka bersidanglah rasul-rasul dan penatua-penatua untuk membicaraakan soal itu.
Tetapi Nampak jelas bahwa problem ajaran sesat ini tidak mudah diatasi,
pertentangan tajam tidak mungkin diselesaikan di level gereja Antiokhia
sehingga perlu sebuah penyelesaian oleh gereja semesta (jadi memang berbeda dengan saat
ini dimana ada begitu banyak sinode dan pendeta bisa begitu saja memisahkan
dirinya dan membentuk sinode-sinode tersendiri dan mengeluarkan ajaran-ajaran
tersendirinya, entah berotoritas atau tidak, dan dari siapa dan mana, tak
begitu menjadi masalah) yang pusatnya berada di Yerusalem pada saat itu:
Maka
bersidanglah rasul-rasul dan
penatua-penatua untuk membicarakan soal itu. Sesudah beberapa waktu
lamanya berlangsung pertukaran pikiran mengenai soal itu, berdirilah Petrus dan
berkata kepada mereka: "Hai saudara-saudara, kamu tahu, bahwa telah sejak
semula Allah memilih aku dari antara kamu, supaya dengan perantaraan mulutku
bangsa-bangsa lain mendengar berita Injil dan menjadi percaya. Dan Allah, yang
mengenal hati manusia, telah menyatakan kehendak-Nya untuk menerima mereka, sebab Ia mengaruniakan Roh Kudus juga kepada
mereka sama seperti kepada kita, dan Ia sama sekali tidak mengadakan perbedaan
antara kita dengan mereka, sesudah Ia menyucikan hati mereka oleh iman. Kalau
demikian, mengapa kamu mau mencobai
Allah dengan meletakkan pada tengkuk murid-murid itu suatu kuk, yang tidak
dapat dipikul, baik oleh nenek moyang kita maupun oleh kita sendiri? Sebaliknya,
kita percaya, bahwa oleh kasih karunia Tuhan Yesus Kristus kita akan beroleh
keselamatan sama seperti mereka juga." Maka diamlah seluruh umat itu, lalu mereka
mendengarkan Paulus dan Barnabas menceriterakan segala tanda dan
mujizat yang dilakukan Allah dengan perantaraan mereka di tengah-tengah bangsa-bangsa
lain.- Kisah Para Rasul 15:6-12
Problem
ajaran menyimpang: keselamatan berdasarkan ketentuan Musa telah diputuskan
sebagai ajaran menyimpang bahkan diputuskan bahwa ajaran tersebut sebagai
sebuah perbuatan mencobai Allah: “mengapa
kamu mau mencobai Allah dengan meletakkan pada tengkuk murid-murid itu satu
kuk, yang tidak dapat dipikul…” Keputusan bahwa itu adalah ajaran
menyimpang atau sesat tidak didasarkan oleh opini atau berdasarkan ajaran si A
atau ajaran si B. Kita tidak akan temukan pada kasus konsili Yerusalem itu
bahwa ajaran rasul Paulus adalah acuan untuk menguji suatu pengajaran,, atau
ajaran rasul Petrus adalah acuan untuk menentukan sebuah pengajaran adalah
menyimpang hingga menyesatkan, tetapi keputusan para rasul secara bersama-sama
dengan pertolongan Roh Kudus, coba perhatikan bagian ini: sebab Ia mengaruniakan Roh Kudus juga kepada mereka sama seperti kepada
kita, dan Ia sama sekali tidak mengadakan perbedaan antara kita dengan mereka,
sesudah Ia menyucikan hati mereka oleh iman`. Apakah yang diperlukan oleh
para rasul yang bersidang atau berkonsili di Yerusalem adalah otoritas Allah.
