“Keselamatan
Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya”
Oleh:
Martin Simamora
Apakah
yang dilakukan atau dikatakan oleh Yesus kala berjumpa dengan seorang asing atau
kali pertama berjumpa, dan diinginkannya untuk mengikut-Nya?
Ada beragam tindakan dan beragam komunikasi yang dilakukan olehnya. Namun, yang
pasti, sama sekali berbeda dan tak seperti yang dapat dibayangkan oleh siapapun
juga. Orang berpikir Yesus akan mengajarkan sesuatu untuk dilakukan pada
dirinya sendiri dalam penuh kepatuhan
tanpa sebuah celah, atau berpikir bahwa Ia tidak akan jauh berbeda dengan apa
yang telah diajarkan oleh para guru-guru kitab suci Israel.
Tetapi,
pada kenyataannya, Ia sama sekali berbeda, hingga pada sebuah puncak perbedaan
yang melahirkan sebuah kebencian yang tak beralasan. Sejak permulaan Ia tampil
di hadapan publik, kesan para pendangarnya: Ia
memang berbeda:
Markus
1:21-22 Mereka tiba di Kapernaum. Setelah
hari Sabat mulai, Yesus segera masuk ke dalam rumah
ibadat dan mengajar. Mereka takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia
mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat.
Ia
mengajar sebagai orang yang berkuasa, hal yang tak akan pernah dijumpai pada
ahli-ahli Taurat! Berkuasa yang bagaimanakah? Perhatikan berikut ini:
Markus
1:23-26 Pada waktu itu di dalam rumah ibadat itu ada seorang yang kerasukan roh
jahat. Orang itu berteriak: Apa urusan-Mu dengan kami, hai Yesus orang Nazaret?
Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa
Engkau: Yang Kudus dari Allah. Tetapi Yesus menghardiknya,
kata-Nya: "Diam, keluarlah dari padanya!" Roh
jahat itu menggoncang-goncang orang itu, dan sambil menjerit dengan suara
nyaring ia keluar dari padanya.
Mengajar
bukanlah hal yang luar biasa, atau yang membedakan Yesus dengan para ahli
Taurat, namun pada kuasa yang bersemayam
di dalam dirinya sebagai seorang pengajar, itulah yang membuat Yesus
sungguh-sungguh tidak sama.
Dan pernyataan semacam ini: “Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus
dari Allah“ sungguh sukar untuk dipahami apakah maknanya, sementara
pengakuan semcam itu telah terjadi di dalam sebuah relasi penuh permusuhan,
karena sanjungan yang begitu mulia malah melahirkan sebuah pengusiran "Diam,
keluarlah dari padanya!" Pengusiran yang membuat siapapun akan terkesima:
Markus
1:27 Mereka semua takjub, sehingga mereka memperbincangkannya, katanya: "Apa
ini? Suatu ajaran baru. Ia berkata-kata dengan kuasa. Roh-roh
jahatpun diperintah-Nya dan mereka taat kepada-Nya."
Mengajar
sebagai seorang yang berkuasa telah menjadikan Yesus sebagai seorang yang
membawa ajaran baru. Pada hal apakah Yesus dikatakan sebagai seorang yang
mengajarkan ajaran baru? Pada
berkata-kata dengan berkuasa. Pada fenomena apakah hal tersebuat
ternyatakan? Pada:
■Ia memerintah atas roh-roh jahat
■pemerintahannya
ditaati oleh roh-roh jahat
Pemerintahan semacam
ini lahir dari “siapakah Dia” sesungguhnya. [bacalah “Yesus Sang Penguasa Atas Iblis”]
Sementara
mereka dapat berkata, bahwa Ia mengajar sebagai orang yang bekuasa atau bahkan
dapat memberikan sebuah kesaksian bagaimanakah kuasanya bekerja:
roh-roh jahat diperintahnya dan mereka taat kepadanya, namun mereka tak pernah dapat
mengenali Yesus, sebagaimana dikehendaki oleh Bapa!
Yesus Kristus Adalah Segala Sesuatu Kabar Baik Itu Sendiri dan Segala Sesuatu
Kehidupan Yang Memuliakan Bapa Itu Sendiri
Yesus sendiri telah
menunjukan betapa dirinya sendiri adalah konstruksi atau pilar utama dan satu-satunya yang harus disampaikan, diajarkan dan disampaikan!
Itulah yang diajarkannya pertama kali kepada para murid yang direkrutnya
sendiri, misal:
Matius
4:18-19 Dan ketika Yesus sedang berjalan
menyusur danau Galilea, Ia melihat dua orang bersaudara, yaitu Simon yang
disebut Petrus, dan Andreas, saudaranya. Mereka sedang menebarkan jala di
danau, sebab mereka penjala ikan.” Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala
manusia."
Yesus menyatakan
dirinya adalah subyek yang harus diikuti dan Ia akan menjadikan siapapun yang
diajaknya untuk mengikutnya untuk menjadi apapapun yang dikehendaki.
Atas
roh-roh jahat, Yesus: berkuasa untuk memerintah
sehingga roh-roh jahat menurutinya. Atas
orang-orang yang diajak dan diinginkannya menjadi murid-muridnya, maka
orang tersebut segera meninggalkan kehidupannya dan mengikut Yesus:
Matius
4:20 Lalu merekapun segera meninggalkan
jalanya dan mengikuti Dia.
Pada era Yesus
melayani di bumi ini, Ia sendiri memang menjadi magnet
atau gravitasi pengajarannya. Dirinya sendiri adalah materi
ajarannya; apa yang harus dibaca adalah dirinya sendiri; apa yang harus didengarkan adalah dirinya
saja!
Para pengikutnya
sangatlah banyak dan antusiasmenya sungguh tak terbandingkan:
Matius
4:23- Yesuspun berkeliling di seluruh Galilea; Ia mengajar dalam rumah-rumah
ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit
dan kelemahan di antara bangsa itu. Maka tersiarlah berita tentang Dia
di seluruh Siria dan dibawalah kepada-Nya semua orang yang buruk
keadaannya, yang menderita pelbagai penyakit dan sengsara, yang kerasukan, yang
sakit ayan dan yang lumpuh, lalu Yesus menyembuhkan mereka. Maka
orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia. Mereka datang
dari Galilea dan dari Dekapolis, dari Yerusalem dan dari Yudea dan dari
seberang Yordan.
Ia mengajar sebagai
seorang yang berkuasa senantiasa menjadi jati diri Sang Kristus.
