Oleh: Martin Simamora
Bacalah lebih
dulu bagian3Q-3g3
Sekarang, Yesus
secara sangat tajam memandang kepada mereka yang
telah dilepaskan dari kehakikatan mereka yang digambarkannya
bagaikan “anjing dan babi,” saat ia bersabda “Adakah seorang dari padamu yang
memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, atau
memberi ular, jika ia meminta ikan? Jadi jika kamu yang
jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang
di sorga! Ia
akan memberikan yang baik [bukan malapetaka] kepada mereka yang meminta atau
bermohon kepada-Nya untuk pertolongan atau jawaban- Mat
7:9-11."
Ini adalah sebuah pengajaran
yang menakjubkan pada 2
realita sekaligus. Pertama: Yesus mengatakan bahwa dihadapan Allah, dunia manusia
yang mengandung kebenaran-kebenaran luhur telah ditegaskannya sebagai tak berkuasa mengubah hakikat manusia yang jahat menjadi berkenan di
hadapan-Nya. Saat Yesus berkata “jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada
anak-anakmu.’ Sebelumnya kita telah melihat sebuah larangan yang begitu
keras yang harus dilakukan oleh murid-murid-Nya ”jangan memberikan mutiara dan barang kudus kepada babi dan anjing,”
sebuah relasi di dalam kematian, yang
menunjukan relasi manusia-manusia pada hakikatnya dengan Allah.
Dan, sekarang Yesus menyingkapkan kehidupan mereka yang telah memiliki hakikat baru dari
bagaikan “anjing dan babi terhadap mutiara dan barang
kudus ”menjadi bagaikan “anak-anak terhadap Bapa di sorga.” Kedua:
Yesus mengajarkan bahwa fondasi hubungan
anak – anak Bapa terhadap Bapanya yang di sorga, adalah percaya
atau beriman kepada Bapa sebagai sumber di atas segala sumber jawaban atas
tantangan dan kekuatan untuk mengarungi atau menghadapi berbagai problem
perjalanan hidupnya; bahwa Bapa adalah
Sang Penjawab doa yang bukan sekedar menjawab memenuhi segala
permintaanmu dan permohonanmu, namun Ia adalah Sang Mahatahu atas apapun
yang terbaik dari-Nya untuk diterima
oleh anak-anak-Nya. Apa yang menunjukan bahwa Bapa itu lebih baik daripada
ayah-ayah dunia ini, bukan pada menjawab segala apapun yang diminta dan
sesegera mungkin dijawab, tetapi, bagaimana
Bapa memiliki kebaikan yang tak terjamah atau tak mungkin dilakukan oleh
ayah-ayah di dunia ini: “jadi jika kamu
yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi
Bapamu yang di sorga!
“Apalagi” bukan sebuah perbandingan, tetapi pada apa
yang begitu sempurna dan begitu berkuasa dan tak tak dapat gagal. “Di sorga”
adalah realita yang membuat diri-Nya tak dapat diperbandingkan pada sebuah
kemuliaan yang dapat dilahirkan diri manusia. Semua kemuliaan manusia tak bernilai dihadapan-Nya.
Sang Hakim Kristus,
dalam perihal/pengajaran pengabulan pada apa yang diminta
atau yang dimohonkan/didoakan, secara bersamaan telah menghakimi
kebaikan-kebaikan yang dilakukan oleh ayah-ayah yang baik di dunia ini, sebagai
pada hakikatnya manusia-manusia yang jahat: “jadi jika kamu yang jahat tahu
memberikan pemberian yang baik kepada anak-anakmu.” Yesus menunjukan
bahwa kebaikan manusia yang paling mulia sekalipun tak sama sekali membuat
seorang ayah yang baik itu berubah menjadi baik di mata Bapa. Dengan kata lain
hakikat dosa pada diri manusia sama sekali tak dapat diputihkan atau disucikan
atau diluruhkan dengan kebaikan yang begitu mulia, dengan kata lain sebagaimana
kitab suci mengatakan: semua manusia apda hakikatnya bejat, tidak ada yang baik
di mata Allah [Baca Roma 3:10; Mazmur 14:23].
