F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

0 "Engkaukah Yang Akan Datang Itu Atau Haruskah Kami Menantikan Orang Lain?" (9)



Oleh: Martin Simamora

Perkataan–Ku Menghakimimu Di Sini Dan Setelah Ini-5


Bacalah lebih dulu: “bagian 8

Itu sebabnya, mengenal siapakah Yesus, bukan dan tidak pernah  bermata air dari mempelajari dan memahaminya secara linguistik, semantik atau leksikal, dan studi interdisiplin belaka, untuk kemudian berdasarkan itu dibangun pengajaran siapakah Yesus. Mengabaikan penjelasan Yesus yang pasti berkontradiksi dengan natur yang dikandung dalam sebuah kata akan mendatangkan kesesatan dalam pengenalan akan Yesus, seperti:

“Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: "Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!" Tetapi di situ ada juga duduk beberapa ahli Taurat, mereka berpikir dalam hatinya: Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah. Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri? Tetapi Yesus segera mengetahui dalam hati-Nya, bahwa mereka berpikir demikian, lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu berpikir begitu dalam hatimu? Manakah lebih mudah, mengatakan kepada orang lumpuh ini: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalan? Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa"- Markus 2:5-10”

Mengenal Yesus atau mempelajari Yesus atau menjelaskan Yesus dalam perkataan dan perbuataannya adalah sukar, bahkan begitu jauh dari jangkauan para pakar teologia- beberapa ahli Taurat- yang hidup sezaman dengan Yesus dan bahkan mempelajari bukan berdasarkan manuskrip, bukan berdasarkan ilmu dan seni tafsir Kitab suci yang didukung  oleh studi bahasa asli alkitab dan studi bahasa-bahasa kuno yang digunakan oleh masyarakat dan Yesus sendiri di eranya- sebab mereka hidup sezaman dan tak ada problem linguistik sebab bertatap muka. Mengapa? Sebab “Anak Manusia” adalah dia sebagaimana semua manusia adalah anak manusia, tetapi  dalam Yesus adalah manusia, juga berkata “dosamu sudah diampuni”  kepada seorang manusia lainnya? Lalu siapakah Yesus sehingga dapat berkata “dosamu sudah diampuni?” Bukankah hanya Allah saja yang dapat berkata demikian? Coba perhatikan mazmur  berikut ini:


Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya, yang dosanya ditutupi! Berbahagialah manusia, yang kesalahannya tidak diperhitungkan TUHAN, dan yang tidak berjiwa penipu!... Dosaku kuberitahukan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata: "Aku akan mengaku kepada TUHAN pelanggaran-pelanggaranku," dan Engkau mengampuni kesalahan karena dosaku.- Mazmur 32:1-2,5


Kapankah orang lumpuh itu memberitahukan dosanya kepada Yesus? Kapankah orang lumpuh itu menyampaikan pengakuan dosa-dosanya terhadap Yesus?


Lebih jauh lagi…

Apakah memang benar Yesus yang manusia itu adalah Tuhan yang berkuasa untuk mengampuni dosa seorang manusia?


Apakah  memang benar Yesus adalah Dia Yang Maha Tahu atas kehidupan seorang manusia sehingga dapat menyatakan keberdosaannya dan menyatakan pengampunan sementara orang lumpuh itu, bahkan tak pernah mengakui diri Yesus adalah Tuhan kecuali semua orang yang membawanya kepada Yesus, percaya Yesus berkuasa untuk menyembuhkan keadaan jasmaniahnya, yang lumpuh?