Tak
hanya atas roh-roh jahat, Ia berkuasa. Tetapi,juga, atas segala keadaan buruk,
atas segala penderita pelbagai penyakit, atas segala penderitaan akibat
kesengsaraan. Karena itu dan untuk itulah, orang banyak berbondong-bondong
mengikut dia.
Tetapi, apakah mereka
benar-benar mengenal siapakah dia? Begitu pentingkah? Perhatikan hal berikut
ini:
Lukas
9:18-19 Pada suatu kali ketika Yesus berdoa seorang diri, datanglah murid-murid-Nya
kepada-Nya. Lalu Ia bertanya kepada mereka: "Kata orang banyak, siapakah
Aku ini?" Jawab mereka: "Yohanes Pembaptis, ada juga yang
mengatakan: Elia, ada pula yang mengatakan, bahwa seorang dari nabi-nabi dahulu
telah bangkit."
Perihal apakah yang
terpenting didalam mengikuti dirinya, adalah hal yang teramat penting. Ini
bukan soal apakah Yesus menjadi tenar
atau tidak. Faktanya, Yesus sedemikian tenarnya. Bagaimana tidak tenar,
ia telah diikuti oleh begitu banyak orang berdasarkan apa yang dapat Ia lakukan
dan berikan kepada mereka! Bahkan ada begitu banyak identitas hebat yang disematkan oleh banyak
orang berdasarkan identifikasi yang mungkin untuk mereka kenali: “Yohanes
Pembaptis,” “Elia,” dan “nabi-nabi
terdahulu yang telah bangkit.” Mengikut Yesus, bersentral pada mengenal
siapakah Ia sesungguhnya di dalam kebenaran Allah!
Begitulah pengenalan
orang banyak atas diri Yesus. Sebuah pengenalan yang melahirkan ketakjuban yang
menuntun mereka untuk menautkan Yesus dengan sosok-sosok hebat dan terhormat.
Namun, jika demikian, mengapa Yesus begitu tinggi
memandang pada bagaimanakah orang-orang banyak mengenali dirinya, harus
menurutnya dan Bapa?
Perhatikan hal
berikut ini:
Lukas
9:20 Yesus bertanya kepada mereka: "Menurut kamu, siapakah Aku
ini?" Jawab Petrus: "Mesias
dari Allah."
Matius
16:15-16 Lalu Yesus bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?" Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah
yang hidup!"
Petrus memberikan
sebuah jawaban yang begitu berbeda daripada orang-orang banyak. Pada
orang-orang banyak, memberikan identifikasi yang terhormat, namun jelas sama
sekali bukan hal yang dikehendaki oleh Yesus.
Dan ketika Petrus
mengatakan bahwa Yesus adalah Mesias dari Allah atau pada injil Matius “Mesias,
Anak Allah yang hidup,” maka Yesus memberikan sebuah tanggapan yang sangat luar
biasa untuk dapat dimengerti begitu saja:
Matius
16:17 Kata Yesus kepadanya: "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus
sebab
bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga.
■Pertama:
Yesus mengatakan “berbahagialah.” Mengapa Yesus
berkata berbahagialah kepada Petrus yang mengatakan Yesus adalah Mesias dari
Allah yang hidup? Sementara kepada orang banyak, Ia sama sekali tak berkata
apapun juga? Karena terkait siapakah dirinya, hanya
Bapa yang dapat menyingkapkannya kepada manusia. Tanpa Bapa yang
menyingkapkannya maka, Petrus pun tak akan dapat mengenali dirinya: “yang menyatakan itu kepadamu, Bapa-Ku yang
di sorga.”
■Kedua: Yesus mengatakan “berbahagialah,”
karena untuk mengenali dirinya sebagaimana Bapa menyatakannya, merupakan hal yang tak mungkin dicapai
oleh manusia. Jika Yesus berkata bukan manusia, tetapi Bapa-Nya yang
menyatakan, maka jelas mengenal dirinya adalah sebuah peristiwa penuh sukacita
bagi seorang manusia
Apa
yang terpenting dalam mengikut Yesus, bukan
apa yang dapat Yesus berikan kepada mereka atau apa yang dapat memuaskan hasrat
[Yohanes 6:26] mereka, namun mengenal dirinya secara jitu
sehingga dapat mengikut dirinya secara tepat, sebagaimana Bapa kehendaki.
Hanya saja,
Yesus menyatakan bahwa bagaimana mengenal dirinya, sangat ditentukan
oleh Bapa:
Matius
11:25 Pada waktu itu berkatalah Yesus:
"Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena
semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi
Engkau nyatakan kepada orang kecil.
Matius
11:26 Ya Bapa, itulah yang berkenan
kepada-Mu.
Matius
11:27 Semua telah diserahkan kepada-Ku
oleh Bapa-Ku dan tidak
seorangpun mengenal Anak
selain
Bapa, dan tidak seorangpun mengenal
Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan
menyatakannya.
Bagaimana proses seseorang
dapat mengenali Anak dan mengenali Bapa? Yesus berkata: bukan dengan kebijakan dan kepandaian seorang manusia. Kebijakan
dan kepandaian manusia tak akan dapat menyentuh dan menyingkapkan jati diri
sejati Yesus, sehingga dapat mengenali-Nya. Itu tak mungkin, sebab Yesus
menyingkapkan: Bapa menyembunyikan hal
mengenal Yesus dari segala kemampuan manusia untuk mengenalinya.
Bapa
menyembunyikannya, sehingga mustahil, selain Bapa melakukan sesuatu:
“semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku,” sehingga pengenalan atas Yesus
sangat bergantung pada perkenanan Anak untuk membuat seseorang dapat mengenali
siapakah Yesus sesungguhnya.
Kebijakan dan
kepandaian tak mampu membuat seseorang mengenali Yesus dan menerima Yesus
sebagaimana kesaksian Bapa dan Yesus:
Yohanes
5:39 Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka
bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab
Suci itu memberi kesaksian tentang Aku,
Yohanes
5:40 namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk
memperoleh hidup itu.
Apa yang terjadi
dengan tindakan Bapa menyembunyikan jati diri Yesus sesungguhnya terhadap
kebijakan dan kepandaian manusia? Sungguh fatal!
Sekalipun
anda menyelidiki kitab-kitab suci dengan penuh ketekunan, penuh ketelitian yang
sangat ketat, tak akan sama sekali membuat anda menjadi percaya kepada Yesus,
sebagaimana yang terjadi pada Petrus atau sebagaimana yang dikehendaki Bapa!
