Oleh: Martin Simamora
Menggugat
Tuhan & Menyembah Teror Yang Mahakuasa
(refleksi)
(refleksi)
Kalau sebuah
kebahagiaan merengkuh manusia, maka Tuhan begitu sempurna di matanya. Sempurna
sebab Ia berlaku sungguh-sungguh Tuhan. Tetapi Jikalau kemalapetakaan yang
memeluk dirimu, maka Tuhan begitu tak sempurna di matanya, sebab Ia memang
hanya Tuhan yang lembek dan tak berotot kekar, dan lagi bertangan halus. Ia tak
terbiasa bekerja keras dan canggung dengan brutalisme manusia-manusia biadab.
Maka ketuk palu anda bagi Allah, adalah: Ia
tak benar-benar berkuasa; Ia tak benar-benar sanggup mengintervensi pada
setiap hal kala manusia-manusia brutal dan biadab yang bermain di panggung
dunia ini. Sungguh, Ia Tuhan yang payah.
Dan itulah sebagian iman yang tumbuh subur dan begitu berbahagia dielukan oleh definisi otaknya yang bisa menua dan membusuk dibawa tanah.
Tetapi bukankah ini tabiat purba yang sudah begitu lama dibuai oleh Iblis bapa
segala dusta.
Tapi jangan kuatir,
anda tak sendirian kok. Karena sejak jaman purba keadaan keberiman model seperti inilah yang
dikecam oleh Kristus, bahkan tak sudi ia memenuhi hasrat manusia-manusia yang bermotif kesejahteraan dan keamanan kekal di dunia. Mari lihat dua
episode ini:
Yohanes
6:1-2,5,11 Sesudah itu Yesus berangkat ke seberang danau
Galilea, yaitu danau Tiberias. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia,
karena mereka melihat mujizat-mujizat penyembuhan, yang diadakan-Nya terhadap
orang-orang sakit. Ketika Yesus memandang sekeliling-Nya dan melihat, bahwa
orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya, berkatalah Ia kepada
Filipus: "Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat
makan?" Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan
membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ, demikian juga dibuat-Nya
dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki.
Sebetulnya para Kristen
moderen namun berjiwa begitu picik sedang
bermimpi, bahwa ia adalah hakim atas Kristus. Apa yang harus dilakukan Yesus, agar Ia menjadi Tuhan terhormat
dan maha segala maha. Dalam teks
6:1-2,5,11 terlihat Yesus begitu berkuasa, bahkan ia dapat mengintervensi fakta material: makanan yang
jumlahnya tak mungkin memenuhi jumlah mulut yang harus diasup.
Teror utama yang
melumat manusia-manusia Kristen namun masih bisa begitu angkuh menghakimi Kristus adalah, ketakutan yang tak tersembuhkan di
kedalaman jiwanya yang paling kelam. Tak ada cara lain baginya untuk tetap bahagia selain merasionalkan
Ketuhanan dan kemahakuasaan Allah di dunia ini dengan cara memasukan diri-Nya ke
dalam kamar pas pakaian sehingga Ia tidak menggunakan pakaian yang ukurannya
melampaui realita atau keaktualan dirinya dihadapan para manusia atau dunia terror
bidab itu, yang lagi bertakhta penuh kemuliaan?
Ekspektasi
dan realita, bukankah itu kegelisahan yang telah menjadi
setan bagi dirimu dan hantu bagimu di siang bolong?
Rasa takut, kemudian, menjadi motif sekaligus boomerang dalam mengikut dan
mempercayai atau mengandalkan Tuhan, dan berdasarkan pengalaman yang tak selalu aduhai bersama-Nya, maka ia
mulai berpikir, ah terlalu naïf mempercayai Dia sebagai serba maha? Ah…omong kosong! Coba lihat, dimanakah Ia berada kala serangan teror terjadi
di Sarinah?
