Oleh : Daniel B. Wallace, Ph.D
Esai ini merupakan bagian dari sebuah serial esai-esai singkat dengan topik “Pemelintiran Ayat.” Tujuan dari esai-esai yang sangat singkat ini untuk menentang interpretasi-interpretasi tertentu pada kitab suci yang telah menjadi popular, yang sesungguhnya hanya memiliki atau tidak memiliki dasar.
Esai-esai terdahulu : esai 1, esai 2, esai 3
Wahyu 3:20. Setiap orang mengenal teks ini. Ayat ini merupakan ayat yang kita gunakan untuk “menutup/mengakhiri” ketika menuntun seseorang kepada Tuhan Yesus. Gambar yang kita lukiskan adalah: jika seseorang mengundang Yesus masuk kedalam hatinya, mereka akan diselamatkan. Satu-satunya permasalahan dengan hal ini adalah: ayat yang dimaksud tidak sama sekali sedang membicarakan apa yang sedang dimaksudkan. Teks ini (pada bahasa asli Perjanjian Baru) dibaca : jIdouV e{sthka ejpiV thVn quvran kaiV krouvw: ejavn ti" ajkouvsh/ th'" fwnh'" mou kaiV ajnoivxh/ thVn quvran, kaiV eijseleuvsomai proV" aujtoVn kaiV deipnhvsw met j aujtou' kaiV aujtoV" met j ejmou' (“Lihatlah, Aku berdiri di depan pintu dan mengetuk. Jika siapapun mendengar suaraku dan membuka pintu, Aku akan datang kepada/mendatangi ( come in to) dia dan akan makan malam bersama dengan dia dan dia [akan makan malam] bersamaku”). Frasa krusial untuk tujuan-tujuan kita adalah “Aku akan datang kepada dia.” Teks ini kerap diambil sebagai sebuah teks tawaran keselamatan bagi orang berdosa yang terhilang. Pandangan semacam ini didasarkan pada dua asumsi: (1) bahwa orang-orang Loadika, atau setidaknya beberapa dari mereka, sungguh-sungguh telah terhilang, dan (2) bahwa eijseleuvsomai prov" bermakna "masuk kedalam (come into)."
Akan tetapi kedua asumsi ini didasarkan pada
bukti yang kecil. Lebih lanjut hasil yang diakibatkan dari gagasan semacam
ini jelas. Mengundang Kristus masuk kedalam hati seseorang , bukan merupakan gambaran Injil sama sekali.
Dengan merujuk pada asumsi pertama, bahwa didalam jemaat Loadika ada orang-orang Loadika yang bukan orang-orang percaya, perhatikan bahwa dalam ayat sebelumnya, Yesus yang telah bangkit itu mendeklarasikan,”Mereka yang Aku kasihi, Aku hajar .” Disini filevw (fileon) digunakan untuk “kasih”---sebuah istilah yang tidak pernah digunakan Tuhan/Yesus dalam mengasihi orang-orang tidak percaya dalam Perjanjian Baru. (Benar sekali, sangat tidak mungkin bagi Tuhan untuk memiliki kasih semacam ini bagi seorang yang tidak percaya, karena kata ini secara rutin berbicara tentang persekutuan dan kesukaan. Kata ajgapavw sebetulnya kata kerja untuk kasih Tuhan kepada orang-orang yang tidak percaya (bandingkan penggunaanya pada Yohanes 3:16), karena kata ini jarang, jika tidak, tidak biasanya berbicara mengenai komitmen dan ketika digunakan bersama dengan Tuhan/Yesus sebagai subyek, idenya kerap merupakan sebuah kasih yang tidak bersyarat [ Ini tidak untuk menyangkali bahwa ada beberapa tumpang tindih antara dua kata kerja ini, tentu saja ada (seperti terlihat dalam Yohanes 21 untuk kasus semacam ini). Tetapi ketika filevw , kata yang lebih jarang digunakan dan ketika kata itu digunakan terpisah dari ajgapavw , kita dapat yakin kata itu membawa makna nuansa normalnya.]. Kata filevw ini harus diterapkan kepada orang-orang Loadika, karena ayatnya menyimpulkan,”Oleh karena itu bertekunlah, dan bertobat karena Kristus mengasihi (filevw) mereka!