■Hal
Pengabulan Doa
Matius
7:7-11 Mintalah, maka akan
diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta,
menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang
mengetok, baginya pintu dibukakan. Adakah
seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, atau
memberi ular, jika ia meminta ikan? Jadi jika kamu yang jahat tahu
memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik
kepada mereka yang meminta kepada-Nya."
Minta,
cari dan ketok. Anda harus tahu
kemanakah anda harus meminta, mencari dan mengetok, dan dalam hal
ini kepada Bapa di sorga. Anak-anak Allah di dunia ini tak memiliki relasi kehidupan kekal dengan dunia ini, sebab anak-anak Allah bukan berasal dari dunia
[Yohanes 17:14,16; Yohanes 15:19] ini, tetapi Bapa. Ini, ketika Yesus menyebutkan hubungan para murid dengan Allah sebagai “Bapamu
yang di sorga,” maka ini adalah sebuah hubungan yang pertama-tama lahir dari
lahirnya hakikat yang baru; yang datang dari kehendak Allah, bukan
dari [ Yohanes 1:12-14; Yohanes 3:5-8] kehendak manusia.
Apakah
yang diharapkan oleh anak-anak Allah yang meminta, mencari dan mengetok,
dan apakah yang, kemudian, hendak
diberikan oleh Bapa di sorga? Yesus memberikan sebuah gambaran tajam
dengan sebuah maksud tunggal: “dasar bagi setiap anak-anak Allah untuk meminta
adalah Bapa, dan dasar bagi setiap anak-anak Allah untuk percaya adalah Bapa,
di sorga. Apa yang luar
biasa itu, karenanya, ada pada
bagaimana Yesus menunjukan bahwa dasar bagi setiap pengabulan adalah kebijakan
Bapa yang senantiasa sempurna. Tak
hanya itu, Dia yang di sorga kini telah begitu dekat! Yesus meletakan sebuah fondasasi berdoa yang begitu intim atau begitu
penuh dengan kasih: “Jadi jika kamu
yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga!”
Ini
sangat berbeda dengan Matius 7:6. Pada Matius 7:6 sekalipun menunjukan Bapa
adalah Pemberi yang begitu sempurna dan penuh dengan maksud yang baik dan
sempurna, namun tidak akan menjadi hal
yang diminta, dicari dan diketok. Relasi antara para
murid dengan Allah adalah Bapamu di sorga telah menunjukan bahwa para murid
telah mengalami pengubahan
hakikat dari yang mustahil untuk menerima “Mutiara dan barang kudus,” menjadi dapat menerimanya. Sebuah
relasi yang mustahil bagi manusia untuk diupayakan, telah ditanggulangi oleh Allah.
Yesus
menunjukan bahwa semua manusia, sekalipun ada yang memiliki kebaikan-kebaikan
dan kebenaran-kebenaran yang begitu luhur –ini faktual-, tidak sama sekali
mengubah dirinya yang jahat, menjadi baik di mata Allah. Kebaikan-kebaikan
manusia itu sendiri tak dapat membuat- [penggambaran Yesus]-“ babi dan anjing dapat menerima
Mutiara dan barang kudus sebagai bernilai tinggi sehingga tak seharusnya
dibiarkan tergeletak/diabaikan/dibuang, dan bahkan menilai si pemberi adalah hal yang membahayakan,” dengan
menjadi anak-anak Allah atau
yang dapat menerima Yesus adalah Mutiara dan barang kudus itu sendiri merupakan
sebuah keajaiban yang dilakukan oleh Bapa. Kebaikan-kebaikan, nilai-nilai luhur
dan kasih sesama manusia apalagi kasih
orang tua terhadap anak-anaknya yang begitu mulia, bahkan sama sekali
tak menunjukan telah terjadi proses penjelmaan manusia dalam maut telah
mengalami progress atau kemajuan pada
diri manusia yang berjuang keras melepaskan diri dari gengaman kuasa dosa,
dihadapan Allah, sehingga, kemudian, ia layak dilantik menjadi anak-anak Bapa
di sorga.
