“Keselamatan
Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya”
Oleh : Martin
Simamora
Bacalah lebih dulu bagian 3Q-3b dan bagian 3Q-1
Kita masih belum
beranjak dari paragraf akhir dari “Keselamatan Di Luar Kristen-03”, untuk melanjutkan teks-teks firman yang digunakan oleh
pendeta Dr. Erastus Sabdono dalam mengajarkan: “bahwa berusaha berkenan kepada Bapa adalah sebuah jalan keselamatan,
bahkan bagi yang tak beriman kepada Yesus
Kristus” atau dengan kata lain, perbuatan-perbuatan baik merupakan bagian
untuk membangun dan memiliki relasi dengan Bapa itu sendiri. Manusialah yang
menjadi pembangun atau konstruktornya, bukan Bapa sebagaimana kita telah tinjau
pada bagian-bagian sebelumnya. Sangat menarik saat pendeta Erastus menyentuh
Yohanes 14:23-24, sebab teks ini justru menekankan sebuah relasi yang mustahil
untuk dilakukan atau diupayakan oleh manusia, mari kita membacanya:
(23)
Jawab
Yesus: "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku
dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam
bersama-sama dengan dia.(24) Barangsiapa tidak mengasihi Aku,
ia tidak menuruti firman-Ku; dan firman yang kamu dengar itu bukanlah dari
pada-Ku, melainkan dari Bapa yang mengutus Aku.
Sang Mesias memulai
pengajarannya dengan apakah seorang itu
memiliki relasi atau tidak, dengan berkata “jika seseorang mengasihi
Aku” dan “barangsiapa tidak mengasihi Aku.”
Hanya ada satu yang
harus terjadi: mengasihi Kristus atau tidak sama sekali. Jika mengasihi Kristus
maka kehidupan ilahi berlangsung pada kehidupan alamimu di dalam kehidupanmu yang masih berbalutkan tubuh
daging: menuruti firman-Nya. Penurutan anda kepada firman pun masih bertaut kepada Yesus yang sudah
tidak lagi di bumi ini, yang sudah begitu lama meninggalkan dunia ini. Bagaimana
mungkin, perkataan-Nya pada Yohanes 14:23-24 masih merupakan kebenaran
selama-lamanya?
Datang Dari Sorga Untuk Tinggal
Bersama Manusia dan Melakukan Kehendak Bapa
Permulaan dari segala
sesuatu yang sedang dibicarakan ini adalah Kristus, dan permulaan segala ketaatan adalah kasih seorang beriman
kepada Kristus. Ini Bukan sembarang kasih, sebab
ini adalah kasih yang hanya tertuju kepada Yesus. Ini adalah sebuah ketentuan
yang begitu sukar untuk dipahami sebab sekalipun diucapkan di bumi namun
berhakikat kekekalan, karena jika mengasihi adalah berdasarkan keberadaan
secara jasmaniah saja, maka perkataan Yesus tadi sangat sesaat saja keberlakuannya, selama Ia hidup.
Kekekalan perintah ini dan kekekalan yang terkandung di dalam Kristus dan yang
mengandungkan dan menghadirkan Kristus jelas hadir dalam pernyataan ini:
-Bapaku
akan mengasihi dia dan Kami
akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia
-firman yang kamu dengar itu, yang Aku ucapkan
itu, berasal
dari Bapa yang mengutus Aku
Yesus di bumi dan Bapa yang di sorga.
Dan Yesus berkata bahwa “Kami akan datang kepadanya.”
Siapakah “Kami?” Jelas Bapa dan Yesus. Yesus senantiasa melekatkan dirinya
dengan Bapa dalam sebuah relasi Bapa dan Anak dalam sebuah makna teologis,
bukan biologis seperti: “Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya Anak
tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat
Bapa mengerjakannya-Yohanes
5:19” atau hal yang sama lainnya “Sebab Bapa mengasihi Anak dan Ia menunjukkan kepada-Nya segala sesuatu yang
dikerjakan-Nya sendiri, bahkan Ia akan menunjukkan kepada-Nya-Yohanes 5:20”
Yesus di bumi dan
Bapa yang di sorga. Yesus dan Bapa adalah 2 pribadi yang berbeda, namun bukan
2 Tuhan yang bersabda, namun 1 Tuhan yang bersabda: “firman yang kamu
dengar itu, yang AKU UCAPKAN itu, BERASAL DARI Bapa YANG MENGUTUS Aku.
