Oleh: Martin Simamora
Benarkah
Karena Tidak Menolak Injil Hingga Ke Tingkat Penghinaan Maka Ada Kebenaran Lain Di Luar Kristus (5.A)
Bacalah lebih
dulu: “Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr. Erastus Sabdono Pada Keselamatan Di Luar Kristen (4.1B-Selesai)”
Sebagaimana Allah
memiliki satu-satunya ketetapan dari diri-Nya
bagi semua manusia, tanpa pandang bulu, maka kebenaran yang di sampaikan oleh
Yesus Kristus, juga kebenaran tunggal. Ia tak membawa bermacam-macam kebenaran bagi manusia
dan memperkenalkan
berbagai macam sorga,dengan demikian. Tidak pernah sama sekali. Harus
senantiasa dicamkan dan tak boleh dikesampingkan bahwa Yesus dari
sorga dan datang ke dunia. Ini dinyatakan demikian, sehingga
kehadirannya yang lokalitas tidak bermakna kesempitan kebenaran yang ada pada dirinya. Ia
senantiasa bertakhta di atas bumi ini dan memerintah serta menghakimi dunia ini
sekalipun ada di salah satu titik di muka bumi ini:
Yohanes
3:16-17 Karena begitu besar kasih Allah akan
dunia ini, sehingga Ia telah
mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap
orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh
hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus
Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya
oleh Dia.
Sementara
Ia berada di komunitas bangsa Yahudi,
Yesus berbicara ketentuan hidup setiap manusia di dalam dunia ini dalam
kapasitas penyelamatan-Nya yang menjangkau bola dunia ini. Kala Ia berkata “setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak
binasa,” maka konteks “setiap orang”
adalah orang-orang di dunia ini secara
global dalam sebuah kehendak yang datang dari Allah Sang Pencipta langit
dan bumi ini. Ketika Yesus berkata mengenai setiap orang yang percaya
kepada-Nya atau diri-Nya :tidak binasa, maka tidak perlu sampai orang-orang yang tak percaya itu perlu
melawan hingga melahirkan penghinaan kepada Anak Allah, pembenci Kristus hingga
sehingga menghambat dan merusak pekerjaan Allah, untuk baru dapat dikategorikan menjadi lawan bagi Kristus dan kebenarannya. Tak ada ketentuan khusus semacam
itu yang menyempitkan makna. Tidak percaya kepada Yesus, oleh Yesus,
benar-benar dalam makna yang sangat luas, seluas makna “setiap orang yang percaya
kepada-Nya tidak binasa.”
Pada bagian “Keselamatan Di Luar Kristen (Pelajaran 5)” pendeta Erastus berupaya membangun dasar
bagi pengajarannya sendiri, yaitu “keselamatan di luar Kristen” yang sama
sekali tak diajarkan oleh Sang Kristus itu sendiri, apalagi para rasulnya,
sebagaimana yang coba dikonstruksinya walau tak pernah diajarkan atau ditemukan dalam penelitian seksama Kitab Suci [ Yohanes 5:39-40] yang bagaimanapun juga.
Satu-Satunya
Kebenaran Dari Allah Pada Diri & Perkataan Yesus, Untuk Dunia Tanpa Pandang
Bulu
Ada beberapa cara
yang Yesus gunakan untuk menunjukan bahwa Ia datang dari sorga bagi dunia, walau memang benar kedatangan-Nya berlangsung dalam komunitas Yahudi.
Mari kita memperhatikan sejumlah pernyataan Yesus yang menunjukan bawa Ia
berasal dari sorga dan keyahudiannya bukan sama sekali jati diri ke-tuhan-an
dirinya, seolah ia memang hanya kebenaran
untuk orang-orang Yahudi. Ia bukan salah satu kebenaran
di antara banyak kebenaran dari Allah, sebab
bagi Yesus, tak pernah Allah menghadirkan keragaman pada kebenaran
berdasarkan keragaman atau kemajemukan komunitas- komunitas manusia yang ada di
dunia ini. Mari kita perhatikan penjelasan-penjelasan Yesus berikut ini:
▬Yohanes 5:19 Maka Yesus menjawab
mereka, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan
sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya;
sebab apa
yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak.
