F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

Showing posts with label Manusia. Show all posts
Showing posts with label Manusia. Show all posts

0 KASIH .



Oleh : Martin Simamora & Pdt.Steidy Suwuh

KASIH .


Baiklah. Problemnya adalah kebanyakan orang Kristen ketika membaca kasih maka dimaknai sebagai bentuk terlemah dari ekspresi atau perwujudan iman Kristen. Bahkan hingga yang paling negatif : hanya kasih maka tak memperhatikan mana yang salah dan mana yang  benar. Dengan kata lain, kalau saya memuliakan kasih atau mengasihi Tuhan  sebagai sentral keberimanan saya kepada Tuhan Yesus, maka akan dimaknai bahwa saya tak menggubris larangan dan aturan/menyampahkannya. Benarkah? Jawabnya: Salah sama sekali! Kita  BUKAN memandangnya sebagai sampah, namun bukan merupakan dasar atau fondasi  hubungan saya atau anda dengan Kristus! 


Perhatikan hal ini, yang dikemukakann  pendeta Steidy Suwuh dalam sebuah grup di facebook dimana saya  berkesempatan berinteraksi di dalamnya:
Kekristenan tidak didasarkan  pada  larangan-larangan  dan peraturan-peraturan. Sesungguhnya, Kekristenan didasarkan kepada suatu hubungan kasih dengan seseorang, yaitu Yesus Kristus. Dasar-dasar fundamental dari kehidupan Kristen yang sejati adalah diringkaskan dalam dua perintah agung yang diberikan oleh Kristus dalam Matius 22:37:
"Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.


Bagaimana anda menanggapi perintah Yesus ini? Setinggi apakah anda mengapresiasinya? Apakah  ini bermakna bahwa dengan demikian Yesus anti terhadap hukum atau aturan atau larangan? Yesus penganut amoralitas dan penganjur anti hukum negara dengan demikian? Tidak sama sekali.

0 Sebuah Pelajaran Bagi Kita Semua dari Newtown


Setidaknya 20 anak dan 6 orang dewasa tewas dalam
sebuah aksi penembakan brutal di sebuah sekolah dasar
yang berlokasi  di Newtown-Connecticut- Foxnewsinsider

Oleh : Pastor John Piper


Membunuh seorang manusia lainnya merupakan sebuah serangan terhadap Tuhan. Dia  telah menciptakan kita dalam citraNya sendiri. Menghancurkan sebuah citra biasanya  bermakna anda membenci apa yang dicitrakan. Membunuh manusia sebagai pembawa citra Tuhan tidak sekedar membunuh. Itu adalah pengkhianatan terhadap pencipta dunia ini. Tindakan itu  merupakan kriminal besar—dan lebih daripada itu. “Siapa yang menumpahkan darah manusia, darahnya akan tertumpah oleh manusia, sebab Allah membuat manusia itu menurut gambar-Nya sendiri” (Kejadian 9:6)

Seperti biasa, Yesus mengangkat hal ini dalam istilah-istilah yang mematikan. Tak satupun dari kita dapat meluputkan diri.

0 “Apakah yang Yesus Ajarkan?”– Bagian 2 Selesai



Bacalah terlebih dahulu  bagian 1 di sini


Oleh :  Rev. Dr. Keith Krell
3. Kasih adalah Prioritas Puncak Kehidupan (Matius 22:37-40)
.

Pada Matius 22, Yesus  kala itu sedang berbicara kepada sebuah kelompok yang terdiri dari pemimpin-pemimpin agama, seorang pakar hukum agama,   menanyai Yesus, apakah perintah yang terbesar. Dia mengajukan pertanyaan ini dalam upaya menjatuhkan Dia melalui jawaban yang akan diberikannya. Yesus menjawab, “KASIHILAH TUHAN, ALLAHMU, DENGAN SEGENAP HATIMU DAN DENGAN SEGENAP JIWAMU DAN DENGAN SEGENAP AKAL BUDIMU"[Ayat-ayat paralel, Mark 12:30 dan  Lukas 10:27,  memiliki tambahan  “dan dengan segenap kekuatanmu.”]. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.”Apakah maksudnya mengasihi Tuhan? Tidakkah ini bermakna memiliki  luapan emosi bergejolak, yang meledak-ledak seperti jarimu yang menghentak-hentakan  tuts piano? Tidakkah ini  bermakna untuk hidup dengan memiliki rasa atau sensasi aneh yang berkitar pada tengkukmu? Apakah ini bermakna menjadi dipenuhi, sepanjang waktu, dengan berbagai pemikiran  yang hangat tentang Tuhan? Rasul Yohanes  telah mencatat jawaban Yesus terkait pertanyaan ini dalam Yohanes 14:21, “Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Akupun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya." Yohanes juga menulis, dalam 1 Yohanes 5:3a,” Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya.”

