a world in chaos - cnn money |
Bacalah terlebih dahulu dua bagian sebelumnya : Bagian 1 dan Bagian 2
Oleh : Keith Krell, Ph.D
Dalam Roma 3:13-14, Paulus memberikan kategori lainnya: Perkataan kita bejat/rusak [ Lihat Matius 12:37; Markus 7:20-21]. Kita mengkhianati karakter kita dengan perkataan kita. Hati kita membuat jalannya, dan mulut kita mengikutinya. Dalam dua ayat ini sekalipun manusia menjalankan pemeriksaan fisik tahunan. Sebagaimana anda ketahui ketika pergi ke dokter karena penyakit yang tidak diketahui, dokter umumnya ingin memeriksa mulut anda. Dia meletakan semacam stik pada lidah anda dan berkata, “katakan ahh!” Nah disini Tuhan melihat kedalam mulut orang berdosa, dan ketika kita berkata, “Ahhh,” Tuhan berkata,”yak!” Paulus menuliskan dalam Roma 3:31a:” Kerongkongan mereka seperti kubur yang ternganga.” Selama era Alkitab, pembalseman tidak dilakukan seperti halnya juga pada saat ini. Lalu ayat ini berlanjut tanpa mengatakan bahwa sebuah kuburan yang terbuka pastilah bau!Dalam cara yang sama, Paulus mengatakan bahwa bau busuk kerongkongan manusia seperti jasad yang bau busuk. Menariknya, frasa “kubur terbuka” secara harfiah bermakna sebuah kubur yang menganga. Saya pikir hal ini bermakna kita harus berhati-hati ketika kita menganga sehingga orang tidak melihat kerongkongan atau hati kita yang membusuk.
Oleh : Keith Krell, Ph.D
Dalam Roma 3:13-14, Paulus memberikan kategori lainnya: Perkataan kita bejat/rusak [ Lihat Matius 12:37; Markus 7:20-21]. Kita mengkhianati karakter kita dengan perkataan kita. Hati kita membuat jalannya, dan mulut kita mengikutinya. Dalam dua ayat ini sekalipun manusia menjalankan pemeriksaan fisik tahunan. Sebagaimana anda ketahui ketika pergi ke dokter karena penyakit yang tidak diketahui, dokter umumnya ingin memeriksa mulut anda. Dia meletakan semacam stik pada lidah anda dan berkata, “katakan ahh!” Nah disini Tuhan melihat kedalam mulut orang berdosa, dan ketika kita berkata, “Ahhh,” Tuhan berkata,”yak!” Paulus menuliskan dalam Roma 3:31a:” Kerongkongan mereka seperti kubur yang ternganga.” Selama era Alkitab, pembalseman tidak dilakukan seperti halnya juga pada saat ini. Lalu ayat ini berlanjut tanpa mengatakan bahwa sebuah kuburan yang terbuka pastilah bau!Dalam cara yang sama, Paulus mengatakan bahwa bau busuk kerongkongan manusia seperti jasad yang bau busuk. Menariknya, frasa “kubur terbuka” secara harfiah bermakna sebuah kubur yang menganga. Saya pikir hal ini bermakna kita harus berhati-hati ketika kita menganga sehingga orang tidak melihat kerongkongan atau hati kita yang membusuk.
