Oleh: Martin Simamora
"Akulah
jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun…”
Siapakah Yesus yang Berkata Demikian?
Tidak ada yang lebih
hebat dari perkataan Yesus satu ini sehingga mampu menimbulkan penolakan dalam
beragam rupa bukan saja pada non pengikut Kristus tetapi bahkan mereka yang
mengaku sebagai pengikut Kristus, akan sangat berkeberatan dengan pernyataan Yesus
yang ini:
Yohanes
14:6 Kata Yesus kepadanya: "Akulah
jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak
ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.
Statement
yang begitu kuat mengesankan arogansi, kesombongan, dan paling benar sendiri,
oleh Yesus sendiri telah dimaksudkannya sebagai sebuah kebenaran yang sangat absolut
untuk sampai diabaikan. Jadi ketika ia menyatakan “Akulah jalan dan kebenaran
dan hidup. Tidak ada seorangpun…. Kalau tidak melalui Aku, ia menyampaikannya
dengan sederet penekanan agar pendengarnya tahu, jika ini bukan kebenaran dirinya sendiri tetapi Allah
pemiliknya. Perhatikan bagaimana Yesus mengajukan pernyataan tersebut sebagai
kebenaran absolut yang datang dari Allah:
Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti
kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah
melihat Dia."- Yohanes 14:7
|
→
|
Tidak percayakah engkau,
bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan
kepadamu, tidak Aku
katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah
yang melakukan pekerjaan-Nya.- Yohanes 14:10
|
↑
|
Kata Yesus kepadanya: Akulah jalan dan kebenaran
dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui
Aku- Yohanes 14:6
|
↓
|
Percayalah
kepada-Ku,
bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah
karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri.- Yohanes 14:11
|
←
|
Aku
berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan
juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang
lebih besar dari pada itu. Sebab
Aku pergi kepada Bapa;- Yohanes 14:12
|
Problem segera
menyeruak. Benarkah perkataan atau pernyataan Yesus tersebut, adalah kebenaran dari Allah?
Jangankan anda,
bahkan para murid Yesus pun memiliki problem paling sukar dalam kehidupan rohani mereka,
terhadap perkataan atau ajaran Yesus Sang Guru mereka sendiri. Bagaimana dengan
anda, apakah pernyataan Yesus ini telah menjadi problem terkeras dalam
kehidupan spiritual anda, sehingga lebih baik untuk tidak dipegang sebagai
kebenaran? Hanya anda yang tahu.
Kredibilitas Ucapan Kristus Bersumber Dari Bapa yang Berdiam
Di Dalam Dirinya. Percayakah engkau?
Para murid memiliki
problem atas pernyataan ini, pertama-tama pada kredibilitas si-pengujarnya.
Benarkah? Jika benar, siapakah Yesus sehingga pasti merupakan kebenaran? Mereka
memerlukan jawaban pada siapakah Yesus, karena mengetahui siapakah Yesus,
diharapkan akan diketahui sumber
kebenaran tersebut datang dari siapa.
Tetapi jawaban Yesus
tidak hanya pada siapakah dirinya, tetapi siapakah para penanyanya yaitu para
murid, terhadap dirinya. Mari memperhatikan tabel sederhana ini:
Siapakah Yesus?
|
►Sekiranya
kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku- Yohanes
14:7
|
►Telah
sekian lama Aku bersama-sama kamu…namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah
melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada
kami.14:9
|
|
►Tidak
percayakah engkau, bahwa Aku
di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa
yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi
Bapa, yang
diam di dalam Aku,
Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya.- Yohanes 14:10
|
Pernyataan Yesus ini "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak
ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” memang
sangat arogan dan begitu menohok indra diri setiap manusia terkait kebenaran
yang diklaim begitu absolut. Yesus membawa masuk oknum Bapa kedalam percakapan
dengan muridnya sebagai bagian integral dari kredibilitas ucapannya yang
menekankan bahwa dirinya adalah satu-satunya jalan menuju Bapa, kala ia berkata
“tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku. Benarkah
Yesus adalah pintu menuju Bapa? Tidak adakah pintu-pintu lainnya yang bisa
dicapai manusia selain dirinya?
Yesus menutup
kemungkinan ada pintu-pintu lain yang dapat membawa orang menuju Bapa:
▬sekiranya kamu mengenal Aku, mengenal Bapa.
Yesus
hanya menunjuk pada dirinya saja untuk dapat memiliki pengenalan pada Bapa.
Tidak ada satu pribadi lain atau cara-cara apapun yang perlu ditempuh manusia
sehingga dapat menghantarkan manusia untuk memiliki pengenalan dengan Bapa.
▬Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah
melihat Bapa
Ini
adalah pernyataan yang mahabesar untuk diucapkan oleh seorang manusia. Ini,
bagi manusia, sungguh arogan, untuk mendengarkan ada seorang mengucapkan
“melihat Aku, telah melihat Bapa.”
▬
Apa yang Aku katakan
kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di
dalam Aku
Ini
adalah pernyataan fundamen bagi kebenaran pernyataan Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang
kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku
Sehingga dapat
dikatakan kalau kebenaran yang mengabsolutkan Yesus adalah kebenaran
satu-satunya dan tidak ada yang lain, sejak semula adalah kebenaran yang sukar
dan bahkan begitu kerasnya untuk dapat dipeluk sebagai kebenaran.
Yesus sejak semula
telah menyatakan siapakah dirinya untuk mendudukan kebenaran yang diucapkannya
bukan sebagai kebenaran yang bersifat comparable atau debatable terhadap kebenaran
lainnya dalam dunia kebenaran manusia beserta keyakinannya. Itu dilakukannya
dengan mengatakan: Apa yang Aku katakan
kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di
dalam Aku.
Tidak Aku Katakan Dari Diri-Ku Sendiri, Tetapi Bapa, yang
Diam Di Dalam Aku
Yesus berkata, bahwa
apa yang dikatakannya itu, bukan dari dirinya sendiri, tetapi Bapa, yang diam
di dalam Aku. Ia hendak menyatakan bahwa perkataannya ini: Akulah jalan dan
kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak
melalui Aku, tidak berasal dari konsepsi yang datang dari dirinya sendiri untuk
mengagungkan dirinya sendiri, tetapi benar-benar kebenaran yang berasal dari
Bapa.
Di sini, problemnya
menjadi jauh lebih kompleks. Bukan saja pada
pernyataan yang begitu kokoh menunjukan
kebenaran absolut dan tiada yang lain, tetapi kini bertambah dengan
benarkah Bapa berdiam di dalam dirinya
dan Bapa yang berada didalam dirinya, itulah yang menyatakan: Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak
ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku?
Sabda Yesus
|
Bapa berdiam di dalam Yesus
|
Bapa
yang bersabda bagi Yesus untuk diucapkan oleh Yesus sendiri
|
Menjadi jauh lebih
kompleks dari apa yang dikira siapapun juga!
Karena itulah, apa
yang menjadi lebih penting di atas semua itu adalah menunjukan bahwa benar Bapa
berdiam didalam diri Yesus, dan cara yang Yesus ajukan adalah apa yang telah
dilakukannya:
▀Yohanes
14:11 Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri.
