“Keselamatan
Kristus Juga Untuk Mereka Yang Tak Beriman Kepada-Nya”
Oleh : Martin
Simamora
Memisahkan
Yesus Dari Kehidupan Kekal
Apakah kehidupan
kekal harus dari dan hanya ada pada Yesus Kristus? Jika tidak maka memang dia
bukan satu-satunya sebagaimana Ia sendiri mendeklarasikan dirinya, sebaliknya,
jika ya, maka dia memang satu-satunya sumber dan pemberi hidup kekal.
Mengatakan demikian, maka tak ada satu kemungkinan saja di dunia ini
sumber-sumber lain atau mata air-mata air yang dapat menjadi sumber atau
pemberi hidup kekal selain Kristus. Bagaimana menjawabnya? Maka harus melihat bagaimana kitab suci menyatakannya.
secara legal, Allah sendiri, telah
menunjukan bahwa semua manusia tak berdaya pada dirinya untuk mencapai
kehidupan kekal. Memang jika berbicara hukum Taurat maka dasar bagi seseorang
untuk mendapatkan kebenaran dihadapan Allah adalah melakukannya, sehingga Ia
mendapatkan perkenanan dan masuk ke dalam kehidupan kekal tanpa penghukuman. Perhatikan bagaimana perjanjian baru menyatakan bahwa semua
manusia tak berdaya pada dirinya sendiri untuk itu:
Roma
4:14 Sebab jika mereka yang
mengharapkannya dari hukum Taurat, menerima bagian yang dijanjikan Allah, maka sia-sialah iman dan
batallah janji itu.
Ketakberdayaan
manusia untuk pada dirinya sendiri berkenan bagi Allah nampak begitu tragis dan mematikan pengharapan.
Perhatikan ini:
Roma
4:15 Karena hukum Taurat membangkitkan
murka,
Ada apakah dengan
manusia ini, sehingga sebuah ketetapan Allah mahakudus yang membukakan peluang
untuk masuk kedalam perkenanan-Nya di dalam kekekalan-Nya malah mendatangkan
kemurkaan Allah?
Mari kita lihat
bagaimana kerja hukum Taurat di dalam diri manusia itu:
«"Jangan mencuri," mengapa engkau
sendiri mencuri?- Roma 2:21
«"Jangan berzinah," mengapa
engkau sendiri berzinah?-Roma 2:22
Begitulah
realita segenap manusia! Problem segenap ras manusia.
Pada
dasarnya:
«semua manusia mati sehingga tak
berdaya atau tak berkuasa untuk mematuhi kehendak-kehendak kudus Allah
«semua manusia mati karena di
dalam dirinya hanya ada satu hukum yang bekerja, yaitu yang mendatangkan murka
Allah; bagaimana mungkin berkata jangan berzinah namun berzinah
«semua manusia sudah mati karena
pada dasarnya telah berada dibawah murka Allah, bukan dibawah kehidupan Allah,
kasih Allah dan perkenanan Allah
Sehingga
Allah yang diimani Abraham telah digambarkan dalam sebuah pertautan ketat
dengan hakikat segenap manusia:
“…di
hadapan Allah yang kepada-Nya ia percaya, yaitu Allah yang menghidupkan orang mati
dan yang
menjadikan dengan firman-Nya apa
yang tidak ada menjadi ada.-
Roma 4:17
Secara
fundamental ini adalah sebuah keadaan yang menetap. Ini faktor tetap! Di dalam kehidupan alam
semesta. Jika demikian segenap manusia adanya apakah lagi yang tersisa?
Manusia
mengerti dan memahami apakah yang dikehendaki Allah, bahkan sanggup membuat
pilihan untuk mematuhi senantiasa. Tetapi, mungkinkah senantiasa?
Bukan
soal mampukah melakukan apa yang diperintahkan secara literal, apa yang membuat
manusia tak berdaya,ternyata, perintah-perintah Allah yang kudus itu telah
menghisap manusia itu kedalam kekudusan-Nya, sehingga hanya yang benar-benar
sekudus Allah sajalah yang tak akan binasa. Coba pertimbangkan salah satu
instruksi Yesus ini jika ingin mendapatkan kebenaran berdasarkan hukum Taurat:
Matius
5:27-28 Kamu telah mendengar firman: Jangan
berzinah. Tetapi Aku berkata
kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah
berzinah dengan dia di dalam hatinya.
