F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

Showing posts with label Faith. Show all posts
Showing posts with label Faith. Show all posts

0 Renungan 2017 Menuju 2018



Oleh: Martin Simamora

Tinggal Didalam Kristus, Sebuah Desain Masa Depanmu dalam Pemerintahan Bapa


Yesus berkata begini pada satu kesempatan:

Yohanes 15:4-5 Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.

Pertanyaan tersukar untuk dijawab terkait masa depan, adalah: seproduktif apakah kelak, setinggi apakah kualitasnya, dan setangguh apakah untuk dapat bertahan dalam cuaca-cuaca terburuk sehingga tetap produktif. Tentu saja teks Yohanes 15:4-5 tidak sedang membicarakan sebuah masa depan bisnis atau ekonomi, tetapi masa depan iman dan kehidupan beriman yang produktif.

Ini adalah kehidupan beriman yang diselenggarakan dan didesain dalam sebuah bentang tujuan untuk dicapai: hari ini akan menghasilkan sebuah produktivitas pada sebuah hari di masa depan untuk dipanen oleh pemiliknya. Begini kehidupan beriman itu:

- Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu
- juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku

0 “Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya” (3Q-3g6- Selesai)

Oleh: Martin Simamora



Bacalah lebih dulu bagian3Q-3g5


Yesus bukan saja menunjukan siapakah dia, namun apa yang juga begitu pentingnya bagi dunia ini, yaitu menunjukan bagaimanakah keadaan manusia itu di hadapan Allah. Tak satupun manusia yang dapat menunjukan kehakikatannya adalah mahkluk-mahkluk mati terhadap kehendak dan menggenapi kudus Allah. Manusia tak memiliki suara-suara didalam jiwanya sendiri untuk memerintahkan pada dirinya dalam kuasa penuh: datangilah Yesus dan ikutilah dia, apapun juga yang dikehendakinya. Yesus juga menunjukan ketakberdayaan manusia itu untuk mendengar dan melakukan; untuk menaati dan bertekun di dalam ketaatannya, sebab tak ada kehidupan pada jiwanya yang sehakikat dengan kehendak Allah. Begitu jauh dan begitu dalamnya ketakterjangkauan jiwa manusia itu untuk menyambut perintah-Nya, sekalipun Sang Kerajaan Allah begitu dekat, yang berbunyi: “Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya-Matius 7:13.” Tragedi manusia yang dianggap abstrak, kini begitu otentik. Kejatuhan Adam yang dikatakan menjalari seluruh generasi manusia:

Roma 5:12,14 Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa, (14) Sungguhpun demikian maut telah berkuasa dari zaman Adam sampai kepada zaman Musa juga atas mereka, yang tidak berbuat dosa dengan cara yang sama seperti yang telah dibuat oleh Adam, yang adalah gambaran Dia yang akan datang

Memang dipertontonkan begitu keras oleh Yesus dalam khotbah-Nya di bukit.


Memang benar, semua manusia setelah Adam tidak berbuat dosa sebagaimana Adam telah lakukan, tetapi tegas dinyatakan bahwa dosa bukan sekedar soal perbuatan yang melanggar ketetapan Allah,tetapi momentum berkuasanya maut atas segenap manusia. Maut mencengkram semua manusia. Itu sebabnya dalam epistel Ibrani, kematian Yesus begitu bertaut dengan problem abadi bagi manusia yang mustahil ditanggulanginya: “maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut-Ibrani 2:14, atau dalam  ucapan Yesus sendiri: “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup- Yoh 5:24.”

0 “Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya” (3Q-3g5)