Yesus sendiri sangat
menekankan bahwa setiap perkataannya . termasuk Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang
kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku, bukanlah kebenaran yang berasal dari
bumi ini dan berasal dari kemanusiaan Yesus tetapi dari Bapa. Itu sebabnya ia
menunjukan siapakah dirinya yang akan menunjukan relasinya dengan Bapa sebagai
2 pribadi yang tidak terpisahkan dan bukan
2 person yang memiliki 2 jati diri yang unik terpisah satu sama lain sehingga
memiliki 2 kebenaran yang bekerja secara terpisah satu sama lain, melalui
kebenaran “Aku di dalam Bapa dan Bapa di
dalam Aku.” Bahwa memang benar Ia dan
Bapa adalah satu dan Bapa yang menyatakan kepadanya untuk diucapkannya,
ditunjukan pada apa yang selama ini telah diperbuatnya: percayalah karena
pekerjaan-pekerjaan itu sendiri.
Apakah pekerjaan-pekerjaan itu?
Ini
kemudian menjadi hal yang begitu
substansial yang ditunjukannya untuk secara terbuka menunjukan betapa ia sangat
berotoritas terhadap setiap kebenaran yang diucapkannya. Bahwa tidak pernah
merupakan kebenaran yang datang dari diri sendiri, tetapi dari Bapa. Namun
bukan hanya itu. Ketika ia menautkan Bapa didalam dirinya dengan pekerjaan-pekerjaan
yang dilakukannya untuk dipercayai, ia sedang menunjukan bahwa dalam Bapa didalam dirinya, tidak ada satu kemelesetan sedikitpun pada
dirinya dalam mengatakan kebenaran yang dimaksudkan Bapa. Itu sebabnya ia
senantiasa menegaskan relasinya dengan Bapa hingga pada titik yang membuat
dirinya tidak berasal dari dunia ini meskipun dilahirkan dari seorang ibu
manusia dan berasal dari sebuah suku bangsa tersendiri. Ia menunjukan relasinya
dengan Bapa hingga pada titik tidak mungkin manusia dapat memahami kebenaran
dari Bapa, kecuali manusia itu sendiri telah mendengarkannya secara langsung
dari Bapa. Mari kita memperhatikan sejumlah pernyataan Yesus berikut ini:
▀Yohanes
5:36 Tetapi Aku mempunyai suatu kesaksian yang lebih penting dari pada
kesaksian Yohanes, yaitu segala
pekerjaan yang diserahkan Bapa kepada-Ku, supaya Aku melaksanakannya.
Pekerjaan itu juga yang Kukerjakan
sekarang, dan itulah yang memberi
kesaksian tentang Aku, bahwa Bapa yang mengutus Aku
Yohanes
10:38 tetapi jikalau Aku melakukannya dan kamu tidak mau percaya kepada-Ku, percayalah akan pekerjaan-pekerjaan
itu, supaya
kamu boleh mengetahui dan mengerti, bahwa Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa."
Dan
inilah pekerjaan-pekerjaan yang telah dilakukan oleh Yesus yang menunjukan
bahwa Bapa di dalam Yesus dan Yesus di dalam Bapa.
“IA BERSABDA & BEKERJA MAKA JADILAH SEBAGAIMANA IA
BERMAKSUD”
Tindakan/Perkataan
Yesus
|
Injil
|
Bentuk Eksekusi
|
Menyembuhkan busung air
|
Lukas 14:1-4
|
memegang tangan orang
sakit
|
Menyembuhkan seorang
prajurit
|
Matius 8:5:13
|
Mengucapkan
perkataan (13)
|
Menyembuhkan ibu mertua
Petrus
|
Markus 1:29-31
|
Memegang dan
membangunkan (31)
|
Menyembuhkan orang
sakit di malam hari
|
Matius 8:16-17
|
Mengucapkan
sepatah kata (16)
|
Meredakan badai
|
Lukas 8:22-25
|
Menghardik
angin dan air (24-25)
|
Mengusir Setan dan
memerintah ke babi
|
Markus 5:1-20
|
Mengabulkan permintaan
roh-roh (12-13)
|
Menyembuhkan seorang
lumpuh
|
Lukas 5:18-26
|
Berkata dan
mengampuni dosa (20-21)
|
Membangkitkan puteri
Yairus
|
Markus 5:22-24,35-43
|
Memegang dan berkata
(41-42)
|
Menyembuhkan seorang
perempuan yang pendarahan
|
Matius 9:20-22
|
Memandang dan berkata
(22)
|
Menyembuhkan 2 orang
buta
|
Matius 9:27-31
|
Menjamah dan berkata (29)
|
Menyembuhkan seorang
bisu kerasukan setan
|
Matius 9:32-33
|
Mengusir setan (33)
|
Menyembuhkan seorang
pria yang mati sebelah tangannya
|
Markus 3:1-6
|
Memberi perintah (5)
|
Menyembuhkan seorang
bisu kerasukan setan
|
Lukas 11:14
|
Mengusir setan
|
Memberi makan lebih
dari 5000 orang
|
Markus 6:30-44
|
Memerintah, berkata
dan membagi-bagikan
|
Yesus Berjalan di danau
Galilea
|
Matius 14:22-27
|
Ia berjalan di
permukaan air dalam ombak badai dan berkata tenanglah
|
Memampukan Petrus
berjalan di danau Galilea
|
Matius 14:28-33
|
|
Menyembuhkan anak dari
seorang ibu asal Syria Phoenician
|
Matius 15:21-28
|
Ia berkata
menjawab imannya pada-Nya (28)
|
Memberi makan lebih
dari 4.000 orang
|
Matius 15:32-39;Markus
8:1-10
|
Berkata,
memecah roti-ikan dan membagikan
|
Menyembuhkan seorang
anak laki epilepsi
|
Matius 17:14-18
|
Menegor dengan keras (18)
|
Petrus mengambil koin
di mulut ikan
|
Matius 17:24-27
|
Memberi instruksi yang
harus dilakukan
|
Menyembuhkan 2 orang
buta dekat Yeriko
|
Matius 20:29-34
|
Menjamah mata (34)
|
Menyebabkan pohon ara
mati
|
Matius 21:18-19
|
Berkata memberikan
perintah pada pohon
|
Bangkit dari kematian
|
Lukas 24:1-43
|
Menggenapi apa yang
telah lebih dulu dikatakan Kitab suci
(25-27;44-46)
|
Mengusir roh najis
dalam rumah ibadat
|
Lukas 4:33-37
|
Menghardik dan memberi
perintah (35)
|
Menyembuhkan seorang
tuli dan gagap bicara
|
Markus 7:31-37
|
Memisahkan, memasukan
jarinya ke telinga, meludah-meraba lidah, berkata
|
Menyembuhkan orang buta
di Betsaida
|
Markus 8:22-26
|
Memegang tangan,
menarik keluar dari kampung, meludahi mata, meletakan tangan atasnya,
bertanya, lalu sekali lagi meletakan tangannya atas mata orang itu
|
Menyembuhkan
pengemis buta di Yeriko
|
Lukas 18:35-43
|
Berhenti, menyuruh
orang membawanya padanya, bertanya dan kemudian
bersabda terhadap kebutaan
|
Meloloskan diri dari
kerumunan massa yang berupaya mencelakakannya dengan mendorong dia
jatuh dari tebing
|
Lukas 4:28-30
|
Berjalan melewati
kerumunan massa yang berupaya mendorongnya jatuh
|
Menyebabkan tangkapan
ikan yang besar
|
Lukas 5:1-11
|
Memberikan instruksi apa
yang harus diperbuat
|
Membangkitkan anak
seorang janda di Nain
|
Lukas 7:11-17
|
Menghampiri usungan,
menyentuhnya dan bersabda terhadap kematian
|
Menyembuhkan seorang
perempuan 18 tahun bongkok
|
Lukas 13:11-13
|
Memanggilnya, menyatakannya
sudah sembuh dan meletakan tangannya atas perempuan itu melawan
kebongkokan 18 tahun oleh setan
|
Menyembuhkan seorang
pria busung air
|
Lukas 14:1-14
|
Memegang dan
menyembuhkan
|
Menyembuhkan 10 orang
Kusta yang ketahirannya disaksikan para imam
|
Lukas 17:11-19
|
Memberikan instruksi
pergi ke hadapan para imam untuk mensahkan ketahiran sementara ketahiran
berlangsung dalam perjalanan berdasarkan instruksi Yesus
|
Menyembuhkan telinga
Malkhus yang ditebas pedang
|
Yohanes 18:10; Lukas
22:47-51
|
Menjamah telinga
Malkhus
|
Mengubah air menjadi
anggur
|
Yohanes 2:1-11
|
Memberikan instruksi yang
harus ditaati untuk dilakukan
|
Menyembuhkan putera
seorang terhormat-pegawai istana
|
Yohanes 4:46-54
|
Memberi instruksi dan
bersabda melawan kematian
|
Menyembuhkan seorang
cacat 38 tahun di Betesda
|
Yohanes 5:1-15
|
Bertanya, bersabda
melawan kecacatan tubuhnya yang tak bisa bangun
|
Menyembuhkan seorang
buta sejak lahir
|
Yohanes 9:1-41
|
Ia meludah ke tanah,
dan mengaduk ludahnya itu dengan tanah, lalu mengoleskannya pada mata orang
buta tadi, lalu berkata kepadanya: "Pergilah,
basuhlah dirimu dalam kolam Siloam
|
Membangkitkan Lazarus
dari kematian
|
Yohanes 11:1-44
|
Bersabda dengan suara
keras melawan kematian dan tubuh membusuk
|
Menyebabkan tangkapan
ikan besar yang kedua
|
Yohanes 21:1-14
|
Memberikan instruksi
untuk ditaati
|
Tabel ini diadaptasi dari Word
Study NKJV terbitan Nelson Publishing dengan penambahan kolom “bentuk
eksekusi.”