Mengapa? Karena ketika yang dihadapi adalah ajaran berdasarkan Musa, maka
ketika dikatakan ajaran menyimpang menjadi kompleks untuk dijelaskan dengan
penjelasan belaka. Apalagi ini bukan
sebuah penyimpangan yang mengindikasikan semacam kecemaran atau amoralitas atau
ketakudusan. Jelas sekali kalau mengacu pada Musa, pasti kita akan melihat
sebuah kekudusan hidup dan ketaatan pada hukum sebagai gaya hidup beriman, yang
mana pada gaya hidup iman Kristen, ketentuan-ketentuan hukum yang berkaitan
dengan theologia keselamatan telah tidak berlaku. Coba kembali kita membaca
penjelasan yang berisikan bantahan atau dasar penolakan ajaran tersebut: mengapa kamu mau mencobai Allah dengan
meletakkan pada tengkuk murid-murid itu suatu kuk, yang tidak dapat dipikul,
baik oleh nenek moyang kita maupun oleh kita sendiri? Sebaliknya, kita percaya, bahwa
oleh kasih karunia Tuhan Yesus Kristus kita akan beroleh keselamatan sama
seperti mereka juga. Bisakah anda menemukan apakah dasar kebenaran yang
diajukan oleh para rasul dalam konsili Yerusalem tersebut? Ketika anda membaca: kita
percaya, oleh kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, kita akan beroleh keselamatan
sama seperti mereka juga, maka kasih karunia adalah dasarnya dan ketika kasih karunia disorotkan pada
ajaran keselamatan berdasarkan Musa,
maka ajaran keselamatan berdasarkan Musa menjadi menyimpang. Para rasul melalui
Paulus dan Barnabas, kemudian menunjukan otoritas yang secara langsung
menyertai mereka sebagai soko guru jemaat: Paulus
dan Barnabas menceriterakan segala tanda dan mujizat yang dilakukan
Allah dengan perantaraan mereka di tengah-tengah bangsa-bangsa lain. Kita harus
memahami bahwa “segala tanda dan mujizat” di sini bukan hendak
mengkomunikasikan kehebatan rasul-rasul tertentu sehingga menjadi terkemuka
diantara yang lainnya, sebaliknya hendak mengkomunikasikan bahwa para rasul
secara kolektif memiliki otoritas yang kokoh untuk menjadi soko guru bagi
jemaat, bahwa mereka adalah sumber otoratif terkait kebenaran yang bukan
menurut pendeta tertentu atau rasul tertentu gereja tertentu atau
denominasi-denominasi tertentu, tetapi kebenaran berdasarkan terang Roh Kudus
yang menyinari mereka untuk menjadi sumber kebenaran ajaran Kristen yang pasti
tak bertentangan dengan maksud Allah dan Yesus Kristus sendiri. Karena itulah
penting bagi rasul Paulus dan rasul Barnabas menceritakan tanda-tanda dan
mujizat-mujizat yang bekerja melalui diri mereka ketika berbicara kepada umat
Kristen semesta/universal.
Inilah
yang mendasari mengapa rasul Paulus kepada jemaat di Efesus meletakan diri mereka para rasul setara dengan para
nabi adalah soko guru berdirinya jemaat dan berdirinya ajaraan yang benar dan
otoratif di sepanjang segala zaman:
Efesus
2:19-20 Demikianlah
kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari
orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah, yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus
Yesus sebagai batu penjuru.
Berdasarkan
kebenaran ini, maka kebenaran para rasul baik disampaikan melalui konsili,
verbal seperti homili, atau epistel (surat penggembalaan atau berisikan
pokok-pokok ajaran iman Kristen, yang tertentu) pada esensinya memiliki
kebenaran selama-lamanya melintasi zaman/waktu, budaya dan kebenaran apapun:
demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan
sewargaa dan orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah. Jadi kita
melihat bahwa bagi orang-orang Kristen kontemporer, terkait ajaran-ajaran utama
Kristen tetap harus mengacu pada apa yang telah diajarkan oleh para rasul
Kristus oleh karena sumber otoritasnya dan keberlakuannya mencakup gereja
universal di segala abad. Jadi di sini bukan saja gereja universal yang
bersifat keorganisasian dan terorganisir secara baik seperti terlihat dalam konsili Yerusalem, tetapi juga
gereja yang tak terlihat namun juga tersusun atau tertata secara rapi:
Efesus
2:21-22 Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapih tersusun, menjadi bait
Allah yang kudus, di dalam Tuhan. Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan
menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh.
Tentu
saja konteks Efesus 2:21-22 tidak dapat dipisahkan dari:…yang dibangun di atas
dasar para rasul dan para nabi. Maksudnya, siapapun tidak bisa berkata bahwa
kehidupan gereja dan organisasi gerejanya tercakup dalam kebenaran Efesus
2:21-22 jika pada doktrin atau
pengajarannya adalah ajaran pribadi yang terputus dan terpisah dari apa yang
telah diajarkan oleh para rasul yang adalah para soko guru. Ini harus menjadi
renungan bagi setiap pendeta yang berpikir dengan gelar-gelar akademisnya,
dengan integeritas moralitasnya yang jempolaan dan sokongan finansial dan
jumlah jemaat yang melimpah, maka ia dapat mendirikan sinode baru dengan
seperangkat doktrin dan ajaran baru yang bahkan sama sekali terlepas dari
ajaran para rasul yang merupakan soko guru bersama para nabi dimana Yesus
Kristus adalah batu penjurunya.
