Oleh: Martin Simamora
Karena Yesus Kristus, Anak Allah, Bukanlah
"ya" dan "tidak", Tetapi Sebaliknya Di Dalam Dia Hanya Ada
"ya".
Siapakah Yesus Kristus yang
diberitakan itu? Pada surat kepada
jemaat di Korintus. Rasul Paulus menggambarkan kepada kita siapakah Kristus
dalam konteks satu-satunya yang berkuasa
untuk menggenapkan janji-janji Allah. Ini dengan demikian menunjukan bahwa
Yesus adalah satu-satunya yang dapat secara absolut dan tepat tanpa kemelesetan
dan tanpa ada sedikitpun yang tak terpenuhi sementara sebagian lainnya terpenuhi.
Mari perhatikan teks ini dan pada bagian-bagian yang saya berikan penekanan:
2Korintus
1:19 Karena Yesus Kristus, Anak Allah, yang telah kami
beritakan di tengah-tengah kamu, yaitu olehku dan oleh Silwanus dan Timotius, bukanlah "ya" dan
"tidak", tetapi
sebaliknya di dalam Dia hanya ada "ya".
Apakah maksudnya “bukanlah “ya”
dan “tidak” di sini, apakah maksudnya dengan demikian kalau kita berdoa maka
pasti dijawab ya senantiasa, mustahil untuk dijawab tidak?
Mari kita memperhatikan
penjelasan Paulus selanjutnya. Rasul ini kemudian menunjukan maksud “tetapi
sebaliknya di dalam Dia hanya ada “ya,” dengan sebuah relasi. Andaikata ini
sedang memaksudkan doa, maka relasi “bukanlah “ya” dan “tidak” pasti berelasi
dengan manusia atau orang percaya yang berdoa. Jadi dengan siapa Paulus
merelasikannya? Kita akan menemukannya pada penjelasan lugas Paulus berikut
ini:
2Korintus
1:20 Sebab Kristus adalah "ya"
bagi semua janji
Allah.
Kalau relasi “Kristus adalah
“ya” bagi semua janji Allah, maka penting untuk diketahui apakah isi atau
terkait apakah janji Allah itu. Mengetahuinya akan membuat kita memahami secara
benar apakah maksud dari “Yesus Kristus, Anak Allah, bukanlah “ya’ dan “tidak”,
tetapi sebaliknya di dalam Dia hanya ada”ya”. Perhatikan hal ini:
2Korintus
2:21-22 Sebab Dia
yang telah meneguhkan kami bersama-sama
dengan kamu di dalam Kristus, adalah Allah
yang telah mengurapi,
memeteraikan
tanda milik-Nya atas
kita dan yang memberikan Roh
Kudus di dalam hati kita sebagai jaminan dari semua yang telah disediakan untuk kita.
Ini sama sekali bukan soal
saya dan anda menjadi berbahagia karena
memiliki Yesus yang selalu Ya dan tak pernah Tidak atas apapun permintaan kita
sebagaimana keinginan saya dan anda. Ini semua soal relasi Allah dengan Yesus
terhadap umat kepunyaannya. Bagaimana
relasi itu wujudnya?
①Relasi
Kristus terhadap orang percaya: ada di dalam Yesus Kristus
❷Setiap orang yang memiliki relasi dengan Kristus akan menerima
peneguhan dari Allah: Dia adalah Allah yang mengurapi, memeteraikan tanda milik-Nya atas kita
Sebab Kristus adalah “ya”
bagi semua janji Allah, di sini Paulus sedang menyatakan sentralitas Kristus
terhadap orang percaya sebagai fundamental dan sumber bagi orang percaya untuk
secara pasti memiliki relasi yang bukan sekedar memiliki kehidupan pribadi
dengan Bapa, tetapi oleh karena Kristus maka setiap orang percaya oleh Bapa
diurapi, dimeteraikan tanda milik-Nya atas kita. Ini adalah kepastian absolut,
bukan semoga dan apalagi nanti baru ketahuan kepastiannya. Kristus, Anak Allah , bukanlah
"ya" dan "tidak", tetapi sebaliknya di dalam Dia hanya ada
"ya", dengan demikian sedang menunjukan bagaimana didalam
Kristus setiap orang percaya memiliki pengurapan, pemeteraian tanda milik-Nya.
Sehingga pada poin ini
sangat jelas kalau Yesus Kristus, Anak Allah bukanlah "ya" dan
"tidak", tetapi sebaliknya di dalam Dia hanya ada "ya",
memang sama sekali bukan bermaksud untuk mengatakan bahwa setiap doa,
permohonan dan pengharapanmu akan berjumpa dengan 100% ya sejak anda menjadi
Kristen hingga menutup mata. Bukan bermaksud untuk mengajarkan itu.
