Oleh: Martin Simamora
"Akulah Dia, Dan Kamu Akan Melihat Anak
Manusia Duduk Di Sebelah Kanan Yang Mahakuasa Dan Datang Di Tengah-Tengah Awan-Awan
Di Langit"
Anak Manusia yang Telah
Turun Dari Sorga Dan yang Telah Naik Ke Sorga
Salah satu pernyataan Yesus
yang begitu sukar untuk dipahami siapapun baik di eranya dan kini, adalah
ketika ia menyatakan bahwa hanya dialah
yang pernah
turun dari sorga dan naik ke sorga:
Yohanes 3:13 Tidak ada seorang pun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia.
Perhatikan bahwa inilah yang
segera dinyatakan oleh Yesus pada saat kebangkitannya dari antara orang mati:
Yohanes
20:13-17 Kata malaikat-malaikat itu kepadanya: "Ibu, mengapa engkau
menangis?" Jawab Maria kepada mereka: "Tuhanku telah diambil orang
dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan." Sesudah berkata demikian ia
menoleh ke belakang dan melihat Yesus berdiri di situ, tetapi ia tidak tahu,
bahwa itu adalah Yesus. Kata Yesus kepadanya: "Ibu, mengapa engkau
menangis? Siapakah yang engkau cari?" Maria menyangka orang itu adalah
penunggu taman, lalu berkata kepada-Nya: "Tuan, jikalau tuan yang
mengambil Dia, katakanlah kepadaku, di mana tuan meletakkan Dia, supaya aku
dapat mengambil-Nya." Kata Yesus kepadanya: "Maria!" Maria
berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani: "Rabuni!",
artinya Guru. Kata Yesus kepadanya: "Janganlah engkau memegang Aku, sebab
Aku belum pergi kepada Bapa,
tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa
sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan
Allahmu."
Pergi
kepada Bapa menjadi kepentingan tunggal bagi Yesus, setelah ia mati di kayu salib dan bangkit
dari antara orang mati pada hari ketiga sebagaimana ia telah menyatakan
sebelumnya: Markus 8:31-33, Lukas 9:22; 18:31-33.
Begitu sukar untuk dipahami, tak terkecuali guru kitab suci bernama Nikodemus pun gagal untuk memahami Yesus beserta pengajaran keselamatan yang datang dari Allah dan bukan karena usaha atau serangkaian upaya manusia. karena pernyataan ini sangat terkait dengan tujuan tunggal yang diembannya: melakukan tindakan penyelamatan manusia jika memandang atau percaya kepadanya.
Ia naik ke sorga atau harus
pergi kepada Bapa, dengan demikian, sangat erat kaitannya untuk apa Ia datang ke dalam dunia menjadi manusia. Apakah yang
telah diselesaikannya sehingga baru
kemudian Ia dapat naik ke sorga. Di makamnya serta disaksikan juga oleh
malaikat, Yesus berkata:
"Janganlah
engkau memegang Aku, sebab Aku
belum pergi kepada Bapa,”
Sekarang, ini pernyataan yang
begitu janggal karena terkait tubuhnya, Ia harus pergi kepada Bapa! Jadi nampak
jelas dan tak terbantahkan, jika apa yang dilakukan atau dikerjakannya dalam
untuk apa Ia datang ke dalam dunia ini adalah pekerjaan yang hanya dapat genap
melalui dan di dalam tubuh Yesus itu sendiri.
Jika kita mau memperhatikan
sejumlah catatan pada injil yang menunjukan untuk apa Ia datang ke dalam dunia,
maka kita akan melihat bahwa pemberitaan Yesus selama di bumi ini berpondasi
pada dirinya sendiri dalam ia memberitakan Injil Kerajaan Allah. Ia senantiasa
menautkan memberitakan Injil Kerajaan Allah dengan pernyataan “untuk itulah Aku
diutus.” Sebuah statement diri yang menunjukan kekhususan desain yang hanya ada
pada dirinya dan tidak bisa dilakukan oleh yang lain-siapapaun juga. Mari kita
membaca beberapa catatan injil berikut ini:
►Lukas
4:43 Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan
Injil Kerajaan Allah sebab untuk
itulah Aku diutus."
