Oleh: Martin Simamora
“Aku”
Diantara Kemuliaan Sorga & Kegelapan
Dunia,
Akankah Aku
Memeluk dan Menyembah-Nya?
Kisah Mulia Lainnya
Setelah Hari Pertama Pada Minggu Itu (6)
[Refleksi]
Bacalah lebih dulu: “Kisah Mulia Lainnya Setelah Hari Pertama Minggu Itu (5B)”
Yesus bahkan
memastikan “percaya sekalipun tidak
melihat” itu, pada dasarnya bukan sebuah pengimanan yang abstrak apalagi
sebuah ketidakpastian dan akan dan sekarang telah berubah menjadi kreasi jiwa
yang berimajinasi, sebaliknya ini
adalah pengimanan kepada Dia yang telah bangkit dari kematian sesuai dengan Kitab suci yang kala itu
digenapi sempurna maka pengimanan saya dan anda kepada Yesus adalah pengimanan
kepada Dia yang memiliki seluruh kuasa di bumi dan juga di sorga:
Matius
28:18 Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.
Dia
yang saya imani adalah dia yang berkuasa di bumi, bukan yang pergi meninggalkan
dunia ini setelah sebuah momen gemilang dan kemudian kekuasaannya ikut pergi
meninggalkan dunia ini, para murid tidak pernah ditinggal tanpa penyertaan Dia
yang pergi meninggalkan dunia tetapi berkuasa di bumi ini.
Sementara
Dia, dengan genapnya seluruh pikiran dan
kehendak Allah dalam Kitab Suci oleh karyanya, maka di sorga Ia berkuasa sempurna untuk menggenapkan pada kemuliaannya apa yang telah dijanjikannya kepada orang-orang yang telah ditebusnya dan diangkat menjadi anak-anak [kepunyaan - Yoh 17:6-8] Bapa, inilah janji itu: “Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga
kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu
Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat
bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat
bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat
di mana Aku berada, kamupun berada”-Yohanes 14:1-3.
Yesus tak kuatir
dengan apa yang akan dihadapi para murid
dan segenap orang percaya dari generasi ke generasi. Sementara Ia tak lagi di
bumi ini bukan berarti Ia tak dapat lagi menggembalakan mereka atau menuntun mereka
atau merawat mereka sehingga dapat tiba selamat di tujuan. Ada satu yang amat
menarik terkait realita sementara orang-orang percaya masih di bumi pada saat
ini dan Ia masih di sorga: “Dan ke mana
Aku pergi, kamu tahu
jalan ke situ”- Yohanes 14:4.
Mengapa tahu? Karena Ia berkuasa di bumi untuk
menggembalakan setiap orang percaya, sementara Ia di sorga.
Yesus
mendekati mereka, ke-11 muridnya, untuk memberitahukan bahwa ia adalah pemilik
segala kuasa di sorga dan di bumi. “Segala”
bukan dalam sebuah proporsionalitas yang lebih rendah dan hanya pada regional
bumi saja, namun segala dan termasuk di sorga. Bagaimana mungkin Allah membagikan kepada yang ada di luar diri-Nya, bahkan berbagi kekuasaan? Ini bukan sebuah
pembagian kekuasaan tetapi menerima
segala kuasa di sorga dan di bumi. Ini juga bukan jenis pemberian kuasa
yang memiliki batasan-batasan, namun Ia
memang menerima segala kuasa di sorga dan di bumi.
Tentu, seharusnya, pembaca Alkitab akan mengingat
salah satu pernyataan Yesus yang bukan
saja kontroversial namun pada substansinya menyatakan Ia setara dengan Allah itu
sendiri.
Perhatikanlah ini:
Markus 2:10 Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa
Pernyataan Yesus ini sangat menghentakan para pemimpin
agama, ini adalah sebuah pernyataan yang mengerikan untuk sampai diucapkan oleh
seorang manusia, sebaik apapaun atau sesuci apapun dirinya. Perhatikan situasi
saat itu:
▬▬Markus 2:3-8 ada orang-orang datang
membawa kepada-Nya seorang lumpuh, digotong oleh empat orang. Tetapi mereka tidak
dapat membawanya kepada-Nya karena orang banyak itu, lalu mereka membuka atap
yang di atas-Nya; sesudah terbuka mereka menurunkan tilam, tempat orang lumpuh
itu terbaring. Ketika Yesus melihat iman mereka,
berkatalah
Ia kepada orang lumpuh itu: "Hai anak-Ku, dosamu
sudah diampuni!" Tetapi di situ ada juga duduk beberapa
ahli Taurat, mereka berpikir dalam hatinya: Mengapa
orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah. Siapa yang dapat
mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri? Tetapi Yesus
segera mengetahui dalam hati-Nya, bahwa mereka berpikir demikian, lalu Ia
berkata kepada mereka: "Mengapa kamu berpikir begitu dalam hatimu?