Daftar pada tabel di atas tersebut, adalah
pekerjaan-pekerjaan Yesus untuk menunjukan bahwa perkataan Yesus adalah
kebenaran absolut yang berkuasa penuh dan tidak ada mengandung kesalahan yang
bagaimanapun juga.
Sehingga ketika Yesus berkata Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang
datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku adalah kebenaran absolut
dan mengandung kuasa, tepat sebagaimana kuasa perkataannya kala berucap dalam
ia bekerja:
→"Bangunlah, angkatlah tilammu dan
berjalanlah."- Yoh 15:8
→"Pergilah, anakmu hidup!"-Yohanes 4:50
→"Hai ibu, penyakitmu telah sembuh."-
Lukas 13:12
→”Hai anak muda, Aku berkata kepadamu,
bangkitlah!"- Lukas 7:14
→”Melihatlah engkau, imanmu telah menyelamatkan
engkau!"- Lukas 18:42
→”Efata!"- Markus 7:34
→”Diam, keluarlah dari padanya!"- Lukas 4:35
Sehingga, sementara kita dapat secara jujur
mengakui memiliki keberatan yang sangat kuat terhadap bagian tertentu pada
perkataan Yesus yang semacam ini: Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak
ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku, maka
seharusnyalah kita harus juga menjadi jujur bahwa, dengan demikian, Yesus
Kristus tidak pernah sedikitpun memiliki kebenaran dalam segala ucapan dan
perkataannya. Bahwa tidak benar bahwa Bapa di dalam Yesus dan Yesus di dalam
Bapa, sebagaimana klaimnya tadi. Bila
demikian keyakinan anda, maka memang ada benarnya tudingan terhadap Yesus di eranya yang berbunyi:
▀Lukas 11:15 Tetapi
ada di antara mereka yang berkata: "Ia
mengusir setan dengan kuasa
Beelzebul, penghulu setan."
Apakah Keyakinanmu Terhadap Yesus? Apakah: Bapa Di Dalam Yesus,
atau Penghulu
Setan di Dalam Yesus?
Ada
satu hal penting yang harus dipahami, mengapa kita pada diri sendiri harus
secara jujur menguji keyakinan kita masing-masing terhadap Yesus, apakah
benar Bapa di dalam Yesus, ataukah
Penghulu Setan di dalam Yesus, sebab Yesus sendiri senantiasa menekankan 2 hal
terkait dirinya:
Pertama,
ia berkata bahwa Ia bukan berasal dari
dunia ini:
→
Lalu
Ia berkata kepada mereka: "Kamu berasal dari bawah, Aku dari atas; kamu dari dunia ini, Aku bukan dari dunia
ini.- Yohanes 8:23
→
Aku
telah memberikan firman-Mu kepada mereka dan dunia membenci mereka, karena
mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku
bukan dari dunia- Yohanes 17:14
→
Mereka
bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan
dari dunia.- Yohanes 17:16
→
Tidak
ada seorangpun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia.-
Yohanes 3:13
→
Sebab
Aku telah turun dari sorga
bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang
telah mengutus Aku.- Yohanes 6:38
Kedua,
Ia datang hanya untuk mengucapkan dan
melakukan apa yang merupakan kehendak Bapa:
→
"Makanan-Ku
ialah melakukan kehendak Dia yang
mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.- Yohanes 4:34
→
Aku
tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku
sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar,
dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak
menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku.-
Yohanes 5:30
→
Sebab
Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia
yang telah mengutus Aku.- Yohanes 6:38
→
Dan
Ia, yang telah mengutus Aku, Ia
menyertai Aku. Ia tidak membiarkan Aku sendiri, sebab Aku senantiasa berbuat apa yang berkenan kepada-Nya."-
Yohanes 8:29
→
Aku
telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau
berikan kepada-Ku untuk melakukannya.-Yohanes 17:4
→
Sesudah
Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: "Sudah selesai." Lalu Ia
menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya -Yohanes 19:30
Problem
pada Yesus, jika anda melihat perkataan Akulah
jalan dan kebenaran dan hidup, tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa,
kalau tidak melalui Aku adalah dinilai sebagai arogansi terhadap
pintu-pintu kebenaran lain yang ada banyak di dunia ini. Jika pernyataan Yesus
tersebut telah dinilai sebagai sebuah arogansi. maka tidak bisa lagi “Aku dan
Bapa adalah satu” dapat diterima sebagai sebuah kebenaran, tetapi benar-benar
problem yang teramat besar! Ini adalah garis tegas yang memisahkan Yesus
sebagaimana yang diucapkannya sendri dengan Yesus sebagaimana konsepsi anda
yang lebih lunak atau lebih bersahabat dengan nilai-nilai moderen dewasa ini.
Yesus
sebagaimana Ia Adanya, pada dasarnya Yesus yang sangat penuh problem bagi
siapapun yang ada di sekitarnya dan yang hidup se-eranya, bahkan. Ia sangat
mampu membuat dirinya sendiri dipandang sebagai orang gila, sehingga terlalu
gila bagi siapapun untuk mau mempercayai dirinya dengan segala perkataannya.
