F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

0 Saya TIDAK Oke, Anda Juga TIDAK Oke! ( Roma 3:9-20) - Bagian 3 - Selesai


a world in chaos - cnn money
Bacalah terlebih dahulu dua bagian sebelumnya : Bagian 1 dan Bagian 2

Oleh : Keith Krell, Ph.D


Dalam Roma 3:13-14, Paulus memberikan kategori lainnya: Perkataan kita bejat/rusak [ Lihat Matius 12:37; Markus 7:20-21]. Kita mengkhianati karakter kita dengan  perkataan kita. Hati kita membuat jalannya, dan mulut kita mengikutinya. Dalam dua ayat ini sekalipun  manusia  menjalankan pemeriksaan fisik tahunan. Sebagaimana anda ketahui ketika pergi ke dokter karena penyakit yang tidak diketahui, dokter umumnya ingin memeriksa mulut anda. Dia meletakan  semacam  stik  pada lidah anda dan berkata, “katakan ahh!” Nah disini Tuhan melihat kedalam mulut orang berdosa, dan ketika kita berkata, “Ahhh,” Tuhan berkata,”yak!” Paulus menuliskan dalam Roma 3:31a:” Kerongkongan mereka seperti kubur yang ternganga.” Selama era Alkitab, pembalseman tidak dilakukan seperti  halnya juga pada saat ini. Lalu  ayat ini   berlanjut tanpa mengatakan bahwa sebuah kuburan yang terbuka pastilah bau!Dalam cara yang sama, Paulus mengatakan bahwa bau busuk kerongkongan manusia seperti jasad yang bau busuk. Menariknya, frasa “kubur  terbuka” secara  harfiah bermakna sebuah kubur yang menganga. Saya pikir   hal ini bermakna kita harus berhati-hati ketika kita menganga sehingga orang tidak melihat kerongkongan atau hati kita yang membusuk.


Dalam Roma 3:13b-14 Paulus meneruskan dengan berkata: “lidah-lidah mereka  selalu  memperdaya, bisa-bisa  ular ada dibawah bibir mereka, yang mulutnya penuh dengan kutuk dan kepahitan,.”[Roma 3:13-14 merupakan kutipan dari Mazmur 5:9; 140:3 dan 10:7)] lidah-lidah kita merupakan sebuah sumber konstan  tipu daya. Perhatikan kalimat bentuk “present tense”  atau bentuk waktu kini pada kalimatnya :” lidah-lidah mereka selalu memperdaya” (3:13b). Perkataan kita sepenuhnya bejat , bahwa bahasa ibu kita adalah tipu daya. Paulus menyatakan bahwa  bisa ular  ada dibawah bibir-bibir kita. Ular yang dimaksud   berangkali Kobra Mesir[BDAG s.v. aspis.]. Dibawah bibirnya  merupakan sekantong penuh bisa. Ketika ular ini diganggu, tekanan  terjadi pada kantung bisa ini, dan bisa akan menyembur keluar melalui taring-taring  yang menggigit korbannya. Orang dapat berpikir  tidak mungkin  ada cara yang lebih nyata yang  mampu mengekspresikan kesusahan dan penderitaan yang disebabkan oleh kata-kata  pembalasan dendam dan ketidakadilan. Berapa kali anda telah membunuh karakter dan reputasi seseorang? Berapa kali anda telah menjatuhkan  orang lain agar dirimu terangkat? Berapa kali anda telah mengutuk dan  bahkan menggunakan nama Tuhan dengan sia-sia? Terceguk. Berapa kali anda mengungkapkan kepahitan dalam perkataanmu ( Roma 3:14)?


Kita semua bersalah. Bahkan sebagai orang-orang percaya  yang telah diberikan sebuah natur yang baru dari Tuhan, kita masih berjuang dengan perkataan kita, tidakkah demikian? Saya tahu saya masih. Sangatlah mudah untuk mengucapkan kata tipu daya dan kepahitan. Sangatlah mudah menyatakan penentangan dan mengungkapkan keburukan orang lain. Semua kita bersalah karena memfitnah dan mempergunjingkan orang lan dalam  cara, bentuk atau rupa tertentu [Yakobus dengan tepat berkataSebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya” (Yakobus 3:2)].