Dalam Roma
3:13b-14 Paulus meneruskan dengan berkata: “lidah-lidah mereka selalu memperdaya, bisa-bisa ular ada dibawah bibir mereka, yang mulutnya
penuh dengan kutuk dan kepahitan,.”[Roma 3:13-14
merupakan kutipan dari Mazmur 5:9; 140:3 dan 10:7)] lidah-lidah kita merupakan sebuah sumber konstan tipu daya. Perhatikan kalimat bentuk “present
tense” atau bentuk waktu kini pada kalimatnya :” lidah-lidah mereka
selalu memperdaya” (3:13b). Perkataan kita sepenuhnya bejat , bahwa bahasa ibu
kita adalah tipu daya. Paulus menyatakan bahwa
bisa ular ada dibawah bibir-bibir
kita. Ular yang dimaksud berangkali
Kobra Mesir[BDAG s.v. aspis.]. Dibawah bibirnya
merupakan sekantong penuh bisa. Ketika ular ini diganggu, tekanan terjadi pada kantung bisa ini, dan bisa akan
menyembur keluar melalui taring-taring yang menggigit korbannya. Orang dapat
berpikir tidak mungkin ada cara yang lebih nyata yang mampu mengekspresikan kesusahan dan
penderitaan yang disebabkan oleh kata-kata
pembalasan dendam dan ketidakadilan. Berapa kali anda telah membunuh
karakter dan reputasi seseorang? Berapa kali anda telah menjatuhkan orang lain agar dirimu terangkat? Berapa kali
anda telah mengutuk dan bahkan
menggunakan nama Tuhan dengan sia-sia? Terceguk. Berapa kali anda mengungkapkan
kepahitan dalam perkataanmu ( Roma 3:14)?
Kita semua bersalah. Bahkan sebagai orang-orang percaya yang telah diberikan sebuah natur yang baru dari Tuhan, kita masih berjuang dengan perkataan kita, tidakkah demikian? Saya tahu saya masih. Sangatlah mudah untuk mengucapkan kata tipu daya dan kepahitan. Sangatlah mudah menyatakan penentangan dan mengungkapkan keburukan orang lain. Semua kita bersalah karena memfitnah dan mempergunjingkan orang lan dalam cara, bentuk atau rupa tertentu [Yakobus dengan tepat berkata “Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya” (Yakobus 3:2)].
Musuh terburuk kita adalah mulut kita! Inilah yang membuat kata-kata Yesus dalam Matius 12:36 sangat menakutkan :” Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman.” Saya tahu ketika saya berdiri dihadapan Yesus Kristus, saya harus memberikan sebuah pertanggungjawaban atas perkataanku. Saya tidak mengharapkan sedikitpun akan ada yang harus saya pertanggungjawabkan. Merupakan hari yang sungguh bijak ketika saya tiba pada sebuah pemahaman yang utuh bagaimana saya telah menghina Tuhan dalam perkataanku. Saya tidak oke, anda juga tidak oke. Saya memang benar-benar bejat, benar-benar rusak.
Ketiga dan kategori terakhir dari kebejatan kita ditemukan dalam Roma 3:15-18 : Tabiat kita bejat/rusak. Apa yang diutarakan mulut, biasanya dilanjutkan oleh kaki/diwujudkan. Paulus menulis ,” kaki mereka cepat untuk menumpahkan darah, Keruntuhan dan kebinasaan mereka tinggalkan di jalan mereka, dan jalan damai tidak mereka kenal “ (Roma 3:15-17). Ayat-ayat ini menggambarkan Amerika hingga ke hal mendasar. Nyawa begitu murahnya di negara kita, khususnya di kota-kota besar. Orang membunuh satu sama lain atas satu set kunci-kunci mobil atau karena ucapan penghinaan atau bahkan karena raut muka yang jahat. Ketika saya tingga di Portland, OR tahun 1990-95, tembak-menembak sambil mengendarai mobil hal lazim. Jika anda mengenakan pakaian dengan warna yang salah atau sepatu sport yang diinginkan oleh seseorang maka mereka akan menembak lebih dahulu baru kemudian meminta. Hari ini, ada sedikitnya satu pembunuhan setiap dua puluh lima menit. Lebih jauh lagi, setiap tahun jumlah kematian mencapai 50.000 orang sebagai akibat langsung penyalahgunaan alkohol oleh orang lain. Dan semua ini menjadi jumlah yang tak sebanding dengan jumlah kematian bayi yang mencapai 1,2 juta bayi yang dibunuh setiap tahun atas nama undang-undang “kebebasan memilih” yang terkait dengan aborsi. Dan jika anda tidak melakukan hal jahat semacam ini sejauh ini, apakah anda masih mengklaim tidak melakukan hal yang salah/tidak bersalah ketika diperhadapkan dengan klaim Yesus bahwa pembunuhan telah dilakukan manakala seseorang membenci seorang yang lainnya ( Matius 5:21-22)?
