Oleh: Martin Simamora
Bacalah lebih
dulu bagian3Q-3g5
Yesus bukan saja
menunjukan siapakah dia, namun apa yang juga begitu pentingnya bagi dunia ini,
yaitu menunjukan bagaimanakah keadaan
manusia itu di hadapan Allah. Tak satupun manusia yang dapat menunjukan
kehakikatannya adalah mahkluk-mahkluk mati
terhadap kehendak dan menggenapi kudus Allah. Manusia tak memiliki
suara-suara didalam jiwanya sendiri untuk memerintahkan pada dirinya dalam
kuasa penuh: datangilah Yesus dan
ikutilah dia, apapun juga yang dikehendakinya. Yesus juga menunjukan
ketakberdayaan manusia itu untuk mendengar
dan melakukan; untuk menaati
dan bertekun di dalam ketaatannya, sebab tak ada kehidupan pada jiwanya
yang sehakikat dengan kehendak Allah. Begitu jauh dan begitu dalamnya ketakterjangkauan jiwa manusia itu untuk menyambut
perintah-Nya, sekalipun Sang Kerajaan Allah begitu dekat, yang berbunyi: “Masuklah
melalui pintu yang sesak itu,
karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan,
dan banyak orang yang masuk melaluinya-Matius 7:13.” Tragedi manusia
yang dianggap abstrak, kini begitu otentik. Kejatuhan Adam yang dikatakan menjalari
seluruh generasi manusia:
Roma
5:12,14 Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu
orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada
semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa, (14) Sungguhpun
demikian maut telah berkuasa dari
zaman Adam sampai kepada zaman Musa juga atas mereka, yang tidak berbuat dosa dengan cara yang sama seperti yang
telah dibuat oleh Adam, yang adalah gambaran Dia yang akan datang
Memang dipertontonkan begitu keras oleh Yesus dalam khotbah-Nya di bukit.
Memang benar, semua
manusia setelah Adam tidak berbuat dosa sebagaimana Adam telah lakukan, tetapi
tegas dinyatakan bahwa dosa bukan sekedar soal perbuatan yang melanggar ketetapan Allah,tetapi momentum berkuasanya
maut atas segenap manusia. Maut mencengkram semua manusia. Itu sebabnya dalam epistel
Ibrani, kematian Yesus begitu bertaut dengan problem abadi bagi manusia yang
mustahil ditanggulanginya: “maka Ia juga
menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya
oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut-Ibrani
2:14, atau dalam ucapan Yesus sendiri: “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya
barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia
mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke
dalam hidup- Yoh 5:24.”
Perhatikan, sekali lagi, pandangan yang mengatakan
bahwa manusia-manusia setelah Adam tidak dapat begitu saja ditanggungkan atas
kesalahan yang tak diperbuatnya memang benar, tetapi ketika Adam melanggar
ketetapan Allah ada sebuah hukum yang kemudian bekerja mulai saat generasi Adam
hingga ke semua generasi: “maut telah
berkuasa.” Inilah pemerintahan atas manusia, yang mencengkeram jiwa
manusia. Yesus menyingkapkan ini dalam sebuah cara yang begitu kerasnya
menunjukan ketakberdayaan manusia itu: “barang siapa mendengar perkataan-Ku, percaya
kepada Dia yang mengutus Aku…. Sudah pindah dari maut.” Jadi
dimanakah kediaman semua manusia itu? Di kediaman maut. Dalam kesempatan lain,
perihal ini dinyatakan dalam realita seperti: kamu dari bawah, Aku dari atas
atau ke tempat Aku pergi, kamu tidak dapat datang:
Yohanes
8:21 Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak: "Aku akan pergi dan kamu
akan mencari Aku tetapi kamu akan
mati dalam dosamu. Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang."
“Tidak mungkin.” Apanya
yang tak mungkin? Tak mungkin bagi manusia itu untuk melepaskan diri dari
kematian kekalnya untuk kemudian mendatangi kediaman Yesus.
Yohanes
8:23 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Kamu berasal dari bawah, Aku
dari atas; kamu dari dunia ini, Aku bukan dari dunia ini
Manusia tak dapat
beranjak untuk meninggalkan kediaman maut menuju kediaman kehidupan kekal.
Mustahil. Mengapa mustahil? Bukan saja karena manusia itu berada di dalam
cengkeraman maut, tetapi karena manusia tak mau mempercayai Yesus dari atas
(hal yang pada hakikatnya memang mustahil): “Karena itu tadi Aku berkata kepadamu, bahwa kamu akan mati dalam
dosamu; sebab jikalau kamu
tidak percaya, bahwa Akulah Dia,
kamu akan mati dalam dosamu- Yoh 8:24."
Perhatikan sekarang ada 2 hal fundamental:
■Pertama:
semua manusia di dalam maut, tak satupun yang tidak. Ini akibat dosa Adam yang
melahirkan pemerintahan maut
■Kedua:
Setiap orang yang tidak percaya atau tidak mau beriman kepada Yesus, maka
situasinya mati dalam dosamu. Ini adalah kematian yang sudah tanpa pengharapan
sama sekali! Sudah mati, menjadi permanen mati.
