F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

0 Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (3Q-3b)


“Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya”

Oleh: Martin Simamora

-

Bacalah lebih dulu bagian 3Q-3a

Sang Kristus yang kudus dan penuh kasih, bukan sedang berkonsepsi atau sedang berteologia bagaikan seorang guru  kitab suci yang berhasil menemukan sebuah formulasi iman dan apakah tindakan yang seharusnya dilakukan oleh mereka yang mengaku sebagai murid-muridnya sehingga menjadi dasar untuk sah disebut murid-Nya. Kala ia berkata “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku pada Yohanes 14:15,” itu pada hakikatnya merupakan pelukisan-Nya mengenai kehidupan orang-orang kepunyaan Bapa  [Yoh 17:6,9 dan 20] yang berlangsung di dalam kasih-Nya. Sebuah kasih yang menjadikan diri Sang Kristus bukan sekedar primadona jiwa, tetapi penguasa yang bertakhta di atas segala “aku-ku.” Sebuah deskripsi realita, bukan tentang  dua yang saling mencintai, tetapi bagaimana pada hakikatnya hanya  satu pihak yang berkehendak mencintai atau mengasihi, sementara pada hakikatnya pihak yang dicintai tak akan bisa mengasihinya karena tak mungkin untuk mengenalinya. Sebuah kasih agung dari Allah yang menyebabkan sebuah pemuliaan dan sebuah penaklukan diri  pada dia yang dikasihi, membuahkan : “akan menuruti segala perintahku.”


Inilah kasih yang dimaksudkan oleh kitab suci. Mengasihi semacam ini akan menjadi teramat janggal untuk dikatakan sebagai sebuah cinta atau mengasihi? Betapa terlihat Yesus menuntut demikian. Haruskah yang mengasihinya berlaku sebagaimana mau-Nya? Apakah benar kasih kepada Allah yang merupakan kasih karunia Bapa mengandung pemaksaan atau  hal yang legalistik?


Mengasihi yang demikian bersentral pada Kristus yang bukan saja sekedar di dalam sabda namun kehidupan, memang secara terus terang dikemukakan oleh sang Kristus, memang  lahir dari dirinya yang begitu mengasihi sedemikian kuat untuk mendekap hingga mustahil untuk dipisahkan.  


Sebetulnya ini pun adalah natur Bapa.

Coba perhatikan deklarasi ini:
Yohanes 3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.


Bapa bersabda Ia mengasihi manusia, dan di dalam Ia mengungkapkan kasih-Nya di dalam perkataan maka Ia bertindak mewujudkan apa yang diungkapkannya itu. Dan tak seperti manusia yang  sangat mungkin berhasrat kuat dan mengungkapkannya di dalam kata dan di dalam tindakan, Bapa berkuasa dan berdaulat untuk menetapkan tujuan final dari kasih-Nya itu, agar setiap yang percaya tidak binasa, agar setiap yang percaya beroleh hidup kekal. Pada Bapa, kasih bukan sekedar perkataan atau kebenaran pada perkataan itu sendiri, namun memiliki kuasa untuk mengerjakan dan mewujudkannya. Bagaimana mewujudkannya dan bagaimana mendefinisikan  kehendak Bapa itu sebagai sebuah realita yang definitif. Apa yang dikehendaki Bapa di sorga, pasti jadi atau terwujud di dunia ini.


Kehendak Bapa untuk mengasihi manusia telah bekerja begitu sempurna dan gemilang di dalam Yesus. Yesus  berketetapan agar semua kekasih-kekasihnya jangan pernah sekali saja mengalami kesendirian didalam relasi kasih-Nya ini, ini bukan perasaan, tetapi realita yang berfondasi pada  diri Yesus Kristus yang mengasihi dan yang diwujudkannya dalam sebuah janji untuk “menyertai selama-lamanya.”


Sebagaimana Bapa yang berhasrat kuat untuk mengasihi dan berdaulat di dalam kemahakuasaan-Nya untuk mewujudkan-Nya di dalam Yesus Kristus, maka pada Yesus Kristus pun demikian, bahwa Ia bukan saja berhasrat kuat untuk tidak membiarkan siapapun juga para kekasih-Nya itu, namun Ia pun berdaulat dan berkuasa penuh untuk mewujudkan-Nya: “Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya - Yoh 14:16.”


