“Keselamatan Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman
Kepada-Nya”
Oleh:
Martin Simamora
-
Sang
Kristus yang kudus dan penuh kasih, bukan sedang berkonsepsi atau sedang
berteologia bagaikan seorang guru kitab
suci yang berhasil menemukan sebuah formulasi iman dan apakah tindakan yang
seharusnya dilakukan oleh mereka yang mengaku sebagai murid-muridnya sehingga
menjadi dasar untuk sah disebut murid-Nya. Kala ia berkata “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan
menuruti segala perintah-Ku pada Yohanes 14:15,” itu pada hakikatnya merupakan
pelukisan-Nya mengenai kehidupan orang-orang
kepunyaan Bapa [Yoh 17:6,9 dan 20] yang berlangsung di dalam kasih-Nya.
Sebuah kasih yang menjadikan diri Sang Kristus bukan sekedar primadona jiwa,
tetapi penguasa yang bertakhta di atas segala “aku-ku.” Sebuah deskripsi realita, bukan tentang dua yang saling mencintai, tetapi bagaimana pada hakikatnya hanya satu pihak yang berkehendak mencintai atau
mengasihi, sementara pada hakikatnya pihak yang dicintai tak akan bisa
mengasihinya karena tak mungkin untuk mengenalinya. Sebuah kasih agung dari Allah
yang menyebabkan sebuah pemuliaan dan sebuah penaklukan diri pada dia yang dikasihi, membuahkan
: “akan
menuruti segala perintahku.”
Inilah
kasih yang dimaksudkan oleh kitab suci. Mengasihi semacam ini akan menjadi
teramat janggal untuk dikatakan sebagai sebuah cinta atau mengasihi? Betapa
terlihat Yesus menuntut demikian. Haruskah yang mengasihinya berlaku sebagaimana
mau-Nya? Apakah benar kasih kepada Allah yang merupakan kasih karunia Bapa
mengandung pemaksaan atau hal yang legalistik?
Mengasihi
yang demikian bersentral pada Kristus yang bukan saja sekedar di dalam sabda
namun kehidupan, memang secara terus terang dikemukakan oleh sang Kristus,
memang lahir dari dirinya yang begitu
mengasihi sedemikian kuat untuk mendekap hingga mustahil untuk dipisahkan.
Sebetulnya
ini pun adalah natur Bapa.
Coba
perhatikan deklarasi ini:
Yohanes
3:16 Karena
begitu besar kasih
Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah
mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya
setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan
beroleh hidup yang kekal.
Bapa
bersabda Ia mengasihi manusia, dan di dalam Ia mengungkapkan kasih-Nya di dalam
perkataan maka Ia bertindak mewujudkan apa yang diungkapkannya itu. Dan tak
seperti manusia yang sangat mungkin
berhasrat kuat dan mengungkapkannya di dalam kata dan di dalam tindakan, Bapa
berkuasa dan berdaulat untuk menetapkan tujuan final dari kasih-Nya itu, agar setiap
yang percaya tidak binasa, agar setiap yang percaya beroleh hidup kekal. Pada
Bapa, kasih bukan sekedar perkataan atau kebenaran pada perkataan itu sendiri,
namun memiliki kuasa untuk mengerjakan dan mewujudkannya. Bagaimana
mewujudkannya dan bagaimana mendefinisikan
kehendak Bapa itu sebagai sebuah realita yang definitif. Apa yang
dikehendaki Bapa di sorga, pasti jadi atau terwujud di dunia ini.
Kehendak
Bapa untuk mengasihi manusia telah bekerja begitu sempurna dan gemilang di
dalam Yesus. Yesus berketetapan agar semua
kekasih-kekasihnya jangan pernah
sekali saja mengalami kesendirian didalam relasi kasih-Nya ini, ini bukan perasaan, tetapi
realita yang berfondasi pada diri Yesus
Kristus yang mengasihi dan yang diwujudkannya dalam sebuah janji
untuk “menyertai selama-lamanya.”
Sebagaimana
Bapa yang berhasrat kuat untuk mengasihi dan berdaulat di dalam
kemahakuasaan-Nya untuk mewujudkan-Nya di dalam Yesus Kristus, maka pada Yesus
Kristus pun demikian, bahwa Ia bukan saja berhasrat kuat untuk tidak membiarkan
siapapun juga para kekasih-Nya itu, namun Ia pun berdaulat dan berkuasa penuh
untuk mewujudkan-Nya: “Aku akan minta
kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya -
Yoh 14:16.”