0 “Apakah yang Yesus Ajarkan?”– Bagian 1

Bacalah terlebih dahulu :  Siapakah Yesus?



Oleh :  Rev. Dr. Keith Krell


Sepasang anak muda, keduanya buta, berjalan saling bergandeng tangan menyeberangi sebuah perempatan yang sibuk. Mobil-mobil lalu lalang tanpa  henti dari segala arah. Masing-masing mengetuk trotoar dengan sebuah tongkat putih sambil berupaya menyeberangi  jalan tersebut.  Menjadi seram bagi semua yang menyaksikannya, pasangan yang buta ini mulai membelok ke tengah-tengah persimpangan. Tak menyadari bahayanya, mereka terus berjalan langsung  ke arah  datangnya mobil-mobil. Pada saat itu, setiap mobil dari setiap arah menghentikan mobilnya secara simultan dengan suara berdecit melengking. Seorang pengemudi truk  melongokkan kepalanya dari  jendela dan berteriak “ke kananmu!ke kananmu!”  Orang lain turut berteriak,”ke kananmu!” Tanpa kehilangan langkah, pasangan itu  kembali ke kanan  dan kembali ke arah yang benar, mengetuk dengan tongkat mereka dan mendengarkan  teriakan-teriakan dari para pengemudi. Mereka berhasil menyeberang ke sisi jalan satunya tanpa insiden, masih saling bergandeng tangan.

0 Gaya Hidup Cukup & Bebas dari Perasaan Kuatir – Bagian 4 Selesai

Bacalah terlebih dahulu bagian-bagian sebelumnya. Untuk bagian satu di sini, bagian 2 di sini dan untuk bagian 3 di sini


Oleh :  Rev. Dr. Keith Krell
Yesus secara spesifik membatasi janji ini hanya kepada mereka yang mematuhi Matius 6:33a “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya”. Ketimbang sebagai sebuah selimut janji, pernyataan pada ayat tersebut merupakan janji yang bersifat kondisional  yang berlaku kepada para murid yang sepenuhnya berada dalam kepemilikan Kristus. Para murid yang berkomitmen untuk membangun kerajaan finansial yang bersifat sementara tidak menerima jaminan-jaminan semacam ini. Janji ini merupakan pengharapan kepada pencarian kerajaan Allah terlebih dahulu. Ini bukan merupakan lisensi kemalasan. Satu elemen mencari kerajaan Allah dan kebenarannya  adalah bekerja. Para murid dijanjikan kelangsungan hidup bukan kemakmuran [France, The Gospel of Matthew, 272.]

0 Gaya Hidup Cukup & Bebas dari Perasaan Kuatir – Bagian 3


Seorang anak di San Atonio mengais mencari makanan
saat Depresi Besar 1930-an
foto:Russell Lee
Library of Congress Prints and Photographs Division
Bacalah terlebih dahulu bagian pertama di sini dan bagian kedua di sini



Oleh :  Rev. Dr. Keith Krell


-Tuhan akan mengenakan pakaian  pada  tubuh jasmanimu
.