Yesus
pada dasarnya berkata bahwa: jangan berzinah adalah jangan
memandang perempuan serta menginginkannya. Dari
perzinahan yang jasmaniah, yang dapat dipergoki, yang dapat direkam dengan
kamera selular, menjadi perzinahan yang
spiritual, yang tak dapat dipergoki, yang tak dapat direkam dengan
kamera selular namun telah divonis sebagai perzinahan fisik di dalam hati manusia.
Dimanakah
kemampuan manusia dan apakah bersifat konstan tanpa sebuah penyurutan? Kapankah
mata tak memandang dan menikmati untuk kemudian mengimajinasinya yang
melahirkan sensualitas-sensualitas yang dapat seketika menjadi erotisme di
dalam jiwa?
Dan
jika tergelincir sedikit saja dalam matamu atau saya memandang, maka
konsekuensinya adalah: NERAKA.
Matius
5:29 Maka jika matamu yang kanan
menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik
bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh
dicampakkan ke dalam neraka.
Cungkilah!
Ini harus dipahami sebagai hurufiah mengingat konsekuensinya adalah neraka.
Kecuali neraka adalah imajiner bagi anda, maka memang berlebihan atau terlampau ekstrim untuk berkata “cungkilah” adalah literal dalam
maknanya.
Yesus
sedang menunjukan betapa kudus-Nya Allah dalam segala perintah-Nya. Di dalam
perintahnya terkandung kekudusan-Nya. Sekarang, apakah manusia dalam melakukan
perintah Allah terkandung kekudusan Allah didalam dirinya? Bisa saja ada banyak
manusia yang dapat berselibat bahkan, tetapi benarkah demikian dengan
hasrat atau dorongan dirinya, sekalipun
ia tinggal didalam sebuah kotak tembok beton?
Manusia
dengan demikian mati sebab ia tak
menjadi hidup atau bereaksi positif atau menyatu sempurna dengan
perintah Allah beserta kandungan hasrat-hasrat Allah yang kudus. Hasrat Allah
dan pikiran Allah yang kudus menjadi hal yang begitu mematikan baginya.
Dalam pandangan Allah, dunia ini sangat gelap pekat dan semua
manusia dikuasainya; dalam pandangan Allah, tidak ada satu titik terang
berkemilauan dalam diri manusia sekalipun Allah telah memberikan seperangkat hukum-hukum
kudus-Nya.
Dunia Dikuasai Kegelapan Sehingga Tak Berdaya Untuk
Mencintai Kekudusan Allah
Ketika Injil Yohanes menulis:
Terang itu bercahaya
di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya-
Yohanes 1:5
Dimanakah “kegelapan” itu ada?
Apakah di:
Pada mulanya
adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah
Allah-Yohanes 1:1
Ataukah
di:
Yohanes
1:14 Firman itu telah menjadi manusia,
dan diam di antara kita
Harus dikatakan “kegelapan” yang
sedang diutarakan oleh injil Yohanes adalah kegelapan di dalam dunia manusia!
Kunjungan Allah Sang Firman ke dunia
manusia melalui menjadi manusia pada dasarnya adalah sebuah kunjungan ke dalam
kegelapan. Yesus sedang mengunjungi manusia-manusia yang berada di dalam
kegelapan.
Benarkah sedemikian ekstrimnya keadaan
manusia itu, sedemikian buruknya manusia itu? Yohanes Pembaptis menyingkapkan
realitas manusia sesungguhnya dalam kedatangan Allah Sang Firman ke dunia ini
dengan menjadi manusia:
Yohanes
1:9 Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang
ke dalam dunia.
Ia datang ke dalam dunia segenap bola
bumi ini yang begitu gelapnya, dimana
tak ada satupun sumber-sumber pada kemanusiaan manusia itu sendiri dapat
menolong dirinya sendiri mengatasi kegelapan! Sebuah kegelapan yang mengurung,
memenjara dan mendera manusia dalam sebuah pengharapan yang nol.
Yesus datang untuk menerangi setiap
orang. Setiap! Tak ada pengecualian yang bagaimanapun. Itu tercermin dari
kebarbaran moral segenap manusia yang bahkan tak punya etika sama sekali untuk
menyambut Terang dari Allah itu:
«dunia
tidak mengenal-Nya- Yohanes 1:11
«orang-orang
kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya- Yohanes 1:12
Saat Yesus datang ke dunia ini dan
tampil di hadapan publik dan menjalankan
misinya, tak ada satupun yang dapat mengenali secara jitu siapakah dia! Sebuah problem
yang sangat signifikan dan menentukan masa depan kekekalan. Perhatikan ini:
Lukas
9:18 Pada suatu kali ketika Yesus berdoa seorang diri, datanglah
murid-murid-Nya kepada-Nya. Lalu Ia bertanya kepada mereka: "Kata orang
banyak, siapakah Aku ini?"
