Oleh: Martin Simamora
Benarkah
Karena Tidak Menolak Injil Hingga Ke Tingkat Penghinaan Maka Ada Kebenaran Lain Di Luar Kristus (5.H)
Bacalah lebih
dulu: “Tinjauan Pengajaran Pdt.Dr.Erastus Sabdono Pada Keselamatan Di Luar Kristen (5.G)”
Yesus Kristus sendiri
menunjukan dirinya sebagai apa yang
dinyatakan oleh nabi Yohanes Pembaptis kala menyebut Yesus “Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!-
Matius 3:2” dalam sebuah peristiwa yang menggambarkan bahwa Kerajaan Sorga
adalah dirinya sendiri yang berkuasa
atas segala kuasa di dunia ini: ”Tetapi
jika Aku mengusir setan dengan kuasa Roh Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang
kepadamu- Matius 12:28.” Harus diingat bahwa kebenaran atau penggenapan
dalam tatar aktualisasi kehadiran Kerajaan Allah yang Mahakudus dan Mahakuasa
telah terjadi dalam:
▬▬Matius 12:22 Kemudian dibawalah kepada
Yesus seorang yang kerasukan setan. Orang itu buta dan bisu, lalu Yesus
menyembuhkannya, sehingga si bisu itu berkata-kata dan melihat.
Peristiwa ini
sebetulnya menyingkapkan apa yang tak dapat dilihat oleh semua manusia. Apakah
itu? Bahwa kuasa kegelapan membelenggu manusia hingga jiwa tak dapat
berkomunikasi dengan atau menjangkau Allah; bahwa kuasa kegelapan pada episode ini menunjukan rupa kerja kegelapan yang mengurung jiwa manusia hingga tak bisa melihat dan
tak bisa mendengarkan kehendak Allah, jika bukan disembuhkan-Nya. Tetapi siapakah yang bisa melihat kebenaran ini? Apa yang bisa dilihat
hanyalah: “Orang itu buta dan bisu dan kerasukan setan” tetapi bagaimana itu
bertemalian: “buta dan bisu dan kerasukan setan,” hanya Yesus yang sanggup
menunjukannya: “lalu Yesus menyembuhkannya sehingga si bisu itu berkata-kata
dan melihat.”
Kerajaan Allah bukan berisi kata-kata tanpa kuasa,
sebaliknya kata-kata yang berkuasa dan berdaulat penuh untuk mengatasi dan
wewujudkan apapun juga yang dikehendaki oleh kata-kata-Nya. Tepat seperti
seorang raja sedang bertitah maka semua titahnya dilakukan dengan penuh
ketundukan oleh para pelaksana kerajaannya, rakyat, bahkan dapat menentukan
mati-hidupnya para penentang atau para penjahat yang mengganggu ketentraman
kerajaannya.
Bagi para penyaksi,
mereka sedang menyaksikan Yesus bak seorang raja yang begitu berkusa: berkata dan terjadilah, tanpa sebuah jedah
dan tanpa sebuah perbantahan!
Dapat dipahami jika
rakyat Israel yang telah lama menantikan kedatangan seorang raja dari trah
Daud, secara spontan, beberapa diantaranya yang ada di dalam momen itu, telah
menduga atau menyangka di pikirannya berdasarkan apa yang telah terjadi di
depan mata mereka, dalam keterpanaan, bahwa ia
jangan-jangan Anak Daud. Perhatikanlah ini: “Maka takjublah sekalian orang banyak itu, katanya: "Ia ini agaknya
Anak Daud- Matius 12:23." Jelas saja, apa yang dilakukan Yesus segera membangkitkan semacam semangat
menggebu akan pengharapan mesianik. Jika
dengan berkata saja, setan takluk, apalagi kepada kuasa-kuasa politik dunia
ini, penguasa Romawi. Begitu besar harapan itu, namun sekaligus begitu
keras bertentangan dengan “Kerajaan” yang sedang Yesus perkenalkan kepada
mereka, sebuah kerajaan yang telah dinyatakan oleh Yohanes Pembaptis akan
menjadi satu-satunya sumber keselamatan dan pertobatan manusia.
Harus menjadi
perhatian semua pembaca Alkitab, bahwa Kerajaan Sorga yang dibawa bersama Yesus
sendiri begitu jauh dari sejarah kehadiran Kerajaan Daud itu sendiri. Sejak
semula Yesus memperkenalkan kerajaan-Nya sebagai datang dari sorga dengan misi
melakukan kehendak Bapa, bukan rakyat Israel dalam makna politis.
Coba
perhatikan ini:
Yohanes
6:14-15 Ketika orang-orang itu melihat mujizat yang telah diadakan-Nya, mereka
berkata: "Dia ini adalah benar-benar nabi yang akan datang ke dalam
dunia." Karena Yesus tahu, bahwa mereka hendak datang dan hendak membawa
Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia raja, Ia menyingkir pula ke gunung,
seorang diri.