Sang Kristus memintakan pada Bapa agar memberikan Penolong yang lain, untuk menyertai setiap yang mengasihi diri-Nya.


Kasih Bapa yang menyeruak begitu perkasa dari dalam diri Yesus Kristus, telah melahirkan sebuah penaklukan diri pada  Sang Kasih Allah yang begitu besar [Yohanes 3:16].

Apa yang begitu penting untuk dipertanyakan kemudian, adalah: “Sebesar apakah kasih Kristus/mengasihi Kristus, dan apakah kehebatannya dibandingkan dengan segala kasih di dunia ini?”  


Kita telah melihat kebesaran kasih Allah terletak pada:
▪Kehendak Allah untuk mengasihi
▪Kehendak-Nya bekerja didalam Kristus yaitu “Yang dari Sorga datang ke dunia menjadi manusia [Yoh 1:1,14].”
▪Kehendak-Nya berkuasa dan berdaulat penuh untuk meluputkan yang dikasihi-Nya dari kebinasaan

Sebetulnya, saat siapapun membaca Yohanes 14 secara keseluruhan, ada sebuah momen yang begitu menyedihkan, bagaimanapun juga! Menyedihkan bukan hanya karena kesendirian yang tetap akan terjadi sekalipun Roh Kudus telah datang kelak. Bagaimanapun Yesus meninggalkan mereka [Yoh 14:3], para murid. Siapakah yang tak berduka untuk sebuah perpisahan? Siapakah yang tak merindukan suaranya, pengajarannya, kasihnya dan kehadiran Bapa yang begitu berkemilau di dalam setiap pengajarannya. Siapakah yang tak merindukan saat-saat kebersamaan dengan-Nya? Bisa berjalan bersama-sama, bisa makan bersama-sama, dan…. bisa mendengarkan rahasia agung kerajaan sorga:

Lukas 8:10  Lalu Ia menjawab: "Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada orang-orang lain hal itu diberitakan dalam perumpamaan, supaya sekalipun memandang, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti.

Berelasi dengan Yesus, pada hakikatnya adalah sebuah 1000 keajaiban [Yoh 14:6-7, dan bandingkan dengan ayat 8-14] di dalam setiap kejapan mata. Setiap kali mata dan telinga memahami Yesus, itu adalah 1000 keajaiban sekaligus, yang tak dapat dimengerti selain sebagai sebuah kehendak Bapa yang memang harus terjadi:

Lukas 10:21 Pada waktu itu juga bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus dan berkata: "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu.


Begitu agung untuk dialami bagi setiap murid Kristus untuk dapat dijangkau oleh Kristus yang mana penjangkauan oleh Kristus, semata berdasarkan “engkau sembunyikan bagi dan engkau nyatakan kepada.” Siapakah yang dapat mengetahui siapa sajakah mereka, selain Bapa? Siapakah yang berdaya untuk dapat menjalin hubungan dengan Yesus, jika Bapa telah menetapkan pengenalan dan berhubungan dengan Yesus secara benar, semata berdasar pada kehendak Bapa itu sendiri:

Lukas 10:22 Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak ada seorangpun yang tahu siapakah Anak selain Bapa, dan siapakah Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakan hal itu."

Sehingga kalau anda membicarakan percaya kepada Yesus atau beriman kepada Yesus, atau merespon  pemberitaan Injil, maka semuanya itu sangat bergantung secara absolut pada kehendak Bapa yang hanya bekerja di dalam Yesus Kristus. Sementara Yesus itu sendiri bagaikan  misteri yang tak akan sanggup dijamah oleh kekuatan spiritualitas manusia sehingga mampu menerimanya!


Sehingga memang tak pernah terjadi hubungan orang percaya dengan Kristus itu bagaikan dua yang setara, sebaliknya: melahirkan kesatuan orang beriman dengan Kristus yang tak akan pernah terpisahkan oleh keberpisahan sekalipun dan yang bagaimanapun juga.