Jika
para ayah di dunia ini akan berupaya memenuhi atau menjawab kebutuhan
anak-anaknya [yang bahkan si ayah bisa saja lebih tahu daripada si anak
akan apa yang baik atau tak membahayakan dirinya], maka terlebih lagi Bapamu di
sorga. Ini adalah relasi tertutup. Tak semua manusia dapat memiliki relasi
dengan Allah adalah Bapanya yang disorga dan tak semua manusia dapat secara faktual
mendapatkan kehidupan semacam ini.
Kemuliaan
seorang ayah di dunia ini adalah ini: “Adakah
seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, atau
memberi ular, jika ia meminta ikan?”
Tak
ada ayah di dunia ini yang akan memberikan batu kepada anaknya yang meminta
roti. Ini hal yang berbeda secara amat tajam dari hakikat Iblis atau Bapa segala dusta yang memberikan batu
kepada Yesus yang sudah begitu lama tak makan, dan kemudian menyuruhnya untuk mengubahnya menjadi roti [Lukas 4:3]. Hanya iblis yang memberikan batu kepada
manusia yang kelaparan, sementara Yesus memberikan makanan yang
cukup dan mengenyangkan [Matius 15:14-21], Yesus bukan iblis yang
mempermainkan jawaban atas
sebuah kebutuhan, apalagi yang mendesak [Matius 14:14-18]. Berbeda dengan
iblis, Yesus menjawab problem para
murid-Nya pada dirinya sendiri;
saat para murid menyampaikan atau
mengajukan problem dalam memenuhi kebutuhan hidup ini, maka Yesus mengambil alih masalah itu dan menaklukannya
pada dirinya sendiri dan menjawabnya dengan sebuah penaklukan masalah yang
kongkrit:
“Menjelang
malam, murid-murid-Nya datang
kepada-Nya dan berkata: "Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam. Suruhlah
orang banyak itu pergi supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa."
Tetapi Yesus berkata
kepada mereka: "Tidak perlu mereka pergi, kamu harus
memberi mereka makan."-Matius 14:15-16
Sementara para murid memiliki ide [bagaimana
seharusnya Yesus menjawab sebuah masalah yang sedang diajukan atau dimohonkan untuk diatasi] agar Yesus
memerintahkan orang banyak untuk mengatasi dan berjuang mengatasi masalahnya
sendirian [“Tempat ini sunyi dan hari
sudah mulai malam. Suruhlah
orang banyak itu pergi supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa],
Yesus berkata: Tidak perlu mereka
pergi, kamu harus member mereka makan. Bukan hanya orang banyak itu yang
memiliki masalah dengan “tempat ini sunyi
dan hari sudah mulai malam.” Jika sebuah tempat adalah sunyi, maka sebuah bencana yang
mengerikan untuk memberi makan ribuan orang. Para murid datang kepada Yesus dengan membawa
masalah didalam kehidupan [pelayanan mereka bersama Yesus], namun bukannya
berserah penuh kepada Yesus sebagai sumber jawaban atas masalah yang
disampaikan, sebaliknya menginstruksikan Yesus akan apa yang harus
dilakukannya. Ini memang bukan sebuah doa, pada kasus ini, namun harus dicamkan
bahwa inilah substansi doa para
anak-anak Allah di dalam kehidupan dunia ini. Tetapi Yesus bukan memberikan dirinya untuk melayani hasrat-hasrat manusia seolah ia
adalah obyek pemerintahan manusia-manusia tebusannya di dalam permohonan atau
permintaan mereka, ia tak pernah menjawab permohonan atas masalah
yang harus ditanggulangi berdasarkan kemauan si pemohon, si pengetuk, si
pencari jawaban atau solusi masalah, tetapi berdasarkan kehendak
dirinya akan bagaimana Ia mau menjawab atau mewujudkan sebuah doa
dijawab! Bagaimana Ia menunjukan kasih-Nya atau mewujudkan sebuah doa, adalah keputusan kedaulatannya sendiri, bukan
pada tuntutan manusia agar dilayani-Nya.