Ketika Bapa
menyembunyikannya dari orang bijak dan orang pandai, sebagai sebuah kehendak
Bapa sendiri, maka penyelidikan kitab suci, sekalipun menunjuk kepada Yesus,
tak akan membuat mereka menjadi percaya kepada Yesus beserta segala
perkataannya, sebagaimana disingkapkan
oleh Yesus sendiri:
Yohanes
5:46 Sebab jikalau kamu percaya kepada Musa,
tentu kamu akan percaya juga kepada-Ku, sebab ia telah menulis tentang Aku.
Yohanes
5:47 Tetapi jikalau kamu tidak percaya akan apa yang ditulisnya,
bagaimanakah kamu akan percaya akan apa yang Kukatakan?"
Sekarang, kita
melihat, mengenal Yesus “siapakah dia?” atau percaya “bahwa Ia datang dari
sorga membawa pada dirinya sendiri segenap kehadiran dan kehendak Bapa”
merupakan sebuah keultimatan tunggal di dalam berelasi dan beriman dengan Yesus
sendiri! Kitab-kitab suci itu sendiri telah menyatakannya.
Mengenal Yesus,
dengan demikian, bukan sebuah proses saling mengenal layaknya
manusia yang belajar untuk saling mengenali. Pada mengenal
Yesus adalah Allah bertindak dengan membuat seorang
manusia menjadi mengenali Yesus adalah dia yang datang dari sorga untuk
melakukan pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan oleh Bapa sendiri atau apa yang
dikerjakan Bapa, itu yang dikerjakan Anak [ Yohanes 5:19-20].
Apakah tindakan Allah
itu? Beginilah Yesus menyingkapkannya kepada orang banyak:
Yohanes
6:37 Semua
yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan
barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang.
Jangan lupa, karena
Bapa telah menutup atau menyembunyikan
pengenalan akan siapakah Yesus
sebagaimana yang dimaui oleh Yesus dan
Bapa, melalui kebijakan dan kepandaian
manusia, segala upaya pada diri manusia untuk dapat mengenalinya hanya akan
menghasilkan kesia-siaan:
Yohanes
6:36 Tetapi Aku telah berkata kepadamu: Sungguhpun
kamu telah melihat Aku, kamu
tidak percaya.
Melihat apa? Melihat
segala pekerjaan hebat dan ajaib yang telah dikerjakan Yesus [ Yohanes 5:20],
sekalipun, bahkan, pekerjaan-pekerjaan hebat yang telah dilakukannya adalah
salah satu saksi akan siapakah dirinya: “Pekerjaan
itu juga yang Kukerjakan sekarang, dan itulah yang memberi kesaksian tentang
Aku, bahwa Bapa yang mengutus Aku- Yohanes 5:36”
Perhatikan! Bagi
Yesus mengenal dirinya adalah teramat krusial, sebab berkait dengan
keselamatan. Tetapi Yesus tahu sekali, kehendak Bapa-Nya telah menetapkan pengenalan
dirinya hanya berlangsung oleh tindakan Bapa-Nya atas manusia-manusia:
Yohanes
6:38-39 Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku,
tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. Dan inilah
kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua
yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan
ada yang hilang, tetapi supaya
Kubangkitkan pada akhir zaman.
Pengenalan akan Yesus
sangat bergantung pada apakah Bapa menyerahkan seseorang kepada Yesus atau
tidak, sebab Yesus adalah pangkal keselamatan manusia yang datang dari Bapa.
Sementara pengenalan atau pengimanan kepada Yesus,
sangat bergantung pada kemurahan Bapa, maka beriman kepada Yesus sangatlah
penting dan tak tergantikan oleh apapun dan siapapun juga sebagai penentu dan
penjamin keselamatan, sebab itu sendiri adalah kehendak Bapa:
Yohanes
6:40 Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya
setiap
orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku
membangkitkannya pada akhir zaman."
Ini bukan sekedar selamat karena diselamatkan,
tetapi diselamatkan berdasarkan
kemurahan Bapa! Keberimanan tak dapat dilahirkan dari kebijakan dan kepandaian
manusia.
Kebijakan dan
kepandaian manusia, mana mungkin menerima pengajaran Yesus ini begitu saja,
sementara Yesus menunjukannya memang begitu saja atau memang hanya datang dari
tindakan Bapa.
Kebijakan dan
kepandaian manusia, kala dipaksakan
menjadi pemikiran-pemikiran keselamatan, segera akan mereduksi dan memangkas “kesempitan-kesempitan” ruang upaya manusia oleh kehendak Bapa yang
mengekang dan mematikan gerakan bagi manusia, sehingga menyingkirkan
“keluasan-keluasan” kehendak Allah dalam
menentukan dan menyelenggarakan bagaimana seharusnya keselamatan itu
datang dan terwujud bagi seorang
manusia.
Kebijakan dan
kepandaian manusia, kala dipaksakan untuk menurunkan kasih karunia Bapa dari
takta keselamatan yang datang dari Allah, akan segera menghinakan Yesus :
Yohanes
6:41 Maka bersungut-sungutlah orang Yahudi tentang Dia, karena Ia telah
mengatakan: "Akulah roti yang telah turun dari sorga."
Kata mereka: "Bukankah Ia ini Yesus, anak Yusuf, yang ibu bapanya kita
kenal? Bagaimana Ia dapat berkata: Aku telah turun dari sorga?"
“Akulah roti yang telah turun dari
sorga” adalah pernyataan yang hendak mengatakan bahwa keselamatanmu itu
hanya dapat berasal dari Allah dan segenap kehendaknya di dalam diriku. Tak ada
satu hal pun yang berasal dari diri
manusia yang dapat menambahkan kepastian keselamatan, menambahkan efektifitas
keselamatan, menguatkan keselamatan, mengesahkan keselamatan dirimu,
menjaminkan keselamatanmu hingga akhir hidup dan saat di dalam pengadilan akhir
kelak!
Perhatikan hal ini:
■Yohanes
6:47 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya, ia mempunyai hidup
yang kekal.
■Yohanes
6:48 Akulah roti hidup.
■Yohanes
6:49 Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati.
■Yohanes
6:50 Inilah roti yang turun dari sorga:
Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati.
■Yohanes
6:51 Akulah roti hidup yang telah turun
dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya,
dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup
dunia."
Bagaimana mungkin begitu
saja percaya bahwa keselamatan hanya ada di dalam diri Yesus, dan yang perlu
dilakukan, hanya percaya. HANYA, terlihat mudah sekali?
