Bacalah terlebih dahulu Bagian pertama di sini
Oleh : Keith Krell, Ph.D
Patut untuk dicatat bahwa preposisi “dibawah” (hupo) merupakan sebuah istilah militer yang bermakna berada dibawah otoritas seseorang atau sesuatu yang lain. Kata ini digunakan bagi para prajurit yang berada dibawah otoritas seorang komandan. Dalam konteks ini, kata ini bermakna bahwa umat manusia didominasi oleh dosa. Kita berada dibawah kuasanya. Frasa “dibawah dosa” menyiratkan bahwa kita terlahir penuh dengan dosa dan kemudian mulai sadar sepenuhnya melakukan dosa setidaknya pada awal-awal usia dini tiga hingga enam bulan! Seorang bayi yang sedang disusui dan diberitahukan untuk tidak menggigit ibunya bisa jadi menatap mata ibunya dan menggigitnya lebih keras lagi. Seorang bayi yang masih merangkak berangkali dimintai oleh ayahnya untuk berhenti, dan dia berangkali tersenyum dan semakin lebih cepat lagi merangkak menjauhinya. Kita sepenuhnya berdosa dan kita “dibawah” kuasa dosa disaat usia yang amat dini. Lebih jauh lagi frasa “dibawah dosa” lebih daripada “dosa asal” dan kecenderungan kita untuk melakukan dosa-dosa tertentu. Problem kita adalah bahwa kita diperbudak kepada dosa [Moo, The Epistle to the Romans, 201.]. Dengan kata lain, kita terlahir didalam dosa, secara sadar berbuat dosa sesegera mungkin, dan telah memperlihatkan dosa selama perjalanan hidup kita. Sekali lagi, kita dibawah kuasa dosa.
Bukan perbuatan yang baik untuk mengklaim kebaikan. Kita tidak ada baiknya, hanya Tuhan yang baik (bandingkan dengan Markus 10:18). Seperti sebuah pepatah lama orang Tiongkok, “ Ada dua orang baik—yang satu mati dan yang satunya lagi belum dilahirkan”[ Dikutip oleh S. Lewis Johnson, Jr. “Studies in Romans: Part IX: The Universality of Sin,” Bibliotheca Sacra (Apr 1974 131:522), 164.]. Poin Paulus disini sederhana : Saya tidak oke, anda juga tidak oke.
Oleh : Keith Krell, Ph.D
Patut untuk dicatat bahwa preposisi “dibawah” (hupo) merupakan sebuah istilah militer yang bermakna berada dibawah otoritas seseorang atau sesuatu yang lain. Kata ini digunakan bagi para prajurit yang berada dibawah otoritas seorang komandan. Dalam konteks ini, kata ini bermakna bahwa umat manusia didominasi oleh dosa. Kita berada dibawah kuasanya. Frasa “dibawah dosa” menyiratkan bahwa kita terlahir penuh dengan dosa dan kemudian mulai sadar sepenuhnya melakukan dosa setidaknya pada awal-awal usia dini tiga hingga enam bulan! Seorang bayi yang sedang disusui dan diberitahukan untuk tidak menggigit ibunya bisa jadi menatap mata ibunya dan menggigitnya lebih keras lagi. Seorang bayi yang masih merangkak berangkali dimintai oleh ayahnya untuk berhenti, dan dia berangkali tersenyum dan semakin lebih cepat lagi merangkak menjauhinya. Kita sepenuhnya berdosa dan kita “dibawah” kuasa dosa disaat usia yang amat dini. Lebih jauh lagi frasa “dibawah dosa” lebih daripada “dosa asal” dan kecenderungan kita untuk melakukan dosa-dosa tertentu. Problem kita adalah bahwa kita diperbudak kepada dosa [Moo, The Epistle to the Romans, 201.]. Dengan kata lain, kita terlahir didalam dosa, secara sadar berbuat dosa sesegera mungkin, dan telah memperlihatkan dosa selama perjalanan hidup kita. Sekali lagi, kita dibawah kuasa dosa.
Bukan perbuatan yang baik untuk mengklaim kebaikan. Kita tidak ada baiknya, hanya Tuhan yang baik (bandingkan dengan Markus 10:18). Seperti sebuah pepatah lama orang Tiongkok, “ Ada dua orang baik—yang satu mati dan yang satunya lagi belum dilahirkan”[ Dikutip oleh S. Lewis Johnson, Jr. “Studies in Romans: Part IX: The Universality of Sin,” Bibliotheca Sacra (Apr 1974 131:522), 164.]. Poin Paulus disini sederhana : Saya tidak oke, anda juga tidak oke.
Sebaliknya kita secara universal penuh dengan dosa. Jadi jika anda dan saya ingin mengatasi sampah didalam kehidupan kita, kita harus mengakui dosa kita dan mengakui bahwa Tuhan telah menyediakan sebuah solusi untuk masalah dosa kita.