Bagaimana mungkin seorang manusia bernama Yesus begitu tegas menautkan keberdosaan dengan situasi kelumpuhannya? Sehingga ia berkata begini:

“Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa" --berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu--:Kepadamu Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu! Dan orang itupun bangun, segera mengangkat tempat tidurnya dan pergi ke luar di hadapan orang-orang itu, sehingga mereka semua takjub lalu memuliakan Allah, katanya: "Yang begini belum pernah kita lihat."- Markus 2:10-12

Ini adalah kesembuhan yang integral atau tak terpisahkan dengan keberdosaan seorang manusia. Yesus memulai dengan sebuah sabda kepada dunia dosa yang berbunyi “Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa.” Dan sabda itu berkuasa atas dunia dosa dan dunia dosa bertekuk lutut kepada pemerintahan perkataan Yesus Sang Anak Manusia tadi, sebagaimana didemonstrasikan atau disingkapkan oleh Yesus dengan instruksi yang berkata begini: “Kepadamu Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu! Dan orang itupun bangun, segera mengangkat tempat tidurnya dan pergi ke luar di hadapan orang-orang itu.”

Tetapi, saya juga  ingin memberitahukan kepada para pembaca budiman yang terhormat, bahwa pada kesempatan lain dalam  sebuah peristiwa tertentu dan episode yang definitif yang telah terjadi, Yesus Sang Anak Manusia telah melakukan hal yang sama, tetapi pada peristiwa yang lain ini, secara gamblang, Yesus menyatakan bahwa kesembuhan yang dilakukannya tidak berhubungan dengan dosa-- dengan kata lain tidak diakibatkan oleh dosa masa lalu yang mengakibatkan kutuk yang bekerja sejak itu hingga waktu mendatang dalam ketetapan Allah sendiri, sebagaimana yang dikenal secara baik oleh umat Allah sebelum Sang Firman menjadi manusia, seperti yang dikenal dalam Ulangan 28:15-68—tetapi disebabkan oleh apakah yang hendak disingkapkan Allah pada berbagai bentuk  penderitaan atau penyakit yang tak dapat dijelaskan dan dipahami oleh manusia, apakah sebabnya. Perhatikanlah ini:


“Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya. Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: "Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?" Jawab Yesus: "Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia. Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja. Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia." Setelah Ia mengatakan semuanya itu, Ia meludah ke tanah, dan mengaduk ludahnya itu dengan tanah, lalu mengoleskannya pada mata orang buta tadi dan berkata kepadanya: "Pergilah, basuhlah dirimu dalam kolam Siloam." Siloam artinya: "Yang diutus." Maka pergilah orang itu, ia membasuh dirinya lalu kembali dengan matanya sudah melek. Tetapi tetangga-tetangganya dan mereka, yang dahulu mengenalnya sebagai pengemis, berkata: "Bukankah dia ini, yang selalu mengemis?" Ada yang berkata: "Benar, dialah ini." Ada pula yang berkata: "Bukan, tetapi ia serupa dengan dia." Orang itu sendiri berkata: "Benar, akulah itu." Kata mereka kepadanya: "Bagaimana matamu menjadi melek?"- Yohanes 9:1-10 


Dapatkah siapapun menjelaskan siapakah  Yesus yang manusia namun begitu berani meladeni pertanyaan yang sama sekali tak ada satupun manusia yang dapat memberikan jawaban definitif tanpa dusta selain Ia adalah Allah? Tetapi, telah ditunjukan bahwa Yesus meladeni pertanyaan ini: “Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?” yang diladeni  bukan dengan jawaban yang menegur semacam ini: “itu bukan urusanku tetapi Allah saja sebab hanya Dia yang dapat menjawabnya, sementara aku hanyalah seorang hamba utusan Allah yang Mahabesar dan Mahamulia”, tetapi malahan ia meladeni pertanyaan para muridnya dengan berkata: ” "Bukan dia dan bukan juga orang tuanya." Siapakah Dia?!


Bagaimana mungkin ia manusia tetapi dapat menjawab: bukan dia dan bukan juga orang tuanya. Mahatahu sekali manusia satu ini?? Ataukah ia sedang sakit jiwa dan sedang meninggikan dirinya melampaui kepatutannya di dunia ini?