Oleh: Martin Simamora


kredit: thewealthfountain.com
Bacalah lebih dulu bagian 3Q-3g4

Wujud kebedaan [Matius 7:28-29] Yesus dengan ahli-ahli Taurat lainnya adalah penekanan satu-satunya pada kesempurnaan Bapa didalam maksud dan didalam pewujudan maksud Bapa itu yang bersemayam di dalam diri Kristus (kehendak diri Kristus, sejatinya tak pernah eksis oleh sebab kehendak Bapa yang memerintah absolut), berlangsung sempurna dan berdaulat yang terpancar dari perkataan [Yohanes 12:49] dan berbagai pewujudan di dalam tindakan-tindakan [Yohanes 4:34, 6:38, 8:29, 17:4] olehnya. Dengan demikian Yesus kala berada di bumi, bukan sekedar Guru yang mengajarkan kitab suci atau seorang nabi yang mensyi’arkan agama, seolah ia adalah murid dari seorang  atau salah satu nabi besar. Kala Ia berkata, semacam ini: “Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya,” maka jelas Yesus sedang mengunjukan dirinya adalah Yang Berkuasa  bukan saja melakukan tetapi menyelesaikan atau menuntaskan pekerjaan Allah atau apa yang hanya berkuasa untuk dilakukan Allah. “Menyelesaikan pekerjaan-Nya,” dengan demikian adalah ke-Tuhan-annya, tanpa perlu berkata: “lihat Aku ini Tuhan.” Karena Allah pada hakikatnya bukan Allah yang  hanya  bercakap atau berbicara, tetapi berfirman (dengan demikian berfirman itu tak terpisahkan dengan kuasa untuk menggenapi apa yang dikehendaki firman itu sendiri) atau  bekerja mewujudkan segala ketetapan-ketetapan-Nya. Yesus dengan demikian, berdasarkan perbuatan dan perkataannya dengan demikian menunjukan ke-siapa-an dirinya dihadapan semua manusia. Tak ada sedikitpun kejengahan bagi dirinya sendiri untuk menuturkan perihal dirinya dalam kemuliaan dan kemartabatan Allah Sang Pencipta Langit Bumi, seperti ini: “Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Akupun bekerja juga - Yohanes 5:17.” Tak ada satu saja ruang penghakiman yang bisa dimunculkan baginya.

0 “Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya” (3Q-3g4)

Oleh: Martin Simamora



Bacalah lebih dulu bagian3Q-3g3

Sekarang, Yesus secara sangat tajam memandang kepada mereka yang telah dilepaskan dari kehakikatan mereka yang digambarkannya bagaikan “anjing dan babi,” saat ia bersabda “Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik [bukan malapetaka] kepada mereka yang meminta atau bermohon kepada-Nya untuk pertolongan atau jawaban- Mat 7:9-11." 


Ini adalah sebuah pengajaran  yang menakjubkan pada 2 realita sekaligus. Pertama: Yesus mengatakan bahwa dihadapan Allah, dunia manusia yang mengandung kebenaran-kebenaran luhur telah ditegaskannya sebagai tak berkuasa mengubah hakikat manusia yang jahat menjadi berkenan di hadapan-Nya. Saat Yesus berkata “jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu.’ Sebelumnya kita telah melihat sebuah larangan yang begitu keras yang harus dilakukan oleh murid-murid-Nya ”jangan memberikan mutiara dan barang kudus kepada babi dan anjing,” sebuah relasi di dalam kematian, yang menunjukan relasi manusia-manusia pada hakikatnya dengan Allah. Dan, sekarang Yesus menyingkapkan kehidupan mereka yang telah memiliki hakikat baru dari bagaikananjing dan babi terhadap mutiara dan barang kudus menjadi bagaikan “anak-anak terhadap Bapa di sorga.” Kedua: Yesus mengajarkan bahwa  fondasi hubungan anak – anak Bapa terhadap Bapanya yang di sorga, adalah  percaya atau beriman kepada Bapa sebagai sumber di atas segala sumber jawaban atas tantangan dan kekuatan untuk mengarungi atau menghadapi berbagai problem perjalanan hidupnya; bahwa Bapa adalah  Sang Penjawab doa yang bukan sekedar menjawab memenuhi segala permintaanmu dan permohonanmu, namun Ia adalah Sang Mahatahu atas apapun yang  terbaik dari-Nya untuk diterima oleh anak-anak-Nya. Apa yang menunjukan bahwa Bapa itu lebih baik daripada ayah-ayah dunia ini, bukan pada menjawab segala apapun yang diminta dan sesegera mungkin dijawab, tetapi, bagaimana Bapa memiliki kebaikan yang tak terjamah atau tak mungkin dilakukan oleh ayah-ayah di dunia ini: “jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga


Apalagi” bukan sebuah perbandingan, tetapi pada apa yang begitu sempurna dan begitu berkuasa dan tak tak dapat gagal. “Di sorga” adalah realita yang membuat diri-Nya tak dapat diperbandingkan pada sebuah kemuliaan yang dapat dilahirkan diri manusia. Semua kemuliaan manusia tak bernilai dihadapan-Nya.

0 “Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya” (3Q-3g3)

Oleh: Martin Simamora



Bacalah lebih dulu bagian 3Q-3g2

“Pohon” Yesus Kristus sejak mula dalam pengajarannya di bukit, sudah menunjukan penghakiman beserta penghukumannya yang begitu tajam terhadap semua “pohon” kebenaran yang berasal dari dunia,  kesemuanya itu berasal dari  bawah dan, bagi Yesus, hanya dirinya dan pengajarannya yang berasal dari atas. Sang Kristus,dengan demikian, menyatakan bahwa dia adalah Tuan atas segala perkataannya, bahwa Ia adalah Tuhan atas segenap perkataannya -berkuasa untuk mengajar/memerintahkan apa yang dikatakannya sebagai yang secara sempurna ia sendiri menggenapinya, berkuasa untuk menghakiman segala apapun yang berada diluar dirinya dan menolak kebenarannya dalam cara yang sesantun sekalipun.