Musuh terburuk kita adalah mulut kita! Inilah yang  membuat kata-kata Yesus dalam Matius 12:36 sangat menakutkan :” Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman.”  Saya tahu ketika saya berdiri dihadapan Yesus Kristus, saya harus memberikan sebuah pertanggungjawaban atas perkataanku. Saya tidak mengharapkan  sedikitpun akan ada yang harus saya pertanggungjawabkan. Merupakan hari yang sungguh bijak ketika saya tiba pada sebuah pemahaman yang utuh bagaimana saya telah menghina Tuhan dalam perkataanku. Saya tidak oke, anda juga tidak oke. Saya  memang  benar-benar bejat, benar-benar rusak.


Ketiga dan kategori terakhir dari kebejatan kita ditemukan dalam Roma 3:15-18 : Tabiat kita bejat/rusak. Apa yang diutarakan mulut, biasanya dilanjutkan oleh kaki/diwujudkan. Paulus menulis ,” kaki mereka cepat untuk menumpahkan darah, Keruntuhan dan kebinasaan mereka tinggalkan di jalan mereka, dan jalan damai tidak mereka kenal “ (Roma 3:15-17). Ayat-ayat ini menggambarkan Amerika hingga ke hal mendasar. Nyawa begitu murahnya di negara kita, khususnya di kota-kota besar. Orang membunuh satu sama lain atas  satu set kunci-kunci mobil atau  karena ucapan penghinaan atau bahkan karena  raut muka yang jahat. Ketika saya tingga di Portland, OR tahun 1990-95,  tembak-menembak sambil mengendarai mobil hal lazim. Jika anda mengenakan pakaian dengan warna yang salah atau sepatu sport  yang diinginkan oleh seseorang maka mereka akan menembak lebih dahulu baru kemudian meminta. Hari ini, ada sedikitnya satu pembunuhan setiap dua puluh lima menit. Lebih jauh lagi, setiap tahun jumlah kematian  mencapai 50.000 orang sebagai akibat langsung penyalahgunaan alkohol oleh orang lain. Dan semua ini menjadi  jumlah yang tak sebanding dengan  jumlah kematian bayi  yang mencapai 1,2 juta bayi yang dibunuh setiap tahun  atas nama  undang-undang “kebebasan memilih” yang terkait dengan aborsi. Dan jika anda tidak melakukan hal jahat semacam ini sejauh ini, apakah anda masih mengklaim tidak melakukan  hal yang salah/tidak bersalah ketika diperhadapkan dengan klaim Yesus bahwa  pembunuhan telah dilakukan manakala seseorang membenci seorang yang lainnya ( Matius 5:21-22)?



Ray Stedman, mantan pastor di Peninsula Bible Church di Paolo Alto dulu  berkata bahwa  Roma 3:17 dapat menjadi slogan yang tepat bagi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) : “dan jalan damai tidak mereka kenal” [Roma 3:15-17  merupakan sebuah kutipan dari Yesaya 59:7-8].” Dan memang benar kita adalah manusia-manusia yang saling bermusuhan, terus-menerus  mencari hal yang jahat. Kembali ke tahun 1968, Will Durant  menulis sebuah buku berjudul, Lessons from History. Dalam buku ini Durant menulis,” Dalam 3.421  tahun catatan sejarah terakhir, hanya 268 tahun terlihat tanpa perang.” Upaya mengadakan perdamaian terus berlanjut karena kita tidak  tahu jalan damai. Tragisnya, kita telah gagal untuk mengetahui bahwa tidak akan ada damai sampai kita mengakui dosa kita dan  meletakan percaya kita kepada Pangeran Damai.
Apakah penyebab perilaku kejam dan penuh dosa ini? Jawabannya ditemukan dalam Roma 3:18 :”Tidak ada  takut akan Tuhan  pada mata mereka [Schreiner  memulis : “ struktur rantai patut diperhatikan. Ayat 10-12 menggambarkan universialitas dosa dalam susunan kalimat yang mengingatkan pada  Roma 1:18-23.  Ayat 13-14  membidik dosa-dosa perkatataan, sementara itu ayat-ayat 15-17  memotret  akibat-akibat dosa yang berbahaya dalam masyarakat  dan perilaku manusia. Ayat 18 berfungsi sebagai dasar dan akar penyebab dosa-dosa yang digambarkan pada ayat 10-17, tetapi ayat 18 juga membentuk sebuah inclusio dengan ayat 10-12 mengingatkan kembali  pembaca bahwa akar dosa terletak didalam kegagalan untuk mengenali Tuhan secara benar (lihat Keck 1977:143).” Thomas Schreiner, Romans. Baker Exegetical Commentary on the New Testament (Grand Rapids: Baker, 1998), 164.”].


