Oleh: Martin Simamora
Apakah
Karena Begitu Sukar Memahami “Apakah Dosa itu” dan Mengerti “Apakah Sebenarnya Yang Dimaksud
Dengan Bertentangan Dengan Kehendak Tuhan” Maka Ada Keselamatan Di Luar
Kristen?
(Bagian
4.1 B)
Bacalah
lebih dulu bagian 4.1A
Hanya ada satu Tuhan
yang menghakimi segenap penduduk bumi dengan
satu-satunya kebenaran yang telah ditetapkan-Nya, tanpa pandang bulu
sedikitpun. Sehingga dalam Alkitab, inilah yang akan kita jumpai:
Mazmur
14:2-3 TUHAN memandang ke bawah dari sorga kepada anak-anak manusia untuk
melihat, apakah ada yang berakal budi dan yang mencari Allah. Mereka semua telah menyeleweng, semuanya telah bejat; tidak ada
yang berbuat baik, seorangpun tidak.
Jika,
anda memperhatikan konteks Mazmur Daud ini, maka di sini Tuhan menempatkan satu
kebenaran tunggal bagi semua bangsa di luar bangsa yang telah dijumpainya tadi:
“Tidak sadarkah semua orang yang melakukan
kejahatan, yang memakan habis umat-Ku seperti memakan roti, dan yang tidak
berseru kepada TUHAN? Di sanalah mereka ditimpa kekejutan yang besar, sebab
Allah menyertai angkatan yang benar”- ayat 4 dan 5. Siapapun yang melakukan hal yang
bertentangan dengan kehendak dan maksud-Nya di bumi ini melalui bangsa pilihan-Nya,
itu merupakan penyingkap
natur semua manusia:“semua telah menyeleweng, semuanya telah
bejat, tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak.”
Sekali lagi, harus dicamkan bahwa pada dasarnya semua atau tidak seorangpun yang tidak bejat.
Dasar sebuah bangsa bernama Israel
terlihat sebagai sebuah bangsa favorit, bukan karena sebuah kemuliaan yang ada
sedikit saja pada dirnya.
Perihal ini nampak nyata dalam bagian mazmur ini:
▬Mazmur
33:8-12 Biarlah segenap bumi takut kepada TUHAN, biarlah semua penduduk dunia
gentar terhadap Dia! Sebab Dia berfirman, maka semuanya jadi; Dia memberi
perintah, maka semuanya ada. TUHAN menggagalkan rencana
bangsa-bangsa; Ia meniadakan rancangan suku-suku bangsa; tetapi rencana TUHAN
tetap selama-lamanya, rancangan hati-Nya turun-temurun. Berbahagialah bangsa, yang Allahnya ialah TUHAN, suku bangsa
yang dipilih-Nya menjadi milik-Nya sendiri!
Disebut berbahagia,
bukan karena sukses untuk dapat mengenal dan membuat keputusan untuk memilih
dan mengikut Dia yang hanya dengan memerintah maka semuanya ada. Bagaimana sebuah bangsa dapat memilih Tuhan,
jika dikatakan bahwa tak ada satupun yang tak bejat? Pada dasarnya tak ada satu
saja penduduk bumi yang dapat gentar pada hakikatnya dan tak ada yang dapat
memilih-Nya pada hakikat kemanusiaannya. Perhatikan ini: hanya karena dia memerintah
kepada sebuah bangsa untuk memilih-Nya maka apa yang tak ada di dalam hatinya
untuk memilih Dia sebagai respon terhadap Allah yang memilih-Nya, dapat terjadi. Ini benar sekali, sama
benarnya dengan tak ada satupun bangsa yang akan gentar kepada-Nya tanpa Ia
harus terlebih dahulu memerintahkan kepada rencana bangsa-bangsa, gagal! Juga,
tanpa terlebih dahulu Ia memerintahkan kepada rancangan suku-suku bangsa itu,
tiada! Apa yang disisakannya tetap ada
di dunia ini untuk masih berlangsung terus? Ini: rencana-Nya dan rancangan
hati-Nya dari generasi ke generasi. Tidak ada di dunia ini selain apa yang
dikehendaki boleh tetap ada, boleh tetap berlanjut, dan tak boleh ada sampai
kapan Ia kehendaki. Berdasarkan apa? Berdasarkan diri-Nya saja yang “berfirman maka semuanya jadi; Dia memberi perintah
maka semuanya ada.”
