Oleh : Daniel B. Wallace, Ph.D
“Saya begitu gembira bahwa Tuhan memilihku
sebelum penciptaan dunia, karena Tuhan tidak pernah memilihku setelah aku
dilahirkan!” Charles Haddon Spurgeon.
Berikut ini
adalah sebuah ringkasan diskusi mengenai
apa yang saya mengerti tentang apakah maksud doktrin biblikal :pemilihan.
(1)Pemilihan tidak
berarti bahwa Tuhan semata-mata telah
mengetahui siapa yang akan percaya
dan berdasarkan hal ini telah memilih mereka. D.L Moody
menyatakan bahwa pemilihan bermakna :”Tuhan
telah memilihku bagi dirinya sendiri, tetapi iblis telah memilihku untuk
dirinya sendiri.Pilihanku adalah penentunya.
Apa yang dikemukakan bukan apa yang dimaksud dengan pemilihan atau “pilihan.” Tuhan tidak akan memilih kita; sebaliknya, kitalah yang akan memilih dia dan dia pada dasarnya tidak mengetahui tentang hal ini. (Lebih lanjut,iblis, mahkluk ciptaan, akan ditempatkan dalam satu pesawat setara dengan Tuhan.). Kesaksian kitab suci konsisten bahwa Tuhanlah yang melakukan tindakan memilih, bukan kita-manusia. Bandingkan hal ini dengan :
Apa yang dikemukakan bukan apa yang dimaksud dengan pemilihan atau “pilihan.” Tuhan tidak akan memilih kita; sebaliknya, kitalah yang akan memilih dia dan dia pada dasarnya tidak mengetahui tentang hal ini. (Lebih lanjut,iblis, mahkluk ciptaan, akan ditempatkan dalam satu pesawat setara dengan Tuhan.). Kesaksian kitab suci konsisten bahwa Tuhanlah yang melakukan tindakan memilih, bukan kita-manusia. Bandingkan hal ini dengan :
Roma 9:6-21
(6) Akan tetapi firman Allah tidak mungkin gagal. Sebab tidak semua orang yang
berasal dari Israel adalah orang Israel, (7) dan juga tidak semua yang
terhitung keturunan Abraham adalah anak Abraham, tetapi: "Yang berasal
dari Ishak yang akan disebut keturunanmu." (8) Artinya: bukan anak-anak
menurut daging adalah anak-anak Allah, tetapi anak-anak perjanjian yang disebut
keturunan yang benar…(11) Sebab waktu anak-anak itu belum dilahirkan dan belum
melakukan yang baik atau yang jahat, --supaya rencana Allah tentang
pemilihan-Nya diteguhkan, bukan berdasarkan perbuatan, tetapi berdasarkan
panggilan-Nya—(12) dikatakan kepada Ribka: "Anak yang tua akan menjadi
hamba anak yang muda," (13) seperti ada tertulis: "Aku mengasihi
Yakub, tetapi membenci Esau." (14) Jika demikian, apakah yang hendak kita
katakan? Apakah Allah tidak adil? Mustahil! (15) Sebab Ia berfirman kepada
Musa: "Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas
kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati."(16)
Jadi hal itu tidak tergantung pada kehendak orang atau usaha orang, tetapi
kepada kemurahan hati Allah… (18) Jadi Ia menaruh belas kasihan kepada siapa
yang dikehendaki-Nya dan Ia menegarkan hati siapa yang dikehendaki-Nya. (19) Sekarang
kamu akan berkata kepadaku: "Jika demikian, apa lagi yang masih
disalahkan-Nya? Sebab siapa yang menentang kehendak-Nya?" (20) Siapakah
kamu, hai manusia, maka kamu membantah Allah? Dapatkah yang dibentuk berkata
kepada yang membentuknya: "Mengapakah engkau membentuk aku demikian?"
(21) Apakah tukang periuk tidak mempunyai hak atas tanah liatnya, untuk membuat
dari gumpal yang sama suatu benda untuk dipakai guna tujuan yang mulia dan
suatu benda lain untuk dipakai guna tujuan yang biasa?
