“Keselamatan
Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya”
Oleh: Martin Simamora
Yohanes 20:7 sedang kain peluh yang tadinya ada di kepala Yesus tidak terletak dekat kain kapan itu, tetapi agak di samping di tempat yang lain dan sudah tergulung |
Bacalah lebih
dulu bagian 3”O”
Menyangkali realita
kemanusiaan semua manusia yang pada hakikatnya berada di dalam belenggu maut,
dengan kata lain, berada didalam murka
Allah, maka, pengajaran-pengajaran keselamatan ada di luar Kristus, atau, Kristus
bukanlah jalan, kebenaran dan hidup yang tunggal [Yohanes 14:6], memang dapat dilahirkan oleh manusia.
Yesus menyatakan bahwa 3 realita ada sekaligus didalam dirinya. Ia bukan
sekedar jalan namun juga kebenaran, bukan juga, hanya hidup kekal namun sebuah
kebenaran, dan bukan sekedar kebenaran tanpa memberikan jalan dan hidup kekal.
Bagaimanakah dengan
pengajaran pendeta Dr.Erastus Sabdono pada paragraf 21 “Keselamatan Di Luar Kristen-03.”
Walaupun
mereka tidak menerima Yesus tetapi memperlakukan sesamanya secara benar.
Mereka akan diperkenan masuk dunia yang akan datang. Ironisnya tidak
sedikit orang Kristen yang mestinya mengerti bagaimana mempraktekkan kasih
tetapi ternyata tidak memperlakukan sesamanya dengan baik. Orang percaya bukan
saja dipanggil untuk berbuat baik tetapi melakukan kehendak Bapa atau menjadi
“berkenan kepada Bapa”.
Apakah “Walaupun
tidak menerima Yesus tetapi memperlakukan sesamanya secara benar, akan
diperkenan masuk ke dunia yang akan datang, merupakan kebenaran dan kehendak Bapa?” Istilah “masuk ke dunia
yang akan datang” adalah konsepsi pendeta Erastus untuk menunjukan orang-orang
tak beriman sangat mungkin untuk mengalami
kehidupan kekal dan tidak turut dihukum. Sekalipun terlepas dari Kristus.
Tetapi apakah itu sebuah jalan?; apakah ini sebuah kebenaran? Apakah benar memberikan sebuah hidup kekal yang dikehendaki Bapa?
Apakah Yesus sendiri
pernah bersabda: di luar diri-Nya; di luar kebenaran-Nya, di luar hidup-Nya,
manusia dapat memiliki sabdanya sendiri; kebenarannya sendiri, hidup kekalnya
sendiri. Bahwa,dengan demikian, pada dasarnya manusia memiliki hidupnya sendiri; pada dasarnya manusia memiliki
kebenarannya sendiri; dan pada dasarnya manusia memiliki jalannya sendiri, caranya
sendiri, wahyunya sendiri, keilahian kebenarannya sendiri?!
Jika memperhatikan
tinjauan-tinjauan ini,bahkan, sejak “
tinjauan bagian1A,” jelas sekali, itu bukan kebenaran Yesus; bukan jalan Yesus; bukan
hidup kekal dari Yesus. Dengan kata lain, pengajaran itu adalah sebuah dusta
kala diujikan pada sabda Yesus.
Adakah yang lebih
tinggi daripada Yesus kala membicarakan kebenaran keselamatan?
Yesus Datang Ke
Dunia Supaya Barangsiapa Percaya Hidup
Kekal
Alkitab senantiasa
menautkan keselamatan dan
kehidupan dalam kebenaran melakukan kehendak Bapa pada diri Yesus, sebagai yang tak terpisahkan.
Sehingga,
Sehingga,
Memisahkan Yesus dari jalan keselamatan.
Memisahkan Yesus dari kebenaran
Memisahkan Yesus dari kehidupan kekal
Memisahkan Yesus dari kehidupan yang
dipenuhi dengan buah-buah mulia
pada
dasarnya adalah sebuah dusta paling naïf untuk dilakukan oleh manusia yang
mengaku Kristen, apalagi pendeta. Tentu saja, saya
harus berterus terang, sejujur-jujurnya, tanpa perlu menjadi malu atau tanpa
perlu takut untuk dituding terlampau percaya pada legenda kuno Yahudi, bahwa Yesus adalah satu-satunya sumber kebenaran
dan tidak boleh ada satu saja interpretasi yang melenceng dari apapun yang
dinyatakan oleh Alkitab sebagaimana yang dikatakan, diajarkan,
dilakukan dan diperintahkan oleh Yesus untuk dilakukan.