Itu
sebabnya, orang tak bisa sekedar mengalami perjumpaan yang humanis dengan
Yesus; tak bisa sekedar mengalami perjumpaan dalam penghormatan; tak bisa sekedar
mengalami perjumpaan hanya dengan “mencomot” gaya hidup atau kemurnian diri
Yesus tanpa beriman padanya; tak bisa sekedar
mengalami perjumpaan hanya dengan mengakomodasi pengajaran Yesus dalam
akomodasi-akomodasi yang berlangsung
didalam perjumpaan-perjumpaan lintas agama atau kepercayaan. Mengapa demikian?
Karena Yesus berkata: “Aku akan pergi dan
kamu akan mencari Aku tetapi kamu akan mati dalam dosamu. Ke tempat Aku pergi,
tidak mungkin kamu datang- Yoh 8:21 [ Yoh 7:34].”
Perjumpaan dengan
Yesus itu haruslah sebuah perjumpaan yang membuat dirimu itu bukan saja sekedar mengikut Yesus tetapi
memiliki kehidupan yang hanya ada pada Yesus [mutiara dan barang kudus]:
♦Yohanes
7:37 Yesus berdiri dan berseru: "Barangsiapa
haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum!
♦Yohanes
7:38 Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci:
Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup."
Bagaimana
bisa manusia-manusia yang mati terhadap
kehendak kudus Allah itu menjadi haus – orang
mati menjadi haus?? Maka, Ia harus mengalami kehidupan dari Allah itu sendiri agar dapat datang
dan minum karena haus atau merupakan kerinduan jiwanya, dan beginilah Yesus
menjawab perihal ini:
♦Yohanes
6:37 Semua yang diberikan Bapa
kepada-Ku akan datang kepada-Ku,
dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang.
♦Yohanes
6:39 Dan Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku
jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman.
♦Yohanes
6:41-44 Maka bersungut-sungutlah orang Yahudi tentang Dia, karena Ia telah
mengatakan: "Akulah roti yang telah turun dari sorga." Kata
mereka: "Bukankah Ia ini Yesus, anak Yusuf, yang ibu bapanya kita kenal?
Bagaimana Ia dapat berkata: Aku telah turun dari sorga?" Jawab
Yesus kepada mereka: "Jangan kamu bersungut-sungut. Tidak ada seorangpun yang dapat
datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa
yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman.
Yesus
berkata, setiap orang harus datang dan minum dari dirinya agar Ia dapat datang ke
tempat di mana Ia berada; Yesus juga berkata bahwa semua manusia pada
hakikatnya mati atau berada dalam maut, dan realita ini sungguh mustahil untuk
mengakibatkan ekspektasi Yesus terjadi. Lalu bagaimanakah? Yesus berkata bahwa
manusia-manusia mati atau dalam cengkeraman maut itu haruslah diserahkan Bapa
kedalam tangan-Nya atau ditarik Bapa untuk datang kepadanya; dengan demikian
saat Bapa menyerahkan diri manusia ke dalam Yesus maka kehidupan Ilahi dari
Bapa membangkitkan manusia itu atau telah dipindahkan dari maut ke dalam hidup.
Jadi,
dikatakan bahwa seseorang itu percaya kepada Yesus bukan pekerjaan dirinya, itu
bukan isu bahwa ini adalah sebuah penekanan yang berlebihan pada kedaulatan
Allah atau anugerah Allah yang ekstrim. Tidak sama sekali, karena apa yang
hendak dikatakan lagi oleh anda saya kala Yesus berkata bahwa saya dan anda dari bawah dan anda dan saya tak dapat/tak mungkin datang ke
tempat di mana Ia berada.
Apa
lagi yang hendak saya dan anda perdebatkan kala Yesus berkata:
■"Sebab
itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorangpun dapat datang kepada-Ku,
kalau Bapa tidak mengaruniakannya
kepadanya- Yoh 6:65"
Bisakah
anda menangkap betapa Yesus sedang membenturkan realita manusia-manusia yang
dalam pelukan maut, memang sama sekali tak berdaya, kala ia berkata “SEBAB ITU
TELAH KUKATAKAN KEPADAMU: TIDAK ada SEORANGPUN dapat DATANG kepada-Ku, kalau
Bapa tidak mengaruniakannya kepada-Nya.”
Bagaimana
manusia dapat melepaskan diri dari jalan kebinasaan yang sekalipun telah
diajarkannya sebagai sangat mematikan, namun masih juga dipilihnya: “Masuklah melalui pintu yang sesak itu,
karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan,
dan banyak orang yang masuk melaluinya- Mat 7:13.”
Realita ini betul-betul identik dengan ini: “Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya
kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi
kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh
hidup itu- Yoh 5:39-40 [ bandingkan dengan Lukas 24:25,27, 44-45].