Sebagai individu-individu dan negara, kita tidak memiliki rasa takut akan Tuhan. Amsal 1:7 menyatakan,” Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan,” namun demikian kita telah memilih kebodohan ketimbang hikmat. Tuhan tersingkirkan dalam pembicaraan-pembicaraan, keputusan-keputusan, dan kehidupan. Tuhan diabaikan [Roma 3:18 merupakan kutipan dari Mazmur 36:1]. Ketika Tuhan diabaikan, konsekuensi-konsekuensi pada Roma 1 siap untuk bekerja: Dia menyerahkan kita(Roma 1:24,26,28). Ini membawa kepada berbagai masalah yang dihadapi oleh negera kita dan dunia kita  pada hari ini. Sekali lagi, kitalah masalahnya. Kita harus menunjukan jari pada diri kita sendiri. Saya tidak oke, anda juga tidak oke .


[Paulus  memiliki argumen yang tidak dapat dibantah bahwa kita secara universal  penuh dengan dosa dan mengalami kebejatan/kerusakan yang bersifat menyeluruh pada seluruh keberadaan kita tanpa ada pengecualian sedikitpun. Sekarang dia mendekritkan sebuah kebenaran mengenai diri kita yang bersifat final]


3. Kita  Terhilang  Tak Berdaya ( Roma 3:19-20)

Paulus menyimpulkan nas ini dengan sebuah keputusan : BERSALAH! Dua ayat ini juga  merangkumkan keseluruhan bagian ini ( Roma 1:18-3:20) [Schreiner, Romans, 167; Paul Barnett, Romans: The Revelation of God’s Righteousness (Scotland, UK: Christian Focus, 2003), 69.] Paulus menuliskan,” Tetapi kita tahu, bahwa segala sesuatu yang tercantum dalam Kitab Taurat ditujukan kepada mereka yang hidup di bawah hukum Taurat, supaya tersumbat setiap mulut [Kata kerja   phrasso (“membungkam”) muncul dua kali di bagian lain Perjanjian Baru (2 Korintus 11:10;Ibrani 11:33)]. dan seluruh dunia jatuh ke bawah hukuman [kata sifat  hupodikos  muncul hanya disini dan bermakna “ dapat dikenakan hukuman, yang bertanggungjawab].  Allah. Sebab tidak seorangpun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah [Yakobus  mengatakannya dengan baik : “Sebab barangsiapa menuruti seluruh hukum itu, tetapi mengabaikan satu bagian dari padanya, ia bersalah terhadap seluruhnya.” (2:10)] oleh karena melakukan hukum Taurat [Frasa ergon nomou (“Melakukan Hukum”) muncul delapan kali dalam Perjanjian Baru (Roma 3:20; Galatia 2:16 [3x]; 3:2, 5, 10). Frasa ini menimbulkan banyak diskusi (lihat  Moo, The Epistle to the Romans, 211-17).], karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa [Roma 3:20 merupakan rujukan untuk Mazmur 143:2](Roma 3:19-20).”


Frasa, “Kita tahu” mengindikasikan bahwa apa yang selanjutnya dipaparkan telah menjadi sebuah  fakta.  Hukum Taurat memiliki sebuah pesan bagi mereka yang berada dibawah  Hukum ( yaitu orang-orang Yahudi), yang mendeklarasikan bahwa seluruh dunia memikul pertanggungjawaban terhadap Tuhan. Dampaknya disini adalah tanggungjawab orang-orang Yahudi untuk meneruskan  informasi dari Hukum Taurat kepada dunia secara keseluruhan melalui kepatuhan mereka. Orang Yahudi  menjadi sebuah contoh bagi dunia bagaimana menjalankan standard- standard Hukum.