Apa yang hendak ditunjukan? Bahwa kehidupan orang beriman itu di sepanjang perjalanan hidupnya tak pernah dapat dilepaskan dari Sang Kristus. Yesus pada hakikatnya sedang memuliakan kasih Bapa yang begitu besar di dalam dirinya, sebagai satu-satunya sumber pertobatan dan perubahan atau transformasi bagaimana seorang manusia yang pada hakikatnya pemberontak atau seteru Allah, telah menjadi manusia-manusia yang  telinganya mendengarkan dan tubuhnya melakukan atau melayani firman-Nya, sebagaimana nampak  dalam doa [Yoh 17:1] Anak kepada Bapa:

Yohanes 17:6 Aku telah menyatakan nama-Mu kepada semua orang, yang Engkau berikan kepada-Ku dari dunia. Mereka itu milik-Mu dan Engkau telah memberikan mereka kepada-Ku dan mereka telah menuruti firman-Mu.

Yohanes 17:18  Sebab segala firman yang Engkau sampaikan kepada-Ku telah Kusampaikan kepada mereka dan mereka telah menerimanya.

Segala firman di sini adalah segala sabda dan atau pengajaran-pengajaran kebenaran Bapa yang diucapkan Yesus selama pelayanannya di bumi. Segala firman telah disampaikan, diterima oleh para murid dan dituruti. Ini semua berlangsung di dalam sebuah relasi yang diadakan Bapa.


Tahukah anda, sekalipun Yohanes 17 pada “mereka menerima dan melakukan” secara umum ditujukan kepada 12 murid-Nya saja, namun juga menjangkau hingga generasi-generasi yang jauh ke depan. Ada 2 hal pokok yang mendasarinya, setidaknya. Dan dua-duanya berdasarkan ucapan  Yesus:

Pertama, pada doa Yesus: “Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka;”

Kedua, pada apa yang disebut sebagai amanat agung Yesus: “dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu

Apa yang harus menjadi kesadaran  setiap orang beriman didalam mengaku aku percaya kepada-Nya dan aku diselamatkan hanya oleh kasih karunia adalah bagaimana sifat dan kerja relasimu dengan Tuhan yang berdasarkan kasih karunia itu. Bahwa Ia senantiasa menjadi pemimpin dan penguasa hidupmu:“ajarlah segala sesuatu yang telah Kuperintahkan.”


Rasul Paulus, terkait hal ini, menunjukan sebuah kebenaran yang luar biasa pada kehidupan  orang beriman yang: telah pindah dari dalam maut ke dalam hidup [yaitu Kristus sendiri Yoh 1:4]:

Roma 12:1 Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.

Roma 12:2 Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.


Ada sebuah kehidupan yang baru, yang tidak lagi berorientasi kepada keinginan maut:
mempersembahkan tubuhmu
janganlah menjadi serupa dengan dunia ini

Ini bukan sebuah legalistik namun sebuah keintiman dalam relasi. Anda tak melihat ini?? Perhatikan bagaimana Paulus menggunakan “mempersembahkan tubuhmu” sebagai hal yang merupakan ibadah, bukan yang legalistik. Ada sebuah kemauan dan ada sebuah penyerahan diri yang begitu personal dalam “parastesai” tubuh daging atau fana [somata] ini. Menurutmu, pada momen  apakah anda mempersembahkan tubuhmu itu? tentu saja dalam hal ini, melakukannya bagi Tuhan, tidak lagi berdasarkan tekanan atau paksaan namun berdasarkan kasih yang kudus, percaya bahwa anda  melakukannya di dalam keberkenan Tuhan di dalam cara kudus dan dikehendaki Bapa.