Dan
percaya kepada Yesus yang demikian
[memindahkan dari maut ke hidup kekal] melibatkan pemberian kuasa untuk hidup
didalam kuasa hidup yang datang dari Bapa, yang memelihara dirinya untuk
senantiasa hidup berjalan dalam kehendak Bapa, bukan dunia. Inilah sumber
kekuatan pertarungan setiap orang-orang yang telah dipindahkan dari maut
kedalam hidup sementara masih hidup dibawah sebagai anak-anak dari atas (Yoh
15:19), perhatikan ini:
Yohanes
7:38 Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti
yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir
aliran-aliran air hidup."
Percaya
kepada Yesus itu skripturalis sekaligus peristiwa ilahi dalam diri manusia
beriman. Dua ini penting dan tak boleh diabaikan satu sama lain, sebab
berdasarkan skriptur, Sang Kristus sendiri telah menghakimi, dan berdasarkan
Skripturlah, maka setiap orang-orang beriman menerima segala berkat kehidupan
beriman selama ia di dunia ini, agar ia hidup bagi Kristus; agar ia berlari
dalam dinamika kehidupan Kristus. Mari lihat ini, penjelasan injil Yohanes ini:
“Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan
diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya; sebab Roh itu belum datang,
karena Yesus belum dimuliakan- Yoh 7:39”. [Yesus Skripturalis, bukan hendak mengatakan bahwa Ia tunduk kepada
kitab suci sebagaimana saya dan anda,
namun bahwa Ia adalah Sang Penggenap Skriptur Kudus itu. Rasul Petrus dapat melihat apa yang dilihat oleh Yesus,
mengenai siapakah Sang Penulis Skriptur itu: “Keselamatan itulah yang diselidiki dan diteliti oleh nabi-nabi, yang
telah bernubuat tentang kasih karunia yang diuntukkan bagimu. Dan mereka
meneliti saat yang mana dan yang bagaimana yang dimaksudkan oleh Roh Kristus,
yang ada di dalam mereka, yaitu Roh yang sebelumnya memberi kesaksian tentang
segala penderitaan yang akan menimpa Kristus dan tentang segala kemuliaan yang
menyusul sesudah itu. Kepada mereka telah dinyatakan, bahwa mereka bukan
melayani diri mereka sendiri, tetapi melayani kamu dengan segala sesuatu yang
telah diberitakan sekarang kepada kamu dengan perantaraan mereka, yang oleh Roh
Kudus, yang diutus dari sorga, menyampaikan berita Injil kepada kamu, yaitu
hal-hal yang ingin diketahui oleh malaikat-malaikat”- 1Pet 1:10-12. Jika
Yesus terlihat begitu Skripturalis, karena Ia tahu bahwa Sang Penulis Agung-Nya
adalah Roh Kudus yang menyaksikan tentang Yesus yang belum datang; tak
mengherankan jika Roh Kudus setelah Yesus naik kembali ke sorga tetap
mewartakan Yesus beserta penghakiman atas penolakannya: “tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam
nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan
mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu- Yoh 14:26; “Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan
dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman; akan dosa, karena
mereka tetap tidak percaya kepada-Ku- Yoh 16:8-9]
Yesus datang untuk
menggenapi kitab Taurat dan Kitab Para nabi dalam kesempurnaan konten dan waktu
sempurna: “satu iota dan hingga kesudahan
bumi.” Dalam kedudukan inilah Ia menghakimi; Ia menyatakan kehedak Bapa
akan keselamatan; Ia melakukan dan mewujudkan bagaimana kehendak Bapa yang
kasih itu dipenuhi dan bekerja di dalam
dirinya di dunia ini; Ia menyatakan bagaimana kehidupan orang beriman
itu dalam sebuah unitas kehidupan kekal sekalipun di bumi, sebagaimana Kitab
suci menyatakan: “Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya
akan mengalir aliran-aliran air hidup.”
Saat Ia berkhotbah di bukit, pada keseluruhannya
menunjukan
apakah yang harus dilakukan agar manusia itu memiliki kehidupan Allah di dalam
dirinya sendiri (dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air
hidup), dan semua itu adalah percaya seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci
[ini berbicara Perjanjian Lama, mengenai berita keselamatan berdasarkan kasih
karunia Allah di dalam Sang Mesias]!