[Tak hanya kita secara universal berdosa, Paulus kini akan mendemonstrasikan kebenaran kedua tentang kita]
2. Kita Bejat atau Rusak Total ( Roma 3:10-18)
[Paulus menggunakan sebuah inclusio dengan sebuah kalimat “tidak ada”yang muncul di Roma 3:10 dan 18 sebagai sebuah bingkai yang meliputi keseluruhannya]
Roma 3:10-18
(10) seperti ada tertulis: "Tidak ada yang benar, seorangpun tidak.
(11) Tidak ada seorangpun yang berakal budi, tidak ada seorangpun yang mencari Allah.
(12) Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak.
(13) Kerongkongan mereka seperti kubur yang ternganga, lidah mereka merayu-rayu, bibir mereka mengandung bisa.
(14) Mulut mereka penuh dengan sumpah serapah,
(15) kaki mereka cepat untuk menumpahkan darah.
(16) Keruntuhan dan kebinasaan mereka tinggalkan di jalan mereka,
(17) dan jalan damai tidak mereka kenal;
(18) rasa takut kepada Allah tidak ada pada orang itu."
Dalam sembilan ayat ini, Paulus mengajukan dakwaan atau indictment [ Sebuah indictment adalah sebuah pernyataan formal tertulis yang disusun oleh seorang jaksa yang berwenang mendakwa seseorang dengan sebuah tuduhan] bahwa semua orang sebagai yang bejat atau rusak secara total.
Kebejatan atau kerusakan total bermakna bahwa tidak kebaikan rohani didalam umat manusia yang memampukan kita untuk mempercayakan diri kepada Tuhan. Banyak orang memiliki masalah dengan konsep ini. Sementara tidak menolak bahwa diri mereka adalah orang-orang berdosa, banyak orang merasa bahwa dosa mereka tidaklah cukup buruk untuk membuat diri mereka dihukum.
Apa yang tidak mereka pahami adalah: bahwa dosa apapun tidak dapat diterima sama sekali oleh Tuhan. Pada bagian ini seolah-olah Paulus berkata, “Apakah anda merasa tidak disadarkan/diyakinkan? Mari saya perlihatkan kepada anda lebih lanjut bukti yang berasal dari Perjanjian Lama”[ Dalam Rom 3:10-18, Paulus menggunakan tehnik rabinik yaitu charaz (bahasa Ibrani untuk “untaian mutiara-mutiara”) dalam menyatukan keseluruhan daftar bukti-bukti yang membuktikan rusaknya karakter dan tindak-tanduk manusi secara universal].
Paulus menggunakan tehnik yang disebut “penguntaian mutiara” dimana dia mengutip ayat demi ayat untuk membuktikan poinnya. Menariknya, Paulus secara seksama memilih ayat-ayat Perjanjian Lama yang menohok atau membantai kemanusiaan kita, ayat-ayat yang secara langsung merupakan atribut Tuhan. Sehingga pakar menyaksikan bahwa Paulus mendasarkan semuanya ini pada Tuhan sendiri. Pada Roma 3:10-18, Paulus mengungkapkan tiga kategori dosa yang mendemonstrasikan ketidakberdayaan atau kerusakan atau kebejatan kita.
Kategori pertama adalah : Karakter
kita bejat. Dalam Roma 3:10-12 Paulus menyatakan: “seperti ada
tertulis,[
kata
kerja “gegraptai”(seperti ada tertulis)
berbentuk perfect tense mengindikasikan
bahwa hal ini merupakan situasi yang
sudah rampung dan merefleksikan kepermanenan kata yang dituliskan (bandingkan
dengan Amsal 30:5; Yesaya 40:8; Matius 24:35; 1 Petrus 1:23-25). Ketika kita
masih kanak-kanak dulu dan orang tua kita memerintahkan kita untuk melakukan sesuatu, dan kita bertanya, “mengapa?”
biasanya jawabannya adalah , “Karena saya memerintahkan demikian!” Sebuah
ungkapan populer:”Tuhan telah mengatakan demikian; Saya mempercayainya.”