Mengapakah
harus dikatakan oleh Yesus: “dosamu
sudah diampuni?” Mengapakah bukan sekedar menyembuhkannya saja? Apa yang
begitu menggusarkan beberapa ahli
Taurat bukan pada penyembuhan yang
dilakukan oleh Yesus tetapi pada tindakan Yesus mengampuni dosa sementara ia
hanyalah manusia saja dalam pandangan
mata mereka?
Apa
yang hendak ditunjukan atau disingkapkan oleh Yesus kepada semua yang hadir dan
menyaksikan adalah, ia bukan semata tabib yang berkuasa atas penyakit jasmaniah manusia,
tetapi lebih dari itu ia memang berkuasa
untuk mengampuni dosa manusia lain. Ini oleh Yesus
ditekankan sebagai hanya dapat dilakukan olehnya saja, kala ia
menyanggah keberatan hati nurani mereka dengan bertanya: “Manakah
lebih mudah, mengatakan
kepada orang lumpuh ini: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan:
Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalan?”- Markus 2:9. Adakah yang lebih
mudah bagi para manusia selain Yesus untuk mengatakan sesuatu dan terjadilah
seperti yang dikatakannya? Seperti ini: “Kepadamu
Kukatakan,
bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu! Dan orang itupun
bangun, segera mengangkat tempat tidurnya dan pergi ke luar di
hadapan orang-orang itu, sehingga mereka semua takjub lalu memuliakan Allah-
Markus 2:11-12
Siapakah
manusia yang dapat berkata kepada tubuh yang tak berdaya sama sekali [harus
dibawa oleh banyak orang untuk sampai dihadapan Yesus] dan perkataan-Nya berkuasa penuh
untuk melakukan sesuatu padanya? Tidak ada sama sekali, bahkan dalam sejarah
bangsa Israel: “katanya:
"Yang begini belum pernah kita
lihat- Markus 2:12"
Ini bukan sama sekali hendak menunjukan ada cara lain bagi Yesus untuk mengampuni dosa manusia dan ada cara lain bagi seseorang untuk
menerima pengampunan dan kesembuhan tanpa
perlu beriman kepada Yesus [sebab
yang Yesus pandang adalah iman orang-orang yang membawa si lumpuh tadi], bukan
itu. Tujuan khusus peristiwa yang menggemparkan itu, untuk menunjukan siapakah Yesus sebagaimana katanya sendiri: “Anak Manusia memiliki kuasa untuk mengampuni
dosa manusia.” Anak Manusia pada dasarnya, berdasarkan kehendak
dirinya sendiri, dapat mengampuni dosa orang lain berdasarkan keputusannya,
yang kebenaran atau keotentikan pengampunan itu ditunjukan pada peristiwa “orang
lumpuh itu bangun berdasarkan perkataan yang diucapkan-Nya bukan berdasarkan
kepantasan pada orang yang lumpuh itu.”
Sekali lagi,
dalam peristiwa megah tersebut, itu bukan satu-satunya jalan sebagaimana pikiran
dan kehendak Bapa dan yang telah diajarkan Anak Manusia untuk menggenapi apa
yang telah dituliskan dalam Kitab Suci.
Peristiwa pengampunan
dosa orang lumpuh (dan juga peristiwa-peristiwa serupa lainnya) bukanlah apa
yang dimaksudkan oleh para nabi-nabi kudus Allah terkait apa yang harus
dilakukan oleh Sang Mesias, yaitu:
▬Matius
20:17-19 Ketika Yesus akan pergi ke Yerusalem, Ia memanggil kedua belas
murid-Nya tersendiri dan berkata kepada mereka di tengah jalan: Sekarang kita
pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan
ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati. Dan mereka akan
menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya Ia
diolok-olokkan, disesah dan disalibkan, dan pada hari ketiga Ia akan
dibangkitkan."
Penyaliban
dan kebangkitannya dari kematian bukan
belaka soal diri Yesus itu sendiri tetapi apa yang akan
diperbuatnya bagi manusia melalui penyaliban, kematian dan kebangkitannya:
►Yohanes
3:14-15 Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga
Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya
beroleh hidup yang kekal.
►Yohanes
12:32-33 dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua
orang datang kepada-Ku." Ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana
caranya Ia akan mati.
Apa yang dapat
dilakukan Yesus terhadap
manusia yang dipandangnya dan
dikehendakinya untuk dipulihkan
dari ketakberdayaan, sebagaimana
pada kasus orang lumpuh tadi?