Ray Stedman, mantan pastor di Peninsula Bible Church di Paolo Alto dulu berkata bahwa Roma 3:17 dapat menjadi slogan yang tepat bagi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) : “dan jalan damai tidak mereka kenal” [Roma 3:15-17 merupakan sebuah kutipan dari Yesaya 59:7-8].” Dan memang benar kita adalah manusia-manusia yang saling bermusuhan, terus-menerus mencari hal yang jahat. Kembali ke tahun 1968, Will Durant menulis sebuah buku berjudul, Lessons from History. Dalam buku ini Durant menulis,” Dalam 3.421 tahun catatan sejarah terakhir, hanya 268 tahun terlihat tanpa perang.” Upaya mengadakan perdamaian terus berlanjut karena kita tidak tahu jalan damai. Tragisnya, kita telah gagal untuk mengetahui bahwa tidak akan ada damai sampai kita mengakui dosa kita dan meletakan percaya kita kepada Pangeran Damai.
Kita semua bersalah. Bahkan sebagai orang-orang percaya yang telah diberikan sebuah natur yang baru dari Tuhan, kita masih berjuang dengan perkataan kita, tidakkah demikian? Saya tahu saya masih. Sangatlah mudah untuk mengucapkan kata tipu daya dan kepahitan. Sangatlah mudah menyatakan penentangan dan mengungkapkan keburukan orang lain. Semua kita bersalah karena memfitnah dan mempergunjingkan orang lan dalam cara, bentuk atau rupa tertentu [Yakobus dengan tepat berkata “Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya” (Yakobus 3:2)].
Musuh terburuk kita adalah mulut kita! Inilah yang membuat kata-kata Yesus dalam Matius 12:36 sangat menakutkan :” Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman.” Saya tahu ketika saya berdiri dihadapan Yesus Kristus, saya harus memberikan sebuah pertanggungjawaban atas perkataanku. Saya tidak mengharapkan sedikitpun akan ada yang harus saya pertanggungjawabkan. Merupakan hari yang sungguh bijak ketika saya tiba pada sebuah pemahaman yang utuh bagaimana saya telah menghina Tuhan dalam perkataanku. Saya tidak oke, anda juga tidak oke. Saya memang benar-benar bejat, benar-benar rusak.
Ketiga dan kategori terakhir dari kebejatan kita ditemukan dalam Roma 3:15-18 : Tabiat kita bejat/rusak. Apa yang diutarakan mulut, biasanya dilanjutkan oleh kaki/diwujudkan. Paulus menulis ,” kaki mereka cepat untuk menumpahkan darah, Keruntuhan dan kebinasaan mereka tinggalkan di jalan mereka, dan jalan damai tidak mereka kenal “ (Roma 3:15-17). Ayat-ayat ini menggambarkan Amerika hingga ke hal mendasar. Nyawa begitu murahnya di negara kita, khususnya di kota-kota besar. Orang membunuh satu sama lain atas satu set kunci-kunci mobil atau karena ucapan penghinaan atau bahkan karena raut muka yang jahat. Ketika saya tingga di Portland, OR tahun 1990-95, tembak-menembak sambil mengendarai mobil hal lazim. Jika anda mengenakan pakaian dengan warna yang salah atau sepatu sport yang diinginkan oleh seseorang maka mereka akan menembak lebih dahulu baru kemudian meminta. Hari ini, ada sedikitnya satu pembunuhan setiap dua puluh lima menit. Lebih jauh lagi, setiap tahun jumlah kematian mencapai 50.000 orang sebagai akibat langsung penyalahgunaan alkohol oleh orang lain. Dan semua ini menjadi jumlah yang tak sebanding dengan jumlah kematian bayi yang mencapai 1,2 juta bayi yang dibunuh setiap tahun atas nama undang-undang “kebebasan memilih” yang terkait dengan aborsi. Dan jika anda tidak melakukan hal jahat semacam ini sejauh ini, apakah anda masih mengklaim tidak melakukan hal yang salah/tidak bersalah ketika diperhadapkan dengan klaim Yesus bahwa pembunuhan telah dilakukan manakala seseorang membenci seorang yang lainnya ( Matius 5:21-22)?