Dalam hal tersebut, kesempurnaan hukum atau kehendak Allah yang kudus tak lagi dijumpai dan terletak dalam huruf-huruf  hukum Taurat dan kitab-kitab nabi [Yohanes 5:39-40], tetapi pada diri  Yesus sebagai penggenap dan perkataan Yesus yang adalah hukum dan kehendak Allah kudus yang sempurna- perkataannya adalah firman yang tertulis itu sendiri [ Yohanes 5:46-47]. Sehingga,  firman  kehendak Allah yang sempurna dan kudus itu kini hadir atau menghadirkan dirinya dihadapan  para manusia sebagai Dia yang secara langsung bersabda. Sang Kudus dihadapan semua manusia yang berdosa. Inilah dia Sang Kristus kala hadir atau datang ke dunia ini, inilah dia adanya kala mengajar dan menghakiman segala sesuatu di dalam pengajarannya di bukit kala itu.


Kehadiran Allah, yang megah, di puncak gunung Sinai, sekarang terjadi kembali, tetapi tidak perlu ada yang mati seketika sehingga meregang nyawa karena mendekat kepada Allah [Keluaran 19:9-12] yang sedang meyabdakan segenap hukum dan segenap kehendak-Nya yang kudus berkat Sang Firman yang datang mengambil wujud manusia yang membungkus segenap kemuliaan-Nya dalam tubuh daging yang dirajut oleh Roh Kudus [Ibrani: 1:6,10:5; Mat 1:18; Luk 1:35] di dalam kandungan ibu-Nya, Maria.

0 “Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya” (3Q-3g2)

Oleh: Martin Simamora



Bacalah lebih dulu bagian 3Q-3g1

Ketika Allah disebut atau dipanggil sebagai Bapa, itu bukan sebuah pendekatan atau belaka cara pandang manusia terhadap Allah, bahwa Ia begitu dekat dalam sebuah jeritan harapan manusia untuk melihat-Nya demikian [yang mana ini sebuah hal yang begitu tersembunyi di kedalaman perut bumi, bagi jiwa manusia untuk sampai memandang Allah demikian, jika bukan sebuah mujizat!], menurut penilaian atau pengimanan jiwa manusia saja. Bukan, ini bukan soal emosional, soal psikologis, soal kasih yang berteriak dari bumi untuk membuka sorga! Tetapi, karena Yesus membawa masuk dan menyelenggarakan sebuah relasi dan kesatuan yang mustahil untuk dialami oleh manusia berdasarkan upaya manusia [bacalah Yohanes 6:37-38; Yohanes 5:20] :

Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu- Yoh 15:9


Perhatikan baik-baik, menjadi percaya atau beriman kepada Yesus Kristus dengan demikian disebut oleh Kristus, itu, bukanlah sebuah religiusitas atau spiritualitas yang dibangun berdasarkan teks-teks suci yang secara luar biasa dipelihara oleh Sang Empunya Firman, tetapi oleh sebuah kasih Allah dan tindakan kasih Allah. Kitab Suci  tanpa “Allah yang mengasihimu dan mengajakmu tinggal di dalam Kasih-Nya yang berasal dari Sorga dan lahir dari Bapa,” maka anda bagaikan orang buta dan tuli, bahkan dapat menjadi begitu bodohnya. Tanpa memiliki Kristus, Alkitab hanyalah buku yang menghantarkanmu dalam sebuah kepastian ke  neraka abadi! Dengarkanlah dia yang berkata:

Yohanes 5:39-40 Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu.

Bahkan, usaha keras manusia dalam ikhtiar terkudusnyapun tak melahirkan hidup yang didambakannya: hidup kekal bersama Allah yang menciptakannya: “menyelidiki Kitab-kitab Suci… menyangka mempunyai hidup yang kekal.”