Yang dapat dilakukan
oleh Yesus melalui penyaliban, kematian, dan kebangkitan dari orang mati adalah mengampuni
dosa manusia. Dosa yang tak terbantahkan mendatangkan problem
besar dan tak terpecahkan oleh manusia, bagaimana agar manusia dapat mengalami
sebuah pengudusan atas dosanya yang berkenan atau sebagaimana dimaui Bapa,
sehingga memang dapat menanggulangi kemurkaan Allah terhadap manusia-manusia
yang hidup dalam dunia atau habitat alaminya: pelanggaran dan pemberontakan terhadap-Nya. Jadi memang benar tanpa
kematiannya di salib, pengampunan dosa dapat diampuninya di dunia ini,
kala ia melayani kehendak Allah di bumi ini, seperti pada kasus orang lumpuh
tadi. Bahkan ini bukan jenis pengampunan normatif verbal, namun berkuasa penuh di dunia ini
untuk melakukannya! Tetapi jelas, itu
sama sekali tidak menghasilkan kasih Allah yang besar sebagaimana tertulis di dalam kitab-kitab suci dan yang
harus digenapi Sang Mesias!
Dosa,
dengan demikian menjadi problem tak tertanggulangi pada berbagai usaha apapun pada diri semua manusia agar dapat menyucikan dirinya di hadapan Allah
mahakudus, sehingga mendatangkan pendamaian dari Allah sendiri bagi setiap
manusia tersebut. Pernyataan Yesus: Anak Manusia berkuasa untuk mengampuni dosa,
telah menunjukan untuk itulah Ia datang ke dunia ini, sebagaimana telah
dinyatakan oleh kitab Taurat, kitab Nabi-Nabi dan Mazmur, sebuah ketetapan
Allah sendiri: tak ada manusia yang dapat membenarkan dirinya sendiri di
hadapan Allah sehingga mendapatkan keberkenanan dari Bapa.
Pengampunan
dosa atas manusia adalah hal yang hanya dapat diberikan oleh Allah, dan Yesus sendiri menunjukan dasar pemberian
pengampunan atas dosa, bukan
sama sekali berdasarkan kebaikan atau kelayakan manusia yang diperjuangkannya
sendiri. Ketika Yesus yang melakukannya [menebus
dosa manusia yang mendatangkan pengapunan penuh dan aktual dari Allah
berdasarkan apa yang dituliskan Kitab
Suci] maka itu segera menyerang pikiran manusia terkait bagaimana
seharusnya pengampunan dari Allah itu bagaimana harus berlangsung dan siapakah yang memberikannya. Masakan manusia benar-benar harus bergantung
pada Yesus yang menggenapi pikiran dan kehendak Allah akan apa dan bagaimanakah
keselamatan bagi manusia itu dari tangan-Nya sendiri?
Yesus menyatakan,
terkait bagaimana itu berlangsung, hanya dapat dijumpai dan diberikan oleh
dirinya dan Ia sendiri harus menderita pada salib, untuk mengalami kematian, dan kemudian bangkit
dari kematian seperti yang telah disampaikan oleh kitab suci.
Jika saja Ia cukup atau
hanya perlu melakukannya dengan berkata
saja, maka jelas tak perlu Ia mengalami kesengsaraan dan kematian yang
begitu menista dirinya sendiri, yang berulang kali ditekankannya sebagai apa
yang harus terjadi untuk menggenapi segenap kitab suci. Faktanya, pengampunan
dosa yang dapat berlangsung dalam kuasa penuh dan bekerja selama-lamanya, harus
merupakan apa terjadi dan dilakukan oleh
dia sebagaimana yang telah dituliskan Kitab Suci. Itu harus terjadi sebagai
sebuah karya tunggal di atas salib yang pada dan kematian dan kebangkitannyalah,
pengampunan dosa dapat diterima oleh atau sampai kepada manusia-manusia dari
generasi ke generasi dam dari berbagai bangsa melalui keberimanan dalam Yesus
dan karyanya di salib.
Ini adalah hal yang
sangat berharga dan teramat penting untuk diberitakan dan menjadi dasar dan
sumber pertobatan yang mendatangkan keselamatan dari Allah:
▬Lukas
24:45-48 Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci. Kata-Nya
kepada mereka: "Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita
dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga, dan lagi: dalam
nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala
bangsa, mulai dari Yerusalem. Kamu adalah
saksi dari semuanya ini.