Apakah
basis pelayanan dan sabda Yesus, selama di bumi ini?
Apakah
berdasarkan keyahudiannya atau komunitasnya? Apakah berdasarkan salah satu
kebenaran yang telah eksis atau ada sebelumnya? Tidak sama sekali! Yesus
bersaksi mengenai dirinya, bahwa pekerjaan
yang dilakukan dirinya sebagai utusan Allah bukan berdasarkan
keyahudiannya dan apalagi kebenaran yang telah eksis di kalangan masyarakat
Yahudi, namun berdasarkan apa yang dilihatnya pada Bapa. Ia menegaskannya
begini: “apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak?”
“Bapa”
bukanlah sesuatu yang dihasilkan oleh spiritualisme Yahudi. Saya sudah tunjukan
bahwa bangsa Yahudi bukanlah penemu
Tuhan dan kebenaran-Nya tetapi yang ditemui oleh Tuhan untuk dapat
mengenali-Nya!
Selama
di dunia ini, basis pelayanan Yesus adalah apa yang dikerjakan Bapa di sorga,
itulah sumber kebenaran dari segala perbuatan-perbuatan Yesus di dunia ini.
Yesus
bukan saja sangat berhati-hati dan sangat tajam menyingkapkan dirinya itu
siapakah dan kemuliaan kekuasaan-Nya itu
se-akbar apakah untuk dapat dikatakan bahwa memang kebenaran yang dibawanya
adalah tunggal dan memang benar tidak pernah ada kebenaran-kebenaran yang harus
diperlakukan-Nya secara hormat dan penuh kerendahan hati karena sama-sama dari
Bapa yang dibawa selain dirinya.
Tidak pernah
demikian.
Mari kita lanjutkan:
▬Yohanes 5:20 Sebab Bapa mengasihi Anak dan Ia menunjukkan kepada-Nya segala
sesuatu yang dikerjakan-Nya sendiri,
bahkan
Ia akan menunjukkan kepada-Nya pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar
lagi dari pada pekerjaan-pekerjaan itu, sehingga
kamu menjadi heran.
Kebenaran
pada Yesus bukan kebenaran sebagian
atau setengah atau seperempat kebenaran, dan pada saat yang sama, Allah tak sama sekali
membagi kebenaran pada diri-Nya melalui multi kanal kebenaran yang akan di
bawa oleh “si-a”, “si-b”, “si-c” dan seterusnya, sebab dikatakan “Bapa
menunjukan segala sesuatu yang dikerjakan-Nya sendiri.” Segala sesuatu,
ini bukan membicara semacam volume
kebenaran atau keseluruhan satu-satuan kebenaran secara total, bukan itu saja,
tetapi ini menunjukan bahwa apa yang dikerjakan
oleh Yesus sama sekali tidak memiliki sedikit saja penyimpangan atau pergeseran
dalam pikiran Allah dan maksud/kehendak
Bapa. Mustahil ada sebuah kebengkokan sedikit saja bahkan dalam tatar pemikiran
saja, kala Yesus berbuat apapun dalam pelayanannya di bumi ini. Pada
puncak-Nya, segala perbuatan Yesus didalam
keyahudian dan di komunitas Yahudi-Nya sungguh-sungguh
sebuah perbuatan Allah pencipta langit bumi ini bagi dunia yang sedang ditunjukan kepada bangsa Yahudi berdasarkan
Allah memutuskan untuk menyatakan pada bangsa ini. Seperti pada bagian sebelumnya, inilah yang membuat
Yahudi istimewa, pada Allah yang memilihnya, bukan karena bangsa ini begitu
lain sendiri dibandingkan dengan bangsa-bangsa lainnya di dunia ini.
Kemustahilan
akan adanya kebenaran-kebenaran lain yang mungkin dibagikan melalui kanal-kanal
lain di dunia ini, terletak pada puncak: betapa
memang hanya kepada Yesus saja, Allah mau meletakan segenap pikiran dan
kehendak-Nya untuk dinyatakan dan dieksekusi oleh Yesus, tanpa pernah mau membagikannya kepada yang lain.