Kisah
Para Rasul 1:6-7 Maka bertanyalah mereka yang berkumpul di situ: "Tuhan,
maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?" Jawab-Nya:
"Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa
sendiri menurut kuasa-Nya.
Kerajaan yang sedang
diperkenalkan Yesus adalah dirinya sendiri, dan ia tak sama sekali ingin
menduduki takhta Daud dalam sebuah
pemerintahan dunia dengan kuasa kerajaan di dunia ini saat itu juga. Ini jelas dengan apa yang Yesus lakukan
jelang Ia meninggalkan para murid, kembali ke sorga:
Kisah
Para Rasul 1:8 Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas
kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di
Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai
ke ujung bumi."
Ini adalah Kerajaan
Allah yang begitu tak terbatas kuasanya. Bukan hanya di Yerusalem, seluruh Yudea
dan Samaria, tetapi sampai ke ujung bumi. Dan sebetulnya ketika mengatakan
“agaknya Anak Daud,” jika mereka sedang menghendaki Yesus, maka mereka tak
melihat bahwa sebetulnya raja Daud hanyalah seorang manusia saja yang diurapi
untuk berkuasa sebagai raja bagi Israel, tetapi bukan untuk berkuasa atas
kerajaan setan, sungguh berbeda dengan Raja dari Kerajaan Sorga, Yesus. Dalam
jiwa para penyaksi, sebetulnya, mereka
telah memandang Yesus jauh lebih besar daripada Daud sendiri, tetapi
kegagalan fatalnya: gagal memahami apakah tujuan Allah terkait kedatangan Sang
Kristus itu sebegai penerus takhta Daud.
Sehingga kita akan
melihat sebuah penjelasan Yesus yang sangat mencengangkan karena Ia sedang
berkata bagaikan ahli atas segala kuasa
di dunia ini baik yang terlihat dan yang terlihat, di manapun
keberadaannya. Lihatlah ini kala Yesus menjawab orang Farisi tepat setelah
peristiwa ajaib tersebut:
▬▬Matius 12:24-29 Tetapi ketika orang
Farisi mendengarnya, mereka berkata: "Dengan Beelzebul, penghulu setan, Ia
mengusir setan." Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka lalu berkata
kepada mereka: "Setiap kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa dan
setiap kota atau rumah tangga yang terpecah-pecah tidak dapat bertahan.
Demikianlah juga kalau Iblis mengusir Iblis, iapun terbagi-bagi dan melawan
dirinya sendiri; bagaimanakah kerajaannya dapat bertahan? Jadi jika Aku
mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, dengan kuasa siapakah pengikut-pengikutmu
mengusirnya? Sebab itu merekalah yang akan menjadi hakimmu. Tetapi jika Aku
mengusir setan dengan kuasa Roh Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah
datang kepadamu. Atau bagaimanakah orang dapat memasuki rumah seorang yang kuat
dan merampas harta bendanya apabila tidak diikatnya dahulu orang kuat itu?
Sesudah diikatnya barulah dapat ia merampok rumah itu.
Camkan ini! Para
penyaksi dalam ketakberdayaannya untuk
dapat mengerti secara benar akan maksud Allah dalam pendudukan Kerajaan Allah
atas segala kerajaan dunia ini, telah menjadi alat di tangan Kerajaan Allah
untuk menyingkapkan bahwa Yesus adalah Sang Mesias yang telah dinubuatkan oleh
nabi-nabi perjanjian lama, kala berkata: “agaknya Ia ini Anak
Daud.”
Pengakuan
semacam ini sama dengan menyatakan bahwa penantian mesias sudah genap! Maka
kesaksian itu harus diruntuhkan dan dihancurkan hingga ke tingkat ternista,
sehingga beginilah orang Farisi menanggapi para panyaksi penyembuhan Yesus itu:
“Dengan Beelzebul, penghulu setan, Ia mengusir setan.” Ini sungguh dramatis!
Satu sisi ada mulut-mulut yang begitu dekat dengan Sang Kristus adalah
penggenap penantian akan mesias yang dijanjikan para nabi perjanjian lama; pada
sisi yang lain bukan saja menyangkalinya tetapi bahkan menunjuk Yesus sebagai
agen utama penghulu setan di muka bumi ini. Ini sebuah penghancuran gambar
apapun mengenai Yesus adalah Mesias itu, yang sedang dinyatakan Yesus,
dibangunkan oleh orang Farisi.