Ini adalah problem yang segera tanpa ditunda telah dijawab oleh Yesus. Coba perhatikan rentet peristiwa mulai dari inisiasi penyembuhan yang dilakukan Yesus atas orang buta sejak lahir, ia sembuh dari buta, hingga tanggapan masyarakat yang begitu mengenal diri orang buta sejak lahir itu:

Setelah Ia mengatakan semuanya itu, Ia meludah ke tanah, dan mengaduk ludahnya itu dengan tanah, lalu mengoleskannya pada mata orang buta tadi dan berkata kepadanya: "Pergilah, basuhlah dirimu dalam kolam Siloam." Siloam artinya: "Yang diutus." Maka pergilah orang itu, ia membasuh dirinya lalu kembali dengan matanya sudah melek. Tetapi tetangga-tetangganya dan mereka, yang dahulu mengenalnya sebagai pengemis, berkata: "Bukankah dia ini, yang selalu mengemis?" Ada yang berkata: "Benar, dialah ini." Ada pula yang berkata: "Bukan, tetapi ia serupa dengan dia." Orang itu sendiri berkata: "Benar, akulah itu." Kata mereka kepadanya: "Bagaimana matamu menjadi melek?"


Begitu berbeda dengan kasus “orang lumpuh”, pada kasus orang buta sejak lahir Yesus tidak memulai dengan sabda “Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa.” Pada kasus orang buta sejak lahir, Yesus terlebih dahulu mendeklarasikan siapakah dirinya dan apakah tujuannya datang ke dalam dunia ini, yaitu karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia. Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja. Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia.


Yesus menunjukan bahwa Ia diutus untuk mengerjakan pekerjaan sebagaimana yang dikerjakan Allah sebagaimana direpersentasikannya dalam pernyataan yang berbunyi ”kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku.” Saat Yesus menyatakan “kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku” maka ia sedang memasukan semua muridnya sebagai bagian tak terpisahkan dari dirinya atau dirinya adalah sentral bagi para muridnya untuk menggenapkan “Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku”  yang  mana ini dapat anda temukan penggenapan misal pada peristiwa ini:

“Kemudian dari pada itu Tuhan menunjuk tujuh puluh murid yang lain, lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya…. Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala…. Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu: Damai sejahtera bagi rumah ini. Dan jikalau di situ ada orang yang layak menerima damai sejahtera, maka salammu itu akan tinggal atasnya. Tetapi jika tidak, salammu itu kembali kepadamu…. Dan jikalau kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu diterima di situ, makanlah apa yang dihidangkan kepadamu, dan sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ dan katakanlah kepada mereka: Kerajaan Allah sudah dekat padamu…. Kemudian ketujuh puluh murid itu kembali dengan gembira dan berkata: "Tuhan, juga setan-setan takluk kepada kami demi nama-Mu." Lalu kata Yesus kepada mereka: "Aku melihat Iblis jatuh seperti kilat dari langit…. Namun demikian janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di sorga."- Lukas 10:1-20


Apa yang baru saja saya sajikan dan anda baca, merupakan salah satu penggenapan ‘kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku” yang hanya akan terjadi berdasarkan pengutusan  oleh Yesus yang melimpahkan otoritas dan kuasa  sehingga semua 70 murid itu dapat melakukan pekerjaan yang biasa dilakukan Allah sendiri namun kali ini melalui mulut dan kaki mereka, seperti:

-Berkuasa untuk memberikan damai sejahtera kepada manusia lain: “Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu: Damai sejahtera bagi rumah ini. Dan jikalau di situ ada orang yang layak menerima damai sejahtera, maka salammu itu akan tinggal atasnya. Tetapi jika tidak, salammu itu kembali kepadamu


-Berkuasa untuk memberikan kesembuhan atau membebaskan manusia dari berbagai rupa penyakit dan menghadirkan Kerajaan Allah bagi manusia lain sebagai kuasa yang dimiliki dalam mereka melakukan  pemberitaan Kerajaan Allah sudah dating sebagaimana mereka datang ke situ: “dan sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ dan katakanlah kepada mereka: Kerajaan Allah sudah dekat padamu.


-Berkuasa untuk menumbangkan pemerintahan kerajaan iblis yang  berkuasa dalam teritori langit-langit kota (perhatikan ini: Dan jikalau kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu diterima di situ): “Kemudian ketujuh puluh murid itu kembali dengan gembira dan berkata: "Tuhan, juga setan-setan takluk kepada kami demi nama-Mu."