Apakah bukti tertinggi ketakberdayaan manusia terhadap keselamatannya sendiri? Bahkan untuk sekedar menghakimi sesama saja, manusia tak ada  yang melakukannya sebagai yang tak bersalah. Semua bersalah, semua berdosa, bahkan kepekatan dosa manusia terdemonstrasikan kala manusia melakukan penghakiman, sebagaimana Yesus menunjukan:

0 “Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya” (3Q-3g1)

Oleh: Martin Simamora



Bacalah lebih dulu bagian 3Q-3f           

Bagi Yesus, Ia harus menyatakan dirinya adalah kebenaran tunggal. Ini bukan soal membangun hegemoni kebenaran yang kemudian berlaku begitu represif atau menindas kebenaran-kebenaran lainnya yang ada di bumi. Mengapa demikian? Karena bagi Yesus dan sebagaimana juga  kesaksian injil meneruskannya, tidak satu apapun, di dunia ini,  yang bahkan dapat disebut setitik terang kebenaran. Yesus dideklarasikan sebagai satu-satunya terang saat masuk ke dalam dunia ini, dengan kata lain, di dalam dunia ini, apa yang ada adalah kegelapan atau tak memiliki kehidupan:

Yohanes 1:5,9 Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya. Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia.

Yesus pada hakikatnya, menyatakan dirinya adalah Pelita atau Terang  tubuh manusia yang pada hakikatnya dikuasai kegelapan. Semua manusia memerlukan pelita tubuh itu yaitu diri sang Kristus sendiri:

Yohanes 1:4 Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.

Yohanes 8:12 Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup."


Yesus memberitakan realita semua manusia: “semua berjalan dalam kegelapan.” Yesus memberitakan kabar baiknya: “akulah terang dunia, barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan.” Bagi Yesus, apapun juga yang dihidupi manusia, termasuk keyakinan-keyakinan, kebenaran-kebenaran dan norma-norma atau moral-moral luhur, sekalipun luhur untuk dihidupi, dalam hal itu sekalipun, tak akan memiliki dan menghasilkan kuasa untuk melepaskan manusia dari kegelapan yang sedang Yesus maksudkan. Dengan demikian “terang manusia” di sini, bukanlah semacam pencerahan jiwa atau kebangkitan moralitas manusia untuk beranjak keluar dari kejahatan dan kekelaman  hati manusia, sebab dalam hal itu sekalipun, tak akan berkuasa mengeluarkan manusia dari problem kegelapan yang Yesus sedang  maksudkan.

0 “Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya” (3Q-3f)

Oleh: Martin Simamora



Bacalah lebih dahulu bagian 3Q-3e

Apa yang luar biasa pada Yesus Kristus saat ia sedang memvonis para ahli taurat dan orang-orang farisi, dan pada akhirnya semua orang, itu tak dilakukakannya sebagai yang hanya tunduk pada segala ketentuan hukum Taurat,atau bahkan hanya menggenapi dan sedang  melakukan koreksi demi koreksi, namun dilakukannya sebagai sosok yang sedang bersabda sebagaimana Allah sendiri yang bersabda. Perhatikan pola semacam ini:

Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita…Tetapi Aku berkata kepadamu- Matius 5:21-22; 33-34;38-39;43-44”


Sehingga Yesus seketika dan tanpa dapat ditahan oleh apapun sudah meletakan dirinya di atas segala guru,di atas segala kebenaran dan di atas segala interpretasi. Ia mengakhiri segala macam potensi kebenaran apapapun di luar dirinya kala berkata semacam ini: “tetapi Aku berkata kepadamu.” Ini mengakhiri semua bias kebenaran di dunia ini, tak hanya melucuti otoritas pengajaran para guru Yahudi, tetapi meletakan dirinya sebagai satu-satunya sumber kebenaran dan hidup. Sabda semacam ini menunjukan kematian manusia  yang  tak hanya legalistik namun terutama pada kerinduan dan kuasa jiwa untuk melakukan kehendak Bapa. Kematian yang tak dapat dikoreksi oleh kitab hukum itu sendiri sebab memang hendak menunjukan ketakberdayaan manusia dan manusia Yesus saja sang Penggenapnya[ ayat 17-20]. Hanya manusia Yesus yang dapat memenuhi tuntutan hukum semacam ini ”Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya. Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka- ayat 27-29”


Itulah kehendak Bapa di sorga,  kehendak-Nya sangat sempurna. Bagi Yesus tak pernah akan ada yang dapat disebut nabi-nabi kudus dari Allah, setelah kehadirannya di dunia ini, jika tak dapat mengajar dan melakukan  sebagaimana dirinya!

0 “Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya” (3Q-3e)


 Oleh: Martin Simamora

Bacalah lebih dahulu bagian 3Q-3d                

A.Pohon tidak baik pertama: para ahli Taurat dan orang-orang farisi


Ada apakah dengan para ahli Taurat dan orang-orang Farisi? Apakah kejahatan mereka sebagai sebuah pohon di mata Sang Kristus? Kita akan melihat sebuah penghakiman Kristus terhadap pohon ini, Yesus memulaikannya dengan dirinya sendiri sebagai pohon yang baik ,atau  tepatnya jauh begitu sempurna, sebelum akhirnya Ia memvonis pohon yang merupakan para ahli Taurat dan orang-orang farisi:

Matius 5:17-19 Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.(18) Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.(19) Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.


