Oleh: Martin Simamora
Kala Allah Menguntaikan
Cinta-Nya Kepadamu, Takkan Terputus dan Tak ada Yang Dapat Memutuskannya.
Percayakah?
(Refleksi)
Harus dikatakan bahwa berbicara tentang cinta adalah hal
tersukar bagi manusia untuk memahaminya bukan sekedar kehidupan puitis belaka,
tetapi faktual. Tak sukar untuk menemukan pandangan-pandangan yang menyangsikan akan keabadian cinta,
bahkan termasuk pernikahan. Akan begitu mudah untuk mengatakan bahwa berharap
kehangatan cinta itu, pada suami isteri adalah sebuah kehidupan
mengawang-awang. Tak kecuali orang Kristen, pendeta? Bahkan menjadi begitu diperbudak
dengan dunia ini beserta segala hasratnya. Mengatakan mencintai dalam kesetiaan
dan keabadian dan kesucian jelas bukan hasrat dunia ini, walau didambakan.
Sungguh kehidupan yang menggenaskan, gelap dan membuat manusia dalam
kesendirian, gelisah, sendirian walau berdua-bertiga-berempat dalam canda,
tawa, cengkrama penuh gelak tawa, sebab.... sejenak kemudian... lenyap, bagaikan hantu pergi melesat
meninggalkan ceruk yang begitu dalam dan
hampa didalam jiwa manusia. Apakah yang dikatakan Yesus sebagai pemberian
tersucinya bagi para murid-murid yang dikasihi-Nya? Dengarkanlah dikedalam
sanubari anda, dan semoga ketika anda membacanya ada getar-getar nada cinta
membelai jiwamu yang terdalam, saya berdoa sungguh. Ya…Bapa, saya berdoa agar
kiranya kasih cintamu yang kekal dan kudus menjamah siapapun yang Kaucintai:
Yohanes
15:9 Seperti
Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu
Saya, anda dan
siapapun anda tak akan memiliki perbendaharaan cinta atau pengalaman mencintai
dan dicintai bahkan pendambaan untuk dicintai yang bagaimanapun untuk melanda
dirimu dan memelukmu erat-erat….erat sehingga jiwamu tak gersang dan damai
jiwamu kala Yesus mulai berbicara tentang cinta.
Kala Tuhan Berbicara
Tentang Cinta & Menyatakan Cintanya, Maka Langit Runtuh
Saya tak tahu
seberapa tinggi engkau harus menengadahkan kepalamu ke langit memandang cinta yang kaurindukan? Saya tidak
mengetahuinya, tetapi Yesus tahu! Jika Allah Sang Firman yang telah datang dalam rupa manusia
menyatakan membicarakan cinta dan mengutarakan cintanya… bukankah langit telah runtuh sebab saya dan anda tak
perlu lagi menengadahkan kepala ini memandangi langit untuk mencari dan
menggapai apa yang mustahil bagi saya dan anda untuk digapai dan kemudian
dimiliki untuk dipeluki erat-erat.
Saya, anda, dan
siapapun dirimu adalah manusia-manusia yang begitu miskin, begitu hancurnya
untuk sekedar berbicara cinta, apalagi mencintai. Jika demikian… apakah yang
dapat saya, anda, dan siapapun dirimu dapat tuturkan mengenai kasih dan
kesetiaan. Jika saya, anda, dan siapapun dirimu adalah manusia-manusia yang
begitu miskin akan cinta. Apakah yang dapat anda tuturkan mengenai kesetiaan?
Kalau kasih atau
cinta yang otentik, yang begitu hangat,
begitu mesra, begitu menggebu, begitu mencemburui, begitu menguatirkan sang
isteri tercinta akan mengalami hal-hal buruk, maka memang itu adalah potret
kekuatan cinta manusia pada permulaan pernikahan atau permulaan rumah tangga.
Tanpa Kristus begitu miskin, begitu rendah daya manusia itu untuk mencintai dan
mempertahankan rumah tangganya dalam kekuatan cinta, setia dan kudus.
Apakah Yesus memiliki
pengalaman-pengalaman cinta semacam ini? Tentu, dia tak pernah mengalami kehidupan berumah tangga, namun demikian apapun yang dirasakan manusia ia turut mengalami (Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa- Ibrani 4:15),
namun sekaligus ia memiliki cinta dan kekuatan mencintai yang begitu mulia dan
kudus; ia memiliki kehidupan dan pengalaman mencintai dan dicintai dalam sebuah
kemuliaan dan keabadian yang mustahil untuk saya, anda dan siapapun anda memahaminya. Beginilah Yesus kala berbicara
tentang cinta atau mengasihi: “Seperti Bapa telah
mengasihi Aku!” Yesus bukan berteori kala berbicara mengasihi, sebab ia memulai
dengan realitas dirinya yang begitu mulia: “seperti Bapa telah mengasihi Aku!” Seperti apakah itu?? Adakah yang
dapat menuturkannya bagi kita? Dan apakah ada yang sanggup memahami
kemuliaan-Nya? Tentu tak ada. Oleh sebab itulah, Yesus tak banyak berwacana
kala membicarakan ini, selain memperlihatkannya-mengutarakannya-melakukannya: “demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu.”