Ray Stedman, mantan pastor di Peninsula Bible Church di Paolo Alto dulu berkata bahwa Roma 3:17 dapat menjadi slogan yang tepat bagi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) : “dan jalan damai tidak mereka kenal” [Roma 3:15-17 merupakan sebuah kutipan dari Yesaya 59:7-8].” Dan memang benar kita adalah manusia-manusia yang saling bermusuhan, terus-menerus mencari hal yang jahat. Kembali ke tahun 1968, Will Durant menulis sebuah buku berjudul, Lessons from History. Dalam buku ini Durant menulis,” Dalam 3.421 tahun catatan sejarah terakhir, hanya 268 tahun terlihat tanpa perang.” Upaya mengadakan perdamaian terus berlanjut karena kita tidak tahu jalan damai. Tragisnya, kita telah gagal untuk mengetahui bahwa tidak akan ada damai sampai kita mengakui dosa kita dan meletakan percaya kita kepada Pangeran Damai.
Apakah
penyebab perilaku kejam dan penuh dosa ini? Jawabannya ditemukan dalam Roma
3:18 :”Tidak ada takut akan Tuhan pada mata mereka [Schreiner memulis
: “ struktur rantai patut diperhatikan. Ayat 10-12 menggambarkan universialitas dosa dalam susunan
kalimat yang mengingatkan pada Roma
1:18-23. Ayat 13-14
membidik dosa-dosa perkatataan, sementara itu ayat-ayat 15-17 memotret
akibat-akibat dosa yang berbahaya dalam masyarakat dan perilaku manusia. Ayat 18 berfungsi
sebagai dasar dan akar penyebab dosa-dosa yang digambarkan pada ayat 10-17,
tetapi ayat 18 juga membentuk sebuah inclusio
dengan ayat 10-12 mengingatkan kembali pembaca bahwa akar dosa terletak didalam
kegagalan untuk mengenali Tuhan secara benar (lihat Keck 1977:143).” Thomas
Schreiner, Romans. Baker Exegetical Commentary on the New Testament
(Grand Rapids: Baker, 1998), 164.”].
Sebagai individu-individu dan negara, kita tidak memiliki rasa takut akan Tuhan. Amsal 1:7 menyatakan,” Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan,” namun demikian kita telah memilih kebodohan ketimbang hikmat. Tuhan tersingkirkan dalam pembicaraan-pembicaraan, keputusan-keputusan, dan kehidupan. Tuhan diabaikan [Roma 3:18 merupakan kutipan dari Mazmur 36:1]. Ketika Tuhan diabaikan, konsekuensi-konsekuensi pada Roma 1 siap untuk bekerja: Dia menyerahkan kita(Roma 1:24,26,28). Ini membawa kepada berbagai masalah yang dihadapi oleh negera kita dan dunia kita pada hari ini. Sekali lagi, kitalah masalahnya. Kita harus menunjukan jari pada diri kita sendiri. Saya tidak oke, anda juga tidak oke .