Kalau kita cermat, maka
Paulus pun mengaplikasikannya bukan pada soal doa tetapi pada soal bagaimana
Paulus menjadikannya sebagai teladan bagi dirinya bahwa kalau ia sudah
merencanakan sesuatu atau berencana
untuk melakukan atau berencana/berjanji untuk memberikan sesuatu maka itu sejak
mula dilakukan sebagai manusia yang
berintegeritas, bukan sedang membuai jemaat dengan janji-janji manis
tapi jauh dari tindakan menepati. Mari kita lihat bagaimana Paulus
mengaplikasikan “siapakah Yesus terhadap janji Allah” terhadap “siapakah
dirinya terhadap apa yang telah ia janjikan atau ia rencanakan”:
2Korintus
1:15-17 Berdasarkan keyakinan ini aku pernah merencanakan untuk
mengunjungi kamu dahulu, supaya kamu boleh menerima kasih karunia
untuk kedua kalinya. Kemudian aku mau meneruskan perjalananku ke
Makedonia, lalu dari Makedonia kembali lagi kepada kamu, supaya kamu menolong
aku dalam perjalananku ke Yudea. Jadi, adakah aku bertindak serampangan dalam merencanakan hal ini? Atau adakah aku membuat rencanaku itu menurut
keinginanku sendiri, sehingga
padaku serentak terdapat "ya" dan
"tidak"?
Sekarang kita melihat
melalui aplikasi yang diterapkan pada diri Paulus terkait bukanlah "ya" dan
"tidak", tetapi sebaliknya di dalam Dia hanya ada "ya" bukan
sama sekali soal Allah dalam Kristus pasti senantiasa jawab ya bagi doa-doamu
dan tak akan pernah ada jawaban tidak. Ini, sebaliknya soal integritas pada
diri manusia –dalam hal ini Paulus, dan pada Yesus, soal integritas dan
kuasanya untuk memenuhi janji-janji Allah terkait keselamatan kita adalah
kepastian dalam rupa: mengurapi dan memeteraikan kita sebagai kepemilikannya.
Paulus memaparkan sebuah
rencana perjalanan untuk mengunjungi jemaat-jemaat Tuhan. Pertama-tama ia
berencana untuk memprioritaskan Korintus. Ini bukan rencana pribadi berdasarkan kehendaknya, tetapi sejak
semula ia meletakan ini sebagai rencana Allah melalui dirinya bagi jemaat Tuhan
yang dipercayakan padanya. Ia kemudian menunjukan satu hal terkait rencana
panjang itu, tidak akan pernah menjadi “mudah-mudahan” atau “akan pergi jika tak
ada halangan.” Ia membawa level integritas melampaui nilai terbaik yang dapat
diberikan manusia terbaik yang mampu
membangun level integritas unggulan, jempolan. Mengapa saya katakan demikian,
karena terkait rencana yang telah ia janjikan kepada jemaat untuk dilakukan,
beginilah ia menuliskan:
2Korintus
1:17-20 Atau adakah aku membuat
rencanaku itu menurut keinginanku
sendiri, sehingga padaku serentak terdapat "ya" dan
"tidak"? Demi Allah yang setia, janji kami kepada kamu bukanlah serentak
"ya" dan "tidak".
Ini tidak hendak mengatakan
Paulus adalah manusia ilahi sehingga kalau berjanji pasti ya, tidak pernah
gagal. Bukan itu. Apa yang menjadi pesan besarnya adalah ini: ini adalah
pekerjaan Tuhan, bukan rencanaku atau bisnisku bagi pemberitaan kabar baik dari kerajaan Tuhan.
Paulus benar-benar membangun dasar yang baik bagi dirinya dalam melakukan
tindakan-tindakan pelayanannya, dengan berkata: adakah aku membuat rencanaku
itu menurut keinginanku sendiri? Paulus
tahu sekali kalau keinginan dirinya tidak berkuasa untuk menentukan kepastian
untuk sebuah masa depan dan kegiatan yang direncanakannya.
Perhatikan, Paulus di sini
sedang mengadakan perubahan rencana sehingga terjadi penundaan dan pengunduran
waktu. Namun dalam semua itu ia meletakan rencana-rencananya bukan miliknya dan
dalam berencana, ia sadar sekali kalau yang dimilikinya hanyalah ini:
2Korintus
1:12 Inilah yang kami megahkan,
yaitu bahwa suara hati kami memberi kesaksian kepada kami, bahwa hidup
kami di dunia ini, khususnya
dalam hubungan kami dengan kamu, dikuasai oleh
ketulusan dan kemurnian dari Allah bukan oleh hikmat duniawi,
tetapi oleh kekuatan kasih
karunia Allah.