Perhatikan, ini hal
sukar untuk diterima walau begitu jelas dikemukakan oleh Yesus. Sehingga memang
pada hakikatnya pandangan sebagaimana
dikemukakan oleh Yesus dapat secara alamiah mendatangkan tudingan bahwa Yesus
adalah seorang bidah: “Sebab itu
orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuh-Nya, bukan saja karena Ia
meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena
Ia mengatakan bahwa Allah adalah Bapa-Nya
sendiri dan dengan demikian
menyamakan
diri-Nya dengan
Allah-Yoh 5:18”
Yesus bukan saja sedang menyetarakan atau membuat dirinya sederajat dengan Bapa secara substansial, tetapi sedang menyatakan dirinya memang dari
Bapa dan berotoritas penuh sebagaimana Bapa adanya, terutama saat Ia bersabda: “Sebab Bapa mengasihi Anak dan
Ia menunjukkan
kepada-Nya segala sesuatu yang dikerjakan-Nya
sendiri- Yoh 5:20” Siapakah yang dapat mendefinisikan hubungan ini dalam
kualitas-kualitas yang definitif? Siapakah dan bagaimanakah mendefinisikan
tindakan Bapa terhadap Anak: “menunjukan
SEGALA SESUATU yang dikerjakan Bapa sendiri?”
Pekerjaan Allah Pencipta langit dan Bumi ditunjukan kepada Anak. Ini bukan
sekedar memberikan petunjuk-petunjuk, tetapi kuasa-kuasa yang bekerja pada Bapa
saja, juga bekerja pada Anak saja, misalkan saja: “Sebab sama seperti
Bapa membangkitkan orang-orang mati dan menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan barangsiapa yang
dikehendaki-Nya- Yohanes 5:21.”
Ini adalah sedikit
hal yang begitu prinsipil untuk memahami apakah maksud Yesus dengan berkata: “kami
akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia’” dan “ firman yang KAMU
DENGAR, AKU UCAPKAN itu berasal DARI BAPA.”
Sekali lagi, Bapa dan
Anak adalah 2 yang berbeda [Bapa bukan Yesus dan Yesus bukan Bapa itu sendiri] namun dengan demikian sehakikat yaitu Allah dan
merupakan Satu Tuhan, sebab keduanya satu di dalam bersabda, di dalam
berkehendak dan di dalam bekerja: kami tinggal di dalam dia bersama-samanya.
Yesus pada dasarnya
adalah: “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah
dan Firman
itu adalah Allah- Yohanes 1:1,” yang kemudian menjadi manusia untuk
tinggal bersama dengan manusia sebagaimana adanya manusia, sehingga ia bias menunjukan
kemuliaan Allah di dalam kemanusiaan-Nya: “Firman
itu telah menjadi manusia,
dan diam di antara kita, dan kita telah
melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa- Yoh 1:14”
Yesus benar-benar
bukanlah Bapa itu sendiri, sebagaimana Surat Ibrani memberikan gambaran yang
begitu tajam:
Ibrani
2:7 Namun Engkau telah membuatnya untuk waktu yang singkat sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat,
dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat,
Bapa membuat Sang
Firman [dalam Injil Yohanes] yang adalah
Allah menjadi lebih rendah! Perhatikan, Bapa tak pernah lebih rendah dari
siapapun! Ini prinsip pengajaran yang paling fundamental akan Bapa dan
relasinya dengan Anak: Bapa telah membuatnya lebih rendah.
Lebih rendah dari siapa? Daripada para malaikat-malaikat.
Ini hendak menunjukan
bahwa kemanusiaan Yesus adalah kemanusiaan yang benar-benar daging dan tulang:
Karena
anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama
dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka,
supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas
maut;- Ibrani 2:14
Supaya apa? Supaya Ia
dapat mengalami kematian yang benar-benar kematian yang menyakitkan dan
menyengsarakan! Perhatikan:
Ibrani
2:9 yaitu Yesus,
kita lihat, yang oleh karena penderitaan
maut, dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat, supaya oleh kasih karunia
Allah Ia
mengalami maut bagi semua manusia.