Ekspektasi dan
realita, tak berjumpa. Hasilnya adalah para
manusia-manusia yang memegang kitab suci dan lagi masih berlagak menjadi guru,
namun memasukan Tuhan kedalam kamar
pas pakaian sambil masih mengajar para orang-orang Kristen yang sukses
ditipunya habis-habisan.
Mari lihat ini:
Matius
6:16-18 Dan ketika hari sudah mulai malam, murid-murid Yesus pergi ke danau,
lalu naik ke perahu dan menyeberang ke Kapernaum. Ketika hari sudah gelap Yesus
belum juga datang mendapatkan mereka, sedang laut bergelora karena angin
kencang.
Hei…, Yesus yang
mengaku Anak Allah, dimanakah dikau gerangan?
Lihatlah dengan matamu yang katanya mahatahu itu, laut menggelora di tengah
kegelapan, tapi dimanakah dikau? Mengapakah dikau berdiam saja?
Rasa takut
adalah tuan atas kehidupan manusia. Dan
ketakutan terbesarnya adalah: ALLAH TAK SEPERTI YANG DINYATAKANNYA, MAHA
SEGALANYA. Lihatlah Ia hanya bisa berkata angkuh: AKU ADALAH AKU (Keluaran
3:13), tapi tak berdaya kala kejahatan merajalela?
Mazmur
73:6,8,11 Sebab itu mereka berkalungkan kecongkakan dan berpakaian kekerasan. Mereka
menyindir dan mengata-ngatai dengan jahatnya, hal pemerasan dibicarakan mereka
dengan tinggi hati. Dan mereka berkata: "Bagaimana Allah tahu hal itu, adakah pengetahuan pada Yang
Mahatinggi?"
Tak semuanya di dunia
Allah tahu, jadi jangan berharap Ia berintervensi atas semua peristiwa dunia
ini.
Yohanes
6:19 Sesudah mereka mendayung kira-kira dua tiga mil jauhnya, mereka melihat Yesus
berjalan di atas air mendekati perahu itu. Maka ketakutanlah mereka.
Ketika ketakutan
menjadi tuhannya, maka apalagi yang
tersisa baginya dalam pengenalan Tuhan? Tidak ada sama sekali.
Bukan sekedar miskin, namun sebuah pengenalan yang menjadi begitu busuknya.
Begitu busuknya daya tahan iman manusia itu, sehingga pemeliharaan iman atas mereka mutlak!
Yohanes
6:20-21 Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Aku ini, jangan takut!" Mereka
mau menaikkan Dia ke dalam perahu, dan seketika juga perahu itu sampai ke
pantai yang mereka tujui.
Selama kita masih di
dunia, jika bukan Tuhan yang
menyeberangkanmu hingga tiba di tempat yang Allah kehendaki, maka mustahil
anda selamat. Mustahil anda bertahan di dalam badai dunia jika anda tak
mendapatkan pemeliharaan dan penjagaan-Nya, sehingga anda bukan saja lolos
tetapi tiba ditempat yang dikehendaki-Nya.
Manusia-manusia
Kristen brengsek adalah manusia-manusia yang cuma bisa
menuntut Allah untuk begini dan begitu, atau seharusnya berlaku ini dan berlaku
itu. Tidak sepantasnya membiarkan itu dan berdiam diri. Allah harus
melakukan seluruh ekspektasi otak dan jiwa manusia yang bahkan IQ-nya saja
belum tentu setara dengan seorang malaikat terbodoh yang ada di sorga.
Semua orang pengikut
Kristus selalu berharap Yesus unjuk kesaktian, unjuk kemandragunaan, tak peduli
dengan apa yang dikehendaki-Nya atas mereka. Yesus harus jadi pelayan mereka
hingga bagi mereka, apa yang terpenting
adalah: Allah itu haruslah seorang “happy maker” yang kapanpun dimaui tinggal
ditekan tombolnya dan keluarlah produk kebahagiaan dambaan. Dan begitu bukan
orang-orang Kristen duniawi ini dalam bertuhan, dalam berbahasa roh [saya pun
berbahasa roh!], dalam beriman? Demi kebahagiaan di dunia ini.