Yesus berkata, “Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh [Tanaman-tanaman memiliki rentang hidup yang singkat (Maz37:2; 90:5–6; 102:11; 103:15–16; Yes 40:6–8; Yak 1:10–11; 1 Pet 1:24–25)] tanpa bekerja dan tanpa memintal, namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannyapun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. Jadi jika [Ini merupakan kalimat kondisional kelas satu dimana Matius mengasumsikannya sebagai kebenaran. Tuhan memang memelihara ciptaannya.] demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya?” (Matius 6:28-30) Yesus berkata, “Jangan kuatir  mengenai apa yang akan kamu kenakan, pandanglah bunga-bunga itu”[ Walaupun secara tradisional krinon  telah dianggap sejenis  lily,  para ahli telah mengajukan  beberapa kemungkinan jenis-jenis bunga  termasuk  anemone, poppy, gladiolus, dan sebuah jenis  bunga Daisy yang  tidak begitu dikenal.Dalam tinjauan jenis yang tidak pasti semacam ini, maka “bunga-bunga” yang lebih umum  lebih disukai. Lihat pada catatan-catatan studi  NET] Pada saat pertama kali membacanya, kata-kata Yesus mengenai bunga-bunga lili, seperti juga halnya dengan burung-burung adalah  kata-kata yang indah, tetapi tidak terlalu menggugah. Jelas, burung-burung dan bunga-bunga lili tidak peduli mengenai hidup, mereka juga tidak memilki hipotik,  pembayaran-pembayaran mobil,   tagihan-tagihan belanja bahan makanan, dan biaya-biaya kuliah yang membuat mereka susah tidur di malam hari [Thomas Long, Matthew. Westminster Bible Companion (Louisville: Westminster/John Knox, 1997), 75.]  

0 Gaya Hidup Cukup & Bebas dari Perasaan Kuatir – Bagian 2

Bacalah  terlebih dahulu bagian Pertama di sini


Oleh :  Rev. Dr. Keith Krell



-Tuhan akan  menjamin keberlangsungan hidupmu
.


Yesus  berkata, “Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?” ( 6:25b) Yesus mengajukan sebuah argumen dari  hal yang lebih besar hingga hal yang lebih kecil. Karena  Tuhan telah memberikan kepadamu hidup, Dia dapat dengan pasti mempertahankan kelangsungan hidup itu. Hampir dalam nada gurau Yesus berkata,”Jika anda hendak kuatir, setidaknyak kuatirkanlah tentang sesuatu yang penting, seperti  kehidupan anda.” Kita kuatir apakah kita akan memiliki makanan yang cukup. Tuhan berkata, “Jika aku akan membangunkanmu  pada esok hari, aku akan memberikanmu makanan.



Kuatirlah apakah jantungmu akan berhenti nanti malam. Kuatirlah apakah aku akan menjaga otakmu tetap bekerja dan jantungmu memompa. Jika anda bersikeras untuk kuatir, kuatirlah akan hal itu. “Kenyataannya  kebanyakan kita tidak mengkuatirkan hal-hal semacam itu. Kita mengasumsikan ketika kita pergi tidur  pada malam hari  maka kita pastilah akan bangun keesokan harinya [
Tony Evans, Returning to Your First Love (Chicago: Moody, 1995), 277–78.].

0 Gaya Hidup Cukup & Bebas dari Perasaan Kuatir – Bagian 1


Oleh :  Rev. Dr. Keith Krell

           
           
"Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian? Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?... (Matius 6:25-34)


Suatu pagi Kematian memasuki sebuah kota ketika seorang pria menghentikannya dan bertanya  apa yang sedang dia lakukan. Kematian menjawab, “Saya akan ke kota untuk membunuh 10.000 orang.”  Orang itu lantas membalas,” Itu sungguh mengerikan bahwa  anda akan membunuh 10.000 orang.” Kematian  menjawab,”Mengambil nyawa orang ketika waktunya tiba adalah tugas saya.  Hari ini saya harus mengambil nyawa 10.000 orang  yang telah ditentukan bagi saya.” Kemudian, selagi Kematian berjalan meninggalkan kota itu, orang itu lantas menemuinya. Kembali dia menjadi geram. Dia berkata,”Anda tadi berkata  kepada saya pagi ini bahwa kamu akan mengambil nyawa 10.000 orang, tetapi hari ini 70.000 orang telah mati.” Kematian menjawab,” Jangan marah padaku. Saya hanya mengambil 10.000 orang. Kuatir membunuh selebihnya”[ Haddon W. Robinson, What Jesus Said About Successful Living (Grand Rapids: RBC, 1991), 221.]