Siapakah Yesus, dengan demikian akan begitu mustahil untuk dijelaskan diatas pondasi “Anak Manusia” secara linguistik, selain “Anak Manusia” di atas pondasi perkataan dan perbuatan Yesus sendiri. Bukankah Yesus sendiri meminta semua manusia untuk mengenal siapakah ia berdasarkan “perkataan dan perbuatan atau pekerjaan yang dapat dilakukannya?” Pernahkah anda membaca dan memperhatikan secara seksama penjelasan dirinya sendiri tentang siapakah dirinya? Mari kita melihatnya sejenak:

Yohanes 5:36 Tetapi Aku mempunyai suatu kesaksian yang lebih penting dari pada kesaksian Yohanes, yaitu segala pekerjaan yang diserahkan Bapa kepada-Ku, supaya Aku melaksanakannya. Pekerjaan itu juga yang Kukerjakan sekarang, dan itulah yang memberi kesaksian tentang Aku, bahwa Bapa yang mengutus Aku.


Seperti apakah segala pekerjaan yang diserahkan Bapa kepada Yesus itu? Mari kita memperhatikan penjelasan Yesus sendiri:

Yohanes 5:19-20 Maka Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak. Sebab Bapa mengasihi Anak dan Ia menunjukkan kepada-Nya segala sesuatu yang dikerjakan-Nya sendiri, bahkan Ia akan menunjukkan kepada-Nya pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar lagi dari pada pekerjaan-pekerjaan itu, sehingga kamu menjadi heran.


Sekarang pikirkanlah bahwa Anak Manusia mengerjakan pekerjaan Allah dalam sebuah kualitas total yang tak terbedakan atau tak akan sanggup jiwa manusia membedakannya, kecuali manusia akan menuding Yesus sedang menghujat Allah. Pikirkanlah bahwa dalam hal ini Yesus sedang menyatakan bahwa apa yang dikerjakannya dalam ia sebagai manusia secara otentik tak terbedakan sebagaimana Allah sendiri yang melakukannya: “sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak.” Dan jika anda melihat kesan linguistik yang menunjukan Yesus agak sedikit lebih rendah daripada Bapa dalam linguistik seperti: “sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatau dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa,” maka ini sebenarnya bukan menunjukan kebedaan kelas seperti Bapa adalah Allah yang lebih tinggi dan Anak adalah Allah yang lebih rendah sehingga ada semacam multi-theos yang berdiri sendiri-sendiri dan memiliki kelas yang berbeda, tidak begitu sama sekali. Apa yang terjadi adalah relasi Yesus  adalah Sang Firman yang telah turun menjadi manusia dan tinggal di dunia untuk melakukan maksud Allah, sebagai sebuah tatanan bagaimana Allah melaksanakan maksudnya. Karena itulah Yesus berkata “apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak” yang menunjukan pada kuasanya sendiri tak terjadi kebedaan kelas sebab menyatakan “apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak” mustahil sebuah relasi pendelegasian wewenang kecuali dua yang sehakikat pada kuasa, otoritas dan pemerintahan. Apa yang dikerjakan Yesus, dengan demikian, pasti sekualitas, sekuasa, seotoritas dan sepemerintahan dengan Bapa. Karena itulah, pola ini terlihat semakin kuat pada ayat-ayat berikutnya: Yohanes 5:21-47. Anda harus memperhatikan bahwa pada ayat 46-47, bahkan Yesus menunjukan dirinya adalah “Dia yang difirmankan Allah sedang menggenapkan apapun yang telah difirmankan Allah melalui sabdanya dan perbuatannya sendiri” bahkan berdasarkan Nabi Musa: “Sebab jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga kepada-Ku, sebab ia telah menulis tentang Aku. Tetapi jikalau kamu tidak percaya akan apa yang ditulisnya, bagaimanakah kamu akan percaya akan apa yang Kukatakan?"!