Orang-orang Yahudi dimasa Paulus tidak memahami bahwa mereka dihukum dibawah  Hukum Taurat. Mereka tahu bahwa mereka telah berdosa, tetapi mereka berpikir bahwa mereka memiliki kekebalan diplomatik dari penghukuman Tuhan karena mereka adalah orang-orang Yahudi. Frasa “segala sesuatu yang tercantum didalam hukum Taurat” merujuk kepada nas-nas Perjanjian Lama yang dikutip oleh Paulus pada Roma 3:10-18. Kata yang diterjemahkan sebagai “tersumbat” (phrasso) secara harfiah diterjemahkan “menutup mulut,” sehingga setiap   mulut  tidak berbicara! Hukum membuat kita tidak layak  dengan Tuhan setiap saat. Sedemikian tidak layaknya, sehingga ketika kita berdiri dihadapan Dia, kita akan dibungkam![ Ketika diperhadapkan dengan keagungan dan misteri Tuhan, Ayub menyadari bahwa  dia tidak memiliki sepatah katapun  untuk diucapkan. “"Sesungguhnya, aku ini terlalu hina; jawab apakah yang dapat kuberikan kepada-Mu? Mulutku kututup dengan tangan. Satu kali aku berbicara, tetapi tidak akan kuulangi; bahkan dua kali, tetapi tidak akan kulanjutkan."(Ayub 40:4-5)]. Kata kerja ini membangkitkan   citra seorang pembela di pengadilan, dia, ketika diberikan kesempatan untuk menyampaikan pembelaannya, tetap tak bersuara, ditenggelamkan oleh bukti  berat yang melawannya [C. E. B. Cranfield, Romans: A Shorter Commentary (Edinburgh: T & T Clark, 1985), 67.]


R.C. Sproul memiliki seorang sahabat  yang menyelesaikan  Phd di  Harvard dalam studi syaraf (studi-studi tingkat lanjut dalam fungsi otak), dan dia suatu kali berkata bahwa otak  lebih menakjubkan ketimbang sistem komputer yang paling besar di dunia ini. Setiap pengalaman yang kita  alami dan setiap kata yang kita ucapkan direkam oleh otak kita. Terkait hari penghakiman dia berkata, “Saya pikir bahwa di hari terakhir Tuhan akan mengambil otak  dari kepala kita, meletakannya diatas sebuah meja yang ada di ruang sidang, menghubungkannya dengan sebuah alat rekam, dan menekan tombol  mundur  ke awal. Kita  akan duduk disana dan mendengarkan pemutaran ulang   rekaman otak kita atas setiap hal yang pernah kita lakukan, katakan, dan pikirkan. Jaksa penuntut umum tidak perlu  berkata sepatahpun [R. C. Sproul, Romans. St. Andrew’s Expositional Commentary (Wheaton: Crossway, 2009), 94.] Tentu saja, ketika kita menerima tubuh dan pikiran yang  telah dimuliakan dan kita berdiri dihadapan Kristus, kita akan  menutup mulut.

Dalam Roma 3:20 Paulus menjelaskan bahwa hukum diberikan untuk  penghukuman bukan pembenaran (yaitu “menyatakan tidak bersalah,” lihat Roma 3:24). Orang –orang Yahudi telah memutarbalikan tujuan Taurat. Hukum Taurat tidak pernah dimaksudkan untuk memerintah seorang manusia dihadapan Tuhan, tetapi untuk menghukumnya. Seperti pemeriksaan kandungan alkohol dalam darah yang dirancang untuk membuktikan bahwa  orang sedang mabuk, jadi  hukum dirancang untuk membuktikan bahwa manusia adalah orang-orang berdosa, berada dibawah murka Tuhan. Hukum disediakan sebagai standard kebenaran,  bukan agar  umat manusia dapat mencapai kebenaran manusia semacam itu, tetapi untuk mendemonstrasikan bahwa mereka tidak mampu melakukannya dan harus menemukan sebuah sumber kebenaran di luar diri mereka sendiri [kebenaran itu  garis tepi yang lurus pada Hukum Taurat  yang memperlihatkan pada kita betapa bengkoknya kita ini (J. B. Phillips translation)].


Itulah tujuan dari semua korban-korban dari Perjanjian Lama. Ketika Hukum Taurat mengungkapkan dosa manusia, Tuhan menyediakan sebuah cara mempersembahkan korban sehungga seorang manusia tidak  harus menanggung penghukuman Tuhan. Hukum Taurat tidak pernah diberikan untuk menyelamatkan kita, tetapi untuk memperlihatkan bahwa kita membutuhkan seorang Juru selamat.