Tetapi sesungguhnya
mereka tak tahu apapun juga, mereka bahkan tak memiliki kerajaan. Mereka bangsa tanpa
kerajaan; kerajaan mereka kini adalah kenangan dan pengharapan yang
penantiannya tak berada dalam kekuasaan mereka untuk tergenapi. Sementara Yesus bukan saja
datang dari sebuah kerajaan tetapi Sang Kerajaan itu sendiri atau Dialah yang
bertakhta di atas kerajaan itu sendiri. Kerajaannya kekal, bukan dari dunia
ini, bahkan tadi, Ia sudah membuktikan kuasa kerajaannya sanggup mengatasi
kelemahan para manusia yang berada di
dalam kerajaan dunia ini. Lebih dari itu, Ia telah melucuti penguasaan kerajaan
setan yang membelenggu anak manusia.
Yang bahkan tak terkirakan akan terjadi secara demikian, menakjubkan, Apalagi?
Ini yang terpenting terkait tudingan orang Farisi bahwa Ia mengusir dengan
kuasa penghulu setan, bahwa Ia adalah penguasa kerajaan-kerajaan lain; ia tahu
bagaimana kerja kerajaan dunia ini, dan itu ada di dalam genggaman tangannya.
Perhatikan ini: “Tetapi Yesus mengetahui
pikiran mereka lalu berkata kepada mereka: "Setiap kerajaan yang
terpecah-pecah pasti binasa dan setiap kota atau rumah tangga yang
terpecah-pecah tidak dapat bertahan. Demikianlah juga kalau Iblis mengusir
Iblis, iapun terbagi-bagi dan melawan dirinya sendiri; bagaimanakah kerajaannya
dapat bertahan? Jadi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, dengan
kuasa siapakah pengikut-pengikutmu mengusirnya? Sebab itu merekalah yang akan
menjadi hakimmu. Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Roh Allah, maka
sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu. Atau bagaimanakah orang
dapat memasuki rumah seorang yang kuat dan merampas harta bendanya apabila
tidak diikatnya dahulu orang kuat itu? Sesudah diikatnya barulah dapat ia
merampok rumah itu.”
Tidak
ada subyektifitas di sini. Itu harus dipegang sebagai jangkar penjelasan Yesus
di atas. Yesus bukan sekedar berkata,
tetapi telah melakukan sebuah tindakan kerajaan sorga atas kerajaan setan
“Demikianlah juga kalau Iblis mengusir Iblis, iapun terbagi-bagi dan melawan
dirinya sendiri; bagaimanakah kerajaannya dapat bertahan? Jadi jika Aku
mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, dengan kuasa siapakah
pengikut-pengikutmu mengusirnya? Sebab itu merekalah yang akan menjadi hakimmu.
Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Roh Allah, maka sesungguhnya Kerajaan
Allah sudah datang kepadamu.” Penjelasan ini bukan teori, konsepsi atau dogma,
tetapi perbuatan Kerajaan Sorga: “Aku mengusir kuasa setan dengan kuasa Roh
Allah,” yang menunjukan bagaimana kuasa setan tunduk kepada perkataannya
bagaikan seorang Penguasa atau Raja yang hanya bertitah, tanpa sebuah keringat
pertempuran. Betapa besarnya kuasa itu
untuk sampai-sampai disamakan dengan kuasa Beelzebul atau penghulu setan, sebab
telah menjadi sebuah ketetapan kekal bahwa kerajaan setan tak akan pernah berdaulat
atas Kerajaan sorga, tetapi sebaliknya.
Ini juga hendak
menyatakan: kala para murid atau siapapun
yang mengusir setan dengan namanya, maka orang tersebut adalah bagian kerajaan
sorga yang rajanya adalah Yesus Sang Mesias. Orang itu adalah pengikut Kristus
dalam iman percayanya.
Apa
yang hendak Yesus katakan, ini sebetulnya: mana
mungkin ada sebuah pengusiran setan jika
bukan orang tersebut adalah bagian dari kerajaan sorga yang memiliki seorang
raja bernama Yesus Kristus. Artinya pasti
ada sebuah relasi [untuk memahami
ini, bacalah “Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr. Erastus Sabdono Pada Keselamatan Di Luar Kristen-2M”] antara seorang yang mengusir setan demi
nama Yesus dengan Yesus sendiri. Itu sebabnya pertanyaan telak dari Yesus
kepada orang-orang Farisi itu, adalah: “dengan kuasa siapakah
pengikut-pengikutmu mengusirnya?” Dengan kuasa SIAPA bukan apa! Artinya harus
definitiif kepada siapakah seorang
pengusir setan itu percaya atau dari siapakah Ia menerima kuasa untuk mengusir
setan itu. Artinya tak bisa terjadi sebuah pengusiran setan dengan nama Yesus
tetapi orang yang melakukan pengusiran setan itu tak memiliki hubungan iman
dengan Yesus Kristus, sebab itulah sumber kuasa Kerajaan Sorga bekerja atas
pelayanan ini dan dengan kuasa siapakah si pelayan melaksanakan pelayanan
tersebut. Pengusiran Setan dengan kuasa Yesus atau kuasa Kerajaan Sorga tak
akan pernah sebuah karya netral yang hanya bernuasa belas kasih atau sebuah
wujud kasih sayang terhadap sesama manusia, karena jika benar seseorang
melakukannya dan memang benar Ia melakukannya dengan kuasa diri-Nya, Yesus
menyatakan inilah sesungguhnya yang sedang terjadi dalam pelayanan tersebut:
“Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Roh Allah, maka sesungguhnya
Kerajaan Allah sudah datang kepadamu.” Dengan
kata lain, pelayanan ini, jika
anda diberikan karunia ini, maka sadarilah bahwa di dalam pelayanan itu oleh
kasih karunia Allah sebagai seorang yang menerima kuasa dari Yesus berdasarkan
iman kepada-Nya, anda sedang menyatakan kepada siapapun: “Kerajaan Allah
sudah datang kepada orang yang dilayani,” sehingga itu menjadi momentum emas
dari Yesus untuk memberitakan siapakah Dia yang telah membebaskannya.