Sementara hal ini dapat dianggap sebagai hal yang “murahan,” ada kebenaran pada kata tersebut. “seperti ada tertulis,” semestinya ini menghentikan setiap keluhan atau dalih.],
tidak ada yang benar, tidak seorang juga; tak seorangpun yang memahami, tidak
seorangpun yang mencari [kata kerja ekzeteo
(“mencari”) dalam Roma 3:11 bermakna “mengerahkan upaya untuk mencari tahu atau
mempelajari sesuatu.,mencari-cari, mencari” (lihat pada BDAG s.v.
ekzeteo 1). Hanya disini Paulus menggunakan kata kerja ini dan kata kerja
ini jarang digunakan dalam Perjanjian Baru ( lihat Lukas 11:50,51; Kisah Para
Rasul 15:17; Ibrani 11:6; 12:17; 1 Petrus 1:10)] Tuhan; semuanya telah menyimpang, mereka
semua telah menjadi tidak berguna; tidak
seorangpun yang berbuat baik, tidak ada
bahkan seorangpun”[Roma 3:10-12 merupakan sebuah kutipan yang berasal
dari Mazmur 14:1-3. Paulus mengutip
Perjanjian Lama bahasa Yunani (Mazmur
13 LXX), bukan PL bahasa Ibrani yang mana menjadi acuan Alkitab
PL versi bahasa Inggris, sehingga ini
menjelaskan perbedaan dalam pengkalimatan. Paulus juga berangkali menggemakan
Pengkhotbah 7:20].
Paulus menggunakan kata ‘tak seorangpun,’’semua,’ dan ‘tidak seorangpun’ tidak kurang dari tujuh kali dalam tiga ayat pertama untuk menunjukan maksudnya. Paulus meyimpulkan kenyataan diri manusia dengan mengatakan “tidak seorangpun yang benar, tidak seorangpun” (Roma 3:10). Ayat 10 merupakan sebuah pernyataan kesimpulan dan dilanjutkan dengan ayat-ayat yang lebih mewujudkan sepenuhnya. Ayat 11-12 mengindikasikan bahwa seluruh manusia rohani kita dikendalikan oleh dosa. (1) Pikiran kita bejat/jahat (“tidak seorangpun memahami”[ Paulus menggunakan kata kerja suniemi (“memahami”) tiga kali di kesempatan lain (Roma 15:21; 2 Korintus 10:12; Efesus 5:17)].
Kita tidak menghabiskan waktu kita untuk memahami pikiran-pikiran dan jalan-jalan Tuhan. Kita lebih tertarik pada sepak bola, acara tv kesukaan kita, pergi ke acara konser, berbelanja, atau kumpul-kumpul dengan teman-teman. Kita tidak akan memilih untuk sepenuh hati meluangkan waktu berupaya untuk memahami tujuan-tujuan atau program Dia. Kita tidak pergi menjauhkan diri atau melakukan retreat pribadi untuk memahami Tuhan. (2) Hati kita bejat/rusak (“tidak seorang pun yang mencari Tuhan”). Jika diserahkan sepenuhnya pada rencana-rencana kita, kita tidak akan pernah mencari Tuhan. Sementara bisa jadi terlihat ada beberapa orang yang sebenarnya bersusah payah mencari Tuhan sesungguhnya sedang melarikan diri dari Tuhan [C. S. Lewis, penulis besar Kristen dan seorang profesor Oxford suatu kali berkata, “Saya tidak pernah memiliki pengalaman mencari Tuhan.Yang ada sebaliknya; Tuhan adalah Pemburu dan saya adalah rusanya. Dia mengintaiku seperti orang Indian, membidik dengan jitu, dan menembak.”].
Tidak ada orang berdosa yang mencari Tuhan; sebaliknya, Tuhanlah yang mencari orang-orang berdosa, Jika siapapun mencari Tuhan, itu dikarenakan Roh Kudus yang sedang bekerja didalam hatinya[Lihat Yohanes 6:44,65; Yohanes 12:32). (3)Kehendak kita bejat/rusak (“tidak ada yang mencari Tuhan”). Konsekuensinya, kita tidak melakukan perbuatan-perbuatan baik yang menghormati Tuhan. Sebaliknya, pekerjaan kita adalah “kain kotor(Yesaya 64:6)”[Pada Alkitab versi NET terlihat frasa dalam bahasa Ibrani diterjemahkan sebagai “sebuah kain pembalut wanita yang menstruasi.”] dihadapan Tuhan.
Berangkali anda sedang memikirkan seorang tetanggamu, seorang rekan sekerja, atau seorang teman sekelas yang sungguh-sungguh menawan. Saya dapat memastikan bahwa hal ini lazim dari sudut pandang manusia. “Perbuatan-perbuatan baik” ini bermanfaat bagi sesamamu, tempat kerjamu, dan sekolahmu. Akan tetapi, dari sudut pandang Tuhan, perbuatan-perbuatan ini jauh dari standar Tuhan karena perbuatan-perbuatan ini tidak digerakan oleh Roh Kudus. Pikiran kita, hati kita, dan kehendak kita sepenuhnya bejat. Kita telah berdosa hingga ke intinya.