[Paulus memiliki argumen yang tidak dapat dibantah bahwa kita secara universal penuh dengan dosa dan mengalami kebejatan/kerusakan yang bersifat menyeluruh pada seluruh keberadaan kita tanpa ada pengecualian sedikitpun. Sekarang dia mendekritkan sebuah kebenaran mengenai diri kita yang bersifat final]
Sebagai individu-individu dan negara, kita tidak memiliki rasa takut akan Tuhan. Amsal 1:7 menyatakan,” Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan,” namun demikian kita telah memilih kebodohan ketimbang hikmat. Tuhan tersingkirkan dalam pembicaraan-pembicaraan, keputusan-keputusan, dan kehidupan. Tuhan diabaikan [Roma 3:18 merupakan kutipan dari Mazmur 36:1]. Ketika Tuhan diabaikan, konsekuensi-konsekuensi pada Roma 1 siap untuk bekerja: Dia menyerahkan kita(Roma 1:24,26,28). Ini membawa kepada berbagai masalah yang dihadapi oleh negera kita dan dunia kita pada hari ini. Sekali lagi, kitalah masalahnya. Kita harus menunjukan jari pada diri kita sendiri. Saya tidak oke, anda juga tidak oke .
[Paulus memiliki argumen yang tidak dapat dibantah bahwa kita secara universal penuh dengan dosa dan mengalami kebejatan/kerusakan yang bersifat menyeluruh pada seluruh keberadaan kita tanpa ada pengecualian sedikitpun. Sekarang dia mendekritkan sebuah kebenaran mengenai diri kita yang bersifat final]
3. Kita Terhilang
Tak Berdaya ( Roma 3:19-20)
Paulus
menyimpulkan nas ini dengan sebuah keputusan : BERSALAH! Dua ayat ini juga merangkumkan keseluruhan bagian ini ( Roma
1:18-3:20) [Schreiner, Romans, 167; Paul Barnett, Romans:
The Revelation of God’s Righteousness (Scotland, UK: Christian Focus,
2003), 69.] Paulus menuliskan,” Tetapi kita tahu, bahwa segala sesuatu yang
tercantum dalam Kitab Taurat ditujukan kepada mereka yang hidup di bawah hukum
Taurat, supaya tersumbat setiap mulut [Kata kerja phrasso
(“membungkam”) muncul dua kali di bagian lain Perjanjian Baru (2 Korintus 11:10;Ibrani
11:33)]. dan seluruh dunia jatuh ke bawah hukuman [kata sifat hupodikos muncul
hanya disini dan bermakna “ dapat dikenakan hukuman, yang
bertanggungjawab”]. Allah. Sebab tidak seorangpun
yang dapat dibenarkan di hadapan Allah [Yakobus mengatakannya
dengan baik : “Sebab barangsiapa menuruti seluruh hukum itu, tetapi mengabaikan
satu bagian dari padanya, ia bersalah terhadap seluruhnya.” (2:10)] oleh karena melakukan hukum Taurat [Frasa ergon nomou (“Melakukan Hukum”)
muncul delapan kali dalam Perjanjian Baru (Roma 3:20; Galatia 2:16 [3x]; 3:2, 5,
10). Frasa ini menimbulkan banyak diskusi (lihat Moo, The Epistle to the Romans, 211-17).], karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa [Roma 3:20
merupakan rujukan untuk Mazmur 143:2](Roma 3:19-20).”
Frasa, “Kita tahu” mengindikasikan bahwa apa yang selanjutnya dipaparkan telah menjadi sebuah fakta. Hukum Taurat memiliki sebuah pesan bagi mereka yang berada dibawah Hukum ( yaitu orang-orang Yahudi), yang mendeklarasikan bahwa seluruh dunia memikul pertanggungjawaban terhadap Tuhan. Dampaknya disini adalah tanggungjawab orang-orang Yahudi untuk meneruskan informasi dari Hukum Taurat kepada dunia secara keseluruhan melalui kepatuhan mereka. Orang Yahudi menjadi sebuah contoh bagi dunia bagaimana menjalankan standard- standard Hukum.