Tanpa memahami Yesus sebagaimana penjelasan Yesus sendiri, maka memang respon terhadap Yesus akan menjadi sungguh negatif, seperti ini:


Tetapi di situ ada juga duduk beberapa ahli Taurat, mereka berpikir dalam hatinya: Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah. Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?- Markus 2:6-7


Kemudian Yesus masuk ke sebuah rumah. Maka datanglah orang banyak berkerumun pula, sehingga makanpun mereka tidak dapat. Waktu kaum keluarga-Nya mendengar hal itu, mereka datang hendak mengambil Dia, sebab kata mereka Ia tidak waras lagi.- Markus 3:20


Dan ahli-ahli Taurat yang datang dari Yerusalem berkata: "Ia kerasukan Beelzebul," dan: "Dengan penghulu setan Ia mengusir setan."- Markus 3:22


Jawab orang-orang Yahudi itu: "Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami mau melempari Engkau, melainkan karena Engkau menghujat Allah dan karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diri-Mu dengan Allah."- Yohanes 10:33


Kata Pilatus kepada imam-imam kepala dan seluruh orang banyak itu: "Aku tidak mendapati kesalahan apapun pada orang ini." Tetapi mereka makin kuat mendesak, katanya: "Ia menghasut rakyat dengan ajaran-Nya di seluruh Yudea, Ia mulai di Galilea dan sudah sampai ke sini."- Lukas 23:4-5


Ketika siapapun mencoba menjelaskan Yesus diluar apapun yang dikatakannya, maka pasti pengajarannya akan berlawanan dengan Yesus. Harus dicamkan bahwa tafsir Yesus terhadap kitab suci telah dilakukannya dalam cara yang hanya Allah saja dapat melakukannya. Dengan kata lain, cara  Yesus menafsirkan kitab suci tidak bergantung pada ketentuan-ketentuan yang telah berlangsung dalam ketentuan suci yang berlangsung selama berabad-abad sebelum dirinya, sebab ia sendiri mengatakan dirinya bahwa ia datang untuk menggenapinya. Kala Yesus berkata Ia datang untuk menggenapi kitab suci maka segala tafsir harus siap berdiri dihadapan penghakiman perkataan atau sabda Yesus. Cobalah pikirkan seksama segala implikasi yang ditimbulkan oleh perkataan Yesus semacam ini:

“Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.” Matius 5:17-18


Penggenapan firman Allah oleh Manusia Yesus, bukankah itu memang benar-benar Yesus sedang melakukan segala pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh Allah saja, sementara Ia adalah Sang Firman yang sebelumnya bersama-sama dengan Allah namun telah turun ke dalam dunia untuk apa? Untuk melakukan sebagaimana yang diucapkannya dalam Matius 5:17-18.


Ini bahkan begitu penting sehingga menjelang ia naik ke sorga meninggalkan para murid-Nya, ia kembali menegaskan hal mahapenting ini:


“Lalu Ia berkata kepada mereka: "Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi! Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?" Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi.”- Lukas 24:25-27


“Ia berkata kepada mereka: "Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur." Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci.”-Lukas 24:44-45




Ketika anda menjelaskan siapakah Yesus berdasarkan kitab suci dengan metodologi apapun yang anda pilih sebagai yang paling jitu, maka waspadalah bahwa metodologi apapun itu haruslah terikat pada ketetapan yang telah dinyatakan oleh Yesus sendiri tentang bagaimana mengenal dirinya berdasarkan observasi, yaitu:

Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri.- Yohanes 14:11



Apakah pekerjaan-pekerjaan itu? Tadi telah saya tunjukan.