Bapa dan Yesus,
bukan sosok yang sama, namun bukan
menjadikan ketuhanan Kristen itu
Politeisme.
Sementara Ia telah
menjadi manusia yang benar-benar
manusia, itu tak menyebabkan Ia mengalami perubahan kesejatian pada
ketuhanannya, sebab perendahan pada Yesus adalah hal yang bersifat sesaat
lamanya: “untuk waktu yang singkat dibuat sedikit lebih rendah”-
Ibrani 2:9.
Yesus di bumi dan Bapa yang di sorga.
Dengan demikian tak membuat Yesus kehilangan kesejatian ilahi-Nya yang dinyatakan oleh rasul Yohanes: “Pada
mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu
adalah Allah- Yoh 1:1” [KJV “In the beginning was the Word, and the Word was
with God, and the Word was God”], sebab perendahan Bapa atas diri Sang Firman
untuk menjadi manusia adalah sesaat saja
sebagaimana kehendak dan rencana-Nya. Sehingga hakikat keilahiannya tak
pernah berhenti atau meninggalkan
dirinya, sehingga memang sungguh berdasar baginya untuk berkata “Kami akan datang kepadanya dan diam
bersama-sama dengan dia.” Kami adalah : Yesus di bumi dan Bapa yang di
sorga.
Apakah maksud Yesus?
Tak lain tak bukan bahwa mengasihi Yesus akan mendatangkan mujizat kasih karunia lainnya yang begitu agung. Sementara
mengasihi Yesus, telah kita ketahui hanya merupakan kasih karunia Bapa [
Perhatikan dan camkanlah bagian3Q-3b], maka demikian juga peristiwa Kami akan datang kepadanya, menyatakan
bahwa orang tersebut bukan saja mengalami kesatuan atau relasi dengan Yesus, namun juga dengan Bapa. Ini sendiri
adalah hal yang didoakan Yesus kepada
Bapa [Yohanes 17:1]:
-“dan
segala
milik-Ku adalah milik-Mu dan milik-Mu adalah milik-Ku” Yohanes
17:10
-
“supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku
dan Aku di dalam Engkau, agar mereka
juga di dalam Kita,”- Yoh 17:21
Yohanes 14:23-24,
dengan demikian adalah kehidupan aktual orang percaya, seperti halnya cabang
yang melekat pada pokok anggur Kristus dimana orang-orang percaya melekat pada
Yesus untuk menerima kehidupan Kristus. Bagaimana orang Kristen itu melekat,
semua diselenggarakan oleh Bapa:
Yohanes
15:1 Akulah pokok anggur yang
benar dan Bapa-Kulah pengusahanya.
Yohanes
15:4 Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama
seperti ranting tidak
dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu
tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.
Bagaimana saya dapat
menuruti firman Yesus? Pertama anda harus menerima kasih karunia Bapa sebagai
pengusaha agung untuk meletakanmu di dalam Kristus. Dalam hal itulah anda dan
saya mengalami kehidupan yang mengasihi yang terejawantahkan didalam
perbuatan-perbuatan taat, seperti ranting yang berbuah dari pokok
pohon.
Ketika Yesus berkata sama
seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, Ia sedang
mengatakan bahwa kemampuan orang Kristen untuk hidup taat dan berkenan kepada
Bapa hanya mungkin terjadi kalau ia sudah melekat pada Kristus. Jadi dengan
kata lain Yohanes 14:23-34 adalah pelukisan Yesus mengenai siapakah dan
bagaimanakah kehidupan orang yang mengasihi Yesus. Bahwa Ia memiliki buah
kehidupan berkat kasih Kristus di dalamnya: menuruti firman.
Bahwa ini atau
perihal ini memang sebuah kehidupan dari relasinya dengan Yesus dan Bapa, bukan sebuah upaya untuk
berkenan kepada Bapa, dapat dilihat dari doa Yesus sendiri:
Yohanes
17:6 Aku telah menyatakan nama-Mu kepada semua orang, yang Engkau berikan
kepada-Ku dari dunia. Mereka itu milik-Mu dan Engkau telah memberikan
mereka kepada-Ku dan mereka telah menuruti firman-Mu.