Ia mengasihi saya dan
berangkali juga anda, dengan kasih-Nya yang datang dari atas-dari Bapa yang disampaikannya kepada saya dan berangkali anda; kasih yang begitu asing –alien untuk
diterima sebagai sungguhan, benaran ada. Benarkah? Sungguhkah? Masakan ia
mencintai saya sebagaimana Bapa mengasihi-Nya? Apa dasarnya bagi Yesus untuk
memberikan hal yang begitu mulia? Jangan-jangan Ia salah mencintai sebab
jangan-jangan ia sedang mencintai para babi dan anjing! Wah… takkah ia akan
begitu sakit hati dan frustrasi hingga bunuh diri karena ternyata yang
dikasihi-Nya adalah para babi dan anjing yang pada dasarnya brengsek dan biadab
sebab menginjak-injak dirinya dan cintanya itu? [saya menuliskan ini dengan
mengingat baik-baik sabda Yesus ini: “Jangan
kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing dan jangan kamu melemparkan
mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injaknya dengan kakinya, lalu ia
berbalik mengoyak kamu- Matius 7:6”]
Yesus tahu bahwa pada akhirnya ia akan diinjak-injak dan dikoyakan:
Matius
15:13 Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan
nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.
Sekarang ia berbicara
cinta dan kematian! Adakah saya, anda dan siapapun juga yang memprospekan
dirinya untuk mencintai sekalipun berujung kematian demi yang kaukasihi itu?
Atau jangan-jangan kaulari ambil langkah seribu menyelamatkan dirimu?
Seperti Bapa telah
mengasihi Aku! Kita tak bisa melihat ini pada
Bapa dan Anak, tetapi jelas Yesus
menyatakan dan memeluk erat para muridnya dengan cinta itu. Bagi Yesus, tak kan
ada senandung “mungkinkah engkau
mencintaiku selama-lamanya hingga ajal memisahkan” seperti dilantunkan oleh
biduanita Indonesia, Reza dengan lagunya “Keabadian.”
Sementara bagi manusia cinta
hingga kematian bukanlah naturnya-bukan kejiwaan normal saya dan anda, Yesus
menghempaskan nestapa dalam percintaan anak-anak manusia itu, berkata “seperti
Bapa mengasihi Aku.” Ia sedang menuturkan bukan saja sebuah keabadian, tetapi
sebuah cinta yang andal. Tahukah anda bahwa ini diucapkannya dalam sebuah
keterpisahan yang dibaluti percintaan yang tak mungkin terceraiberaikan!
Yohanes
1:1-2 Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan
Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.
Yohanes
1:14 Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita
Matius
3:17 lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi,
kepada-Nyalah Aku berkenan."
Matius
17:5 Dan tiba-tiba sedang ia berkata-kata turunlah awan yang terang menaungi
mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara yang berkata: "Inilah Anak yang Kukasihi,
kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia."
Ketika Yesus berkata “seperti
Bapa telah mengasihi Aku,” maka itu bukan memori, bukan kenangan indah yang
ingin Ia tiru dan ia kejar untuk diperjuangkannya untuk tumbuh dan hidup di
dalam hati para murid-muridnya. Yesus bukan sedang bernostalgia apalagi
bermelankolis seolah-olah setelah berpisah dari Bapa, maka Yesus mendapatkan
sebuah pengertian akan cinta yang agung
dan mulia. Yesus bukan sedang kehilangan Bapa Yang mengasihinya. Tak ada
nada-nada getir cinta sebagaimana yang dilantunkan oleh Rita Effendi: “selamat
jalan kekasih engkaulah cinta dalam hidupku, aku kehilanganmu untuk
selama-lamanya” [dalam lagu “selamat jalan kekasih”].
Mengapa saya mengutip lagu-lagu cinta
semacam ini? sebab ,memang satu-satunya pengalaman paling emosional dan
otentik bagi saya dan anda [selain cinta dari ayah dan ibu] dalam mengasihi dan dikasihi memang adalah hal-hal semacam ini, sebab sanggup
menggoreskan luka yang begitu dalam atau menutup pintu bagi siapapun yang
mencoba mencintaimu, mengasihimu dan meminangmu. Atau… membuatmu tak berani
atau tak mampu untuk mencintai wanita atau pria lain. Kita begitu lemah dan tak
berdaya kala cinta melukaimu dan sekaligus melumpuhkan cintamu!