Sehingga, sebetulnya kehendak Yesus adalah penggenapan
akan apa yang tertulis di dalam Hukum Taurat dan Kitab Para nabi:
■Beriman Berdasarkan Kehendak Yesus
Memang, tak terelakan, pada akhirnya apa yang sedang
diajarkan oleh Hukum Taurat dan Kitab Para nabi bahkan tepat didalam
perintah-perintah kudus Allah yang gagal dipenuhi oleh manusia, sebagaimana
telah Yesus tunjukan, pada dasarnya adalah pemberitaan mengenai dirinya yang
akan datang untuk menggenapi segala sesuatu yang dikehendaki dan dituntut Allah
sebagaimana dinyatakan oleh Hukum Taurat dan Kitab para nabi;
menunjukan bahwa Ia satu-satunya yang tak dikuasai oleh
pemerintahan maut sekalipun tubuh fananya takluk pada hukum-hukum maut [dapat
mengalami penderitaan yang paling menyengsarakan dan berjumpa dengan
kematian!]. Tak pernah sekali saja, khotbah di atas bukit itu tak menunjukan dirinya adalah mahkota kegemilangan
penggenapan hukum Taurat dan Kitab para nabi; itulah sebabnya Ia dapat
berkata:
Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada
mereka dan berkata: Aku tidak
pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku,
kamu sekalian pembuat kejahatan!"- Mat 7:23
Bukan lagi Kitab
Taurat dan bukan lagi Kitab Para nabi yang
menerima kemuliaan penghakiman ini, tetapi dirinya sendiri! Perhatikan ini:
“Bapa
tidak menghakimi siapapun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu
seluruhnya kepada Anak- Yoh 5:22”, “Bapa tidak menghakimi siapapun,
melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak- Yoh
5:27,” ucapan atau perkataan Yesus
adalah hakim pada pengadilan akhir
kelak: “Barangsiapa menolak Aku, dan tidak menerima perkataan-Ku, ia sudah ada
hakimnya, yaitu firman yang telah Kukatakan,
itulah yang akan menjadi hakimnya pada akhir zaman- Yoh 12:48.”
Hingga sekarang, firman yang telah
dikatakan Yesus itu, masih dapat dijumpai
sebagai sebuah catatan tertulis, apa yang yang menghakimi dunia ini hingga sekarang ada tertulis di dunia ini
bagi dunia:
■Yohanes 21:24 Dialah murid, yang memberi kesaksian tentang semuanya ini
dan yang telah menuliskannya dan kita tahu, bahwa kesaksiannya itu benar. Masih
banyak hal-hal lain lagi yang diperbuat oleh Yesus, tetapi jikalau semuanya itu
harus dituliskan satu per satu, maka agaknya dunia ini tidak dapat memuat semua
kitab yang harus ditulis itu.
■Wahyu 1:1-3 Masih banyak hal-hal lain
lagi yang diperbuat oleh Yesus, tetapi jikalau semuanya itu harus dituliskan
satu per satu, maka agaknya dunia ini tidak dapat memuat semua kitab yang harus
ditulis itu. Yohanes telah bersaksi tentang firman Allah dan tentang kesaksian
yang diberikan oleh Yesus Kristus, yaitu segala sesuatu yang telah dilihatnya. Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata
nubuat ini, dan yang menuruti
apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah dekat.
■Roma 1:1-2 Dari Paulus, hamba Kristus
Yesus, yang dipanggil menjadi rasul dan dikuduskan untuk memberitakan Injil
Allah. Injil
itu telah dijanjikan-Nya sebelumnya dengan perantaraan nabi-nabi-Nya
dalam kitab-kitab suci
■1 Korintus 1:21 Oleh karena dunia, dalam hikmat Allah, tidak
mengenal Allah oleh hikmatnya, maka Allah berkenan menyelamatkan mereka yang
percaya oleh kebodohan pemberitaan Injil.
■Galatia 1:8 Tetapi sekalipun kami atau
seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia.
■Galatia 1:11 bahwa Injil
yang kuberitakan itu bukanlah
injil manusia.
■Efesus 3:2-7 --memang kamu telah
mendengar tentang tugas penyelenggaraan kasih karunia Allah, yang dipercayakan
kepadaku karena kamu, yaitu bagaimana rahasianya dinyatakan kepadaku dengan
wahyu, seperti yang telah kutulis di
atas dengan singkat. Apabila kamu membacanya, kamu dapat mengetahui dari
padanya pengertianku akan rahasia Kristus, yang
pada zaman angkatan-angkatan dahulu tidak
diberitakan kepada anak-anak manusia, tetapi
yang sekarang dinyatakan di dalam Roh kepada rasul-rasul dan nabi-nabi-Nya yang
kudus, yaitu bahwa orang-orang bukan Yahudi, karena
Berita Injil,
turut
menjadi ahli-ahli waris dan anggota-anggota tubuh dan peserta dalam janji yang
diberikan dalam Kristus Yesus. Dari Injil itu aku telah menjadi
pelayannya menurut pemberian kasih
karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku sesuai dengan pengerjaan
kuasa-Nya.
Yesus menggenapi
pemberitaan pemberian kasih karunia Allah yang selama ini menjadi rahasia
bagi anak-anak manusia terdahulu; dan
kini para rasul memberitakan apa yang kini tak lagi menjadi rahasia bagi anak-anak
manusia, sebab sudah dinyatakan bahwa”orang bukan Yahudi, karena Berita Injil,
turut menjadi ahli-ahli waris dan anggota-anggota tubuh dan peserta dalam janji
yang diberikan Kristus Yesus.”