Itu
sebabnya terkait kerja Kerajaan Sorga semacam ini, kepada orang-orang Farisi
yang menuding-Nya sebagai agen penghulu setan, Ia berkata:”Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak
mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan- Matius 12:30” ini
harus dipahami dalam konteks apakah orang tersebut terhisap dalam kerajaan
sorga yang dipimpin oleh Kristus atau tidak-apakah kehidupannya dipimpin oleh
Kristus Sang Raja, atau tidak.
Jadi tak ada gagasan netralitas atau keterlepasan dari beriman kepada Yesus, dalam ayat 30 itu,
seolah siapapun tanpa iman kepada Yesus
kalau tidak melawan Yesus maka Ia bersama Aku. Pandangan semacam
itu sangat menyesatkan karena tidak
paham kerja prinsip sebuah kerajaan sebagaimana telah dipaparkan oleh Yesus.
Mengapa tak ada
netralitas atau keterlepasan iman kepada Yesus yang demikian?
Kerajaan Sorga Datang Ke
Dalam Dunia Yang Dikuasai Kuasa Kegelapan
Segelap apakah dunia ini? Dan apakah ukurannya
atau siapakah yang berotoritas untuk menyatakan. Menjawab ini, akan menunjukan
bahwa keadaan semua manusia memang berada di dalam keadaan kegelapan atau belenggu
dosa. Dengan kata lain, kedatangan Yesus menyingkapkan apa yang tak dapat
dilihat oleh mata: bagaimana kerja kegelapan sehingga mengurung jiwa secara
total sampai-sampai buta dan bisu.
Tentu saja, secara
keseluruhan, sejak permulaan seri ini, sedang menunjukan kesalahan fatal
pandangan pendeta Dr. Erastus Sabdono
pada poin pengajaran berikut ini
sebagaimana dapat anda baca pada paragraf berikut ini dalam “Keselamatan Di Luar Kristen (Pelajaran 05)”:
▓Jadi,
dosa dijaman Perjanjian Baru pada intinya adalah “penolakan terhadap
terang itu” atau penolakannya terhadap Yesus yang mengajarkan dan memberi hidup
kekal (hidup yang berkualitas) .Dengan penolakan
tersebut maka seseorang memilih kegelapan atau bersekutu dengan kuasa
kegelapan. Kedatangan Tuhan Yesus Kristus ke dunia merupakan tanda dan momentum
yang memaksa manusia untuk memilih kepada siapa mereka hendak berpihak (Luk
11:15-23). Dalam teks ini Tuhan Yesus tegas berkata; Siapa tidak bersama Aku,
ia melawan Aku dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan
(Luk 11:23).
Apa yang terutama
adalah: tidak ada diferensiasi atau pembedaan dosa seolah memiliki
varian-variannya tersendiri yang terisolasi satu sama lain bergantung pada
versi kebenaran apakah, pada bola bumi ini dan pada segala zaman.
Kedatangan Yesus bukan untuk menyatakan dosa adalah
menolak dirinya atau terang itu [sehingga sebelum itu tidak ada dosa??], tetapi Ia datang sebagai terang dunia
untuk menyatakan dan menghakimi
keapa-ada-an dunia ini: gelap, mengurung atau memenjarakan jiwa manusia
dalam sebuah penjara yang tak terlepaskan oleh manusia-manusia, tepat
sebagaimana seorang kerasukan yang buta dan tuli tadi. Ini penting untuk
dipegang erat-erat.
Baiklah, kembali ke
pertanyaan paling mendasar: segelap apakah dunia ini? Gelap dalam konsep
dunia ini dapat diatasi dengan terang-terang ciptaan, seperti bola lampu,
membuat api unggun-jika di alam terbuka, obor, lampu minyak, lilin, lampu
halogen, lampu LED dan bahkan layar monitor notebook atau hp anda atau lampu
blitz kamera, pun dapat menjadi penerang yang mengatasi kegelapan. Dengan kata
lain, kegelapan dalam segenap aspek manusia dalam budaya manusia, dapat diatasi,
seperti pendidikan mengatasi kebodohan, sanitasi yang baik mengatasi berkembang
biaknya bakteri sumber penyakit, atau reboisasi mengatasi banjir atau longsor;
sistem irigasi yang baik dapat mengatasi pengairan sawah yang buruk, atau kemajuan teknologi kedokteran dapat mengatasi
berbagai tantangan penyakit-penyakit mematikan. Singkatnya tak ada kegelapan
yang tak dapat diperjuangkan oleh manusia.