Yesus, tidak! Ia datang
dalam cinta yang agung dari Allah, Bapanya! Ia berjalan didalam kemuliaan kasih
Allah yang begitu besar dan ia bertindak diatas kehendak Allah untuk mencintai
dan mewujudkannya bagaimana berdasarkan kehendak Allah! Mengapa? Sebab Ia
sedang memperlihatkan kepada saya,anda dan siapapun juga anda, bagaimanakah
kehidupan cinta itu! Ini poin besar yang hendak saya tunjukan dan inilah poin
agung kehidupan cinta itu:
Yohanes
6:38 Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi
untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku
Tahukah, bahwa saya,
anda dan siapapun juga anda, begitu bodoh untuk berbicara cinta sampai-sampai
sorga harus mengajarkannya dalam sebuah cara yang keras. Ini memang menunjukan
betapa bejatnya saya, anda dan siapapun juga anda. Karena cintalah maka Yesus
melakukan apa yang merupakan kehendak Ia
yang begitu mengasihi-Nya, bahwa Ialah satu-satunya saja yang dikasihi Bapa, melakukan ini: Aku telah
turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan
kehendak Dia yang mengutus Aku.” Sebuah kasih yang berbalas dalam kesempurnaan yang begitu
presesi tanpa penyimpang se-iotapun! Apa yang dapat dilakukan Bapa dengan
kasih-Nya dapat dilakukan Yesus juga secara sempurna dalam kesempurnaan yang
begitu ilahi: “turun dari sorga untuk melakukan kehendak Dia.”
Anda ingin melihat
kehidupan cinta yang abadi, seperti apakah? Anda baru saja melihatnya! Tak ada
kegombalan dan tak ada kepuitisan. Bapa dan Anak saling mengasihi begitu
sempurna dalam sebuah kuasa kekal yang
setara untuk melakukannya: Secara
sempurna melakukan kehendak di sorga untuk terwujud di bumi.
Apakah itu?
Yohanes
6:39 Dan inilah kehendak Dia yang
telah mengutus Aku, yaitu supaya dari
semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi
supaya Kubangkitkan pada akhir zaman.
Jika bagi manusia
bukan merupakan hakikat untuk mencintai seseorang selama-lamanya, maka bagi
Allah itu adalah hakikat-Nya, sebab Ia bukan berpuisi kala menyatakan cinta
namun ia mencintaimu hingga ajal-Nya menjaminkan ketakterhilanganmu itu!
Ibrani
2:14-16 Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia
juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka,
supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas
maut; dan supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur
hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut. Sebab
sesungguhnya, bukan malaikat-malaikat yang Ia kasihani, tetapi keturunan
Abraham yang Ia kasihani.
Bagiku sendiri,
setiap kali merenungkan cintanya maka bukan saja jiwaku kian terpesona dan kian
melumer dalam dekapan kehangatan cintanya. Saya tak dapat membayangkan
bagaimana maut memperkenalkan cinta kepadamu, tetapi saya yakin Sang Maut akan
meracuni jiwamu untuk melawan setiap kekokohan Yesus dalam mencintaimu.
Kaupercaya ataukah kau tidak percaya bahwa
Bapa memang berkehendak anda tak akan pernah hilang kala Ia mencintaimu,
kala Yesus merampasmu dari cengkraman maut dengan nyawa-Nya yang begitu mahal!
Apakah mahal [Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat- 1 Pet 1:18-19] itu bagimu tak cukup memesonamu sehingga setiap hari kau
memakainya sebab dengan itu berkemilaulah dirimu? Seperti seseorang yang begitu
mengasihi cincin emas berkemilau di jari manisnya, tak kan kaubiarkan terlepas
dari jari manismu dan hilang! Tetapi Yesus lebih dari itu semua, tak terukurkan
dan tak terbandingkan, sehingga bagimu tetap saja: OMONG KOSONG!
Harap diperhatikan
bahwa saya dan anda tak akan pernah kehilangan keselamatan, bukan sama sekali
hendak berkata, anda hidup lepas bagaikan
anak-anak kesetanan! Hei… pernahkah anda mencintai? Pernahkah anda dicintai?
Saya yakin sekali, sekalipun saya dan anda pernah mencintai dan dicintai
pastilah dengan sebuah mencintai yang
dapat dilukai, dikecewakan dan dikhianati dan itu melumpuhkan cintamu dan
menghitamkan cintamu. Tak berdaya untuk mencintai dan memeluk erat penuh keberanian sebab isteriku atau suamiku
tak kan pernah melukaiku dan menyia-nyiakanku, apalagi ingkar janji!