Faktanya
tidak.
Harus senantiasa
diingat, bahwa Bapa telah menyembunyikan Yesus dari kebijakan dan kepandaian
manusia. Artinya: sungguh tertutup bagi
manusia untuk dapat mengenalinya.
Pun demikian dengan
deklarasi Yesus, bahwa Ialah sumber keselamatan bagi manusia, dan hanya jika
percaya kepadanya maka menerima keselamatan dari Bapa! Dan memang, kesukaran
terjadi. Sangat sukar dan emosional jadinya:
Yohanes
6:52 Orang-orang Yahudi bertengkar
antara sesama mereka dan berkata: "Bagaimana Ia ini dapat
memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan."
Yesus menjelaskan
kebingungan mereka. Apakah Yesus ini sedang mengajarkan semacam kanibalisme? “Bagaimana Ia ini dapat memberikan daging-Nya
kepada kita untuk dimakan.”
Perhatikan penjelasan
Yesus berikut ini:
Yohanes
6:55 Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar
minuman.
Apakah
penjelasan Yesus, semacam ini, kemudian
melahirkan sebuah pengertian? Perhatikan
peristiwa berikut ini:
Yohanes
6:60 Sesudah
mendengar semuanya itu banyak
dari murid-murid Yesus yang berkata:
"Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?"
Penjelasan Yesus, tak
membuat kebijakan dan kepandaian manusia sanggup mengunyahnya dan menghasilkan
keberimanan atau menjadi meneguhkan kemuridan mereka! Sebab, bahkan
sebagai yang dikenali sebagai murid, pun
berkata: perkataan ini keras, siapakah
yang sanggup mendengarkannya?
Keselamatan hanya di
dalam Yesus dan Bapalah yang menentukan siapa-siapa yang beriman dan memiliki
kehidupan kekal, sungguh pengajaran yang sangat keras dan tak sanggup untuk
didengarkan oleh kebijakan dan kepandaian manusia. Sebab cara demikian sungguh
menista nilai kelayakan manusia untuk dapat melakukan sesuatu bagi dirinya,
ketimbang berpikir: semua bergantung pada tindakan Bapa!
Apakah yang terjadi
sesungguhnya dengan pengajaran semacam ini, kala diperdengarkan dan diajarkan?
Yesus Sang Kristus sendiri menunjukannya:
Yohanes
6:61 Yesus yang di dalam hati-Nya tahu, bahwa murid-murid-Nya bersungut-sungut
tentang hal itu, berkata kepada mereka: "Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu?
Apakah anda dapat
menerima bahwa keselamatan hanya ada di
dalam Yesus Kristus dan sepenuhnya merupakan kedaulatan Bapa untuk menentukan
siapa-siapa yang harus diselamatkan melalui
Anak-Nya sendiri? Satu-satunya jalan, satunya kebenaran, satu-satunya sumber
dan pemberi kehidupan kekal [Yohanes 14:6]?
Apakah
anda, kemudian, mengajarkan, bahwa siapapun masih berpeluang untuk masuk ke
kehidupan kekal, sekalipun tak beriman kepada Yesus Kristus, asalkan ia
membangun kebajikan-kebajikan luhur, sehingga kelak di pengadilan akhir, ia
dapat diputuskan masuk ke dunia yang baru, walau bukan sorga itu sendiri. Saya
telah menunjukan pada bagian-bagian terdahulu, gagasan-gagasan yang diajarkan
oleh pendeta Dr. Erastus Sabdono, tak memiliki pijakan kokoh sama sekali.
Jika anda pun
mengajarkan demikian, maka penjelasan Yesus berikut ini menjawab mengapa
terjadi hal demikian:
Yohanes
6:63 Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna
Kebijakan dan
kepandaian manusia di dalam mengenali Yesus sebagaimana yang dikehendaki Bapa sehingga
beriman kepadanya, sama sekali tak dapat bekerja atau berkontribusi. Karena
sejak semula, Bapa telah menyembunyikan jati diri Yesus dari segala daya
manusia untuk dapat mengenali dirinya, selain Bapa yang menjadikan orang
tersebut untuk mengenalinya. Di sini Yesus berkata: Rohlah yang memberi hidup.
Mengapa Ia berkata Roh Allah yang memberikan hidup? Karena Yesus sedang menunjukan kepada manusia bahwa
semua telah mati atau tak berdaya sama sekali untuk dapat mengenali Yesus
sebagai satu-satunya keselamatan yang datang dari sorga. Kala Bapa menyerahkan
seorang kepada Yesus Kristus, maka itu adalah tindakan Allah memberikan
kehidupan padanya sehingga dapat beriman kepada Yesus Kristus!
Pada hakikatnya, perkataan-perkataan Yesus itu sendiri adalah kehidupan:”Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup- Yohanes 6:63.” Namun, mengapa tak memberikan kehidupan kepada para pendengarnya? Beginilah penjelasan Yesus:” "Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorangpun dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya.- Yoh 6:65 “
Sabda Yesus adalah
kehidupan. Barang siapa mendengar dan percaya akan hidup:
Yohanes
5:24 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku
dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup
yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam
maut ke dalam hidup.
Orang banyak itu
telah mendengarkan segenap pengajaran dan segenap instruksi Yesus, namun
mengapa yang terjadi justru penolakan
dan iman yang goncang, bukan memberikan hidup? Karena, memahami itu sendiri bukanlah keran yang membukakan aliran-aliran air
kehidupan. Keran dan air itu sendiri tak pernah ada di dalam diri manusia,
namun jikalau Bapa menciptakan keterhubungan antara manusia yang tak memiliki
kehidupan dengan sumber hidup:
Yohanes
6:65 "Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorangpun dapat
datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya."
Jikalau Bapa tidak
mengaruniakannya, maka pengajaran semacam ini bukan saja keras dan mustahil
untuk diterima dan dicerna, tetapi akan menghasilkan penjauhan dari keselamatan
itu sendiri, sebagai sebuah kepastian yang tak dapat dicegah, bahkan oleh Yesus sendiri:
Yohanes
6:66 Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia.
Mengapa Yesus tidak
berupaya lebih keras lagi untuk meyakinkan mereka? Mengapa Yesus tak melakukan hal yang baru dilakukannya di jauh kemudian hari, seperti ini:
Lukas
24:45 Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci.
sehingga tak perlu
terjadi “banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia.”
Tidak
lagi!
