F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

0 Yesus Kristus adalah Firman yang Menjadi Manusia (Yohanes 1:14)- Bagian 5

Oleh: Martin Simamora

Meninjau Ajaran "Yesus dapat Berdosa Namun Memilih Tidak Melakukannya" sebagaimana  Diajarkan Pdt. Erastus Sabdono

serial menyambut Natal:  Yesus dan relasi kematiannya di kayu salib: Bukan karena Ia telah menjadi manusia berdosa sehingga mengalami maut, dan karena melepaskan haknya sebagai Anak Allah



Apakah yang terlintas dalam benak anda ketika mendengar Yesus Kristus mengalami kematian?  Akan ada yang berkata: jika demikian Yesus adalah Mesias yang berdosa sebab Alkitab berkata upah dosa adalah maut (misal sebagaimana dinyatakan Roma 6:23, sehingga  ia,kalaupun Tuhan, adalah yang berdosa sehingga tidak suci. Sejak era Yesus, kematian pada dirinya adalah sebuah kontroversi:

Yohanes 12:33-34  Ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana caranya Ia akan mati. Lalu jawab orang banyak itu: "Kami telah mendengar dari hukum Taurat, bahwa Mesias tetap hidup selama-lamanya; bagaimana mungkin Engkau mengatakan, bahwa Anak Manusia harus ditinggikan? Siapakah Anak Manusia itu?"

Kematiannya sendiri dalam Pembicaraan Yesus
Ketika kita mencoba memandang Yesus  adalah manusia dan Tuhan yang berdosa berdasarkan fakta Alkitab bahwa ia memang mengalami kematian, maka kita juga harus menerima fakta Alkitab bahwa kematiannya merupakan salah satu topik terpenting yang  tidak hanya dibicarakan secara tertutup tetapi juga secara publik; tidak  semata sebagai sebuah peristiwa di dalam sejarah tetapi juga sebuah peristiwa yang harus terjadi sebab untuk itulah Ia datang, menggenapi apa yang telah dituliskan di dalam Kitab suci. Mari kita membaca pembicaraan-pembicaraan Yesus tersebut:

Pembicaraan kematiannya olehnya sendiri secara publik

0 Yesus Kristus adalah Firman yang Menjadi Manusia (Yohanes 1:14)- Bagian 4

Oleh: Martin Simamora

Meninjau Ajaran "Yesus dapat Berdosa Namun Memilih Tidak Melakukannya" sebagaimana  Diajarkan Pdt. Erastus Sabdono

serial menyambut Natal:  kemanusiaan Yesus dan relasinya terhadap dosa dan peristiwa kematian di kayu salib: apakah ia menjadi sama dengan semua manusia Sehingga berdosa dan membutuhkan pertobatan?




A. Yesus dan relasinya terhadap dosa
Teks Filipi 2:6 secara definitif memotretkan Yesus dalam sebuah kemanusiaan  dan sebuah keilahian yang tak terbayangkan dan tak terjelaskan dari sudut pandang manusia. Hal ini nampak jelas dari pernyataan rasul Paulus dalam menjelaskan keilahian Yesus Kristus tak terputuskan, sekalipun Ia sendiri melakukan tindakan penghambaan bagi dirinya sendiri, sehingga teks tersebut berbunyi:

“yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan”
teks yang hendak menyatakan dua elemen penting yang tak terpisahkan terkait keilhian Yesus yaitu:
-dalam rupa Allah (being in the form of God-KJV)
-milik (thought it not robbery-KJV)

Ketika  rasul Paulus menyatakan siapakah Yesus Kristus, dengan sebuah permulaan Ia telah ada sejak kekekalan bukan sebagai: salah satu malaikat yang mulia atau salah satu bentuk keilahian lain yang bersifat atau mendekati Allah tetapi memang berhakekat Allah atau being in the form of God, maka sejak titik inilah, kemanusiaan Yesus memiliki kehidupannya. Bahwa kehidupannya ditentukan dan hanya bersumber dari Ia dalam rupa Allah sebagai Ia apa adanya sebagaimana Ia ada. Itu sebabnya merupakan kepemilikan yang otentik dan sebuah kehakekatan: thought it not robbery. Dalam hal ini Paulus sendiri menyatakan bahwa keilahian Yesus itu, sehingga Ia dikatakan sehakekat dengan Allah dalam kemanusiaannya, bukan merupakan sebuah pengangkatan Yesus sebagai Allah atau penggelaran Yesus dengan titel Allah.

0 Yesus Kristus adalah Firman yang Menjadi Manusia (Yohanes 1:14)- Bagian 3

Oleh: Martin Simamora

Meninjau Ajaran "Yesus dapat Berdosa Namun Memilih Tidak Melakukannya" sebagaimana  Diajarkan Pdt. Erastus Sabdono

serial menyambut Natal:  Benarkah Yesus adalah Manusia Berdosa Karena Ia telah menanggalkan Haknya sebagai Anak Tunggal dan dengan demikian Ia telah terpisah sama sekali dari Bapa atau Berdosa?




