Saling Mengenal Satu sama lain [Sumber :Getting to know your spouse] |
Mengenal
Tuhan yang sepenuhnya berdaulat atas seluruh kehidupan hanya dapat memberikan
kelegaan dan damai jika kita juga mengerti
totalitas natur-Nya—keseluruhan atributnya dan bagaimana atribut-atribut
itu bekerja secara bersama-sama untuk menyatakan siapakah Dia dan apa maknanya dalam hal-hal praktis. Pernikahan dan persahabatan
seperti apakah yang anda miliki jika anda hanya mengetahui satu hal saja tentang pasangan anda? Jika semua yang anda
ketahui tentang suamimu adalah dia seorang atletik, maka hal ini tidak akan
berdampak banyak pada sebuah perkawinan, bukan? Tidak, anda harus juga tahu hal
lain tentang sifat-sifat karakternya.
Jika semua hal yang kita tahu tentang Tuhan adalah bahwa Dia mengasihi kita dan memiliki sebuah rencana yang luar biasa bagi kehidupan kita, bagaimana bisa kita dapat menjadi pasti bahwa kasihnya akan berlangsung langgeng kecuali kita juga mengetahui Dia tidak terbatas dan bahwa janji-janji-Nya tidak dapat dibatalkan ( Roma 11:29)? Bagaimana kita dapat menjadi pasti bahwa rencananya sungguh-sungguh sebuah hal yang luar biasa saat ini kecuali kita tahu akan kebaikan dan kemurahan-Nya? Bagaimana kita mengetahui bahwa rencananya akan menjadi kenyataan kecuali kita tahu bahwa Dia adalah setia dan cukup berkuasa untuk mejadikan rencananya menjadi kenyataan? Bagaimana kita bagkan mengetahui keselamatan kita aman kecuali kita memahami anugerah-Nya, rakhmat dan kehendak ilahi-Nya?
Sehingga dampak kedaulatan ilahi pada kehidupan
kita ditentukan,
sebagian oleh pengertian kita akan atribut-atribut Tuhan lainnya. Salah satu atribut Tuhan, yaitu
kesetiannya, memiliki sebuah dampak yang besar sekali pada bagaimana kita mempersepsikan kedaulatan-Nya terkait
dampaknya pada kita, Alkitab dipenuhi
dengan jaminan kesetiaan Tuhan ( Mazmur 100:5, 119:90, 138:8; Yesaya 25:1; 2
Timotius 2:13; 1 Korintus 10:13; Ibranis 10:23). Hal yang penting untuk
mengetahui apa yang dikatakan Alkitab tentang kesetiaan Tuhan untuk menggenapi
janji-janji-Nya tetapi merupakan hal lainnya lagi untuk bertindak atas janji-janji
itu dan hidup berdasarkan pengetahuan tersebut.
Ketika
suamiku berkata dia akan ada di rumah
pada pukul enam tepat, saya menyiapkan
makan malam untuk jam enam karena saya tahu dia pasti melakukan apa yang
dia katakan akan dia lakukan. Jika dia
tidak tiba di rumah pada pukul enam tepat, saya tidak akan mengacungkan kedua
tanganku dan berkata, “ Sampai disini! Ini berakhir! Saya tidak dapat percaya
padanya!Dia tidak mengasihiku lagi! Dan saya pastinya tidak serta merta
berkesimpulan bahwa suamiku tidak setia. Saya tahu saya dapat mempercayainya
dan saya tahu dia mencintaiku dan saya tahu dia setia. Hanya saja ada
sesuatu terkait situasi yang saya tidak
tahu— berangkali dia mengalami
penundaan, dia mampir toko, dia kehilangan jamnya, apapun itu.
Tetapi saya tidak akan menyimpulkan
sesuatu yang salah tentang dia, motif-motifnya, kasihnya, dan kepeduliannya bagiku
atau kesetiaannya dan kepatutan untuk
dapat dipercaya. Mengapa? Karena 35
tahun pernikahan, aku telah bersama-sama dengannya cukup lama
untuk sungguh-sungguh mengetahui dirinya. Aku telah melihatnya dalam
tindakannya.