Janganlah menjadi serupa dengan dunia ini. Jika saya dan anda memang  mencintai Yesus Kristus, bagaimana mungkin kecondongan hati dan pikiran sedemikian miskinnya dari Yesus Sang Kekasihmu? Tentu jika demikian, ini bukan sekedar perselingkuhan saja, namun sebuah Kekristenan yang begitu gombalnya didalam pengajaran dan begitu miskin di dalam dedikasi dan keteladanan hidup. Hendaklah orang tua dapat menjadi teladan bagi anak-anak-Nya didalam kehidupan yang kudus dalam Tuhan. Berjuanglah menjadi teladan bagi anak-anak kita sendiri, atau jika tidak maka dunia akan menjadi ayah dan ibu bagi mereka. Hanya ada 2 pilihan: dirimu sebagai ayah dan ibu yang menuntunya menjejakan kakinya dan berjalan di tanah bumi ini, atau dunia inilah yang menjadi ayah dan ibu mereka. Jika Kristus adalah kekasihku maka aku akan bergairah di dalam hasrat dan perbuatan untuk mengenalinya sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya yang  kudapat dan kubisa untuk melakukannya. Perhatikanlah doa seorang pemimpin umat bagi jemaatnya:

Efesus 3:16 -17Aku berdoa supaya Ia, menurut kekayaan kemuliaan-Nya, menguatkan dan meneguhkan kamu oleh Roh-Nya di dalam batinmu, sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih.

Jangan serupa dengan dunia ini, dengan demikian: janganlah kau habisi segenap hidupmu bagi dunia, janganlah dunia memandu jiwamu dan Kristus telah tak lagi bahkan sekedar memesona jiwamu. Sebuah kehidupan yang sama sekali tidak berada di dalam didikan dan panduan oleh gembala-gembala yang mengenal kehendak Kristus:“dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu.”


Ingatlah senantiasa, Yesus berkata bahwa seseorang hanya dapat memiliki kehidupan dari Allah bilamana Kristus didalammu dan kamu didalam Kristus:

Yohanes 6:54- Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia.


Ketika Ia Allah Sang Firman datang menjadi manusia [Yohanes 1:1,14], maka Ia menghadirkan sebuah persekutuan yang mustahil untuk dijalinkan atau sebuah relasi yang tak mungkin dibangun oleh manusia. Sebuah relasi dengan sebuah kepemilikan oleh Kristus sehingga anda pun memiliki Kristus dalam sebuah relasi yang tak terpisahkan lagi selama-lamanya: ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia.


Jika benar demikian adanya, maka anda memiliki keinginan dan kekuatan untuk tidak serupa dengan dunia ini lagi. Jika anda memiliki Kristus yang demikian mengasihimu sementara anda pada hakikatnya tak dapat mengasihi-Nya, maka betapa ajaibnya kasih yang anda miliki dan betapa ajaibnya kemampuan anda mengasihi-Nya dan melakukan-Nya?


Mahkota kepatuhan manusia terhadap diri-Nya adalah kasih-Nya, yang tidak hanya kuat dan berkuasa, namun kekal dan penuh dengan kepastian akan  perjumpaan kembali. Berpisah untuk berjumpa dalam sebuah kepastian oleh Sang Kasih Allah yang begitu akbar: “Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. Aku datang kembali kepadamu- Yohanes 14:18.”


Ingatlah senantiasa, dan jangan  jatuh ke dalam sebuah salah sangka. Ini bukan romantisme dan bukan sebuah kasih penuh kesentimentilan. Salah. Perhatikan ini: “Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Akupun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya- Yoh 14:21"


Janganlah seperti dunia ini, artinya sementara dunia tidak memegang perintah Kristus dan apalagi melakukannya, maka anda sebagai kekasih Kristus memegangnya dan melakukannya. Sudahkah anda melihatnya, bahwa ini sebetulnya mengenai dengan siapakah anda memiliki hubungan? Entah anda berhubungan dengan dunia atau Kristus, pasti anda memegang dan melakukan perintah-perintah salah satunya.