Efesus 1:4
Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya
1 Tesalonika 1:4
Dan kami tahu, hai saudara-saudara yang dikasihi Allah, bahwa Ia telah memilih kamu.
(2) Pemilihan Tidak melenyapkan tanggung jawab manusia. Setiap pribadi bertanggungjawab di hadapan Tuhan
yang Mahakuasa terkait apa yang mereka lakukan terhadap Anak-Nya. “Ada orang yang tidak diselamatkan saat ini,
yang mengira dipilih, yang kini terhilang dan tidak akan diselamatkan hingga
mereka menjadi percaya” [Charles C. Ryrie, A Survey of Bible Doctrine
(Chicago: Moody Press, 1972), 118.] Bandingkan dengan :
Efesus 2:3
Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain.
Efesus 2:3
Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain.
(3) Pemilihan diperlukan
karena kita orang-orang berdosa
yang seutuhnya bejat
[Kebejatan Total tidak berarti bahwa kita
memang manusia yang dapat menjadi jahat sejahat-jahatnya. Sebaliknya kebejatan total bermakna : (1) dosa telah menodai setiap
aspek kemanusiaan kita—hati kita, tubuh dan pikiran-pikiran kita (2) Kita dapat
menjadi manusia yang sejahat-jahatnya
yang mungkin dilakukan apabila tidak ada anugerah dari Tuhan yang bersifat umum
(dengan inilah Dia melindungi manusia secara umum untuk dapat menjadi
sejahat-jahatanya yang mungkin dilakukan
manusia) (3) Tidak ada sepercikanpun hal
yang ilahi didalam diri kita, tidak ada yang baik yang menggerakan Tuhan mendekati orang tersebut, seolah dia memang
layak untuk diselamatkan.] .
Dengan kata lain, kita tidak akan memilih Tuhan kecuali Dia pertama-tama yang memilih kita.
Orang-orang yang tidak percaya digambarkan sebagai yang tidak mampu untuk berbuat atau berpikir apapun yang akan menggerakkan diri mereka satu langkah lebih dekat kepada Tuhan. Tidak ada apapun yang dapat mereka lakukan atau katakan, sanggup menyenangkan Tuhan. Bandingkan dengan Roma 3:10-23; Efesus 4:17-19. Kenyataannya, orang-orang tidak percaya adalah orang mati secara rohani hingga Roh Tuhan memanggil mereka: itulah mengapa mereka tidak menanggapi apapun diluar dunia keberdosaan (Efesus 2:1-3). Seperti halnya Lazarus yang telah mati hingga Yesus memanggil namanya, demikian juga orang-orang yang tidak percaya adalah orang-orang mati hingga Roh Tuhan memanggil mereka. Dan sama seperti Lazarus yang tidak dapat bersesumbar dengan berkata, “Yesus tidak dapat melakukannya tanpa diriku!”, demikian juga halnya dengan kita. Orang-orang mati tidak memiliki banyak posisi tawar. Sangat penting untuk dicatat bahwa Efesus 2:8-9 ada didalam konteks Tuhan membangkitkan kita dari kematian secara spiritual.
Dengan kata lain, kita tidak akan memilih Tuhan kecuali Dia pertama-tama yang memilih kita.
Orang-orang yang tidak percaya digambarkan sebagai yang tidak mampu untuk berbuat atau berpikir apapun yang akan menggerakkan diri mereka satu langkah lebih dekat kepada Tuhan. Tidak ada apapun yang dapat mereka lakukan atau katakan, sanggup menyenangkan Tuhan. Bandingkan dengan Roma 3:10-23; Efesus 4:17-19. Kenyataannya, orang-orang tidak percaya adalah orang mati secara rohani hingga Roh Tuhan memanggil mereka: itulah mengapa mereka tidak menanggapi apapun diluar dunia keberdosaan (Efesus 2:1-3). Seperti halnya Lazarus yang telah mati hingga Yesus memanggil namanya, demikian juga orang-orang yang tidak percaya adalah orang-orang mati hingga Roh Tuhan memanggil mereka. Dan sama seperti Lazarus yang tidak dapat bersesumbar dengan berkata, “Yesus tidak dapat melakukannya tanpa diriku!”, demikian juga halnya dengan kita. Orang-orang mati tidak memiliki banyak posisi tawar. Sangat penting untuk dicatat bahwa Efesus 2:8-9 ada didalam konteks Tuhan membangkitkan kita dari kematian secara spiritual.