Sang
Kristus memintakan pada Bapa agar memberikan Penolong yang lain, untuk menyertai setiap
yang mengasihi diri-Nya.
Kasih
Bapa yang menyeruak begitu perkasa dari dalam diri Yesus Kristus, telah melahirkan sebuah penaklukan diri pada Sang
Kasih Allah yang begitu besar [Yohanes 3:16].
Apa
yang begitu penting untuk dipertanyakan kemudian, adalah: “Sebesar
apakah kasih Kristus/mengasihi Kristus, dan apakah kehebatannya dibandingkan
dengan segala kasih di dunia ini?”
Kita
telah melihat kebesaran kasih Allah terletak pada:
▪Kehendak
Allah untuk mengasihi
▪Kehendak-Nya
bekerja didalam Kristus yaitu “Yang dari Sorga datang ke dunia menjadi manusia
[Yoh 1:1,14].”
▪Kehendak-Nya
berkuasa dan berdaulat penuh untuk meluputkan yang dikasihi-Nya dari kebinasaan
Sebetulnya,
saat siapapun membaca Yohanes 14 secara keseluruhan, ada sebuah momen yang
begitu menyedihkan, bagaimanapun juga! Menyedihkan bukan hanya karena
kesendirian yang tetap akan terjadi sekalipun Roh Kudus telah datang kelak.
Bagaimanapun Yesus meninggalkan mereka [Yoh 14:3], para murid. Siapakah yang tak berduka
untuk sebuah perpisahan? Siapakah yang tak merindukan suaranya, pengajarannya,
kasihnya dan kehadiran Bapa yang begitu berkemilau di dalam setiap
pengajarannya. Siapakah yang tak merindukan saat-saat kebersamaan dengan-Nya?
Bisa berjalan bersama-sama, bisa makan bersama-sama, dan…. bisa mendengarkan
rahasia agung kerajaan sorga:
Lukas
8:10 Lalu Ia menjawab: "Kepadamu
diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Allah, tetapi
kepada orang-orang lain hal itu diberitakan dalam perumpamaan, supaya
sekalipun memandang, mereka tidak melihat dan sekalipun
mendengar, mereka tidak mengerti.
Berelasi
dengan Yesus, pada hakikatnya adalah sebuah 1000 keajaiban [Yoh 14:6-7, dan bandingkan dengan ayat 8-14] di dalam setiap
kejapan mata. Setiap kali mata dan telinga memahami Yesus, itu adalah 1000
keajaiban sekaligus, yang tak dapat dimengerti selain sebagai sebuah kehendak
Bapa yang memang harus terjadi:
Lukas
10:21 Pada waktu itu juga bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus dan berkata:
"Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu
Engkau
sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau
nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu.
Begitu
agung untuk dialami bagi setiap murid Kristus untuk dapat dijangkau oleh
Kristus yang mana penjangkauan oleh Kristus, semata berdasarkan “engkau
sembunyikan bagi dan engkau nyatakan kepada.” Siapakah yang dapat
mengetahui siapa sajakah mereka, selain Bapa? Siapakah yang berdaya untuk dapat
menjalin hubungan dengan Yesus, jika Bapa telah menetapkan pengenalan dan
berhubungan dengan Yesus secara benar, semata berdasar pada kehendak Bapa itu
sendiri:
Lukas
10:22 Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak ada
seorangpun yang tahu siapakah Anak
selain Bapa, dan siapakah Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu
berkenan menyatakan hal itu."
Sehingga
kalau anda membicarakan percaya kepada Yesus atau beriman kepada Yesus, atau
merespon pemberitaan Injil, maka
semuanya itu sangat bergantung secara absolut pada kehendak Bapa yang hanya
bekerja di dalam Yesus Kristus. Sementara Yesus itu sendiri bagaikan misteri yang tak akan sanggup dijamah oleh
kekuatan spiritualitas manusia sehingga mampu menerimanya!
Sehingga
memang tak pernah terjadi hubungan orang percaya dengan Kristus itu bagaikan
dua yang setara, sebaliknya: melahirkan kesatuan orang beriman
dengan Kristus yang tak akan pernah terpisahkan oleh keberpisahan sekalipun dan yang
bagaimanapun juga.