Jika
para rasul saja sangat berhati-hati dalam menyikapi pengajaran menyimpang, maka
apalagi bagi pendeta-pendeta yang mengusung ajaran-ajaran yang pasti tidak
selaras dengan kebenaran yang dikemukakan oleh para rasul. Anda tak dapat
menyetarakan diri dengan salah satu dari para rasul Kristus, sebab bahkan
mereka semua tidak pernah bisa menyatakan dirinya salah satu yang paling utama
diantara yang lainnya. Jika ada pendeta yang memisahkan diri dan mengangkat
dirinya lebih tinggi daripada yang lain, maka renungkanlah siapakah dirimu
sesungguhnya dalam kebenaran Tuhan.
Menyelesaikan
Problem Ajaran Menyimpang dalam Gereja: Telanjangi , Tunjukan Kesalahannya
& Nyatakan Kebenaran-nya Bukan Dengan Berkompromi Dianggap Selesai
Kisah
Para Rasul 15:13-21 Setelah Paulus dan Barnabas selesai berbicara, berkatalah
Yakobus: "Hai saudara-saudara, dengarkanlah aku: Simon telah
menceriterakan, bahwa sejak semula Allah menunjukkan rahmat-Nya kepada bangsa-bangsa
lain, yaitu dengan memilih suatu umat dari antara mereka bagi nama-Nya. Hal itu
sesuai dengan ucapan-ucapan para nabi seperti yang tertulis: Kemudian Aku akan
kembali dan membangunkan kembali pondok Daud yang telah roboh, dan
reruntuhannya akan Kubangun kembali dan akan Kuteguhkan, supaya semua orang
lain mencari Tuhan dan segala bangsa yang tidak mengenal Allah, yang Kusebut
milik-Ku demikianlah firman Tuhan yang melakukan semuanya ini, yang telah
diketahui dari sejak semula. Sebab itu aku berpendapat, bahwa kita tidak boleh
menimbulkan kesulitan bagi mereka dari bangsa-bangsa lain yang berbalik kepada
Allah, tetapi kita
harus menulis surat kepada mereka, supaya mereka menjauhkan diri dari makanan yang telah dicemarkan
berhala-berhala, dari percabulan, dari daging binatang yang mati dicekik dan
dari darah. Sebab sejak zaman dahulu hukum Musa diberitakan di tiap-tiap
kota, dan sampai sekarang hukum itu dibacakan tiap-tiap hari Sabat di
rumah-rumah ibadat."
Apa
yang menyimpang bukan hukum Musanya tetapi pada bagaimana ajaran Musa
diaplikasikan dan diajarkan secara bertentangan dengan apa yang telah
dinyatakan Roh Kudus kepada para rasul. Konsili Yerusalem tidak mencap
ketentuan Musa itu sendiri sebagai sesat tetapi apa yang menyimpang adalah
ketika diterapkan sebagai ajaran dasar keselamatan. Tetap ada kebenaran yang
dapat diaplikasikan sebagai sebuah gaya hidup sehari-hari yang memancarkan
kekudusan ilahi berdasarkan ketentuan Musa sementara kasih karunia adalah dasar
keselamatan,-bukan berdasarkan hukum Musa yaitu : supaya mereka menjauhkan diri
dari makanan yang telah dicemarkan berhala-berhala, dari percabulan, dari
daging binatang yang mati dicekik dan dari darah.
Kita
bisa melihat bahwa keputusan konsili Yeruslem dalam terang Roh Kudus atas para
rasul adalah jelas dan terang bahwa tidak ada kebenaran dalam ajaran
keselamatan berdasarkan hukum Musa, sementara hukum Musa itu kudus dan gaya
hidup kudus sehari-hari berdasarkan hukum Musa bagi umat Tuhan bangsa Yahudi
dan yang berasal dari bangsa-bangsa lain boleh diterapkan.