Mengapa Yesus berkata kepada mereka “janganlah kamu menyangka?” Jelas sekali Ia sedang mengoreksi sesuatu  yang tidak selaras dengan maksud kedatangannya dan dengan segala apa yang telah dilakukan dan diajarkannya. Ada  hal yang Yesus harus tegaskan untuk jangan pernah berpikiran sebagaimana yang ada di dalam benak mereka.


Sembari menyimpan satu pertanyaan paling krusial: Adakah satu saja diantara orang  Yahudi itu yang dapat menduduki satu posisi di dalam kerajaan Sorga, sekalipun paling rendah  karena pemenuhannya atas ketentuan hukum Taurat? 

Apakah penghakiman Yesus dalam hal ini?

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (3Q-3d)


“Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya”

Oleh: Martin Simamora


Bacalah lebih dulu bagian 3Q-3c

Ketika siapapun membaca Matius 7:24-29, sebagaimana dikutipkan oleh pendeta Dr. Erastus Sabdono, sebagai salah satu kontruksi pengajarannya yang membukakan pintu untuk keluarnya pengajaran semacam ini “Walaupun mereka tidak menerima Yesus tetapi memperlakukan sesamanya secara benar” [paragraf 21] maka harus dicamkan bahwa Yesus sedang mendasarkan pengajarannya pada fundamental tunggal: memiliki kehidupan Kristus sehingga memiliki kuasa untuk hidup berbuah. Kelihatan membosankan, bukankah, mendengarkan “pohon dan buahnya?” Saya   berharap jangan, sebab hal ini adalah jiwa atau kehidupan dari sorga yang dibawa oleh Yesus kala Ia lahir ke dunia ini. Mari terlebih dahulu membaca ini:

Matius 7:18 Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik

Matius 7:19 Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api.

Ketika Yesus membicarakan Matius 7:24-29, dan kemudian oleh pendeta Erastus diajarkan sebagai  manusia harus berusaha berkenan kepada Allah agar digarap [bahkan untuk digarap saja, manusia itu harus berjuang untuk berkilau agar menjadi titik perhatian Tuhan yang bernilai untuk diperhatikan], maka Yesus sama sekali tidak demikian. Ketika perbuatan-perbuatan baik tidak juga dihasilkan oleh sebuah pohon, maka  bagi Yesus yang harus disalahkan adalah pohonnya. Pohonnya yang diperiksa, bukan cabang! Mengapa demikian, bukankah Yesus pada Yohanes 15 menunjukan problem ada pada cabang yang  tidak berada didalam Kristus?

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (3Q-3c)


“Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya”

Oleh : Martin Simamora


Bacalah lebih dulu bagian 3Q-3b dan bagian 3Q-1


Kita masih belum beranjak dari paragraf akhir dari “Keselamatan Di Luar Kristen-03”, untuk melanjutkan teks-teks firman yang digunakan oleh pendeta Dr. Erastus Sabdono dalam mengajarkan: “bahwa berusaha berkenan kepada Bapa adalah sebuah jalan keselamatan, bahkan bagi yang tak beriman kepada Yesus Kristus” atau dengan kata lain, perbuatan-perbuatan baik merupakan bagian untuk membangun dan memiliki relasi dengan Bapa itu sendiri. Manusialah yang menjadi pembangun atau konstruktornya, bukan Bapa sebagaimana kita telah tinjau pada bagian-bagian sebelumnya. Sangat menarik saat pendeta Erastus menyentuh Yohanes 14:23-24, sebab teks ini justru menekankan sebuah relasi yang mustahil untuk dilakukan atau diupayakan oleh manusia, mari kita membacanya:

(23) Jawab Yesus: "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia.(24) Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firman-Ku; dan firman yang kamu dengar itu bukanlah dari pada-Ku, melainkan dari Bapa yang mengutus Aku.

Sang Mesias memulai pengajarannya dengan  apakah seorang itu memiliki relasi atau tidak, dengan berkata “jika seseorang mengasihi Aku” dan “barangsiapa tidak mengasihi Aku.


Hanya ada satu yang harus terjadi: mengasihi Kristus atau tidak sama sekali. Jika mengasihi Kristus maka kehidupan ilahi berlangsung pada kehidupan alamimu di dalam  kehidupanmu yang masih berbalutkan tubuh daging: menuruti firman-Nya. Penurutan anda kepada firman  pun masih bertaut kepada Yesus yang sudah tidak lagi di bumi ini, yang sudah begitu lama meninggalkan dunia ini. Bagaimana mungkin, perkataan-Nya pada Yohanes 14:23-24 masih merupakan kebenaran selama-lamanya?