Apa
yang hendak ditunjukan? Bahwa kehidupan orang beriman itu di sepanjang
perjalanan hidupnya tak pernah dapat dilepaskan dari Sang Kristus. Yesus pada
hakikatnya sedang memuliakan kasih Bapa yang begitu besar di
dalam dirinya, sebagai satu-satunya sumber
pertobatan dan perubahan atau transformasi bagaimana seorang manusia yang pada
hakikatnya pemberontak atau seteru Allah, telah menjadi manusia-manusia yang telinganya mendengarkan dan tubuhnya melakukan
atau melayani firman-Nya, sebagaimana nampak dalam doa [Yoh 17:1] Anak kepada Bapa:
Yohanes
17:6 Aku telah menyatakan nama-Mu kepada semua orang, yang Engkau berikan
kepada-Ku dari dunia. Mereka itu milik-Mu dan Engkau telah memberikan mereka
kepada-Ku dan mereka telah menuruti
firman-Mu.
Yohanes
17:18 Sebab segala
firman yang Engkau sampaikan kepada-Ku telah
Kusampaikan kepada mereka dan mereka
telah menerimanya.
Segala
firman di sini adalah segala sabda dan atau pengajaran-pengajaran kebenaran
Bapa yang diucapkan Yesus selama pelayanannya di bumi. Segala firman telah
disampaikan, diterima oleh para murid dan dituruti. Ini semua berlangsung di
dalam sebuah relasi yang diadakan Bapa.
Tahukah
anda, sekalipun Yohanes 17 pada “mereka menerima
dan melakukan” secara umum ditujukan kepada 12 murid-Nya saja, namun juga
menjangkau hingga generasi-generasi yang jauh ke depan. Ada 2 hal pokok yang
mendasarinya, setidaknya. Dan dua-duanya berdasarkan ucapan Yesus:
Pertama,
pada doa Yesus: “Dan bukan untuk mereka
ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang,
yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka;”
Kedua,
pada apa yang disebut sebagai amanat agung Yesus: “dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu”
Apa
yang harus menjadi kesadaran setiap
orang beriman didalam mengaku aku percaya kepada-Nya dan aku diselamatkan hanya
oleh kasih karunia adalah bagaimana sifat dan kerja relasimu dengan Tuhan yang
berdasarkan kasih karunia itu. Bahwa Ia senantiasa menjadi pemimpin dan
penguasa hidupmu:“ajarlah segala sesuatu
yang telah Kuperintahkan.”
Rasul
Paulus, terkait hal ini, menunjukan sebuah kebenaran yang luar biasa pada
kehidupan orang beriman yang: telah pindah dari dalam maut ke dalam hidup
[yaitu Kristus sendiri Yoh 1:4]:
Roma
12:1 Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu,
supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada
Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
Roma
12:2 Janganlah kamu menjadi serupa
dengan dunia ini, tetapi berubahlah
oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak
Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
Ada
sebuah kehidupan yang baru, yang tidak lagi berorientasi kepada keinginan maut:
▪mempersembahkan
tubuhmu
▪janganlah
menjadi serupa dengan dunia ini
Ini
bukan sebuah legalistik namun sebuah keintiman dalam relasi. Anda tak melihat
ini?? Perhatikan bagaimana Paulus menggunakan “mempersembahkan tubuhmu” sebagai
hal yang merupakan ibadah, bukan yang legalistik. Ada sebuah kemauan dan ada sebuah penyerahan diri
yang begitu personal dalam “parastesai” tubuh daging atau fana [somata] ini.
Menurutmu, pada momen apakah anda mempersembahkan tubuhmu itu?
tentu saja dalam hal ini, melakukannya bagi Tuhan, tidak lagi berdasarkan tekanan atau paksaan namun
berdasarkan kasih yang kudus,
percaya bahwa anda melakukannya di dalam keberkenan Tuhan di dalam cara kudus dan dikehendaki Bapa.
Janganlah menjadi serupa dengan dunia ini.
Jika saya dan anda memang mencintai
Yesus Kristus, bagaimana mungkin kecondongan hati dan pikiran sedemikian miskinnya
dari Yesus Sang Kekasihmu? Tentu jika demikian, ini bukan sekedar
perselingkuhan saja, namun sebuah Kekristenan yang begitu gombalnya didalam
pengajaran dan begitu miskin di dalam dedikasi dan keteladanan hidup. Hendaklah
orang tua dapat menjadi teladan bagi anak-anak-Nya didalam kehidupan yang kudus
dalam Tuhan. Berjuanglah menjadi teladan bagi anak-anak kita sendiri, atau jika
tidak maka dunia akan menjadi ayah dan ibu bagi mereka. Hanya ada 2 pilihan:
dirimu sebagai ayah dan ibu yang menuntunya menjejakan kakinya dan berjalan di
tanah bumi ini, atau dunia inilah yang menjadi ayah dan ibu mereka. Jika
Kristus adalah kekasihku maka aku akan bergairah di dalam hasrat dan perbuatan
untuk mengenalinya sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya yang kudapat dan kubisa untuk melakukannya.