Jawab
mereka: "Yohanes Pembaptis, ada
juga yang mengatakan: Elia, ada pula yang mengatakan,
bahwa seorang dari nabi-nabi dahulu telah bangkit."
Tak ada yang dapat mengenali dan
beriman kepada Yesus oleh keputusan dan pilihannya sendiri, sebab pada
mengenali siapakah dia sesungguhnya telah melampaui realita fisik dunia ini.
Siapa yang dapat mengenali Ia “Pada
mulanya bersama-sama dengan Allah di sorga dalam rupa seorang manusia?!” Untuk
mengenali Yesus sehingga datang menghampiri dalam sebuah kehendak sendiri dan
dalam sebuah keputusan bulat berkata:
"Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!"-
Matius 16:16
haruslah berasal dari kasih karunia
Allah yang diberikan kepada seorang manusia sehinga dapat membuat keputusan dan
menghampiri Yesus sebagaimana “Ia adalah”:
Matius
16:17 Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga.
Siapakah yang dapat mengenali siapakah
Yesus selama didunia? Maka hanya ada 2
pihak:
«Bapa
«manusia yang
kepadanya Bapa menunjukannya
Yesus menunjukan bahwa memang hanya
Bapa yang dapat bersaksi mengenai
siapakah dirinya:
Yohanes
5:32 ada yang lain yang bersaksi tentang Aku dan Aku tahu, bahwa kesaksian yang
diberikan-Nya tentang Aku adalah benar.
Yohanes
5:37 Bapa yang mengutus Aku, Dialah yang
bersaksi tentang Aku
Hanya ada satu yang dapat mengenali Yesus pada kesejatiannya: Bapa.
Malangnya, sementara manusia-manusia
dapat berinteraksi dengan Yesus, namun tak dapat berinteraksi dengan Bapa,
sebab, menurut Yesus,:
“Kamu
tidak pernah mendengar suara-Nya, rupa-Nyapun tidak pernah kamu lihat,”-Yohanes
5:37
Sementara Yesus sangat mengenal Bapa
dalam sebuah cara yang mencengangkan untuk dipercaya sebagai sebuah kebenaran:
Yohanes
5:19 Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu
dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa
yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak.
Yohanes
5:20 Bapa mengasihi Anak
Yohanes
5:20 Bapa menunjukkan kepada-Nya segala sesuatu yang dikerjakan-Nya sendiri
Yesus bahkan secara berterus terang
menyatakan tak memerlukan kesaksian manusia mengenai dirinya, sekalipun
kesaksian itu benar:
Yohanes
5:33 Kamu telah mengirim utusan kepada Yohanes dan ia telah bersaksi tentang
kebenaran; tetapi Aku tidak
memerlukan kesaksian dari manusia
Yesus tak memerlukan manusia untuk
mewujudkan segenap rencana Bapa untuk
mendatangkan keselamatan bagi manusia di dalam
Yesus Kristus. Disain Bapa tak
melibatkan manusia!
Bahkan Yohanes Pembaptis tak bedanya
dengan Petrus dalam dapat mengenali dan mengimani siapakah Yesus sesungguhnya:
Yohanes
1:31 Dan aku sendiripun mula-mula tidak mengenal Dia,
tetapi untuk itulah aku datang dan membaptis dengan air, supaya Ia dinyatakan
kepada Israel."
Yohanes
1:33 Dan akupun tidak mengenal-Nya,
tetapi
Dia, yang mengutus aku untuk membaptis dengan air, telah berfirman kepadaku:
Jikalau engkau melihat Roh itu turun ke
atas seseorang dan tinggal di atas-Nya, Dialah
itu yang akan membaptis dengan Roh Kudus.
Bagaimana sebetulnya Yohanes Pembaptis
kala memandang dan mengamati Yesus berdasarkan pengetahuannya? Maka, inilahnya
faktanya:
-Ia
mula-mula tak mengenal-Nya
-Ia
tidak mengenal-Nya
Bagaimana
kemudian Ia dapat mengenali Kristus?
Maka inilah faktanya: Bapa yang mengutus Yohanes telah berfirman kepadanya.
Hanya jika Bapa bertindak atas dirinya
maka ia dapat mengenalinya. Tetapi, apakah anda melihat sesuatu yang bahkan
sangat mustahil untuk terjadi pada seorang manusia? Lihatlah Yohanes: melihat Roh Kudus turun maka dialah itu.
Sementara tak ada yang dapat melihat Bapa, Yohanes dapat melihat Roh Kudus!