Inilah
dasar bagi setiap manusia di bumi ini,
bukan hanya bagi Israel, untuk gentar! Sehingga memang ada perbedaan
yang tak terhindarkan antara
bangsa Israel yang dipilihnya dan
bangsa non Israel yang tak dipilih-Nya, namun tak ada perbedaan sama sekali pada siapakah mereka
sebenarnya dengan mempertimbangkan kebenaran-kebenaran yang berbeda satu sama
lainnya. Sangat jelas, dasar kebahagiaan bangsa Israel itu bukan karena adanya
perbedaan istimewa diantara para bangsa lainnya karena keelokan dirinya
dihadapan Allah, tidak sama sekali. Sehingga sangat keliru bagi pendeta Erastus
Sabdono untuk mejejakan dasar pengajaran “keselamatan
di luar Kristen” berdasarkan ini, sebab di saat yang sama sebetulnya Tuhan
sendiri malah menegaskan tidak ada kebenaran di luar diri-Nya yang telah
menampakan dan memperkenalkan dirinya kepada Israel, salah satu bangsa yang
pada pandangan-Nya bejat seperti semua bangsa lainnya.
Pembedaan Yang Tidak
Melahirkan Beragam Kebenaran, Tetapi
Menegaskan Hanya Ada Satu Kebenaran Sebab Hanya Dia Saja Sumbernya
Mari
kita melihat salah satu pembedaan yang tampil dalam sebuah dikotomi: kudus dan
terkutuk atau kepunyaan Tuhan dan bukan kepunyaan Tuhan:
▬Mazmur 92:4-15 Sebab telah Kaubuat aku
bersukacita, ya TUHAN, dengan pekerjaan-Mu, karena perbuatan tangan-Mu aku akan
bersorak-sorai. Betapa besarnya pekerjaan-pekerjaan-Mu, ya TUHAN, dan sangat
dalamnya rancangan-rancangan-Mu. Orang bodoh tidak akan mengetahui, dan orang
bebal tidak akan mengerti hal itu. Apabila orang-orang fasik bertunas seperti
tumbuh-tumbuhan, dan orang-orang yang melakukan kejahatan berkembang, ialah
supaya mereka dipunahkan untuk selama-lamanya. Tetapi Engkau di tempat yang
tinggi untuk selama-lamanya, ya TUHAN! Sebab, sesungguhnya musuh-Mu, ya TUHAN,
sebab, sesungguhnya musuh-Mu akan binasa, semua orang yang melakukan kejahatan
akan diceraiberaikan. Tetapi Kautinggikan tandukku seperti tanduk banteng, aku
dituangi dengan minyak baru; mataku memandangi seteruku, telingaku mendengar
perihal orang-orang jahat yang bangkit melawan aku. Orang benar akan bertunas
seperti pohon korma, akan tumbuh subur seperti pohon aras di Libanon; mereka yang ditanam di
bait TUHAN akan bertunas di pelataran Allah kita. Pada masa
tua pun mereka masih berbuah, menjadi gemuk dan segar, untuk memberitakan,
bahwa TUHAN itu benar, bahwa Ia gunung batuku dan tidak ada kecurangan pada-Nya.
Sekarang
pertanyaannya, siapakah yang disebut sebagai orang benar di sini? Apakah orang
yang diukur berdasarkan prestasi-prestasi moralitas dan perbuatan-perbuatan
mulianya, oleh dirinya sendiri? Tidak dan bukan itu!
Menariknya
di sini, Mazmur ini menggambarkan orang benar ini sebagai pohon-pohon yang bertumbuh dan berbuah,
seperti ini: “Orang benar akan bertunas seperti pohon korma, akan
tumbuh subur seperti pohon aras di Libanon.” Lalu, dimanakah Ia di tanam?
Apakah di tanam pada tanah dunia ini sehingga menerima: “ kehidupan dari dunia
ini, ataukah di tanam pada tanah Tuhan sehingga menerima kehidupan dari Tuhan?
Jawabannya ini: “mereka yang ditanam di
bait TUHAN akan bertunas di pelataran Allah kita.” Di sini
jelas sekali bahwa orang-orang benar dapat berbuat lebat atau dapat
menghasilkan buah yang dikehendaki Allah karena Ia menerima kehidupan atau
kebenaran yang datang dari Allah dan dipelihara oleh Allah sendiri di tanah-Nya
sendiri: “di tanam di bait TUHAN” dan “bertunas
di pelataran Allah kita,” ini bahkan berbicara mengenai generasi-generasi baru yang tetap memiliki kehidupan dari
Allah.
Ini
menarik, karena Yesus sendiri berbicara orang-orang benar dalam cara yang
demikian! Perhatikan ini:
▬Yohanes 15:1-8 Akulah pokok anggur
yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. Setiap ranting pada-Ku yang tidak
berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya
ia lebih banyak berbuah. Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah
Kukatakan kepadamu. Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti
ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada
pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di
dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa
tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku
kamu tidak dapat berbuat apa-apa. Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia
dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang
dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar. Jikalau
kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah
apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Dalam hal inilah
Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu
adalah murid-murid-Ku."