0 Kelahiran Yesus Kristus - Bagian 2 Selesai


Anak Laki-Laki dari Bethlehem


Salah satu kekejaman keji dalam sejarah manusia adalah pembunuhan bayi-bayi Bethlehem oleh Herodes yang Agung.  Tetapi benarkah peristiwa ini sungguh terjadi?


Pada bab ke dua dalam injil Matius, kita membaca bahwa ketika  Herodes yang Agung mendengar kelahiran Messias “ dia menjadi  terkejut berserta seluruh Yerusalem.” Kemudian ketika  orang majus tidak  kembali untuk menyampaikan laporan kepadanya, dia menjadi marah dan memerintahkan semua bayi laki-laki hingga usia 2 tahun yang ada  di dan sekitar  Yerusalem dibunuh!


Tiga pertanyaan melintas  dalam pikiran selagi kita menimbang  insiden sadis ini : Pertama, berapa banyakkah  bayi yang sebenarnya telah dibunuh  Herodes? Kedua, berapakah usia Yesus ketika  hal ini terjadi? Dan terakhir, mengapa tidak ada catatan sejarahwan purba lainnya mengenai pembantaian ini? Dengan kata lain, apakah pembantaian bayi Bethlehem benar-benar  terjadi?



Bacalah terlebih dahulu bagian sebelumnya di sini

0 Saya TIDAK Oke, Anda Juga TIDAK Oke! ( Roma 3:9-20) - Bagian 3 - Selesai


a world in chaos - cnn money
Bacalah terlebih dahulu dua bagian sebelumnya : Bagian 1 dan Bagian 2

Oleh : Keith Krell, Ph.D


Dalam Roma 3:13-14, Paulus memberikan kategori lainnya: Perkataan kita bejat/rusak [ Lihat Matius 12:37; Markus 7:20-21]. Kita mengkhianati karakter kita dengan  perkataan kita. Hati kita membuat jalannya, dan mulut kita mengikutinya. Dalam dua ayat ini sekalipun  manusia  menjalankan pemeriksaan fisik tahunan. Sebagaimana anda ketahui ketika pergi ke dokter karena penyakit yang tidak diketahui, dokter umumnya ingin memeriksa mulut anda. Dia meletakan  semacam  stik  pada lidah anda dan berkata, “katakan ahh!” Nah disini Tuhan melihat kedalam mulut orang berdosa, dan ketika kita berkata, “Ahhh,” Tuhan berkata,”yak!” Paulus menuliskan dalam Roma 3:31a:” Kerongkongan mereka seperti kubur yang ternganga.” Selama era Alkitab, pembalseman tidak dilakukan seperti  halnya juga pada saat ini. Lalu  ayat ini   berlanjut tanpa mengatakan bahwa sebuah kuburan yang terbuka pastilah bau!Dalam cara yang sama, Paulus mengatakan bahwa bau busuk kerongkongan manusia seperti jasad yang bau busuk. Menariknya, frasa “kubur  terbuka” secara  harfiah bermakna sebuah kubur yang menganga. Saya pikir   hal ini bermakna kita harus berhati-hati ketika kita menganga sehingga orang tidak melihat kerongkongan atau hati kita yang membusuk.

0 Pemelintiran Ayat (4) : Wahyu 3:20 dan Tawaran Keselamatan


Oleh : Daniel B. Wallace, Ph.D
Esai ini merupakan  bagian dari  sebuah serial esai-esai singkat   dengan topik “Pemelintiran Ayat.” Tujuan dari esai-esai yang sangat singkat ini untuk menentang interpretasi-interpretasi tertentu pada kitab suci yang telah menjadi popular,  yang sesungguhnya hanya memiliki atau tidak memiliki dasar.