Perhatikanlah ini: “bahkan
Ia akan menunjukkan kepada-Nya pekerjaan-pekerjaan
yang lebih
besar lagi dari pada pekerjaan-pekerjaan itu.” Siapakah yang sanggup
membayangkan “pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar lagi?” Jelas tidak ada dan
tidak mungkin bisa. Itu sebabnya Yesus berkata: “sehingga kamu menjadi heran.” Yesus bukan tuhan
spiritualisme sebuah aliran keyakinan atau apalagi sebuah perjumpaan
spiritualisme yang terbatas dalam budaya dan etnis atau apapun juga. Tidak pernah demikian!
Apa
yang terpenting dari diri Yesus, adalah: sebuah kuasa yang akan menunjukan bahwa Ia
memang kebenaran tunggal dan tidak ada yang lain. Jadi ketika Ia berkata:
yang percaya kepada-Nya tidak binasa, maka seharusnya kematian berada di bawah
kendali kedaulatannya. Dan tentu saja berbicara kematian, jelas tak
mengenal versi-versi kebenaran
berdasarkan komunitas dan keyakinan atau keberimanan tertentu, sebab semuanya
jelas tak berdaya dan tunduk kepada kematian. Kecuali Yesus, sebagaimana
dituturkannya sendiri:
▬Yohanes 5:21 Sebab sama seperti Bapa membangkitkan
orang-orang mati dan menghidupkannya, demikian
juga Anak menghidupkan barangsiapa yang
dikehendaki-Nya.
Sabda-Nya
adalah kebenaran-Nya. Tetapi bagaimana bisa diketahui atau memang benar Ia itu sungguh
Pembawa dan adalah kebenaran Tunggal
itu sendiri dari sorga? Jelas dari memerintahkan
kuasa dari dan pada dirinya untuk bekerja, yang sejak semula
dikatakan-Nya “Anak melihat Bapa pada apa
yang dikerjakan Bapa sendiri.” Ini jelas bukan lagi isu khusus Yahudi dan
segala spiritualitasnya. Tak ada satu bangsa yang dapat menaklukan kematian berdasarkan
kehendaknya, tetapi Yesus berkata “demikian
juga Anak menghidupkan barangsiapa yang
dikehendaki-Nya.” Jika Yesus sebelumnya berkata “Siapa yang percaya kepada-Nya tidak binasa,”
maka memang benar “menghidupkan
barangsiapa yang dikehendaki-Nya” adalah pasangan yang hadir karena memang
begitulah hakikat kuasa pada Allah pencipta langit dan bumi, yang kini
ditunjukan pada diri Yesus.
Siapapun yang dikehendaki-Nya!
Mengapa ini berdasarkan kehendak-Nya? Karena memang orang mati tidak dapat
berkehendak sampai-sampai minta dihidupkan. Adakah orang mati berteriak minta
dihidupkan? Tidak ada!
Jadi ini bukan
otoritas manusia, tetapi otoritas Allah yang bekerja total pada manusia Yesus.
Yesus
sendiri menunjukan bahwa dirinya dihadirkan Bapa di dunia ini bagi dunia sementara Ia hadir di dalam keyahudian dan dalam komunitas Yahudi. Ini
seperti Ia datang dalam rupa manusia namun tak membuat Ia sama sekali kehilangan
kepenuhan ke-Allah-annya sementara di dunia ini Ia adalah manusia. Saya
baru saja menunjukannya tadi.
Sekarang Yesus menunjukan bahwa memang maksud
Bapa sendiri agar bumi mengenal dan menghormatinya dalam sebuah konsekuensi
yang sangat mengerikan untuk sekedar dibayangkan bagi semua manusia di bumi ini:
▬Yohanes 5:22-23 Bapa tidak menghakimi siapapun, melainkan telah
menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak, supaya semua
orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa. Barangsiapa
tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang
mengutus Dia.
Kehendak
Bapa adalah: supaya semua orang menghormati Anak sama
seperti mereka menghormati Bapa, dengan sebuah penghakiman yang menyertainya: “Barangsiapa tidak menghormati Anak, Ia
juga tidak menghormati Bapa.” Anda tak perlu harus membenci hingga
melakukan penistaan dan perlawanan yang keras, karena tak hormat di sini, dalam
konteksnya, hanya membutuhkan tidak mempercayai dia, bahwa Ia adalah hakim atas
seluruh dunia dan Allah sama sekali tidak akan ikut menghakimi.