Kalau anda bagi dunia, maka telah menjadi hasrat yang begitu kuat anda akan menjalani kehidupan ini berdasarkan perintah dan perilaku dunia. Bahkan anda tak merasa diperbudak sebab begitu alaminya, sebab pada dasarnya anda mengasihi dunia beserta keinginannya. Apa yang hendak saya katakan, adalah kesalahan yang sangat menyesatkan untuk berkata dan mengajarkan bahwa mengasihi  Kristus maka melakukan segala perintah-Nya adalah sebuah jalan keselamatan. Demikian, juga yang mengajarkan perihal ini sebagai bukan kasih karunia murni, atau sebuah legalistik didalam kasih karunia. Mengapa? Sebab ini adalah kehidupan, dan tak akan bisa ada sebuah perbauran antara mengasihi dunia dan mengasihi Kristus dengan segala keinginan atau kehendaknya:

1Yohanes 2:15-17 Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.


Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini [rasul Paulus] dan janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya [rasul Yohanes] pada dasarnya adalah sebuah kehidupan yang hanya dapat dilahirkan didalam diri orang  yang berada didalam persekutuan dengan Kristus. Apakah kehidupan yang dimaksud itu, inilah yang dimaksud: “siapa yang berasal dari Allah, melakukan kehendak Allah.” Ini adalah hal Kehidupan, bukan legalistik!


Sayangnya, kasih Allah yang begitu besar itu, kerap menjadi masalah atau dipermasalahkan di dalam sebuah kegelapan jiwa manusia  sehingga melahirkan sebuah dakwaan pada “betapa besarnya Kasih itu” atau “betapa sentralnya kasih Allah itu,” bukannya sebuah hal yang begitu mulia untuk dibicarakan dan dilakukan. Bahkan celakanya, dipermasalahkan  bukan dari sudut pandang di luar diri Sang Kasih Allah yang begitu besar. Bukan sebuah kealamian yang bagaimanapun untuk  seseorang dapat memahami kasih Allah yang begitu besar, tetapi saya mau katakan, setidak-tidaknya Yesus sudah menyatakan wujud realistiknya dengan begitu dominannya Allah yang mengasihi itu sebagai sumber segala  keselamatan dan sumber segala perubahan, bahwa tak ada satu apapun panggung   bagi terjadinya keselematan dan perubahan bagi Kristus yang dapat berasal dari dunia ini:

Yohanes 21:16 Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."

Yohanes 21:17  Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku.


Tentu saja “gembalakanlah” bukan  tuntutan keras dari mengasihi, namun sebuah  tindakan atau perbuatan yang lahir dari hakikat hubungan yang begitu besar antara Yesus dengan Petrus: “apakah engkau mengasihi-Ku?


Ini  memang percakapan Yesus dengan Petrus, bukan untuk saya dan anda. Tetapi apakah pertanyaan Yesus  “Apakah engkau mengasihi Aku?




Tidak lagi relevan? Masih! Karena:

a. dasar Allah menyerahkan Anak-Nya yang tunggal adalah kasih Allah yang begitu besar, dan

b. dasar bagi Bapa untuk memenuhi permintaan Yesus untuk memberikan seorang Penolong yang menyertai senantiasa setiap orang-orang yang dikasihi Allah adalah kasih yang begitu besar, serta

c. dasar bagi Yesus untuk memastikan  para terkasihnya tidak yatim piatu adalah kasih, maka pertanyaan “apakah engkau mengasihi Aku?” akan senantiasa  relevan di sepanjang zaman hingga kesudahannya.

Jangan pernah dikatakan bahwa ini semacam  kasih yang menuntut begitu keras dan kasar, untuk menjadi pembuktian pada sisi manusia, seolah ada sebuah hukum yang bekerja dengan dasar “kebenaran dan keselamatan karena perbuatan”. Karena kasih  Allah yang begitu besar pada Kristus tidak membicarakan penuntutan tetapijikalau engkau mengasihi-Ku.”



Apakah anda mengasihi dan bagaimana bisa saya mengasihi-Nya? Sungguhkah, atau jangan-jangan saya hanya berfantasi atas nama iman?




“Jikalau Engkau Mengasihi-Ku”: Ini Bukan Kepatutan Yang Harus Diperjuangkan Untuk Dimiliki, Tetapi Semata Kasih Karunia

Bagi manusia, maka mengasihi atau mencintai adalah hal yang begitu khusus sehingga pasti ada sebuah pertimbangan dan penilaian mengapa mengasihi atau mencintai. Layakkah diberikan dan patutkah seseorang itu menerima,


Bagaimana dengan Allah? Apakah Allah memberikan kasih Allah yang begitu besar, Sang Kristus dikarenakan adanya sebuah kepatutan bagi manusia-manusia itu? Mari perhatikan hal-hal berikut ini:

Yohanes 1:10 Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya.