Semua manusia ada
didalam genggaman maut. Untuk dapat datang kepada Yesus yang bermakna dapat datang
ke kediaman Yesus, dengan demikian
mustahil dilakukan oleh manusia, kecuali
Allah memberikan kasih karunia kepadanya. Pun demikian dengan semua orang yang
bukan Yahudi, dapat turut mengalami kasih karunia ini bukan karena mengusahakan
diri, tetapi karena pemberian Kritus kepada saya dan anda.
Turut serta menjadi
ahli-ahli waris dan anggota tubuh [unitas atau kesatuan orang percaya dalam
Kristus dan kehidupan Kristus yang tunduk kepada Bapa], dengan demikian,bukan merupakan usaha. Tetapi pemberian.
Orang tak dapat menduplikasi
kehidupan yang diajarkan Kristus tanpa memiliki Kristus dan hidup didalam-Nya;
orang tak dapat menduplikasi kehidupan yang diajarkan Kristus tanpa melakukan
perintah Allah: masuklah ke dalam jalan yang sempit itu, sebuah hal yang hanya
dapat dilakukan jika anda sudah dihidupkan oleh Bapa dengan cara menyerahkan
anda kedalam tangan Kristus. Tanpa ini, maka segala perbuatan-perbuatan baik
dan mulia di mata manusia itu sama sekali tak berharga di mata Yesus, sebab
bagi-Nya, nilaimu bukan pada apa yang dapat kamu buat dan dapat kamu berikan
kepada Yesus, tetapi pada kesatuanmu dengan-Nya dan hidup bersama Yesus
melakukan kehendak Bapa- bahwa Bapa dan Yesus mengenalmu:
■Matius
7:21 Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke
dalam Kerajaan Sorga, melainkan
dia
yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga
Sebagaimana
Yesus datang ke dunia ini bukan melakukan kehendak dirinya,
tetapi kehendak Bapa, maka
demikianlah semua orang yang mengakui
dirinya dihadapan Yesus sebagai yang berhak masuk ke sorga. Ini hal
yang mustahil dilakukan oleh manusia-manusia mati, selain yang dibangkitkan
oleh Yesus. Coba lihat salah satu “melakukan kehendak Bapa-Ku”:
-Yohanes
6:27 Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk
makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa,
Allah, dengan meterai-Nya."
-Yohanes
6:29 Jawab Yesus kepada mereka: "Inilah
pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah."
Kalau
ada pendeta yang berani berkata, tak perlu menginjili atau memberitakan kabar baik kepada orang lain, yaitu
percaya kepada Kristus sehingga jika menerima keselamatan dari Allah dalam
Kristus akan selamat, dan tidak menerima maka telah dihukum - (Yoh 3:16-18: "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang
tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan
beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi
dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia. Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya,
ia telah
berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah.")- maka dia adalah lawan Kristus! Sehingga
percaya
kepada Yesus, pada akhirnya, tak kuasa untuk dilakukan sendiri oleh manusia, sebab, bahkan
ada saja pendeta yang berani berkata, tak harus percaya kepada Kristus untuk
memiliki kehidupan kekal.
Juga
harus dikatakan, bahwa percaya kepada Yesus haruslah sebuah keberimanan yang
lahir dari sebuah “pekerjaan yang dikehendaki Allah,” bukan yang dikehendaki
oleh daging. Ini senilai dengan: “Tetapi
semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah,
yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;
orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari
daging, bukan pula secara
jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan
dari Allah- Yoh 1:12-13.
Anda
sama sekali tak boleh mengatakan dan mengajarkan bahwa percaya atau beriman
adalah sebuah proses atau bahkan sebuah implantasi psikologis kedalam jiwa dan
pikiran manusia bahwa itulah kebenaran; keberimanan kepada Yesus bukanlah
sebuah doktrinisasi berdasarkan sebuah sistematika teologis, bukan. Saya tak
dilahirkan oleh produk bernama sistematika teologis, karena jika demikian, maka
namanya bukan iman tetapi ideologi- hasil dari studi sains! Tidak, tetapi
karena kehendak Allah. Ini penting karena, ini akan berdampak total pada
kehidupan orang tersebut di hadapan Kristus di dunia ini, bagaimana ia dapat
memenuhi kehendak Allah atas dirinya, apakah didalam Kristus ataukah tidak. Percaya
kepada Yesus tak pernah sebuah performa
yang sanggup dilakukan bagi manusia.
Cobalah
lihat ini:
■Yohanes
6:41- 44 Maka bersungut-sungutlah orang
Yahudi tentang Dia, karena Ia telah mengatakan: "Akulah roti yang telah
turun dari sorga." Kata mereka: "Bukankah Ia
ini Yesus, anak Yusuf, yang ibu bapanya kita kenal? Bagaimana Ia dapat berkata:
Aku telah turun dari sorga?" Jawab Yesus kepada mereka: "Jangan kamu bersungut-sungut. Tidak ada seorangpun yang dapat
datang kepada-Ku, jikalau ia
tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan
pada akhir zaman.
Inilah
dasar bagaimana Yesus mengenali seseorang itu milik Yesus atau bukan!