Esai-esai terdahulu : esai 1, esai 2, esai 3


Wahyu 3:20.  Setiap orang mengenal teks ini. Ayat ini merupakan ayat yang kita gunakan untuk “menutup/mengakhiri” ketika menuntun seseorang kepada Tuhan Yesus. Gambar yang kita lukiskan adalah: jika seseorang mengundang Yesus  masuk kedalam hatinya, mereka akan diselamatkan. Satu-satunya permasalahan dengan hal ini adalah: ayat yang dimaksud tidak sama sekali sedang membicarakan apa  yang sedang dimaksudkan. Teks ini (pada bahasa asli Perjanjian Baru) dibaca :
jIdouV e{sthka ejpiV thVn quvran kaiV krouvw: ejavn ti" ajkouvsh/ th'" fwnh'" mou kaiV ajnoivxh/ thVn quvran, kaiV eijseleuvsomai proV" aujtoVn kaiV deipnhvsw met j aujtou' kaiV aujtoV" met j ejmou' (“Lihatlah, Aku berdiri di depan pintu dan mengetuk. Jika  siapapun mendengar suaraku dan membuka pintu, Aku akan datang  kepada/mendatangi ( come in to) dia dan akan makan malam bersama dengan dia dan dia [akan makan malam] bersamaku”).  Frasa krusial untuk tujuan-tujuan kita adalah “Aku akan datang kepada  dia.” Teks ini kerap diambil sebagai sebuah teks tawaran keselamatan bagi orang berdosa yang terhilang. Pandangan semacam  ini didasarkan pada dua asumsi: (1) bahwa orang-orang Loadika, atau setidaknya beberapa dari mereka, sungguh-sungguh telah terhilang, dan (2) bahwa  eijseleuvsomai prov" bermakna "masuk kedalam (come into)."

0 Pemelintiran Ayat (3) : Apakah Mengasihi Diri Sendiri Biblikal? –Matius 22:39

Bacalah rangkaian esai-esai pendek sebelumnya : esai 1, esai 2


Oleh : Daniel B. Wallace, Ph.D

Matius 22:39 sederhananya dibaca,” Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Dalam komunitas-komunitas Kristen populer ayat ini kerap ditampilkan sebgai sebuah teks yang mengajarkan bahwa kita diperintahkan untuk mengasihi diri kita sendiri. Dengan demikian makna tersirat ayat ini adalah, ”Anda harus mengasihi sesama seperti  halnya anda seharusnya mengasihi dirimu sendiri.” Pandangan semacam ini nampaknya berasal dari para psikolog sekuler (yang mengajarkan aktualisasi diri sendiri sebagai peringkat teratas dalam rangkaian target-target seseorang). Dari sanalah kelihatannya menjadi  jalan  untuk masuk kedalam  risalah-risalah atau paparan-paparan psikologi Kristen.


Tujuan kita dalam esai yang singkat ini bukan untuk melacak sejarah interpretasi semacam ini, tetapi untuk mengajukan argumentasi bahwa interpretasi semacam ini keliru. Membongkar atau mempreteli makna ayat tersebut menghasilkan terjemahan yang diluaskan sebagai berikut: ”Kamu harus mengasihi sesama sebagaimana  kamu telah  mengasihi dirimu sendiri.” Jadi, mengasihi diri sendiri merupakan asumsi dalam teks ini, bukan perintah.

0 Saya TIDAK Oke, Anda Juga TIDAK Oke! ( Roma 3:9-20) - Bagian 2

Bacalah terlebih dahulu Bagian pertama di sini

Oleh : Keith Krell, Ph.D
Patut untuk dicatat  bahwa preposisi “dibawah” (hupo) merupakan sebuah istilah militer yang bermakna  berada dibawah otoritas seseorang atau sesuatu yang lain. Kata ini digunakan bagi  para prajurit yang berada dibawah otoritas seorang komandan. Dalam konteks ini, kata ini bermakna bahwa umat manusia didominasi oleh dosa. Kita berada dibawah kuasanya. Frasa “dibawah dosa” menyiratkan bahwa kita terlahir  penuh dengan dosa dan kemudian mulai  sadar sepenuhnya melakukan dosa setidaknya pada awal-awal usia  dini  tiga hingga enam bulan! Seorang  bayi yang  sedang disusui dan diberitahukan untuk tidak menggigit ibunya bisa jadi menatap  mata ibunya dan  menggigitnya lebih keras lagi. Seorang bayi yang  masih merangkak berangkali dimintai oleh ayahnya untuk berhenti, dan dia berangkali tersenyum dan semakin lebih cepat lagi merangkak menjauhinya. Kita sepenuhnya berdosa dan kita  “dibawah”  kuasa dosa disaat usia yang amat dini. Lebih jauh lagi frasa “dibawah dosa”  lebih daripada “dosa asal” dan kecenderungan kita untuk melakukan dosa-dosa tertentu. Problem kita adalah bahwa kita  diperbudak kepada dosa [Moo, The Epistle to the Romans, 201.]. Dengan kata lain, kita terlahir didalam dosa,  secara sadar berbuat dosa  sesegera mungkin, dan telah memperlihatkan dosa selama perjalanan hidup kita.  Sekali lagi, kita dibawah kuasa dosa.