Asumsi kedua adalah : eijseleuvsomai prov bermakna “ masuk kedalam (come into).” Sebuah asumsi yang didasarkan pada sebuah pembacaan teks berbahasa Inggris yang kurang hati-hati. Alkitab versi-versiASV,NASB,RSV,NRSV contohnya, kesemuanya secara tepat mengartikan eijseleuvsomai prov sebagai “ datang menuju/ mendapati” atau Come in to. (Perhatikan spasi diantara dua preposisi tersebut) Gagasan yang terkandung dari “come into” dapat diungkapkan dengan eij" sebagai preposisi independen dan ini akan memberikan pemahaman atau makna : sebuah penetrasi kedalam diri orang tersebut (jadi dari sinilah gagasan masuk kedalam hati seseorang timbul). Akan tetapi prov" yang tertulis secara terpisah bermakna menuju, bukan kedalam (toward bukan into). Pada semua delapan contoh eijsevrcomai prov" dalam Perjanjian Baru, maknanya adalah “ masuk menuju/kehadapan seseorang” (seperti memasuki sebuah gedung, rumah, dan lain-lain, sehingga menjadi berada dihadapan seseorang), tidak pernah bermakna penetrasi kedalam diri seseorang . Dalam sejumlah contoh, pandangan semacam ini tidak hanya kacau tetapi tidak pantas (bandingkan dengan Markus 6:25; 15:43; Lukas 1:28; Kisah Para Rasul 10:3; 11:3; 16:40; 17:2; 28:8) [ Untuk informasi lebih lanjut, khususnya penggunaan ekspresi dalam LXX, lihat D. B. Wallace, Greek Grammar Beyond the Basics: An Exegetical Sytanx of the New Testament (Zondervan, 1996) 380-82 (khususnya hal. 381).]
Lalu apakah yang ditegaskan dalam ayat ini?
Pertama, ayat ini bukan sebuah penawaran keselamatan. Implikasi-implikasinya bermacam-macam. Diantaranya, menggunakan teks ini sebagai sebuah ayat keselamatan merupakan pemutarbalikan ketulusan Injil. Banyak orang diduga “telah menerima Yesus kedalam hati mereka” tanpa memahami apa maknanya itu atau apakah makna Injil. Walaupun ayat ini sangat indah, sebenarnya mengeruhkan air kebenaran akan keselamatan. Penerimaan Kristus adalah sebuah konsekuensi, bukan sebuah kondisi keselamatan [gagasan bahwa seseorang harus menerima Kristus kedalam hati seseorang didasarkan pada dua teks poko, Wahyu 3:20 dan Yohanes 1:12. Tetapi tidak satupun dari nas tersebut sedang mengulas hal ini. Pada Yohanes 1:12 mereka yang sudah menerima firman adalah orang-orang Yahudi di Palestina yang telah menerima Yesus kedalam rumah-rumah mereka dan memperlakukan dia sebagai seorang nabi yang benar. Ayat ini merupakan pernyataan yang bersifat historis, bukan bersifat keselamatan].
Kedua, sejauh makna positif dari ayat ini, yang dapat merujuk kepada Kristus memiliki supremasi dalam jemaat atau bahkan kepada sebuah undangan (dan konsekuensinya, sebagai pengingat) untuk orang –orang percaya bersama-sama dengan dia dalam kedatangan kerajaan. Namun bagaimanapun juga, ini bukanlah ayat mengenai keselamatan sama sekali, bagi orang-orang Loadika yang telah selamat.
Apakah ini bermakna bahwa mereka yang telah beriman kepada Kristus via Wahyu 3:20 tidak selamat?