Yohanes 1:11 Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya.


1Korintus 2:8 Tidak ada dari penguasa dunia ini yang mengenalnya, sebab kalau sekiranya mereka mengenalnya, mereka tidak menyalibkan Tuhan yang mulia.






“Kalau Sekiranya Mengenalnya”

Pada hakikatnya, manusia tak dapat melihat kasih Allah yang begitu besar itu! Perhatikan hal berikut ini:

1Korintus 2:9 Tetapi seperti ada tertulis: "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia."


Mengapa tidak ada yang mengenal Sang Kasih Allah yang begitu besar itu? Karena hal itu sesuai dengan apa yang ada tertulis, bahwa Kristus tidak pernah dapat dilihat atau dikenali sebagai kasih Allah yang begitu besar dari sorga, dan Sang Kristus yang membawa kasih Allah yang begitu besar dari sorga tak pernah mereka dengar, bahkan di dalam hati mereka! Perhatikan hal ini:

Yohanes 5:39-40 Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu.


Yohanes 5:37 Bapa yang mengutus Aku, Dialah yang bersaksi tentang Aku. Kamu tidak pernah mendengar suara-Nya, rupa-Nyapun tidak pernah kamu lihat,


Lukas 8:9-10 Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya, apa maksud perumpamaan itu.

Lalu, jika tidak ada yang dapat mengenalinya, mengapa 1 Korintus 2:9 menuliskan semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi dia? Apakah dasar bagi manusia jika pada hakikatnya manusia itu tidak dapat mengenali Yesus, sebagaimana ada tertulis?


Apakah ada sebuah kemungkinan adanya manusia-manusia lain dapat mengenali  Kristus sehingga beriman kepada-Nya oleh dirinya sendiri? Tidak! Bahkan pada 1 Korintus itu sendiri:

Ayat 10 Karena kepada kita Allah telah menyatakannya oleh Roh, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah.


Ayat 11 Siapa gerangan di antara manusia yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri manusia selain roh manusia sendiri yang ada di dalam dia? Demikian pulalah tidak ada orang yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri Allah selain Roh Allah.


Pada hakikatnya, manusia tak dapat mengenali Kristus, selain Allah sendiri. Dengan demikian maka bagi manusia, selain tak dapat mengenalinya sekalipun melihat, juga sekaligus sebuah kemisteriusan kekal, jika tanpa Allah yang menyatakannya:

1Korintus 2:7  Tetapi yang kami beritakan ialah hikmat Allah yang tersembunyi dan rahasia, yang sebelum dunia dijadikan, telah disediakan Allah bagi kemuliaan kita.


Bandingkan dengan ini:
Lukas 8:9-10 Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya, apa maksud perumpamaan itu.Lalu Ia menjawab: "Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada orang-orang lain hal itu diberitakan dalam perumpamaan, supaya sekalipun memandang, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti.


Siapakah yang diberitakan? Hikmat Allah. Apakah maksudnya?

1Kor 2:1-2 Demikianlah pula, ketika aku datang kepadamu, saudara-saudara, aku tidak datang dengan kata-kata yang indah atau dengan hikmat untuk menyampaikan kesaksian Allah kepada kamu. Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan.


Ayat 3: Baik perkataanku maupun pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan, tetapi dengan keyakinan akan kekuatan Roh,


Sehingga jelas, bahwa yang dimaksudkan dengan memberitakan hikmat Allah adalah kesaksian Allah yang ada, berlangsung di dalam dan dinyatakan oleh  Yesus Kristus secara sempurna.


Bukan hanya mengenali Kristus tidak dapat dilakukan oleh manusia, pada hakikatnya, namun bahkan dalam memberitakan hikmat Allah akan bagaimana keselamatan manusia itu harus berlangsung menurut pikiran dan kehendak-Nya. Sehingga hanya dapat dilakukan dengan keyakinan akan kekuatan Roh.