Apakah anda sebagai pendeta atau
pemimpin jemaat percaya bahwa demikianlah Yesus adanya?
Pada
saat yang sama, inilah pernyataan Yesus yang akan memandang semua kebenaran
lain di dunia ini menjadi tak ada artinya
sama sekali, sebab: Allah telah
menyerahkan seluruh penghakiman padanya. Tak ada hakim-hakim lain disamping dirinya, yang ada SANG
HAKIM, satu-satunya,
tepat sebagaimana Allah itu satu adanya
dan tidak hadir dalam berbagai rupa atau ragam kebenaran berdasarkan komunitas-komunitas.
Ia
satu-satunya kebenaran dan barang
siapa tidak menghormati satu-satunya
kebenaran, sama dengan tidak menghormati Bapa. Di dunia ini semua orang harus
menghormati Allah pencipta langit bumi ini, tetapi akankah semua akan menghormati
Anak, sebagaimana sungguh-sungguh menghormati Allah adalah Bapanya?
Jika
anda memiliki pendeta mengajarkan bahwa Yesus bukan satu-satunya kebenaran bagi semua komunitas di dunia ini,
maka awas, anda sedang digiring untuk menjadi penentang sabda ini. Pada bagian
ini Yesus dihadirkan sebagai HAKIM BAGI SELURUH MANUSIA DI DUNIA INI. Jika dia
satu-satunya hakim, apakah ada kebenaran lainnya berdasarkan
komunitas-komunitas, seperti diajarkan oleh pendeta Dr. Erastus Sabdono?
Renungkanlah
ini secara cermat!
Pada keseluruhannya, Yesus hendak
menyatakan bahwa Ia benar-benar kegenapan segala
pikiran dan kehendak Allah di sorga
untuk terjadi di seluruh bumi ini! Itu sebabnya Yesus kemudian masuk ke
dalam pembicaraan kuasa-Nya yang berkuasa penuh atas kuasa yang telah
memperbudak bukan hanya orang-orang Yahudi, tetapi seluruh manusia. Masalah
kematian dan segala misterinya tak pernah menjadi kekhasan spiritrualisme
Yahudi, sebab itu masalah semua manusia, siapapun juga di dunia ini. Yesus,
kemudian, meletakan dirinya bukan saja turun ke dunia ini tetapi turun hingga ke
dunia yang tak satupun manusia dapat menaklukannya, yaitu dunia kematian atau
maut.
Ia tak pernah sama sekali datang kepada dunia
ini hanya bagi komunitas Yahudi untuk menjadi tuhannya spiritualisme Yahudi dan
kemudian Kristen, karena ia sebenarnya bukan saja turun ke dalam
dunia ini namun juga turun ke dalam dunia yang sangat ditakuti manusia,
yaitu dunia kematian atau maut:
▬Yohanes 5:24-25 Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia
yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup
yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam
hidup. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya saatnya akan tiba dan sudah tiba,
bahwa orang-orang
mati akan mendengar suara Anak Allah, dan mereka yang mendengarnya,
akan hidup.
Pertanyaannya:
bagaimana bisa orang-orang mati bisa mendengar? Ini problem maut bagi manusia.
Bagaimana seseorang bisa memastikan kekekalannya sementara ia mati dan tidak bisa
berbuat apapun lagi? Maka jawaban-Nya ada di tangan Anak Allah. Berdasarkan
apakah akan ada seorang mendengarkan dan hidup, tidak turut dihukum, karena
sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup? Berdasarkan penghakiman Anak Allah
yang sama sekali bukan berdasarkan perbuatan apapun juga akibat ketakberdayaan
untuk memenuhi apa yang dikehendaki Allah sekalipun memiliki kehendak dan perjuangan
untuk melakukannya. Apa yang menarik di sini, Yesus tak hanya
menyatakan “akan” tetapi “sudah.” Pada
apakah? Pada kuasa suaranya yang membangkitkan orang mati: memindahkan dari dalam maut ke dalam hidup.