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (3Q-3b)


“Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya”

Oleh: Martin Simamora

-

Bacalah lebih dulu bagian 3Q-3a

Sang Kristus yang kudus dan penuh kasih, bukan sedang berkonsepsi atau sedang berteologia bagaikan seorang guru  kitab suci yang berhasil menemukan sebuah formulasi iman dan apakah tindakan yang seharusnya dilakukan oleh mereka yang mengaku sebagai murid-muridnya sehingga menjadi dasar untuk sah disebut murid-Nya. Kala ia berkata “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku pada Yohanes 14:15,” itu pada hakikatnya merupakan pelukisan-Nya mengenai kehidupan orang-orang kepunyaan Bapa  [Yoh 17:6,9 dan 20] yang berlangsung di dalam kasih-Nya. Sebuah kasih yang menjadikan diri Sang Kristus bukan sekedar primadona jiwa, tetapi penguasa yang bertakhta di atas segala “aku-ku.” Sebuah deskripsi realita, bukan tentang  dua yang saling mencintai, tetapi bagaimana pada hakikatnya hanya  satu pihak yang berkehendak mencintai atau mengasihi, sementara pada hakikatnya pihak yang dicintai tak akan bisa mengasihinya karena tak mungkin untuk mengenalinya. Sebuah kasih agung dari Allah yang menyebabkan sebuah pemuliaan dan sebuah penaklukan diri  pada dia yang dikasihi, membuahkan : “akan menuruti segala perintahku.”


Inilah kasih yang dimaksudkan oleh kitab suci. Mengasihi semacam ini akan menjadi teramat janggal untuk dikatakan sebagai sebuah cinta atau mengasihi? Betapa terlihat Yesus menuntut demikian. Haruskah yang mengasihinya berlaku sebagaimana mau-Nya? Apakah benar kasih kepada Allah yang merupakan kasih karunia Bapa mengandung pemaksaan atau  hal yang legalistik?

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (3Q-3a)


“Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya”

Oleh: Martin Simamora


Bacalah lebih dulu bagian 3Q-1

Didalam semua injil dan juga pada keseluruhan pengajaran Yesus Kristus yang diteruskan oleh  para rasul [Matius 28:20], akan senantiasa dijumpai perintah-perintah atau instruksi-instruksi yang merupakan sabda Sang Kristus untuk dilakukan. Untuk ditaati dan dilakukan oleh siapa? Hanya oleh mereka  yang memiliki relasi. Penekanan ini penting, sepenting bagaimana Yesus sendiri senantiasa melandaskan setiap perintah-perintah-Nya pada sebuah fondasi tunggal yang dibangun-Nya sendiri: Dirinya sendiri. Mengapa demikian? Pertama-tama dan satu-satunya: karena Yesus sendiri menyatakan bahwa di luar dirinya tak ada apapun yang dapat diperbuat oleh seorang manusia sekalipun mengaku murid Kristus [Yohanes 15:5,8].


Jadi, kita,segera, akan melihat bahwa setiap orang yang mengikut Yesus sudah sepatutnya mengarahkan telinga dan perbuatannya kepada apa yang dikehendaki Kristus, di dalam setiap perintahnya pasti berdiam kehendak Bapa[Yohanes 12:49-50]. Saat pendeta Dr. Erastus Sabdono mengutip Yohanes 14:15,21,23,24  yang diperlakukan sebagai sebuah usaha manusia beriman untuk berkenan pada kekuatannya sendiri dan mengisolasi  berusaha berkenan sebagai tanpa keterhubungan dengan Kristus sehingga menjadi dasar bagi yang tak beriman kepada Kristus dapat masuk ke dalam kekekalan hidup [bukan penghukuman]: “Walaupun mereka tidak menerima Yesus tetapi memperlakukan sesamanya secara benar. Mereka akan diperkenan masuk dunia yang akan datang.”


Apakah Yesus pada Yohanes 14:15,21,23,24 memang mengajarkan sebagaimana pendeta Dr. Erastus Sabdono imani dan ajarkan?