Pengejaran-pengejaran dunia yang membuat manusia-manusia berlabel Kristen itu
begitu berbahagia untuk mengecam atau mendiskreditkan Tuhannya dengan berbagai
perilaku dan ungkapan iman yang terlihat manis namun menista pada hakikatnya.
Lihatlah episode ini:
Yohanes
6:25 Ketika orang banyak menemukan Yesus di seberang laut itu, mereka berkata
kepada-Nya: "Rabi, bilamana Engkau tiba di sini?" Yesus menjawab
mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena
kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan
kamu kenyang.
Yesus tak
pernah meletakan ukuran-ukuran kemuliaan dirinya pada apa yang dapat
dipenuhinya pada dunia ini dan pada apakah ekspektasi-ekspektasimu terpenuhi
atau tidak. Sebab, Ia pun tak pernah membangun kehidupan rohani
untuk sebuah kemapanan di dunia yang kian lama kian penuh dengan kedekilan
daki-daki dosa dan kebejatan-kebejatan yang bahkan para manusia sudah tak lagi merasa jijik, bukankah?
Sehingga bagimu, engkau bisa berikan lidahmu kepada setan untuk bersabda: Tuhan
tidak mahakuasa atau Ia tak dapat berintervensi pada segala hal.
Perhatikan hal ini:
Yohanes
6:27-29 Bekerjalah, bukan untuk
makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai
kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab
Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya." Lalu kata
mereka kepada-Nya: "Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami
mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?" Jawab
Yesus kepada mereka: "Inilah
pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada
Dia yang telah diutus Allah."
Hari-hari ini dan
sudah sejak lama, ada banyak hamba-hamba “tuhan” yang lidahnya memiliki indera
pengecap setan! Gagasan setan kepada para pendeta itu adalah kesempurnaan dan kepuasan
hidup dunia ini yang seharusnyalah dilayani
Tuhan, sebagaimana Setan telah teladankan begitu sempurna:
(1)Lalu
datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah,
perintahkanlah supaya batu-batu ini
menjadi roti." – Mat 4:13
(2)lalu
berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia
akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas
tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu."- Mat 4:16
(3)Dan
Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan
kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, dan berkata kepada-Nya:
"Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku."-
Mat 4:8-9
Perhatikan poin no 2:
“jatuhkanlah diri-Mu ke bawah sebab ada
tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan
mereka akan menatang Engkau di atas
tangan-Nya supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu.”
Bukankah ini adalah ekspektasi semua orang
Kristen, kesempurnaan keamanan di dunia ini.Tak akan ada bahaya bahkan
sekalipun anda sengaja masuk ke dalam situasi berbahaya? Atau setidak-tidaknya
jika anda di Sarinah, seharusnyalah Ia mengirimkan malaikat-malaikat-Nya.
Ketika seorang Kristen berpandangan bahwa Allah
tak mahakuasa, tak mahatahu dan tak bisa mengintervensi segala
macam peristiwa di dunia ini, pada hakikatnya ia adalah antek-antek
setan yang sedang menantang Yesus. Jadi waspadalah dengan para pemberita firman
semacam ini, sebab pada dasarnya ia sedang menggemakan tantangan Iblis kepada
Yesus.
Tahukah anda bahwa Yesus menjawab dengan keras dan
jawabannya ini sungguh menantang kualitas diri seorang beriman kepada Kristus,
benarkah saya dan benarkah dirimu sungguh termasuk yang dipilih-Nya untuk
dikasihi-Nya dengan kasihnya yang begitu besar itu (Yoh 3:16)? Atau
jangan-jangan engkau sedang berada didalam barisan manusia-manusia terkutuk
sebab sedang menghujat Allah beserta segenap kehendak-Nya?