Kristus adalah hikmat  Allah tentang bagaimana keselamatan itu  harus dan hanya terjadi di dalam diri Kristus,yang telah disediakan sebelum dunia dijadikan, sebagai yang tersembunyi dan  rahasia.


Tersembunyi dan rahasia,” ini hanya dapat dimengerti secara jitu pada perkataan Yesus sendiri:

Yohanes 6:39  Dan inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman.

Yohanes 6:44 Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman.


Matius 11:25-27 Pada waktu itu berkatalah Yesus: "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak seorangpun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorangpun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya. [juga Lukas 10:21-23]



Itulah keadaan manusia saat  Allah mengasihi mereka dan saat Yesus menyatakan kasih Allah yang begitu besar. Manusia itu tidak mengenalinya karena:
a.Ia pada dasarnya hikmat Allah pada bagaimana keselamatan harus berlangsung hanya padanya yang  tersembunyi dan rahasia, dan

b. pada hakikatnya manusia berada di dalam kegelapan [Yoh 1:5] dan berada didalam genggaman maut, sebuah keadaan yang hanya dapat ditanggulangi oleh Kristus:

Yohanes 5:24 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup.


Mengetahui hal ini, bahwa Allah begitu menentukan dalam memulai dan menyelenggarakan sebuah relasi, maka pernyataan Yesus:

Yohanes 14:15 Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.

Yohanes 14: 21 Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Akupun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya."


Maka pintu gerbang  tunggal untuk dapat “memegang dan melakukan perintah Allah”, yaitu: relasi dengan Allah , hanya dapat terjadi berdasarkan kehendak dan tindakan Allah, bukan pada manusia.


Pada hakikatnya “memegang dan melakukan perintah Allah” adalah  sebuah perintah yang begitu berkuasa oleh Yesus, yang menggambarkan apakah yang terjadi bila seseorang menerima kasih karunia Allah, atau bila seseorang menerima pernyataan oleh Roh, atau bila seseorang ditarik oleh Bapa sehingga mengenal dan beriman kepada Yesus. Orang  yang mengalami peristiwa ini mengalami apa yang disebut oleh Yesus sebagai “sudah pindah dari alam maut ke dalam hidup.”


Menuruti segala perintah-Ku dan  memegang perintah-Ku serta melakukanya, dengan demikian, adalah sebuah hakikat kehidupan yang sudah dilepaskan dari alam maut dan dimasukan  ke dalam hidup. Mengapa senantiasa hidupnya bertaut pada Kristus? Sebab memang kehidupan yang dimiliki oleh orang percaya itu berasal dari dan merupakan pemberian Kristus:

Yohanes 1:4  Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.

Yohanes 11:25 Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati,


Yesus begitu sentral dan begitu menguasaimu,sebab anda hidup, anda telah dihidupkan oleh-Nya! Hanya jika anda mati atau tidak mengalami persatuan dengan Kristus, maka alami saja anda menjadi serupa dengan dunia ini sekalipun merasa Kristen dan mulut ini dapat mengkhotbahkan kasih karunia, namun sama sekali terlepas dari kuasa kasih karunia “hikmat Allah” itu.  Hanya orang yang dihidupkan oleh Allah yang dapat melakukan hal-hal semacam ini sebagai sebuah kehakikatan yang menyuburkan kegairahan-kegairahan bagi Kristus di dalam dirinya, dan menjadikanya bukan sebuah perjuangan untuk menambahkan keselamatan seolah  Kristus dan  karya penebusannya tak cukup. Faktanya,  melakukan segala perintah Allah adalah kehidupan yang dilahirkan didalam relasi yang mustahil dibangun oleh manusia, selain Allah mengadakannya didalam Kristus.


Hal-hal ini semua adalah kekakayaan yang tak terselami manusia, sebab merupakan bagian tak terpisahkan dari pemberitaan hikmat Allah yang tersembunyi dan dirahasiakan, yang telah disediakan Allah sebelum dunia ini dijadikan.