Hanya, jika ia bukan
seorang Kristen saja, itu dapat dipahami, dimengerti sebagai sebuah
pemikiran-pemikiran. Bukan kebenaran, namun pemikiran-pemikiran.
Harus juga ditegaskan, bahwa ini bukan sebuah “truth claim” diantara
berbagai agama dan kepercayaan. Sebab, bahkan, Yesus itu sendiri tidak bisa dikategorikan sebagai sebuah
agama atau sebuah sistem kepercayaan kepada ia yang berkuasa di alam
semesta ini, namun belum tentu mahakuasa
untuk memastikan sebuah keselamatan.
Kala Yesus berkata:
"Akulah jalan dan kebenaran
dan hidup. Tidak
ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.”
maka ini saja telah
membuat keberimanan kepada Yesus, bukan berlandaskan pada apa yang disebut
sebagai sistem kepercayaan dan agama. Jelas, Kristen adalah sebuah agama. Namun, apa yang saya maksudkan, pengajaran Yesus sendiri tidak bisa diidentikan
sebagai sebuah sistem kepercayaan dan agama, dimana didalamnya terkandung berbagai panduan dan hikmat untuk; bagaimana seharusnya manusia itu berlaku
agar mendapatkan keselamatan pada dirinya sendiri, bagaimana seharusnya manusia itu berlaku terhadap sesama manusia sehingga itu
membukakan pintu-pintu keselamatan oleh dan bagi dirinya sendiri, bagaimana seharusnya manusia itu berlaku
sehingga dapat meluputkan diri dari berbagai perbuatan-perbuatan dosa oleh dan baginya sendiri,
bagaimana seharusnya manusia itu menyatu dengan Alam sehingga mendapatkan jalan
menuju kekekalan, bagaimana seharusnya manusia itu berlaku sehingga itu
memastikan dan mengamankan keselamatannya di dunia ini dan di kehidupan
selanjutnya oleh dan bagi dirinya sendiri.
Yesus, sama sekali tak
menunjukan apapun juga untuk dilakukan pengikut-pengikutnya pada
kegiatan-kegiatan di luar diri Yesus sendiri. Keselamatan, kehidupan kekal, menang
atas kuasa dosa, menang atas kuasa Iblis, membangun kehidupan yang mengasihi sesama
manusia, bagaimana kokoh dalam menghadapi berbagai pencobaan hidup dan
tantangan hidup, bagaimana dapat mengasihi sesama manusia bahkan mengasihi
musuh, dan berbagai kehidupan-kehidupan yang mulia, pasti dan senantiasa
bermula pada dirinya, berlangsung pada dan di dalam diri Yesus, dan berakhir pada diri Yesus . Ya….
Berakhir pada dirinya:
Yohanes
17:24 Ya Bapa, Aku mau supaya, di manapun Aku berada, mereka
juga berada bersama-sama dengan Aku, mereka yang telah Engkau berikan
kepada-Ku
Tak ada satu pun
bentuk kekekalan yang berkeadaan damai sejahtera, yang tidak di dalam penghukuman,
tanpa Yesus Kristus. Sehingga, kala pendeta Dr. Erastus Sabdono mengajarkan:“Walaupun mereka tidak menerima Yesus tetapi memperlakukan sesamanya secara benar.
Mereka akan diperkenan masuk dunia yang akan datang,” sebagai bersumber
dari Alkitab atau dikatakannya sebagai ajaran pengikut Kristus, maka, pertanyaannya: Kristus yang manakah sedang dijadikan sumber pengajaran injil "murni"?
Memisahkan Yesus
Dari Keselamatan, Sebuah Kutuk Kematian
Penting untuk
diperhatikan adalah perkataan Yesus sendiri saat Ia memperkenalkan dirinya,
siapakah Ia. Pada poin terbesar yang merupakan maksud kedatangannya ke dunia
ini, Ia berkata:
Yohanes
5:24 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku
dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup
yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah
dari dalam maut ke dalam hidup.
Bandingkan
dengan:
Yohanes
6:47 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya, ia mempunyai hidup yang kekal.
Yohanes
3:36 Barangsiapa
percaya kepada Anak, ia beroleh hidup
yang kekal, tetapi
barangsiapa
tidak taat kepada Anak, ia
tidak akan melihat hidup, melainkan
murka Allah tetap ada di atasnya." [kesaksian Yohanes Pembaptis
mengenai siapakah Yesus]
Yohanes
6:27 Bekerjalah,
bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan
diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan
meterai-Nya."