Perhatikan
dua hal ini:
●Yesus
berkata kepadanya: "Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan,
Allahmu!" - Mat 4:7
●Maka
kata Yesus kepadanya: "Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya,
sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang. Atau kausangka,
bahwa Aku tidak dapat berseru kepada Bapa-Ku, supaya Ia segera mengirim lebih
dari dua belas pasukan malaikat membantu Aku?- Mat 26:52-53
Jika anda pikir Yesus terlampau naïf untuk dunia
yang penuh terror dan kekerasan, anda salah besar! Ia bahkan tahu pedang dapat
melepaskan dirinya daripada yang jahat, bahkan lebih gila lagi, Ia sangat tahu
12 pasukan malaikat akan begitu
gampangnya membumi hanguskan lawan-lawannya dari yang jahat. Tetapi tidak!
Mengapa
tidak? Nah…ini yang menjadi kegilaan manusia kala membicarakan
hal-hal kelam di dunia ini. Tak semua hal bisa kita jelaskan, apalagi hal-hal
kontemporer karena memang Yesus tak pernah bicara apapun mengenai hal-hal keji
di dunia kontemporer, sebab Ia sudah duduk disebelah kanan Allah ditempat
tinggi (Ibrani 1:1-3). Atau anda tak percaya juga?
Namun, kesunyian dirinya terhadap dunia
kontemporer bukan basis untuk
mendefinisikan diri-Nya. Mengapa? Sebab itu secara prinsipil akan melawan
apa yang terang benderang telah Ia
jelaskan, mengapa malapetaka harus memakan dirinya. Itu adalah hal yang sungguh
merugikan dirinya. Siapa lagi yang mau percaya? Siapa??
Siapa yang tidak akan begitu geli dan meludahi
penjelasan Yesus semacam ini:
Matius
26:54 Jika begitu, bagaimanakah akan
digenapi yang tertulis dalam Kitab Suci, yang mengatakan, bahwa harus terjadi
demikian?"
Dan hei…… Ia memang diludahi bahkan ditonjoki!
Markus
14:65 Lalu mulailah beberapa orang meludahi Dia dan menutupi
muka-Nya dan meninju-Nya sambil berkata kepada-Nya: "Hai nabi, cobalah
terka!" Malah para pengawalpun memukul Dia.
Dan
hei… anda yang mengolok-olok Yesus sebagai tak dapat mengintervensi setiap
peristiwa buruk di dunia ini, pada dasarnya anda adalah pengolok yang paling
menggenaskan dibandingkan para pengolok-pengolok di eranya:
Matius
27:39-40 Orang-orang yang lewat di sana menghujat Dia dan sambil menggelengkan
kepala, mereka berkata: "Hai Engkau yang mau merubuhkan Bait Suci dan mau
membangunnya kembali dalam tiga hari, selamatkanlah diri-Mu jikalau Engkau Anak
Allah, turunlah dari salib itu!"
Setiap orang Kristen apalagi yang mengajar di atas
mimbar, bahkan bangga berdiri dihadapan orang banyak berkata: Ia tak bisa mengintervensi
segala-galanya di dunia ini, lihat saja itu Sarinah. Mengapa Ia biarkan teroris-teroris itu
merangsek. Katanya Ia Allah yang mahakuasa? Hahahahahaha….. salah besar. Tidak sama sekali. Ia tak begitu
besar; Ia tak sebesar yang anda sangkakan!
Anda
mungkin tak meludahinya; anda mungkin tak menggeleng-gelengkan kepala tanda heran memandang realita dan ekspektasi berdasarkan
sabdanya. Inikah Tuhan itu? Apa yang mau diharapkan daripadanya jika untuk
dirinya saja ia tak bisa menyelamatkan dirinya.