Hukum Taurat sejak semula seperti sebuah  cermin. Tujuan sebuah cermin adalah untuk mengungkapkan apa yang salah dengan  wajahku ( seperti kotoran yang melekat di mata, sisa makanan di gigi, rambut yang  acak-acak, noda-noda, dan lain-lain). Sebagaimana saya menjalankan aktivitas-aktivitas hariku, saya bisa jadi   terkena kotoran  pada  wajah dan bahkan tidak saya ketahui. Sebuah cermin   menjalankan sebuah tujuan yang luar biasa dengan memperlihatkan padaku bahwa saya  memiliki kotoran pada wajahku. Cermin memperlihatkan padaku bahwa saya  memiliki masalah. Tetapi cermin tidak dapat membersihkan atau melenyapkan kotoran itu! Hal ini menjadikan cermin kain pembersih yang buruk. Demikian  jugalah, Hukum Tuhan dapat memperlihatkan padaku bahwa saya adalah seorang pendosa yang bersalah (tidak mampu menjalankan perintah-perintah Tuhan yang kudus), tetapi Hukum Tuhan tidak pernah dapat  menyelamatkanku. Hukum hanya dapat menghukumku dan memperlihatkan kepadaku bahwa saya membutuhkan Juru selamat.

Hal yang menggoda untuk menyimpulkan khotbahku pada catatan negatif ini. Akan tetapi, anda akan  pulang dengan sebuah rasa  tak berpengharapan dan keputusasaan. Sementaras ini berangkali tujuan Paulus dalam Roma 1:18-3:20, ini bukanlah akhir kisah ini. Oleh karena itu saya berpikir adalah tepat bagi saya untuk mengasah selera anda  untuk bagian selanjutnya dalam Roma. Dalam Roma 3:21, Paulus membuka dengan sebuah kojungsi  atau kata  penghubung “tetapi” (de) . Kata penghubung tetapi kerap kita lewatkan begitu saja namun bisa jadi  kata paling penting dalam Alkitab. Kata “tetapi” memberitahukan kepada kita bahwa dosa tidak memenangkan hari tersebut. Dalam nas yang serupa, Paulus  berseru :” Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita… (Efesus 2:4). Paulus menyatakan kata-kata ini setelah memaparkan kebejatan total ( Roma 2:1-3). Dalam kedua teks ini, kata “tetapi” mengingatkan kita bahwa anugerah Tuhan  lebih besar daripada semua dosa kita! Sekarang itulah kabar baiknya.

Seperti Paulus, saya berusaha menaikan kadar anda dibawah beban dosamu. Saya ingin anda merasakan bagian terberat sepenuhnya dari kebejatanmu. Saya  menginginkan anda untuk merasakan bahwa anda terhilang tanpa pengharapan. Jika anda telah  tiba pada akhir  dirimu, maka tidak ada lagi tempat untuk berpaling kecuali kepada Yesus Kristus. Hari ini,  Yesus menawarkan anda kebenaran-Nya  menggantikan ketidakbenaranmu. Jika anda mau membawa dosamu kepada Yesus, Dia akan menawarkan kepadamu kesempurnaan-Nya. Dua ribu tahun lalu, Yesus Kristus telah mati diatas kayu salib bagi dosa anda  dan dosa seluruh dunia. Dia telah bangkit dari kematian untuk mendemonstrasikan bahwa Dia adalah Tuhan. Dia hanya meminta anda untuk percaya  kepada pribadi-Nya dan karya-Nya. Keputusan kini ada pada anda . Akankah anda diampuni atau dihukum? Saya mendorong anda : Percaya kepada Yesus Kristus sebagai Juru selamat dan salib mengatasi kematian menuju hidup (Yohanes 5:24).


Ayat-ayat Referensi : Roma 3:9-20 ; Mazmur 14:1-3   53:1-3 ; Maz 130:3    143:2; Pengkhotbah 7:20; Yeremia 17:9-10 ;  2 Korintus 3:14-15  4:4  ; Efesus 2:1-7   4:17-19


Selesai

I’m NOT Okay, You’re NOT Okay! (Romans 3:9-20) | diterjemahkan dan diedit oleh : Martin Simamora

No comments:

Post a Comment

Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9