Yesus
mendalamkan kebenaran pada Mazmur dalam sebuah penggenapan [ini selaras dengan
sabda-Nya sendiri setelah kebangkitan-Nya dari antara orang mati: “Ia berkata kepada mereka: "Inilah
perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama
dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku
dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur- Lukas 24:44"]. Kalau Mazmur
menunjukan bahwa manusia-manusia bejat disebut orang benar berdasarkan tindakan
Allah: “ditanam di bait TUHAN” dan “bertunas di pelataran Allah kita.” Ekspresi
semacam ini menunjukan bahwa tak ada
manusia yang dapat menanamkan dirinya secara benar-benar, dirinya tertanam di
bait Tuhan dan dirinya bertunas di pelataran Allah. Ini secara hakiki
menunjukan bahwa yang disebut orang benar adalah karya Allah di dalam
kedaulatan Allah. Seseorang dapat merindukan Tuhan dan kemudian hidup bagi
Tuhan dan mengejar dalam kehidupan-kehidupannya apa yang menjadi kehendak
Tuhan, bahkan dari dirinya melahirkan keturunan-keturunan yang juga demikian,
sungguh merupakan kekuasaan Tuhan di dalam kehidupan orang yang dibenarkan-Nya,
di antara orang-orang yang tidak ditanamkan-Nya di bait TUHAN.
Yesus menunjukan hal yang sama,
namun kali ini didalam ekspresi kebenaran yang sangat
terikat pada dirinya dalam cara yang teramat mulia
sebagai satu-satunya sumber
kebenaran di dunia ini, lengkap dengan penghukuman bagi semua yang berada di
luar kebenaran pada diri-Nya. Kali ini Yesus menunjukan apa yang dahulu jauh
dalam Mazmur yaitu TUHAN, kini menjadi
dekat kala Ia membukanya dengan: “Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah
pengusahanya.” Di sini,
Yesus menunjukan hubungan dirinya yang
istimewa dengan Allah sebagai, relasi
antara pokok anggur dan Bapa yang mengusahakannya. Dalam hal dirinya pokok
anggur, bukanlah pokok anggur biasa, sebab pada dasarnya Ia adalah “bait TUHAN”
itu sendiri tempat dimana orang-orang ditanamkan! Lihatlah ini, bagaimana Ia
adalah tempat penanaman orang-orang oleh
Allah: “Tinggallah di dalam Aku dan Aku
di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri,
kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah,
jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.” Singkatnya, Yesus berkata begini: “Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya.”
Yesus adalah bait TUHAN pada Mazmur, tempat
orang-orang ditanamkan sehingga berbuah dan dirawat /diusahakan oleh
Bapa! Itu sebabnya Yesus pada kesempatan
yang keras dan penuh rejeksi berkata: “Jawab Yesus kepada mereka: "Rombak Bait Allah ini, dan dalam
tiga hari Aku akan mendirikannya kembali." Tetapi yang dimaksudkan-Nya
dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya
sendiri- Yohanes 2:19-21.” Yesus adalah sumber kehidupan benar orang-orang
benar atau Yesus adalah sumber keberbuahan kehidupan orang-orang benar yang
memiliki hal-hal yang dapat dilihat
seperti buah-buahan yang lebat dan ranum
bergelantungan di ranting- rantingnya.
Tepat
seperti Mazmur tadi menyatakan bahwa TUHAN saja satu-satunya sumber kebenaran
bagi segenap penduduk bumi, dan tak ada varian-varian kebenaran
lainnnya yang ditujunkan begitu tajam hanya dapat dilakukan Allah: “tumbuh di
bait TUHAN,” maka demikian juga dengan Yesus, yang berkata begini: “sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. Barangsiapa tidak tinggal di dalam
Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian
dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.”
Di
luar Aku atau pada Mazmur : “tidak ditanam pada bait TUHAN,” ini menunjukan
2 hal sekaligus: (1). Seseorang di sebut
benar karena Ia ditempatkan dan ditanamkan Allah pada bait TUHAN, dan (2) Semua manusia di bumi ini, pada dasarnya tak
ada satupun yang tak bejat dalam pandangan Allah, sementara itu,
dalam pandangan manusia bumi ada banyak kebenaran yang bernilai di bumi.