Keberimanan
kepada Yesus bukan sebuah proses doktrinisasi atau sebuah proses studi teologis,
kita sudah melihat Yesus menunjukan
kegagalan para ahli Taurat melakukannya berdasarkan kehendak daging.
Beriman
kepada Yesus sejak dahulu dan sekarang, mustahil dicapai dengan kedagingan jika
hendak berkenan pada Bapa:
■Lukas 24:13-21 Pada hari itu juga dua
orang dari murid-murid Yesus pergi ke sebuah kampung bernama Emaus, yang
terletak kira-kira tujuh mil jauhnya dari Yerusalem, dan mereka bercakap-cakap
tentang segala sesuatu yang telah terjadi. Ketika mereka sedang bercakap-cakap
dan bertukar pikiran, datanglah Yesus sendiri mendekati mereka, lalu berjalan
bersama-sama dengan mereka. Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka,
sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia. Yesus berkata kepada mereka:
"Apakah yang kamu percakapkan sementara kamu berjalan?" Maka
berhentilah mereka dengan muka muram. Seorang dari mereka, namanya Kleopas,
menjawab-Nya: "Adakah Engkau satu-satunya orang asing di Yerusalem, yang
tidak tahu apa yang terjadi di situ pada hari-hari belakangan ini?" Kata-Nya
kepada mereka: "Apakah itu?" Jawab mereka: "Apa yang terjadi
dengan Yesus orang Nazaret. Dia adalah seorang nabi, yang berkuasa dalam
pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di depan seluruh bangsa kami. Tetapi
imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin kami telah menyerahkan Dia untuk dihukum
mati dan mereka telah menyalibkan-Nya. Padahal
kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan
bangsa Israel. Tetapi sementara itu telah lewat tiga hari, sejak semuanya itu
terjadi.
Jangan
katakan, sekarang ini, zaman modern ini lebih mudah beriman karena tak ada
dalam situasi penganiayaan dan perburuan! Ya, benar sekali dalam situasi
semacam itu keberimanan seseorang akan Nampak murni, namun bukan itu mata air
kemurnian itu! Tidak, sama sekali tidak! Karena beriman bukan hal yang lahir dari situasi yang
mengkondisikan sebuah keadaan psikologis
ideal untuk lahirnya sebuah keberimanan! Yesus sudah berkata: “yang diserahkan
Bapa kepadanya, itulah yang beriman kepadanya!Namun,faktanya. Ditengah-tengah
keberimanan adalah hal yang gampangan,ada saja pendeta besar yang menunjukan bahwa dirinya sama sekali
gagal melakukan hal yang katanya mudah, beriman. Sebab lantang mengajarkan,
bahwa orang yang tak beriman kepada
Kristus dapat masuk ke dalam kehidupan yang akan datang-dunia yang akan datang,
tanpa perlu berjumpa dan beriman kepada
Kristus. Ini saja, ia sebagai pendeta telah melawan kehendak Bapa sendiri, dalam Yesus:
Yohanes
16:8-9 Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan
penghakiman; akan dosa, karena mereka
tetap tidak percaya kepada-Ku
Kalau
Roh Kudus saja menyatakan keberdosaan bagi manusia-manusia pasca Yesus naik ke
sorga: adalah sebuah dosa jika tak percaya kepada Yesus, maka mengapa ada saja
pendeta yang berani berkata bahwa tanpa
Yesus anda dapat masuk ke dalam dunia yang akan datang asalkan ia berjuang
keras melakukan perbuatan-perbuatan baik dan mulia. Apakah dipikirnya, Roh
Kudus akan tersenyum kepada dirinya?
Jika
anda Kristen dan bahkan pendeta lagi, tetapi lancang melawan Roh Kudus, maka
awasilah dirimu atas peringatan Yesus
ini:
■Matius
7:22 Pada hari terakhir banyak orang akan
berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan
mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada
waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak
pernah mengenal kamu! Enyahlah dari
pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"
Mengapa
pendeta yang demikian, dapat dikatakan
pembuat kejahatan? Sebab dengan demikian ia bukannya memberitakan Injil sebagai
maksud Yesus dan yang dilakukan oleh para Rasul dan bahkan oleh Roh Kudus!
Tetapi juga menjerumuskan orang-orang menuju jalan-jalan kebinasaan: “Karena itu tadi Aku berkata kepadamu, bahwa
kamu akan mati dalam dosamu; sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia,
kamu akan mati dalam dosamu- Yoh 8:24"
Tahukah anda, bahwa
beriman kepada Yesus itu bukan untuk
hidup melakukan perbuatan-perbuatan baik, bukan! Tetapi untuk hidup didalam segala firman-Nya, yang dengan demikian melahirkan
perbuatan-perbuatan yang memuliakan Bapa:
■Yohanes 8:31-32 Maka kata-Nya kepada
orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: "Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu
benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran
itu akan memerdekakan kamu."