Ini adalah pekerjaan Allah sendiri yang dilakukan oleh Yesus sendiri, tak ada satu saja sebuah kebedaan
kala Bapa berbagai kekuasaan kepada Anak, sebab dalam hal itu, yang terjadi
sebetulnya baik Bapa dan Anak saling memiliki satu sama lain, apa
yang ada pada Bapa adalah milik Anak dan apa yang ada pada Anak adalah milik
Bapa. Ini berarti ketika
pendengar sabda Kristus menjadi
percaya pada kebenaran-Nya maka Ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam
hidup. Jadi ini juga bermakna kehidupan dari Allah bagi mereka yang
percaya dan masih hidup di dunia yang berada di dalam naungan maut.
Coba
bandingkan dengan pengajaran Yesus ini:
►Yohanes
6:47-51 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya, ia mempunyai
hidup yang kekal. Akulah roti hidup.
Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati. Inilah
roti yang turun dari sorga: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati. Akulah roti hidup yang telah turun dari
sorga.
Jikalau seorang makan dari roti ini, ia
akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku,
yang akan Kuberikan untuk hidup dunia."
►Yohanes
6:5- Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar
minuman. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam
dia. Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh
Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku.
Apakah
maksud Yesus dengan “ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam
hidup?” Saat itu juga? Beginilah Yesus menjelaskannya: “Ia tinggal di
dalam Aku dan Aku di dalam dia.”
Bagi
Yesus semua manusia itu mati adanya, atau dengan kata lain: belum pindah dari dalam maut. Jelas ini
problem tak dapat ditanggulangi oleh kerja keras manusia yang bagaimanapun kala
ia sendiri mati; ini adalah sebuah kondisi dalam pandangan dan hukum Allah yang
lahir dari bukan saja pikiran tetapi penghakiman Allah terkait apakah yang
hidup dan mati bagi-Nya, bukan sama sekali dalam hikmat atau kebenaran atau
filsafat manapun di dunia ini. itu sebabnya sementara Yesus berkata semua
manusia berada di dalam maut, Ia, pada faktanya, mengajak orang-orang dalam
maut itu untuk berbicara dengan sebuah maksud tunggal. Apakah itu? Untuk
menunjukan bahwa kematian yang sedang
dialami oleh manusia bukan belaka makna kubur tetapi ketakberdayaan untuk
melihat dan melakukan apa yang diteladankan Allah untuk dilakukan manusia,
bahkan melalui para nabi kudus dan hingga pada Yesus. Apa jadinya ketika hal
itu diperlihatkan? Inilah yang terjadi: “Orang-orang
Yahudi bertengkar antara sesama
mereka dan berkata: "Bagaimana Ia ini dapat memberikan daging-Nya
kepada kita untuk dimakan- Yohanes 6:52." Sebuah respon yang sangat
membingungkan untuk dimengerti: sekalipun menangkap dan mengerti namun tak jua
sanggup menggerakan jiwa ini untuk menanggapnya!
Apakah solusinya?
Yesus harus memanggil mereka dan menghidupkan mereka menurut kehendak-Nya! Dan
inilah yang sebetulnya terjadi dan tidak akan bisa dilihat oleh semua manusia
karena semua berada di dalam maut dan belum berada di dalam hidup atau di dalam
Yesus:
►Yohanes
6:65 Lalu Ia berkata: "Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak
ada seorangpun dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa
tidak mengaruniakannya kepadanya."
Solusinya:
Bapa harus menyerahkan orang mati itu ke dalam tangan Yesus untuk menerima
hidup kekal!
Terlebih
lagi kuasanya atas dunia kuburan, pada akhirnya, secara menjulang tinggi di hadapan semua manusia, menyingkapkan bahwa
Ia memang satu-satunya kebenaran,
dan tak pernah ada
kebenaran-kebenaran lainnya berdasarkan
komunitas-komunitas, sebagaimana diajarkan oleh pendeta Dr. Erastus Sabdono.