Bukan  perbuatan yang baik untuk mengklaim kebaikan. Kita tidak ada baiknya, hanya Tuhan yang baik (bandingkan dengan Markus 10:18). Seperti sebuah pepatah lama orang Tiongkok, “ Ada dua orang baik—yang satu mati dan yang satunya lagi  belum dilahirkan”[ Dikutip oleh  S. Lewis Johnson, Jr. “Studies in Romans: Part IX: The Universality of Sin,” Bibliotheca Sacra (Apr 1974 131:522), 164.]. Poin Paulus disini sederhana : Saya tidak oke, anda juga tidak oke.

0 Saya TIDAK Oke, Anda Juga TIDAK Oke! ( Roma 3:9-20) - Bagian 1


truthnet.org


Oleh : Keith Krell, Ph.D


Jauh beberapa  tahun lampau, seorang koresponden The London Times yang biasa mengakhiri artikel-artikelnya dengan kata-kata “what is wrong with the world Today?”[Apa  yang salah dengan dunia hari ini?]. Pada akhirnya, seseorang menanggapi kata penutup semacam itu, G.K. Chesterton (1874-1936), penulis dan apologet Kristen terkemuka, menuliskan  tanggapannya sebagai  berikut, “Dear Editor, What’s wrong with the world? I am.  Faithfully yours, G.K Chesterton [Editor  yang terhormat, apa yang salah dengan dunia ini? Sayalah yang salah. Hormat saya, G.K. Chesterton]. Dalam  kalimat yang tidak panjang tersebut, Chesterton dengan cantiknya merangkumkan pengajaran Alkitab terkait problem sentral duni ini. Masalahnya adalah orang! Lebih spesifik lagi, masalahnya adalah apa yang ada didalam diri kita—manusia batiniah kita atau pribadi kita [ Dwight Edwards, Revolution Within (Colorado Springs: Waterbrook, 2001), 41. Pada tahun  1948, Albert Einstein menggaungkan berbagai  ekspresi hati  Chesterton ketika dia berkata , “The problem lies in the hearts and thoughts of men. It is not a physical but an ethical one. What terrifies us is not the explosive force of the atomic bomb, but the power of wickedness in the human heart”(= Permasalahan itu terletak didalam semua hati dan pikiran  umat manusia. Bukan hal yang bersifat fisik tetapi yang bersifat etika. Apa yang menakutkan kita bukan  kekuatan ledakan bom atom, tetapi kekuatan kejahatan didalam hati manusia (see Edwards, Revolution Within, 43). Sebagaimana yang dikatakan  Pogo seorang teolog besar, “Kita telah bertemu dengan musuh dan dia adalah kita [Pogo adalah karakter  kartun].”

0 Jujur Kepada Tuhan! Dia Bukan sebuah “Pit Stop” (Bagian 3 Selesai)


Bacalah terlebih dahulu  Dua bagian sebelumnya di sini untuk bagian 1 dan di sini untuk bagian 2


Oleh : Daniel B. Wallace, Ph.D

Kedua, Pengakuan dosa melibatkan sebuah  pengakuan akan  ketidakcukupan dan kebutuhan kita
. Ketika saya mengaku, “Tuhanku, Aku mengakui dosa-dosaku. Dan aku berjanji, aku tidak akan melakukannya lagi! Saya  sesungguhnya sedang bertindak tidak jujur dengan Tuhan. Dengan nafas yang sama kita mengatakan kepada Tuhan kita telah kacau dan bahwa kita  memiliki kemampuan untuk tidak melakukan kekacauan lagi! Tetapi bukankah Yesus berkata,”Diluar Aku , tidak ada yang dapat kamu lakukan”? Dan bukankah Paulus berkata bahwa “tidak satupun yang berbuat baik, tidak seorangpun”—dan bahkan  orang-orang percaya secara konstan “kehilangan kemuliaan Tuhan”?