Perhatikanlah doa seorang pemimpin umat bagi jemaatnya:
Efesus
3:16 -17Aku
berdoa supaya Ia, menurut kekayaan kemuliaan-Nya, menguatkan dan
meneguhkan kamu oleh Roh-Nya di dalam batinmu, sehingga oleh
imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar
serta berdasar di dalam kasih.
Jangan serupa dengan dunia ini, dengan
demikian: janganlah kau habisi segenap hidupmu bagi dunia, janganlah dunia
memandu jiwamu dan Kristus telah tak lagi bahkan sekedar memesona jiwamu. Sebuah kehidupan
yang sama sekali tidak berada di dalam didikan dan panduan oleh gembala-gembala
yang mengenal kehendak Kristus:“dan ajarlah mereka melakukan segala
sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu.”
Ingatlah
senantiasa, Yesus berkata bahwa seseorang hanya dapat memiliki kehidupan dari
Allah bilamana Kristus didalammu dan kamu didalam Kristus:
Yohanes
6:54- Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang
kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. Sebab daging-Ku adalah
benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman. Barangsiapa makan
daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam
dia.
Ketika
Ia Allah Sang Firman datang
menjadi manusia [Yohanes 1:1,14], maka Ia menghadirkan sebuah persekutuan yang mustahil
untuk dijalinkan atau sebuah relasi yang tak mungkin dibangun oleh manusia.
Sebuah relasi dengan sebuah kepemilikan oleh Kristus sehingga anda pun memiliki
Kristus dalam sebuah relasi yang tak terpisahkan lagi selama-lamanya: ia
tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia.
Jika
benar demikian adanya, maka anda memiliki keinginan dan kekuatan untuk tidak
serupa dengan dunia ini lagi. Jika anda memiliki Kristus yang demikian mengasihimu
sementara anda pada hakikatnya tak dapat mengasihi-Nya, maka betapa ajaibnya
kasih yang anda miliki dan betapa ajaibnya kemampuan anda mengasihi-Nya dan
melakukan-Nya?
Mahkota kepatuhan
manusia terhadap diri-Nya adalah kasih-Nya, yang tidak hanya kuat dan berkuasa, namun
kekal dan penuh dengan kepastian akan
perjumpaan kembali. Berpisah untuk berjumpa dalam sebuah kepastian oleh
Sang Kasih Allah yang begitu akbar: “Aku
tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. Aku datang kembali
kepadamu- Yohanes 14:18.”
Ingatlah
senantiasa, dan jangan jatuh ke dalam
sebuah salah sangka. Ini bukan romantisme dan bukan sebuah kasih penuh
kesentimentilan. Salah. Perhatikan ini: “Barangsiapa
memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi
Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan
Akupun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya- Yoh
14:21"
Janganlah
seperti dunia ini, artinya sementara dunia tidak memegang perintah Kristus dan
apalagi melakukannya, maka anda sebagai kekasih Kristus memegangnya dan
melakukannya. Sudahkah anda melihatnya, bahwa ini sebetulnya mengenai dengan
siapakah anda memiliki hubungan? Entah anda berhubungan dengan dunia atau
Kristus, pasti anda memegang dan melakukan perintah-perintah salah satunya.
Kalau
anda bagi dunia, maka telah menjadi hasrat yang begitu kuat anda akan menjalani
kehidupan ini berdasarkan perintah dan perilaku dunia. Bahkan anda tak merasa
diperbudak sebab begitu alaminya, sebab pada dasarnya anda mengasihi dunia
beserta keinginannya. Apa yang hendak saya katakan, adalah kesalahan yang
sangat menyesatkan untuk berkata dan mengajarkan bahwa mengasihi Kristus maka melakukan segala perintah-Nya
adalah sebuah jalan keselamatan. Demikian, juga yang mengajarkan perihal ini
sebagai bukan kasih karunia murni, atau sebuah legalistik didalam kasih
karunia. Mengapa? Sebab ini adalah kehidupan, dan tak akan bisa ada sebuah
perbauran antara mengasihi dunia dan mengasihi Kristus dengan segala keinginan
atau kehendaknya:
1Yohanes
2:15-17 Janganlah kamu mengasihi
dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka
kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. Sebab semua yang ada di dalam
dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal
dari Bapa, melainkan dari dunia. Dan dunia ini
sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah
tetap hidup selama-lamanya.