Hal-hal yang teramat
janggal semacam ini, hanya akan terjawab oleh penjelasan Yesus sendiri:
Yohanes
5:19 sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri,
jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya, sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu
juga yang dikerjakan Anak.
Pada dasarnya apapun
perkataan, apapun keputusan dan apapun yang dilakukan oleh Yesus adalah
sebagaimana juga Bapa adanya! Tak ada sebuah retakan sehalus dan sekecil apapun
dalam kesatuan yang menunjukan
kesehakikatan antara Bapa dan Anak!
Yesus begitu
spesifik, mendalam dan tajam. Bahkan demonstratif. Ujung pengajarannya semata
menunjukan, bahwa mereka yang memang dikenal
sehari hari sebagai murid-murid Kristus, namun pada faktanya tak dapat menerima pengajaran
Yesus semacam ini dengan sebuah penerimaan yang total dan berbahagia! Yesus
berkata: berbahagilah, sebab Bapa yang menyatakannya kepadamu, pada kasus
Petrus! Bukan saja pada kasus Petrus, tetapi pada semua kasus terkait
keberimanan seseorang kepada Yesus dalam segenap ketentuan dan kehendak Bapa!
Yesus
Segala Sesuatu Yang Membuat Orang Percaya Melakukan Perbuatan-Perbuatan Yang
Memuliakan Bapa
Pada hakikatnya, Yesus
hendak menyatakan bahwa mengikut Yesus adalah sebuah kasih karunia Bapa!
Mengikut dan meninggalkan jala atau kehidupannya, itu adalah kasih karunia,
demi Kristus!
Pada hakikatnya,
Yesus hendak mengatakan bahwa beriman kepada Yesus adalah sebuah pengikutan,
bukan agar Ia memiliki banyak pengikut. Pada dasarnya Ia tak memiliki agenda
demikian, selain melakukan kehendak Bapa dan melakukan apa yang dilakukan Bapa.
Sehingga, harus
dikatakan bahwa keberimanan seseorang dengan Yesus Kristus adalah sebuah relasi
percaya yang dibangunkan oleh Bapa, sehingga keberimanan itu adalah sebuah
keberimanan yang produktif. Produktif dalam hal apakah? Bahwa saat seseorang
itu beriman kepada Yesus, maka perkataan atau sabda Yesus yang diterima dan diimaninya itu menghasilkan
hidup kekal, tidak turut dihukum, dan telah pindah dari dalam maut ke dalam
hidup[ Yohanes 5:24]. Tak hanya itu.
Keberimanan kepada Yesus akan menghasilkan pengenalan akan
Bapa:
■Yohanes
5:19 "Baik Aku, maupun Bapa-Ku tidak kamu kenal. Jikalau sekiranya kamu
mengenal Aku, kamu mengenal juga Bapa-Ku."
■Yohanes
14:10 Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku?
■Yohanes
14:11 Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku
Mengapa
beriman kepada Yesus, mustahil dinyatakan melibatkan kontribusi dari sisi manusia?
Bukan karena Allah sedang menghina manusia atau menyepelekan manusia, dengan
demikian. Seperti dapat disangkakan oleh banyak orang! Namun, sebaliknya,
adalah tindakan Allah yang paling rasional
terkait apa yang diproduksi atau dilahirkan di dalam relasi keberimanan
dengan Yesus, yaitu:
■mengenal
Bapa
■percaya
bahwa Bapa ada di dalam Kristus
Salah satu tujuan
tinggi Yesus datang ke dunia ini, agar siapa yang percaya dapat mengenal Bapa,
sebagaimana terungkap di dalam doa Yesus Kristus:
Yohanes
17:3 Inilah
hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau,
satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang
telah Engkau utus.
Tak cukup hanya mengenal
Yesus, tanpa mengenal Bapa. Perhatikan bahwa apa yang terkandung di dalam doa Yesus ini adalah
fakta yang mustahil, mengingat Bapa tak dapat dijamah oleh keberadaan manusia
itu sendiri:
Yohanes
5:37 Bapa yang mengutus Aku,
Dialah yang bersaksi tentang Aku.
Kamu tidak pernah mendengar suara-Nya, rupa-Nyapun tidak
pernah kamu lihat
Sementara hidup yang
kekal itu adalah mengenal Bapa dan mengenal Yesus, sementara:
■Bapa
mustahil dikenali karena Ia tak dapat didengar dan dilihat
■Yesus
mustahil dikenali karena mengenai siapakah dia sejatinya, telah disembunyikan
Bapa dari kemampuan manusia untuk dapat mengenalinya
Sekarang, jika kita
membicarakan beriman terkait Yesus dan Bapa, lalu jenis iman yang bagaimanakah
untuk mungkin dilahirkan manusia, jika demikian ketetapan Bapa atas dirinya dan
atas Yesus. Tak hanya Ia tak dapat didengar dan dilihat, namun hanya melalui Yesus [Yohanes 14:6]. Sementara
mengenali Yesus tak dapat disentuh oleh kebijakan dan kepandaian manusia?!
Kasih karunia di
dalam Yesus dan berasal dariBapa dengan
demikian mustahil tidak dibicarakan sebagai satu-satunya sumber dan kekuatan
untuk beriman. Ingat, ketika
manusia tak dibicarakan sama sekali dalam perihal ini, bukan sama sekali
mengenai penekanan yang berlebihan pada kedaulatan Allah.
Ingatlah,
Yesus berbicara mengenai manusia-manusia yang mendatangi dirinya. Artinya, Allah tidak memperlakukan
manusia seperti batu atau pohon yang hanya menjadi obyek mati tanpa kehidupan.
Ada, namun ia atau manusia dengan segala keberadaannya, bukanlah permulaan atas
segala sesuatu di dalam keselamatan yang datang dari Allah. Perhatikan sekali
lagi hal ini:
Yohanes
6:65 "Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorangpun dapat datang
kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya."
Kalau seseorang
mendatangi Yesus atau menanggapi Yesus secara positif sebagai ya dan amin
kepadanya, bukankah itu sedang membicarakan aktifitas pada diri manusia, yang
kerap dikatakan sebagai respon atau tanggapan manusia!
Tetapi "datang” atau
“merespon” Yesus atau injil dirinya, bukanlah permulaan dari segala sesuatu
dalam kejadian keselamatan itu. Beriman kepada Yesus itu sendiri bahkan bukan pada peristiwa seorang manusia
merespon atau menanggapi Yesus sebagai ya dan amin atas siapakah Ia
menurut-Nya, tetapi:
Yohanes
1:12 Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu
mereka yang percaya dalam nama-Nya;
Yohanes
1:13 orang-orang
yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara
jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.