Apakah anda akan berkata kepada firman ini sebagai
firman brengsek juga, kala besok-besok anda lewat dan kena bom dan kaki anda
harus diamputasi:
Mazmur
91:11-12,15 Sebab TUHAN ialah tempat perlindunganmu, Yang Mahatinggi telah
kaubuat tempat perteduhanmu, malapetaka tidak akan menimpa kamu, dan tulah
tidak akan mendekat kepada kemahmu; sebab malaikat-malaikat-Nya akan
diperintahkan-Nya kepadamu untuk menjaga engkau di segala jalanmu. Mereka
akan menatang engkau di atas tangannya, supaya kakimu jangan terantuk kepada
batu. (15) Bila ia berseru kepada-Ku, Aku akan menjawab, Aku
akan menyertai dia dalam kesesakan, Aku akan meluputkannya dan memuliakannya.
Tentu saja
bagi siapapun yang percaya bahwa
Allah tak bisa mengintervensi akan setiap peristiwa di dunia ini maka:
1.
Pantang sama sekali dan sungguh
munafik bagi anda untuk berdoa meminta
keamanan dan apapun juga. Sebab Ia tak dapat mengintervensi apapun juga.
2.Anda
bahkan sama sekali tak boleh menyebut nama atau berteriak seru minta tolong
kepada Tuhan jika anda sedang dalam keadaan terdesak atau genting atau
marabahaya. Anda harus hidup agak sedikit bermartabatlah dihadapan-Nya setelah
anda mengatakan bahwa Ia tak bisa mengintervensi setiap hal di dunia ini.
Manusia sungguh celaka, jikan bukan Allah
memelihara imannya! Perhatikan hal berikut ini:
Lukas
24:15-21 Ketika mereka sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran, datanglah
Yesus sendiri mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama dengan mereka. Tetapi
ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenal
Dia. Yesus berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu percakapkan sementara
kamu berjalan?" Maka berhentilah mereka dengan muka muram. Seorang dari
mereka, namanya Kleopas, menjawab-Nya: "Adakah Engkau satu-satunya orang
asing di Yerusalem, yang tidak tahu apa yang terjadi di situ pada hari-hari
belakangan ini?" Kata-Nya kepada mereka: "Apakah itu?" Jawab
mereka: "Apa yang terjadi dengan Yesus orang Nazaret. Dia adalah seorang
nabi, yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di depan
seluruh bangsa kami. Tetapi imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin kami telah
menyerahkan Dia untuk dihukum mati dan mereka telah menyalibkan-Nya. Padahal kami dahulu mengharapkan,
bahwa Dialah yang datang untuk
membebaskan bangsa Israel. Tetapi sementara itu telah lewat tiga hari,
sejak semuanya itu terjadi.
Apakah yang paling mematikan dalam kehidupan
orang-orang yang mengaku anak Allah,
anak Raja, anak Dia Yang Bertakhta disebelah kanan Allah? Ekspektasimu tak berjumpa dengan realita! Allahmu yang kaujumpai didalam Alkitabmu,
didalam harapan batinmu, didalam dambaan jiwamu tak berjumpa di dunia ini.
IA TAK MEMBEBASKAN APA YANG KAUHARAPAKAN AGAR IA MEMBEBASKAN.
Ketika Yesus datang menghampiri para murid yang
berada didalam perahu dan diamuk badai ditengah kegelapan, lalu seketika
menghantarkan mereka ke tujuan-Nya, apakah anda pikir badai semacam itu turut
lenyap selamanya? Tidak! Ia bahkan berjalan di dalam badai itu; Ia tak
melenyapkanya. Ia berada di dalam elemen badai itu dan berada di dalam elemen
segenap semesta dan tak dapat menelan dirinya! Badai-badai yang lebih hebat,
bahkan, secara rutin menjadi raja atas nasib hidup manusia.
Matius
14:27-32 Tetapi segera Yesus berkata kepada mereka: "Tenanglah! Aku ini, jangan takut!" Lalu Petrus berseru dan
menjawab Dia: "Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu
berjalan di atas air." Kata Yesus: "Datanglah!" Maka Petrus
turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus. Tetapi ketika
dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak:
"Tuhan, tolonglah aku!" Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang
dia dan berkata: "Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau
bimbang?" Lalu mereka naik ke perahu dan anginpun redalah.
