Oleh: Martin Simamora
“Aku”
Diantara Kemuliaan Sorga & Kegelapan
Dunia,
Akankah
Aku Memeluk dan Menyembah-Nya?
Kisah Mulia Lainnya
Setelah Hari Pertama Pada Minggu Itu (4)
[Refleksi]
Penampakan Anak
Manusia-[istilah ini hanya untuk Yesus
oleh karena siapa dan apa yang terjadi hanya terjadi padanya dan merupakan kemustahilan
untuk terjadi pada manusia umumnya, semua peristiwa yang harus terjadi pada
Anak Manusia itu, perhatikanlah pernyataan Yesus sendiri: Markus 14:62; Matius
26:24; Markus 13:26]- yang telah bangkit dari kematian, bukanlah sebuah unjuk
diri yang berbau egoisme atau pengunjukan dirinya seolah hendak mengatakan: “benarkan semua yang telah kukatakan pada
kalian?!” Lalu, jika tidak, mengenai apakah atau untuk tujuan apakah? Untuk
menunjukan bahwa apa yang dikatakan oleh Kitab Suci telah terjadi dan hanya
terjadi pada dan dalam dirinya. Perhatikanlah ini:“Lalu Ia berkata kepada mereka:"Hai kamu orang bodoh, betapa
lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para
nabi! Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk
ke dalam kemuliaan-Nya?" Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis
tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala
kitab nabi-nabi”-Lukas 24:25-27.
Sekarang ini penting
sekali untuk diperhatikan sepenuh jiwa dan kekuatan saya dan anda.
Mesias yang datang dari Allah itu, kemudian harus mengalami penangkapan,
penghinaan, penyiksaan, kesengsaraan di atas salib hingga kematiannya, Itu
semua bukanlah sebuah penyimpangan
pada dirinya sehingga ia gagal memenuhi syarat akan seorang Mesias yang
sedang dinantikan. Segala sesuatu
yang telah dikatakan para nabi telah menjadi sebuah rujukan suci bagi Anak
Manusia kepada manusia-manusia yang memiliki Kitab Suci, dan berdasarkan itu, menjawab
anggapan atau pandangan negatif pada Yesus yang diyakini mereka
mengenai Mesias: “dan Aku, apabila Aku
ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku." Ini
dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana caranya Ia akan mati. Lalu jawab orang banyak itu:
"Kami telah mendengar dari hukum
Taurat, bahwa Mesias tetap hidup selama-lamanya; bagaimana mungkin
Engkau mengatakan, bahwa Anak Manusia harus ditinggikan? Siapakah Anak Manusia
itu?-
Yohanes 12:32-34." Inilah problem mendasar keotentikan Mesias
yang dinantikan itu.
Ini pun merupakan
problem mendasar bagi para muridnya:” Kata-Nya kepada
mereka: "Apakah itu?" Jawab mereka: "Apa yang terjadi dengan Yesus orang Nazaret. Dia adalah seorang nabi,
yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di depan
seluruh bangsa kami. Tetapi imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin kami telah
menyerahkan Dia untuk dihukum mati dan mereka telah menyalibkan-Nya. Padahal kami dahulu mengharapkan,
bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel. Tetapi sementara itu telah
lewat tiga hari, sejak semuanya itu terjadi- Lukas
24:19-21.Pandangan dan
keyakinan umum masyarakat Yahudi yang menentang kemesiasan dan ke-Tuhan-an Yesus di segala strata dapat dikatakan,salah satunya, bersumber dari keyakinan bahwa:
Mesias itu seharusnya tidak mengalami kematian
semacam itu,sebaliknya harus menjadi raja penerus Trah Raja Daud secara langsung. Ini adalah sebuah persilangan yang begitu runcingnya hingga
siapapun manusia yang berupaya menyentuh ujungnya dengan maksud memahaminya
akan mengalami kekecewaan yang tak terobati oleh dirinya sendiri. Sementara Yesus
berkata: “memang demikianlah yang dituliskan oleh para nabi.”
Kali
ini, pada refleksi ini, saya hendak memandang atau melihat situasi dalam sebuah cara yang menakjubkan,
melalui lebih
dari 500 murid Yesus yang secara istimewa dicatat oleh seorang
rasul, mantan penganiaya dan pembinasa umat Tuhan, Saulus. Mari, bersama saya,
luangkan sejenak waktu untuk membaca, mempelajari dan merenungkannya.