Tentu “yang
menerima-Nya” adalah aktifitas pada diri manusia, tetapi bukan
permulaan dan penentu segala sesuatu
terkait kejadian keselamatanmu.
Respon menerima Yesus tidak dapat memerintahkan Allah melahirkanmu,
sebab sudah dikatakan bahwa kehendak Bapa itu terkait dengan penyerahan Bapa
kepada Anak, sehingga orang tersebut dapat datang kepada Yesus! Atau, dengan
kata lain: hanya jika anda diperanakan dari Allah maka anda akan menerimanya.
Kejadian kelahiranmu kembali dari Allah hanya dapat dilakukan oleh Allah.
Bagaimana bisa ada bayi dapat melahirkan
dirinya sendiri tanpa Ia lebih dahulu diciptakan oleh Allah di dalam kandungan
Allah- di dalam kehendak atau maksud atau rencana Allah di dalam Kristus.
Sekali lagi, dalam
kedaulatan Allah yang begitu dominan, justru kita melihat kehidupan manusia,
yaitu meresponi Yesus sehingga datang
untuk beriman. Bukan menimbang
untuk beriman atau untuk menolaknya. Karena tak ada seorang bayi yang
dapat menolak kala masa kelahirannya telah tiba atau genap!
Itu sebabnya percaya
kepada Yesus menghasilkan sebuah relasi dengan Bapa, sehingga disebut anak-anak
Allah. Ini adalah produksi-produksi yang berlangsung kala seseorang diserahkan
Bapa kepada Yesus. Relasi agung tercipta dan kehidupan yang dari Allah mengalir
ke dalam diri orang-orang percaya selama hidupnya.
Dan relasi agung
antara orang percaya dengan Bapa di dalam dirinya, telah menjadi sentral berita
keselamatan di dalam kasih karunia Allah. Saat Allah pertama kali memberikan
kehidupan di dalam diri orang percaya didalam peristiwa percaya, maka kehidupan
itu terus berlangsung untuk bertumbuh.
Anak-anak
Allah terus bertumbuh didalam kehidupan yang diberikan Allah. Tak ada kehidupan
tanpa pertumbuhan, dan tak ada pertumbuhan tanpa dikehendaki untuk menghasilkan kedewasaan-kedewasaan. Tak ada kedewasaan-kedewasaan
tanpa dikehendaki untuk menghasilkan produktivitas, seperti halnya
tanaman produktif yang pasti dikehendaki
oleh penanam untuk berbuah saat Ia bertambah dewasa.
Terkait hal ini,
Yesus berkata:
Yohanes
15:1 Akulah
pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya.(2) Setiap
ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah,
dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah.(3) Kamu
memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu.(4)
Tinggallah di dalam
Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri,
kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau
kamu tidak tinggal di dalam Aku.(5) Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya.
Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab
di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.
Pengajaran Yesus ini dimulai dengan relasi Yesus dengan
Bapa-Nya. Ia menggambarkannya sebagai pokok anggur dengan pengusahanya.
Yesus senantiasa menunjukan relasi dirinya dengan Bapa sebagai begitu
terintegrasi dan begitu satu didalam pikiran, tujuan, tindakan, dan relasi itu
sendiri. Tak ada sebuah persilangan, atau pergesekan, atau perbenturan atau
ketakpastian. Begitu sempurna dan begit
harmoni didalam sebuah satu kesatuan antara Yesus dan Bapa.
Apapun yang
diajarkannya, dengan demikian dihidupi dan hanya bersumber dari relasi Yesus
dengan Bapanya. Dalam hal ini, relasi yang demikianlah merupakan permulaan
segala sesuatunya dan penentu kehidupan dan penggenap kegenapannya [ bacalah
juga bagian 3J].
Apa yang sangat hakiki di dalam pengajaran ini, selain
relasi
Yesus dengan Bapanya : pokok
anggur dengan pengusahanya., juga relasi Yesus dengan murid-murid-Nya atau dalam konteks masa depan
atau lebih luas [ Yohanes 17:20-23]: pokok anggur dengan ranting-rantingnya.
Relasi pokok anggur dengan ranting-rantingnya
dihidupi oleh Bapa sebagai pengusahanya. Bapa adalah pengusahanya telah
menunjukan bahwa Ia adalah pencipta relasi ini beserta segala kehidupan yang
ada di dalamnya! Kehidupan yang berbuah, kehidupan cabang yang dibersihkan agar
kian melebat, kehidupan di dalam Kristus atau ranting yang tidak dapat berbuah
dari dirinya sendiri, telah menegaskan bahwa perintah untuk tinggal di dalam Yesus,
perintah untuk berbuah itu sendiri adalah sebuah prodkutivitas orang beriman
yang bersumber dari sebuah daya yang dihasilkan oleh Yesus Kristus sebagai
pokok pohong itu sendiri, sementara anda adalah cabang-cabangnya.
Anda diciptakan untuk
berbuah, sebagaimana cabang-cabang telah
dirancang untuk menerima kehidupan dari pokok pohon sehingga menghasilkan
buah-buahnya. Tingkat produktivitas anda dengan demikian, tidak ditentukan
oleh cabang itu sendiri atau dirimu sendiri, sebab cabang
adalah penerima kehidupan. Lalu dari manakah? Dari relasi antara Anak dan Bapa;
pokok anggur dan pengusahanya.
Jika relasi Bapa dan
Anak adalah sebuah kehidupan dan produktivitas, maka tak perlu juga menjadi
ditakjubkan dengan sebuah Tanya: apakah aku harus berjuang keras untuk
berbuah? Jelas tidak, tetapi yang pasti, anda dan saya telah diciptakan
sebagai cabang yang dirancang untuk berbuah. Kehidupanmu di dalam relasi dengan
Kristus adalah kehidupan berbuah. Itu adalah kehidupan!
Maka memang, pada
perintah Yesus itu sendiri, produktivitas adalah corak pengajaran dan kehidupan
di dalam Kristus. Perhatikan hal-hal berikut ini:
Yohanes
15:17 Inilah perintah-Ku kepadamu:
Kasihilah seorang akan yang lain."