Janganlah
kamu menjadi serupa dengan dunia ini [rasul Paulus] dan janganlah kamu
mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya [rasul Yohanes] pada dasarnya
adalah sebuah kehidupan yang hanya dapat dilahirkan didalam diri orang yang berada didalam persekutuan dengan
Kristus. Apakah kehidupan yang dimaksud itu, inilah yang dimaksud: “siapa yang
berasal dari Allah, melakukan kehendak Allah.” Ini adalah hal Kehidupan, bukan legalistik!
Sayangnya,
kasih Allah yang begitu besar itu, kerap menjadi masalah atau dipermasalahkan di dalam sebuah kegelapan jiwa manusia sehingga melahirkan sebuah dakwaan pada “betapa
besarnya Kasih itu” atau “betapa sentralnya kasih Allah itu,” bukannya sebuah hal yang begitu mulia
untuk dibicarakan dan dilakukan. Bahkan celakanya,
dipermasalahkan bukan dari sudut
pandang di luar diri Sang Kasih Allah yang begitu besar. Bukan
sebuah kealamian yang bagaimanapun untuk seseorang dapat memahami kasih Allah yang
begitu besar, tetapi saya mau katakan, setidak-tidaknya Yesus sudah menyatakan wujud realistiknya dengan begitu
dominannya Allah yang mengasihi itu sebagai sumber segala keselamatan dan sumber segala perubahan,
bahwa tak ada satu apapun panggung bagi terjadinya keselematan dan perubahan
bagi Kristus yang dapat berasal dari dunia ini:
Yohanes
21:16 Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya: "Simon, anak
Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Jawab Petrus
kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau."
Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."
Yohanes
21:17 Kata Yesus kepadanya untuk ketiga
kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka
sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah
engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya:
"Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi
Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku.
Tentu
saja “gembalakanlah” bukan tuntutan
keras dari mengasihi, namun sebuah
tindakan atau perbuatan yang lahir dari hakikat hubungan yang begitu
besar antara Yesus dengan Petrus: “apakah
engkau mengasihi-Ku?”
Ini
memang percakapan Yesus dengan Petrus,
bukan untuk saya dan anda. Tetapi apakah pertanyaan Yesus “Apakah engkau mengasihi Aku?”
Tidak
lagi relevan? Masih! Karena:
a. dasar Allah menyerahkan Anak-Nya yang tunggal adalah kasih Allah
yang begitu besar, dan
b. dasar bagi Bapa untuk memenuhi permintaan Yesus untuk
memberikan seorang Penolong yang menyertai senantiasa setiap orang-orang yang
dikasihi Allah adalah
kasih yang begitu besar, serta
c. dasar
bagi Yesus untuk memastikan para
terkasihnya tidak yatim piatu adalah
kasih, maka pertanyaan “apakah engkau mengasihi Aku?” akan senantiasa relevan di sepanjang zaman hingga kesudahannya.
Jangan
pernah dikatakan bahwa ini semacam kasih
yang menuntut begitu keras dan kasar, untuk menjadi pembuktian pada sisi
manusia, seolah ada sebuah hukum yang bekerja dengan dasar “kebenaran dan keselamatan karena perbuatan”.
Karena kasih Allah yang begitu besar
pada Kristus tidak membicarakan penuntutan tetapi “jikalau
engkau mengasihi-Ku.”
Apakah
anda mengasihi dan bagaimana bisa saya mengasihi-Nya? Sungguhkah, atau
jangan-jangan saya hanya berfantasi atas nama iman?
“Jikalau
Engkau Mengasihi-Ku”: Ini Bukan Kepatutan
Yang Harus Diperjuangkan Untuk Dimiliki, Tetapi Semata Kasih Karunia
Bagi
manusia, maka mengasihi atau mencintai adalah hal yang begitu khusus sehingga
pasti ada sebuah pertimbangan dan penilaian mengapa mengasihi atau mencintai.
Layakkah diberikan dan patutkah seseorang itu menerima,
Bagaimana
dengan Allah? Apakah Allah memberikan kasih Allah yang begitu besar, Sang
Kristus dikarenakan adanya sebuah kepatutan bagi manusia-manusia itu? Mari
perhatikan hal-hal berikut ini:
Yohanes
1:10 Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia
tidak mengenal-Nya.
