F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

0 Pemberitaan Injil & Penghakiman Allah

Oleh: Martin Simamora

Jikalau Kamu Masuk Ke Dalam Sebuah Kota Dan Kamu Tidak Diterima


Rasul Paulus adalah salah satu rasul yang memiliki pengaruh dalam pemberitaan injil dan perkembangan jemaat perdana. Tetapi juga mengalami penentangan yang keras akibat pemberitaannya yang berbunyi Yesus adalah Sang Mesias yang begitu lugas di dalam rumah-rumah ibadat Yahudi sebagaimana yang dahulu telah dilakukan oleh Yesus Sang Mesias [Lukas 19:47, 20:1, 21:23, 21:37; Yoh 7:14,Yoh 7:28,Yoh 8:2, Yoh 8:20], mengalami penolakan halus hingga ancaman menyertainya:

Kemudian Paulus meninggalkan Atena, lalu pergi ke Korintus. Di Korintus ia berjumpa dengan seorang Yahudi bernama Akwila, yang berasal dari Pontus. Ia baru datang dari Italia dengan Priskila, isterinya, karena kaisar Klaudius telah memerintahkan, supaya semua orang Yahudi meninggalkan Roma. Paulus singgah ke rumah mereka. Dan karena mereka melakukan pekerjaan yang sama, ia tinggal bersama-sama dengan mereka. Mereka bekerja bersama-sama, karena mereka sama-sama tukang kemah. Dan setiap hari Sabat Paulus berbicara dalam rumah ibadat dan berusaha meyakinkan orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani. Ketika Silas dan Timotius datang dari Makedonia, Paulus dengan sepenuhnya dapat memberitakan firman, di mana ia memberi kesaksian kepada orang-orang Yahudi, bahwa Yesus adalah Mesias. Tetapi ketika orang-orang itu memusuhi dia dan menghujat, ia mengebaskan debu dari pakaiannya dan berkata kepada mereka: "Biarlah darahmu tertumpah ke atas kepalamu sendiri; aku bersih, tidak bersalah. Mulai dari sekarang aku akan pergi kepada bangsa-bangsa lain." Maka keluarlah ia dari situ, lalu datang ke rumah seorang bernama Titius Yustus, yang beribadah kepada Allah, dan yang rumahnya berdampingan dengan rumah ibadat. Tetapi Krispus, kepala rumah ibadat itu, menjadi percaya kepada Tuhan bersama-sama dengan seisi rumahnya, dan banyak dari orang-orang Korintus, yang mendengarkan pemberitaan Paulus, menjadi percaya dan memberi diri mereka dibaptis.”- Kisah Para Rasul 18:1-8

Di Korintus, ia dibenci dan ditolak oleh saudara sebangsanya sendiri karena “ia memberi kesaksian kepada orang-orang Yahudi, bahwa Yesus adalah Mesias.” Pemberitaan demikian mendatangkan kebencian mendalam dan penghujatan yang tak main-main, sehingga inilah hal yang dilakukan oleh Paulus: “ia mengebaskan debu dari pakaiannya.” Tindakan ini begitu keras, sangat keras, sebab diimbuhi dengan sederet kalimat doa penghakiman yang berbunyi “Biarlah darahmu tertumpah ke atas kepalamu sendiri; aku bersih, tidak bersalah. Mulai dari sekarang aku akan pergi kepada bangsa-bangsa lain.”