Bahkan kaum keluarganya pun menganggap dirinya tak waras alias gila. Perhatikan
tabel-tabel ini:
Kaum
Keluarganya
|
Kemudian
Yesus masuk ke sebuah rumah. Maka datanglah orang banyak berkerumun pula,
sehingga makanpun mereka tidak dapat. Waktu kaum keluarga-Nya mendengar hal
itu, mereka datang hendak mengambil Dia, sebab kata mereka Ia tidak waras
lagi- Markus 3:20-21
|
Ahli- Ahli Taurat
|
Dan
ahli-ahli Taurat yang datang dari Yerusalem berkata: "Ia kerasukan
Beelzebul," dan: "Dengan penghulu setan Ia mengusir setan."-
Markus 3:22
|
Orang-orang
Yahudi
|
Maka
timbullah pula pertentangan di antara orang-orang Yahudi karena perkataan
itu. Banyak di antara mereka berkata: Ia kerasukan setan dan gila; mengapa
kamu mendengarkan Dia?-Yohanes 10:19-20
|
Ketika
satu keberatan muncul terhadap perkataan dan perbuatannya, itu bukan sekedar
meragukan pemikiran dan perkataannya, tetapi juga meragukan eksistensinya di
bumi ini : “Bapa di dalam Yesus dan Yesus di dalam Bapa.”
Dalam
meragukan Yesus, tidak ada jalan tengah, hanya akan ada apakah ia adalah Setan atau Ia dan Bapa adalah satu.
Kasih
Bapa Kepada Manusia Menjadi Tercemar Jikalau Hanya Pada Yesus Jalan Menuju
Bapa?
Ini
adalah pandangan yang populer mengemuka. Mengapa? Pertama, pernyataan Yesus
yang berbunyi Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang
kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku, telah merupakan nada-nada
penghakiman yang jauh dari citra Allah yang mahakasih. Kalau ia adalah
mahakasih, mengapa jalan menuju Allah yang mahakasih itu, mahatunggal? Tetapi,
ketika ini merupakan keberatan paling populer, dan anda pun menilai ini sangat
salah sampai diucapkan Yesus, maka sebetulnya itu bukanlah satu-satunya yang
harus menjadi keberatan siapapun juga. Pada dasarnya, siapapun harus
berkeberatan dengan perkataan-perkataan Yesus berikut ini:
═Barangsiapa
percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya."- Yohanes
3:36
═
Sebab
inilah kehendak Bapa-Ku,
yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya
kepada-Nya beroleh hidup yang
kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman."- Yohanes
6:40
═
Jawab
Yesus: "Akulah
kebangkitan dan hidup; barangsiapa
percaya kepada-Ku, ia akan hidup
walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya
kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya.
Percayakah engkau akan hal ini?"-
Yohanes 11:25-26
═
Kamu
menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu
mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang
kepada-Ku untuk memperoleh hidup
itu.- Yohanes 5:39-40
═
Apabila
Anak Manusia datang dalam
kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan
bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di
hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan
mereka seorang dari pada seorang, sama
seperti gembala memisahkan domba dari kambing, dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah
kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya. ….. Maka
Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang
dari yang paling hina ini, kamu tidak
melakukannya juga untuk Aku. Dan mereka ini akan masuk ke tempat
siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal."- Matius
25:31-33, 45-46
Perkataan-perkataan
ini lebih dari sekedar Jesus Centric
atau Yesus Sentralistik. Ini bukan
sekedar apapun juga akan berbasiskan Yesus Kristus, tetapi tidak akan pernah
ada kebenaran-kebenaran lain yang akan berktakhta untuk berkuasa menentukan
kesudahan hidup manusia dan menghakimi segala bangsa di dunia ini, apapun
nilai-nilai yang dianutnya untuk dibangun sebagai sebuah warisan kekal yang
berguna jikalau memang benar penghakiman seperti ini ada.
Dan
ini menggoda siapapun untuk menyatakan kebenaran-kebenaran semacam ini sebagai
mencemari kasih Allah yang Mahakasih. Mengapa Ia yang menyatakan mahakasih
tetapi kasihnya begitu egois pada kebenarannya sendiri. Mengapakah ia tidak mau
mendengarkan kebenaran-kebenaran lainnya? Apakah
tidak ada sedikit saja kebenaran pada kebenaran-kebenaran lain tersebut?
Sementara
Yesus pemilik dan penyabda kebenaran tunggal, Yesus sendiri sangat
mengapresiasi apa yang disebut sebagai perbuatan-perbuatan
baik. Ia bukan saja mengapresiasinya tetapi ia memang menuntutnya. Tetapi
dalam hal tersebut, Yesus senantiasa menempatkan dirinya menjadi bagian integral
penentu nilai perbuatan-perbuatan baik itu di hadapan dirinya. Ia setidaknya
menempatkan dirinya pada 2 aspek yaitu: pertama,
orang tersebut harus memilki pengenalan pribadi dengan dirinya dalam melakukan
perbuatan-perbuatan baik itu, dan kedua,
orang tersebut memiliki kasih Yesus dalam melakukan perbuatan-perbuatan baik
itu. Perhatikan Matius 25:45-46, pada: kamu tidak melakukannya juga untuk Aku.
Bagaimana
mungkin perbuatan-perbuatan baik ketika
dihakimi, senantiasa berdasarkan melakukannya untuk Yesus? Sementara tuntutan Yesus demikian bersentral
pada dirinya sendiri sebagai fundamental kebenaran, Ia sendiri begitu memuliakan perbuatan baik sebagai
sebuah relasi kasih antara diri-Nya terhadap manusia-manusia yang memiliki
persekutuan dengan diri-Nya. Secara lugas, dengan demikian, jika benar mengenal
dan memiliki relasi dengan Sang Penebus, orang tersebut haruslah menunjukan
kasihnya kepada sesamanya manusia tak peduli status sosial dan tak peduli
apapun agamanya. Bagi Yesus, mengasihi sesama manusia, bukan aktivitas
kemanusiaan belaka dan bukan sebuah performa kualitas moralitas dan
spiritualitas seseorang. Bagi Yesus mengenalnya dan mengalami penebusan dosa
oleh-Nya, akan memampukan orang tersebut untuk menyatakan kasih Allah yang
bersumber pada diri-Nya sendiri melalui saya dan anda sebagai pengikut Kristus.
Sekali lagi, menarik untuk memperhatikan bagaimana Yesus meletakan relasi
mengasihi Yesus adalah mengasihi sesama yang paling hina dan paling tidak dihargai di dunia ini:
▬Sebab
ketika Aku lapar, kamu tidak memberi
Aku makan; ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu tidak
memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit
dan dalam penjara, kamu tidak
melawat Aku. Lalu merekapun akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami
melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau
sakit, atau dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau? Maka Ia akan menjawab
mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala
sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina
ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku.- Matius 25:42-45
Sekarang
perhatikan bagaimana Yesus mengindentifikasikan dirinya dengan: ketika aku
lapar, ketika aku orang asing, ketika aku telanjang, ketika aku sakit, ketika
dalam penjara yang dinyatakannya sebagai yang
paling hina ini. Pada dasarnya ini lebih dari sekedar identifikasi,
tetapi bagi merekalah ia datang! Di bait Allah Yesus menyatakan bahwa ia adalah
penggenap bagian kitab suci ini:
Kepada-Nya
diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana
ada tertulis: "Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah
mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas,
untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang."…
Lalu
Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: "Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya."- Lukas 4:17-21
Ia
datang bagi mereka yang paling hina tersebut untuk menyatakan kasihnya, untuk
memberitakan tahun Rahmat Tuhan telah datang. Ia adalah Mesias, Ia adalah Sang
Pembebas yang membebaskan dengn kasih
yang begitu besar. Itu sebabnya, Yesus berkata kepada mereka yang memiliki
hubungan religius dengan Yesus namun tak memiliki persekutuan kasih dan
kebenaran dengan Yesus akan menghadapi penghakiman karena mereka tidak pernah
benar-benar adalah orang-orang tebusan Kristus sehingga memiliki persekutuan
kebenaran dan kasih Kristus. Kepada para muridnya, Ia pernah berkata begini
terkait memiliki persekutuan dengan dirinya: Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan
kepadamu (Yohanes 15:14).