Integritas Paulus dibangun
berdasarkan kekuatan kasih karunia Allah
untuk dapat mewujudkan rencana-rencana kudus terhadap jemaat Tuhan. Ia
meletakan dirinya sebagai hamba yang bergantung penuh pada kekuatan Allah. Ia
bahkan terhadap jemaat hanya dibangun oleh pondasi: dikuasai oleh ketulusan dan
kemurnian dari Allah, bukan oleh hikmat duniawi, tetapi oleh kekuatan kasih
karunia Allah.
Integritas dalam kasih
karunia, oleh Paulus, ditunjukannya sebagai bekerja bagi Tuhan dalam persekutuan yang indah dengan
jemaat yang dilayaninya. Ia bahkan terbuka kalau ia benar-benar membutuhkan
pertolongan:
2Korintus
1:16 lalu dari Makedonia kembali lagi
kepada kamu, supaya kamu menolong aku dalam perjalananku
ke Yudea.
Mengapa Paulus merujukan Yesus
sebagai teladan integritasnya sementara ia sendiri manusia? Karena dalam hal
ini Paulus ingin menunjukan bahwa kekuatan integritasnya bersumber dari
integritas Allah dan Yesus yang tidak mungkin “ya” dan “tidak” sekaligus. Ia
walau bisa saja mendapat hambatan, ia ingin menunjukan bahwa jiwa pelayanannya
dijiwai oleh kemurnian dari Allah. Itu sebabnya ia berkata:
2Korintus
1:18 Demi Allah yang setia, janji kami kepada kamu bukanlah
serentak "ya" dan "tidak".
Bisakah kita membangun
integritas yang bersumber dari kasih karunia Allah ini? Jawabnya bisa! Paulus
bahkan memberikan sumber kekuatan bagi saya dan anda untuk melakukannya: “Karena
Yesus Kristus, Anak Allah, yang telah kami beritakan di tengah-tengah kamu,
yaitu olehku dan oleh Silwanus dan Timotius, bukanlah "ya" dan
"tidak", tetapi sebaliknya di dalam Dia hanya ada "ya".”(2Kor
1:19). Jadi saya dan anda bisa, asalkan anda memiliki pertama-tama sebuah
persekutuan dengan Allah dalam Kristus yang hanya dapat diadakan oleh Allah
dengan mengurapi, memeteraikan kepemilikan kita oleh Bapa dalam Kristus.
Karena itulah realisasi
integritas berdasarkan kekuatan kasih karunia untuk mewujudkan rencana kerja
pelayanan jemaat, menjadi sangat gemilang dan tajam dalam menghadapi beragam
resiko yang tak main-main:
2Korintus
4:16-18Sebab itu kami tidak tawar
hati, tetapi meskipun manusia
lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari
sehari ke sehari. Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi
kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada
penderitaan kami. Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang
tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak
kelihatan adalah kekal.
2Korintus
6:3- Dalam hal
apapun kami tidak memberi sebab orang tersandung, supaya pelayanan
kami jangan sampai dicela. Sebaliknya, dalam segala hal kami menunjukkan, bahwa
kami adalah pelayan Allah, yaitu: dalam menahan dengan penuh kesabaran dalam
penderitaan, kesesakan dan kesukaran, dalam menanggung dera, dalam penjara dan
kerusuhan, dalam berjerih payah, dalam berjaga-jaga dan berpuasa; dalam
kemurnian hati, pengetahuan, kesabaran, dan kemurahan hati; dalam Roh Kudus dan
kasih yang tidak munafik; dalam pemberitaan kebenaran dan kekuasaan Allah;
dengan menggunakan senjata-senjata keadilan untuk menyerang ataupun untuk
membela ketika dihormati dan ketika dihina; ketika diumpat atau ketika dipuji;
ketika dianggap sebagai penipu, namun dipercayai, sebagai orang yang tidak
dikenal, namun terkenal; sebagai orang yang nyaris mati, dan sungguh kami
hidup; sebagai orang yang dihajar, namun tidak mati; sebagai orang berdukacita,
namun senantiasa bersukacita; sebagai orang miskin, namun memperkaya banyak
orang; sebagai orang tak bermilik, sekalipun kami memiliki segala sesuatu.
Praktik sehari-hari dari janji kami kepada kamu bukanlah serentak "ya" dan "tidak adalah
apa yang dinyatakan Paulus di atas.
Bisa tidak saya dan anda
sebagai para pelayan atau hamba Tuhan memiliki integritas semacam itu? Jawabnya
bisa, kalau sungguh anda adalah milik kepunyaan Allah maka anda dan saya
memiliki kekuatan kasih karunia Allah untuk menciptakan kehidupan semacam ini.