0 "Engkaukah Yang Akan Datang Itu Atau Haruskah Kami Menantikan Orang Lain?" (10- Selesai)

Oleh: Martin Simamora

Perkataan–Ku Menghakimimu Di Sini Dan Setelah Ini-6


Bacalah lebih dulu: “Bagian 9

Apa yang telah diperbuat Yesus, sehingga baik perkataan dan tindakannya tidak pernah berharmoni dengan dia adalah manusia sebagaimana semua manusia adalah manusia saja. Atau “Firman itu telah menjadi manusia”(Yohanes 1:14), ternyatakan pada kehidupan Yesus yang melembaga dalam perkataan dan tindakannya, dan pada momen-momen itulah kemanusiaan manusianya mengalami konflik yang begitu keras di hadapan manusia. Bukan saja pada makna semantik yang terkandung dalam kata “manusia”, tetapi juga pada eksistensi manusianya dihadapan manusia dan dalam hubungannya kepada sesama manusia dan kepada Tuhan-dalam pandangan manusia. Coba, misalkan, perhatikan bagaimana Alkitab menggambarkan eksistensi Yesus Kristus di hadapan manusia di dunia ini dan dihadapan Allah:

Matius 10:29-32 “Bukankah burung pipit dijual dua ekor seduit? Namun seekorpun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu. Dan kamu, rambut kepalamupun terhitung semuanya. Sebab itu janganlah kamu takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit. Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di sorga. Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan Bapa-Ku yang di sorga."

Jika anda ingin mengetahui kemanusiaan Yesus Sang Mesias di dunia ini dalam relasinya  terhadap manusia atau sesamanya manusia sekaligus di hadapan Bapa, maka satu kali pun, kita tidak akan menemukan kemanusiaan Yesus akan berposisi sama dengan kemanusiaan semua manusia. Sebaliknya Ia Sang Mesias menempatkan dirinya sebagai dasar penghakiman yang  kekal bagi sesamanya manusia berdasarkan pada dirinya sendiri.


Bagaimanakah  kedudukan Yesus di hadapan sesama manusia akan seperti ini:

0 "Engkaukah Yang Akan Datang Itu Atau Haruskah Kami Menantikan Orang Lain?" (9)



Oleh: Martin Simamora

Perkataan–Ku Menghakimimu Di Sini Dan Setelah Ini-5


Bacalah lebih dulu: “bagian 8

Itu sebabnya, mengenal siapakah Yesus, bukan dan tidak pernah  bermata air dari mempelajari dan memahaminya secara linguistik, semantik atau leksikal, dan studi interdisiplin belaka, untuk kemudian berdasarkan itu dibangun pengajaran siapakah Yesus. Mengabaikan penjelasan Yesus yang pasti berkontradiksi dengan natur yang dikandung dalam sebuah kata akan mendatangkan kesesatan dalam pengenalan akan Yesus, seperti:

“Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: "Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!" Tetapi di situ ada juga duduk beberapa ahli Taurat, mereka berpikir dalam hatinya: Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah. Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri? Tetapi Yesus segera mengetahui dalam hati-Nya, bahwa mereka berpikir demikian, lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu berpikir begitu dalam hatimu? Manakah lebih mudah, mengatakan kepada orang lumpuh ini: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalan? Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa"- Markus 2:5-10”

Mengenal Yesus atau mempelajari Yesus atau menjelaskan Yesus dalam perkataan dan perbuataannya adalah sukar, bahkan begitu jauh dari jangkauan para pakar teologia- beberapa ahli Taurat- yang hidup sezaman dengan Yesus dan bahkan mempelajari bukan berdasarkan manuskrip, bukan berdasarkan ilmu dan seni tafsir Kitab suci yang didukung  oleh studi bahasa asli alkitab dan studi bahasa-bahasa kuno yang digunakan oleh masyarakat dan Yesus sendiri di eranya- sebab mereka hidup sezaman dan tak ada problem linguistik sebab bertatap muka. Mengapa? Sebab “Anak Manusia” adalah dia sebagaimana semua manusia adalah anak manusia, tetapi  dalam Yesus adalah manusia, juga berkata “dosamu sudah diampuni”  kepada seorang manusia lainnya? Lalu siapakah Yesus sehingga dapat berkata “dosamu sudah diampuni?” Bukankah hanya Allah saja yang dapat berkata demikian? Coba perhatikan mazmur  berikut ini:
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9