►Markus
1:38 Jawab-Nya: "Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang
berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang."
Dengan demikian, tidak
mungkin kabar baik itu tak berhubungan dengan mengapa atau apa yang menjadi
tujuan kedatangannya. Ada satu desain atau rancangan Allah yang dibenamkan
Allah sendiri pada tubuhnya, pada dirinya saja. Jadi apakah yang akan
dilakukannya terkait dirinya sendiri, atau apakah yang harus dan akan terjadi
pada dirinya selain ia memberitakan Injil
dalam rumah-rumah ibadat di Yudea. (Lukas 4:44).
Untuk mengerti apakah yang
harus terjadi pada tubuhnya dan dirinya, mari kita memperhatikan pernyataan
Yesus berikut ini:
Yohanes
12;27 Sekarang jiwa-Ku terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah
Aku dari saat ini? Tidak, sebab untuk
itulah Aku datang ke dalam saat ini.
Di sini, Yesus berkata untuk
itulah Aku datang ke dalam saat ini, secara jelas bertaut dengan dirinya sendiri.
Namun nampaknya dalam pandangan banyak orang, bukan hal yang menggembirakan.
Sehingga ia berkata: selamatkanlah Aku saat ini?
Apakah yang harus
terjadi pada tubuhnya dan dirinya
sebagai sebuah tujuannya sejak ia ada di dalam rahim ibunya? Beginilah injil
Yohanes menjelaskannya:
Yohanes
12:32 dan Aku, apabila Aku
ditinggikan dari bumi, Aku
akan menarik semua orang datang kepada-Ku."
Injil Yohanes memberikan
penjelasan terhadap apakah maksud pernyataan Yesus yang berbunyi: apabila Aku
ditinggikan dari bumi yaitu: untuk
menyatakan bagaimana caranya Ia akan mati (Yohanes 12:33).
Apakan konten atau isi dari
untuk itulah Aku datang kedalam saat ini? Kita bisa menjawabnya: Ia datang untuk mati dalam rancangan
Allah. Mengapa saya menuliskan kematiannya sebagai kematian dalam rancangan Allah, itu karena terkait apa yang
menjadi tujuan dalam ia menjadi mati dan di dalam kematian itu sendiri. Coba
kita memperhatikan apa yang menjadi penjelasan Yesus terkait tujuan dirinya datang
ke dalam dunia ini yang hanya akan genap
kalau ia mati:
Yohanes
12:23-24Tetapi Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Telah tiba saatnya Anak
Manusia dimuliakan. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya
jikalau
biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja;
tetapi jika
ia mati, ia akan menghasilkan banyak
buah.
Sekarang kita melihat kabar
baik di balik ia dibunuh atau mengalami kematian dan kabar baik dalam kematian
itu sendiri, yaitu: ia dapat menghasilkan banyak kehidupan!
Sekarang kita dapat
melihat mengapa kabar baik dalam
kekristenan berjangkar secara kokoh hanya pada Yesus Sang Kristus saja. Atau,
dengan kata lain, dalam Yesus selalu cukup untuk memiliki kehidupan. Itu karena
Yesus berkata: jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah atau kehidupan
yang bersumber dari kematiannya.
Jadi kalau begitu, ada
apakah dengan kematiannya sehingga ia
dapat berkata: tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah. Pasti harus terjadi sesuatu yang
luar biasa sehingga kematiannya menghasilkan banyak buah atau banyak
keselamatan. Apakah Yesus ada menjelaskan perihal ini? Jawabnya ada. Mari kita
memperhatikan pernyataan Yesus berikut ini:
Yohanes
12:31 Sekarang berlangsung penghakiman
atas dunia ini: sekarang juga penguasa
dunia ini akan dilemparkan ke luar.