Yohanes
1:11 Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya.
1Korintus
2:8 Tidak ada dari penguasa
dunia ini yang mengenalnya,
sebab kalau sekiranya mereka mengenalnya, mereka tidak menyalibkan
Tuhan yang mulia.
“Kalau Sekiranya
Mengenalnya”
Pada
hakikatnya, manusia tak dapat melihat kasih Allah yang begitu besar itu!
Perhatikan hal berikut ini:
1Korintus
2:9 Tetapi seperti ada tertulis: "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata,
dan tidak pernah didengar oleh
telinga, dan yang tidak pernah timbul
di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi
Dia."
Mengapa
tidak ada yang mengenal Sang Kasih
Allah yang begitu besar itu? Karena hal itu sesuai dengan apa yang ada
tertulis, bahwa Kristus tidak pernah dapat dilihat atau dikenali sebagai kasih Allah yang begitu besar dari
sorga, dan Sang Kristus yang membawa kasih Allah yang begitu besar dari sorga
tak pernah mereka dengar, bahkan di dalam hati mereka! Perhatikan hal ini:
Yohanes
5:39-40 Kamu menyelidiki
Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka
bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup
yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku,
namun kamu tidak mau
datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu.
Yohanes
5:37 Bapa yang mengutus Aku, Dialah yang bersaksi tentang Aku. Kamu tidak pernah mendengar suara-Nya,
rupa-Nyapun tidak pernah kamu lihat,
Lukas
8:9-10 Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya, apa maksud perumpamaan itu.
Lalu,
jika tidak ada yang dapat mengenalinya, mengapa 1 Korintus 2:9 menuliskan semua
yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi dia? Apakah
dasar bagi manusia jika pada hakikatnya manusia itu tidak dapat mengenali
Yesus, sebagaimana ada tertulis?
Apakah
ada sebuah kemungkinan adanya manusia-manusia lain dapat mengenali Kristus sehingga beriman kepada-Nya oleh
dirinya sendiri? Tidak! Bahkan pada 1 Korintus itu sendiri:
Ayat
10 Karena kepada kita Allah telah menyatakannya oleh Roh,
sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam
diri Allah.
Ayat
11 Siapa
gerangan di antara manusia yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri
manusia selain roh manusia sendiri yang ada di dalam dia? Demikian pulalah tidak ada orang
yang tahu, apa yang
terdapat di dalam diri Allah selain Roh Allah.
Pada
hakikatnya, manusia tak dapat mengenali Kristus, selain
Allah sendiri. Dengan demikian maka bagi manusia, selain tak dapat mengenalinya
sekalipun melihat, juga sekaligus sebuah kemisteriusan kekal, jika tanpa
Allah yang menyatakannya:
1Korintus
2:7 Tetapi yang kami beritakan ialah
hikmat Allah yang tersembunyi dan rahasia, yang sebelum dunia
dijadikan, telah
disediakan Allah bagi kemuliaan kita.
Bandingkan
dengan ini:
Lukas
8:9-10 Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya, apa maksud perumpamaan itu.Lalu Ia
menjawab: "Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui
rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada orang-orang lain hal itu diberitakan dalam
perumpamaan, supaya sekalipun memandang, mereka tidak melihat dan sekalipun
mendengar, mereka tidak mengerti.
Siapakah
yang diberitakan? Hikmat Allah. Apakah
maksudnya?
1Kor
2:1-2 Demikianlah pula, ketika aku datang kepadamu, saudara-saudara, aku tidak
datang dengan kata-kata yang indah atau dengan hikmat untuk menyampaikan kesaksian Allah kepada kamu. Sebab
aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus,
yaitu Dia yang disalibkan.
Ayat
3: Baik perkataanku maupun pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata
hikmat yang meyakinkan, tetapi dengan keyakinan
akan kekuatan Roh,
Sehingga
jelas, bahwa yang dimaksudkan dengan memberitakan hikmat Allah adalah kesaksian Allah yang ada, berlangsung di
dalam dan dinyatakan oleh Yesus Kristus
secara sempurna.
Bukan
hanya mengenali Kristus tidak dapat dilakukan oleh manusia, pada hakikatnya,
namun bahkan dalam memberitakan hikmat
Allah akan bagaimana keselamatan
manusia itu harus berlangsung menurut pikiran dan kehendak-Nya. Sehingga hanya dapat dilakukan dengan keyakinan
akan kekuatan Roh.