Pertanyaan terbesar
dan teragung bagi pendeta Dr. Erastus Sabdono: apakah “Walaupun mereka tidak
menerima Yesus tetapi
memperlakukan sesamanya secara benar," memang benar sebuah kebenaran? "Mereka akan diperkenan masuk dunia yang
akan datang” tak terelakan, adalah sebuah kebenaran lain,
sebuah jalan lain,
dan sebuah kehidupan kekal lain, yang disahkan oleh Bapa dengan
meterai-Nya?
Adakah saksi-saksi
yang dapat mendukung kebenaran ini, bagi pendeta Dr. Erastus Sabdono?
Sebagaimana Yesus:
Yohanes
5:37 Bapa
yang mengutus Aku, Dialah yang bersaksi tentang Aku.
Yohanes
5:36 Pekerjaan
itu juga yang Kukerjakan sekarang, dan itulah yang memberi kesaksian tentang Aku,
bahwa Bapa yang mengutus Aku.
Yohanes
5:39 Kamu menyelidiki Kitab-kitab
Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang
kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku,
Yohanes
8:17 Dan dalam kitab Tauratmu ada tertulis, bahwa kesaksian dua orang adalah sah;
Akulah
yang bersaksi tentang diri-Ku sendiri, dan
juga Bapa, yang mengutus Aku,
bersaksi tentang Aku."-Yohanes 8:18
Semua bagian Kitab
Suci memberikan kesaksian tentang Yesus! Mengenai apakah? Mengenai keselamatan
yang datang dari Allah hanya ada di dalam Yesus Kristus, sebagai sebuah
ketetapan Allah.
Sumber Keselamatan
Selain Yesus Saja, Bukan Sumber Yang Disahkan Bapa!
Jika Yesus berkata
bahwa kitab-kitab suci menuliskan mengenai dirinya, bahwa keselamatan hanya
didalam dirinya, lalu, apakah dasar bagi pendeta Dr. Erastus Sabdono untuk berkata: “Walaupun mereka tidak menerima Yesus tetapi memperlakukan sesamanya secara benar.
Mereka akan diperkenan masuk dunia yang akan datang?”Bukan saja apakah
pengajarannya ini selaras atau tidak dengan
apapun juga dengan yang diajarkan oleh Kristus, namun, apakah
merupakan kehendak Bapa?
Jelas sekali, pendeta
Dr. Erastus Sabdono tak dapat, bahkan, sekedar memberikan kesaksian satu saja. Minimal pada
pekerjaan-pekerjaan yang meneguhkan pengajarannya sehingga berdasar untuk
berkata: tidak bertentangan dengan
Kristus.
Apakah pengajaran pendeta Erastus sekehendak dengan
Bapa?
Sebagaimana halnya
pada Kristus:
Yohanes
6:38-40 (38)Sebab Aku telah turun
dari sorga bukan untuk
melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus
Aku.(39) Dan inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya
kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman.(40)
Sebab
inilah kehendak
Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan
yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal,
dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman."
Siapakah yang akan membangkitkan orang-orang yang tak beriman
kepada Yesus untuk sebuah tujuan hidup kekal? Jika pendeta Erastus
mengajarkan hal ini sebagai sebuah keselamatan di luar Kristen, pasti yang
membangkitkan golongan baru ini, bukan Yesus. Sebab, jika Yesus
membangkitkannya untuk sebuah tujuan hidup kekal [ masuk ke dunia yang akan datang],
jelas Yesus melakukan hal yang bukan
merupakan kehendak Bapa! Kehendak Bapa sangat jelas, bahwa Yesus hanya
membangkitkan orang-orang untuk sebuah kehidupan kekal, jika merupakan yang
diserahkan Bapa kepada dirinya saja.
Yesus tak dapat
melakukan sesuatu yang bukan merupakan kehendak Bapa:
Yohanes 5:19 "Aku
berkata kepadamu, sesungguhnya Anak
tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat
Bapa mengerjakannya; sebab apa yang
dikerjakan Bapa, itu juga yang
dikerjakan Anak.
Yohanes 5:30 Aku
tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri; Aku menghakimi sesuai
dengan apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku
sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku.
Yohanes 4:34 Kata
Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan
kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.
Apakah makanan
pendeta Erastus Sabdono? Jelas, melakukan
jalannya sendiri, kebenarannya sendiri, dan kehidupan kekalnya sendiri.
Dan dengan sebuah
kutuk kematian, bukan saja bagi dirinya namun bagi siapapun yang
percaya pada ajarannya, sebab tak ada satupun kesaksian dari Kitab Suci bahwa
mereka yang tak beriman kepada Kristus dapat berpeluang dibangkitkan untuk menikmati kehidupan
kekal, bukan turut dihukum.