Peristiwa peninggian Yesus
atau kematian Yesus telah dinyatakan Yesus sendiri sebagai tak terpisahkan dari
penghakiman atas dunia ini dan penguasa
dunia ini akan dilemparkan ke luar. Jadi ada peristiwa penuh kuasa dalam
kematian Yesus yang melucuti penguasa dunia sehingga bukan lagi yang bertakhta
atas dunia ini sementara memang belum dibinasakan secara total.
Apabila Aku Ditinggikan
Dalam kematiannya ada sebuah
penghakiman yang telah berlangsung dan hasilnya telah final tanpa dapat
dibantah untuk dieksekusi yaitu: penguasa dunia ini dilemparkan ke luar. Apakah
wujud otentiknya bahwa penghakiman atas dunia dan penguasa dunia bersifat final
dan eksekusinya tak dapat dibantah lagi, adalah ini sebagaimana sabda Yesus:
Aku,
apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang
datang kepada-Ku."- Yohanes 12:32
Bahkan di hadapan Pilatus
dalam jam-jam jelang ia ditinggikan dari bumi, ia kembali menegaskan natur atau
hakikat kemanusiaannya yang akan menunjukan kebenaran pada dirinya sendiri:
Yohanes
18:37 Maka kata Pilatus kepada-Nya:
"Jadi Engkau adalah raja?" Jawab Yesus: "Engkau mengatakan,
bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya
Aku memberi kesaksian tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan
suara-Ku."
Tujuan kedatangannya ke
dalam dunia ini adalah untuk memberitakan injil atau memberitakan kabar baik. Tetapi bukan sebatas kata atau sabda
instruksional atau seperangkat pedoman hidup kudus dan benar di hadapan Allah,
tetapi semata-mata dirinya adalah kabar baik itu. Yesus di hadapan Pilatus menyatakan bahwa
dirinya telah memiliki sebuah tujuannya ia dikandung oleh bundanya Maria: untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia,
supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran. Ini menunjukan bahwa Ia
telah memiliki tujuan yang tak terpisahkan mengapa
Ia harus dilahirkan ke dalam dunia ini.
Bahwa dalam kematiannya Ia
memiliki kuasa untuk menghakimi dunia dan penguasa dunia telah dilemparkan
keluar merupakan kuasa yang otentik, ditunjukan oleh Yesus melalui peristiwa
Musa meninggikan ular di padang gurun. Ia berkata begini:
▬Yohanes 3:14-15Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan,supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.
Pada peristiwa Musa, ular
yang ditinggikan itu memiliki kuasa untuk membebaskan siapapun yang telah
dipagut ular sehingga sekarat dari maut, asalkan memandang ular yang
ditinggikan itu. Mari perhatikan peristiwa itu dalam kitab Taurat Musa:
Bilangan
21:8-9 Maka berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Buatlah ular tedung dan taruhlah
itu pada sebuah tiang; maka setiap orang yang terpagut, jika ia melihatnya, akan tetap hidup." Lalu Musa membuat ular
tembaga dan menaruhnya pada sebuah tiang; maka jika seseorang dipagut ular, dan
ia memandang kepada ular tembaga itu, tetaplah ia hidup.
Kabar baik yang Yesus
beritakan adalah dirinya yang akan mati terpaku pada kayu salib-ditinggikan
dari bumi. Bahwa itu adalah kuasa otentik yang lahir dari kematiannya untuk memberi
hidup pada siapa yang memandang atau percaya. Kalau dikatakan bahwa keselamatan
bukanlah upaya manusia sama sekali, tetapi semata anugerah, maka akar pada
perjanjian lama terletak tepat pada kitab Musa itu sendiri. Dikatakan disitu
sebagai inisiatif dan usaha Allah untuk mendatangkan keselamatan di dunia
dengan mengirimkan keselamatan ke dalam dunia, jadi bukan karena upaya
moralitas dan upaya berjuang hidup suci, sementara dalam kedua hal tersebut
tetaplah corak kehidupan orang-orang tebusan yang bergaul dalam Tuhan yang
kudus dan kasih.