Pada sisi lain, adalah baik untuk mengungkapkan  keguncangan dan kengerian atas dosa kita dihadapan Tuhan. Tetapi ketika kita mengungkapkan ketidakpercayaan (“Bagaimana bisa saya dapat melakukan hal itu?”) maka kita nyaris dalam bahaya untuk berpikir bahwa kita memiliki kemampuan untuk kembali ke jalurnya  terlepas dari Roh Kudus.  Pada dasarnya,  pengakuan adalah menjadi jujur dengan Tuhan mengenai siapakah kita.

0 Jujur Kepada Tuhan! Dia Bukan sebuah “Pit Stop” (Bagian 2)


picstopin.com

Daniel B. Wallace, Ph.D


Bagian 1
: Salib menyediakan akses kepada  Bapa: memberikan kepada kita sebuah kelahiran baru sehingga kita sungguh-sungguh  merupakan anak-anak Tuhan. Namun demikian, orang-orang Kristen masih berdosa. Kita masih manusia  yang rusak. Sekalipun kita adalah anak-anak Tuhan, kita kerap tidak berjalan bersama dengan Tuhan sebagaimana seharusnya. Dan itu adalah keberdosaan kita yang masih berlangsung, setelah kita diselamatkan, yang menyebabkan kita berupaya untuk menutup-nutupi perbedaan-perbedaan moral antara Tuhan dan diri kita sendiri.



B. Pengakuan Kebobrokan/Kebejadan oleh Manusia (1 Yohanes1:6-10)

Setelah Yohanes  membangun penjelasan tentang siapakah Tuhan, dia kemudian  beralih kepada kita dan bagaimana hubungan kita  dengan Tuhan. Yohanes tidak akan  mengizinkan kita untuk merasionalisasikan ( semacam upaya pembenaran) dosa kita. Menjadi berada didalam terang Tuhan berarti menjadi  dipaparkan terhadap kebenaran tentang Diri Tuhan dan diri kita.

Namun demikian ada sebuah problem  sukar yang kita hadapi. Pada ayat 6-10, Yohanes  mengimitasi atau meminjam  tiga pandangan keliru  yang dianut oleh para  penentangnya dalam penjelasannya dan kemudian memperlihatkan bagaimana   dalam pandangan-pandangan tersebut kehilangan hal pentingnya. Kesemua hal yang terlewatkan adalah segala hal yang terkait dengan kebobrokan/kebejadan manusia; semua hal yang terkait dengan bersembunyi dari terang.

0 Jujur Kepada Tuhan! Dia Bukan sebuah “Pit Stop” (Bagian 1)




Pit Stop dalam balapan  Formula 1
wikimedia.org
Oleh : Daniel B. Wallace, Ph.D

Pengantar


Salah satu kerinduan  yang teramat mendalam pada diri umat manusia adalah selalu ingin berkomunikasi dengan  makhluk yang lebih tinggi. Para imam kepercayaan-kepercayaan kuno sangat disanjung  oleh masyarakat umum; kota-kota Yunani telah menciptakan dewa-dewa mereka sendiri; agama-agama misterius telah menjanjikan komuni atau persatuan  dengan sebuah ketuhanan melalui ritus-ritus rahasia dalam cara yang luar biasanya  persis dengan Masonik dan Mormon.

Manusia modern sedikit lebih canggih, tetapi dia  masih  merindukan keintiman dengan sebuah makhluk yang lebih tinggi. Masa kini, “tuhan-tuhan” kita  biasanya adalah para selebriti.  Kita  berupaya kenal dekat dengan para pemain baseball dan ratu-ratu kecantikan, bintang-bintang filem, dan presiden-presiden ( yang mana terkadang satu orang pada saat yang sama).

0 M A N U S I A (Part 3)




Gereja Kristen Injili Nusantara (GKIN)

“R E V I V A L”
Kebaktian Minggu : Jam 09.00 di Hotel Sylvia Lt.4; Pemahaman Alkitab : Rabu, Jam 17.00 di Hotel Dewata

Khotbah Minggu, 11 Nov 2012
M A N U S I A (Part 3)
By. Pdt. Esra Alfred Soru, STh, MPdK.