Kristus
adalah hikmat Allah tentang bagaimana
keselamatan itu harus dan hanya terjadi
di dalam diri Kristus,yang telah disediakan sebelum dunia dijadikan, sebagai
yang tersembunyi dan
rahasia.
“Tersembunyi dan rahasia,” ini
hanya dapat dimengerti secara jitu pada perkataan Yesus sendiri:
Yohanes
6:39 Dan inilah kehendak Dia yang telah
mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya
kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada
akhir zaman.
Yohanes
6:44 Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh
Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman.
Matius 11:25-27 Pada
waktu itu berkatalah Yesus: "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit
dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan
orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang
berkenan kepada-Mu. Semua
telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak
seorangpun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak
seorangpun mengenal Bapa selain
Anak dan orang yang kepadanya
Anak itu
berkenan menyatakannya. [juga Lukas 10:21-23]
Itulah
keadaan manusia saat Allah mengasihi
mereka dan saat Yesus menyatakan kasih Allah yang begitu besar. Manusia itu
tidak mengenalinya karena:
a.Ia pada dasarnya hikmat Allah pada
bagaimana keselamatan harus berlangsung hanya padanya yang tersembunyi dan rahasia, dan
b. pada hakikatnya manusia berada di
dalam kegelapan [Yoh 1:5] dan berada didalam genggaman maut, sebuah keadaan
yang hanya dapat ditanggulangi oleh Kristus:
Yohanes
5:24 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan
percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak
turut dihukum, sebab ia sudah pindah
dari dalam maut ke dalam hidup.
Mengetahui
hal ini, bahwa Allah begitu menentukan dalam memulai dan menyelenggarakan
sebuah relasi, maka pernyataan Yesus:
Yohanes
14:15 Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti
segala perintah-Ku.
Yohanes
14: 21 Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah
yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi
oleh Bapa-Ku dan Akupun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku
kepadanya."
Maka
pintu
gerbang tunggal untuk dapat “memegang dan
melakukan perintah Allah”, yaitu: relasi dengan Allah
, hanya dapat terjadi berdasarkan kehendak dan tindakan Allah, bukan pada
manusia.
Pada
hakikatnya “memegang
dan melakukan perintah Allah” adalah
sebuah perintah yang begitu berkuasa oleh Yesus, yang
menggambarkan apakah yang terjadi bila seseorang menerima kasih karunia Allah,
atau bila seseorang menerima pernyataan oleh Roh,
atau bila seseorang ditarik oleh Bapa sehingga mengenal dan
beriman kepada Yesus. Orang
yang mengalami peristiwa ini mengalami apa yang disebut oleh Yesus
sebagai “sudah pindah dari alam maut ke dalam
hidup.”
Menuruti
segala perintah-Ku dan memegang perintah-Ku serta melakukanya,
dengan demikian, adalah sebuah
hakikat kehidupan yang sudah dilepaskan dari alam maut dan dimasukan ke dalam hidup. Mengapa senantiasa
hidupnya bertaut pada Kristus? Sebab memang kehidupan yang dimiliki oleh orang
percaya itu berasal dari dan merupakan pemberian Kristus:
Yohanes
1:4 Dalam
Dia ada hidup dan hidup itu adalah
terang manusia.
Yohanes
11:25 Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan
hidup walaupun ia sudah mati,
Yesus
begitu sentral dan begitu menguasaimu,sebab
anda hidup, anda telah dihidupkan oleh-Nya! Hanya jika anda mati atau tidak
mengalami persatuan dengan Kristus, maka alami
saja anda menjadi serupa dengan dunia ini sekalipun merasa Kristen dan
mulut ini dapat mengkhotbahkan kasih karunia, namun sama sekali terlepas dari
kuasa kasih karunia “hikmat Allah” itu. Hanya
orang yang dihidupkan oleh Allah yang dapat melakukan hal-hal semacam ini
sebagai sebuah kehakikatan yang menyuburkan kegairahan-kegairahan bagi Kristus
di dalam dirinya, dan menjadikanya bukan sebuah perjuangan untuk menambahkan
keselamatan seolah Kristus dan karya penebusannya tak cukup. Faktanya, melakukan
segala perintah Allah adalah kehidupan yang dilahirkan didalam relasi
yang
mustahil dibangun oleh manusia, selain Allah mengadakannya didalam
Kristus.