“Bersama Yesus segala masalah dapat kuatasi,”
begitulah deklamasi iman yang kerap kita dengarkan. Itu benar, tetapi, bukan anda yang menjadi pendikte Yesus. Itu, tak akan pernah terjadi, sebab kasih Allah yang begitu besar kepadamu (Yohanes 3:16; Yohanes 15:9] bukan
sebuah penyerahan Anak Tunggalnya untuk menjadi pelayan berbagai hasratmu,
namun menjadi pelayan kehendak Allah untuk mewujudkan kehendak Bapa atas
keselamatan dirimu sebagaimana kehendak Bapa. Beginilah Yesus menjawab kehendak para murid yang datang membawa
masalah untuk dipecahkan/dijawab: “Tidak
perlu mereka pergi, kamu harus memberi mereka makan.” Para murid tidak perlu pergi ke manapun.
Tempat itu boleh sunyi dan gelap, tetapi, bukankah Yesus adalah Sang Roti Hidup yang datang dari sorga?
Ketika
Yesus bersabda: Jadi jika kamu yang jahat
tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan
memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya –Matius 7”
secara demikian, maka, ini bukan belaka
soal semua manusia pada hakikatnya jahat [jika kamu yang jahat] sekalipun berbudi luhur, tetapi juga menunjukan Bapa Sang Pemberi Jawaban, sungguh amat berbeda dengan ayah-ayah dunia yang memberikan
atau menjawab permohonan atau permintaan atau menanggulangi kegentingan pada
anak-anak terkasih mereka. Bapa ada
di sorga! Jika Bapa hanya sekedar berhakikat tak berdosa namun juga berasal dari bumi ini, maka
pengajaran Yesus ini sungguh menyedihkan, karena sebagai sesama kebenaran yang dilahirkan oleh dunia ini, tak ada dasar sama sekali untuk berkata “apalagi
Bapamu…. .” Di sorga, bukan sekedar menunjukan bahwa Ia ada di sana dan tak ada di sini, bukan!
Tetapi, menunjukan pemerintahan dan kekuasaan-Nya
yang mengatasi segenap dunia ciptaan-Nya. Yesus menunjukan atau
menyingkapkan perihal ini kala ia
mengajarkan para muridnya sebuah teladan dalam berdoa:“Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah
nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga”
– Matius 6:9-10 [bandingkanlah dengan Markus 1:15; Matius 3:2; Matius 4:17].
Sorga mengatasi dunia sebab pemerintahan sorga mencakup dan menundukan dunia
dengan segala kemauannya, namun, sebaliknya, pemerintahan dunia tidak mencakup sorga-tidak dapat mempengaruhi/menyudutkan/mendesak/mengekang/mengambat/
melumpuhkan segenap maksud Allah pada setiap kehendak yang diwujudkan-Nya di
dunia ini.
Perhatikan
pernyataan nabi Yohanes Pembaptis terkait hal ini:
Yohanes
3:31 Siapa yang datang dari atas adalah di atas semuanya; siapa yang berasal
dari bumi, termasuk pada bumi dan berkata-kata dalam bahasa bumi. Siapa yang datang dari sorga adalah di atas
semuanya.
Yesus
menegaskan pernyataan nabi Yohanes ini:
Matius
28:18 Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga
dan di bumi
Ketika
Yesus berkata “Bapamu di sorga” maka itu
bukan soal doktrinal belaka atau soal tertulis saja. Terkait ini, ia secara
vulgar mengucapkan hal yang tak akan sanggup untuk diucapkan oleh
seorang manusia tanpa penyertaan kuasa yang memang merefleksikan secara sempurna pada [ Yohanes 5:25,36; Markus
10:51-52] perkataan dan tindakannya:
Yohanes
3:12-13 Kamu tidak percaya, waktu Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal
duniawi, bagaimana kamu akan percaya, kalau Aku berkata-kata dengan kamu
tentang hal-hal sorgawi? Tidak ada seorangpun yang telah naik ke sorga, selain
dari pada Dia yang telah turun dari
sorga, yaitu Anak Manusia.