Puncak
pernyataan kasih Allah yang begitu besar itu, yang memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang, terjadi pada
kayu salib.
Pada
salib itulah terbentang begitu luas dan panjang menjangkau segala zaman:
Karena
begitu besar
kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya
yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak
binasa, melainkan beroleh
hidup yang kekal.- Yohanes 3:16
Dan
pada salib itulah sebetulnya, ia telah membebaskan seorang tawanan dosa/kejahatan,
diganti dirinya naik pada salib itu untuk dihukum mati dalam cara yang paling
hina yang dapat dialami oleh manusia, mati sebagai penjahat dan seorang
terkutuk. Mari perhatikan episode ini:
Matius
27:17,22-23Karena mereka sudah berkumpul di sana, Pilatus berkata kepada
mereka: "Siapa yang kamu kehendaki kubebaskan bagimu, Yesus Barabas atau
Yesus, yang disebut Kristus?" Kata Pilatus kepada mereka: "Jika
begitu, apakah yang harus kuperbuat dengan Yesus, yang disebut Kristus?"
Mereka semua berseru: "Ia harus disalibkan!" Katanya:
"Tetapi kejahatan apakah yang telah dilakukan-Nya?" Namun mereka
makin keras berteriak: "Ia harus disalibkan!"
Ia
sendiri di dunia ini, pada satu momentum yang paling krusial, telah turut
menjadi manusia yang paling hina sama seperti penjahat itu, hanya saja ia sama
sekali bukan penjahat dan sam sekali
bukan manusia berdosa. Begitulah besarnya kasih Allah itu kepada dunia
ini dalam satu-satunya Anak-Nya.
Kasih
Allah yang begitu besar itu tidak
bersifat universal pada jalannya atau caranya dan pada siapakah
itu dapat ditemukan. Yesus Sang Kristus berkata, bahwa kasih Allah yang
begitu besar itu hanya akan sampai kepada manusia yang mau percaya atau beriman
kepadanya sehingga memiliki kehidupan kekal dan tidak binasa. Yesus pernah
mengajarkan kebenaran ini dalam sejumlah cara:
▬Yohanes
3:13-15 Tidak ada seorangpun
yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia
yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia. Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun,
demikian juga Anak Manusia harus
ditinggikan, supaya setiap orang
yang
percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.
▬Yohanes
6:51 Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan
dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan
itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan
untuk hidup dunia."
▬Yohanes
12:32 dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik
semua orang datang kepada-Ku."
Bandingkan
dengan
Yohanes
6:37 Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang
Yohanes
6:44 Tidak
ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa
yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman.
Yohanes
6:55 "Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorangpun dapat
datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya
kepadanya."
Sehingga
satu-satunya opsi yang sangat rasional untuk menyanggahnya adalah menyatakan:
Alkitab adalah salah, atau Yesus adalah salah. Dengan kata lain, setiap hal
yang dinyatakan sebagai perkataan Yesus adalah konsepsi manusiawai belaka! Pada
titik inilah, maka satu-satunya tindakan rasional bagi manusia: menyingkirkan
kitab suci dan jangan pernah lagi berdoa dengn menyebut nama Yesus Kristus.
Mengapa
saya menyinggung jangan juga menyebut nama Yesus dalam doa-doa seorang Kristen
yang menyanggah kebenaran Yesus semacam ini. Karena bahkan nama Yesus telah
menjadi satu-satunya nama yang menjadi
dasar tunggal kebenaran dan pembenaran seorang beriman untuk dapat memanjatkan
doa, permohonan, permintaan, air mata, hingga gedoran pintu paling keras yang
perlu dilakukan mengingat ketakberdayaan anda untuk sendirian menghadapi
masalah, dapat anda lakukan dengan penuh keyakinan kepada Allah!
Selama
anda menyebut nama Yesus Kristus yang berasal dari Alkitab sebagai alamat tujuan doa anda, sementara anda tidak
mengakui seluruh kebenaran keselamatan dalam dan melalui Kristus saja, maka
anda sedang hidup dalam pendustaan terhadap diri sendiri. Satu kebenaran pada
Yesus, anda katakan salah , maka semuanya tanpa kecuali salah, termasuk
kebenaran doa ini:
▀
Aku
berkata kepadamu: Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan
diberikan-Nya kepadamu dalam nama-Ku.
Sampai sekarang kamu belum meminta
sesuatupun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya
penuhlah sukacitamu… Pada hari itu
kamu akan
berdoa dalam nama-Ku.
Dan tidak Aku katakan kepadamu, bahwa Aku meminta bagimu kepada Bapa, sebab
Bapa sendiri mengasihi kamu, karena kamu telah mengasihi Aku dan percaya, bahwa
Aku datang dari Allah. - Yohanes 16:23-24,26-27
Sementara
anda menolak kebenaran Yesus sebagai sebuah kebenaran tunggal, anda sedang
menolak pada bagaimana anda dapat mengalami kasih Allah yang begitu besar dan
menikmati relasi dengan Allah dalam kehidupan doa yang sungguh dinamis dan
sungguh otentik pada masing-masing
individu. Tentu, di sini, Yesus tidak hendak memaksudkan bahwa melalui doa,
anda akan mendapatkan apapun juga yang anda mau. Bukan itu, tetapi bagaimana
dalam kehidupan dan relasi dengan Bapa dalam doa, anda dan saya semakin mengenal-Nya, belajar
mengenali apakah kehendaknya dalam setiap jawaban ya atau tidak, atau
penundaan. Bagaimana sementara anda mendapatkan jawaban tidak, tetapi jiwa ini
sejahtera dan memiliki pertumbuhan iman dan kedewasaan karakter sementara kita
masuk ke dalam sebuah pernaungan yang begitu kudus ketika saya dan anda berdoa.
Belajar meminta, belajar berucap syukur, belajar mengungkapkan pikiran dan
perasaan kepada Bapa, belajar untuk dibentuk-Nya dalam jawaban ya dan tidak
atau penundaan. Belajar tetap tersenyum dan tetap memiliki pengharapan yang
otentik, walau pada faktanya, perjalanan hidup anda dan saya sesungguhnya
berat. Siapakah kesukaan kita di dunia, akan nyata melalui kehidupan doa yang
anda miliki.
Nama
Yesus sendiri, kemudian menjadi jalan tunggal bagi doa yang didengarkan Bapa.
Tentang kebenaran ini, jika sebagai Kristen anda sangat keberatan dengan Akulah
jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa,
kalau tidak melalui Aku, maka anda pun harus menolak kebenaran ini Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta
kepada Bapa, akan diberikan-Nya kepadamu
dalam nama-Ku.
Akulah jalan dan kebenaran dan hidup Tidak ada
seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku
|
Sesungguhnya
segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikan-Nya kepadamu dalam nama-Ku
|
Kebenaran picik karena hanya Yesus jalan
kebenaran dan hidup dalam memiliki hidup kekal bersama Bapa??
Bagaimana menurut anda?
|
Kebenaran picik karena hanya Yesus jalan menuju
kebenaran dan hidup dalam doa dan pengharapan??
