F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

Showing posts with label Relativisme vs Kebenaran Tunggal. Show all posts
Showing posts with label Relativisme vs Kebenaran Tunggal. Show all posts

0 Sebuah Refleksi Kenaikan Yesus Ke Sorga


Oleh: Martin Simamora

"Akulah Dia, Dan Kamu Akan Melihat Anak Manusia Duduk Di Sebelah Kanan Yang Mahakuasa Dan Datang Di Tengah-Tengah Awan-Awan Di Langit"

Anak Manusia yang Telah Turun Dari Sorga Dan yang Telah Naik Ke Sorga
Salah satu pernyataan Yesus yang begitu sukar untuk dipahami siapapun baik di eranya dan kini, adalah ketika ia menyatakan bahwa hanya dialah yang pernah turun dari sorga dan naik ke sorga:

Yohanes 3:13  Tidak ada seorang pun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia.

Perhatikan bahwa inilah yang segera dinyatakan oleh Yesus pada saat kebangkitannya dari antara orang mati:

Yohanes 20:13-17 Kata malaikat-malaikat itu kepadanya: "Ibu, mengapa engkau menangis?" Jawab Maria kepada mereka: "Tuhanku telah diambil orang dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan." Sesudah berkata demikian ia menoleh ke belakang dan melihat Yesus berdiri di situ, tetapi ia tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus. Kata Yesus kepadanya: "Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?" Maria menyangka orang itu adalah penunggu taman, lalu berkata kepada-Nya: "Tuan, jikalau tuan yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku, di mana tuan meletakkan Dia, supaya aku dapat mengambil-Nya." Kata Yesus kepadanya: "Maria!" Maria berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani: "Rabuni!", artinya Guru. Kata Yesus kepadanya: "Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu."

Pergi kepada Bapa menjadi kepentingan tunggal bagi Yesus, setelah ia mati di kayu salib dan bangkit dari antara orang mati pada hari ketiga sebagaimana ia telah menyatakan sebelumnya: Markus 8:31-33, Lukas 9:22; 18:31-33.

Begitu sukar untuk dipahami, tak terkecuali guru kitab suci bernama Nikodemus pun gagal untuk memahami Yesus beserta pengajaran keselamatan yang datang dari Allah dan bukan karena usaha atau serangkaian upaya manusia. karena pernyataan ini sangat terkait dengan tujuan tunggal yang diembannya: melakukan tindakan penyelamatan manusia jika memandang atau percaya kepadanya

Ia naik ke sorga atau harus pergi kepada Bapa, dengan demikian, sangat erat kaitannya untuk apa Ia datang ke dalam dunia menjadi manusia. Apakah yang telah  diselesaikannya sehingga baru kemudian Ia dapat naik ke sorga. Di makamnya serta disaksikan juga oleh malaikat, Yesus berkata:

"Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa,”

Sekarang, ini pernyataan yang begitu janggal karena terkait tubuhnya, Ia harus pergi kepada Bapa! Jadi nampak jelas dan tak terbantahkan, jika apa yang dilakukan atau dikerjakannya dalam untuk apa Ia datang ke dalam dunia ini adalah pekerjaan yang hanya dapat genap melalui dan di dalam tubuh Yesus itu sendiri.

0 Ucapan Yesus Kristus yang Paling Dibenci



Oleh: Martin Simamora

"Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun…”

Siapakah Yesus yang Berkata Demikian?
Tidak ada yang lebih hebat dari perkataan Yesus satu ini sehingga mampu menimbulkan penolakan dalam beragam rupa bukan saja pada non pengikut Kristus tetapi bahkan mereka yang mengaku sebagai pengikut Kristus, akan sangat berkeberatan dengan pernyataan Yesus yang ini:

Yohanes 14:6 Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.

Statement yang begitu kuat mengesankan arogansi, kesombongan, dan paling benar sendiri, oleh Yesus sendiri telah dimaksudkannya sebagai sebuah kebenaran yang sangat absolut untuk sampai diabaikan. Jadi ketika ia menyatakan “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun…. Kalau tidak melalui Aku, ia menyampaikannya dengan sederet penekanan agar pendengarnya tahu, jika ini  bukan kebenaran dirinya sendiri tetapi Allah pemiliknya. Perhatikan bagaimana Yesus mengajukan pernyataan tersebut sebagai kebenaran absolut yang datang dari Allah:

Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia."- Yohanes 14:7



Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya.- Yohanes 14:10



Kata Yesus kepadanya: Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku- Yohanes 14:6



Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri.- Yohanes 14:11



Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa;- Yohanes 14:12

Problem segera menyeruak. Benarkah perkataan atau pernyataan Yesus tersebut, adalah kebenaran dari Allah? 