Hal-hal ini semua
adalah kekakayaan yang tak terselami manusia, sebab merupakan bagian tak
terpisahkan dari pemberitaan hikmat Allah yang tersembunyi dan
dirahasiakan, yang telah disediakan Allah sebelum dunia
ini dijadikan.
Tak
ada sama sekali ini bercorak upaya
manusia untuk menjadi layak atau berkenan dihadapan Bapa, sehingga
diperkenan masuk ke dalam kehidupan kekal sekalipun tak beriman kepada Kristus.
Ini mustahil, oleh sebab satu hal yang amat mendasar: semua manusia berada di dalam
genggaman maut. Kita telah melihat bahwa Yesus berurusan dengan
problem manusia yang amat raksasa ini.
Itu sebabnya, ia bukan sekedar memberikan janji keselamatan,
namun memindahkan manusia yang
mengalami kasih Allah yang begitu besar itu, dari
dalam maut kedalam hidup.
Dan
apakah kehidupan itu? Bahwa saya dan anda mengalami relasi dengan Kristus;
anda berkomunikasi
dan berinteraksi dengan Kristus kala anda melakukan perintah-perintah-Nya.
Anda akan semakin mengenali-Nya dan memahami-Nya di sepanjang kehidupan yang
begitu kaya dengan komunikasi dan interaksi di dalam Kristus. Ia adalah Allah yang senantiasa ingin
bersekutu dengan manusia bukan sekedar di dalam iman percaya namun di dalam setiap
aspek kehidupan manusia beriman itu, sehingga persekutuan yang diciptakan
Allah ini adalah penuh kasih yang sangat kaya dengan kehangatan dan
hasrat-hasrat untuk semakin lama semakin mendalam didalam relasi manusia
beriman itu dengan Allah. Semakin dalam maka semakin mengenal, pengenalan akan
Allah membuat seorang beriman paham dan mampu melakukan apa yang berkenan bagi
Bapa sumber kasih yang begitu besar itu.
Filipi
3:8 Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah
melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh
Kristus,
Bagaimana,
atau semulia apakah Kristus bagi saya dan anda, sehingga kita dapat berkata “pengenalan
akan Kristus lebih mulia daripada semuanya?” “Jikalau engkau mengasihi-Ku maka engkau akan melakukan segala
perintah-Ku?” Apakah yang dapat menggagalkan saya dan anda dalam melakukannya?
Sederhana saja, relasimu dengan Yesus adalah hal murahan atau setidak-tidaknya konsepsional belaka yang dibangun
hanya berdasarkan penelitian Kitab suci, bukan berdasarkan pengenalan yang
dibangun oleh Kristus di dalammu dan anda menjalaninya. Dan ini berbahaya.
Mengapa manusia tak mungkin berusaha berkenan tanpa kasih karunia? Karena memang tak ada yang dapat mengenali hikmat Allah akan bagaimana keselamatan itu harus berlangsung didalam Kristus, sekaligus berusaha berkenan dan menjadi sempurna seperti Bapa bukan sama sekali jalan menuju keselamatan dan atau keberkenanan Bapa. Sehingga pengajaran pendeta Erastus: “bahwa Ia berusaha untuk berkenan kepada Allah” dan “Orang-orang yang berusaha berkenan kepada Bapa inilah orang yang mengasihi Dia. Mereka akan digarap oleh Allah untuk menjadi sempurna seperti Yesus. Orang-orang ini terbilang sebagai menerima Tuhan Yesus.” Mengapa salah? Sebab tadi sudah ditunjukan bahwa dasar Allah mengasihi manusia adalah tak ada satupun manusia yang dapat mengenali dan menerima diri-Nya, selain jika Allah menyatakannya. Tak mungkin dasar Allah menggarap manusia, jika terlebih dahulu manusia itu berusaha berkenan. Faktanya, Allah menggarap setelah manusia yang memberontak itu terlebih dahulu digarap oleh Allah untuk kemudian digarap oleh Allah di dalam kesatuan orang beriman dengan Kristus.
Bersambung
ke “Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan DiluarKristen”(3Q-3c):“Tidak Ada Keselamatan Di Luar Kristen Tetapi Ada Keselamatan
Di Luar Kristen”
AMIN
Segala Pujian Hanya Kepada TUHAN
The cross
transforms present criteria of relevance: present criteria
of relevance do not transform
the cross
[oleh seorang teolog yang saya lupa namanya]
No comments:
Post a Comment