Apakah permulaan
seseorang dapat menuruti firman? Tindakan Bapa yang memberikan mereka kepada
Yesus. Ini adalah tindakan Bapa membuat mereka
menjadi melekat pada pokok anggur Kristus. Melekat terlebih dahulu baru
berbuah; menerima kasih karunia keselamatan di dalam Kristus, berbuah kemudian seperti halnya cabang tak
dapat hidup pada dirinya sendiri atau
manusia tak dapat membuat dirinya taat pada Tuhan berdasarkan dirinya
sendiri.
Catatan penting yang
menyeruak dalam tinjauan kali ini: Yesus
adalah pokok anggurnya, Bukan Bapa; Bapa adalah pengusaha-Nya, bukan Yesus.
Yesus yang berada di bumi, bukan Bapa sebab
pokok anggur adalah “Bapa
yang membuat Sang Firman untuk sesaat lebih rendah daripada malaikat-malaikat.”
Hanya dengan Ia menjadi manusia saja maka Ia dapat secara sempurna
berinterakasi dan menyelamatkan manusia melalui penderitaan dan kematian.
Catatan penting
lainnya atau tambahan yang harus saya sampaikan bahkan pada tinjauan ini, pada bagian ini, Yesus juga sudah menentukan kesudahan manusia-manusia yang tak
dilekatkan Bapa kepadanya, sehingga dalam berinteraksi dengan Yesus dapat
menolak, membantah atau membangkang terhadap perintah Yesus:
Yohanes
15:6 Barangsiapa tidak tinggal di
dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering,
kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.
Yang tidak tinggal di
dalam Yesus, berarti Ia bukan termasuk garapan Bapa didalam maksud kasih
karunia-Nya, dan vonisnya sudah jelas: dibuang keluar
seperti ranting untuk kemudian dicampakan ke dalam api lalu dibakar.
Vonis ini sama dengan pengajaran Yesus yang berbunyi:
Yohanes
8:23-24 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Kamu berasal dari bawah, Aku dari atas; kamu dari dunia
ini, Aku bukan dari dunia ini. Karena itu tadi Aku berkata kepadamu, bahwa kamu akan mati dalam dosamu; sebab jikalau kamu tidak
percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu."
Apa yang luar biasa
di dalam vonis ini, adalah Yesus mengangkat aspek keilahiannya sebagai hakim:
AKU DARI ATAS. Aku dari atas, bukan sekedar Ia datang dari sorga, tetapi Ia
berotoritas sebagaimana Bapa di sorga mengutusnya dalam Ia menghakimi
orang-orang yang menolak untuk percaya: “mati dalam dosamu sebab tidak percaya
kepada-Ku.”
Penghakiman adalah
aspek kerja Bapa yang juga dilakukan oleh Anak secara total, bahkan saat Ia
adalah Anak Manusia: “Dan Ia
telah memberikan kuasa kepada-Nya untuk menghakimi, karena Ia adalah Anak Manusia- Yohanes 5:27” sebagaimana ia
adalah Anak Allah: “Bapa tidak menghakimi siapapun,
melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak- Yoh 5:22”
Bapa bukan Anak
Manusia dan tak pernah menjadi Anak
Manusia, seperti halnya juga Bapa bukan Anak Allah dan tak pernah menjadi Anak
Allah, seperti halnya juga Bapa tak pernah mengalami penderitaan dan maut bagi
banyak manusia. Mengapa? Sebab Bapalah yang menerima persembahan darah Anak
Manusia oleh Anak Manusia kepada Bapa-Nya:
Ibrani
9:12 dan Ia
telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan
dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa
darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang
kekal.
Ibrani
9:14 betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan
diri-Nya
sendiri kepada Allah sebagai
persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari
perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang
hidup.
