Oleh: Martin Simamora
Rasul Paulus: “Aku
tahu, bahwa sesudah aku pergi, serigala-serigala yang ganas akan masuk ke
tengah-tengah kamu dan tidak akan menyayangkan kawanan itu” (Kisah Para Rasul
20:28)
Serigala-Serigala
Ganas Namun Tidak Mudah Dikenali
Penyesat dan penyesatan itu sendiri tidak pernah dianggap sebagai problem
ringan dalam pandangan gereja mula-mula, aplagi dipandang semacam demokrasi dalam pluralisme
ajaran-ajaran dalam dunia Kristen. sejak era gereja purba. Para rasul pada
pertumbuhan dan perkembangan Kristen perdana memiliki tanggungjawab
penggembalaan yang tak main-main dalam menjaga kesehatan dan kemurnian iman jemaat
Tuhan dengan bukan saja teladan hidup dan praktik iman yang benar dan kudus
tetapi memberikan pondasi yang kudus yaitu ajaran-ajaran Kristen yang membawa
mereka kepada pengenalan Kristus sebagai satu-satunya sumber keselamatan dari
Allah bagi manusia. Mengajar mereka agar semakin bertumbuh dan dewasa.
Pertumbuhan dan kedewasaan dalam iman di sini bukan saja soal karakter yang memuliakan Tuhan, namun
juga mutlak bertumbuh dan makin dewasa dalam soal ajaran, perhatikan misal nasihat ini: Tentang hal itu banyak yang harus kami katakan, tetapi yang sukar untuk
dijelaskan, karena kamu telah lamban dalam hal mendengarkan. Sebab sekalipun
kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih
perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih
memerlukan susu, bukan makanan keras. Sebab barangsiapa masih memerlukan susu
ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil. Tetapi
makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai
pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat.
(Ibrani 5:11-14).
Apakah pentingnya jemaat atau orang-orang Kristen memiliki ajaran-ajaran
yang mendewasakan, sehingga mereka semakin kokoh dalam iman terkait
ajaran? Karena salah satu problem yang paling menghancurkan kesehatan dan kekudusan iman adalah ajaran-ajaran yang
cemar. Ajaran-ajaran yang nampaknya spiritual, nampaknya kudus, nampaknya
membawa ketaatan kepada perintah-perintah kudus, tetapi pada faktanya bukan
ajaran yang diteruskan oleh para rasul Yesus Kristus. Seperti pada bagian
sebelumnya, saya sudah tunjukan mengapa segala ajaran harus diujikan
pada apa yang telah diajarkan dan diteruskan oleh para rasul dalam terang Roh
Kudus.