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (3Q-2)

Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya”

Oleh: Martin Simamora


Bacalah lebih dulu bagian 3Q-1    

Sudah disingkapkan, bahwa 1Korintus 9:27 merupakan bagian dari pembelaan diri Paulus terhadap para pengeritiknya, mereka yang menolak diri Paulus dan menolak kerasulan  Paulus. Sementara Paulus menyatakan bahwa kerasulannya datang dari Yesus Kristus yang mengutusnya untuk memberitakan Yesus  itu sendiri, bukan sama sekali soal melatih tubuh sedemikian rupa agar berkenan dan sempurna di hadapan Bapa, sehingga setelah memberitakan Injil jangan ditolak Bapa. Bukan itu sama sekali. Sekarang, apakah 2 Korintus 5:9-10, juga berbicara hal yang sama? Bahwa jalan keselamatan itu,dengan demikian, adalah usaha diri anak-anak Allah atau siapapun juga manusia itu untuk dapat berkenan dan menjadi sempurna sebagaimana Bapa, sebab itu adalah jalan keselamatan? Sehingga, dengan demikian, keselamatan bukan bersumber dari kasih karunia yang menyelamatkan dan memelihara keselamatan itu hingga genap terwujud.

Mari, kita memperhatikan 2 Korintus 5:9-10:

(9) Sebab itu juga kami berusaha, baik kami diam di dalam tubuh ini, maupun kami diam di luarnya, supaya kami berkenan kepada-Nya. (10) Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat.

Apa yang sangat terlarang  pada teks  firman ini adalah mengabaikan apa yang menjadi dasar bagi Paulus untuk  menuliskan: “sebab itu juga kami berusaha.” Kebenaran apakah yang telah dimiliki oleh orang percaya sehingga Paulus berkata “sebab itu juga kami berusaha”, menjadi sangat penting untuk diketahui pertama-tama, dan pada ayat-ayat terdekat atau sebelumnya, sudah menunjukan maksudnya:

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (3Q-1)


“Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya”

Oleh: Martin Simamora


Bacalah lebih dulu bagian 3P-1 

Pada epistel-epistel para rasul pun demikian, tak pernah terjadi diajarkan perbuatan baik atau perjuangan-perjuangan memperkenankan diri sebagai sebuah jalan keselamatan, tak pernah dan apalagi  sebuah jalan keselamatan yang lain, tanpa Sang Kristus. Cukup sang  diri ini yang berupaya.

Namun demikian, pendeta Dr. Erastus Sabdono telah menghadirkan rasul Paulus sebagai rasul yang mengajarkan bahwa jalan keselamatan itu adalah perbuatan baik atau mengupayakan diri sendiri layak dihadapan Allah, dan bahkan tanpa Sang Kristus. Nampak pada paragraf  22 “Keselamatan Di Luar Kristen-03”:

Dalam hal ini kita bisa mengerti mengapa Paulus mengatakan bahwa Ia berusaha untuk berkenan kepada Allah (2Kor 5:9-10; 1Kor 9:27). Berusaha berkenan kepada Bapa sama dengan berusaha sempurna seperti Bapa. Inilah orang-orang yang menghargai perkataan Tuhan Yesus. Inilah orang-orang yang melakukan perintah Tuhan Yesus (Yoh 14:15, 21, 23, 24 dan lain-lain). Perintah Tuhan bukan hanya melakukan hukum-hukum tetapi yang bersedia menghargai perkataan Tuhan Yesus dengan melakukan kehendak Bapa atau berusaha berkenan kepada-Nya (Mat 7:24-29). Orang-orang yang berusaha berkenan kepada Bapa inilah orang yang mengasihi Dia. Mereka akan digarap oleh Allah untuk menjadi sempurna seperti Yesus. Orang-orang ini terbilang sebagai menerima Tuhan Yesus.

Saya akan memulai dengan 1 Korintus 9:27:
Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.

Apakah 1 Korintus 9:27 sedang mengajarkan supaya manusia Kristen berusaha berkenan kepada Allah, berusaha sempurna seperti Bapa? Sebagai dasar keselamatan?

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (3P-4b)


“Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya”

Oleh: Martin Simamora
Bacalah lebih dulu bagian 3P-4a

Apakah yang  dilakukan atau dikatakan oleh  Yesus kala berjumpa dengan seorang asing atau kali pertama berjumpa, dan diinginkannya untuk mengikut-Nya? Ada beragam tindakan dan beragam komunikasi yang dilakukan olehnya. Namun, yang pasti, sama sekali berbeda dan tak seperti yang dapat dibayangkan oleh siapapun juga. Orang berpikir Yesus akan mengajarkan sesuatu untuk dilakukan pada dirinya sendiri  dalam penuh kepatuhan tanpa sebuah celah, atau berpikir bahwa Ia tidak akan jauh berbeda dengan apa yang telah diajarkan oleh para guru-guru kitab suci Israel.