Sehingga ketika Yesus membicarakan dunia ini dalam
kegelapan, itu harus kegelapan yang bahkan tak dapat diatasi oleh terang-terang
yang bagaimanapun di dunia ini.
Menariknya, Yesus
segera menunjukan bahwa memang realita itu tak jauh dari peristiwa Ia
menyembuhkan orang yang kerasukan setan dan buta dan tuli, menunjuk orang-orang
yang harusnya menjadi pembawa terang dari Allah yang tersimpan di dalam Kitab
Suci yang juga mereka percayai.
Lihatlah tragedi dunia ini:
▬Matius 12:32- Apabila seorang
mengucapkan sesuatu menentang Anak Manusia, ia akan diampuni, tetapi
jika ia menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, di dunia ini tidak,
dan di dunia yang akan datangpun tidak.
Kepada
siapa Yesus sedang berkata? Kepada orang Farisi yang tadi menyanggah kebenaran:
“Agaknya ia ini Anak Daud.” Orang Farisi! Orang yang kemudian menuding Yesus
mengusir setan dengan kuasa penghulu setan. Tak main-main kesalahan orang Farisi yang sedang disingkapkan Yesus
adalah kesalahan yang tidak akan diampuni, di dunia ini tidak, dan di dunia
yang akan datangpun tidak.
Yesus
menyatakan bahwa tudingan jahat itu
bukan saja menentang Anak Manusia, tetapi juga menentang Roh Kudus.
Dimanakah kehadiran Roh Kudus itu? Yesus sejak awal telah menyatakan bahwa
dengan Ia mengusir setan maka itu bermakna Kerajaan Sorga telah datang
kepadamu. Ini hal krusial yang tak
mungkin dilihat sebab buta seperti halnya orang yang kerasukan tadi, jiwanya!
Ini sama berbahayanya dengan buta mata, bahkan
bisa jauh lebih maut daripada buta mata, asal jiwanya melek!
Dimanakah
dan kapankah orang Farisi menghujat Roh Kudus?
Perhatikan penjelasan Yesus berikut ini: “Tetapi jika Aku mengusir setan dengan
kuasa Roh Allah.” Dengan Roh Allah yang juga oleh Yesus dinyatakan sama dengan
maksud kata “Roh Kudus” [harus demikian sehubungan dengan ayat 32]. Sementara
Yesus menyatakan Ia mengusir setan dengan KUASA Roh Allah, orang Farisi berkata:
“Ia mengusir dengan KUASA penghulu
setan.” Di sinilah momentum tragis bagi kehidupan orang Farisi sebab bukan saja
menghujat Anak Manusia yaitu Yesus Kristus, tetapi menghujat Roh Kudus.
Dengan
demikian, harus menjadi catatan setiap
orang Kristen yang mengajar dan memiliki karunia Roh Kudus dalam pelayanan ini,
bahwa bukan saja pelayanan ini melibatkan
nama Yesus yang penuh kuasa tetapi juga melibatkan Roh Allah atau Roh Kudus
yang berdiam dan menguduskan dirimu-menuntun hidupmu untuk kian hari kian
berkualitas atau kian cemerlang melayani Yesus, Juruselamat dan Tuhanku, dan
anda. Juga harus dijadikan sebuah
catatan kritis, bahwa sebuah kritisi yang keliru dan tergesa-gesa menghakimi
pelayanan ini sebagai sebuah kesesatan akan berpotensi menggiringnya menjadi
seorang penghujat Roh Kudus. Tentu sebuah penyimpangan pada pelayanan ini harus
dikoreksi dan ditegur tanpa sebuah keraguan, namun juga penuh hormat dan
kegentaran jiwa bahwa dalam menegur, si penegur sedang memasuki sebuah kerja
kuasa Kerajaan Allah yang sedang dikembang-luaskan oleh Roh Kudus yang telah
diutus Yesus dan datang dari Bapa. Jika anda meragukan seseorang maka lebih
baik memulainya dengan diam dan mengujinya dengan firman Tuhan sebagai landas
tersuci baik diri sendiri dan kepada yang sedang diuji, atau jika hendak
menegur lakukanlah dengan penuh hormat dan penuh pengertian bahwa Roh Kudus
adalah sumber segala karunia sejati yang tak akan membiarkan kepalsuan berbiak!