Badai atau TEROR alam tak jua berhenti saat Yesus
berkata TENANGLAH, AKU INI, JANGAN TAKUT. Dalam kecamuk yang tak hilang Ia
berkata demikian. Petrus bermohon agar Yesus kalau memang benar itu adalah Dia,
agar suruh dirinya juga berjalan di atas air. Lihat! TEROR
apapun akan benar-benar menenggelamkan jiwamu. Anda tak cukup hanya sekedar
sabda: TENANGLAH; anda tak cukup cuma sekedar sabda: AKU INI; bahkan, tak cukup
sekedar sabda; JANGAN TAKUT.
Anda menuntut Tuhan itu perkasa; anda menuntut
Tuhan itu Superman, Wonder Woman, Iron Man,
Arrow, Hulk, Thor, Aquaman, Ethan Hunt, James Bond, atau Bourne! Sehingga bukti
adalah yang terutama melampaui iman! Sehingga Petrus bermohon, dan tadaaaa….
Ia seperti Yesus!!! Ia berjalan di atas air!!! Tapi salah! Ia bukan Yesus dan Ia tak pernah sama sekali
berjalan di atas air! Tetapi Ia seperti semua manusia yang begitu
lemah dan tak berdaya mempertahankan imannya dan Ia harus berjalan di atas kuasa perkataan Yesus yang memerintahkannya,
dan Ia tak boleh memalingkan sedikit saja dari perkataan atau sabdanya? Tapi…… sanggupkan untuk tiada henti setitik saja untuk
tak berpaling pada sabdanya? Mustahil
teman, bahkan ketika anda di kejar seekor anjing gila, anda seketika menjadi
orang yang begitu kokoh dicengkram
ketakutan. Tak bersisa di dirimu kalau kamu adalah anak Raja, anak Allah, memiliki pengurapan Roh Kudus. Tidak, kita
semua adalah orang-orang beriman yang senantiasa harus dijagai-Nya, seperti
halnya Petrus!
Masalahnya bukan pada badai, terror, bom bunuh
diri, dan segala ancaman yang dapat melumatmu dan menggelisahkan ketuhananmu
dan membuatmu mencari keamanan batin dengan mereduksi Tuhan melalui serangkaian
proses akomodatif. Apakah yang diakomodatif? Realita bahwa Yesus bisa diludahi
dan ditinjui!
Anda
dan saya tak bisa membentengi iman ini dari realita badai terror dunia ini.
Kemarin bom Bali 1 dan 2, sekarang Sarinah, bahkan ISIS?? Jadi kalau reduksionisme anda berdasarkan peristiwa
faktual maka suata saat kuntil anak akan jadi Mesiasmu! Percayalah.
Hanya Yesus saja benteng imanmu dari segala badai terror.
Teror didunia ini tak akan pernah sepoi-sepoi tapi badai yang akan bisa menekuk
imanmu hingga anda akan memperlihatkan kesejatian dirimu di dunia ini. Murid
Kristus sejatikah atau para murid palsu yang berperilaku iman amat menyesatkan.
Lihatlah kelemahan saya dan anda tanpa
Kristus pada peristiwa Petrus ini:
Matius
14:31 Segera Yesus mengulurkan
tangan-Nya, memegang dia dan berkata: "Hai orang yang kurang
percaya, mengapa engkau bimbang?"
Uluran tangan Yesus atau pemeliharan Yesus atas
setiap kepunyaannya, itulah kunci keamanan keselamatanmu. Bahkan kalaupun kau
harus tenggelam dan mati, bersama Yesuslah engkau mati dan bersama dialah
engaku akan bangkit!
Pun demikian dengan para murid yang dihampiri
Yesus dalam perjalanan menuju Emaus dan dalam kekecewaan iman yang begitu
mematikan, memerlukan uluran tangan atau
pemeliharan iman oleh Yesus Sang Kristus Sang Penebus Sang Tuhan pemilik hidup
mereka:
Lukas
24:25-26 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu
tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi! Bukankah
Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?"