Bagaimana menurut anda?
|
Seperti
telah saya kemukakan tadi, ketika anda menolak satu bagian perkataan Yesus yang
telah dinyatakannya sebagai kebenaran dari Allah, maka tanpa anda sadari yang
pertama-tama anda tolak adalah Yesus itu sendiri secara keseluruhan. Anda tak
akan pernah menolaknya secara parsial dengan menolak satu bagian perkataannya
tetapi secara total. Karena itulah Kekristenan segala sesuatunya adalah tentang
Yesus Kristus yang membawa dan menyatakan kasih Allah yang begitu besar itu.
Kebenaran
yang Tidak Berlaku Untuk Segala Zaman yang Kian Pluralis?
Barangkali
penolakan paling rasional yang akan dikemukakan untuk menentang kebenaran Yesus
adalah satu-satunya jalan keselamatan semacam ini: Akulah jalan dan kebenaran dan
hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku,
paling santun dan paling intelektual, adalah dengan mengatakan bahwa kebenaran
tersebut tidak lagi sesuai dengan kemajuan zaman dan kompleksitas serta
kemajemukan masyarakat kini-jauh lebih kompleksitas. Ini hendak mengasumsikan,
bahwa kebenaran Yesus pada saat itu kalaupun hendak dikatakan tidak bersifat
lokal, namun pasti bukan yang akan berlaku secara kompatibel dengan
perkembangan zaman. Namun sebenarnya
kalau mau jujur, Alkitab sendiri sudah menunjukan bahwa Yesus beserta segenap
pengajarannya, bahkan tidak kompatibel dengan eranya sendiri. Kita bahkan tahu
bukan bagaimana kesudahan Yesus yang sangat tragis dalam pandangan manusia,
dahulu dan kini. Tetapi walau demikian, saya hendak menunjukan bahwa argument
kebenaran tersebut tidak berlaku untuk segala zaman yang kian pluralis adalah
sebuah kesalahan fatal.
Anda
akan memahami ini kalau anda membaca dan mau menerima kebenaran pernyataan dan
pengajaran Yesus berikut ini:
▀
tetapi
Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah
yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan
semua yang telah Kukatakan kepadamu.- Yohanes 14:26
Tetapi
apabila Ia datang, yaitu Roh
Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak
akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan
Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. Ia akan memuliakan Aku,
sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku. - Yohanes
16:13-14
Segala
sesuatu yang Bapa punya, adalah Aku punya; sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku."-
Yohanes 16:`5
Ketika
Roh Kudus dinyatakan oleh Yesus hanya
akan memberitahukan atau mengajarkan kepada para murid apa yang telah diterima
dari Yesus saja, maka inilah titik yang paling penting bagi setiap perkataan
Yesus terkait kebenaran dan keselamatan dari Allah hanya ada pada dirinya saja.
Jika Roh Kudus yang kemudian diutus Bapa setelah kenaikan Yesus ke sorga, maka
kebenaran yang bersentralitas pada Yesus, tidak akan pernah menjadi kebenaran yang tidak pas untuk tetap
di usung hingga kini, sebab kini dunia makin plural dan masyarakan kian
majemuk. Kebenarannya tetap tunggal dan bahkan terhadap penolakan kebenaran
ini, Roh Kudus sendiri membawa penghakiman dari Bapa yang dilaksanakannya di
dunia ini. Perhatikan ini:
▀Yohanes
16:8-9 Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan
dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman; akan dosa,
karena mereka tetap
tidak percaya kepada-Ku
Kebenaran
semacam ini: Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang
kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku adalah kebenaran sepanjang zaman
hingga kini. Ketika anda berani menolak
ini, maka konsekuensi logisnya, anda pun harus berani menolak ini:
▀Matius
24:27,30 Sebab sama seperti kilat
memancar dari sebelah timur dan melontarkan cahayanya sampai ke barat,
demikian pulalah kelak kedatangan
Anak Manusia… Pada waktu itu akan
tampak tanda Anak Manusia di
langit dan semua bangsa di bumi akan meratap dan mereka akan melihat Anak
Manusia itu datang di atas
awan-awan di langit dengan segala
kekuasaan dan kemuliaan-Nya.
Kalau
anda berani menolak satu bagian karena alasan eksklusivitas keselamatan model
Yesus tidak kompatibel dengan
perkembangan zaman yang makin majemuk, maka anda pun harus berani menolak sabda
Yesus tentang dirinya sendiri yang satu-satunya hakim atas segala bangsa. Jika
anda menolak satu hal karena sabda Yesus tidak menghargai kemajemukan maka
harus juga berani menolak sabda Yesus sebagai satu-satunya hakim bagi segala
bangsa yang majemuk.
Tetapi
yang paling penting bagi kita, sementara kebenaran-Nya bersifat demikian, tidak
pernah kita dibentuk-Nya menjadi manusia yang picik dan diskriminatif, sebab
setiap anak-anak Tuhan selama di dunia telah diperintahkannya untuk melakukan
perbuatan-perbuatan baik yang memuliakan Bapa. Perhatikan ini:
▬Matius 5:14-16Kamu adalah terang
dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula
orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di
atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang,
supaya mereka melihat perbuatanmu yang
baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."
Sementara orang bisa saja menuding
pengajaran Yesus adalah arogan dalam kaca mata keduniawiannya, Yesus sendiri
menuntut kita dalam pergaulan hidup sehari-hari membaur dan terlibat aktif
menjadi bagian yang berkontribusi sangat positif bagi masyarat yang mejemuk
itu. Anda tidak disuruh menjauhkan diri dan mengucilkan diri karena merasa
begitu suci, sebaliknya berbaurlah dan bermasyarakatlah. Tak mungkin terangmu
bercahaya di depan orang sehingga orang melihat perbuatanmu yang baik, kalau anda dan saya tidak hadir terlibat di dalam masyarakat dengan sebuah nilai yang kokoh berdasarkan pengenalan akan dan penghidupan keselamatan yang datang dari Allah dalam Sang Mesias. Jadi
pertanyaannya memang, adakah pada diri saya dan anda perbuatan-perbuatan
baik itu, sementara mengaku anak terang-bukan anak dunia? Ingat, dalam
hal ini, pergaulanmu di masyarakat haruslah merupakah ibadah sehari-hari,
bedanya kalau di dalam gereja anda memuji Tuhan dengan pujian, nyanyian,
sorak-sorai, tarian dan musik yang memuji Tuhan, maka di tengah-tengah
masyarakat, saya dan anda , memuliakan Tuhan melalui perbuatan-perbuatan baik
yang berdampak bagi masyarakat sekitar.
Apa
yang hendak saya katakan adalah ini. Kebenaran dalam Yesus Kristus memang
sangat ditentukan oleh diri Sang Mesias itu sendiri dan bersifat absolut. Jika
benar Ia adalah Mesiasmu, bagaimana seharusnya saya dan anda bersikap?
Mematuhinya senantiasa atau menentangnya. Kalau kepada tuanmu atau atasanmu
saja anda bisa memberikan ketaatan yang tulus selama dalam koridor yang terang
dan benar, apalagi seharusnya kepada Mesiasmu, benar bukan?
Kebenarannya
sangat kompatibel untuk era pluralistik, oleh karena satu hal: Ia menjadikan kita
sebagai terang-terang di dalam dunia ini. Kita memang dikehendaki untuk menjadi
bagian integral di dunia di mana saya dan anda berada untuk menahan kejahatan,
kebusukan dan kehancuran. Bukan untuk menjadi bagian kerusakan itu sendiri. Dan
ini memang tantangan yang tak mudah untuk dilakukan pada basis praktik hidup sehari-hari. Coba
anda renungkan sabda Yesus satu ini: “Demikianlah
hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu
yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga." (Matius 5:13).