Juga,
harus berhati-hati dengan pengajaran bahwa siapapun yang mengusir setan demi
nama Yesus dan terjadi dalam penglihatan visual setan itu keluar, tidak sama
sekali menunjukan bahwa dengan demikian meneladani Yesus dapat menjadi salah
satu jalan kebenaran lainnya, tanpa perlu sama sekali memiliki iman pada Yesus
Kristus, apalagi berpikir hidup lepas atau tanpa panduan Roh Kudus. Tidak
pernah sama sekali demikian.
Kegelapan itu menjadi begitu
gelap sebab siapa-siapa yang seharusnya menjadi terang bahkan tak lagi mungkin
mendapatkan pengampunan tak hanya di dunia ini, tetapi kelak juga di dunia yang
akan datang. Artinya: karya salib Yesus Kristus tidak sama sekali mengampuni
siapapun yang menghujat Roh Kudus. Ini
harus hati-hati, sebab menghujat
Roh Kudus dapat dikatakan sebuah penudingan bahwa kebenaran Kerajaan Sorga bukan kebenaran
satu-satunya, karena di dalam Kerajaan Sorga itu, Roh Kudus turut bekerja
menyatakannya bahkan sejak sebelum IA sendiri diutus Yesus ke dalam dunia ini.
Itu sebabnya tanpa
ampun maka serangkaian kecaman menghujami mereka yang seharusnya menjadi sumber
kebenaran ditengah-tengah bangsa yang diliputi kegelapan pekat:
▬Matius 12:34-37 Hai kamu keturunan
ular beludak, bagaimanakah kamu dapat mengucapkan hal-hal yang baik, sedangkan
kamu sendiri jahat? Karena yang diucapkan mulut meluap dari hati. Orang yang
baik mengeluarkan hal-hal yang baik dari perbendaharaannya yang baik dan orang
yang jahat mengeluarkan hal-hal yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat.
Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus
dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman. Karena menurut ucapanmu engkau
akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum."
Bagaimana Yesus memanggil orang
Farisi itu setelah menghujat Roh Kudus? Ia memanggilnya keturunan ular beludak,
sebuah simbolisme untuk setan. Ini merupakan kontra yang menghakimi atas
tudingan mereka terhadap Yesus, sebelumnya: “engkau mengusir setan dengan kuasa
penghulu setan.”
Mengapa
tak ada ruang pengampunan bagi mereka, dengan
demikian? Karena mereka telah menghujat Roh Kudus.
Apakah maksudnya:
karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula
engkau akan dihukum? Ini maksudnya karena kata-kata yang menentang Anak
Manusia dan Roh Kudus akan mendatangkan penghakiman dan kata-kata yang menerima
atau mematuhi atau melakukannya sebagai
kebenaran yang diucapkan oleh Anak Manusia dan Roh Kudus akan
mendatangkan kebenaran. Dengan kata
lain, di sini bukan sembarang kata-kata, tetapi terhadap Anak Manusia. Anak
Manusia memandang hingga ke kedalaman jiwa manusia darimana kata-kata itu
mengalir, dari kerajaan penghulu kegelapan.
Segala perkataan yang
bersifat penentangan sebagaimana dipraktikan oleh orang Farisi, tadi, karena
melawan (demikian juga kalau menerimanya sebagai kebenaran) akan menimbulkan
konsekuensi. Ini sebabnya kemudian Yesus, tadi di atas, berkata: “Karena Siapa tidak bersama Aku, ia melawan
Aku dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan. - ayat
30."
Di sini Yesus telah
menjadi satu-satunya terang dunia,dan
secara representatif telah menyatakan semua pengusung kebenaran Allah [orang Farisi, ahli Taurat] yang
telah disampaikan kepada para nabi perjanjian lama, merekka itu telah sama sekali berada
didalam kegelapan yang mematikan sebab telah menjadi alat-alat (kerajaan penghulu setan] untuk melancarkan penentang baik terhadap Anak
Manusia dan Roh Kudus. Mereka sebetulnya berada di dalam kendali penuh penghulu iblis, dan penghujatan mereka kepada Roh Kudus, itulah yang melahirkan penghakiman yang menggetirkan dan mengakhiri pengharapan keselamatan yang dibawa oleh Anak Manusia.
Camkan
isyarat Yesus ini:
Setiap
kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa dan setiap kota atau rumah tangga
yang terpecah-pecah tidak dapat bertahan. Demikianlah juga kalau Iblis mengusir
Iblis, iapun terbagi-bagi dan melawan dirinya sendiri; bagaimanakah kerajaannya
dapat bertahan? Jadi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, dengan
kuasa siapakah pengikut-pengikutmu mengusirnya?