Orang-orang Yahudi dimasa Paulus tidak memahami bahwa mereka dihukum dibawah Hukum Taurat. Mereka tahu bahwa mereka telah berdosa, tetapi mereka berpikir bahwa mereka memiliki kekebalan diplomatik dari penghukuman Tuhan karena mereka adalah orang-orang Yahudi. Frasa “segala sesuatu yang tercantum didalam hukum Taurat” merujuk kepada nas-nas Perjanjian Lama yang dikutip oleh Paulus pada Roma 3:10-18. Kata yang diterjemahkan sebagai “tersumbat” (phrasso) secara harfiah diterjemahkan “menutup mulut,” sehingga setiap mulut tidak berbicara! Hukum membuat kita tidak layak dengan Tuhan setiap saat. Sedemikian tidak layaknya, sehingga ketika kita berdiri dihadapan Dia, kita akan dibungkam![ Ketika diperhadapkan dengan keagungan dan misteri Tuhan, Ayub menyadari bahwa dia tidak memiliki sepatah katapun untuk diucapkan. “"Sesungguhnya, aku ini terlalu hina; jawab apakah yang dapat kuberikan kepada-Mu? Mulutku kututup dengan tangan. Satu kali aku berbicara, tetapi tidak akan kuulangi; bahkan dua kali, tetapi tidak akan kulanjutkan."(Ayub 40:4-5)]. Kata kerja ini membangkitkan citra seorang pembela di pengadilan, dia, ketika diberikan kesempatan untuk menyampaikan pembelaannya, tetap tak bersuara, ditenggelamkan oleh bukti berat yang melawannya [C. E. B. Cranfield, Romans: A Shorter Commentary (Edinburgh: T & T Clark, 1985), 67.]
Frasa, “Kita tahu” mengindikasikan bahwa apa yang selanjutnya dipaparkan telah menjadi sebuah fakta. Hukum Taurat memiliki sebuah pesan bagi mereka yang berada dibawah Hukum ( yaitu orang-orang Yahudi), yang mendeklarasikan bahwa seluruh dunia memikul pertanggungjawaban terhadap Tuhan. Dampaknya disini adalah tanggungjawab orang-orang Yahudi untuk meneruskan informasi dari Hukum Taurat kepada dunia secara keseluruhan melalui kepatuhan mereka. Orang Yahudi menjadi sebuah contoh bagi dunia bagaimana menjalankan standard- standard Hukum.
Orang-orang Yahudi dimasa Paulus tidak memahami bahwa mereka dihukum dibawah Hukum Taurat. Mereka tahu bahwa mereka telah berdosa, tetapi mereka berpikir bahwa mereka memiliki kekebalan diplomatik dari penghukuman Tuhan karena mereka adalah orang-orang Yahudi. Frasa “segala sesuatu yang tercantum didalam hukum Taurat” merujuk kepada nas-nas Perjanjian Lama yang dikutip oleh Paulus pada Roma 3:10-18. Kata yang diterjemahkan sebagai “tersumbat” (phrasso) secara harfiah diterjemahkan “menutup mulut,” sehingga setiap mulut tidak berbicara! Hukum membuat kita tidak layak dengan Tuhan setiap saat. Sedemikian tidak layaknya, sehingga ketika kita berdiri dihadapan Dia, kita akan dibungkam![ Ketika diperhadapkan dengan keagungan dan misteri Tuhan, Ayub menyadari bahwa dia tidak memiliki sepatah katapun untuk diucapkan. “"Sesungguhnya, aku ini terlalu hina; jawab apakah yang dapat kuberikan kepada-Mu? Mulutku kututup dengan tangan. Satu kali aku berbicara, tetapi tidak akan kuulangi; bahkan dua kali, tetapi tidak akan kulanjutkan."(Ayub 40:4-5)]. Kata kerja ini membangkitkan citra seorang pembela di pengadilan, dia, ketika diberikan kesempatan untuk menyampaikan pembelaannya, tetap tak bersuara, ditenggelamkan oleh bukti berat yang melawannya [C. E. B. Cranfield, Romans: A Shorter Commentary (Edinburgh: T & T Clark, 1985), 67.]