Tetapi, pada kenyataannya, Ia sama sekali berbeda, hingga pada sebuah puncak perbedaan yang melahirkan sebuah kebencian yang tak beralasan. Sejak permulaan Ia tampil di hadapan publik, kesan para pendangarnya: Ia memang berbeda:

Markus 1:21-22 Mereka tiba di Kapernaum. Setelah hari Sabat mulai, Yesus segera masuk ke dalam rumah ibadat dan mengajar. Mereka takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat.

Ia mengajar sebagai orang yang berkuasa, hal yang tak akan pernah dijumpai pada ahli-ahli Taurat! Berkuasa yang bagaimanakah? Perhatikan berikut ini:

Markus 1:23-26 Pada waktu itu di dalam rumah ibadat itu ada seorang yang kerasukan roh jahat. Orang itu berteriak: Apa urusan-Mu dengan kami, hai Yesus orang Nazaret? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah. Tetapi Yesus menghardiknya, kata-Nya: "Diam, keluarlah dari padanya!" Roh jahat itu menggoncang-goncang orang itu, dan sambil menjerit dengan suara nyaring ia keluar dari padanya.


Mengajar bukanlah hal yang luar biasa, atau yang membedakan Yesus dengan para ahli Taurat, namun pada kuasa  yang bersemayam di dalam dirinya sebagai seorang pengajar, itulah yang membuat Yesus sungguh-sungguh tidak sama. 

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (3P-4a)


“Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya”

Oleh: Martin Simamora



Bacalah lebih dulu bagian 3P-3, 3P-2 dan 3P-1

Memisahkan Yesus Dari Buah-Buah Mulia
Manusia berbuat baik; manusia berbudi luhur dan manusia-manusia berteladan agung, tanpa  penebusan  oleh Allah, apakah  mereka menurut Alkitab dan Allah?

Mazmur 16:2 Aku berkata kepada TUHAN: "Engkaulah Tuhanku, tidak ada yang baik bagiku selain Engkau!"

Mazmur 16:11 Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan     

Mazmur 14:2 TUHAN memandang ke bawah dari sorga kepada anak-anak manusia untuk melihat, apakah ada yang berakal budi dan yang mencari Allah. Mereka semua telah menyeleweng, semuanya telah bejat; tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak.

Bagaimanakah anda menilai TUHAN? Terlalu mengada-adakah Ia? Terlalu hitam putihkah Ia menurut anda? Masakan sedemikian bejatnya? Masakan semuanya  telah menyeleweng; masakan semuanya telah bejat; masakan tidak ada yang berbuat baik? Atau jangan-jangan, si pemazmurlah yang  keliru atau malah sesat di dalam memandang realita ini sehingga sangat picik!

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (3P-3)


“Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya”

Oleh : Martin Simamora



Bacalah lebih dulu bagian 3P-1 dan 3P-2

Memisahkan Yesus Dari Kehidupan Kekal
Apakah kehidupan kekal harus dari dan hanya ada pada Yesus Kristus? Jika tidak maka memang dia bukan satu-satunya sebagaimana Ia sendiri mendeklarasikan dirinya, sebaliknya, jika ya, maka dia memang satu-satunya sumber dan pemberi hidup kekal. Mengatakan demikian, maka tak ada satu kemungkinan saja di dunia ini sumber-sumber lain atau mata air-mata air yang dapat menjadi sumber atau pemberi hidup kekal selain Kristus. Bagaimana menjawabnya? Maka  harus melihat bagaimana  kitab suci menyatakannya.

secara legal, Allah sendiri, telah menunjukan bahwa semua manusia tak berdaya pada dirinya untuk mencapai kehidupan kekal. Memang jika berbicara hukum Taurat maka dasar bagi seseorang untuk mendapatkan kebenaran dihadapan Allah adalah melakukannya, sehingga Ia mendapatkan perkenanan dan masuk ke dalam kehidupan kekal  tanpa penghukuman. Perhatikan bagaimana  perjanjian baru menyatakan bahwa semua manusia tak berdaya pada dirinya sendiri untuk itu:

Roma 4:14 Sebab jika mereka yang mengharapkannya dari hukum Taurat, menerima bagian yang dijanjikan Allah, maka sia-sialah iman dan batallah janji itu.

Ketakberdayaan manusia untuk pada dirinya sendiri berkenan bagi Allah nampak  begitu tragis dan mematikan pengharapan. Perhatikan ini:

Roma 4:15 Karena hukum Taurat membangkitkan murka,

Ada apakah dengan manusia ini, sehingga sebuah ketetapan Allah mahakudus yang membukakan peluang untuk masuk kedalam perkenanan-Nya di dalam kekekalan-Nya malah mendatangkan kemurkaan Allah?
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9