Hakikat
pemerintahan Yesus adalah Ia yang telah turun dari [Ibrani
10:5] sorga. Dengan kata
lain, ia telah dikatakan datang
dari sorga bukan karena ia
pernah naik ke sorga dan kemudian turun ke dunia ini, namun memang pada hakikatnya yang memerintah di sorga bersama-sama
dengan Allah, dan bersama-sama dengan Allah menciptakan Langit – Bumi [Yohanes
1:1-2]. Pemerintahan-Nya di sorga adalah pemerintahan yang menaklukan segala
dunia ciptaan diri-Nya [ Kolose 1:15-16].
Ketika
seorang murid Kristus atau orang yang beriman kepada Kristus datang kepada Bapa
: minta, cari dan ketok, maka
ia datang kepada Allah sang Pemerintah langit dan bumi yang telah Ia serahkan
sepenuhnya di dalam Yesus Kristus. Itu sebabnya terkait hal ini, terkait
pemerintahan Allah di sorga dan di bumi maka Yesus adalah satu-satunya nama
yang kepadanya, Allah berkenan untuk menjawab sebab segala kuasa di sorga dan di bumi telah
diserahkan kepada Yesus. Perhatikan hal
berikut ini:
Yohanes
16:23-24 Dan pada hari itu kamu tidak akan menanyakan apa-apa kepada-Ku. Aku
berkata kepadamu: Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan
diberikan-Nya kepadamu dalam nama-Ku. Sampai sekarang kamu
belum meminta sesuatupun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima,
supaya penuhlah sukacitamu.
Yohanes
16:26 Pada hari itu kamu akan berdoa
dalam nama-Ku. Dan tidak Aku
katakan kepadamu, bahwa Aku meminta
bagimu kepada Bapa,
Semua tebusan Kristus akan berdoa atau meminta atau
memohon kepada Yesus Kristus sebagai
Sang Kristus yang telah menerima segala kuasa di bumi dan di sorga,
sehingga di dalam hal inilah, Yesus di dalam menjawab dan di dalam menentukan
bagaimana Ia menjawab, tidak dalam cara “Aku meminta bagimu kepada Bapa,” namun
pada Yesus sendiri, pada dirinya sendiri, pada pertimbangannya sendiri ia
menjawab, sebab itu adalah bagian dari “segala kuasa di sorga dan di bumi” yang
telah diserahkan kepada Yesus Kristus. Ini adalah perwujudan paling otentik dan
faktual dan bernilai abadi di sepanjang kasih karunia Allah yang dapat
dinikmati setiap anak-anak manusia
tebusan Kristus di sepanjang masa.
Yesus,
juga mengajarkan, bahwa Bapa yang di
sorga lebih baik daripada ayah-ayah
di bumi ini dalam menjawab dan bagaimana menjawab permohonan dan
permintaan, dengan demikian. Sebab Ia adalah Allah yang memerintah atas segenap
alam semesta. Bukan hanya itu, Ia adalah Allah yang memerintah dan berdaulat. Ini penting! Sebab ini adalah hakikat relasi antara anak-anak Allah
yang meminta atau memohon kepada Allah,
Bapanya.
Bahwa
setiap diri orang beriman kepada Yesus, datang kepada Allah yang mendengarkan
permohonan dan menjawab doa saya dan anda ,dalam
sebuah cara pewujudan yang bisa jadi bukan seperti yang kita harapkan atau
yang kita kehendaki bagaimana itu
seharusnya dijawab. Dalam hal ini, bisa berarti negatif atau positif pada
pengertian anak-anak Bapa yang berdoa atau sedang memohonkan sesuatu. Namun ini, bukan dasar apapun untuk
mencurigai Allah sedang tak berhasrat untuk menjawab doaku, sedang malas
untuk menanggapimu, sebab pada dasarnya anda badung dan bebal, atau Ia sedang kerepotan
menanggapi jawaban-jawaban beratus juta permohonan anak-anak-Nya di dunia
ini. Pandanganmu semacam ini telah diremukan,ketika Yesus bersabda:
Adakah seorang dari padamu yang
memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia
meminta ikan?