Jawabannya memerlukan sejumlah pertimbangan. Pertama, jika mereka sungguh-sungguh menempatkan iman mereka dalam Kristus, dan mereka memahami bahwa HANYA dia dapat menyelamatkan mereka dari dosa-dosa mereka, maka pastilah mereka sudah diselamatkan . Permasalahannya adalah bahwa banyak orang yang mengacu kepada simbol tetapi tidak pernah memahami realita apa yang dimaksudkan untuk digambarkan/diungkapkan. Hampir sekitar puluhan ribu orang telah “mengundang Kristus masuk kedalam hati[mereka],” berpikir bahwa sebuah pengalaman mistiklah yang menyelamatkan mereka. Kemudian mereka melanjutkan cara kesukaan mereka, menjalani kehidupan mereka sebagaimana dahulu mereka lakukan sebelumnya. Jika anda bertanya kepada mereka, “Bagaimana anda mengetahui bahwa anda akan ke surga?” mereka akan merespon demikian, “Karena saya telah mengundang Kristus masuk kedalam hatiku.” Tetapi bila anda memeriksanya, tidak ada apapun dibalik kedangkalan tanggapan yang mereka nyatakan. Mereka mengatakan apa yang dikatakan seseorang kepada diri mereka, tetapi tidak pernah benar-benar merangkul Juru selamat.
Dengan merujuk pada asumsi pertama, bahwa didalam jemaat Loadika ada orang-orang Loadika yang bukan orang-orang percaya, perhatikan bahwa dalam ayat sebelumnya, Yesus yang telah bangkit itu mendeklarasikan,”Mereka yang Aku kasihi, Aku hajar .” Disini filevw (fileon) digunakan untuk “kasih”---sebuah istilah yang tidak pernah digunakan Tuhan/Yesus dalam mengasihi orang-orang tidak percaya dalam Perjanjian Baru. (Benar sekali, sangat tidak mungkin bagi Tuhan untuk memiliki kasih semacam ini bagi seorang yang tidak percaya, karena kata ini secara rutin berbicara tentang persekutuan dan kesukaan. Kata ajgapavw sebetulnya kata kerja untuk kasih Tuhan kepada orang-orang yang tidak percaya (bandingkan penggunaanya pada Yohanes 3:16), karena kata ini jarang, jika tidak, tidak biasanya berbicara mengenai komitmen dan ketika digunakan bersama dengan Tuhan/Yesus sebagai subyek, idenya kerap merupakan sebuah kasih yang tidak bersyarat [ Ini tidak untuk menyangkali bahwa ada beberapa tumpang tindih antara dua kata kerja ini, tentu saja ada (seperti terlihat dalam Yohanes 21 untuk kasus semacam ini). Tetapi ketika filevw , kata yang lebih jarang digunakan dan ketika kata itu digunakan terpisah dari ajgapavw , kita dapat yakin kata itu membawa makna nuansa normalnya.]. Kata filevw ini harus diterapkan kepada orang-orang Loadika, karena ayatnya menyimpulkan,”Oleh karena itu bertekunlah, dan bertobat karena Kristus mengasihi (filevw) mereka!