■Yohanes 8:34-36 Kata Yesus kepada
mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa,
adalah hamba dosa. Dan hamba tidak tetap tinggal dalam rumah,
tetapi anak tetap tinggal dalam rumah. Jadi
apabila Anak itu memerdekakan kamu,
kamupun benar-benar merdeka."
■Yohanes 15:4-5 Tinggallah
di dalam Aku dan Aku
di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri,
kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah,
jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam
Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat
berbuat apa-apa.
■Yohanes 16:7-8 Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku
tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki,
dan kamu akan menerimanya. Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu
adalah murid-murid-Ku."
Inilah kemerdekaan
dari dosa itu; inilah dilepaskan dari maut dan dibawa kedalam hidup kekal.Kemerdekaan
oleh Anak dari hamba dosa adalah kemerdekaan dari maut [ Ibrani 2:14; Yohanes
5:24] sehingga menerima kehidupan dari pokok anggur Kristus. Sang Pohon
Kebenaran Allah yang telah menghakimi
semua pohon kebenaran lain apapun juga.
Jadi,
tinggal di dalam Kristus itu menerima
kehidupan yang melakukan kehendak Bapa [sang Pengusaha]: berbuah banyak.
Ini sebuah kemampuan Ilahi [kehidupan dalam persekutuan dengan Yesus] yang
mendorong saya untuk hidup patuh, hidup penuh dedikasi kepada kehendak-kehendak
Bapa, bukan lagi diri; inilah sumber
pertarungan dirimu untuk melepaskan diri dari segala jerat dan pesona dunia
yang akan rajin mengintai dan siaga untuk menerkammu, jika anda lengah!
■1 Petrus 5:8 Sadarlah dan
berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa
yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya
Perhatikan,
kini Iblis bukan lagi Pemilikmu, tetapi lawanmu! Ini sebuah re-posisi yang dihasilkan oleh Penebusan
Yesus atas dirimu dari kepemilikan
Penguasa Maut yaitu Iblis (Ibrani 2). Anda kini dapat melawan iblis sehingga
prestasimu adalah kemuliaan bagi Allah! Ini adalah bagian dari buah-buah di dalam kehidupan yang anda terima
sebagai cabang Pohon Kristus!
Kehidupan
seseorang yang berada didalam
Kristus adalah kehidupan yang penuh perjuangan untuk melayani kehendak Sang Kasih [untuk memahaminya perhatikan hal-hal berikut
ini:Efesus 6:12; 1Kor 9:25; 2 Kor 11:3-31; Kolose 1:3-12;
1 Korintus 9:1-27] dalam keamanan keselamatan dari Bapa, sebab
sekalipun
dari atas tapi masih di dunia ini [Yohanes 17:14-15, 20; Yohanes
15:19]: atas tantangan hidup diberbagai
bidang yang dapat melemahkan diri dan iman kita, termasuk kebencian dunia
terhadapmu dan penderitaan, juga, apapun wujudnya. Tetapi, sekali
lagi, ingatlah, bahwa kekuatanmu
bukan darimu sendiri, tetapi berkat
Yesus adalah Pohon Anggurmu- menyertaimu atau tinggal menyertaimu:
■1 Petrus 5:10 Dan Allah, sumber segala kasih karunia, yang telah memanggil kamu dalam
Kristus kepada kemuliaan-Nya yang kekal, akan
melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan
mengokohkan kamu, sesudah kamu
menderita seketika lamanya.
Itu
sebabnya, berbicara kemananan keselamatan iman seorang Kristen harus bersumber
dari Bapa, tanpa harus berpikiran begitu buruknya, bahwa ini mengindikasikan
kehidupan orang Kristen dengan demikian tak perlu lagi membangun sebuah
kehidupan beriman yang berintegeritas dan teruji di dalam perjalanan hidup dan
waktu di dunia ini.
Tentu,
harus demikian, karena kalau ada cabang mau hidup semaunya,
bukankah itu berarti Ia harus melepaskan diri dari pohon-Nya; tentu saja Bapa akan
memotongnya dan membuang ke dalam api lalu dibakar [Yohanes 15:8], Inilah
orang-orang yang mengaku anak-anak Bapa, tetapi bahkan bisa berkata diluar
Yesus ada keselamatan, sementara Yesus berkata akan mati dalam dosa; jadi
mustahil dapat masuk ke dalam dunia dan langit yang baru, tanpa Yesus!; inilah
orang-orang yang mengaku anak-anak Bapa tetapi senantiasa meragukan Tuhan dan
mengajarkan mengenai Dia dalam cara yang menyurutkan kemuliaan-Nya. Jadi
periksalah diri kita masing-masing sekarang ini juga!
Siapapun pendeta yang
mengajarkan, bahwa tanpa Kristus,
keselamatan juga tersedia bagi yang memilih untuk tak beriman; Ia dapat
berpeluang masuk ke dalam dunia dan langit yang baru berdasarkan pengadilan
berdasarkan perbuatan, itu secara telak,
Ia sebagai pendeta tidak hidup dalam firman-Nya. Anda harus benar-benar setia
kepada setiap perkataan Yesus, bukannya menyunting apa yang sesuai dengan
kebenaranmu, seolah-olah anda sedang berkata “tetapi aku berkata kepadamu,” jika demikian, maka siapapun pendeta
itu, akan jatuh pada kategorisasi yang dilakukan oleh Yesus: para nabi palsu.