Begitulah pada Yesus, dan
itulah tujuan kedatangan Yesus.
Sehingga, kini kita mengerti
mengapa tubuh Yesus begitu mulia untuk disentuh oleh seorang manusia yang
bagaimanapun juga, karena tubuh itu datang dari Bapa dan kembali kepada Bapa
sebagai empunya keselamatan yang bersemayam dalam tubuh Yesus Kristus.
Terangkat Ke Sorga
Duduk Di Sebelah Kanan Allah
Kenaikan Yesus kepada Bapa,
dengan demikian merupakan bukti penggenapan tujuan kedatangannya ke dalam dunia
ini. Jika ia gagal sebagaimana ular ditinggikan di padang gurun dapat
memberikan kuasa keselamatan semacam ini: jika
seseorang dipagut ular, dan ia memandang kepada ular tembaga itu, tetaplah ia
hidup, maka ia mustahil untuk naik ke sorga.
Jika gagal sedikit saja maka
mustahil Yesus berkata begini:
Yesus mendekati mereka dan
berkata: "Kepada-Ku telah
diberikan segala kuasa di
sorga dan di bumi- Matius 28:18
Jika ia gagal tepat pada saat ditinggikan dari bumi dan
dalam kematiannya gagal untuk memberikan kuasa yang membebaskan manusia dari
kuasa maut, maka ia gagal untuk menuntaskan misi keselamatan itu.
Tetapi pertanyaannya,
mungkinkah ia sedikit saja gagal? Jika ia punya potensi sedikit saja gagal,
maka Allah dapat gagal ketika ia memiliki rancangan keselamatan yang dari-Nya melalui tindakan yang harus
dilakukan Musa, yaitu:
“Buatlah ular tedung dan taruhlah itu pada sebuah tiang;
maka setiap orang yang terpagut, jika ia
melihatnya, akan tetap hidup."- Bilangan 21:8
Kabar baik atau injil pada
Bilangan 21:8 itu sama saja dengan sabda Yesus ini:
Yohanes
3:16-18 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah
mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya
kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah
mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk
menyelamatkannya oleh Dia. Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan
dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia
tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah.
Setelah kebangkitannya,
Yesus berkata "Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku
belum pergi kepada Bapa.” Dan Injil Markus menuliskan begini
mengenai Yesus yang harus pergi kepada Bapa:
▬Markus
16:19 Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke sorga, lalu duduk di sebelah kanan Allah.
Bahwa Ia duduk di sebelah
kanan Allah merupakan ucapan Yesus yang begitu terkenal dan menggoncangkan para
pendengarnya yaitu para pemuka agama:
Markus
14:60-62 Maka Imam Besar bangkit berdiri di tengah-tengah sidang dan bertanya
kepada Yesus, katanya: "Tidakkah Engkau memberi jawab atas tuduhan-tuduhan
saksi-saksi ini terhadap Engkau?" Tetapi Ia tetap diam dan tidak menjawab
apa-apa. Imam Besar itu bertanya kepada-Nya sekali lagi, katanya: "Apakah
Engkau Mesias, Anak dari Yang Terpuji?" Jawab Yesus: "Akulah Dia, dan kamu
akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa
dan datang
di
tengah-tengah awan-awan di langit."
Di teks ini bahkan kita
menemukan Yesus sudah menyatakan bahwa ia akan datang kembali ke dunia ini
dalam cara yang dapat dilihat oleh mata telanjang, setelah Ia naik ke sorga untuk duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa!
Kenaikannya ke sorga adalah
sepasti kematiannya pada salib, dan keselamatan bagi manusia yang bersumber
pada Anak Manusia yang dipakukan pada kayu salib adalah sepasti kematiannya
pada salib itu. Dan itu semua terjadi karena Ia telah menggenapi apa yang
menjadi tujuannya datang ke dalam dunia ini tanpa potensi gagal sedikit saja,
sama pastinya dengan ia berkata dalam pengadilan dirinya kepada Imam Besar
bahwa Mesias, Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di
tengah-tengah awan-awan di langit.