TAK
MUNGKIN anggota KERAJAAN SORGA akan menghujat Dia yang bertakhta di dalam-Nya
dan Roh Kudus! Ini sebuah kebenaran akan jati diri yang tak terbantahkan pada
orang Farisi sementara mereka adalah pemilik Kitab Suci! Hanya karena mereka adalah anggota Kerajaan
Penghulu Setan maka orang Farisi sanggup menghujat Yesus dan tanpa dapat mereka
kenali, telah menghujat Roh Kudus, sebab tak mungkin kerajaan penghulu setan
dapat mengenali bagaimana sesungguhnya kerja kerajaan Allah itu!
Gelap, sungguh gelap dan betapa tak ada
satupun terang di dunia ini. Realita ini membuat kita dapat memahami pernyataan
Yesus berikut ini beserta konflik-konflik tajamnya
■Yohanes
8:12-13: Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah
terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan,
melainkan ia akan mempunyai terang hidup." Kata orang-orang Farisi
kepada-Nya: "Engkau bersaksi tentang diri-Mu, kesaksian-Mu tidak
benar."
Jika orang Farisi,
juga termasuk para ahli Taurat dan imam-imam telah menjadi penentang Kerajaan
Sorga dengan kata-katanya, maka jelas memang dunia ini berada dalam naungan
kegelapan, setiap kata yang datang dari mulut mereka hanyalah penentangan.
Karena mereka bagian dari kerajaan penghulu setan, maka memang inilah yang
terjadi:
■Yohanes
5:39-40 Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya
kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi
kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk
memperoleh hidup itu.
Perhatikan. “Namun kamu tidak mau datang kepada-Ku”
telah menunjukan realita umum pada semua
manusia [bandingkan dengan Yohanes 3:19]
sebelum Yesus datang ke dunia ini, bahwa mereka semua telah dikuasai kerajaan
penghulu setan. Itu sebabnya setiap kali berbicara percaya, itu selalu
dikaitkan oleh Yesus dengan kehendak Bapa sebagai pengutusan Kerajaan Sorga
untuk mendatangi dunia yang berada di dalam perbudakan kerajaan penghulu iblis:
►Yohanes 6:37-40 Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang
kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang. Sebab Aku
telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk
melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. Dan inilah kehendak Dia yang
telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku
jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman. Sebab
inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang
percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya
pada akhir zaman."
Keselamatan
seorang manusia adalah misi dan karya kerajaan sorga sebab hanya kerajaan ini
yang sanggup menaklukan dan membebaskan perbelengguan jiwa manusia, sebagaimana
dalam peristiwa Yesus menyembuhkan seorang kerasukan setan dan tuli dan buta.
Tak ada orang buta dapat menyembuhkan dirinya sendiri, apalagi menyembuhkan
seorang tuli! Oleh dirinya sendiri kecuali ditolong! Bahkan untuk mendengarkan
Yesus saja mana mungkin, kecuali Kerajaan Sorga berkenan menyembuhkannya.
Itulah
kerja kerajaan Allah dan juga pada sisi
lain kerja kerajaan Penghulu Iblis. Bagi manusia
terlihat terlampau mengecilkan peran manusia, tetapi ketimbang membela kebesaran diri, ingatlah selalu tak
ada yang boleh lebih besar daripada
kerajaan sorga itu sendiri sementara anda adalah warga kerajaan yang hanya
boleh hidup dalam aturan-aturan kerajaan itu- kerajaan yang dipimpin oleh
seorang raja yang sama sekali tak demokratis-bukan seorang kampiun democrat,
tapi pasti mahakudus, mahaadil,
mahakasih dan pemangku kebenaran kudus satu-satunya. Tak ada satu cela dalam kerajaan-Nya. Percayakah?
Dosa perjanjian baru bukan hendak mengatakan bahwa inilah “dosa” yang khusus pada jaman Perjanjian Baru, berupa perbuatan: “penolakan terhadap terang itu” atau
penolakan terhadap Yesus yang mengajarkan dirinya adalah jalan, kebenaran dan memberi
hidup kekal (hidup yang berkualitas)- Yohanes 14:6.” Tak ada makna diferensiasi,
seolah apa yang disebut dosa adalah menolakan Sang Terang, dan kemudian
karenanya berbeda dengan dosa pada perjanjian lama.
Kalau anda membaca
Yohanes 8:24:” Karena itu tadi Aku
berkata kepadamu, bahwa kamu akan mati dalam dosamu; sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah
Dia, kamu akan mati dalam dosamu." Maka ini bukan sama sekali kebenaran yang baru
tiba-tiba muncul pada perjanjian baru. Bukan sama sekali, karena ini bermula
dari pernyataan Yesus: “Lalu Ia berkata kepada mereka: "Kamu berasal dari bawah, Aku dari atas;
kamu dari dunia ini, Aku bukan dari dunia ini- Yohane 8:23”
Yesus sedang menyatakan bahwa mereka tidak percaya bahwa dirinya sudah ada sejak sebelum Ia datang ke
dunia ini: “Aku
dari atas.” Kalau “Ia dari atas” lalu siapakah Dia, itulah yang ditolak mereka.