Jangankan anda, bahkan para murid Yesus pun memiliki problem paling sukar dalam kehidupan rohani mereka, terhadap perkataan atau ajaran Yesus Sang Guru mereka sendiri. Bagaimana dengan anda, apakah pernyataan Yesus ini telah menjadi problem terkeras dalam kehidupan spiritual anda, sehingga lebih baik untuk tidak dipegang sebagai kebenaran? Hanya anda yang tahu.

0 Ketika Manusia Merasa Terhina oleh Kedaulatan Allah



Oleh: Martin Simamora

Pengenalan & Perjumpaan dengan Tuhan Bukan Soal Seberapa Besar Perjuangan  Seorang Untuk Mengejar-Nya, Tetapi Karena Bapa Menganugerahkannya Melalui Anak dan Roh Kudus dalam Pembacaan Firman Tertulis

Ini adalah problem yang dahsyat karena pada hakikatnya manusia adalah makhluk yang berpikir, memiliki hati nurani dan mampu mengembangkan nilai-nilai luhur dan spiritualitas terhadap Tuhan. Jika dikatakan bahwa tidak ada satupun yang dapat pada dirinya sendiri mengejar pengenalan dan perjumpaan dengan Tuhan, maka reaksi pertama manusia adalah: tidak percaya, mengada-ada dan berarti meniadakan peran-peran  manusia yang semestinya. Mari kita perhatikan  interaksi Yesus Kristus berikut ini:

Yohanes 5:37 Bapa yang mengutus Aku, Dialah yang bersaksi tentang Aku. Kamu tidak pernah mendengar suara-Nya, rupa-Nyapun tidak pernah kamu lihat,

Perkataan Yesus ini menegaskan bahwa mustahil bagi manusia dapat mengejar pengenalan akan Tuhan dan menemukannya pada usaha atau kerja kerasnya sendiri, oleh sebab satu hal yang tak mungkin, yaitu: 

Kamu tidak pernah mendengar suara-Nya
rupa-Nyapun tidak pernah kamu lihat

Ini bukan sebuah asumsi bahkan interpretasi, karena Sang Mesias selanjutnya menunjukan hal-hal praktis yang merupakan praktik sehari-hari manusia yang berupaya semaksimalnya melakukan pengejaran untuk mencapai Tuhan dan memiliki pengenalan atau perjumpaan dengan Tuhan. Perhatikan peringatan-peringatan Yesus berikut ini:

0 Peristiwa-Peristiwa Politik Dunia Senantiasa Dalam Tangan Tuhan:

Oleh: Martin Simamora


Ketika Penghakiman Tuhan Atas Sebuah Bangsa atau Negara Beserta Penduduknya Lebih Berat Daripada Sodom & Gomora


Pada faktanya, Alkitab menunjukan bahwa aspek kehidupan politik beserta dinamikanya sejak semula telah sepenuhnya  berada didalam kendali kedaulatan Allah atas damai, stabilitas, isnstabilitas, lahirnya dan lenyapnya sebuah bangsa dan atau negara, konflik, perang,  langgeng tidaknya sebuah rejim pemerintahan hingga  berbagai peristiwa politik yang akan senantiasa mewarnai bumi ini. Salah satu pernyataan politis atau bersifat politik bagi manusia adalah ini:

Seperti dahulu pada waktu Allah menunggangbalikkan Sodom dan Gomora serta kota-kota tetangganya, demikianlah firman TUHAN, demikianlah tidak akan ada orang lagi yang diam di sana dan seorang anak manusiapun tidak akan tinggal lagi di dalamnya.” (Yeremia 50:40)


“Lihatlah, suatu bangsa akan datang dari utara, suatu suku bangsa yang besar, dan banyak raja, akan bergerak maju dari ujung bumi. Mereka memakai panah dan tombak; mereka bengis, tidak kenal belas kasihan. Suara mereka gemuruh seperti laut, mereka mengendarai kuda, berlengkap seperti orang maju berperang, menyerang engkau, hai puteri Babel! Raja Babel telah mendengar kabar tentang mereka, tangannya sudah menjadi lemah lesu, kesesakan telah menyergap dia, ia kesakitan seperti perempuan yang melahirkan. Sesungguhnya, seperti singa yang bangkit keluar dari hutan belukar sungai Yordan mendatangi padang rumput tempat kawanan domba, demikianlah Aku akan membuat mereka lari dengan tiba-tiba dari negeri itu dan mengangkat di atasnya dia yang Kupilih. Sebab siapakah yang seperti Aku? Siapakah yang berani mendakwa Aku? Siapakah gerangan gembala yang tahan menghadapi Aku? Sebab itu dengarlah putusan yang telah diambil TUHAN terhadap Babel dan rancangan-rancangan yang telah dibuat-Nya terhadap negeri orang-orang Kasdim: Bahwa sesungguhnya, yang paling lemahpun di antara kawanan domba akan diseret. Bahwa sesungguhnya, padang rumput mereka sendiri akan merasa ngeri terhadap mereka. Bumi akan goncang karena kabar: Babel sudah direbut; ratap mereka akan terdengar di antara bangsa-bangsa!" (Yeremia 50:40-46)