Satu
hal yang pasti, ada banyak hal yang dapat Bapa lakukan, melalui diri anda,
untuk menyatakan kasih-Nya kepada begitu banyak manusia yang belum mengenalnya,
jika saja anda dan saya mau membangun diri sehingga benar-benar efektif sebagai
terang dunia dan garam dunia. Sangat tragis jika anda menjadi penuntun banyak
orang ke maut. Mari periksa diri kita, dan pastikan kita memenuhi kehendak
Yesus Sang Kristus, Tuhan kita, bahwa saya dan anda menjadi garam dan terang
dunia, mulai dari lingkungan terkecil anda.
Keberimanan
Semacam ini yang Dari Allah, Sangat Kaya Dengan Kasih Allah yang Besar Walau
Dunia Tidak Akan Memahaminya
(Siapakah
yang Sanggup Mendengarnya?)
Ketika
kita mulai mempertimbangkan ketakadilan dan keegoisan terdapat dalam
sabda-sabda Yesus, maka sebetulnya manusia sedang menempatkan dirinya sebagai
mahabijaksana jika bukan sama sekali mahakasih. Problem ini sendiri, oleh Yesus
pada eranya, tidak pernah diselesaikan melaui semacam penyesuaian atau
penyelarasan dengan norma atau nilai manusia, sebagaimana lazimnya yang ada dan
terlintas dalam pemikiran manusia yang bijaksana, kala menghadapi apa yang
dinilainya sebagai konflik nilai. Sebaliknya, Yesus mendudukan dirinya dibawah
kehendak Bapanya yang akan menunjukan 2
hal sekaligus: penghakiman dan kasih Allah yang begitu besar. Coba
pertimbangkan perkataan Yesus ini:
●Matius
15:13 Tidak ada kasih yang lebih besar
dari pada kasih seorang yang memberikan
nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.
●Yohanes
12:23-24,27Tetapi Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Telah tiba saatnya
Anak Manusia dimuliakan. Aku
berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah
dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan
banyak buah. Sekarang jiwa-Ku terharu dan apakah
yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini?
Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini.
Kasih
yang besar dan tragedi kematian, jelas bukan pasangan yang bijak untuk
diajarkan. Bagi kita katakan kasih, ya kasih. Jika memang Allah mahakasih maka
mengapa pengampunan dosa harus melalui sebuah tragedi pilu, bahkan pada Anak
yang Sangat Dikasihi-Nya? Bapa seperti apakah Ia? Ini memang begitu sukar untuk
dipahami dan untuk diterima manusia sebagai kebenaran yang dating dari Allah,
bahkan sejak dulu:
Markus
8:31-33 Kemudian mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak Manusia
harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala
dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari. Hal ini dikatakan-Nya dengan terus terang.
Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia. Maka berpalinglah Yesus
dan sambil memandang murid-murid-Nya Ia memarahi Petrus, kata-Nya:
"Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan
memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan
manusia."
Markus
15:29-32 Orang-orang yang lewat di sana menghujat Dia, dan sambil menggelengkan
kepala mereka berkata: "Hai Engkau yang mau merubuhkan Bait Suci dan mau
membangunnya kembali dalam tiga hari, turunlah dari salib itu dan selamatkan
diri-Mu!" Demikian juga imam-imam kepala
bersama-sama ahli Taurat mengolok-olokkan Dia di antara mereka sendiri dan
mereka berkata: "Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak
dapat Ia selamatkan! Baiklah Mesias,
Raja Israel itu, turun dari salib itu, supaya kita lihat dan percaya."
Bahkan kedua orang yang disalibkan bersama-sama dengan Dia mencela Dia juga.
Tahukah
saudara, bahwa semakin kita meletakan kebijakan kita sebagai dasar untuk
memeriksa kebenaran Yesus itu, maka secara alami kita harus meninggalkan dia
dan tidak akan pernah percaya lagi kepadanya. Dan realitas ini, bukankah secara gamblang
diangkat oleh Yesus sendiri? Coba kita sebentar memperhatikan episode ini:
▀Yohanes
6:50-66Inilah roti yang turun dari sorga: Barangsiapa makan dari padanya, ia
tidak akan mati. Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang
makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu
ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia." Orang-orang Yahudi bertengkar
antara sesama mereka dan berkata: "Bagaimana Ia ini dapat memberikan
daging-Nya kepada kita untuk dimakan."… Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman. Barangsiapa
makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam
dia. Sama seperti Bapa yang hidup
mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian
juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku…. Sesudah mendengar semuanya itu banyak
dari murid-murid Yesus yang berkata:
"Perkataan ini keras, siapakah yang
sanggup mendengarkannya?" Yesus yang di dalam hati-Nya tahu,
bahwa murid-murid-Nya bersungut-sungut tentang hal itu, berkata kepada mereka:
"Adakah
perkataan itu menggoncangkan imanmu? Dan
bagaimanakah, jikalau
kamu melihat Anak Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya
berada?... Mulai dari waktu itu
banyak
murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia.
Bisakah
anda melihat kasih Allah yang besar dari
episode di atas ini? Tetapi, apakah anda juga menemukan keberatan yang
teramat mengganggu pada Yesus ini, karena ia menunjukan hanya pada dirinya saja
ada keselamatan? Kalau orang-orang Yahudi sampai bertengkar dan banyak
murid-muridnya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia, maka sangat wajar
saja jika sampai ada yang tidak mau menerima pengajaran Yesus ini.
Atau,
paling sopan yang dapat anda lakukan, anda masih mengaku menjadi pengikut
Kristus tapi telah memperlakukan beberapa pernyataan Yesus terkait keselamatan
yang eksklusif pada dirinya sebagai pernyataan-pernyataan yang kuno dan tidak
berlaku sepanjang masa, mengingat zaman Yesus tidaklah semajemuk sekarang, jadi
ada kemungkinan besar, Yesus ini tidak visioner dan terjebak dalam ego sentris
kebenaran diri sendiri. Dan tentu saja ada banyak sekali argumen moralitas dan
perbuatan baik yang bisa anda ajukan. Namun, untuk argumen moralitas dan
perbuatan baik, sebetulnya telah gugur sejak Yesus mendasarkan pondasi
keselamatan pada dirinya sendiri. Memiliki perbuatan baik sama sekali tak
berguna baginya, bila tak memiliki dirinya. Perhatikan episode ini:
▀Matius
19:16-25 Ada seorang datang kepada Yesus, dan berkata: "Guru, perbuatan
baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?"
Jawab Yesus: "Apakah sebabnya engkau bertanya kepada-Ku tentang apa yang
baik? Hanya
Satu yang baik. Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup,
turutilah segala perintah Allah." Kata orang itu kepada-Nya:
"Perintah yang mana?" Kata Yesus: "Jangan membunuh, jangan
berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, hormatilah ayahmu dan
ibumu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." Kata orang
muda itu kepada-Nya: "Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih
kurang?" Kata Yesus kepadanya: "Jikalau engkau hendak sempurna,
pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin,
maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah
ke mari dan ikutlah Aku." Ketika orang muda itu mendengar
perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab banyak hartanya. … Ketika murid-murid mendengar itu, sangat gemparlah
mereka dan berkata: "Jika
demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?"
Yesus
sangat menghargai perbuatan baik.