Bagaimana bisa? Hanya karena anugerah atau tindakan Bapa yang bersabda pada
dirinya maka jadilah sesuai sabda-Nya itu. Siapakah Dialah itu? Ia adalah “Pada
mulanya adalah Firman, Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu
adalah Allah.” Bapa
bersabda kepada Yohanes Pembaptis bagaimana mengenali “Ia
adalah yang pada mulanya Firman yang bersama-sama dengan Allah,
adalah Allah” adalah dengan melihat Roh Kudus
turun atasnya atau menyatu kepadanya.
Apakah
demikian pentingnya mengenal siapakah Yesus Kristus itu?
Sejak mulanya, mengenal Yesus yang sesungguhnya adalah penting sebab di
dalam dirinya saja ada jalan keluar bagi
ketakberdayaan kekal manusia:
Yohanes
1:6-7 Datanglah seorang yang diutus
Allah, namanya Yohanes; ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya
oleh dia semua orang menjadi percaya.
Kehendak Allah hanya satu terhadap Yesus: supaya menjadi percaya!
Percaya pada segala apapun juga yang
disabdakan oleh Yesus, adalah kehendak Bapa!
Matius
17:5 Dan tiba-tiba sedang ia berkata-kata turunlah awan yang terang menaungi
mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara yang berkata: "Inilah
Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah
Dia."
Sangat penting untuk mendengar dan
percaya kepadanya, sebab saat percaya maka manusia itu akan mendapatkan hidup.
Setiap perkataannya adalah kuasa untuk memberikan hidup yang melepaskan manusia
dari perbelengguan maut:
Yohanes
5:24 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya
barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan
percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak
turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup.
Yohanes
5:46-47 Sebab jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga
kepada-Ku, sebab ia telah menulis tentang Aku. Tetapi jikalau kamu
tidak percaya akan apa yang ditulisnya, bagaimanakah kamu akan percaya akan apa
yang Kukatakan?"
Jika percaya kepada perkataan Yesus
adalah kehendak Allah sehingga mendapatkan keselamatan oleh percaya kepada
Yesus, maka problem yang paling fundamental adalah ketakberdayaan manusia yang
begitu absolute. Perhatikan ini:
Lukas
16:31 Kata Abraham kepadanya: Jika
mereka tidak mendengarkan kesaksian
Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau
diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang
mati."
Percaya atau beriman kepada Yesus
Kristus,dengan demikian, bukan perkara kemampuan manusia untuk membuat
keputusan atau memilih dan menghampiri Yesus dan menyerahkan diri kepadanya.
Allah menghendaki semua manusia
mendengarkannya dan beriman kepadanya, sebab
dirinya dan perkataannya adalah sumber kehidupan! Jika Petrus dan
Yohanes Pembaptis saja membutuhkan Allah yang menganugerahkan iman, maka
terlebih lagi anda dan saya, serta segenap manusia.
Jika perkataan Yesus adalah kehidupan,
maka datang beriman kepadanya adalah sebuah kemutlakan:
Yohanes
5:39 Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya
kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi
kesaksian tentang Aku,
Yohanes
5:40 namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu.
Camkan! Bukan soal kehormatan bagi
Yesus saat orang mendengarkan perkataannya, sebab, kehormatan apakah yang dapat diberikan oleh
manusia yang pada dasarnya di dalam kegelapan? Yang sedang membutuhkan
pertolongan Allah untuk menyelamatkannya?
Yohanes
5:41 Aku tidak memerlukan hormat dari
manusia.
Mengapa kehidupan kekal tak dapat
dipisahkan dari Yesus? Kita baru saja menyaksikan realita terpokoknya dari
segala aspek mengenai Yesus sebagai sumber tunggal keselamatan yang telah
diturunkan Allah kedalam dunia yang diliputi kegelapan, sebuah keadaan dimana hukum-hukum
kudus Allah tak menghasilkan kekudusan Allah kala diberikan kepada manusia,
melainkan hanya murka Allah!
Keadaan manusia begitu mati. Bahkan
dalam merespon segala perintah di dalam hukum-hukum Allah. Itulah satu-satunya
dasar yang ultimat bagi Allah untuk
mengutus Anak di dunia ini sebagai Terang.
Problemnya, sedalam apapun dan seterus
terang apapun dan didahului dengan mujizat hebat sekalipun, beriman kepada
Yesus berdasarkan kesempatan untuk
mendengarkan Yesus, kesempatan untuk menimbang sabda Yesus dan momen penuh
anugerah untuk memiliki waktu eksklusif
berinteraksi sang Kasih Karunia, tak menjadi sumber keselamatan!