Tidak
ada kompromi di sini dan tidak ada semacam keraguan dari siding atau konsili
Yerusalem tersebut, sehingga diputuskanlah untuk mengeluarkan surat keputusan
konsili para rasul di Yerusalem:
Kisah
Para Rasul 15:22-29 Maka rasul-rasul dan penatua-penatua beserta seluruh jemaat
itu mengambil keputusan untuk memilih dari antara mereka beberapa orang yang
akan diutus ke Antiokhia bersama-sama dengan Paulus dan Barnabas, yaitu Yudas
yang disebut Barsabas dan Silas. Keduanya adalah orang terpandang di antara
saudara-saudara itu. Kepada mereka diserahkan
surat yang bunyinya:
"Salam
dari rasul-rasul dan penatua-penatua, dari saudara-saudaramu kepada
saudara-saudara di Antiokhia, Siria dan Kilikia yang berasal dari bangsa-bangsa
lain. Kami telah mendengar, bahwa ada beberapa orang di antara kami, yang tiada
mendapat pesan dari kami, telah menggelisahkan dan menggoyangkan hatimu dengan
ajaran mereka. Sebab itu dengan bulat hati kami telah memutuskan untuk memilih
dan mengutus beberapa orang kepada kamu bersama-sama dengan Barnabas dan Paulus
yang kami kasihi, yaitu dua orang yang telah mempertaruhkan nyawanya karena
nama Tuhan kita Yesus Kristus. Maka kami telah mengutus Yudas dan Silas, yang
dengan lisan akan menyampaikan pesan yang tertulis ini juga kepada kamu. Sebab adalah keputusan Roh Kudus dan keputusan
kami, supaya kepada kamu jangan ditanggungkan lebih banyak beban dari
pada yang perlu ini: kamu harus menjauhkan diri dari makanan yang
dipersembahkan kepada berhala, dari darah, dari daging binatang yang mati
dicekik dan dari percabulan. Jikalau kamu memelihara diri dari hal-hal ini,
kamu berbuat baik. Sekianlah, selamat."
Bisakah
anda melihat dan memahami “adalah keputusan Roh Kudus dan keputusan kami? Bahwa
keputusan ini memiliki sumber otoritas ilahi bukan belaka “kesaktian dan wibawa
para rasul.” Lebih jauh lagi, semua rasul tersebut mendengarkan suara keputusan
Roh Kudus yang sama, tidak ada satupun menyuarakan keputusan yang berbeda dan
apalagi bertentangan dengan klaim ini adalah kebenaran baru dan kebenaran
Kristen yang telah lama hilang namun ditemukan kembali-salah satupun tidak ada
yang berkata demikian. Inilah keputusan gereja universal yang berlaku secara bulat bukan belaka keputusan
organisasi tetapi keputusan Roh Kudus: keputusan
Roh Kudus dan keputusan kami.
Begitulah
jemaat Kristen terbentuk dan pengajarannya terbentuk dalam terang Roh Kudus. Secara
perdana pasca Yesus naik ke sorga, Roh Kudus telah melakukan tugasnya
sebagaimana diamanatkan Yesus dan berdasarkan pengutusan Bapa. Tidak pernah ada
ajaran yang berdiri independen sehingga terlepas dari ketundukan pada ajaran
berotoritas dari para rasul tersebut. Bahkan di era gereja perdana, Tuhan masih
membangunkan para nabinya untuk sebuah tugas strategis yaitu meneguhkan apa
yang telah diputuskan oleh para rasul dalam jemaat Tuhan:
Kisah
Para Rasul 15:30-33 Setelah berpamitan, Yudas dan Silas berangkat ke Antiokhia.
Di situ mereka memanggil seluruh jemaat berkumpul, lalu menyerahkan surat itu
kepada mereka. Setelah membaca surat itu, jemaat bersukacita karena isinya yang
menghiburkan. Yudas dan Silas, yang adalah juga nabi, lama menasihati
saudara-saudara itu dan menguatkan hati mereka. Dan sesudah beberapa waktu
keduanya tinggal di situ, saudara-saudara itu melepas mereka dalam damai untuk kembali kepada mereka yang
mengutusnya.
Penanggulangan
penyimpangan ajaran dalam gereja bukan perkara sederhana dan singkat. Setelah
konsili Yerusalem bulat dalam keputusan dibawah naungan Roh Kudus, kini tugas
yang tak kalah menantang adalah memperbaiki kerusakannya pada jemaat. Jadi tidak
sampai hanya mengeluarkan surat keputusan konsili terkait ajaran menyimpang,
mengirimkannya dan membacakannya juga oleh utusan konsili, tetapi utusan
konsili itu tinggal di tengah-tengah
jemaaat. Jadi memang harus diakui bahwa jika sungguh Roh Kudus hadir di
dalam gereja maka inilah yang seharusnya terjadi, sementara resiko perpecahan
itu memang ada dan penyesatan memang harus terjadi, sebagaiman diucapkan oleh
Yesus sendiri dalam injil Matius 18:7:
Celakalah dunia dengan segala penyesatannya:
memang penyesatan harus ada, tetapi celakalah orang yang mengadakannya.
Soli Deo Gloria
No comments:
Post a Comment