Tetapi Yesus juga menyatakan: Hanya satu yang baik. Ini sendiri sebuah
penghakiman, bahwa ketika manusia mengejar hidup yang kekal berdasarkan
perbuatan baik, maka Yesus hendak menyataan bahwa di mata Allah tidak ada yang
didapati baik sehingga layak mendapatkan hidup kekal berdasarkan perjuangan
mengejar hidup baik . Hal ini semakin tajam terlihat, ketika dalam dialog
tersebut, terbukti bahwa orang tersebut memang benar-benar memiliki perbuatan
baik berdasarkan Taurat! Tetapi yang mengejutkan adalah pada apa yang kurang. Pada apa yang disebut
“kurang”, biasanya apa yang disebut kurang,
tidak akan meruntuhkan hal-hal besar yang dicapai dan dimilikinya hingga
dirinya sama sekali tak berharga. Tetapi yang mengejutkan itu, orang tersebut
walau memiliki perbuatan baik yang megah, sama sekali tidak berhak untuk
memperoleh hidup kekal. Yesus ketika
menekankan datanglah kemari dan ikutlah
Aku, lalu memvonis bahwa ia oleh perbuatan baiknya tidak dapat diselamatkan,
itu bukan karena orang tersebut kedapatan tidak memiliki perbuatan baik yang
sangat mulia, kita sudah melihat bahwa Yesus membenarkan semua klaim dengan
pernyataan “jikalau engkau hendak sempurna.” Seharusnya ketika ia menolak untuk
menjual seluruh harta bendanya, sementara ia sendiri terbukti memiliki
perbuatan baik berdasarkan hukum taurat, ia tidak perlu sampai kehilangan
haknya secara total untuk memiliki hidup kekal. Sejak kapan menolak menjual
semua harta adalah dosa? Ini bukan soal menolak menjual semua harta adalah
dosa. Ini adalah bagaimana hasrat seorang untuk memiliki hidup kekal
benar-benar total sebagaimana ia sendiri bertanya pada Yesus. Bukankah ia
datang kepada Yesus dengan keyakinan sebagai yang memiliki kebenaran
berdasarkan perbuatan baik-dan itu diakui Yesus! Jika benar itu adalah hasrat
terkuatnya untuk hidup kekal maka, ketika ia diundang untuk menjual seluruh
harta sebagai bagian integral untuk mengikut Yesus pada kasus orang tersebut, seharusnya tidak
akan menghalanginya. Ketika ia menolak mengikut Yesus berakhir pada tidak
memiliki keselamatan, itu sendiri terkait pada vonis Yesus: Hanya satu yang baik.
Tentu
akan alami, anda akan berkata tak percaya ini adalah kebenaran, dengan berkata:
jadi sekalipun berbuat baik begitu hebat, tetap tidak
masuk sorga-tetap tidak memiliki hidup kekal? Jadi orang harus
mutlak percaya kepada Yesus?? Saya ingin katakan, bahwa bukan hanya anda yang
terperanjat, sebab murid Yesus pada saat itu pun gempar dengan penjelasan Yesus
tersebut. Perhatikan hal ini:
▀Matius
19:25 Ketika murid-murid mendengar itu,
sangat
gemparlah mereka dan berkata: "Jika demikian, siapakah yang
dapat diselamatkan?"
Jika
perbuatan-perbuatan baik yang mulia dan diakui kebenarannya oleh manusia saja,
tidak sama sekali berkontribusi kepada keselamatan manusia itu, tetapi harus
mutlak memiliki Yesus-mengikut Yesus. Lalu, siapakah yang dapat diselamatkan?
Ini adalah pertanyaan yang sangat rasional sekaligus menunjukan bahwa para
murid pun mengalami kesukaran yang sungguh hebat untuk memahami keselamatan
yang bersentral pada Allah melalui Anak-Nya, dan bukan pada manusia dengan
segala upayanya. Karena itulah, Yesus memberikan jawaban yang juga menunjukan
bahwa Allah sungguh sangat mengasihi manusia, dalam ia berkata bahwa manusia
tidak dapat memiliki kehidupan kekal tanpa dirinya, walau ia memiliki perbuatan-perbuatan
baik yang mulia. Perhatikan jawaban Yesus terhadap pertanyaan: jika demikian,
siapakah yang dapat diselamatkan? Beginilah jawaban Yesus:
Yesus
memandang mereka dan berkata: "Bagi
manusia hal ini tidak mungkin,
tetapi bagi Allah segala
sesuatu mungkin."- Yohanes 19:26
Anda
baru saja melihat “segala sesuatu
mungkin” yang sangat sempit atau tunggal cara penggenapannya: hanya oleh Allah dalam dan melalui Yesus
Kristus saja.
Sehingga
kita bisa melihat, sementara Allah mengapresiasi perbuatan-perbuatan baik
manusia, namun itu tidak sama sekali membuat manusia menjadi BAIK bahkan dalam
ukuran kudus: memenuhi hukum Taurat. Ketika Yesus berkata Hanya SATU yang BAIK,
maka jelas semua manusia tidak memiliki satupun potensi untuk meraih BAIK yang
sanggup MEMBUKA sebuah pintu yang akan memberikan HIDUP KEKAL.
Saya
memahami, betapa ini sangat menyakitkan, mengiritasi nurani dan hati kecil,
mendengarkan Yesus sendiri mengajarkan hal ini. Tetapi dia sendiri tidak omong
besar pada “bagi Allah segala sesuatu mungkin”, karena ia sendirilah pada
kayu salib itu membuat semua manusia yang berjuang untuk memiliki hidup kekal
dalam perjuangan membangun perbuatan hidup baik, akan memiliki kasih
Allah-memiliki relasi dengan Bapa kalau
saja ia mau mengikut Yesus sebagai keputusan hidup yang sangat berarti. Maukah anda membuat keputusan untuk mengikut
Yesus karena anda menyadari bahwa sekalipun memang anda memiliki
perbuatan-perbuatan baik, itu sendiri bukan jalan untuk memiliki hidup
yang kekal.
Dalam
anda berjuang sendiri dengan perbuatan-perbuatan baik, memperhitungkannya
sebagai kebenaran diri di hadapan Allah untuk memperoleh hidup kekal, jelas
anda tak akan memiliki relasi dengan Allah dan mengenal betapa agungnya
keselamatan yang telah dipersiapkan Allah bagi siapa yang percaya dan
mengikut-Nya. Bahkan rasional sekali untuk berkata, apa gunanya bertuhan, jika
tanpanya aku memiliki moralitas yang begitu luhur sehingga perbuatan baikku
mampu menjangkau ribuan hingga jutaan manusia, bahkan sekalipun aku telah
meninggal dunia, kebaikanku terus berlangsung melalui yayasan yang kudirikan.
Anda
hanya akan memiliki relasi pada diri anda sendiri dan pada segenap potensi diri
anda sendiri sebagai juruselamat diri anda dan bagi manusia lainnya. Anda tak
akan pernah bergantung secara mulia kepada-Nya sehubungan dengan siapakah
penciptamu, dan betapa kecilnya anda untuk bisa mencapai kehidupan kekal itu.
Kalau keselamatan anda adalah karya terbesar anda bagi keselamatan anda, masih
tersisakah pujian bagi Allah yang telah
menciptakanmu? Masihkah anda dapat
berpikir untuk menutup mata dalam damai
sejahtera karena anda sudah memperoleh pengampunan sempurna yang datang dari
kasih Bapa yang sempurna melalui karya Anak-Nya yang tunggal pada kayu salib
itu?
Renungkanlah
ini secara seksama. Kiranya Roh Kudus menerangi hati dan pikiran anda.
Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan
kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita
kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu
hidup yang penuh pengharapan, untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat
binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di
sorga bagi kamu. Yaitu kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Allah karena imanmu
sementara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada
zaman akhir.- 1Petrus 1:3-5
Soli Deo Gloria
No comments:
Post a Comment