Efesus 2:8-9
Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.
(4) Proses pemilihan, selagi bekerja didalam kehidupan kita,
tidaklah memberangus kehendak /kemauan yang ada dalam diri kita. Oleh sebab itu, doktrin “anugerah yang tidak dapat ditolak” tidak bermakna “pemaksaan Ilahi,” seolah-olah Tuhan melakukan
tindakan pemaksaan terhadap anda agar menjadi tunduk untuk melakukan
kehendak-Nya. Sebaliknya, anugerah
Tuhan melakukan persuasi yang membuat diri anda takluk. Iblis telah membutakan mata dunia ini ( 2 Korintus 4:4) dan sekali
mata kita telah dicerahkan oleh Roh Tuhan, kita melihat secara jelas apa yang
Tuhan telah lakukan kepada kita. Lebih lanjut, jika anugerah adalah sesuatu yang dapat ditolak,
ini akan bermakna bahwa orang yang dapat menolak kehendak Tuhan adalah seorang
yang kuat dan sangat perkasa dan mereka yang tidak dapat ( artinya mereka yang
diselamatkan) adalah orang-orang yang
lemah. Itu bukanlah gambaran yang biblikal.
(5) Sarana-sarana pemilihan selalu melalui perantaraan manusia.
Itu sebabnya, Tuhan menggunakan orang-orang percaya lainnya untuk
mengkomunikasikan injil kepada yang terhilang. Bandingkan dengan Roma 10:14-17. Oleh karena itu,
kita tidak dapat memaklumi diri kita untuk tidak membagikan injil dengan
mengatakan, “Jika Tuhan memilih, Tuhan akan menyelamatkan dia bagaimanapun
juga. Dia tidak memerlukanku untuk
melakukan pekerjaan itu.” Memang benar bahwa Tuhan tidak membutuhkan satupun dari
kita untuk mengerjakan kehendak-Nya, tetapi juga sama benarnya bahwa Tuhan menggunakan mereka yang bersedia untuk
patuh kepada . Dia. Konsekuensinya, doktrin pemilihan semestinya memotivasi
kita untuk membagikan injil—bukan karena takut tetapi karena kita ingin dipakai
oleh Tuhan untuk melakukan kehendak-Nya.
(6) Pemilihan tidak berkontradiksi dengan atribut-atribut Tuhan manapun dan pada kenyataannya, merupakan
sebuah pertumbuhan langsung akan kasih-Nya (Efesus 1:4-5). [Lihat poin 10 untuk elaborasi lebih lanjut]
(7) Pemilihan tidak hanya untuk keselamatan, tetapi untuk
pengudusan dan pemuliaan. Bandingkan dengan Efesus 1:4-5;
roma 8:28-30. Dengan kata lain, mereka
yang telah Tuhan pilih telah dipilih bukan hanya untuk menjadi selamat, tetapi juga menjadi
dikuduskan.
(8) Pertanyaan apakah Tuhan itu adil atau tidak adil dalam
melakukan pemilihan terhadap beberapa
tetapi tidak memilih yang lainnya melenyapkan betapa agungnya keselamatan itu adanya—dan betapa besarnya dosa kita
merasuki kita. Andaikan Tuhan adil, maka kita semua akan ke neraka. Jika
dia menyelamatkan satu orang, Dia sungguh-sungguh berbelas kasihan tiada
taranya.
(9) Sebenarnya, tiga
pertanyaan dasar yang mengemuka ketika mendiskusikan pemilihan :
-Apakah Tuhan Adil?
-Tidakah ini membuat kita menjadi robot-robot?