Pesan substantif  yang hendak dinyatakan oleh pendeta Dr.Erastus Sabdono adalah, bahwa Yesus telah melepaskan haknya sebagai Anak Allah, tepatnya begini ia menuliskan pemikirannya: ”Teks ayat 6 itu hendak menjelaskan bahwa Yesus Kristus telah melepaskan hak-Nya sebagai Anak Allah.” Bagian yang saya beri penekanan dangan huruf tebal dan garis bawah merupakan pernyataan yang  tidak main-main pada siapakah Yesus setelah itu,   dimana setelah itu dalam pemikiran pendeta Erastus terletak atau berada dalam bingkai “yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan.”

Pendeta Erastus, bukan sekedar melakukan tafsirnya bahwa Filipi 2:6 bermakna “Yesus telah melepaskan haknya sebagai Anak Allah” tetapi melalui  sejumlah analisa kata  pada teks ayat 6 tersebut, ia mengisi makna “melepaskan Anak haknya sebagai Anak Allah” lebih dari sekedar dari sorga turun ke bumi  dalam rupa manusia, sebab ia membawa Yesus dalam tafsirannya sebagai Yang  dari sorga turun ke bumi dalam rupa manusia menjadi sama dengan manusia berdosa dan membutuhkan pertobatan. Ini sendiri memiliki implikasi bahwa Yesus sendiri dengan demikian jikapun ia adalah ilahi, ia memiliki aspek kecemaran dosa sehingga tidak lagi sehakekat dengan Bapa dalam Ia telah menjadi manusia.  Hal yang akan saya tinjau juga pada bagian-bagian mendatang atau pada serial terpisah.

Tetapi, saya juga mau memberikan catatan penting, sebetulnya analisa kata dan teks yang dilakukannya tidak begitu bernilai dan apalagi membantu memahami teks secara jujur, karena analisa kata yang dilakukannya, pada kenyataannya dibangun isolatif terhadap seluruh gagasan teks terhadap teks-teks  terdekatnya. Ini sendiri menjelaskan mengapa Yesus kemudian baginya adalah manusia berdosa yang membutuhkn pertobatan.

Untuk menolong, mari kita membaca kembali teks Filipi 2:6:

0 Yesus Kristus adalah Firman yang Menjadi Manusia (Yohanes 1:14)

Oleh: Martin Simamora


Meninjau Ajaran "Yesus dapat Berdosa Namun Memilih Tidak Melakukannya" sebagaimana  Diajarkan Pdt. Erastus Sabdono

serial menyambut Natal: Yesus dapat Berdosa Karena Memang Ke-Natal-an Yesus Bertujuan Menjadi Sama dengan Manusia Berdosa yang Membutuhkan Pertobatan


Bacalah lebih dulu: “Pengantar

Pandangan “Yesus dapat berdosa namun memilih tidak melakukannya” telah dibangun  pondasinya oleh Pdt. Dr.Erastus Sabdono sejak halaman-halaman awal pada Diktat Kuliah Sistematika Theologia “KRISTOLOGI.” Saya mengajak anda untuk melihat  Bab I ‘Pentingnya Mengenal Kristologi” pada halaman 13, sebagaimana saya sajikan dibawah ini beserta penekanan yang saya berikan untuk menunjuk pokok pikiran utama yang sedang dikemukakan olehnya untuk mendukung gagasan “Yesus dapat berdosa namun memilih tidak melakukannya”:


Pendeta Erastus Sabdono, pada bagian ini, membangun gagasannya berdasarkan Filipi 2:6 yang berbunyi (anda bisa menemukan sub judul Filipi 2:6 pada halaman 12):“yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap  kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,” yang kemudian ditinjaunya berdasarkan analisis kata atau leksikon pada kata demi kata teks 2:6 dalam bahasa Yunaninya. Berdasarkan analisa kata demi kata pada teks tersebut, ia kemudian, sebagaimana pada halaman 13  pada paragraf yang saya sorot, menuliskan: “dari analisis teks ini tersimpulkan bahwa  Yesus tidak menganggap keberadaan-Nya yang mulia sebagai sesuatu yang berharga sehingga Ia mempertahankan-Nya (a thing to be grasped), tetapi dengan rela melepaskannya.”Inilah yang menjadi jembatan baginya untuk membangun sebuah Yesus yang berdosa sebagaimana seutuhnya semua manusia adalah berdosa. Beginilah pendeta Dr. Erastus Sabdono menuliskannya pada paragraf selanjutnya   yang juga saya beri sorotan khusus. Di situ ia menyatakan:

Teks ayat 6 hendak menjelaskan bahwa Yesus Kristus telah melepaskan hak-Nya sebagai Anak Allah. Sikap seperti ini telah ditunjukan sejak Ia memberi diri dibaptis oleh Yohanes Pembaptis (Matius 3:1-1). Dengan kesediaan-Nya dibaptis Ia menyamakan diri-Nya dengan manusia berdosa yang memerlukan pertobatan. Hal ini dilakukan oleh Tuhan Yesus agar Ia dapat menggenapkan seluruh kehendak Allah.”

Berdasarkan simpulan tersebut, pendeta Erastus Sabdono, sebenarnya sedang menyatakan bahwa kelahiran Yesus Kristus adalah kedatangan Anak Allah yang telah melepaskan ke-Anak Allah-annya dengan sebuah tujuan: agar  Yesus Kristus menjadi sama dengan manusia berdosa yang memerlukan pertobatan. Atau perhatikan grafis berikut ini:
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9