Asumsi kedua adalah : eijseleuvsomai prov bermakna “ masuk kedalam (come into).” Sebuah asumsi yang didasarkan pada sebuah pembacaan teks berbahasa Inggris yang kurang hati-hati. Alkitab versi-versiASV,NASB,RSV,NRSV contohnya, kesemuanya secara tepat mengartikan eijseleuvsomai prov sebagai “ datang menuju/ mendapati” atau Come in to. (Perhatikan spasi diantara dua preposisi tersebut) Gagasan yang terkandung dari “come into” dapat diungkapkan dengan eij" sebagai preposisi independen dan ini akan memberikan pemahaman atau makna : sebuah penetrasi kedalam diri orang tersebut (jadi dari sinilah gagasan masuk kedalam hati seseorang timbul). Akan tetapi prov" yang tertulis secara terpisah bermakna menuju, bukan kedalam (toward bukan into). Pada semua delapan contoh eijsevrcomai prov" dalam Perjanjian Baru, maknanya adalah “ masuk menuju/kehadapan seseorang” (seperti memasuki sebuah gedung, rumah, dan lain-lain, sehingga menjadi berada dihadapan seseorang), tidak pernah bermakna penetrasi kedalam diri seseorang . Dalam sejumlah contoh, pandangan semacam ini tidak hanya kacau tetapi tidak pantas (bandingkan dengan Markus 6:25; 15:43; Lukas 1:28; Kisah Para Rasul 10:3; 11:3; 16:40; 17:2; 28:8) [ Untuk informasi lebih lanjut, khususnya penggunaan ekspresi dalam LXX, lihat D. B. Wallace, Greek Grammar Beyond the Basics: An Exegetical Sytanx of the New Testament (Zondervan, 1996) 380-82 (khususnya hal. 381).]
Lalu apakah yang ditegaskan dalam ayat ini?
Pertama, ayat ini bukan sebuah penawaran keselamatan. Implikasi-implikasinya bermacam-macam. Diantaranya, menggunakan teks ini sebagai sebuah ayat keselamatan merupakan pemutarbalikan ketulusan Injil. Banyak orang diduga “telah menerima Yesus kedalam hati mereka” tanpa memahami apa maknanya itu atau apakah makna Injil. Walaupun ayat ini sangat indah, sebenarnya mengeruhkan air kebenaran akan keselamatan. Penerimaan Kristus adalah sebuah konsekuensi, bukan sebuah kondisi keselamatan [gagasan bahwa seseorang harus menerima Kristus kedalam hati seseorang didasarkan pada dua teks poko, Wahyu 3:20 dan Yohanes 1:12. Tetapi tidak satupun dari nas tersebut sedang mengulas hal ini. Pada Yohanes 1:12 mereka yang sudah menerima firman adalah orang-orang Yahudi di Palestina yang telah menerima Yesus kedalam rumah-rumah mereka dan memperlakukan dia sebagai seorang nabi yang benar. Ayat ini merupakan pernyataan yang bersifat historis, bukan bersifat keselamatan].
Kedua, sejauh makna positif dari ayat ini, yang dapat merujuk kepada Kristus memiliki supremasi dalam jemaat atau bahkan kepada sebuah undangan (dan konsekuensinya, sebagai pengingat) untuk orang –orang percaya bersama-sama dengan dia dalam kedatangan kerajaan. Namun bagaimanapun juga, ini bukanlah ayat mengenai keselamatan sama sekali, bagi orang-orang Loadika yang telah selamat.
Apakah ini bermakna bahwa mereka yang telah beriman kepada Kristus via Wahyu 3:20 tidak selamat?
Jawabannya memerlukan sejumlah pertimbangan. Pertama, jika mereka sungguh-sungguh menempatkan iman mereka dalam Kristus, dan mereka memahami bahwa HANYA dia dapat menyelamatkan mereka dari dosa-dosa mereka, maka pastilah mereka sudah diselamatkan . Permasalahannya adalah bahwa banyak orang yang mengacu kepada simbol tetapi tidak pernah memahami realita apa yang dimaksudkan untuk digambarkan/diungkapkan. Hampir sekitar puluhan ribu orang telah “mengundang Kristus masuk kedalam hati[mereka],” berpikir bahwa sebuah pengalaman mistiklah yang menyelamatkan mereka. Kemudian mereka melanjutkan cara kesukaan mereka, menjalani kehidupan mereka sebagaimana dahulu mereka lakukan sebelumnya. Jika anda bertanya kepada mereka, “Bagaimana anda mengetahui bahwa anda akan ke surga?” mereka akan merespon demikian, “Karena saya telah mengundang Kristus masuk kedalam hatiku.” Tetapi bila anda memeriksanya, tidak ada apapun dibalik kedangkalan tanggapan yang mereka nyatakan. Mereka mengatakan apa yang dikatakan seseorang kepada diri mereka, tetapi tidak pernah benar-benar merangkul Juru selamat.