Teks ini menunjukan bukan saja Allah sedang menghukum bagaikan atau sebagaimana dahulu atas Sodom dan Gomora, tetapi mengenai lenyapnya eksistensi sebuah territorial negara atau teritorial kota atau kebangsaan, sepenuhnya peristiwa-peristiwa yang berada di tangan Allah atau bukan sama sekali peristiwa yang berjalan begitu saja berdasarkan undian-undian perilaku manusia dalam instrumen-instrumen relasi antarnergara dengan segala instrumen yang dimiliki oleh sebuah negara atau kota  beserta warganya.

Pada kasus Sodom dan Gomora sendiri yang menjadi rujukan Yeremia, disingkapkan bahwa  Allah yang menunggangbalikan kedua kota itu, sementara fenomena yang terlihat oleh manusia, sama sekali tak akan menautkannya dengan Tuhan di mata bangsa-bangsa lain, tetapi peristiwa alam semacam ini:

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr. Erastus Sabdono Pada Keselamatan Di Luar Kristen (6.F)



Oleh: Martin Simamora

“Yesus Sang  Mesias, Satu-Satunya Benih Yang  Dijanjikan Kepada “Manusia” Di Eden, Untuk Menaklukan Pemerintahan Iblis Atas Umat Manusia(6.F)”


Sangat penting untuk dicamkan, ketika dinyatakan bahwa Yesus adalah satu-satunya jalan, kebenaran, dan hidup [Yohanes 14:6], maka ini bukan sebuah kebenaran  kategorial atau hanya sebatas pada pemegang Kitab Suci tertentu. Bahwa Ia satu-satunya jalan dan kebenaran dan hidup, karena hanya ada satu Tuhan pencipta langit, bumi, manusia beserta segala isinya yang menentukan apakah itu kekudusan, apakah itu keadilan dan apakah itu kasih berdasarkan diri-Nya sendiri karena kekudusan-Nya, keadilan-Nya dan kasih-Nya telah ada jauh sebelum adanya semua ciptaan itu sendiri, sebagaimana Ia ada di dalam kekekalan yang tak terselami dan tak terukurkan. Siapakah yang sanggup menghitung kekekalan dalam durasi dunia, setidak-tidaknya pada sebelum ada apa yang disebut ciptaan itu. Setidaknya  untuk dapat memahami bagaimanakah kasih, kekudusan, dan kekekalan itu bekerja dan memerintah di dalam kekekalan. Sampai secercah sinar kebenaran menyeruak dalam Kitab Musa pertama, kita dapat melihat sedikit dari kemuliaan-Nya yang tunggal itu:

●Kejadian 2:15-17TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu. Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."

Ketika membaca ini, maka DIA adalah satu-satunya jalan, kebenaran dan hidup. Ketika ketetapan yang tak hanya tunggal  tetapi absolut ini dilanggar maka “pastilah engkau mati,” terjadi. Tak ada satu saja ruang untuk: bertobat, membangun kembali komitmen untuk mentaati-Nya secara lebih baik, atau memperbaiki kekudusan hidup. Tidak ada. Apa yang terjadi  pada manusia kala melanggar adalah sebuah konsekuensi fatal yang tak dapat dipulihkan manusia itu, bagaimanapun caranya dan semenyesal apapun juga:

●Kejadian 3:2-7 Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: "Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan, tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati." Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: "Sekali-kali kamu tidak akan mati, tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat." Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya. Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.

●Kejadian 3:11 Firman-Nya: "Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?"


Sebuah pelanggaran saja, maka manusia itu segera menjadi malu dan mendapatkan diri mereka telanjang. Ketakpantasan berdiri dihadapan Allah segera menyeruak dan mengusai diri mereka. Dosa telah membuat mereka tak berani lagi menghampiri kedatangan Allah yang masih mau menyapa mereka!

Bagaimana mungkin hanya satu kali melanggar maka mati? Masakan IA begitu kaku? Sekudus itukah IA? Selurus itukah IA? Masakan IA tak memahami bahwa aku tak berdaya terhadap muslihat iblis?
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9