Tetapi
ketika Tuhan berkata Dia mengerjakan
segala hal bersama-sama untuk mendatangkan kebaikan
(Roma 8:28), bahkan kanker, pengangguran, penolakan dan sakit hati,
apakah kita percaya kepada Dia? Ketika Dia berkata tidak ada kesusahan yang melampaui kemampuanmu untuk
menanggungnya dan Dia akan menyediakan sebuah
jalan keluar ( 1 Korintus 10:13), apakah kita percaya dengan
perkataan-Nya? Semuanya ini bersumber
dari ini – apakah kita cukup mengenal Dia untuk mempercayai-Nya?
Yesus berkata kepada Petrus dalam Yohanes 13:7 “Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan mengertinya kelak." Dapatkah kita memiliki cukup keyakinan kepada Tuhan untuk menantikan Dia? Kita dapat melakukannya bila kita mengenal Dia cukup baik untuk percaya Dia setia. Tetapi kita tidak dapat percaya pada Dia demikian baik dalam waktu satu jam per minggu di gereja atau jika kita hanya meluangkan waktu hanya beberapa menit dalam satu hari bersama dengan Dia, walaupun klaim-klaim baru-baru ini dari sebuah buku berjudul 7 Minutes with God : Daily Devotions for a Deeper Relationship [ 7 Menit Bersama Tuhan : Devosi Harian untuk Sebuah Hubungan yang Lebih Dalam]. Bayangkan, mengatakan kepada suamimu, “Sayang, kita harus mengupayakan untuk memperdalam hubungan kita, untuk itu aku akan meluangkan 7 menit bersamamu setiap hari.” Akankah hal semacam ini membawa pengertian yang lebih dalam terhadap pasanganmu? Tentu saja tidak. Lalu bagaimana, mungkinkah kita dapat berharap sebuah pengetahuan tentang Tuhan yang lebih intim jika kita tidak meluangkan waktu bersama dengan Dia—waktu untuk berbicara kepada Dia dalam doa dan waktu untuk mendengarkan Dia melalui Firman-Nya?
Yesus berkata kepada Petrus dalam Yohanes 13:7 “Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan mengertinya kelak." Dapatkah kita memiliki cukup keyakinan kepada Tuhan untuk menantikan Dia? Kita dapat melakukannya bila kita mengenal Dia cukup baik untuk percaya Dia setia. Tetapi kita tidak dapat percaya pada Dia demikian baik dalam waktu satu jam per minggu di gereja atau jika kita hanya meluangkan waktu hanya beberapa menit dalam satu hari bersama dengan Dia, walaupun klaim-klaim baru-baru ini dari sebuah buku berjudul 7 Minutes with God : Daily Devotions for a Deeper Relationship [ 7 Menit Bersama Tuhan : Devosi Harian untuk Sebuah Hubungan yang Lebih Dalam]. Bayangkan, mengatakan kepada suamimu, “Sayang, kita harus mengupayakan untuk memperdalam hubungan kita, untuk itu aku akan meluangkan 7 menit bersamamu setiap hari.” Akankah hal semacam ini membawa pengertian yang lebih dalam terhadap pasanganmu? Tentu saja tidak. Lalu bagaimana, mungkinkah kita dapat berharap sebuah pengetahuan tentang Tuhan yang lebih intim jika kita tidak meluangkan waktu bersama dengan Dia—waktu untuk berbicara kepada Dia dalam doa dan waktu untuk mendengarkan Dia melalui Firman-Nya?
Jika yang anda miliki sepenuhnya hanya tujuh menit
untuk Tuhan per hari, anda akan membenci hal tersebut di surga. Surga adalah sebuah kekekalan
bersama Tuhan. Jadi marilah kita
berupaya untuk mengetahui secara intim dan sepenuhnya dengan meminum Firman-Nya secara
mendalam dan membiarkan Firman memenuhi pikiran dan hati kita. Dan pengetahuan
yang pasti serta dapat diandalkan tentang kedaulatan-Nya, kesetiaan-Nya dan
semua atribut-atribut-Nya yang lain akan memberikan kepada kita damai yang melampaui semua pengertian ( Filipi 4:7).
Divine
Sovereignty and The Faithfulness of God
| diterjemahkan oleh : Martin Simamora
No comments:
Post a Comment