Dengan kata lain,Inilah jalan sempit itu: tinggal
didalam firman Kristus! Harus demikian, sebab diluar itu, tak ada
keselamatan atau kehidupan kekal yang tak turut dihukum.
Jika tidak demikian, maka inilah
penghakiman Kristus atasmu kepada setiap orang yang menjadi Guru Kebenaran:
■Matius
7:26-27 Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak
melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas
pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah
itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya."
Kalau anda tinggal
didalam firman Yesus, setangguh apapun hujan, air dan angin melanda
kehidupanmu, inilah yang terjadi:
■Matius
7:24-26 "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya,
ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian
turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah
itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.
Kehidupan orang yang
merupakan cabang Pohon Kristus adalah: mendengarkan
dan melakukan perkataannya, ia akan memiliki ketangguhan yang datang dari
Allah untuk menghadapi apapun masalah-masalah di dunia ini; sesukar apapun,
segila apapun, seberuntun apapun dan sesedih apapun, karena anda hidup di atas
BATU SABDA KRISTUS.
Tanpa
ini maka omong kosong sama sekali, apa yang diajarkan itu adalah injil yang
murni; untuk mengajarkan Injil yang murni maka anda harus tinggal di dalam
firman Kristus secara utuh dan bulat sesuai kehendak Bapa di sorga, bukannya
kehendakmu!
Jadi, jangan coba-coba
berkata “ Keselamatan Kristus juga untuk
mereka yang tak beriman kepadanya,” sebab dengan demikian, anda tak tinggal didalam Kristus atau anda hanya mendengarkan Kristus tetapi
tidak melakukannya. Sebuah kehidupan rohani yang penuh kemunafikan.
Bagian 3: SELESAI
Sampai berjumpa
kembali dalam tinjauan bagian 4
AMIN
Segala
Pujian Hanya Kepada TUHAN
1 Yohanes 2:18-29
Anak-anakku, waktu ini adalah waktu
yang terakhir, dan seperti yang telah kamu dengar, seorang antikristus akan
datang, sekarang telah bangkit banyak antikristus. Itulah tandanya, bahwa waktu
ini benar-benar adalah waktu yang terakhir. Memang mereka berasal dari antara
kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab jika mereka
sungguh-sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan
kita. Tetapi hal itu terjadi, supaya menjadi nyata, bahwa tidak semua mereka
sungguh-sungguh termasuk pada kita. Tetapi
kamu telah beroleh pengurapan dari Yang Kudus, dan dengan demikian kamu
semua mengetahuinya. Aku menulis
kepadamu, bukan karena kamu tidak mengetahui kebenaran, tetapi justru karena kamu mengetahuinya dan
karena kamu juga mengetahui, bahwa tidak ada dusta yang berasal dari kebenaran.
Siapakah pendusta itu? Bukankah dia yang menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus?
Dia itu adalah antikristus, yaitu dia yang menyangkal baik Bapa maupun Anak. Sebab
barangsiapa menyangkal Anak, ia juga tidak memiliki Bapa. Barangsiapa mengaku
Anak, ia juga memiliki Bapa. Dan kamu, apa
yang telah kamu dengar dari mulanya, itu harus tetap tinggal di dalam kamu.
Jika apa yang telah kamu dengar dari mulanya itu tetap tinggal di dalam kamu, maka kamu akan tetap tinggal di dalam Anak
dan di dalam Bapa. Dan inilah janji yang telah dijanjikan-Nya
sendiri kepada kita, yaitu hidup yang kekal. Semua itu kutulis kepadamu, yaitu
mengenai orang-orang yang berusaha menyesatkan kamu. Sebab di dalam diri kamu
tetap ada pengurapan yang telah kamu terima dari pada-Nya. Karena itu tidak
perlu kamu diajar oleh orang lain. Tetapi sebagaimana pengurapan-Nya mengajar
kamu tentang segala sesuatu--dan pengajaran-Nya itu benar, tidak dusta--dan
sebagaimana Ia dahulu telah mengajar kamu, demikianlah
hendaknya kamu tetap tinggal di dalam
Dia. Maka sekarang, anak-anakku, tinggallah
di dalam Kristus, supaya apabila Ia menyatakan diri-Nya, kita beroleh
keberanian percaya dan tidak usah malu terhadap Dia pada hari kedatangan-Nya. Jikalau
kamu tahu, bahwa Ia adalah benar, kamu harus tahu juga, bahwa setiap orang, yang berbuat kebenaran,
lahir dari pada-Nya.
The
cross
transforms
present criteria of relevance: present criteria of relevance do not transform
the
cross
[oleh
seorang teolog yang saya lupa namanya]
No comments:
Post a Comment