Ada Bapa dan Anak,
tetapi bukan ada 2 Tuhan. Tidak ada di
sini 2 Tuhan yang bersabda namun hanya ada SATU SABDA, SATU KEHENDAK, DAN SATU
PERBUATAN yang dikerjakan oleh Bapa dan Anak. Alkitab begitu kaya menggambarkan 2 yang selalu SATU dalam bersabda, 2 yang
berbeda namun tak terpisahkan sama sekali:
Yohanes
14:9-12 Kata Yesus kepadanya: "Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu,
Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia
telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami. Tidak percayakah engkau,
bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa
yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa,
yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya. Percayalah
kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau
setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan
itu sendiri. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa
percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan,
bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa;
Bapa adalah sosok
yang kerap disampaikan oleh dan menjadi tujuan [mengenal dan bersama Bapa] setiap orang yang mengenal Yesus [Yohanes 14:16], dan
digambarkan oleh Yesus sebagai sumber sabdanya-sumber pengajaranya dan
sumber pekerjaan-pekerjaan ajaibnya dan segala apapun yang dilakukan dan tak
dipahami. Namun sekalipun Yesus berkata ada Bapa selain dirinya, namun TAK ADA
2 SABDA, senantiasa 1: “apa yang AKU KATAKAN, ITU DARI BAPA YANG DIAM DI DALAM AKU.”
Bagaimana memahami "Bapa yang diam di dalam Aku" sama seperti halnya dengan pernyataan Yesus: “ia tinggal
di dalam Aku dan Aku di dalam
dia”- Yoh 6:56. Saat Kristus di dalam saya, Kristus tetaplah pribadi
tersendiri, demikian juga saat Yesus berkata “Aku di dalam Bapa” tak pernah
bermakna Yesus melebur dalam Bapa dan Bapa melebur dalam Yesus, sehingga Bapa
turut serta didalam kemanusiaan Yesus dan turut serta di dalam kematian Yesus.
Jika demikian maka mustahil: “oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri
kepada Allah- Ibrani 9:14.”
Mengapa ini begitu
penting? Sebab dasar kehidupan orang beriman adalah ini! Yesus Kristus yang
adalah Allah Sang Firman yang menjadi manusia. Tanpa ini terjadi maka tak ada
sama sekali pembicaraan iman dan kehidupan iman Kristen yang begitu meninggikan
dan mengutamakan Kristus. Ia menjadi begitu tinggi dan begitu utama bukan
karena dilambungkan demikian tingginya oleh doktrin dan pengimanan orang yang
mengaku Kristen, sebab bahkan untuk menjadi seorang Kristen pun yang sejati,
tak seorangpun yang sanggup melakukannya, sebab Yesus berkata:
Yohanes
6:65 Lalu Ia berkata: "Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak
ada seorangpun dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya."
Siapakah Dia? “di
dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di
bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana,
maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan
oleh Dia dan untuk Dia” Kolose 1:16.
Karena dia sumber
segala eksistensi alam semesta ini, maka memang dia sentral dari segala sesuatu
di dalam iman Kristen, bahkan dunia yang membuang diri-Nya entah dalam cara
yang sangat terhormat atau cara yang sangat bengis:
Ibrani
2:8 segala sesuatu telah Engkau taklukkan di bawah kaki-Nya." Sebab dalam menaklukkan segala sesuatu kepada-Nya,
tidak ada
suatupun yang Ia kecualikan, yang
tidak takluk kepada-Nya.
Bapa menaklukan
segala sesuatu di bawah kaki Yesus. Bapa dengan kata lain menyatakan bahwa
Yesus memiliki otoritas dan kuasa setara sebagaimana Bapa, sebab TIDAK ADA
SUATUPUN YANG IA KECUALIKAN.
Inilah sumber
keselamatan saya dan anda, dan juga menjadi sumber kepastian keselamatan dan
kemampuan saya untuk memiliki kekuatan hidup penuh penundukan kepada-Nya dan
melakukan segala apa yang dikehendaki Bapa di dalam firman yang disabdakannya,
karena kita termasuk didalam bagian kecil pada SEGALA SESUATU YANG TELAH BAPA TAKLUKAN
BAGI YESUS.
Bersambung ke
“Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen”(3Q-3d):“Tidak
Ada Keselamatan Di Luar Kristen Tetapi Ada Keselamatan Di Luar Kristen”
AMIN
Segala
Pujian Hanya Kepada TUHAN
The
cross
transforms
present criteria of relevance: present criteria of relevance do not transform
the
cross
[oleh
seorang teolog yang saya lupa namanya]
No comments:
Post a Comment