Perhatikan ini sebagai sepasang
pertimbangan di antara banyak peristiwa serupa yang dapat disajikan:
Yohanes
5:15-18 Orang itu keluar, lalu menceriterakan kepada orang-orang Yahudi, bahwa
Yesuslah yang telah menyembuhkan dia. Dan karena itu orang-orang Yahudi
berusaha menganiaya Yesus, karena Ia melakukan hal-hal itu pada hari Sabat.
Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka
Akupun bekerja juga." Sebab itu orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi
untuk membunuh-Nya, bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat, tetapi juga
karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah Bapa-Nya sendiri dan dengan demikian
menyamakan diri-Nya dengan Allah.
Yohanes
6:60-61,66 Sesudah mendengar semuanya itu banyak dari murid-murid Yesus yang
berkata: "Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup
mendengarkannya?" Yesus yang di dalam hati-Nya tahu, bahwa murid-murid-Nya
bersungut-sungut tentang hal itu, berkata kepada mereka: "Adakah perkataan
itu menggoncangkan imanmu? Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya
mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia.
Beriman kepada Yesus
melampaui apa yang dapat dipersepsikan oleh manusia kala memadang, mendengarkan
sabdanya dan membaca kitab suci, sebab apa yang dikehendaki kala beriman
kepadanya adalah percaya bahwa “Dialah itu.” Bahwa Ia datang ke dunia ini
sebagai Ia yang telah menjadi manusia, yang mengenai ini telah dikemukakan oleh
Yesus sendiri dihadapan orang banyak, kepada para murid-muridnya yang
mengundurkan diri itu:
Yohanes
6:62 Dan bagaimanakah, jikalau kamu melihat Anak Manusia naik ke tempat di mana
Ia sebelumnya berada?
Yohanes Pembaptis
dapat mengetahui bahwa Yesus adalah “Dialah itu” karena Bapa yang mengutus
Yohanes Pembaptis telah berfirman kepadanya!
Yohanes Pembaptis
dapat melihat Roh Kudus turun atas Yesus, karena Bapa yang menunjukannya
kepadanya!
Lalu bagaimana dengan
segenap manusia lainnya? Perhatikan penjelasan Yesus:
Yohanes
6:65 "Sebab itu telah Kukatakan
kepadamu: Tidak ada seorangpun dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak
mengaruniakannya kepadanya."
Hanya jika Allah
membangkitkan manusia yang mati terhadap kekudusan Allah, maka ia dapat datang
kepada Bapa. Yesus bersabda bahwa hanya jika Bapa mengaruniakannya maka percaya
kepadanya terjadi.
Mengapa ada yang
disebut banyak murid mengundurkan diri? Ini yang menjelaskan fenomena banyaknya
orang-orang Kristen di sepanjang sejarah yang dahulu dikenal sebagai sangat
Kristen dalam kesehariannya, namun pada kesudahan hidupnya tak pernah
sungguh-sungguh Kristen atau tak pernah
merupakan penerima karunia iman dari Bapa yang memampukannya merespon
dan datang kepada Kristus dan
menjadikannya Juruselamat dan Tuhannya.
Yesus mengatakan
bahwa keberimanan berdasarkan kasih karunia adalah kehendak Bapa:
Yohanes
6:38-39 Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku,
tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. Dan inilah
kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah
diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada
akhir zaman.
Mengapa keselamatan
bagi segenap manusia tak dapat dipisahkan dari Yesus Kristus? Karena hanya
Yesus yang dapat membangkitkan kematian rohani setiap manusia sehingga dapat
mengenali kehendak Allah di dalam
keselamatan yang dirancang dan
dikehendakinya. Bapa mengatakan: dengarkanlah dia! Bukan dengarkan yang
lain!
Apakah anda masih mau
mendengarkan pengajaran pendeta Dr. Erastus Sabdono yang menentang Yesus, sebab
mengajarkan “Walaupun mereka tidak menerima Yesus tetapi memperlakukan
sesamanya secara benar. Mereka akan diperkenan masuk dunia yang akan datang.”
Bersambung ke “Tinjauan PengajaranPdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (3P-4a):“Tidak Ada Keselamatan
Di Luar Kristen Tetapi Ada Keselamatan Di Luar Kristen”
AMIN
Segala Pujian Hanya Kepada TUHAN
The cross
transforms present criteria of relevance:
present criteria of relevance do not transform
the cross
[oleh seorang teolog yang saya
lupa namanya]
No comments:
Post a Comment