Mat7.
[Pada
Lukas 11:11- 12 Bapa manakah di antara kamu, jika anaknya minta ikan dari
padanya, akan memberikan ular kepada anaknya itu ganti ikan? Atau,
jika ia minta telur, akan memberikan kepadanya kalajengking?]
yang
hendak ditekankan oleh Yesus adalah, kemahatahuan Allah dan kedaulatan
pemerintahan Allah di dalam kehidupanmu-doamu
untuk menentukan apa yang terbaik bagi anak-anak-Nya, termasuk saya dan anda
yang senantiasa meminta dan memohon-Nya untuk menjawab. Ingat Ia, tak bisa didikte sekalipun kita meminta, mencari dan mengetok
bahkan didalam relasi orang percaya adalah anak dengan Bapa di
sorga.
Setiap
anak-anak Bapa di sorga, sangat didorong oleh Yesus untuk meminta, mencari dan
mengetok. Anda tak perlu ragu untuk apapun yang anda minta dan mohonkan; anda
tak perlu begitu doktrinalnya dalam berdoa sampai-sampai doa anda begitu
teologisnya sehingga anda bahkan tak mengalami sebuah relasi penuh kasih dan
kehangatan sebagai anak dengan bapaknya sendiri. Karena setiap anak-anak Allah dilahirkan dari
kehendak Allah, bukan dari kehendak daging atau manusia maka pemeliharan Allah
atau penjagaan Allah itu mencakup bagaimana sebuah permohonan oleh anak-anak-Nya
tak berujung malapetaka atau tragedi. Tak akan terjadi seperti seorang ayah di
dunia ini yang hanya dapat memberikan apa yang dapat diberikannya dan menjamin
kebahagiaan anaknya, walau untuk beberapa saat saja, sebab pada Yesus, jawaban
atas doa akan melibatkan pertimbangan-pertimbangan kekal Allah yang kekal penuh
kasih dan kekudusan yang terlampau bijaksana dan mulia untuk dipahami manusia
atas tindakan penjawaban doa-doa atas
masing-masing anak-anak-Nya. Anda tak perlu menjadi galau atau cemas dengan pertanyaan-pertanyaan: “mengapa
Allah menjawabnya dengan begitu membahagiakan, sementara padaku tidak demikian
bahagianya,” atau “mengapa ia menerima jawaban doa yang begitu cepat, sementara
padaku memerlukan satu dekade untuk menerima jawaban yang sama, sementara kami
bersama-sama berdoa.” Dan banyak lainnya lagi.
Bapa
di sorga lebih baik daripada para bapak di dunia ini, bukan saja pada hakikat para bapak yang baik itu adalah tetap saja
manusia-manusia yang jahat, namun karena
Allah telah lebih dahulu mengetahui apa yang dimintakan atau dimohonkan jauh
sebelum mulut berucap:
Matius
6:7-8 Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan
orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya
kata-kata doanya akan dikabulkan. Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui
apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta
kepada-Nya.
“Jangan kamu seperti mereka.” Tahukah
anda bahwa dengan demikian tak ada kebenaran yang bagaimanapun di luar
kebenaran yang disabdakan oleh Kristus. Sabda Kristus terkait pengajaran doa atau meminta kepada Allah ini, merupakan satu-satunya kehendak Bapa yang harus anda lakukan.
Tahukah anda, bahwa kala anda
berdoa kepada Allah di dalam Kristus,
anda bukan sedang menghadap Allah yang akan tahu apakah kebutuhan anda setelah
anda berucap. Sederhananya anda datang kepada Allah di dalam doa sebagai
seorang anak yang berjumpa dengan Bapa Sang Pemerintah dan Penyelenggara
kehidupanmu sejak permulaan hingga kesudahannya! Sekaligus ini adalah dasar
yang teguh bahwa tak ada satu saja doa anak-anak Allah yang tak berada didalam
kedaulatan pemerintahan-Nya itu: “Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan
sebelum kamu minta kepada-Nya.