Jiwamu bukanlah kekuatan itu, tetapi Kristus yang ada didalam saya dan anda,
jika benar demikian, akan menjadi sumber sejati bagi saya untuk bisa
melakukannya.
Jadi hari ini apa yang akan
anda rencanakan untuk dilakukan? Apakah memulai untuk membangun budaya
pelayanan ini: “Dalam hal apapun kami tidak
memberi sebab orang tersandung,
supaya pelayanan kami jangan sampai dicela?” Saya pikir ini penting untuk
dimiliki semua yang mengaku pelayan Tuhan. Menyedihkan bukan mengucap nama
Tuhan di mimbar, tapi pencuri uang, penerima suap atau pemberi suap, atau mark
up proyek. Pada akhirnya ini adalah kehidupan saya atau anda pribadi kok. Mau
yang seperti apa anda bangun diri anda?
Jangan sia-siakan setiap
waktu dan peluang untuk melayani Tuhan. Serahkanlah kesehatan, kecerdasan,
waktu dan segenap potensi diri kepada Tuhan. Saya tidak bermaksud berkata bahwa
anda harus “full-time’, tapi kalau bisa sejauh itu jiwa yang Tuhan benamkan
padamu dan anda memiliki semua hal untuk melakukannya, mengapa tidak??
Saya ingin mengatakan satu
hal. Dalam Tuhan, hidupmu dan saya walau alamiah tidak lagi alamiah dikarenakan
Yesus ada dalammu, jika anda memang
memiliki Yesus sebagai sumber kedamaian dan kelegaan jiwa dan pikiran maka
dunia dengan segala fluktuasi ekonomi, politik dan prospek tidak akan mendikte
ke kedalaman jiwamu, sebab sebagai hamba Tuhan atau orang percaya kita memiliki
ketangguhan dan ketahanan untuk bertahan dan menang agar maksud Bapa atas kehidupan saya dan anda tergenapi.
Coba perhatikan ini:
2Korintus
8:1-3 Saudara-saudara, kami hendak
memberitahukan kepada kamu tentang kasih karunia yang dianugerahkan
kepada jemaat-jemaat di Makedonia. Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai
penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam
kemurahan. Aku bersaksi, bahwa mereka telah memberikan menurut kemampuan
mereka, bahkan melampaui kemampuan mereka.
Kasih karunia itu
menghasilkan kuasa bagi kehidupan saya dan anda. Paulus mengangkat problem dan
keterbatasan jemaat-jemaat Makedonia yaitu sangat miskin. Anda tentu tahu kalau
sangat miskin, apakah yang bisa dilakukan, untuk diri sendiri saja kepayahan.
Saya dan anda pasti memiliki
keterbatasan. Saya juga memiliki keterbatasan yang tidak kecil, tetapi apakah
harus berhenti? Kalau benar kita memiliki kasih karunia maka itu akan
mengerjakan hal-hal yang melampaui keterbatasan saya, juga anda. Saya melayani
melalui blog bukan karena saya hebat, tetapi sangat terbatas, namun membuat
saya efektif. Tentu saja apapun itu
harus dikembangkan dan diluaskan, tetapi bukan berdasarkan kemauan diri sendiri
tetapi berdasarkan kasih karunia Tuhan yang bekerja pada kita.
Akhirnya, semua harus sadar,
kalau telah memilih melayani Tuhan maka yang terpenting itu bukan menjaga
reputasi diri melalui terlihat gagah, kaya, mentereng, cakep, modis,
kemana-mana naik mobil, tetapi mari kita pastikan satu hal ini tergenapi pada
diri saya dan anda: Dalam hal apapun kami tidak memberi sebab
orang tersandung, supaya
pelayanan kami jangan sampai dicela. Sebaliknya, dalam segala hal kami
menunjukkan, bahwa kami adalah pelayan Allah.
Kebahagian terbesar seorang
pelayan Tuhan, seharusnya dapat meninggalkan sebuah legacy yang mulia dan tak bisa
digantikan dengan uang yaitu: dalam hal apapun kami tidak memberi sebab orang tersandung,
supaya pelayanan saya dan anda jangan sampai dicela. Sebaliknya, dalam segala
hal kami menunjukan, bahwa kami adalah pelayan Allah.
Selamat berbahagia dalam
melayani Tuhan. Kiranya penuh sukacitamu dalam melayaninya, dan tak berkekurangan sedikitpun semangat
juang untuk melayani Tuhan dalam sebuah
pemberian totalitas diri dalam ketulusan jiwa kepada Tuhan bagi Jemaatmu. Tuhan memberkati dan menolong kita untuk mewujudkannya.
Soli
Deo Gloria
No comments:
Post a Comment