Bahkan relasi
keberbuahan semacam ini adalah relasi yang berlangsung senantiasa hingga
kesudah dunia ini. Sebab Yesus
menunjukan bahwa saat Ia tak lagi
di bumi ini, Roh Kudus akan datang untuk menggantikan dirinya, memastikan
relasi bercorak produktif ini terus
berlanjut! Perhatikan hal ini:
Yohanes
15:26 Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu
Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku.
Yohanes
15:27 Tetapi kamu
juga harus bersaksi, karena kamu dari semula bersama-sama dengan
Aku."
Saat pokok anggur pergi meninggalkan para murid, karena segala
kehendak Bapa di dalam dirinya telah digenapi secara sempurna. Maka relasi yang
diusahakan Bapa tidak terputuskan, sebab
Bapa sebagai pengusaha relasi orang
beriman dengan diri-Nya memberikan Roh Kudus yang dilanjutkan oleh Roh Kudus: bersama-sama bersaksi tentang Yesus Kristus.
Sebuah produktivitas
yang akan melahirkan begitu banyak buah-buah
berupa jiwa-jiwa bagi Bapa. Menggenapi doa Yesus pada Yohanes 17:20.
Tak pernah terjadi,
perjalanan murid-murid Kristus dan kemudian gereja, sekali saja terlepas dari
Bapa. Adalah kehendak Allah setiap
individu menerima kehidupan dari Allah bukan hanya sebuah kehidupan yang
bersifat persinggahan untuk meneguk segelas air lalu melanjutkan perjalanan
membawa bekal setermos air sebagai sebuah sumber terbatas. Apa yang terjadi dan
dilakukan oleh Bapa adalah: setiap orang percaya berada di dalam haribaan Bapa
di dalam Yesus Kristus dan Roh Kudus:
Lukas
24:49 Dan Aku akan mengirim kepadamu apa yang dijanjikan Bapa-Ku. Tetapi
kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan
kekuasaan dari tempat tinggi."
Ketika para murid
tidak lagi bisa bersama-sama dengan Yesus senantiasa sebagaimana sediakala,
maka Roh Kudus menjadi pengganti Yesus Kristus di dunia yang sama sempurna-Nya.
Hanya saja memang Ia sangat berbeda dengan maksud kedatangan Kristus. Jika
Kristus datang untuk menebus dosa manusia, maka tidak pada Roh Kudus. Perbedaan
tajam ini, digambarkan sendiri oleh Kristus:
Matius
12:31-32 Sebab itu Aku berkata kepadamu: Segala dosa dan hujat manusia akan diampuni,
tetapi hujat terhadap Roh Kudus tidak akan diampuni. Apabila seorang
mengucapkan sesuatu menentang Anak Manusia, ia akan diampuni, tetapi jika ia
menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, di dunia ini tidak, dan di dunia
yang akan datangpun tidak.
Mengapa Kristus
mengajarkan “di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa [Yohanes 15:5],”
karena apa yang dimaksudkan oleh Kristus adalah natur atau hakikat kekudusan
Allah di dalam Kristus, itulah yang tak dapat dihasilkan atau diupayakan oleh
anda dan saya.
Hakikat kekudusan
tak terelakan untuk menjadi kehidupan yang dihasilkan di dalam relasi
pokok anggur dengan cabang, sebab relasi itu dihasilkan oleh apa yang
dikerjakan oleh Anak dan Bapa dalam relasi pokok anggur dengan pengusahanya.
Ini harus menjadi sumber, permulaan dan penghidup relasi pokok anggur dengan
cabang. Anda pikirkan saja, bagaimana bisa pokok anggur bisa ada di bumi ini?
Atau lebih tepatnya lagi, bagaimana bisa Allah Sang Firman masuk ke dunia ini
melalui peristiwa kelahiran dari
Perawan Maria oleh Roh Kudus?
Bagaimana bisa Yesus Anak Allah dilahirkan melalui seorang perawan bernama
Maria. Bagaimana bisa Maria menjadi bunda Allah? Pada saat malaikat Gabriel
berkata:
■Lukas
1:32 Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan
Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya,
■Lukas
1:35 Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh
Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi
engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.
maka janin
Yesus sejak di dalam kandungan Maria
adalah Yang Kudus, Anak Allah! Ketika Maria masuk ke dalam kasih
karunia [Lukas 1:30-31] Allah semacam
ini, maka tak terelakan kehidupannya menjadi sangat dikhususkan Allah di antara
segenap manusia:
■Roh
Kudus akan turun atasmu
■Kuasa
Allah yang Mahatinggi akan menaungi engkau
Camkan! Inilah apa yang dinyatakan
oleh Kitab Suci saya sendiri! Sekaligus menjelaskan, sebutan Anak
Allah dan Bunda Allah sama sekali tidak merujuk pada hal-hal yang biologis pada
Allah. Pada Maria, Yesus memang anaknya, itu sebuah biologis. Pada Yesus, Yesus
disebut Anak Allah, tidak bermakna Allah melahirkan seorang Anak, sebab
malaikat Gabriel begitu presesi menjelaskan mengapa Ia disebut Anak Allah,
yaitu: “anak yang akan kaulahirkan
itu…. .” Siapakah “kau” yang melahirkan itu? Jelas adalah “Maria” bukan
Allah! Tak pernah Allah ber-anak seperti manusia. Epistel Ibrani memberikan gambaran yang
lebih tajam dalam hal ini:
Ibrani
2:9 Tetapi Dia, yang untuk waktu yang singkat dibuat sedikit lebih rendah dari
pada malaikat-malaikat, yaitu Yesus,
Ibrani
2:14 Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia
juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan
mereka,
Dalam konteks Ibrani 2:14, apa yang
dimaksudkan dengan menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan
mereka, adalah kematian! Namun, dengan demikian, juga termasuk bahwa ia
dilahirkan oleh seorang manusia. Sebab tak ada kematian pada Allah selain pada manusia saja.
Ketika
Yesus Kristus pertama kali memulai kehadirannya di bumi sebagai janin di dalam
kandungan ibu-Nya, maka sangat jelas
kehadiran Yesus menjadi dasar tunggal bagi Bapa untuk memberikan kepada Maria:
■Roh
Kudus
■Kuasa
Allah
Sekarang,
hal yang sama namun dalam cakupan
yang jauh lebih luas dan jangkauan ke
depan ke segenap jaman terjadi:
■Yesus berkata kepada para murid dan juga
kepada setiap orang percaya bahwa Bapa memberikan
Roh Kudus
■Yesus berkata kepada para murid dan juga kepada setiap orang percaya
bahwa Bapa akan memperlengkapi mereka akan diperlengkapi dengan kekuasaan dari
tempat tinggi
Sehingga memang di dalam kehidupan
gereja, Roh Kudus hadir dalam sebuah signifikansi yang sangat berkilau di dalam
setiap aspek kehidupan orang percaya. Bukan hanya berbicara soal tanda-tanda
ajaib atau karunia-karunia Roh atau buah-buah Roh, namun bagaimana Roh Kudus
membawa sebuah kehidupan yang mengkonfrontasi segala tabiat-tabiat dosa.