Ketika Yesus berkata:
"Kepada-Ku telah diberikan segala
kuasa di sorga dan di bumi- Matius 28:18,” maka ini menunjukan pada:
●Pertama: penggenapan atas perkataannya sendiri: “Tetapi
supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak
Manusia berkuasa mengampuni dosa- Markus 2:10." Bukan hanya di
Israel ada pengampunan dosa, tetapi di dunia ini ada pengampunan dosa jika
memandang atau beriman kepada Yesus, sebagaimana yang
terjadi pada orang-orang Israel kala dahulu mengalami murka Allah
melalui ular-ular yang dikirimkan Allah sendiri untuk memagut dan membinasakan
mereka, maka dalam situasi demikian barangsiapa yang memandang pada ular yang
ditinggikan Musa pada sebuah tongkat akan ditinggikan dari atas bumi [bacalah: “Ditinggikan Dari Bumi (1)”]
●Kedua:
Apa yang dinyatakan oleh Yesus terkait Ia datang untuk menggenapi bukan untuk meniadakan,
secara sempurna dan Ilahi memang digenapinya tanpa dapat diulangi lagi oleh
siapapun, karena: (a).apa yang digenapi
Yesus bukan hal yang dapat dilakukan oleh manusia. Bila Yesus berkata “sama seperti Musa meninggikan ular di padang
gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang
percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal,” siapakah yang dapat
melakukannya dalam cara yang lebih berkuasa atas manusia di bumi, bukan saja
bagi manusia Israel? Dan (b)Yesus adalah Dia Sang Mesias yang telah dituliskan
oleh Kitab Taurat dan Kitab Nabi-Nabi. Tak ada satupun manusia yang dapat
berkata dan melakukan apa yang dikatakan oleh Yesus ini: “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum
Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan
untuk menggenapinya- Matius 5:17”
Telah
diberikan segala kuasa di bumi dan di sorga bukan hendak menunjukan
bahwa sebelumnya Yesus tak memiliki kuasa untuk mengampuni dosa. Kita harus
tahu bahwa pemberitahuan Yesus akan kuasanya ini sangat erat kaitannya dengan
apa yang harus dilakukan dan diberitakan oleh para rasul pada penampakannya di momen
akhir itu. Itu sebabnya, mengapa dalam pengajaran Yesus dan penerusan pengajaran
Yesus oleh para rasul bertumpu atau
berfondasi pada satu berita tunggal, yaitu: apa yang telah digenapi oleh
Yesus sebagaimana telah dituliskan kitab suci.
Kelak, pada seri
artikel yang lebih khusus tentang hal tersebut, saya akan menjelaskannya. Untuk
saat ini bacalah ini untuk memahami apa yang saya maksud pemberitaan para rasul
bertumpu atau berpondasi pada Yesus dan
pengajarannya, dan karya keselamatannya
pada salib:
Dalam khotbah Petrus
dihadapan banyak orang:
►Kisah
Para Rasul 2:23-38 Dia yang diserahkan
Allah menurut maksud dan rencana-Nya, telah kamu salibkan dan kamu bunuh oleh
tangan bangsa-bangsa durhaka. Tetapi Allah membangkitkan Dia dengan melepaskan
Dia dari sengsara maut, karena tidak mungkin Ia tetap berada dalam kuasa maut
itu. Sebab Daud berkata tentang Dia: Aku senantiasa memandang kepada Tuhan,
karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah. Sebab itu hatiku
bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak, bahkan tubuhku akan diam dengan
tenteram, sebab Engkau tidak menyerahkan aku kepada dunia orang mati, dan tidak
membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan. Engkau memberitahukan kepadaku
jalan kehidupan; Engkau akan melimpahi aku dengan sukacita di hadapan-Mu. Saudara-saudara,
aku boleh berkata-kata dengan terus terang kepadamu tentang Daud, bapa bangsa
kita. Ia telah mati dan dikubur, dan kuburannya masih ada pada kita sampai hari
ini. Tetapi ia adalah seorang nabi dan ia tahu, bahwa Allah telah berjanji
kepadanya dengan mengangkat sumpah, bahwa Ia akan mendudukkan seorang dari
keturunan Daud sendiri di atas takhtanya. Karena itu ia telah melihat ke depan
dan telah berbicara tentang kebangkitan Mesias, ketika ia mengatakan,
bahwa Dia tidak
ditinggalkan di dalam dunia orang mati, dan bahwa daging-Nya
tidak mengalami kebinasaan. Yesus inilah yang dibangkitkan Allah,
dan tentang hal itu kami semua adalah saksi. Dan sesudah Ia ditinggikan oleh
tangan kanan Allah dan menerima Roh Kudus yang dijanjikan itu, maka
dicurahkan-Nya apa yang kamu lihat dan dengar di sini. Sebab bukan Daud yang
naik ke sorga, malahan Daud sendiri berkata: Tuhan telah berfirman kepada
Tuanku: Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuh-Mu menjadi
tumpuan kaki-Mu. Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah
telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus." Ketika
mereka mendengar hal itu hati mereka sangat terharu, lalu mereka bertanya
kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain: "Apakah yang harus kami perbuat,
saudara-saudara?" Jawab Petrus kepada mereka: "Bertobatlah dan
hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus
untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.