R.C. Sproul
memiliki seorang sahabat yang
menyelesaikan Phd di Harvard dalam studi syaraf (studi-studi
tingkat lanjut dalam fungsi otak), dan dia suatu kali berkata bahwa otak lebih menakjubkan ketimbang sistem komputer
yang paling besar di dunia ini. Setiap pengalaman yang kita alami dan setiap kata yang kita ucapkan
direkam oleh otak kita. Terkait hari penghakiman dia berkata, “Saya pikir bahwa
di hari terakhir Tuhan akan mengambil otak dari kepala kita, meletakannya diatas sebuah
meja yang ada di ruang sidang, menghubungkannya dengan sebuah alat rekam, dan
menekan tombol mundur ke awal. Kita
akan duduk disana dan mendengarkan pemutaran ulang rekaman otak kita atas setiap hal yang
pernah kita lakukan, katakan, dan pikirkan. Jaksa penuntut umum tidak
perlu berkata sepatahpun [R. C. Sproul, Romans. St. Andrew’s Expositional
Commentary (Wheaton: Crossway, 2009), 94.] Tentu
saja, ketika kita menerima tubuh dan pikiran yang telah dimuliakan dan kita berdiri dihadapan
Kristus, kita akan menutup mulut.
Dalam Roma
3:20 Paulus menjelaskan bahwa hukum diberikan untuk penghukuman bukan pembenaran (yaitu “menyatakan
tidak bersalah,” lihat Roma 3:24). Orang –orang Yahudi telah memutarbalikan
tujuan Taurat. Hukum Taurat tidak pernah dimaksudkan untuk memerintah seorang
manusia dihadapan Tuhan, tetapi untuk menghukumnya. Seperti pemeriksaan kandungan
alkohol dalam darah yang dirancang untuk membuktikan bahwa orang sedang mabuk, jadi hukum dirancang untuk membuktikan bahwa
manusia adalah orang-orang berdosa, berada dibawah murka Tuhan. Hukum
disediakan sebagai standard kebenaran,
bukan agar umat manusia dapat
mencapai kebenaran manusia semacam itu, tetapi untuk mendemonstrasikan bahwa
mereka tidak mampu melakukannya dan harus menemukan sebuah sumber kebenaran di
luar diri mereka sendiri [kebenaran itu garis tepi yang lurus pada Hukum Taurat yang memperlihatkan pada kita betapa
bengkoknya kita ini (J. B. Phillips translation)].
Itulah tujuan dari semua korban-korban dari Perjanjian Lama. Ketika Hukum Taurat mengungkapkan dosa manusia, Tuhan menyediakan sebuah cara mempersembahkan korban sehungga seorang manusia tidak harus menanggung penghukuman Tuhan. Hukum Taurat tidak pernah diberikan untuk menyelamatkan kita, tetapi untuk memperlihatkan bahwa kita membutuhkan seorang Juru selamat.
Itulah tujuan dari semua korban-korban dari Perjanjian Lama. Ketika Hukum Taurat mengungkapkan dosa manusia, Tuhan menyediakan sebuah cara mempersembahkan korban sehungga seorang manusia tidak harus menanggung penghukuman Tuhan. Hukum Taurat tidak pernah diberikan untuk menyelamatkan kita, tetapi untuk memperlihatkan bahwa kita membutuhkan seorang Juru selamat.
Hukum Taurat
sejak semula seperti sebuah cermin.
Tujuan sebuah cermin adalah untuk mengungkapkan apa yang salah dengan wajahku ( seperti kotoran yang melekat di
mata, sisa makanan di gigi, rambut yang
acak-acak, noda-noda, dan lain-lain). Sebagaimana saya menjalankan
aktivitas-aktivitas hariku, saya bisa jadi
terkena kotoran pada wajah dan bahkan tidak saya ketahui. Sebuah
cermin menjalankan sebuah tujuan yang
luar biasa dengan memperlihatkan padaku bahwa saya memiliki kotoran pada wajahku. Cermin
memperlihatkan padaku bahwa saya
memiliki masalah. Tetapi cermin tidak dapat membersihkan atau
melenyapkan kotoran itu! Hal ini menjadikan cermin kain pembersih yang buruk.