Ekspektasi
tak berjumpa dengan realita dunia dan menjadi kecewa
atau menuding Ia tak semahahebat dan semahakuasa, hanya menunjukan satu hal
saja: kita semua orang bodoh! Bodoh banget untuk dapat mengenali kemuliaan dan
kemahaannya dan bagaimana Ia bekerja di alam semesta ini!
Semua
anak Allah membutuhkan pemeliharaan Kristus,
agar ditengah kancah dunia ini, iman kita tidak ambruk dan kita terhilang pada
akhirnya. Kalau dulu para murid yang spektakuler itu membutuhkannya maka
terlebih lagi saya dan anda! Ya… ini benar-benar vital.
Lukas
24:27,30,31,32 Lalu Ia menjelaskan
kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai
dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi. Waktu Ia duduk makan dengan
mereka, Ia mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya dan
memberikannya kepada mereka. Ketika itu terbukalah mata mereka dan merekapun
mengenal Dia, tetapi Ia lenyap dari tengah-tengah mereka. Kata mereka seorang
kepada yang lain: "Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara
dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada
kita?"
Dari
kecewa menjadi berkobar kembali. Dari manakah
datangnya? Bukan dari
pemikiran positif, bukan dari praise and worship oleh song leader yang begitu
diurapi Allah. Bukan, tetapi dari
atau karena Yesus mengucapkan berkatnya padamu dan membawamu masuk ke
dalam persekutuan sempurna dengan diri-Nya. Kita membutuhkan Yesus dalam
kehidupan ini; kita membutuhkan Dia menjadi
kawan jiwa ini yang memandu perjalanan selama di dunia ini, hingga sampai di
tujuan yang dikehendaki Bapa yang berjalan baik selama di dunia ini dan
digenapi kala tiba di kediaman Bapa yang telah dibangun oleh Kristus.
Lukas
24:44-47 Ia berkata kepada mereka: "Inilah perkataan-Ku, yang telah
Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus
digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab
nabi-nabi dan kitab Mazmur." Lalu
Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci. Kata-Nya
kepada mereka: "Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang
ketiga,
Tak ada
formulasi canggih dan tak ada
solusi psikologis yang mumpuni untuk memodifikasi Allah didalam dunia kita yang
makin lama makin seperti comberan busuk yang sebisa mungkin diperindah dengan
taman-taman indah dan gemerlap lampu-lampu indah di gedung-gedung megah dan
berbagai superkonstruksi yang agung,
sehingga Allah memiliki posisi yang tak bersinggungan atau berlintasan atau
malah berjalan didalam badai dan kemencekaman. Faktanya Ia
berjalan didalam badai, Ia bersama para murid hidup di dalam kemencekaman.
Dan memang itu akan begitu menyudutkanmu, sebab anda akan dipertanyakan dengan
sebuah olokan maut: itukah Tuhanmu?
Hanya jika Yesus menjagaimu dan mempertahankan
imanmu, maka anda tak akan mati dalam
ketidakpercayaanmu, tidak tumbang imanmu
dan tidak kerontang imanmu dimakan badai dunia ini. Siapa yang sanggup diterpa berita dan ancaman hari ke hari dengan
kekuatan dirinya sendiri? Uangmu
dan kekuasaan politikmu hanyalah kerikil dihadapan badai yang mahakuasa di
atmosfir dunia ini. Sayangnya, Ia
tak akan melunak sekalipun anda menyembahnya. Sekalipun Badai Yang Mahakuasa dan Teror Yang Mahakuasa
lebih hebat daripada Yesus dalam pandanganmu, ia tak akan tersenyum padamu
sekalipun anda menyembahnya dengan cara menista Yesus.
Sungguh malanglah dirimu, jika Yesus tak menjaga
dan mempertahankan imanmu dihadapan badai dan teror dunia ini.
Semoga refleksi teror Sarinah ini bermanfaat
bagimu.
SOLI
DEO GLORIA
No comments:
Post a Comment