Istilah “menanggalkan manusia lama dan
mengenakan manusia baru” [ misalkan pada Efesus 4:1-33], harus dipandang sebagaimana
Kristus telah lebih dahulu mengajarkan:
Yohanes
15:4 Tinggallah
di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri,
kalau ia tidak tinggal
pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal
di dalam Aku.
Bagaimana mungkin saya menjadi manusia
baru atau memiliki kehidupan yang
diberikan oleh Yesus Kristus dan Roh Kudus sebagai sebuah kehendak Bapa? Maka
jawabnya hanya satu, yaitu kasih karunia Bapa.
Kasih karunia Bapa yang terbesar
adalah menghadirkan Anak-Nya sebagai pokok anggur bagi setiap orang yang
dikasihi-Nya. Dalam Bapa tidak ada kasih tanpa sebuah tindakan mengasihi yang melekat
dan tak terputuskan. Menjadikan
Allah Sang Firman masuk ke dunia ini dengan mengambil baginya sendiri kedagingan yang begitu sejati
dan identik dengan saya dan anda melalui rahim ibu-Nya, itu sungguh tak
terbayangkan dan tak terselami.
Kasih
karunia Bapa yang terbesar adalah menghadirkan Anak-Nya sebagai pokok
anggur sehingga setiap anak-anak Allah
bukan saja memiliki kehidupan kekal dari Allah, namun memiliki
karya-karya Allah di dalam dirinya sebagai orang-orang yang dapat diutus Allah
untuk menunjukan kepada dunia kehidupan yang diciptakan oleh Allah: berbuah.
Apakah
tujuan seorang percaya berbuah?
Yohanes
15:8 Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak
dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur,
demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.
Apakah kalau dalam hidup anda,
anda diperintah untuk melakukan:
Sebab
itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan
terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang
berkuasa menyelamatkan jiwamu- Yakobus 1:21
adalah sebuah kehidupan yang
terlepas dari Anak dan Roh Kudus? Tidak!
Termasuk
kehidupan berbuah atau diinstruksikan berbuah atau membangun dirimu sedemikian
rupa sehingga berbuah:
■Galatia
5:19-22 Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu,
penyembahan
berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri
sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan
sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu--seperti yang telah kubuat
dahulu--bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan
mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. Tetapi buah Roh
ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan,
kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang
hal-hal itu.
Apakah
ini kehidupan semacam ini adalah kehidupan yang bersumber pada kekuatan diri
sendiri, tanpa relasi sebagaimana yang
Yesus maksudkan? Tidak!
Perhatikan
hal ini:
■Galatia
5:16 Maksudku
ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti
keinginan daging.
■Galatia
5:18 Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh,
maka kamu tidak hidup di bawah hukum
Taurat.
■Galatia
5:25 Jikalau
kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh
Roh,
Apakah
dasar bagi saya dan anda untuk tidak
hanya hidup oleh Roh, namun juga memberikan diri dalam kehendak atau kemauan untuk mau dipimpin oleh Roh? Maka tepat
seperti kata Kristus:
■kamu
tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku – Yohanes 15:4
■sebab
di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa- Yohanes 15:5
Hanya jika Yesus adalah pernaungan kekal dan kokoh bagi kehidupanmu maka anda dapat dididik, diajar, dituntun, dibimbing untuk bertindak dan berlaku sebagaimana yang diperintahkan dalam kehendak Bapa.
Jangan
dibingungkan dengan “kalau begitu saya harus berjuang lagi untuk berada di
dalam Bapa!” Tahukah anda bahwa sejak semula Yesus menyatakan perihal ini hanya
mungkin diusahakan oleh Bapa-Nya saja: “Bapa-Kulah pengusahanya.”
Kasih
karunia dari Allah di dalam Kritus mengenai kehidupan yang diberikan Bapa
kepada setiap orang percaya dalam sebuah penyelenggaraan yang dilaksanakan oleh
Anak dan Roh Kudus atas setiap orang percaya. Dengan kata lain, apa yang
dilahirkan dari pelaksanaan kehendak Bapa atas setiap diri orang percaya oleh
Anak dan Roh Kudus, bukanlah kematian atau keberserahan pada berbagai kelemahan
daging dan muslihat dunia ini beserta segala keinginannya. Bapa tahu, saya dan
anda tak berdaya hidup bagi-Nya tanpa pelayanan Roh Kudus di dalam setiap orang
percaya.
Sehingga
harus dikatakan juga, kasih karunia bukan soal slogan, bukan soal “oh…khotbahnya tidak boleh tegur dosa, sebab
itu sama saja melakukan penuduhan. Bukankah didalam Kristus sudah merdeka dari
segala belenggu dosa?” Sementara, Roh Kudus sendiri hadir di dalam setiap
orang percaya untuk menahan atau mengendalikan segala kedagingan kita sehingga
tidak akan menjadi tuan atas kehidupan orang beriman itu. Pada dasarnya, Roh
Kudus berbuah sehingga kedagingan kita tidak mengambil alih pikiran dan
kehendak kita sehingga menjadi begitu binalnya menghidupi diri ini.
Juga,
Roh Kudus tidak boleh disingkirkan di dalam bagaimana kehidupan orang-orang
Kristen sejati untuk dapat melahirkan buah-buah yang memuliakan Allah, atau
dengan kata lain perihal ini, tidak dapat dikatakan dan diajarkan sebagai perjuangan
mati-matian atas dirinya sendiri
tanpa sama sekali kuasa dari Allah yang
menaungi setiap orang percaya atau terlepas dari Bapa, Anak dan Roh Kudus.
Bersambung
ke “Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen”(3Q-1):“Tidak Ada Keselamatan Di Luar Kristen Tetapi Ada Keselamatan Di Luar
Kristen”
AMIN
Segala
Pujian Hanya Kepada TUHAN
The
cross
transforms
present criteria of relevance: present criteria of relevance do not transform
the
cross
[oleh
seorang teolog yang saya lupa namanya]
No comments:
Post a Comment