Dalam bagian 1-2, kita sudah membahas 4 hal seputar penciptaan manusia :
      1.    Manusia diciptakan melalui perundingan ilahi.
      2.    Manusia diciptakan langsung dan segera.
      3.    Manusia diciptakan pada hari ke enam
      4.    Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah.

Sekarang kita akan melihat fakta-fakta yang lain lagi :

V.    MANUSIA DICIPTAKAN DENGAN MULTI ASPEK.

Mengamati catatan Alkitab tentang penciptaan manusia maka akan terlihat bahwa sewaktu Allah menciptakan manusia, Ia telah menggabungkan 2 unsur penting di dalam diri manusia yakni debu tanah dan nafas hidup/roh.

Kej 2:7 - Ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.

0 M A N U S I A (Part 2)

 

Gereja Kristen Injili Nusantara (GKIN)

“R E V I V A L”
Kebaktian Minggu : Jam 09.00 di Hotel Sylvia Lt.4; Pemahaman Alkitab : Rabu, Jam 17.00 di Hotel Dewata

Khotbah Minggu, 7 Oktober 2012

M A N U S I A
(Part 2)

By. Pdt. Esra Alfred Soru, STh, MPdK.



Pada bagiansebelumnya (Part 1) kita sudah belajar 2 fakta tentang penciptaan manusia yakni :

1.    Manusia dicipta melalui suatu perundingan ilahi.
2.    Manusia dicipta langsung dan segera.

Sekarang kita akan melanjutkan pembahasan kita dengan melihat fakta-fakta yang lain dari penciptaan manusia.

III. MANUSIA DICIPTAKAN PADA HARI YANG KEENAM.

Jika kita memperhatikan urut-urutan / ordo penciptaan, kita akan mendapati bahwa manusia diciptakan pada hari keenam, hari terakhir dari 6 hari penciptaan oleh Allah.

Kej 1:27,31 – (27) Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. (31) Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.

Jika kita membaca sejak ayat 24 maka terlihat bahwa manusia bukan satu-satunya yang diciptakan pada hari keenam. Pada hari yang sama Allah juga menciptakan segala binatang.

Kej 1:24-25 – (24) Berfirmanlah Allah: "Hendaklah bumi mengeluarkan segala jenis makhluk yang hidup, ternak dan binatang melata dan segala jenis binatang liar." Dan jadilah demikian. (25) Allah menjadikan segala jenis binatang liar dan segala jenis ternak dan segala jenis binatang melata di muka bumi. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.

0 Siapa sih yang memegang kendali di sini? (2) : Apakah Tuhan Berdaulat atau apa?


Credit: iStockphoto/Eric Gevaert- http://www.sciencedaily.com
Efesus 1:4
Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya.
Artikel bagian pertamaku memeriksa pertanyaan siapa atau apa yang mengendalikan berbagai peristiwa dalam kehidupan kita. Bukan “kesempatan” (yang tidak punya kuasa untuk mengendalikan apapun), tidak juga kehendak-kehendak “bebas” orang—termasuk kita—yang benar-benar memegang kendali atas semua kejadian yang terjadi dalam kehidupan kita.  Hal ini hanya menyisakan dua kemungkinan—Setan dan antek-anteknya atau Tuhan. Mari kita  hadapi, ini adalah sebuah isu yang sangat besar. Apa yang kita percayai  tentang siapa/apa yang memegang kendali kehidupan kita memiliki dampak yang luar biasa pada bagaimana kita hidup.

Beberapa orang menjadi  terbujuk  untuk berpikir bahwa  Setan  memiliki kendali atas sejumlah bagian tertentu kehidupan, sehingga Tuhan secara terus-menerus melakukan perbaikan-perbaikan  atas rencana-rencana-Nya untuk mengakomodasi trik-trik Setan. Apakah ini sebuah pemikiran yang melegakan? Apakah ide bahwa Setan memiliki kendali atas bagian-bagian tertentu kehidupanmu membuat anda  tidak takut, seorang yang percaya diri?
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9