Tak ada sama sekali ini bercorak upaya manusia untuk menjadi layak atau berkenan dihadapan Bapa, sehingga diperkenan masuk ke dalam kehidupan kekal sekalipun tak beriman kepada Kristus. Ini mustahil, oleh sebab satu hal yang amat mendasar: semua manusia berada di dalam genggaman maut. Kita telah melihat bahwa Yesus berurusan dengan problem  manusia yang amat raksasa ini.

Itu sebabnya,  ia bukan sekedar memberikan janji keselamatan, namun memindahkan manusia yang mengalami kasih Allah yang begitu besar itu, dari dalam maut kedalam hidup.


Dan apakah kehidupan itu? Bahwa saya dan anda mengalami relasi dengan Kristus; anda berkomunikasi dan berinteraksi dengan Kristus kala anda melakukan perintah-perintah-Nya. Anda akan semakin mengenali-Nya dan memahami-Nya di sepanjang kehidupan yang begitu kaya dengan komunikasi dan interaksi di dalam Kristus. Ia adalah Allah yang senantiasa ingin bersekutu dengan manusia bukan sekedar di dalam iman percaya namun di dalam setiap aspek kehidupan manusia beriman itu, sehingga persekutuan yang diciptakan Allah ini adalah penuh kasih yang sangat kaya dengan kehangatan dan hasrat-hasrat untuk semakin lama semakin mendalam didalam relasi manusia beriman itu dengan Allah. Semakin dalam maka semakin mengenal, pengenalan akan Allah membuat seorang beriman paham dan mampu melakukan apa yang berkenan bagi Bapa sumber kasih yang begitu besar itu.

Filipi 3:8 Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus,

Bagaimana, atau semulia apakah Kristus bagi saya dan anda, sehingga kita dapat berkata “pengenalan akan Kristus lebih mulia daripada semuanya?” “Jikalau engkau mengasihi-Ku maka engkau akan melakukan segala perintah-Ku?” Apakah yang dapat menggagalkan saya dan anda dalam melakukannya? Sederhana saja, relasimu dengan Yesus adalah hal murahan atau setidak-tidaknya konsepsional belaka yang dibangun hanya berdasarkan penelitian Kitab suci, bukan berdasarkan pengenalan yang dibangun oleh Kristus di dalammu dan anda menjalaninya. Dan ini berbahaya.


Mengapa manusia tak mungkin berusaha berkenan tanpa kasih karunia? Karena memang tak ada yang dapat mengenali hikmat Allah akan bagaimana keselamatan itu harus berlangsung didalam Kristus, sekaligus berusaha berkenan dan menjadi sempurna seperti Bapa bukan sama sekali jalan menuju keselamatan dan atau keberkenanan Bapa. Sehingga pengajaran  pendeta Erastus: “bahwa Ia berusaha untuk berkenan kepada Allah” dan “Orang-orang yang berusaha berkenan kepada Bapa inilah orang yang mengasihi Dia. Mereka akan digarap oleh Allah untuk menjadi sempurna seperti Yesus. Orang-orang ini terbilang sebagai menerima Tuhan Yesus.” Mengapa salah? Sebab tadi sudah ditunjukan bahwa dasar Allah mengasihi manusia adalah tak ada satupun manusia yang dapat mengenali dan menerima diri-Nya, selain jika Allah menyatakannya. Tak mungkin dasar Allah menggarap manusia, jika terlebih dahulu manusia itu berusaha berkenan. Faktanya, Allah menggarap setelah manusia yang memberontak itu terlebih dahulu digarap oleh Allah untuk kemudian digarap oleh Allah di dalam kesatuan orang beriman dengan Kristus.


Bersambung ke “Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan DiluarKristen”(3Q-3c):“Tidak Ada Keselamatan Di Luar Kristen Tetapi Ada Keselamatan Di Luar Kristen”

                                                                   
AMIN
Segala Pujian Hanya Kepada TUHAN


The cross
transforms present criteria of relevance: present criteria of relevance do not transform
the cross



[oleh seorang teolog yang saya lupa namanya]

No comments:

Post a Comment

Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9