Demikian jugalah, Hukum Tuhan dapat
memperlihatkan padaku bahwa saya adalah seorang pendosa yang bersalah (tidak
mampu menjalankan perintah-perintah Tuhan yang kudus), tetapi Hukum Tuhan tidak
pernah dapat menyelamatkanku. Hukum
hanya dapat menghukumku dan memperlihatkan kepadaku bahwa saya membutuhkan Juru
selamat.
Hal yang
menggoda untuk menyimpulkan khotbahku pada catatan negatif ini. Akan tetapi,
anda akan pulang dengan sebuah rasa tak berpengharapan dan keputusasaan.
Sementaras ini berangkali tujuan Paulus dalam Roma 1:18-3:20, ini bukanlah
akhir kisah ini. Oleh karena itu saya berpikir adalah tepat bagi saya untuk
mengasah selera anda untuk bagian
selanjutnya dalam Roma. Dalam Roma 3:21, Paulus membuka dengan sebuah
kojungsi atau kata penghubung “tetapi” (de) . Kata penghubung tetapi kerap kita lewatkan begitu saja namun
bisa jadi kata paling penting dalam
Alkitab. Kata “tetapi” memberitahukan kepada kita bahwa dosa tidak memenangkan
hari tersebut. Dalam nas yang serupa, Paulus berseru :” Tetapi Allah yang kaya dengan
rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita…
(Efesus 2:4). Paulus menyatakan kata-kata ini setelah memaparkan kebejatan
total ( Roma 2:1-3). Dalam kedua teks ini, kata “tetapi” mengingatkan kita
bahwa anugerah Tuhan lebih besar
daripada semua dosa kita! Sekarang itulah kabar baiknya.
Seperti
Paulus, saya berusaha menaikan kadar anda dibawah beban dosamu. Saya ingin anda
merasakan bagian terberat sepenuhnya dari kebejatanmu. Saya menginginkan anda untuk merasakan bahwa anda
terhilang tanpa pengharapan. Jika anda telah
tiba pada akhir dirimu, maka
tidak ada lagi tempat untuk berpaling kecuali kepada Yesus Kristus. Hari
ini, Yesus menawarkan anda
kebenaran-Nya menggantikan
ketidakbenaranmu. Jika anda mau membawa dosamu kepada Yesus, Dia akan
menawarkan kepadamu kesempurnaan-Nya. Dua
ribu tahun lalu, Yesus Kristus telah mati diatas kayu salib bagi dosa anda dan dosa seluruh dunia. Dia telah bangkit dari
kematian untuk mendemonstrasikan bahwa Dia adalah Tuhan. Dia hanya meminta anda untuk
percaya kepada pribadi-Nya dan karya-Nya.
Keputusan kini ada pada anda . Akankah anda diampuni atau dihukum? Saya
mendorong anda : Percaya kepada Yesus Kristus sebagai Juru selamat dan salib
mengatasi kematian menuju hidup (Yohanes 5:24).
Ayat-ayat Referensi : Roma 3:9-20 ; Mazmur 14:1-3 53:1-3 ; Maz 130:3 143:2; Pengkhotbah 7:20; Yeremia 17:9-10 ; 2 Korintus 3:14-15 4:4 ; Efesus 2:1-7 4:17-19
Selesai
I’m NOT Okay, You’re NOT Okay! (Romans 3:9-20) | diterjemahkan dan diedit oleh : Martin Simamora
Ayat-ayat Referensi : Roma 3:9-20 ; Mazmur 14:1-3 53:1-3 ; Maz 130:3 143:2; Pengkhotbah 7:20; Yeremia 17:9-10 ; 2 Korintus 3:14-15 4:4 ; Efesus 2:1-7 4:17-19
Selesai
I’m NOT Okay, You’re NOT Okay! (Romans 3:9-20) | diterjemahkan dan diedit oleh : Martin Simamora
No comments:
Post a Comment