Sementara Yesus
memastikan sebuah kutuk kematian kekal bagi mereka yang mengikuti jalannya
sendiri, kebenarannya sendiri, dan
bagaimana mencapai kehidupan kekal menurutnya sendiri:
Yohanes
8:24 Karena itu tadi Aku berkata
kepadamu, bahwa kamu
akan mati dalam dosamu; sebab jikalau kamu
tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu."
Kebaikan-kebaikanmu, kasihmu kepada sesama manusia tanpa Kristus hanya akan melahirkan maut. Keutamaan beriman kepadanya sebagai sesuatu yang tak dapat dikoreksi pada konsekuensi menolaknya dimeteraikan dengan: mati dalam dosamu, mati dalam dosamu.
Apa yang hendak
ditunjukan Yesus adalah: keberimanan kepada dirinya adalah satu-satunya cara
yang telah disahkan Bapa pada dirinya yang dapat menghasilkan keselamatan dari
Allah. Tak ada satu bentuk kehidupan
kekal yang dapat dilahirkan dari sumber-sumber manapun, bahkan sesuci apapun,
bahkan malaikat –malaikat mulia
sekalipun yang dapat memberikan sebuah kehidupan kekal, sebab bukan merupakan
sumber yang disahkan oleh Allah:
Yohanes
6:27 Bekerjalah,
bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan
diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan
oleh Bapa, Allah, dengan
meterai-Nya."
Dengan kata lain,
sebetulnya, pendeta Erastus Sabdono, tidak sedang mengajarkan injil murni sama
sekali, sebaliknya berita terkutuk. Sebab mengatakan kepada mereka yang tak
beriman kepada Yesus Kristus, bahwa mereka akan masuk ke dalam kehidupan kekal
selama mereka melakukan kebaikan-kebaikan yang merupakan senilai dengan
kehendak Bapa.
Permasalahannya,
pendeta Erastus sedang melawan kehendak
Langit:”hidup kekal yang akan diberikan Anak Manusia, kepadamu, sebab Dialah
yang disahkan oleh Bapa, Allah dengan meterai-Nya.”
Apakah ini bahaya
yang terlampau dibesar-besarkan? Perhatikan bagaimana Paulus mengecam pada
injil yang
menyimpang!
Galatia
1:8- Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari
sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan
Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia. Seperti yang
telah kami katakan dahulu, sekarang kukatakan sekali lagi: jikalau ada orang
yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda
dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia. Jadi bagaimana
sekarang: adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba
berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada
manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus.
Bahkan, tanpa Paulus
menuliskan pengutukan yang demikian keras dan dapat mengakibatkan kebencian
hebat dari para jemaat pendeta tersebut,
jelas sekali, memberitakan injil yang menyatakan ada keselamatan bagi
yang tak beriman pada Kristus, sama saja dengan melawan
kehendak Bapa “sebab Dialah yang disahkan Bapa dengan meterai-Nya.”
Pengajaran pendeta
Erastus pun sangat mustahil untuk tidak
jatuh ke dalam kategori ini, sebab sarana atau sumber keselamatan yang jatuh
pada perbuatan dan upaya manusia, bukan sumber yang disahkan Bapa dan bukan
yang dikehendaki Bapa. Manusia tak dapat memberikan pada dirinya sebuah
kehidupan kekal berdasarkan: jalanku sendiri, kebenaranku sendiri untuk
mendapatkan kehidupan kekal versiku sendiri! Semua itu bukan sumber yang
disahkan Bapa. Hanya jalan Yesus, kebenaran Yesus, dan kehidupan kekal
pemberian Yesus yang merupakan sumber
yang disahkan Bapa. Dan, itu berlaku bagi semua di dunia ini:
Lukas
24:44- (44) Ia berkata kepada mereka: "Inilah
perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama
dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku
dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur."(45) Lalu
Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci.(46) Kata-Nya
kepada mereka: "Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit
dari antara orang mati pada hari yang ketiga,(47) dan
lagi: dalam
nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus
disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem.(48) Kamu
adalah saksi dari semuanya ini.
Bersambung ke
“Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (3P2):“Tidak
Ada Keselamatan Di Luar Kristen Tetapi Ada Keselamatan Di Luar Kristen”
AMIN
Segala
Pujian Hanya Kepada TUHAN
The
cross
transforms
present criteria of relevance: present criteria of relevance do not transform
the
cross
[oleh
seorang teolog yang saya lupa namanya]
No comments:
Post a Comment