-Mengapa saya harus mengabarkan injil?
-Apakah Tuhan Adil?
-Tidakah ini membuat kita menjadi robot-robot?
-Mengapa saya harus mengabarkan injil?
Ketiga pertanyaan ini dijawab dalam Roma 9-11, nas-nas firman Tuhan yang hebat dalam Alkitab, mengulas doktrin ini. Roma 9 menjawab pertanyaan pilihan kita, Roma 10 menjawab pertanyaan tentang kebutuhan untuk menginjili, dan Roma 11 menjawab pertanyaan tentang keadilan Tuhan. Perlu dicatat juga bahwa teologi Paulus disini bukanlah teologi dalam vacum; dia memulainya (ayat 1-3) dengan sebuah keinginan yang paling sangat bahwa dia lebih baik ke neraka jika itu bermakna satu saja dari saudara-saudara Yahudi-nya dapat menjadi selamat!
(10)Banyak teman-teman yang
ingin mencari keseimbangan antara kedaulatan Tuhan dan kehendak bebas manusia. Sebuah keseimbangan yang perlu diupayakan, tetapi bukan ini tempatnya.
Dimanapun kita membaca dalam Alkitab tidak ada tempat dimana Tuhan tidak berdaulat atas kehendak-kehendak
manusia. Lebih lanjut, kita memiliki
kesaksian yang sangat terang dari Roma 9 yang menyatakan hal sebaliknya.
Demikian juga, ada sebuah ketidakseimbangan yang sudah ada pada dasarnya antara
kehendak ciptaan dan kehendak Pencipta.
Apa hak yang kita miliki untuk mengklaim bahwa ciptaan dan Pencipta adalah dua hal yang
setara?
Keseimbangan yang sesungguhnya datang diantara dua kategori atribut-atribut Tuhan yang luas (kebaikan,kasih,belas kasihan,keadilan, dan lain-lain). Dan atribut-atribut-Nya yang tidak terkait pertimbangan salah atau benar atau amoral (Dia tidak terbatas, kekal, mahatahu,mahahadir, dan lain-lain). Singkatnya, keseimbangan terdapat di antara kedaulatan dan kebaikan-Nya. Jika Tuhan hanya memiliki atribut-atribut yang bersifat amoral, maka Tuhan bisa jadi seorang Tirani, Jika Dia hanya memiliki atribut-atribut yang bersifat moral, Dia bisa jadi tidak mampu dengan efektif melakukan perubahan di dunia; Dia menjadi Tuhan yang impoten-tidak berdaya.
Menempatkan semuanya secara bersama-sama kita melihat kemuliaan dan misteri Tuhan. Atribut-atribut yang dimiliki Tuhan tidak dapat dikompartemenisasi atau dikotak-kotakan/dipilah-pilah. Oleh sebab itu, Dia baik dalam kedaulatan-Nya, tidak terbatas dalam belas kasihan-Nya, mengasihi dalam kemahakuasaan-Nya. Akan tetapi kita sebagai ciptaan-ciptaan yang terbatas tidak dapat memahami keagungan rencananya. Yesaya 55:8-9 berkata :” Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu”. Tidak ada kontradiksi didalam Tuhan, tetapi ada keterbatasan untuk dapat memahami-Nya pada diri kita.
(11)Doktrin Pemilihan
sejalan dengan apa yang apa yang disebut sebagai diinspirasikan. Tuhan telah menginspirasikan setiap
kata-kata dalam kitab suci (2 Timotius
3:16), namun cara beroperasinya/modus
operandinya bukan merupakan pendiktean
lisan. Yesaya adalah Shakespeare pada masanya; Amos adalah Mark Twain. Keduanya
memiliki kosa kata-kosa kata dan gaya-gaya penulisan yang amat berbeda, namun demikian masing-masing
menuliskan apa yang diinspirasikan oleh
Tuhan. Gaya penulisan dan sintaksis (ilmu kalimat) Yunani yang
dimiliki Lukas sangat berbeda dengan
yang dimiliki Yohanes, namun keduanya menuliskan Firman Tuhan. Kita
membaca dalam 2 Petrus 1:20-21 bahwa tidak ada nabi yang membuat
nubuatan-nubuatan dari dirinya sendiri, tetapi dituntun oleh Roh Kudus: “1:20 Diatas semuanya, anda semua
baik jika anda mengetahui hal ini : tidak ada nubuat Kitab suci pernah datang
melalui imajinasi nabi-nabi itu sendiri, 1:21
karena tidak ada nubuat pernah datang dari dorongan-dorongan manusia;
sebaliknya, orang-orang dipandu oleh Roh Kudus mengatakan yang berasal dari
Tuhan” (diterjemahkan dari Alkitab NET).