Sekarang keselamatan tetap
terjadi dengan memandang pada Yesus Kristus yang telah ditinggikan dari bumi,
tetapi kali ini ia telah ditinggikan dari bumi sebagai Dia yang duduk di
sebelah kanan Yang Mahakuasa. Surat Ibrani karena itu menuliskan begini terkait
Yesus adalah sumber kekuatan bagi setiap orang yang beriman kepada Yesus, dalam
menjalani kehidupan dalam keselamatan yang telah diberikan-Nya:
Ibrani
12:1-4 Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi
kita, marilah kita menanggalkan semua
beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam
perlombaan yang diwajibkan bagi kita. Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus,
yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada
kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti
sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang
duduk di
sebelah kanan takhta Allah. Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun
menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang
berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa. Dalam pergumulan kamu
melawan dosa kamu belum sampai mencucurkan darah.
Sekarang ia duduk di sebelah
kanan takhta Allah. Bagi setiap orang yang telah diselamatkannya, ia tetap
sumber kepastian dan keamanan keselamatan sementara dalam hidup ini penuh
dengan pergumulan dan penanggalan semua beban dosa. Itu semua pasti dapat
dilakukan jika kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus. Dalam
hidup yang harus berbeda dari dunia ini dan harus berbeda dengan
kecenderungan-kecenderungan dosa, percayalah, bukan dirimu sumber kekuatan dan
perubahan sejati, sementara dalam menjalani kehidupan yang telah diselamatkan,
kini ada bagian kita yang harus dilakukan: menanggalkan
semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun
dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.
Karena Kristus adalah Dia
yang datang dari sorga ke dunia ini untuk sebuah tujuan yang menggenapkan
secara lebih sempurna dan kekal pada keselamatan yang datang dari Allah melalui
peninggian ular di padang gurun oleh Musa, maka Yesus pada dirinya sendiri
bukan saja sumber keselamatan, tetapi sumber daya dan sumber kesetiaan untuk
hidup berkenan kepada Bapa. Apakah yang harus kita lakukan sementara memandang
pada Yesus? Ini: menanggalkan semua beban
dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam
perlombaan yang diwajibkan bagi kita.
Inilah kehidupan yang kita
miliki dari Yesus Kristus, dan semua itu kita lakukan berdasarkan iman yang
juga bukan berdasarkan kekuatan otot-otot rohani saya dan anda, tetapi
berdasarkan kekuatan iman yang datang dari Yesus yang duduk di sebelah kanan
takhta Allah : yang memimpin kita dalam
iman, dan yang membawa iman kita itu
kepada kesempurnaan.
Kini, bisakah kita melihat
betapa agung dan mulianya pemeliharaan Sang Mesias bagi kita di dunia ini,
sementara ia duduk di sebelah kanan takhta Allah, hingga ia menggenapi apa yang
telah ia katakan kepada imam besar dalam pengadilan dirinya: "Akulah
Dia, dan kamu akan melihat Anak Manusia duduk
di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di tengah-tengah awan-awan di langit."
Kini, Ia duduk di sebelah
kanan Yang Mahakuasa untuk apa? Untuk memimpin iman saya dan anda; untuk
membawa iman saya dan anda kepada kesempurnaan. Sebagai yang berkuasa penuh, ia
kini adalah Sang Mesias yang memerintah dan memimpin perjalanan hidup iman saya
dan anda , hingga kesudahan. Jadi beginilah perjalanan kita saat ini hingga
kesudahannya dalam pimpinan Yesus: menanggalkan semua beban dan dosa yang
begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang
diwajibkan bagi kita.
Betapa luar biasanya hidup
dalam pimpinan Yesus yang kini duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa. AMIN
Soli Deo Gloria
No comments:
Post a Comment