Ketiadaan kebenaran-kebenaran lain di dunia ini oleh pandangan Allah, dengan
demikian, karena Allah sendiri telah berkata bahwa “orang benar bertumbuh di bait TUHAN,”
sementara pada orang-orang umumnya di
dunia ini, dalam pandangan Tuhan, adalah: “orang-orang fasik bertunas seperti tumbuh-tumbuhan, dan
orang-orang yang melakukan kejahatan berkembang.” Bagaimanakah
kesudahan orang-orang yang tidak ditanam pada bait TUHAN, atau orang-orang fasik yang bertunas? Kesudahannya: dibinasakan, tepat sebagaimana dikatakan oleh
Yesus: “Barangsiapa tidak tinggal di
dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian
dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.”
Sehingga apa yang dapat
dikatakan? Ada
pembedaan oleh Allah yang terjadi berdasarkan pemilihan-Nya, namun di saat yang
bersamaan tindakan-Nya itu tidak serta merta melahirkan pada tempat-tempat
lainnya atau pada komunitas-komunitas lainnya atau pada kelompok-kelompok
masyarakat lainnya berbagai kebenaran yang kemudian diperhitungkan oleh Allah
secara tersendiri atau secara proporsional. Ini tidak pernah terjadi demikian, baik sebelum Ia memilih
sebuah bangsa dan apalagi setelah Ia memilih sebuah bangsa. Baik nabi-nabi
Perjanjian Lama dan bahkan Yesus sendiri berbicara hal ini: Satu kebenaran
Tunggal yang meniadakan sama sekali berbagai kebenaran lainnya. Ini terjadi
sebab pada dasarnya semua manusia bejat, kecuali ia adalah seseorang yang termasuk pilihan
Allah!
Perhatikan,
tak pernah tercatat kisah seorang non pilihan Allah atau yang bukan di tanam di
bait TUHAN dapat berkata seperti ini:
►Mazmur 33:13-21 TUHAN memandang dari
sorga, Ia melihat semua anak manusia; dari tempat kediaman-Nya Ia menilik semua
penduduk bumi. Dia yang membentuk hati mereka sekalian, yang memperhatikan
segala pekerjaan mereka. Seorang raja tidak akan selamat oleh besarnya kuasa;
seorang pahlawan tidak akan tertolong oleh besarnya kekuatan. Kuda adalah
harapan sia-sia untuk mencapai kemenangan, yang sekalipun besar ketangkasannya
tidak dapat memberi keluputan. Sesungguhnya, mata TUHAN tertuju kepada mereka
yang takut akan Dia, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya, untuk
melepaskan jiwa mereka dari pada maut dan memelihara hidup mereka pada masa
kelaparan. Jiwa kita menanti-nantikan TUHAN. Dialah penolong kita dan perisai
kita! Ya,
karena Dia hati kita bersukacita, sebab kepada nama-Nya yang kudus
kita percaya.
Karena Dia!
Karena Dia hati seorang manusia dapat bersukacita. Demikian juga, karena Dia,
seorang manusia dapat percaya kepada nama-Nya yang kudus. Tak ada jiwa manusia
yang dapat merindukan Tuhan, jika bukan karena Tuhan. Bukankah telah dikatakan
oleh Daud bahwa pada pandangan Tuhan
semuanya bejat ? Jika semuanya bejat, lantas bagaimana bisa ada yang
merindukan Tuhan?; Jika semuanya bejat, lantas bagaimana bisa ada atau bisa muncul manusia-manusia demikian?
Darimanakah kemungkinan ada dari sebuah ketiadaan? Perhatikan ini: “Dia
memberikan perintah, maka semua-Nya ada.”
Pendikotomian atau
pembedaan bangsa Israel dan bangsa non Israel oleh pendeta Erastus
Sabdono memang benar dapat menunjukan perbedaan-perbedaan yang begitu menyolok
diantara kedua golongan itu. Tetapi penggolongan semacam ini,
yang pada dasarnya timbul dari tindakan Allah memilih satu di antara begitu
banyak bangsa di bola bumi ini, yang
pada dasarnya bejat, tidak sama
sekali menunjukan adanya standard-standard kebenaran yang berbeda satu sama
lain dan kemudian berdasarkan itulah ada kebenaran-kebenaran yang lain, sehingga berdasarkan
hal itu dikatakan ada keselamatan lainnya di luar Kristen.
Saya
sendiri sudah memaparkan realita ini sejak pada bagian pertama, sehingga memang
sejak awal, pendeta Erastus sudah memperkenalkannya. Maka pelajarilah
bagian-bagian ini kembali, sehingga saya tidak perlu melakukan pengulangan pada
hal-hal yang secara konstan diulanginya:
Bersambung
ke Bagian 5
AMIN
Segala
Pujian Hanya Kepada TUHAN
The cross
transforms present criteria of
relevance: present criteria of relevance do not transform the cross
[dari
seorang teolog yang saya lupa namanya]
No comments:
Post a Comment