Jadi kita disajikan dengan sebuah misteri: Setiap penulis biblikal telah menuliskan setiap kata-kata yang tepat dari Tuhan, namun setiap penulis mendayakan personalitas dan kehendaknya dalam prosesnya. Pesan berasal atau bersumber dari Tuhan, namun prosesnya melibatkan kemauan manusia. Keajaiban inspirasi, sebagaimana dikemukan Lewis Sperry Chafer sejak lama, bahwa Tuhan tidak memberangus kepribadian siapapun juga, namun apa yang dituliskan adalah persis seperti apa yang Tuhan kehendaki.
Ini sejajar dengan pemilihan. Misteri pemilihan adalah : bahwa Tuhan dapat memilih tanpa syarat, namun demikian kehendak –kehendak kita tidak ditindas. Kita dibujuk oleh Roh Kudus untuk percaya. Lebih jauh kita memiliki perasaan akan kehendak bebas dalam proses tersebut, tepat sebagaimana yang dialami oleh para penulis Alkitab. Oleh sebab itu, para penulis Alkitab bahkan tidak selalu mengetahui bahwa mereka sedang menulis kitab suci, sekalipun Tuhan mengarahkan pikiran-pikiran mereka.
Jadi kita disajikan dengan sebuah misteri: Setiap penulis biblikal telah menuliskan setiap kata-kata yang tepat dari Tuhan, namun setiap penulis mendayakan personalitas dan kehendaknya dalam prosesnya. Pesan berasal atau bersumber dari Tuhan, namun prosesnya melibatkan kemauan manusia. Keajaiban inspirasi, sebagaimana dikemukan Lewis Sperry Chafer sejak lama, bahwa Tuhan tidak memberangus kepribadian siapapun juga, namun apa yang dituliskan adalah persis seperti apa yang Tuhan kehendaki.
Ini sejajar dengan pemilihan. Misteri pemilihan adalah : bahwa Tuhan dapat memilih tanpa syarat, namun demikian kehendak –kehendak kita tidak ditindas. Kita dibujuk oleh Roh Kudus untuk percaya. Lebih jauh kita memiliki perasaan akan kehendak bebas dalam proses tersebut, tepat sebagaimana yang dialami oleh para penulis Alkitab. Oleh sebab itu, para penulis Alkitab bahkan tidak selalu mengetahui bahwa mereka sedang menulis kitab suci, sekalipun Tuhan mengarahkan pikiran-pikiran mereka.
(12)Kesimpulan : doktrin biblikal
pemilihan yang bersifat tidak bersyarat, tidak dapat
ditolak, dan tidak dapat dibatalkan. Kesemuanya untuk
kemuliaan Tuhan—Tanpa perlu dalam cara bagaimanapun untuk melenyapkan martabat dan
tanggungjawab manusia. Dengan kata lain:
Sebuah bagian besar kematangan dalam iman adalah: Setiap dari kita perlu membuat penemuan seperti halnya Copernicus yang dikemaskan dalam
kata-kata, “Aku bukan pusat alam semesta.” Atau, sebagaimana Yohanes Pembaptis mengatakan, “Supaya Dia semakin
besar dan aku semakin kecil.”
My
Understanding of the Biblical Doctrine of Election|diterjemahkan dan diedit
oleh : Martin Simamora
No comments:
Post a Comment