Perhatikanlah ini:
▬Yohanes 5:28 Janganlah kamu heran akan
hal itu, sebab saatnya akan tiba, bahwa semua
orang yang di dalam kuburan akan mendengar suara-Nya
Ia
memanggil semua orang di dalam kuburan sebagai satu-satunya hakim, karena tidak ada zonanisasi kuburan berdasarkan
keragaman hakim menurut kebenarannya masing-masing. Di sini Yesus satu-satunya
Hakim: “Dan Ia telah memberikan kuasa kepada-Nya untuk menghakimi,
karena Ia adalah Anak Manusia- Yohanes 5:27.”
Ia
adalah Anak Manusia! Ia bukan
Manusia Israel, tetapi Anak Manusia. Jati dirinya ada pada Allah yang menyerahkan penghakiman atas segenap
ras manusia yang telah diserahkan sepenuhnya kepada Manusia Yesus Kristus.
Penghakiman
berdasarkan: apakah orang-orang tersebut
adalah yang telah dipindahkan oleh Yesus dari maut ke dalam hidup sehingga
Sang Hakim ada di dalam orang tersebut dan orang tersebut di dalam Sang Hakim
tersebut, dan apakah orang-orang tersebut
yang tak memiliki Sang Hakim itu, yang menolak untuk percaya tak peduli
dalam cara yang santun atau dalam cara penuh permusuhan dan kebencian. Tak ada sama sekali
indikasi pembedaan antara yang menolak Yesus secara santun dan
bermartabat dan yang menolak secara kasar dan mengancam. Itu bukan dan tak
pernah menjadi kebenaran Sang Kristus, selain dusta maut.
Matius 4:15-16
sendiri, justru menunjukan Ia adalah satu-satunya kebenaran bagi semua bangsa.
Tak ada sama sekali kebenaran bagi manusia berdasarkan komunitas:
▌Matius 4:14-16 supaya genaplah firman
yang disampaikan oleh nabi Yesaya: Tanah Zebulon dan tanah Naftali, jalan ke
laut, daerah seberang sungai Yordan, Galilea, wilayah
bangsa-bangsa lain, -- bangsa yang diam dalam kegelapan, telah
melihat Terang yang besar dan bagi mereka yang diam di negeri yang dinaungi
maut, telah terbit Terang."
Ketika
Yesus masuk ke wilayah bangsa-bangsa non
Yahudi, apakah Yesus menunjukan adanya
kebenaran-kebenaran lain berdasarkan komunitas-komunitas? Tidak
sama sekali, sebab di situ Yesus menghakimi semuanya sebagai bukan sama sekali
kebenaran dalam sebuah cara yang keras: “telah
melihat Terang yang besar dan bagi mereka yang diam di negeri yang dinaungi
maut, telah terbit Terang.”
Siapakah
Terang yang dimaksud Yesus kepada bangsa-bangsa non Yahudi itu atau
bangsa-bangsa lain itu? Dirinya! Perhatikan ini:
►Yohanes
8:12 Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang
dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan
mempunyai terang hidup."
●Yohanes
3:19 Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi
manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan
mereka jahat.
●Yohanes
9:5 Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia."
●Yohanes
12:35 Kata Yesus kepada mereka: "Hanya sedikit waktu lagi terang
ada di antara kamu. Selama terang itu ada padamu, percayalah kepadanya, supaya
kegelapan jangan menguasai kamu; barangsiapa berjalan dalam
kegelapan, ia tidak tahu ke mana ia pergi.
Terang
yang dimaksud itu adalah diri
Yesus sendiri dan ia bukan hanya kebenaran bagi Yahudi saja dan
komunitas lainnya memiliki versi-versi sendirinya, Ia terang bagi dunia ini.
Hanya siapa yang percaya kepadanya akan memiliki terang-Nya:
►Yohanes
12:46 Aku telah datang ke dalam dunia sebagai
terang, supaya setiap orang yang percaya kepada-Ku,
jangan tinggal di dalam kegelapan.
Tidak
pernah Yesus mengadakan pembedaan kebenaran berdasarkan komunitas apalagi
menyatakan adanya terang-terang lain selain dirinya. Tidak ada sama sekali,
yang ada hanya satu terang saja yaitu dirinya saja.
Ia datang ke dalam dunia sebagai
terang bagi dunia, supaya setiap orang yang percaya
kepada-Ku, jangan tinggal di dalam kegelapan. Apakah ada alternatif lain?