Satu hal lagi yang harus diperhatikan oleh siapapun pendeta dan teolog sekaliber apapun juga, ada  satu hal yang Yesus tunjukan mengenai mengenal siapakah Yesus. Bahwa  siapapun ketika mengenal Yesus harus mengenalnya sebagaimana Bapa mengenal dirinya, dan kedua untuk mampu mengenal Yesus sebagaimana Bapa mengenal Yesus, tak satupun manusia sanggup sebab tak ada manusia yang seperti Yesus yang “melakukan pekerjaan sebagaimana yang Bapa juga kerjakan.” Terkait realitas ini, Yesus berkata dalam doanya:


Pada waktu itu juga bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus dan berkata: "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak ada seorangpun yang tahu siapakah Anak selain Bapa, dan siapakah Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakan hal itu." Sesudah itu berpalinglah Yesus kepada murid-murid-Nya tersendiri dan berkata: "Berbahagialah mata yang melihat apa yang kamu lihat. Karena Aku berkata kepada kamu: Banyak nabi dan raja ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya."- Lukas 10:21-24


Kebenaran ini seharusnya menggentarkan siapapun juga anda yang memberitakan atau mengajarkan firman, tak peduli anda teolog berkaliber dunia dengan multi doktoral yang dihasilkan oleh otak gemilang anda, atau anda seorang pendeta yang begitu bermartabat dan begitu dikagumi oleh kesalahen dirimu dan kepiawaian melahirkan lagu-lagu rohani, tetapi anda tidak mengajarkan Yesus sebagaimana Yesus maui, tetapi berpikir dirinya jauh lebih baik mengenalnya ketimbang Bapa? Bahkan berani berkata bahwa Yesus tak berkuasa atas iblis dan Bapa bercela dihadapan iblis terkait corpus delicti? Atau apapun juga pengajaran anda yang berdiri secara jumawa atau angkuh terhadap sabda Yesus yang berbunyi: “tidak ada seorangpun yang tahu siapakah Anak selain Bapa.”


Waspadailah kecerdasan anda, berjaga-jagalah atas intelektual anda sebagai seorang pendeta dan seorang teolog. Pastikan semuanya taat dan tunduk kepada sabda Kristus dan maksud Roh Kudus yang hingga kini memberitakan Yesus sebagaimana  yang dimaui Yesus sendiri: “Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku. Segala sesuatu yang Bapa punya, adalah Aku punya; sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku."- Yohanes 16:13-15.



Tanggungjawab seorang pengajar begitu tinggi dan besar sekaligus menuntut kehidupan yang penuh ketaatan dan ketundukan pada apa yang menjadi maksud Sang Mesias, Tuhan dan Penebus Agung kita.


Bagaimana dengan anda, dengan kepintaran anda? Masihkah kepintaran anda membawa anda pada penghormatan dan pengaguman pada Yesus Sang Mesias Juruselamat dunia? Ataukah malahan membuat anda semakin menertawakan Yesus sebagai manusia gila yang berlagak Tuhan yang berkuasa atas dosa dan Setan?


Hanya anda yang dapat menjawabnya. Kiranya kita semua membuat pilihan-pilihan yang cermat agar  kelak setelah kematian masing-masing kita, termasuk saya sendiri, kita tidak melakukan kesalahan yang terlampau terlambat untuk disesali kemudian saat: “Bapa tidak menghakimi siapapun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak, Janganlah kamu heran akan hal itu, sebab saatnya akan tiba, bahwa semua orang yang di dalam kuburan akan mendengar suara-Nya”(Yohanes 5:21,28), digenapi.



Sudah siapkah kita mati sebagai hamba Kristus yang taat bukan saja dalam perbuatan tetapi terhadap sabda-Nya termasuk sabda tentang siapakah Anak, atau akankah kita menjadi hamba yang sok pintar dihadapan Bapa yang adalah satu-satunya mengenal Anak tanpa kemelesetan?



Bersambung ke bagian 10


Segala Kemuliaan Hanya Bagi Allah









Catatan penulis: saya meminta maaf karena serial ini tidak akan hadir dalam kecepatan sebagaimana yang biasa saya lakukan. Tetapi saya akan memastikan bahwa hal ini tidak akan berlangsung terlampau lama, saya akan membuat keputusan-keputusan penting terkait pelayananku di blog ini. Jika berkenan, bawalah  namaku dalam doa-doa anda kepada Bapa, agar saya dapat memiliki momentum yang memungkinkan saya tetap melayani-Nya dalam situasi  yang bagaimanapun juga. Salam hormat dan kasih dalam Kristus.

No comments:

Post a Comment

Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9