Sementara
Ia maha tahu, Ia tetap memerintahkanmu: minta, cari dan ketoklah. Jangan tanya mengapa
ini harus terjadi sedemikian rupa. Jangan tanyakan kalau ia mahatahu, mengapa masih perlu
perintah berdoalah. Ini sama dengan mengapa
Yesus masih melakukan pemberitaan injil dan mengapa Yesus masih
memerintahkan para murid memberitakan injil, sementara
itu juga Ia bersabda tak
akan ada satu saja manusia yang dapat datang beriman kepadanya, jika bukan Bapa
yang mengaruniakannya [Yohanes 6:65]. Ia pada hakikatnya adalah Bapa
yang menjawabmu sebagai yang berdaulat dan memerintah penuh di dalam dunia dan
didalam perjalanan hidupmu, dan Ia menghendakimu menjadi anak-anak yang
mengenali Bapa di dalam segenap kehendak-Nya dalam meminta. Tak akan pernah
kita mengenali apakah sesungguhnya kehendak Bapa jika tidak kita berjumpa
dengan kehendak-Nya. Bagaimanakah kehendakmu didalam doamu kala berjumpa dengan
kehendak Bapamu. Apakah jika tak sesuai maka anda katakana: “Ia memberikan
batu, padahal aku meminta roti!”
Satu kepastian Yesus
bagi saya dan anda: Allah adalah Bapa
yang baik, lebih baik daripada segala
kebaikan yang dapat diberikan oleh dunia yang telah divonis Allah sebagai
jahat. Ia menjawabmu dengan
takaran-Nya, bukan takaranmu; Ia menjawabmu dengan cara-Nya, bukan dengan caramu. Ia memerintahkanmu untuk minta, cari dan ketok maka
lakukanlah, sebab dalam hal itulah
anda dan saya akan berjumpa dengan kehendak-kehendak Bapa atas hidupmu,
belajar membangun kepercayaan dari hari
ke hari bahwa Ia jauh lebih sempurna dalam memandang apa yang harus saya miliki
dalam mengatasi apapun yang saya dan anda panjatkan dalam doa, daripada apapun dan bagaimanapun menurutmu yang seharusnya dialami dan dipanjatkan pada-Nya agar Ia melakukan sesuai kehendak dirimu sendiri di dunia ini. Ingat,
sekali lagi, kalau anda meminta roti, pasti roti yang anda terima. Ini prinsip
hakiki! Namun bagaimana itu terwujud dan bagaimana anda menikmati roti itu,
berlangsung didalam kehendak dan pemerintahan-Nya, bukan berlangsung di dalam
kehendakku dan pemerintahanku yang harus dilayani Bapa! Sang Penjawab Doa menjawab dalam kemurahan atau kerelaan-Nya bagimu sesuai dengan pemerintahan-Nya atas dirimu yang dikasihi-Nya dan atas dunia yang berada dalam kedaulatan pemerintahan-Nya.
Inilah penghakiman
Pohon Yesus Kristus atas pohon-pohon kebijakan anak-anak Tuhan didalam doanya
kepada Bapa; inilah penghakiman Pohon
Yesus Kristus atas pohon-pohon kebajikan luhur manusia, yang digambarkan dengan
kasih seorang ayah kepada anak-anaknya: “memberikan roti kepada anak yang
meminta roti, bukan batu.”
Bersambung ke
“Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen”(3Q-3g5):“Tidak
Ada Keselamatan Di Luar Kristen Tetapi Ada Keselamatan Di Luar Kristen”
AMIN
Segala
Pujian Hanya Kepada TUHAN
The
cross
transforms
present criteria of relevance: present criteria of relevance do not transform
the
cross
[oleh
seorang teolog yang saya lupa namanya]
No comments:
Post a Comment