Inilah
pondasi pemberitaan Injil. Semua
rasul membangun pelayanan dan kehidupan pelayanannya di atas pondasi ini. Pengajaran-pengajaran
mengenai kehidupan orang beriman yang masih di dunia ini juga dilangsungkan di
atas pondasi ini; perjuangan kehidupan
beriman dalam kesetiaan dan ketaatan hingga akhir hidup ini, juga memiliki
pondasinya hanya pada Yesus Kritus dan apa yang telah secara sempurna
digenapinya menurut Kitab Suci, yaitu: bahwa Ia Sang Mesias yang telah datang dari
Bapa untuk melakukan apa yang lebih dahulu telah ditetapkan di sorga untuk
terjadi di dunia ini agar Ia mengalami penderitaan hingga kematian dan
kebangkitannya. Tepat sebagaimana yang
telah dituliskan pada Kitab Suci. Amanat
Agung Yesus bukan hanya perkara memberitakan Injil, tetapi sebuah perintah
tegas bahwa apa yang boleh diajarkan atau sumber pengajarannya hanya apa yang
telah diajarkannya, tidak ada
sedikit saja pengajaran para ahli Taurat atau orang-orang Farisi atau tua-tua
Yahudi di sini. Hanya Yesus sumber pengajaran bagi para rasul untuk
disampaikan dan diajarkan kepada semua orang-orang beriman kepada Yesus Kristus -Sang Mesias yang telah bangkit dari kematian. Perhatikanlah ini:
Matius
28:20 dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang
telah Kuperintahkan kepadamu
Sebagaimana Yesus adalah Anak Manusia
yang memiliki kuasa mengampuni dosa di bumi ini, maka pengajarannya yang selama ini secara khusus hanya diterima
oleh para murid-Nya kini harus disampaikan juga kepada murid-murid baru Kristus yang asal-usulnya bukan saja dari
Israel tetapi dari berbagai suku dan bangsa di bumi ini.
Ia memiliki kuasa di bumi dan di sorga, telah menjadi dasar yang kokoh bagi
para murid-Nya untuk menyampaikannya, sementara Ia sebentar lagi, kala itu,
akan meninggalkan mereka di bumi ini. Bumi yang
atasnya Ia berkuasa dan Bumi yang atasnya Anak Manusia memiliki kuasa
untuk mengampuni dosa barangsiapa yang memandang dan beriman kepada-Nya!
Pemberitan injil itu sendiri,
dengan demikian bukan dan tidak boleh dipandang sebagai sebuah arogansi kehidupan
beragama atau merasa paling benar di antara semua kehidupan spiritual lainnya.
Tidak
bisa dan tidak boleh demikian karena dasar pemberitaan
injil kepada semua bangsa mulai dari
Yerusalem ada pada setidaknya 2 pilar:
►Pilar Pertama:
Anak Manusia memiliki kuasa untuk mengampuni dosa di bumi
►Pilar Kedua:
Anak Manusia telah melakukan sepenuhnya apa yang ditetapkan harus dialami oleh
Sang Mesias agar pada akhirnya bukan saja dirinya tetapi karyanya menjadi mata
air kuasa pengampunan di bumi dari Allah kepada siapa yang memandang dan
percaya kepadanya.
Kecuali
anda seorang pendeta Kristen atau sebuah gereja yang sekalipun percaya pada
Alkitab, namun menolak sama sekali jantung keberimanan kepada Yesus Sang
Mesias, mengapa Ia Juruselamat dan mengapa Ia adalah Tuhan Pengampunan bagi
manusia yang beriman kepada-Nya. Camkanlah, keselamatan yang sudah
dihadirkan oleh Sang Mesias dan hingga kini masih terus bekerja menjangkau
manusia-manusia yang dikehendaki-Nya, adalah pikiran dan kehendak Allah yang hanya dapat dimengerti dan
dilakukan oleh Yesus tanpa sebuah
kemelesetan sedikitpun.
Apakah
anda percaya Yesus adalah Yang Demikian?
Segala
Pujian Hanya Bagi Tuhan
No comments:
Post a Comment