Bahwa Ia adalah Terang yang sama yang telah menuntun mereka sejak era
Abraham:
►Yohanes
8:58-59 Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada."
Lalu mereka mengambil batu untuk melempari Dia; tetapi Yesus menghilang dan
meninggalkan Bait Allah.
IA adalah DIA yang
telah ditunjuk oleh nabi Yohanes sebagai Mesias yang telah dijanjikan Allah
sejak Abraham. Bahwa Ia adalah SANG TERANG yang sama di zaman perjanjian lama,
sebab Ia berkata kokoh:
►Yohanes
8:12 "Akulah
terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam
kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup."
“Menolak Yesus” memang adalah sebuah
dosa, tetapi bukan hendak menyatakan itu
spesifik dosa perjanjian baru, sebab Ia datang dari janji dunia perjanjian lama
oleh Allah yang sama yang
sekarang mengutus kerajaan sorga kepada kerajaan Israel yang telah runtuh.
Menolak Yesus bukan menolak Tuhan versi Israel, sehingga bukan kebenaran dunia, sebab Ia sendiri berkata bukan datang
dari sipiritualisme spesifik Yahudi, bahkan dari mana asalnya, tak ada satupun Yahudi yang dapat
mendatanginya:
►Yohanes
8:14 Jawab Yesus kepada mereka, kata-Nya: "Biarpun Aku bersaksi tentang
diri-Ku sendiri, namun kesaksian-Ku itu benar, sebab Aku tahu, dari mana Aku
datang dan ke mana Aku pergi. Tetapi kamu tidak tahu, dari mana Aku datang dan
ke mana Aku pergi.
►Yohanes
8:18-19 Akulah yang bersaksi tentang diri-Ku sendiri, dan juga Bapa, yang
mengutus Aku, bersaksi tentang Aku." Maka kata mereka kepada-Nya: "Di
manakah Bapa-Mu?" Jawab Yesus: "Baik Aku, maupun Bapa-Ku tidak kamu
kenal. Jikalau sekiranya kamu mengenal Aku, kamu mengenal juga Bapa-Ku."
Adakah satu manusia
saja yang dapat bersaksi tentang Yesus? Tidak ada, sehingga
ini menunjukan tak ada satu saja terkandung budaya atau gagasan atau filsafat
manusia terkait SIAPAKAH DAN KEBENARAN
YESUS itu sendiri! Hanya Yesus dan Bapa di sorga yang dapat bersaksi
mengenainya, tak ada satupun ahli Taurat, orang Farisi, dan tua-tua Yahudi yang
berotoritas menjelaskan siapakah Mesias itu, selain Sorga dan nabi Yohanes
sebagai nabi perjanjian lama yang mengakhiri penantian semua nabi perjanjian
lama!
Akhirnya,
perjanjian lama, juga, sama sekali
bukan kebenaran judaisme sekalipun dalam budaya judaistik, karena pada
akhirnya kepada bangsa itu, Ia berkata “KAMU TIDAK TAHU dari mana AKU DATANG.”
Cara atau
bagaimana pendeta Dr.Erastus Sabdono
mengajarkan dosa dalam sebuah diferensiasi atau pembedaan yang mengasingkan
satu sama lain dan melokalisasi satu sama lain, memang membuka logika yang tak
terhindarkan: ada keselamatan di luar Kristen. Sayangnya itu bukan kebenaran
Yesus, sebab Ia berkata: AKU DATANG DARI ATAS.
Apakah
maknanya? Nabi Yohanes memberikan maknanya dalam sebuah
kemegahan dan kemahakuasaan Yesus atas bumi ini sebagai satu-satunya kebenaran
di segala zaman, segala budaya dan peradaban:
►Yohanes
3:31 Siapa
yang datang dari atas adalah di atas semuanya; siapa yang berasal
dari bumi, termasuk pada bumi dan berkata-kata dalam bahasa bumi. Siapa yang
datang dari sorga adalah di atas semuanya.
Yesus tidak hidup di
dunia perjanjian baru yang seolah bukan
segenap dunia ini, dan tidak ada di dunia perjanjian lama yang seolah bukan
segenap dunia ini; Yesus tidak hidup dalam dunia Yahudi sekalipun Ia yahudi
yang seolah bukan bagi segala bangsa, tetapi Ia dari Sorga bagi segala dunia ini untuk mewujudkan kehendak Sorga melalui
diri-Nya dan menaklukan dunia bagi diri-Nya sendiri sehingga nyata kebenaran dari-Nya hanya datang dari
Yesus Sang Mesias, Tuhan!
Bersambung ke 5i
AMIN
Segala
Pujian Hanya Kepada TUHAN
The cross
transforms present criteria of relevance:
present criteria of relevance do not transform the cross
[dari
seorang teolog yang saya lupa namanya]
No comments:
Post a Comment