Paulus menggunakan kata ‘tak seorangpun,’’semua,’ dan ‘tidak seorangpun’ tidak kurang dari tujuh kali dalam tiga ayat pertama untuk menunjukan maksudnya. Paulus meyimpulkan kenyataan diri manusia dengan mengatakan “tidak seorangpun yang benar, tidak seorangpun” (Roma 3:10). Ayat 10 merupakan sebuah pernyataan kesimpulan dan dilanjutkan dengan ayat-ayat yang lebih mewujudkan sepenuhnya. Ayat 11-12 mengindikasikan bahwa seluruh manusia rohani kita dikendalikan oleh dosa. (1) Pikiran kita bejat/jahat (“tidak seorangpun memahami”[ Paulus menggunakan kata kerja suniemi (“memahami”) tiga kali di kesempatan lain (Roma 15:21; 2 Korintus 10:12; Efesus 5:17)].
Kita tidak menghabiskan waktu kita untuk memahami pikiran-pikiran dan jalan-jalan Tuhan. Kita lebih tertarik pada sepak bola, acara tv kesukaan kita, pergi ke acara konser, berbelanja, atau kumpul-kumpul dengan teman-teman. Kita tidak akan memilih untuk sepenuh hati meluangkan waktu berupaya untuk memahami tujuan-tujuan atau program Dia. Kita tidak pergi menjauhkan diri atau melakukan retreat pribadi untuk memahami Tuhan. (2) Hati kita bejat/rusak (“tidak seorang pun yang mencari Tuhan”). Jika diserahkan sepenuhnya pada rencana-rencana kita, kita tidak akan pernah mencari Tuhan. Sementara bisa jadi terlihat ada beberapa orang yang sebenarnya bersusah payah mencari Tuhan sesungguhnya sedang melarikan diri dari Tuhan [C. S. Lewis, penulis besar Kristen dan seorang profesor Oxford suatu kali berkata, “Saya tidak pernah memiliki pengalaman mencari Tuhan.Yang ada sebaliknya; Tuhan adalah Pemburu dan saya adalah rusanya. Dia mengintaiku seperti orang Indian, membidik dengan jitu, dan menembak.”].
Tidak ada orang berdosa yang mencari Tuhan; sebaliknya, Tuhanlah yang mencari orang-orang berdosa, Jika siapapun mencari Tuhan, itu dikarenakan Roh Kudus yang sedang bekerja didalam hatinya[Lihat Yohanes 6:44,65; Yohanes 12:32). (3)Kehendak kita bejat/rusak (“tidak ada yang mencari Tuhan”). Konsekuensinya, kita tidak melakukan perbuatan-perbuatan baik yang menghormati Tuhan. Sebaliknya, pekerjaan kita adalah “kain kotor(Yesaya 64:6)”[Pada Alkitab versi NET terlihat frasa dalam bahasa Ibrani diterjemahkan sebagai “sebuah kain pembalut wanita yang menstruasi.”] dihadapan Tuhan.
Berangkali anda sedang memikirkan seorang tetanggamu, seorang rekan sekerja, atau seorang teman sekelas yang sungguh-sungguh menawan. Saya dapat memastikan bahwa hal ini lazim dari sudut pandang manusia. “Perbuatan-perbuatan baik” ini bermanfaat bagi sesamamu, tempat kerjamu, dan sekolahmu. Akan tetapi, dari sudut pandang Tuhan, perbuatan-perbuatan ini jauh dari standar Tuhan karena perbuatan-perbuatan ini tidak digerakan oleh Roh Kudus. Pikiran kita, hati kita, dan kehendak kita sepenuhnya bejat. Kita telah berdosa hingga ke intinya.
Paulus bahkan melanjutkannya lebih jauh dengan menyatakan bahwa bersama-sama kita semua menjadi “tidak berguna.” Ugh! Kata yang diterjemahkan “tidak berguna” (achreioo) bermakna “merusak” atau “berubah menjadi masam” seperti susu[James D. G. Dunn, Romans 1-8. Word Biblical Commentary (Dallas: Word, 1988), 150; Morris, The Epistle to the Romans, 167 n. 69; Hoehner, “Romans,” 144.] .(Ambil satu galon kendi berisi susu yang asam dan undanglah anggota jemaat untuk membauinya. Jelaskanlah bahwa bau busuk semacam ini serupa dengan bau busuk dosa kita.) Karena alkitab berbicara secara figuratif mengenai penciuman Tuhan [misal 2 Sam 22:9, 16; Ps 18:8, 15; Isa 65:5.], sehingga ada preseden atau hal yang dapat dijadikan teladan yang mengatakan bahwa bau busuk dosa kita menyengat hingga ke surga yang tinggi dan mencapai penciuman Tuhan. Dosa kita menjijikan dan memuakkan . Memang benar sekali , saya tidak oke dan anda juga tidak oke.
Bersambung
I’m NOT Okay, You’re NOT Okay! (Roma 3:9-20) | Diterjemahkan dan diedit oleh : Martin Simamora
No comments:
Post a Comment