Seperti Yesus, ya... seperti Yesus yang menerima cinta dari Bapa maka ada sebuah kehidupan
percintaan yang begitu mulia: Aku datang untuk melakukan kehendak Dia yang mengutus-Ku,
maka pola
semacam inilah yang dinyatakan Yesus akan lahir didalam kehidupan
percintaan antara Yesus dengan segenap
anak-anak terkasih-Nya:
Yohanes
15:10 Jikalau kamu menuruti
perintah-Ku, kamu akan
tinggal di dalam kasih-Ku, seperti
Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal
di dalam kasih-Nya.
Yesus tinggal didalam
kasih kekal dan penuh kuasa dalam Bapa-Nya [tahukah anda ini sebuah pengunjukan
yang begitu sukar untuk memesona manusia sebab pada dasarnya kita semua mati
dan terlampau biadab (ini tak berlebihan, untuk mengatakan biadab sebab rasul Paulus menuliskan perihal ini: "seperti ada tertulis: "Tidak ada yang benar, seorangpun tidak. Tidak ada seorangpun yang berakal budi, tidak ada seorangpun yang mencari Allah. Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak. Kerongkongan mereka seperti kubur yang ternganga, lidah mereka merayu-rayu, bibir mereka mengandung bisa.- Roma 3:10-12) terhadap-Nya, untuk mencintainya.
Bukankah kita terbilang yang telah turut menyalibkannya? Perhatikan apa yang telah dinyatakan rasul Paulus mengenai ini:
Bukankah kita terbilang yang telah turut menyalibkannya? Perhatikan apa yang telah dinyatakan rasul Paulus mengenai ini:
Roma
4:23-25 Kata-kata ini, yaitu "hal ini diperhitungkan kepadanya,"
tidak ditulis untuk Abraham saja, tetapi ditulis juga untuk kita;
sebab kepada kitapun Allah memperhitungkannya, karena kita percaya kepada Dia, yang telah
membangkitkan Yesus, Tuhan kita, dari antara orang mati, yaitu Yesus, yang telah diserahkan karena pelanggaran kita
dan dibangkitkan karena pembenaran kita.
Adakah kehendak Bapa, agar dari semua yang telah diserahkan kepada Yesus jangan ada yang hilang adalah sebuah pengajaran yang berbahaya sebab anda maknakan sebagai kehidupan seenaknya sendiri? SALAH! Anda tak membaca Alkitabmu sebab anda begitu butanya dan iblis begitu sukses memperdayamu untuk memeluk Yesus dengan merdeka dan percaya diri, bahwa Ia memeliharamu. Yesus berkata:
Jikalau kamu menuruti
perintah-Ku, kamu akan
tinggal di dalam kasih-Ku, seperti
Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal
di dalam kasih-Nya.
dan perhatikan hal ini seksama:
dan perhatikan hal ini seksama:
Yohanes 8:43-45 Apakah sebabnya kamu tidak mengerti bahasa-Ku? Sebab kamu tidak dapat menangkap firman-Ku. Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta. Tetapi karena Aku mengatakan kebenaran kepadamu, kamu tidak percaya kepada-Ku.
Inilah kehidupan
percintaan yang diselenggarakan Bapa dengan cinta-Nya yang memastikan tak
satupun dari yang dipilih-Nya hilang. Ia menggembalakanmu, menuntunmu,
mendidikmu dalam kehidupan atau kancah dunia ini atau tantangan iman atau
proses pendewasaan dari hari ke hari:
Matius
11:25-27 Pada waktu itu berkatalah Yesus: "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa,
Tuhan langit dan bumi, karena semuanya
itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau
nyatakan kepada orang kecil. Ya
Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. Semua
telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak
seorangpun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorangpun mengenal
Bapa selain Anak dan orang yang
kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya. … Pikullah
kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku,
karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.
Beritakanlah
Injil-kabar baik dan nyatakanlah bahwa keselamatan yang datang dari Bapa di
dalam Yesus Kristus bukan saja sempurna namun kokoh menjagaimu, memeliharamu
sebab Ia adalah Pecinta Ulung dan Penuh Kesetiaan, dan tak akan pernah sanggup
membiarkanmu sendirian: “Aku tidak akan meninggalkan kamu
sebagai yatim piatu. Aku datang kembali kepadamu-Yohanes 14:18.
Akankah Ia datang kembali dan tak menjumpai lagi dia yang telah diserahkan Bapa
kedalam tangan-Nya?
Segala
Kemuliaan Hanya Bagi Allah
No comments:
Post a Comment