Setidaknya mendekati kebenaran Yesus? Tidak ada. Jika ada maka Ia tak akan
berkata “supaya jangan tinggal di dalam kegelapan” seolah-olah tidak ada terang
lain atau tak ada pembawa terang lainnya. Yesus menutup sama sekali pembawa
terang lain disamping dirinya, dengan demikian!
Hati-hati dengan definisi yang
disajikan oleh pendeta Erastus Sabdono ini: “Terang yang dimaksud oleh
Yohanes menunjuk kehidupan yang berkualitas
sangat tinggi yaitu kehidupan manusia yang dikembalikan kepada rancangan Allah
semula.” Ini salah sama sekali! Baik rasul Yohanes dan Yesus Kristus
sendiri tak pernah berbicara Terang itu adalah kehidupan yang berkualitas.
Mengapa? Setidaknya 2 hal telah nyata: (a) Semua
manusia berada di dalam maut, dan hanya dapat pindah kalau Yesus memanggilnya,
dan (b) Yesus senantiasa di dalam injil
Yohanes sendiri menyatakan terang itu adalah dirinya. Ia berkata “Aku telah datang
ke dalam dunia sebagai terang.”
Yohanes 1:1-5 pun
bahkan tak ada menunjukan bahwa terang itu adalah kehidupan yang berkualitas,
perhatikan ini:
►Yohanes 1:1-5 (1) Pada
mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu
adalah Allah. (2) Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.(3) Segala
sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi
dari segala yang telah dijadikan.(4) Dalam Dia ada hidup
dan hidup itu adalah terang manusia.(5) Terang itu bercahaya
di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.
Adakah
sedikit saja indikasi bahwa Terang itu adalah kehidupan yang berkualitas sangat
tinggi yaitu kehidupan manusia yang dikembalikan kepada rancangan Allah semula.
Hanya
ada satu manusia dalam Yohanes 1:1-5, yaitu Dia yang pada mulanya adalah Firman
dan Firman itu adalah Allah. Dikatakan bahwa Ia juga adalah Sang Pencipta itu
sendiri sebagaimana ayat 2 menyatakannya. Dikatakan bahwa Ia memiliki hidup yang adalah terang
manusia, pada Yesus ada terang manusia. Dikatakan Terang Manusia pada Yesus itu
tak dapat dikuasai kegelapan itu, bukan saja Ia bersinar di dalam kegelapan,
tetapi kegelapan bahkan tak berkuasa atas dirinya. Dalam hal ini bahkan manusia Yesus bukanlah
manusia yang harus menunjukan kehidupan
yang berkualitas sangat tinggi yaitu
manusia yang harus dikembalikan kepada rancangan Allah semula. Yesus adalah
yang datang dari Allah yang adalah Allah pada mulanya. Dalam Ia menjadi manusia
tak sama sekali kehilangan ketuhanannya sampai-sampai jadi manusia berdosa yang
harus berjuang memulihkan rancangan Allah pada dirinya. Yesus berkata bahwa Ia
adalah terang yang datang ke dunia ini sehingga barangsiapa percaya kepada-Nya tidak berjalan dalam
kegelapan.
Yesus adalah sumber
kebenaran dan kebenaran itu sendiri yang berkuasa atas kegelapan yang meliputi
segenap orang dari segala bangsa. Jika percaya kepadanya maka orang tersebut
tidak lagi berjalan dalam kegelapan, sebab Yesus tinggal bersamanya dan ia di dalam
diri-Nya, itulah kehidupan kekal itu, sebagaimana dimaksudkan oleh Yesus.
Tak ada
kebenaran-kebenaran lain disamping Yesus sebagaimana diajarkan oleh pendeta Erastus
Sabdono. Yesus tak pernah sedikit saja menyatakan ada kebenaran lain, ada hakim
lain dan ada terang lain disamping dirinya.
Bersambung ke 5B
AMIN
Segala
Pujian Hanya Kepada TUHAN
The
cross
transforms present criteria of relevance:
present criteria of relevance do not transform the cross
[dari
seorang teolog yang saya lupa namanya]
Dianjurkan
untuk membaca:
No comments:
Post a Comment