Lalu apa yang
semestinya kita katakan ketika kita mencoba menuntun seseorang kepada Kristus?
Saya berpendapat sebuah gambaran yang lebih baik adalah apa yang pada dasarnya digunakan oleh Perjanjian Baru sebagai kata normatifnya-- pivsti"/pisteuvw. Bentuk kata benda (pivsti") dapat diterjemahkan “iman,” “yakin/percaya,” atau “ menaruh kepercayaan kepada.” Kata kerja ini dapat diterjamahkan “saya percaya,” “Saya beriman,” “Saya meletakan kepercayaan.” Dalam beberapa konteks obyek percaya diberi penekanan (yaitu, Kristus); dalam konteks lainnya, percaya yang seperti apa mendapatkan penekanan (yaitu, sebuah kepercayaan yang yang murni, sebuah perangkulan). Jadi pivsti" memiliki dua macam kekuatan : muatan dan keyakinan. Untuk diselamatkan, seseorang harus memiliki obyek iman yang benar (muatannya/kandungannya); dan orang itu harus sungguh-sungguh meletakkan seluruh kepercayaannya dalam obyek iman itu (keyakinan).
Saya berpendapat sebuah gambaran yang lebih baik adalah apa yang pada dasarnya digunakan oleh Perjanjian Baru sebagai kata normatifnya-- pivsti"/pisteuvw. Bentuk kata benda (pivsti") dapat diterjemahkan “iman,” “yakin/percaya,” atau “ menaruh kepercayaan kepada.” Kata kerja ini dapat diterjamahkan “saya percaya,” “Saya beriman,” “Saya meletakan kepercayaan.” Dalam beberapa konteks obyek percaya diberi penekanan (yaitu, Kristus); dalam konteks lainnya, percaya yang seperti apa mendapatkan penekanan (yaitu, sebuah kepercayaan yang yang murni, sebuah perangkulan). Jadi pivsti" memiliki dua macam kekuatan : muatan dan keyakinan. Untuk diselamatkan, seseorang harus memiliki obyek iman yang benar (muatannya/kandungannya); dan orang itu harus sungguh-sungguh meletakkan seluruh kepercayaannya dalam obyek iman itu (keyakinan).
Jika penjelasan ini menyebabkan kita mengambil langkah panik dengan menggunakan ayat selain Wahyu 3:20 ketika kita menyampaikan
injil, ingatlah baik-baik bahwa orang-orang Kristen mula-mula tidak memiliki
ayat ini.
Wahyu merupakan buku terakhir didalam Alkitab yang dituliskan. Bagaimana mungkin bagi Petrus dan Paulus dan Yakobus pernah menjumpai siapapun mendapatkan keselamatan dengan ayat ini? Mereka tidak pernah memiliki ayat ini! Tetapi jika anda membaca kitab Kisah Para Rasul secara benar, mereka memiliki sebuah ukuran sukses dalam membagikan injil sekalipun dengan hambatan ini ( belum ada dan memiliki kitab Wahyu).
Revelation 3:20 and the Offer of Salvation | diterjemahkan dan diedit oleh : Martin Simamora
Wahyu merupakan buku terakhir didalam Alkitab yang dituliskan. Bagaimana mungkin bagi Petrus dan Paulus dan Yakobus pernah menjumpai siapapun mendapatkan keselamatan dengan ayat ini? Mereka tidak pernah memiliki ayat ini! Tetapi jika anda membaca kitab Kisah Para Rasul secara benar, mereka memiliki sebuah ukuran sukses dalam membagikan injil sekalipun dengan hambatan ini ( belum ada dan memiliki kitab Wahyu).
Revelation 3:20 and the Offer of Salvation | diterjemahkan dan diedit oleh : Martin Simamora
No comments:
Post a Comment